pengaruh penerapan strategi belajar aktif tipe group

advertisement
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE
GROUP TO GROUP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA KELAS XI SMAN 1 V KOTO KAMPUNG DALAM
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Oleh
Amelia Yufinda, Nurhadi, Liza Yulia Sari
Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Learning biology at SMAN 1 V Koto Kampung Dalam is monotonous. This condition resulted to
the students’ science learning outcomes are low. One of the reason is the teacher only uses the lecture
method during the learning process, so that the students often feel bored because just listening to the
explanation from the teacher. To overcome this problem, it is necessary better to apply one way to keep
students active and motivated in learning from an active learning strategy into group to group. This
research is aimed to determine the effect of the application of active learning strategies with group to
group towards learning biology outcomes at XI class of SMAN 1 V Koto Kampung Dalam. This research
is an experimental research by using a randomized study design with Posttest Only Control Group
Design. The population in this research is all students at XI class of SMAN 1 V Koto Kampung Dalam In
academic year 2013/2014. The sampling used is purposive sampling technique, so that XI class IPA4
becomes experimental class and XI class IPA2 as control class. The data in this research is the result of
student learning outcomes which includes cognitive, and affective. Data on cognitive obtained by
performing final tests while the affective domain is done by non test is fill out the observation. The data is
analyzed by using t-test. Based on the results of the final test, the average value obtained cognitive
experimental class is 76.11 higher than the control class is 66.44. By t test, t = 4.15 is obtained and table =
1.67. Thus t count> t table, so the hypothesis is accepted. The average value of the affective domain
experimental class that 76.47 is higher than the control class is 58.89. By t test, t = 4.15 is obtained and
table = 1.67. Thus t count> t table, so the hypothesis is accepted.
Key word : strategy, active learning, group to group, learning outcomes
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan suatu
kegiatan interaktif yang bernilai edukatif.
Interaksi edukatif ini terjadi antara guru dengan
anak didik dan antara anak didik sesamanya serta
antara anak didik dengan lingkungannya.
Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mencapai hasil yang optimal
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Untuk terjadinya interaksi edukatif
yang baik dalam pembelajaran perlu diketahui
berbagai persyaratan yang diperlukan seperti;
pendekatan, metode, kondisi, sarana dan
prasarana
dan
mengenali
perkembangan
intelektual, psikologis dan biologis anak didik
(Lufri, 2007: 1). strategi diartikan sebagai suatu
cara atau kiat untuk bertindak dalam usaha
mencapai tujuan atau target yang telah ditentukan
(Lufri, 2007: 2).
Berdasarkan hasil survei dan wawancara
dengan guru biologi di SMA N I V Koto
Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman
pada Jum’at 14 Februari 2014, proses
pembelajaran cenderung monoton siswa hanya
mendengarkan guru menerangkan pembelajaran
di depan kelas, siswa tidak dibiasakan berdiskusi
dalam pembelajaran, kurangnya keterbukaan diri
dan bertukar pendapat antara siswa dengan siswa
dan antara siswa dengan guru, semuanya hanya
berpusat pada guru. Dari semua materi yang
dipelajari di semester II kelas XI IPA SMA,
terlihat bahwa hasil belajar siswa yang paling
rendah terdapat pada materi sistem reproduksi.
Hasil belajar siswa yang rendah tersebut
dapat dilihat dari rata-rata ulangan harian materi
sistem reproduksi siswa kelas XI SMAN 1 V
Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang
Pariaman tahun pelajaran 2012/2013 yang masih
berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditetapkan, yaitu 75. Salah satu
strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran adalah strategi belajar
aktif (active learning). Salah satu strategi belajar
aktif yaitu tipe group to group. Group To Group
adalah pertukaran kelompok dengan kelompok.
Tugas yang berbeda diberikan kepada
kelompok peserta didik yang berbeda (Silberman,
2009: 166). Strategi ini menuntut siswa untuk
berbagi pendapat, berpikir tentang apa yang akan
dipelajari, berdiskusi dengan teman, bertanya dan
mengkonstruksikan
pengetahuan
yang
dipelajarinya. Pada strategi aktif tipe group to
group siswa diharapkan mampu berdiskusi
dengan teman sekelompoknya, hal ini dilakukan
agar siswa dapat bertukar pikiran dengan teman
sekelompoknya, sehingga adanya komunikasi dan
keterbukaan antar siswa. Penelitian ini bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
penerapan
pembelajaran aktif tipe Group To Group terhadap
hasil belajar siswa kelas XI SMA N I V Koto
Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman.
Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran
yang memperbanyak aktivitas siswa dalam
memperoleh segala bentuk informasi dari
berbagai sumber dalam proses pembelajaran di
dalam kelas, untuk mempelajari sesuatu maka
tidaklah hanya mendengar dan melihat saja, jika
siswa bisa melakukan sesuatu dengan informasi
yang diperoleh, maka mereka juga akan dapat
memperoleh umpan balik. Belajar aktif juga
merupakan salah satu cara untuk mengingat
informasi yang baru kemudian menyimpannya di
dalam otak, karena banyak faktor yang
menyebabkan informasi cepat dilupakan. Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh Silberman
(2009: 2) Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa
yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.
Apa yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau
diskusikan dengan beberapa kolega/ teman, saya
mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat,
diskusikan dan lakukan, saya memperoleh
pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya
ajarkan kepada orang lain, saya menguasainya.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang
dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan Hamalik
(2008: 155) , hal serupa juga diungkapkan oleh
Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Burton, (1952) dalam Lufri, (2007: 11)
hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi,
kemampuan (ability), dan keterampilan.
Penelitian yang relevan sudah dilakukan
oleh Wahyuni Suci (2013) yang berjudul
Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Tipe Group To Group Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Kelas IX SMPN 1
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Dari
penelitian itu bahwa, pembelajaran matematika
menggunakan strategi belajar aktif tipe group to
group dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa. Penelitian yang sama juga
telah dilakukan Pranika Neli (2011) yang
berjudul Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe
Group To Group Exchange (GGE) Pada
Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2
Lembah Gumanti Kabupaten Solok. Dari
penelitian
itu,
pembelajaran
dengan
menggunakan strategi belajar aktif tipe Group To
Group Exchange (GGE) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Penelitian ini dilakukan terhadap dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas XI
SMAN 1 V Koto Kampung Dalam Kabupaten
Padang Pariaman, pada semester II tahun
pelajaran 2013/2014 pada 8 Mei 2014 sampai 5
Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 V Koto
Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman
yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2013/2014
yang terdiri dari empat kelas.
Pengambilan
sampel
dengan
teknik
Purposive Sampling yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut: (1) mengambil skor mentah dari
ulangan harian guru bidang studi biologi, (2)
menghitung nilai rata-rata untuk setiap kelas dari
populasi, (3) menentukan sampel dengan
mengambil 2 kelas yang mempunyai nilai ratarata yang hampir sama, dan (4) dari dua kelas
yang diperoleh maka penentuan kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilakukan dengan pengundian,
yang terambil pertama merupakan kelas
eksperimen dan pengambilan kedua merupakan
kelas kontrol. Berdasarkan teknik pengambilan
sampel tersebut maka kelas XI IPA4 ditetapkan
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA2
sebagai kelas kontrol.
Prosedur dalam penelitian ini adalah (1)
guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, dari 6
kelompok akan membahas 3 materi yang
berbeda, jadi akan terdapat 2 kelompok yang
membahas materi yang sama, (2) guru menunjuk
sendiri kelompok yang akan melakukan
presentasi di depan kelas, jadi setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama, hal ini akan
mengakibatkan setiap siswa menjadi lebih
terdorong untuk memahami materi yang sedang
didiskusikannya. (3) kelompok yang terpilih
untuk tampil dipilih secara acak salah satu
anggota yang akan mempersentasikam hasil
diskusinya, hal ini akan membuat setiap siswa
lebih terdorong untuk memahami materi yang
sedang didiskusikannya. (4) sesudah presentasi
kelompok selesai, guru menambahkan jawaban
atau memperkuat jawaban siswa tentang materi
yang sedang dipelajari dan siswa menuliskan
kesimpulan dari hasil diskusi kelompok tersebut.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar ranah kognitif dan lembar
observasi untuk ranah afektif.
Analisis data bertujuan untuk menguji
hipotesis yang diajukan, apakah diterima atau
ditolak. Setelah data penelitian nilai hasil belajar
diproses, maka ditentukan nilai rata-rata kelas
eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol.
Untuk menentukan uji hipotesis yang akan
digunakan dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada ranah kognitif nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas
kontrol yaitu pada kelas eksperimen 76,11, pada
kelas kontrol 66,44. Pada uji normalitas kedua
kelas sampel berdistribusi normal, dan untuk uji
homogenitas kedua kelas sampel homogen.
Setelah dilakukan uji hipotesis didapatkan hasil
bahwa hipotesis diterima, hal ini ditunjukkan dari
hasil thitung > ttabel. Sedangkan pada ranah afektif,
nilai afektif pada kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan penerapan strategi belajar aktif
tipe group to group lebih tinggi dari pada kelas
kontrol dengan penerapan pembelajaran dengan
metode ceramah, yaitu pada kelas eksperimen
mendapatkan rata-rata 76,47, pada kelas kontrol
58,89.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh,
penerapan strategi belajar aktif tipe group to
group lebih baik dari pada menggunakan metode
ceramah. Hal ini dapat di lihat dari hasil rata-rata
yang diperoleh. Pada strategi aktif tipe group to
group ini, siswa dapat saling berbagi pendapat
dengan teman, saling bekerjasama, mempunyai
rasa tanggung jawab, dan mengkontruksikan
pengetahuan yang dimilikinya, dan sudah ada
beberapa siswa yang ingin menanggapi hasil
diskusi kelompok lain dan mengajukan
pertanyaan.
Menurut
Zalfendi,
(2010:
183)
Keuntungan penggunaan teknik kerja kelompok
ialah: (1) Dapat memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas sesuatu masalah. (2)
Dapat memberikan kesempatan pada para siswa
untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan
mengenai sesuatu kasus atau masalah. (3) Dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan dan
mengajarkan keterampilan berdiskusi. (4) Dapat
memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan
siswa sebagai individu serta kebutuhannya
belajar. (5) Para siswa lebih aktif tergabung dalam
pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif
berpartisipasi dalam diskusi. (6) Dapat
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengembangkan
rasa
menghargai
dan
menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling
membantu kelompok dalam usahanya mencapai
tujuan bersama.
Hal ini juga diungkapkan oleh Adisusilo,
(2012: 24) cara mengajar dengan diskusi, tugas
kelompok, tukar pendapat sesame teman dan
berlatih merumuskan sendiri pengetahuannya
serta mengonfrontasi pendapatnya dengan siswa
lain akan mendorong siswa membangun dan
menyempurnakan
pengetahuannya
lebih
sempurna. Belajar lebih menekankan proses
mengonstruksi pengetahuan dan bukan hasil.
menurut Adisusilo, (2012: 23) belajar dengan
teman akan memungkinkan sikap kritis dan saling
menukarkan perbedaan akan menantang siswa
untuk semakin mengoreksi dan mengembangkan
pengetahuan yang telah dibentuknya. Diskusi
dengan teman sangat membantu penangkapan dan
pengembangan pemikiran siswa dalam belajar.
Ranah afektif tercermin dalam sikap dan
perasaan diri seseorang, perkembangan ranah
afektif sama ragamnya dengan perkembangan
ranah kognitif, maksudnya tingkat perkembangan
ranah afektif seseorang sangatlah beragam.
Menurut Sudijono (2011: 54) ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku, seperti: perhatiannya
terhadap mata pelajaran, kedisiplinanya dalam
mengikuti pelajaran, motivasinya yang tinggi
untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran yang
diterimanya, penghargaan atau rasa hormat
terhadap guru, dan sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh penerapan pembelajaran
aktif tipe Group To Group pada pembelajaran
biologi siswa kelas XI IPA SMAN I V Koto
Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman
terhadap hasil belajar siswa.
Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang
diperoleh maka peneliti mengemukakan beberapa
saran sebagai berikut: (1) bagi guru biologi
SMAN 1 V Koto Kampung Dalam, strategi
pembelajaran ini dapat diterapkan untuk
memperkaya keterampilan proses guru dalam
mengajar, (2) meskipun sudah dilakukan
penelitian terhadap penerapan strategi Group to
Group dan sudah diperoleh hasil yang sesuai
diharapkan, untuk penelitian selanjutnya dapat
memodifikasi strategi pembelajaran Group to
Group supaya lebih menarik, dan (3) untuk
penelitian selanjutnya perhatikan materi yang
digunakan.
KEPUSTAKAAN
Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran Nilai –
Karakter. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning: 101
Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung:
Nuansa.
Hamalik, O. 2008. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan
Pendekatan
Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Lufri.
2007. Strategi Pembelajan
Padang: UNP Press.
Biologi.
Pranika, N. 2011. Penerapan Metode Balajar
Aktif Tipe Group To Group Exchange
(GGE) Pada Pembelajaran Biologi Di
Kelas VIII SMPN 2 Lembah Gumanti
Kabupaten
Solok
(Tidak
Dipublikasikan). Padang: STKIP.
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
Rajagrafindo
Persada
Wahyuni, S. 2013. Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Group To
Group Terhadap Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Kelas IX SMPN 1
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Skripsi (Tidak dipublikasikan). Padang :
STKIP.
Zalfendi. 2010. Strategi Pembelajaran. Padang:
Sukabina Press
Download