BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan peradaban, ilmu pengetahuan, teknologi, teknik informasi komputer, dan transportasi mendorong meningkatnya kebutuhan manusia. Semakin tinggi peradaban dan ilmu pengetahuan, maka semakin banyak jenis kebutuhan yang dituntut oleh masyarakat. Tingkat-tingkat kebutuhan masyarakat itu berkembang dari kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan manusia terhadap materi semakin meningkat yang meliputi jenis, asal, mutu, harga dan sebagainya dari suatu barang. maka makin berkembang pula dunia perdagangan. Meningkatnya perdagangan tidak hanya terbatas di dalam memenuhi kebutuhan dalam negara saja, akan tetapi menjadi berkembang diluar batas suatu negara tersebut (luar negeri) Transaksi perdagangan dalam negara tidak banyak menghadapi masalah akan tetapi timbul masalah apabila transaksi perdagangan itu terjadi antar negara, yang menjadi penyebabnya antara lain adalah karena perbedaan mata uang, hukum yang berlaku, kebiasaan (adat istiadat), kebangsaan (kewarganegaraan), jarak antar pembeli dan penjual serta faktor-faktor lainnya. Kegiatan perdagangan luar negeri meliputi transaksi ekspor–impor barang maupun jasa. Transaksi ekspor–impor ini baru akan terjamin dan lancar, jika ada lembaga yang terkait dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah melalui jasa perbankan. Sebagaimana kita ketahui bahwa bank adalah suatu lembaga keuangan atau badan usaha yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dengan begitu bank bisa dijadikan instrument penting dalam memperlancar jalannya pembangunan bangsa. Pada dasarnya eksportir maupun importir, serta pihak–pihak yang terkait dalam transaksi perdagangan internasional mengharapkan agar transaksi ekspor– impor mereka berjalan lancar dan terjamin, tanpa adanya hambatan–hambatan apapun. Keinginan ini tampak jelas, karena pihak–pihak yang terkait mengharapkan diperolehnya keuntungan yang maksimal dari hasil transaksinya. Terwujudnya keuntungan yang maksimal merupakan salah satu tujuan utama dari transaksi yang mereka adakan, sehingga hasil itu baru akan nyata apabila cara pembayaran yang mereka tempuh cukup baik dan terjamin. Fungsi bank sangatlah penting bagi aktivitas perdagangan internasional. Baik ekspor maupun impor, terutama sebagai perantara dibanding pelaksanaan teknis pembayaran luar negeri. Pada umumnya semua bank dapat melaksanakan pembayaran luar negeri bank tersebut harus memiliki izin sebagai bank devisa. Pembayaran ke luar negeri tidak dapat dilakukan dengan rupiah, karena mata uang rupiah belum dapat diterima sebagai alat pembayaran yang sah di luar negeri. Pembayaran di luar negeri hanya dapat dilakukan dengan menggunakan mata uang negara yang bersangkutan. Pembayaran ke luar negeri adalah suatu transaksi yang menyangkut penggunaan valuta asing. Para pihak yang terkait dalam negeri (Indonesia) sering melakukan transaksi–transaksi dengan menggunakan valuta asing dalam perdagangan internasional. Sementara tingkat kurs (nilai tukar) valuta asing terhadap rupiah tidak selalu tetap dari waktu ke waktu. Dalam penyusunan laporan keuangan agar neraca dapat menyajikan posisi keuangan secara wajar, maka aktiva dan kewajiban dalam valuta asing harus dijabarkan dengan kurs pada tanggal neraca, dan selisih kurs yang timbul karenanya diperhitungkan ke dalam laba–rugi periode berjalan. Selisih perbedaan kurs akan berpengaruh terhadap laba-rugi periode operasional dan laba–rugi periode berjalan secara keseluruhan. Akibat nilai tukar yang selalu berubah-ubah akan berpengaruh terhadap pengakuan hasil usaha atas transaksi–transaksi yang melibatkan valuta asing. Pendapatan diakui sesuai dengan prosedur akuntansi yang dipilih dan sudah merupakan prinsip akuntansi Indonesia yang diterima umum akan sangat berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang dilaporkan dalam laporan hasil usaha periode berjalan dan akhirnya berpengaruh pada laporan posisi keuangan perusahaan sacara keseluruhan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis memilih judul sebagai berikut : “ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DARI TRANSAKSI LETTER OF CREDIT TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN PADA LEMBAGA PERBANKAN” Penelitian di atas pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian ini, penulis mengambil rujukan skripsi yang berjudul: Analisis Perlakuan Akuntansi dari Transaksi Letter of Credit Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada Lembaga Perbankan (Studi Kasus Pada Bank BRI) oleh Fenny Rosalina pada tahun 2006 dari Universitas Islam Bandung. Perbedaan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitiannya, dimana peneliti terdahulu melakukan penelitian di Bank BRI Bandung, sedangkan penulis melakukan penelitian di Bank Niaga Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah pada penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana perlakuan akuntansi dari transaksi Letter of Credit pada Bank Niaga. 2. Bagaimana penerapan pengakuan pendapatan yang digunakan terhadap besarnya pendapatan yang dilaporkan dalam laporan hasil usaha. 3. Bagaimana perlakuan akuntansi dari transaksi Letter of Credit terhadap pengakuan pendapatan pada lembaga perbankan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi dari transaksi Letter of Credit terhadap pengakuan pendapatan pada lembaga perbankan. Penelitian ini juga bertujuan untuk: 1. Mempelajari dan menilai perlakuan akuntansi dari transaksi Letter of Credit pada Bank Niaga. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pengakuan pendapatan dalam hubungannya dengan metode pengakuan pendapatan yang digunakan terhadap pendapatan yang diakui dalam laporan hasil usaha. 3. Mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi dari transaksi Letter of Credit terhadap pengakuan pendapatan pada lembaga perbankan. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Penulis Penelitian ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman akan seberapa besar analisis perlakuan akuntansi terhadap transaksi Letter of Credit pada lembaga perbankan dan juga untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Letter of Credit terhadap pengakuan pendapatan yang diterima dari transaksi ini. Juga untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu tolak ukur dalam menjalankan sistem Letter of Credit yang lebih baik dan koreksi dalam menjalankan sistem Letter of Credit agar dapat membuat perusahaan mandapatkan hasil yang optimal. 3. Pihak Ketiga Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran Lembaga perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang mempunyai barbagai macam produk dan fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tidak hanya untuk membantu masyarakat dalam melakukan transaksi menghimpun dana dan menyalurkannya dalam bentuk-bentuk lainnya. Selain untuk memenuhi transaksi dalam negeri, bank juga mempunyai fungsi untuk membantu konsumen untuk melakukan transaksi perdagangan dengan dunia luar (Internasional). Adanya transaksi dengan dunia luar memacu perusahaan untuk berani bersaing baik mutu maupun pelayanannya. Transaksi dengan dunia internasional lebih banyak menghadapi masalah tidak seperti dengan transaksi dalam negeri. Masalah yang dihadapi biasanya karena adanya perbedaan mata uang, hukum yang berlaku, kebiasaan dan jarak antara pembeli dan penjual dan resiko-resiko lainnya. Transaksi perdagangan luar negeri meliputi ekspor-impor barang maupun jasa. Pergerakan produk dan jasa secara bebas ini akan menimbulkan masalah jika tidak adanya lembaga terkait yang akan menjamin kelancaran dalam pelaksanaannya. Bank yang melakukan transaksi dengan luar negeri harus memiliki izin sebagai bank devisa Sebagai lembaga yang bermotif profit oriented. Maka bank pun akan memperhatikan keuntungan yang harus dicapainya. Bank memiliki berbagai sumber pendapatan yang salah satunya berasal dari kegiatan pembiayaan. Kegiatan pembiayaan ini harus dilakukan dengan sebaik mungkin dan diupayakan tidak terdapat kegiatan pembiayaan yang macet sehingga kelangsungan hidup dari bank tersebut pun dapat terjamin. Menurut standar akuntansi keuangan yang dimaksud dengan pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya didalam suatu periode. Tidak termasuk dalam pengertian diatas, pendapatan adalah peningkatan aktiva perusahaan yang timbul dari pembelian harta, investasi oleh pemilik, persamaan atau koreksi laba-rugi periode lalu. Menurut Accounting Terminology Buletin yang dikutip oleh Ahmedriahi dan Belkaoui (2006;279) menyatakan bahwa: “Pendapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan pembebanan yang dikenankan kepada pelanggan, klien atau penyewa untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka. Pendapatan juga mencakup keuntungan dari penjualan aktiva tetap (selain saham yang diperdagangkan), bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi,dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyesuaian modal”. Pendapatan dan laba tidak boleh diantisipasi secara material yang dinyatakan terlampau besar atau terlampau kecil. Mengingat adanya perbedaan antara saat dilakukan persetujuan untuk menjual dengan saat penyerahan barang, maka perlu diadakan pisah batas secara layak dan konsisten pada awal dan akhir periode, agar perhitungan laba-rugi menggambarkan hasil usaha yang sewajarnya untuk periode tersebut. Menurut APB Statement No 4, yang dikutip oleh Eldon S. Hendriksen dan Michael F Van Brede (2000;377) menegaskan bahwa: “Pendapatan adalah kenaikan bruto dalam aktiva atau penurunan bruto dalam kewajiban yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dihasilkan dari jenis kegiatan yang mencari laba dari suatu perusahaan yang dapat mengubah ekuitas pemilik”. Pendapatan diakui pada saat realisasinya dari pendapatan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan. Transaksi dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi Letter of Credit dinilai dengan kurs yang terjadi pada saat transaksi tersebut dilaksanakan. Menurut Ramlan Ginting (2000;11) bahwa: “Letter Of Credit adalah janji membayar dari bank penerbit kepada penerima yang pembayarannya hanya dapat dilakukan oleh bank penerbit jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan Letter of Credit”. Ada pula pengertian Letter of Credit menurut Aliminsyah dan Padji bukunya (2002;92) mengatakan bahwa: “Letter of Credit (surat perintah pengiriman) yaitu jenis surat perintah pengiriman barang yang berasal dari importir atau pembeli kepada eksportir atau penjual yang transaksi-transaksi pembayarannya dijamin oleh bank”. Serta batasan akuntansi menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2003;10) sebagai berikut : “Akuntansi adalah merupakan proses pencatatan, pengolahan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu atas transaksi keuangan yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran atas hasilnya”. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca. Selisih yang timbul dari penjabaran mata uang tersebut dikreditkan (dibebankan) pada perhitungan laba-rugi periode berjalan. Bank yang melakukan pembayaran ke luar negeri akan menggunakan mata uang asing, sehingga posisi aktiva dan kewajiban moneter bank harus dijabarkan dari mata uang asing ke mata uang rupiah. Begitu pula pelaksanaanya. Transaksi Letter of Credit yang menggunakan mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah sesuai dengan kurs yang terjadi pada saat transaksi dilaksanakan. 1.6 Metode Penelitian Objek penelitian adalah mengenai perlakuan akuntansi terhadap transaksi Letter of Credit terhadap pendapatan pada lembaga perbankan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai masalah yang diteliti. Data yang diperoleh, dikumpulkan kemudian disusun, diolah, dianalisis dan diinterpretasikan. Setelah data yang diperoleh dikumpulkan dan dianalisis, lalu dibandingkan dengan teori yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian Lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan meninjau langsung kegiatan objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka pengujian hipotesis. Data dapat diperoleh melalui : 1) Observasi Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung kepada aktivitas yang berhubungan dengan transaksi Letter of Credit serta pada berbagai dokumen dan catatan. 2) Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu yang merupakan suatu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang berhadapan secara fisik. 3) Kuesioner Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara penulis memberikan formulir-formulir yang berisis pertanyaan-pertanyaan yang dijawab pihak berwenang dalam objek penelitian. Pengisian kuesioner ini didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman pihak yang bersangkutan sesuai dengan penelitian yang dibutuhkan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian Kepustakaan adalah pengumpulan data diperoleh dari literaturliteratur yang ada serta sumber bacaan lain yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu pemahaman yang mendalam serta menunjang proses pembahasan mengenai masalah yang telah diidentifikasikan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada suatu bank swasta yang beralamat di jalan Lembong Bandung. Adapun waktu penelitian yang penulis mulai dari bulan Mei 2008 sampai selesai.