Penegakan Hukum Pidana Terhadap Upaya Menghambat Petugas Pelaksana Eksekusi Putusan Pengadilan Pada Perkara Perdata Dan Pidana Ditinjau Dari Kuhp Fauziah Ermanto Putri 110110100436 ABSTRAK Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat dilakukan eksekusi untuk melaksanakan isi putusan pengadilan tersebut. ada beberapa putusan yang inkracht , tetapi mengalami hambatan dalam pelaksanaan eksekusinya. Mereka yang hendak dieksekusi sering kali melakukan upaya menghambat atau menghalang – halangi pejabat negara yang sedang menjalankan perintah eksekusi. Seperti yang terjadi pada pelaksanaan eksekusi pengosongan lahan perumahan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) dan eksekusi kasus Theddy Tengko. Upaya penghambatan dalam proses pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang inkracht terhadap petugas dilakukan oleh pihak yang tereksekusi dengan cara mengerahkan massa atau preman bayaran untuk menghalang – halangi petugas eksekusi, melempari petugas dengan batu dan besi, melakukan pemukulan terhadap petugas, melakukan pengancaman terhadap petugas. Perbuatan yang dilakukan pada saat pelaksanaan eksekusi ini dapat menimbulkan tindak pidana baru yang diatur dalam pasal 216 KUHP tentang Tindak pidana sengaja merintangi , menghambat, atau menggagalkan suatu tindakan yang dilakukan oleh pegawai negeri untuk menjalankan perintah undang – undang. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis dan metode analisis data menggunakan metode analisis kualitatif normatif. Penegakan hukum pidana terhadap pihak yang dieksekusi yang melakukan upaya menghambat pelaksana eksekusi belum sepenuhnya ditegakan meskipun undang – undang telah mengatur perbuatan yang dilarang yaitu pasal 216 KUHP. Polisi dalam menangani kasus ini dengan melakukan tindakan preventif dan represif bagi pelaku dan bentuk perlindungan hukum bagi pejabat negara yang diberi tugas untuk mengeksekusi putusan pengadilan yang inkracht van gewijsde sudah ada yaitu melalui undang – undang. Perlindungan hukum untuk pejabat negara yang melaksanakan eksekusi tersebar diberbagai ketentuan, sehingga meskipun ada aturan terkait perlindungan untuk pejabat negara yang melaksanakan eksekusi tetapi harus ditafsirkan secara umum. Bentuk Perlindungan Hukum yaitu pejabat yang melaksanakan perintah eksekusi tidak dapat dituntut secara hukum, pengamanan pada saat pelaksanaan eksekusi eksekusi, Adanya kriminalisasi terhadap orang yang menghalang – halangi pejabat negara yang melaksanakan tugas eksekusi.