BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini

advertisement
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini penulis memaparkan analisis permasalahan yang diangkat yang disajikan
dengan diagram dan flowchart serta dipaparkan juga perancangan sistem yang akan
dibangun, baik yang berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak, cara melakukan
pengujian dan bentuk topologi.
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian suatu sitem yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya
dengan
maksud
untuk
mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan dapat
diusulkan perbaikannya.
3.1.1 Analisis Masalah
Analisis masalah adalah mengidentifikasi sebuah masalah, guna untuk memperoleh
informasi agar dapat dipecahkan atau deselesaikan.
Masalah utama yang sering terjadi dalam penggunaan perangkap disebuah
lingkungan adalah perangkap yang biasa digunakan dibuat untuk langsung membunuh
hewan sehingga bau bangkainya sangat mungkin untuk tercium dan perlu pengecekan
rutin untuk mengetahui apakah perangkap sudah bekerja atau belum, apakah target
perangkap sudah masuk, sudah berapa biunatang yang masuk, sehingga waktu banyak
yang terbuang, padahal seharusnya waktu dan tenaga tersebut bisa dipakai untuk
melakukan aktivitas yang lain.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Analisis Kebutuhan (Requirement Analyst)
Analisis kebutuhan sistem sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah sistem yang
dibuat telah sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan atau tidak. Analisis kebutuhan
dibagi menjadi dua, yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non
fungsional.
3.1.2.1 Analisis Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional adalah untuk mengetahui proses-proses apa saja yang
nantinya dilakukan oleh sistem. Berikut ini adalah kebutuhan fungsional dari sistem,
yaitu:
1. Perangkap bekerja secara otomatis sesuai program yang telah di-upload
sebelumnya.
2. Perangkap memberikan informasi kepada pengguna apakah alat sudah bekerja
dengan baik, melalui SMS.
3.1.2.2 Analisis Nonfungsional
Untuk mendukung kinerja sistem, sistem juga dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Menjaga ekosistem dengan tidak membunuh hewan yang ditangkap.
2. Menjadi acuan informasi mengenai jumlah hewan target yang ada dilokasi.
3. Perangkap menggunakan catu daya berupa baterai yang portable.
3.2 Perancangan Sistem
Pada tahap perancangan sistem akan dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu
diagram Ishikawa, blok diagram, flowchart, penentuan komponen yang digunakan dan
perancangan rangkaian tempat perangkap otomatis.
3.2.1 Diagram Ishikawa
Perangkap hewan otomatis ini memiliki fitur untuk memberi tahu penggunanya bahwa
binatang tersebut telah masuk kedalam perangkap yang telah dipasang dan perangkap
bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Sensor-sensor yang ada pada alat ini
digunakan untuk mendeteksi keberadaan hewan dengan kondisi yang telah ditentukan
Universitas Sumatera Utara
sebagai parameter untuk mengkategorikan bahwa objek yang masuk kedalam bisa
dikatakan target dengan menggunakan metode IF-ELSE. Masalah yang akan
dipecahkan mengenai kekurangan dari ketidak hadiran alat ini akan dijabarkan pada
Diagram Ishikawa pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa
3.2.2 Blok Diagram
Diagram blok merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan peralatan
elektronika, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja keseluruhan dari
rangkaian elektronika yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat yang dibuat
dapat membentuk suatu sistem yang dapat bekerja sesuai dengan perencanaan.
Diagram blok dari tempat sampah otomatis dapat di lihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Blok Diagram
Universitas Sumatera Utara
Adapun fungsi-fungsi blok dari diagram blok sebagai berikut:
1. Blok Power Supply sebagai sumber tegangan ke mikrokontroler dan sensor
2. Blok sensor PIR, LDR, dan Load Cell sebagai pendeteksi hewan yang masuk ke
dalam perangkap
3. Blok Motor DC sebagai penggerak motor, menggeser binatang masuk kedalam
perangkap.
4. Blok Arduino Nano sebagai otak dari sistem yang memproses data dari sensor
5. Blok SIM800L sebagai modul untuk mengirimkan informasi kepada user.
6. Blok User sebagai penerima informasi.
3.2.3 Penentuan Komponen Perangkap Otomatis
Penentuan kompenen yang akan dipakai dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
komponen fisik dan komponen elektronik. Komponen fisik digunakan untuk membuat
kerangka perangkap, body utama, mekanika perangkap. Komponen elektronik
digunakan untuk merancang rangkaian elektronik. Tabel rincian peralatan dan
komponen yang dipakai sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3.
Tabel 3.1 Peralatan.
Nama Alat
Gerinda
Bor duduk
Solder dan timah
Penggaris
Obeng
Tang
Multitester digital
Glue gun
Cutter
Setrika
Larutan fericlorida
Fungsi
Untuk memotong acrylic
Untuk melubangi papan PCB, akrilik, dan komponen
lainnya
Soldering
Alat ukur
Memasang dan membuka baut
Memotong kabel, mengunci mur
Pengukuran satuan listrik (tegangan, arus, dan hambatan)
Pengeleman
Memotong Styrofoam
Menggosok gambar rangkaian ke PCB
Melarutkan kuningan PCB
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Komponen Fisik.
Nama
Keterangan
Acrylic
Body Perangkap
Papan Triplek
Alas bawah perangkap
Kawat
Dinding perangkap
Tabel 3.3 Komponen Elektronik.
Nama
Mikrokontroler
arduino uno
Sensor PIR, LDR,
dan Load Cell
Motor DC
Kaber pelangi
SIM800L
Modul HX711
Pin header Female
Baterai
Resistor 1k dan
100k
DC to DC step
down
Keterangan
Processor utama
Pendeteksi hewan
Menggeser dinding perangkap
Konektor komponen listrik ke PCB
Pengirim pesan
Driver Sensor Load Cell
Tempat menyambung komponen
Sumber arus
Komponen sirkuit
Penurun arus Power
3.2.4 Rangkaian Sensor PIR
Sensor ini memiliki 3 pin yang akan dipasangkan ke mikrokontroler, pin Vcc, pin
Output, dan pin Gnd. Pin Vcc untuk mengalirkan input power daya positif, pin Output
untuk memberikan hasil output sensor, dan pin Gnd untuk ground. Sensor ini
menggunakan daya sebesar 5v yang dapat diambil melalui mikrokontroler yang
menjadi otaknya. Rangkaian Sensor PIR dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Rangkaian Sensor PIR.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5 Rangkaian Sensor LDR
Untuk menjalankan sensor LDR dan memberikan program membutuhkan tegangan
yang diberi hambatan 1kOhm yang langsung terhubung dengan mikrokontroler
arduino sebesar 5 Volt dan perintah input pada salah satu pin. Rangkaian Sensor LDR
dapat dilihat pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor LDR
3.2.6 Rangkaian Sensor Loadcell dan Driver HX711
Sensor ini dihidupkan dengan tegangan output 5 Volt dari mikrokontroler arduino
melalui pin 5V dan perintah menerima input dari mikrokontroler arduino melalui pin
dari DOUT dan SCK. Rangkaian Load Cell dapat dilihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Loadcell
Universitas Sumatera Utara
3.2.7 Rangkaian Motor DC dengan Driver l298
Untuk mengaktifkan motor DCdibutuhkan sebuah tegangan input yang stabil pada pin
IN dari baterai 12 Volt, kemudian dengan menggunakan driver l298 perintah
dimasukkan. Termasuk pengaturan nilai kecepatan motor. Rangkaian motor DC dapat
dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Rangkaian Motor DC dengan Driver L298
3.2.8 Rangkaian Modul SIM800L
Untuk menghidupkan modul ini dibutuhkan tegangan khusus yang harus diatur lagi
melalui DC to DC Stepdown Converter, yang menurunkan tegangan menjadi 3,4 - 4,4
Volt. Rangkaian SIM800L dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 Rangkaian Modul SIM800L
Universitas Sumatera Utara
3.2.9 Rangkaian Sirkuit Utama
Rangkaian sirkuit uatama adalah gabungan dari beberapa rangkaian, yaitu rangkaian
sensor PIR, rangkaian sumber arus motor DC dengan driver l298, rangkaian LDR, .
rangkaian Load Cell, rangkaian Modul SIM800L dan beberapa rangkaian pin header
untuk menghubungkan mikrokontroler arduino dengan komponen elektronik lainnya.
Rangkaian sirkuit utama dapat dilihat pada gambar 3.8.
Gambar 3.8 Rangkaian Sirkuit Utama.
Universitas Sumatera Utara
3.2.10 Perancangan PCB (Printed Circuiet Board)
Perancangan PCB pada pembuatan perangkap hewan otomatis ini menggunakan
software PROTEUS 8.0. Proteus adalah sebuah software berbasis windows yang dapat
digunakan untuk mendesain pcb yang juga dilengkapi dengan simulasi pada level
skematik sebelum rangkaian skematik di cetak pada PCB.
Dengan perancangan yang tepat akan didapatkan layout jalur PCB yang tersusun
rapi dan mudah digunakan. Lebar dan jarak antara jalur juga harus diperhitungkan
agar tidak terjadi kesalahan atau hubungan singkat akibat jalur yang terlalu rapat dan
sempit. Perancangan tata letak PCB dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9 Tata Letak Jalur PCB.
Tata letak komponen adalah susunan komponen-komponen elektronika dari
gambar diagram skematik yang akan dipasangkan pada permukaan PCB yang
berlawanan dengan jalur PCB. Susunan komponen elektronika tersebut harus
bersesuaian dengan jalur PCB. Perancangan tata letak komponen PCB dapat dilihat
pada gambar 3.10.
Gambar 3.10 Tata Letak Komponen PCB
Universitas Sumatera Utara
3.2.11
Flowchart
Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu bagaimana
cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada alat. Dalam perancangan
sistem perlu dibuat flowchart dari sistem tersebut, seperti gambar 3.11.
Gambar 3.11 Flowchart Perangkap Hewan Otomatis Menggunakan
Mikrokontroler Arduino
Universitas Sumatera Utara
Langkah awal yang dilakukan ialah pembacaan sensor Loadcell yang menjadi
patokan awal untuk mengkalibrasi berat target, jika beban yang diterima lebih dari
10gram maka akan dilanjutkan dengan pembacaan dua sensor lainnya. Dengan
kondisi yang harus terpenuhi adalah terdeteksinya panas pada sensor PIR dan kadar
kurang cahaya bertambah menjadi lebih dari 200 pada sensor LDR. Jika pembacaan
salah satu dari sensor PIR atau LDR terpenuhi. Maka motor DC akan bergerak
menggeser hewan target kedalam penampung perangkap, dan Modul SIM800L akan
mengirimkan pesan ke pengguna memberi informasi bahwa hama target telah masuk
kedalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi Perancangan Perangkap
Implementasi perancangan perangkap terbagi atas tiga bagian, yaitu konstruksi
perangkap, perangkat pendukung, dan hasil akhir alat.
4.1.1 Konstruksi Perangkap
Implementasi konstruksi perangkap terbagi atas empat bagian, yaitu implementasi
kerangka badan perangkapt, implementasi penampung perangkap, implementasi
dinding geser perangkap, dan implementasi penimbang target.
4.1.1.1. Kerangka Badan Perangkap
Implementasi kerangka badan perangkap menggunakan bahan material acrylic.
Acrylic yang digunakan memiliki ketebalan 3 mm. Alasan penulis menggunakan
material acrylic adalah karena mudah dibentuk, tidak mudah pecah, ringan, dan
elastis. Bahan dan peralatan yang digunakan untuk membuat kerangka alat, yaitu
gerinda, bor duduk, glue gun, cutter, pipa, baut dan mur.
Kerangka perangkap dibuat berbentuk dua bangun ruang persegi panjang dan
persegi yang digabungkan dengan dimensi panjang 27 cm, lebar 14 cm, tinggi 20cm
dan panjang 21 cm, lebar 18cm, dan tinggi 16cm. Tahap pengerjaannya terdiri dari
beberapa tahap. Implementasi kerangka perangkap dapat dilihat pada gambar 4.1
(gambar a, b dan c).
(a)
Universitas Sumatera Utara
(b)
(c)
Gambar 4.1 Kerangka Perangkap
4.1.1.2. Penampung Perangkap
Implementasi penampung perangkap menggunakan bahan material acrylic sebagai
rangka dan kawat bangunan sebagai dinding, acrylic digunakan karena kuat dan
ringan sehingga tidak menambah berat dari perangkap sedangkan kawat digunakan
sebagai dinding agar hewan yang terperangkap masih bisa bernafas bebas.
Implementasi penampung perangkap dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Penampung Perangkap
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.3. Dinding Geser Perangkap
Implementasi dinding geser perangkap menggunakan modifikasi dari perangkat CDROM yang ada pada sebuah CPU di komputer personal. Semua rangkaian elektronik
yang ada dicabut dan hanya menyisakan motor DC-nya saja. Bagian tray-nya ditempel
plat acrylic sehingga menjadi dinding yang bisa menggeser secara otomatis dengan
lebih dahulu diprogram melalui mikrokontroler yang disambungkan dengan driver
L298. Implementasi dinding geser perangkap dapat dilihat pada gambar 4.3 (a, b, c
dan d).
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.3 Dinding Geser Perangkap
Universitas Sumatera Utara
4.1.1.4. Perancangan Penimbang Target
Implementasi perancangan penimbang target dilakukan dengan menggunakan 4 buah
papan plat acrylic. Alasan menggunakan acrylic dikarenakan materialnya yang ringan
dan lentur sehingga bisa kuat menahan beban dari hewan yang masuk kedalam
perangkap. Implementasi perancangan penimbang target dapat dilihat pada gambar
4.4 (gambar a, dan b).
(a)
(b)
Gambar 4.4 Perancangan Penimbang Target
4.1.2. Perangkat Pendukung
Implementasi perangkat pendukung terbagi atas tiga bagian yaitu rangkaian
elektronika, mikrokontroler ATMEGA328 Arduino Uno, dan program mikrokontroler
arduino.
4.1.2.1 Rangkaian Elektronika Perangkap
Implementasi rangkaian elektronika robot dilakukan dengan menggunakan papan
PCB. Alasan menggunakan papan PCB dikarenakan peletakan komponen yang lebih
Universitas Sumatera Utara
rapi, dan kemungkinan komponen terlepas dari papan PCB jarang terjadi dikarenakan
sudah menyatu pada papan PCB dengan cara di solder.
Tahapan-tahapan implementasi rangkaian elektronika robot pada papan PCB akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembuatan layout PCB. Pembuatan layout dilakukan dengan membuat gambar
skematik rangkaian dengan menggunakan software Proteus 8 ARES. Skematik
rangkaian adalah gambar yang menghubungkan komponen-komponen dalam
sebuah rangkaian elektronik. Pembuatan skematik rangkaian dan layout PCB dapat
dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Pembuatan Skematik Rangkaian dan Layout PCB.
Proses pencetakan layout dengan cara mengklik menu output pada form menu bar,
klik print. Hilangkan tanda checklist pada top silk dan bottom silk untuk mencetak
bagian bawah layout pada PCB. Persiapkan kertas foto pada printer fotokopi
selanjutnya klik Ok.
2. Tahapan selanjutnya hasil pencetakan layout PCB menggunakan printer fotokopi
pada kertas foto. Hasil pencetakan layout PCB dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Hasil Pencetakan Layout PCB.
Universitas Sumatera Utara
3. Tahap penyablonan pada papan PCB. Pada tahap ini hasil pencetakan layout PCB
disablon diatas papan PCB dengan cara permukaan layout gambar diletakkan diatas
lapisan kuningan pada papan PCB, kemudian di panaskan menggunakan setrika
listrik agar layout menempel pada permukaan kuningan papan PCB.
4. Tahap pelarutan PCB. Tahap pelarutan menggunakan ferri chloride (FeCl3 ) dengan
cara memasukkan papan PCB kedalam larutan ferri chloride hingga kuningan
papan PCB yang tidak tertutup oleh gambar layout melebur.
5. Tahap pengeboran PCB. Pengerboran dilakukan menggunakan mata bor 0,8 mm
dan 0,1 mm untuk peletakan komponen yang akan di solder pada papan PCB.
6. Tahap peletakan komponen dan penyolderan komponen. Pada tahap ini semua
komponen diletakkan pada papan PCB sesuai lubang peletakan komponen untuk
7. Selanjutnya dilakukan penyolderan dan peletakan komponen. Peletakan komponen
dapat dilihat pada gambar 4.7.
Gambar 4.7. Peletakan Komponen
4.1.2.2 Mikrokontroller Atmega328 Arduino UNO
Mikrokontroler yang dipakai pada alat adalah mikrokontroler atmega328 arduino uno.
Pin-pin yang digunakan pada mikrokontroler adalah sebagai berikut.
1. Digital pin3 = Sensor PIR.
2. Digital pin4 = L298 IN3.
3. Digital pin5 = L298 IN4.
4. Digital pin6 = L298 PWM.
5. Digital pin7 = RX SIM800L
6. Digital pin8 = TX SIM800L
7. Analog pin0 = SCK hx711
Universitas Sumatera Utara
8. Analog pin1 = DOUT hx711
9. Analog pin2 = Sensor LDR
4.1.2.3 Program Mikrokontroler Arduino
Implementasi program mikrokontroler
arduino
dibuat
menggunakan bahasa
pemograman C. Software yang digunakan untuk membuat program adalah editor dan
compiler Arduino. File program berekstensi *.ino file yang sudah dikompilasi akan di
upload kedalam mikrokontroler arduino. Program mikrokontroler arduino dapat
dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Editor dan Compiler Arduino
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Hasil Akhir Alat
Setelah melakukan semua tahap implementasi maka semua hasilnya disatukan dan
dijadikan hasil akhir dari alat yang akan diuji terlebih dahulu dan akhirnya akan siap
untuk digunakan. Tampilan akhir dan skema perangkap hewan otomatis dapat dilihat
pada gambar 4.9. dan 4.10.
Gambar 4.9 Tampilan Akhir Perangkap Hewan Otomatis
Gambar 4.10 Skema Perangkap Hewan Otomatis
Universitas Sumatera Utara
4.2. Pengujian Sistem
Pengujian sistem bertujuan untuk melihat dan memastikan apakah sistem yang dibuat
berjalan dengan baik. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan contoh
pengganti hewan yang akan menjadi target, apakah sensor sudah sesuai dideteksi
sebagai target oleh mikrokontroler arduino, pengujian motor DC, pengujian modul
SIM800L dan pengujian tahap akhir komponen.
4.2.1. Pengujian Sensor PIR
Pengujian sensor PIR dilakukan dengan memasukkan/melewatkan benda yang
memiliki suhu panas alami seperti pada makhluk hidup melewati sisi depan yang
menjadi pendeteksi sensor pada sensor ini. Pengujian berhasil apabila sensor
memberikan output yang sesuai. Source code pengujian sensor PIR dapat dilihat pada
gambar 4.11.
Gambar4.11 Source Code Uji Panas Tubuh Sensor PIR
Hasil yang didapatkan dari pengujian pir dapat dilihat pada tabeL 4.1.
Tabel 4.1 Pengujian Panas Tubuh Sensor PIR
Kondisi PIR
Status
Terhalang buku (tidak ada panas)
Tidak ada deteksi
Terhalang tangan (ada panas tubuh)
Deteksi
Tidak terhalang
Tidak ada deteksi
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan bahwa sensor bekerja dengan baik
karena mendeteksi panas alami (tangan).
4.2.2. Pengujian Sensor LDR
Pengujian sensor LDR dilakukan dengan memasukkan/melewatkan benda apa saja
yang bisa menghalangi sinar/cahaya apapun yang menuju ke sensor LDR, sehingga
kadar cahaya yang diterima oleh sensor bisa berkurang yang dalam hal ini jumlah nilai
sensor menjadi bertambah. Pengujian berhasil apabila sensor memberikan output yang
sesuai. Source code pengujian sensor LDR dapat dilihat pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Source Code Uji Kadar Cahaya Sensor LDR
Hasil yang didapatkan dari pengujian LDR dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengujian Kadar Cahaya Sensor LDR
Kondisi LDR
Serial Monitor
Terhalang
500-1000
Tidak terhalang
<200
Dari tabel tersebut dapat kita simpulkan bahwa sensor bekerja dengan baik
karena mengalami penambahan jumlah nilai yang signifikan.
4.2.3. Pengujian Sensor Load Cell
Pengujian sensor Load Cell dilakukan dengan menambahkan benda apa saja yang bisa
menjadi contoh pengganti hewan yang akan menjadi target. Pengujian menggunakan
Universitas Sumatera Utara
tepung, dilakukan beberapa kali agar mendapatkan hasil yang akurat. Source code
pengujian sensor Load Cell dapat dilihat pada gambar 4.13.
Gambar 4.13 Source Code Uji Timbang Sensor Load Cell
Hasil yang didapatkan dari pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengujian Timbang Sensor Load Cell
Pengukuran Berat
Pengukuran Berat
Selisih Hasil
Error (%)
Dengan
Dengan Loadcell
Pengukuran (Cm)
Timbangan (g)
(g)
50
48
2
4
100
97
3
3
150
145
5
3,3
175
171
4
2,3
200
196
4
2
Hasil pengujian dapat membuktikan bahwa sensor Load Cell dapat bekerja dengan
baik dengan perbedaan/error jarak rata-rata 2,9 % masih kecil dan bisa ditolerir.
4.2.4. Pengujian Motor DC
Pengujian motor DC berkaitan dengan program yang diberikan ke mikrokontroler
arduino. Pengujian motor dikatakan berjalan dengan baik jika pergerakan maju mudur
Universitas Sumatera Utara
tray yang telah dimodifikasi sesuai dengan delay yang telah diberikan di program
mikrokontroler. Source code pengujian motor DC dapat dilihat pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Source Code Uji Gerak Motor DC
4.2.5.
Pengujian Modul SIM800L
Pengujian modul SIM800L berkaitan dengan program yang diberikan ke
mikrokontroler arduino. Pengujian modul dikatakan berjalan dengan baik jika pesan
yang dikirimkan oleh modul sampai ke nomor pengguna yang telah ditentukan di
program yang di-upload ke mikrokontroler. Source code pengujian modul SIM800L
dapat dilihat pada gambar 4.15.
Gambar 4.15 Source Code Uji kirim Pesan Modul SIM800L
Universitas Sumatera Utara
4.2.6.
Pengujian Tahap Akhir
Pengujian tahap akhir komponen dilakukan dengan cara menguji seluruh komponen
sistem pada perangkap. Pengujian akan memperlihatkan pergerakan dinding geser
pada saat objek berada didalam perangkap. Dengan hasil pengujian ini, dapat
diperoleh hasil kinerja perangkap dan sistem secara keseluruhan dapat berjalan dengan
baik sesuai keinginan user. Aktivitas pengujian tahap akhir dapat dilihat pada gambar
4.16.
Gambar 4.16 Pengujian Tahap Akhir
Pada pengujian tahap akhir alat, perangkap yang dibuat bekerja dengan baik
semua sensor dapat mendeteksi dan memberikan nilai kepada mikrokontroler arduino
sehingga arduino menjalankan program yang telah di-upload. Mesin mendorong target
kedalam perangkap dan SIM800L mengirim informasi ke handphone pengguna.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari yang diperoleh dari implementasi dan pengujian sistem, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
7. Sistem dapat menambah efektivitas waktu dari pengguna dengan meminimalisir
kegiatan yang dibutuhkan dengan alat ini.
8. Semua sensor dapat bekerja dengan baik dalam menyampaikan data ke
mikrokontroler.
9. Informasi berhasil dikirim ke pengguna dengan menggunakan modul SIM800L.
10. Target berhasil masuk kedalam perangkap dengan baik.
5.2 Saran
Berikut beberapa saran yang penulis berikan untuk pengembangan lebih lanjut dari
penelitian ini:
1. Untuk membantu proses kontrol diperlukan peletakan kamera pada ruang
penampung yang bisa diakses dari jauh sehingga pengguna tahu kondisi alat dan
umpan yang tersisa.
2. Mencari alternatif material lain agar ukuran alat bisa diperkecil sehingga tidak
memakan banyak ruang dan bisa diletakkan dimana saja.
3. Mencari alternatif material lain untuk melindungi alat dari segala kondisi alam.
Universitas Sumatera Utara
Download