Firda Faradhiba, 41709010018 BAB II TINJAUAN UMUM DAN

advertisement
BAB II
TINJAUAN UMUM DAN KAJIAN TEORI
2.1. TINJAUAN UMUM
2.1.1. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata hospitium (bahasa Latin), yang
artinya ruangan tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian yaitu menjadi hostel. Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang
ingin mendapatkan kepuasan, kata hostel lambat laun berubah menjadi hotel seperti yang kita
kenal sekarang.
1
Hotel adalah House of Public Entertainment, dan dapat disimpulkan dalam istilah
menjamu, dengan memberikan kesenangan/kepuasan berupa akomodasi, makanan, minuman dan
lain-lainnya. Kepuasan para tamu tergantung dari pada usaha yang baik dari pihak yang
menjamu/tuan rumah. Dengan demikian dapat ditetapkan bahwa ciri-ciri dari perhotelan itu
adalah disediakannya:

Kamar tidur

Disajikannya makanan dan minuman

Diberikannya pelayanan (service)
pengertian Hotel :

Dalam Arti Sempit
Dalam arti sempit yang dimaksud dengan hotel adalah suatu kamar atau tempat dimana
pengunjung dapat tidur/menginap. Hotel dalam hal ini hanya berarti penginapan saja.

Dalam Arti Luas
Dalam perkembangan selanjutnya, karena setiap orang menginap itu juga memerlukan
yang lainnya, seperti makan dan minum walaupun hanya sekedarnya, maka lambat laun istilah
hotel lebih dikenal orang bukan hanya sekedar tempat penginapan saja, tetapi telah berkembang
dalam arti luas sebagai suatu tempat yang seseorang dapat tidur, beristirahat, atau menginap
sementara waktu selama dalam perjalannya, juga mendapatkan makanan dan minuman dan
terpenuhi kebutuhan lainnya.
1
Columbia Encyclopedia
6
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hotel Menurut Para Ahli
 2“Hotel adalah sebuah gedung/bangunan untuk menyediakan penginapan,
makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap serta makan bagi
mereka yang mengadakan perjalanan”.
 3"Hotel
adalah
usaha
komersial yang
menyediakan tempat
untuk
menginap, makanan dan pelayanan lain".
"A hotel may be defined as an establishment whose primary business is
providing lodging facilities for the general public and which fursishes one
or more of the following services: food and beverage service, room
attendant service,
uniformed serviced, laundering linens, and use of
furnitures and fuctures ".
Yang dapat diartikan sebagai berikut :
4
"Hotel dapat
didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara
kornersial dengan memberikan fasi!itas penginapan untuk
fasi!itas pelayanan sebagai berikut:
pelayanan
makan
umum dengan
dan
minum,
pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencuci pakaian dan dapat
menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di
dalamnya."

5
“Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan
(akomodasi) serta menyajikan hidangan serta fasilitas lainnya dalam hotel untuk
umum, yang memenuhi syarat-syarat comfort dan bertujuan komersil. Bentuk,
susunan, tata ruang, dekorasi, peralatan, perlengkapan, sanitasi, hygiene, estetika,
keamanan, dan ketentraman, secara umum dapat memberikan sasaran nyaman
comfort dan khusus untuk kamar-kamar tamu dapat menjamin adanya
ketenangan pribadi (privacy) untuk para tamu hotel.”
Prof.K.Krapf
GraZier Electronis Publishing.Inc (1995)
4
Managing Front Office Operations dari AHMA (American Hotel & Motel Association)
5
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No.SK.241/G/70 tahun 1970
2
3
7
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.2. Fungsi Hotel
Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu
(wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya.
Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan,
minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini,
fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya
bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, loka karya, musyawarah nasional dan kegiatan
lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.
Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya
untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan
berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut.
Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran antara lain :
1. Meningkatkan industri rakyat
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Membantu usaha pendidikan dan latihan
4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara
5. Meningkatkan devisa negara
6. Meningkatkan hubungan antar bangsa.
2.1.3. Tujuan Hotel
Tujuan dari setiap usaha perhotelan adalah mencari keuntungan dengan menyewakan
fasilitas dan menjual pelayanan kepada tamunya. 6Karakteristik usaha hotel dalam tujuan
penjualannya selalu melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Penyewaan kamar.
2. Penjualan makanan dan minuman.
3. Penyediaan pelayanan-pelayanan penunjang lainnya yang bersifat komersial.
6
Sulistyono (1999:25)
8
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.4. Sejarah Perkembangan Hotel
a.
Sejarah Perkembangan Hotel di Dunia
7
Sejarah perhotelan sebenarnya sudah dimulai semenjak Mariam dan Yusuf
membutuhkan tempat menginap sewaktu Mariam akan melahirkan Nabi Isa, hal ini sejalan
dengan peradaban manusia yang selalu memerlukan tempat untuk berlindung sementara terhadap
cuaca panas dan dingin dalam melakukan kegiatan perjalanan.
Pada masa kerajaan Romawi telah dibangun rumah penginapan yang disebut
“MANSIONES” yang berlokasi sepanjang jalan raya utama dengan jarak masing-masing sekitar
40 KM. Kemudian selama abad pertengahan, peraturan keagamaan di Eropa memerintahkan agar
dibangun tempat-tempat menginap di sepanjang jalan yang dilalui orang (Road Side Inn).
Menurut Jusupadi Salmun SH, dalam film - film Western (Cowboy) sekitar tahun 1800
s.d 1900, sudah terdapat hotel yang bersebelahan dengan saloon dan bar restaurant, yang berarti
sejak kehidupan tahun tersebut penyediaan hotel, motel, penginapan atau losmen telah dikenal
orang sebagai sarana atau penunjang bagi para pelancong.
Hotel dengan standar yang lebih baik pertama-tama dibuat di Inggris, kemudian Perancis,
Swiss dan beberapa negara terkenal lainnya. Sebuah penginapan di New York City menurut
Willam S. Gray dan Salvatore C. Linguori telah memegang peranan penting dalam kancah
Revolusi Hotel di Amerika.
Sebelumnya, sebuah Flat (Mansion) yang bernama De Lancey pada tahun 1762 telah
berubah menjadi sebuah hotel dengan nama baru yaitu Queens Head Tavern. Dalam sejarahnya
gedung ini tetap dipelihara dengan baik sebagai lambang yang mencerminkan masa lalu Amerika
Serikat dan kini telah menjadi sebuah restaurant yang besar dengan nama Frannces Tavern.
Kemudian menyusul hotel di Covent Garden tahun 1774 yang berdampingan dengan bioskop
dekat Westminsfer di kota London.
Beberapa kalangan Amerika menganggap hotel yang benar-benar hotel dengan 170
kamar didirikan di New York tahun 1794 dengan nama City Hotel. Kemudian menyusul
Boston’s Tremont House dengan 270 kamar di tahun 1829 yang tidak hanya memberikan
pelayanan untuk tinggal sementara, tetapi juga menyediakan ruangan untuk converence bagi
masyarakat setempat.
7
Drs. Oka A.A. Yoeti
9
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sejak itu maka menyusul hotel-hotel seperti ini :

Thn 1830 – 1850 berdirinya Hotel Aster, The Palmer House dan The Sherman House di
Chicago, Hotel planters di St. Louis.

Thn 1865 berdiri The St. Pancras Station and Hotel di London

Thn 1875 – berdiri The Palace di San Fransisco dengan biaya $ 5 Juta, merupakan hotel
terbesar dan termegah pada saat itu dengan jumlah 800 kamar.

Thn 1880 – berdiri Ellsworth Milton Statler di New York, yaitu hotel pertama yang
dibangun untuk kepentingan “Business Travellers” dan merupakan “Chain Hotel”
pertama di dunia.

Thn 1894 – berdiri The Netherlands Hotel di New York sebagai hotel pertama yang
menggunakan sambungan telepohone yang connecting ke dalam setiap kamarnya.

Thn 1896 – berdiri hotel The Waldorf Astoria di New York.
Satu hal yang dapat dicatat mengenai lokasi hotel sebelum dan sesudah tahun 1900 di
Amerika dan Eropa, umumnya berlokasi tidak jauh dari station kereta api. Akan tetapi, ketika
dunia telah mengenal mobil dan pesawat terbang, lokasi hotel tidak lagi tergantung pada station
kereta api, karena pemenuhan aspek aksibilitas melalui alat transportasi sudah bersifat
diversifikatif sekali.
b. Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia
Seiring dengan menggeliatnya dunia pariwisata Indonesia, sejarah Hotel di Indonesia pun
turut berperan serta. Keberadaan hotel, tentu saja sangat dibutuhkan dalam industri pariwisata,
mengingat tanpa akomodasi yang memadai, tentu turis enggan datang dan bertandang.
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap, juga belum
banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak
sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan.
Seiring dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke indonesia yang lebih memerlukan
sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai
berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu diantaranya :
10
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk, di Jakarta

Hotel Sarkies dan Hotel Oranje, di Surabaya

Hotel Du Pavillion, di Semarang

Palace Hotel, di Malang

Slier Hotel, di Solo

Grand Hotel ( sekarang Hotel Garuda ), di Yogyakarta

Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (kini Hotel Panghegar),
di Bandung

Hotel Salak, di Bogor

Hotel de Boer dan Hotel Astoria, di Medan

Grand Hotel dan Staat Hotel, di Makassar
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah di redevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya
pernah menjadi Hotel Duta Indonesia, kini pertokoan Duta Merlin.
Dunia pariwisata Indonesia makin gemilang saat kepariwisataan di Bali kian mendapat
perhatian serius. Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel Bali Beach, menyusul diresmikannya
Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional, tiga tahun berselang. Pada
11
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perkembangannya kini, Bali makin dijejali turis-turis asing yang gampang dijumpai, hingga di
pelosok terpencil sekalipun. Tak berbeda dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun
turut bangkit. Seperti di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa obyek wisata potensial.
Yang paling mencuat dan didatangi pengunjung adalah kawasan Batu, dengan lekuk daerah yang
berbukit, perkebunan apel dan Selekta, sebuah obyek wisata yang berhasil mengembangkan
tulip, sehingga suasananya mirip dengan Belanda. Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km di
sebelah selatan Kota Surabaya ini, mulai tumbuh dan membenahi berbagai fasilitas pendukung.
Seolah ingin melestarikan peninggalan bersejarah, pemerintah Malang tetap mempertahankan
berbagai hotel yang dibangun pada jaman kolonial. Sebagai contoh, Hotel Pelangi, yang
tergolong salah satu hotel tertua di kota berjuluk kota pelajar itu. Sampai sekarang, hotel yang
berada di bilangan Jalan Merdeka ini, tetap menjadi hotel yang layak huni bagi pelancong dan
malah memberikan sebuah keindahan tentang kenangan masa silam lewat foto-foto yang
dipajang di dinding hotel.
Sementara, keadaan perhotelan di Bandung, juga tidak kalah semarak. Perkembangan
beragam usaha, mulai dari kuliner, distro, home industry, kafe dan factory outlet, membuat Kota
Kembang ini diserbu pengunjung. Khususnya di akhir pekan, pengunjung di Bandung begitu
membludak. Sebagai imbasnya, bisnis hotel di Bandung ikut terdongkrak. Berbagai kelas hotel,
dari kelas melati hingga berbintang, dapat ditemui dengan gampang di dekat pusat keramaian
atau di seputar obyek wisata.
Salah satu hotel di Bandung yang cukup populer adalah Hotel Cihampelas 2. Penginapan ini
12
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berada di kawasan pusat perbelanjaan, tepatnya di Jalan Cihampelas. Sepanjang sisi hotel,
dijejali dengan factory outlet (FO) dan berbagai tempat bersantai. Antara lain, Ciwalk atau pusat
jajanan khas Bandung yang super enak. Kalau menginginkan tempat menginap yang murah tapi
berpelayanan bagus, terdapat pilihan menginap di Hotel Achino. Hotel ini, berada di dekat pintu
tol Muhammad Toha, Kampus Langlang Buana, berbagai warung makanan khas daerah dan
pasar tradisional Ancol.
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia jauh
dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains ‘management’ hotel
international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan
berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang
dan inovative. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.
2.1.5. Klasifikasi atau Penggolongan Hotel
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan hotel ialah suatu sistem
pengelompokkan hotel-hotel kedalam berbagi kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian
tertentu.
8
Penggolongan hotel bagian kesatu jenis golongan hotel :
Pasal 3

Ayat 1 (satu) : Golongan kelas hotel terdiri atas :
a. Golongan kelas hotel bintang.
Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : KM.3 / HK.001 / MKP.02 tanggal 27
Februari 2002
8
13
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Golongan kelas hotel melati.

Ayat 2 (dua) : Golongan kelas hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam ayat satu,
dibagi atas 5 (lima) kelas yaitu hotel bintang 1 (satu) sampai bintang 5 (lima).

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu)
hanya terdiri atas satu kelas sebagai hotel melati.
Pasal 4

Ayat 1 (satu) : Penggolongan kelas hotel bintang ditetapkan setelah hotel memenuhi
persyaratan dalam kriteria penggolongan kelas hotel.

Ayat 2 (dua) : Hotel yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagai hotel bintang,
digolongkan ke dalam kelas hotel melati.

Ayat 3 (tiga) : Golongan kelas hotel melati dapat ditingkatkan menjadi hotel bintang
setelah memenuhi persyaratan sebagai hotel bintang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
(satu).
Disamping penggolongan hotel di atas, usaha perhotelan juga dapat digolongkan ke
dalam kelompok – kelompok tertentu berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
1. Plan
2. Size
3. Type of Patromage
4. Long of Guest Stay
5. Location
6. Under the Government Regulations (sesuai dengan peraturan pemerintah setempat).
Penggolongan hotel juga dapat dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah setempat
yang disahkan, dalam hal ini beberapa Negara menganut penggolongan kelas hotel berdasarkan
Grade System (system tarif) dan Star System (urutan bintang).
Hotel dapat dikelompokkan kedalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya, namun ada
beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan. Berdasarkan kriteria dalam hal kondisi
atau fasilitas yang tersedia dalam suatu hotel, maka klasifikasi tersebut dapat dikatakan sebagai
berikut :
A. Penggolongan berdasarkan standar hotel
1. Hotel Internasional
2. Hotel Semi Internasional
14
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Hotel Nasional
4. A. Penggolongan Berdasarkan Standar Hotel

Business hotel
Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki fasilitas yang
lengkap untuk para businessman.

Recreational hotel
Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan satai atau berekreasi.
B. Klasifikasi hotel sesuai dengan jumlah kamar
Klasifikasi hotel
berdasarkan ukurannya dapat
ditentukan dengan jumlah kamar
yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

Small hotel, adalah hotel kecil dengan umlah kamar dibawah 150 kamar.

Medium hotel, adalah hotel denga ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini
ada dua kategori, yaitu:
a. Average hotel dengan jumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar.
b. Above average hotel denganjumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.

Large hotel, adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah
kamar minimal 600 kamar.
C. Klasifikasi hotel sesuai dengan jenis tamu (types of guest)
Hotel ini umumnya berada didalam perkotaan ataupun didaerah yang jenis tamunya
terdiri atas beberapa klasifikasi sebagai berikut :

Family Hotel, tamu-tamu yang menginap bersama keluarga

Bussines Hotel, tamu-tamu yang menginap kebanyakan bussinesman, maka dengan
demikian diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan serta fasilitas bussines
sebagai penunjang.

Commercial Hotel

Tourist Hotel

Official Hotel

Transit Hotel, hotel untuk tamu yang singgah dalam waktu singkat.

Cure Hotel

Hotel Konvensi
15
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Klasifikasi hotel sesuai dengan lama tinggal
Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Transit hotel, tamu yang menginap dalam waktu singkat, rata-rata hanya satu malam.
9
Hotel transit yaitu hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu
kurang dari 24 jam sampai 3 malam, dan apabila tamu kurang dari 24 jam (not over
night)
maka
tarifuya hanya
diberikan day rate (50%
dari full rate) serta
pemakaiannya disebut day use. Transit hotel ini umumya berlokasi di daerah dekat
dengan pelabuhan udara (airport), atau pelabuhan laut (harbour), untuk menampung
tamu-tamu/penumpang yang singgah (transit) atau karena status perjalanannya sebagai
cadangan (waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut.
2. Semi-residential hotel, tamu yang menginap lebih dari satu malam, tetapi jangka
waktu menginap tetap pendek. Kira-kira berkisar antara dua minggu hingga satu
bulan.
3. Residential hotel, tamu yang menginap dalam waktu cukup lama, kira-kira paling
sedikit satu bulan.
E. Klasifikasi hotel berdasarkan jenis kamar
10
Jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :
a. Single room:
Kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single
untuk satu orang.
b. Twin room:
Kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing
berukuran single.
c. Double room:
Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (untuk dua
orang).
d. Double-double:
Kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu dan dengan tempat
tidur berukuran double (untuk dua orang).
9
Pengantar Ilmu Perhotelan dan Restoran, Abd. Rachman Arief, 2005
Menurut Sulastiono (2001, : 25)
10
16
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terdapat pula jenis-jenis kamar yang dibedakan menurut fasilitas yang tersedia dari satu
hotel dengan hotel lainnya, hal tersebut dikarenakan harga kamar selalu dikaitkan dengan
fasilitas kamar. Makin lengkap fasilitas kamarnya, makin mahal pula harganya. Contoh jenis
kamar menurut fasilitas adalah standard room, superior room, moderate, suite room, executve
suite room, dan penthouse.
11
Hotel berdasarkan jumlah kamarnya dibagi menjadi empat kategori yaitu kurang dari
150 kamar, 150 hingga 299 kamar, 300 hingga 600 kamar, lebih dari 600 kamar.
F. Klasifikasi hotel berdasarkan target market
Jenis hotel berdasarkan target market antara lain :
a. Commercial Hotels
Ditujukan kepada orang yang pekerjaannya berhubungan dengan berpergian, seperti
bisnis manajer, kelompok meeting dan seminar. Tipe hotel komersial merupakan tipe hotel
terbesar dan fungsi utamanya adalah untuk melayani klien bisnis.
b. Airport hotels
Airport hotel atau hotel bandara terkenal karena kedekatannya dengan pusat perjalanan
terbesar. Airport hotel merupakan hotel yang memiliki ukuran pelayanan yang luas. Airport hotel
ditujukan untuk klien bisnis, penumpang pesawat dengan penerbangan malam atau pembatalan
penerbangan dan pegawai perusahaan penerbangan. Hotel memiliki limousine dan van yang
banyak dimanfaatkan untuk mengantar dan menjemput tamu antara hotel dan bandara. Beberapa
airport hotel menyediakan fasilitas ruang pertemuan bagi tamu yang datang dengan pesawat
terbang dan hendak melakukan sebuah pertemuan.
12
“Airport hotel adalah hotel yang terletak ssatu kompleks bangunan dengan lapangan
udara atau berada disekitar Bandar udara. Target market dari jenis tamu hotel ini adalah para
usahawan aau penumpang pesawat yang mengalami penundaan penerbangan, juga para kru
pesawat”
c. Suite Hotel
Hotel ini ditujukan untuk keluarga yang berlibur dan seseorang yang ingin menikmati
kenyamanan saat berpergian jauh dari rumah. Hotel ini dimanfaatkan pula oleh para
professional, seperti akuntan, pengacara, para executive karena salah satu keistimewaan yang
11
12
Kasavana (1998)
Sugiarto (1996 ; 27)
17
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dimiliki oleh kamar suite hotel, yaitu disetiap kamar hotel terdapat ruang tamu dan kamar mandi
yang terpisah dengan kamar memberikan kenyamanan bagi para professional ini dalam bekerja.
d. Extended Stay Hotels
Hotel ini didirikan untuk menyediakan layanan bagi tamu yang datang dengan tujuan
untuk tinggal selama lima hari atau waktu yang lebih lama. Tamu yang menginap di extended
stay hotel biasanya tidak terlalu membutuhkan layanan dari hotel. Tidak seperti tipe hotel
lainnya, tarif kamar ditentukan dari lamanya tamu tinggal dihotel tersebut. Jenis hotel ini
memiliki kesamaan dengan suite hotel, hotel ini menyediakan kebutuhan dapur dalam kamar
dimana suite hotel tidak menyediakan.
e. Residential Hotels
Ditujukan pada tamu yang ingin tinggal dihotel dalam jangka waktu yang panjang dengan
melakukan kontrak tinggal terlabih dahulu. Kamar akomodasi dengan kamar mandi dan ruang
tamu terpisah, tipe kamarnya seperti kamar suite. Jenis akomodasi ini disediakan untuk orang
yang berada dipinggiran kota, bersifat permanen atau jangka panjang.
f. Leisure market (resort hotel)
Hotel ini ditujukan untuk orang yang berpergian, rekreasi, olahraga atau untuk hiburan.
Hotel ini bersifat musiman, pada saat high season aktivitas hotel tinggi dan sebaliknya.
g. Bed and Breakfaast Hotels
Sebuah hotel yang terdiri dari 20-30 kamar. Hotel ini memberikan penawaran kamar dan
makan pagi. Pemilik hotel biasanya tinggal didalam hotel tersebut dan bertanggung jawab pada
penyediaan makan pagi tamu.
h. Cassino Hotels
Sebuah hotel yang fungsi utamanya adalah sebagai pendamping dari sebuah kasino.
Layanan didalam kamar, makanan dan minuman bukanlah merupakan tujuan utama untuk
memperoleh keuntungan. Tamu yang ingin mencari kesenangan dan melakukan perjalanan
berlibur untuk menggunakan fasilitas kasino menginap dihotel ini.
i. Conference Centers
Conference centers di desain untuk kelompok meeting dan hampir keseluruhan pelayanan
hotel ini menawarkan akomodasi bermalam selama meeting diadakan. Hotel ini menekankan
pada penyediaan layanan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kelancaran jalannya meeting.
18
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
j. Convention Hotels
Menawarkan ± 2000 kamar. Fasilitas hotel ini di desain untuk mengakomodasi rapat
besar.
k. Klasifikasi hotel sesuai dengan bintang (Endy Marlina, “Panduan Perancangan Bangunan
Komersial (72))
Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 (lima) golongan kelas berdasarkan kelengkapan dan
kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan, serta mutu pelayanan sesuai dengan persyaratan
penggolongan hotel sebagaimana yang ditetapkan dalam lampiran Keputusan Menteri
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel.
1. Hotel bintang dua (**)

Jumlah kamar standar minimum 20 kamar

Jumlah kamar suite, minimum 1 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 22 m²

Luas kamar suite minimum 44 m²
2. Hotel bintang tiga (***)

Jumlah kamar standar minimum 30 kamar

Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 24 m²

Luas kamar suite minimum 48 m²
3. Hotel bintang empat (****)

Jumlah kamar standar minimum 50 kamar

Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 24 m²

Luas kamar suite minimum 48 m²
4.
Hotel bintang lima (*****)

Memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond.

Jumlah kamar standar minimum 100 kamar

Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
19
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Kamar mandi didalam

Luas kamar standar minimum 26 m²

Luas kamar suite minimum 52 m²
l. Klasifikasi hotel sesuai dengan tipe harga kamar atau plan
Yang dimaksud dengan plan adalah suatu sisem yang dipergunakan dihotel dalam
menetukan pentarifan yang ada hubungannya dengan penyediaaan atau penjualan makanan.
 European Plan
 American Plan
 Continental Plan
 Bermuda Plan
m. Klasifikasi hotel berdasarkan tarif kamar

Economy Hotel

First Class Hotel

Deluxe Hotel
n. Klasifikasi hotel berdasarkan lama operasi hotel

Season Hotel

Arround The Year Operation Hotel
o. Klasifikasi hotel berdasarkan lokasi hotel

City hotel
City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian tamunya yang
menginap melakukan kegiatan bisnis.

Resort hotel
Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, di mana sebagian besar
tamu
yang
menginap tidak
melakukan kegiatan
usaha.
Macam-macam resort
hotel
berdasarkan lokasi, antara lain:
a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan)
b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai)
c. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau)
d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung)

Suburb hotel
20
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota
satelit yakni pertemuan antara kedua kotamadya.

Urban hotel
Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau
hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang tadinya hanya berupa desa.

Airport hotel
Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area
pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara.
Berdasarkan keterangan diatas maka disimpulkan bahwa Motel pada proyek ini termasuk
kedalam klasifikasi:

Hotel berdasarkan standar merupakan hotel semi Internasional
Hotel berdasarkan jumlah kamar merupakan hotel medium, dengan jumlah kamar 50 s/d
100 kamar

Hotel berdasarkan jenis tamu merupakan hotel transit.

Hotel berdasarkan lama tinggal merupakan hotel transit.

Hotel berdasarkan target market merupakan Leisure market (transit hotel)

Hotel sesuai dengan bintang merupakan hotel bintang empat (****)

Hotel berdasarkan lokasi hotel merupakan motel hotel
2.1.6. Tipe Kamar Hotel
Pada hotel, ruang tidur merupakan ruang privat yang perlu diperhatikan untuk memenuhi
tuntutan kenyamanan dan privatisasi tamu. Aspek efisiensi juga harus diperhatikan sehingga
tamu merasa betah menginap di hotel tersebut.
 Klasifikasi kelas kamar pada sebuah hotel adalah:
a. Standard room
Jenis kamar yang tersedia untuk dua orang penghuni dengan kondisi, berisi satu tempat
tidur double (double bed) atau dua tempat tidur dan fasilitas yang tersedia di dalam kamar
tersebut berlaku umum di semua hotel.
b. Deluxe room
Jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standar, misalnya dengan ukuran
kamar lebih besar dan tambahan fasilitas, seperti televisi, lemari es, dll.
21
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. President suite room
Jenis kamar dalam suatu hotel, tersedia untuk 2-3 atau lebih penghuni dengan kondisi
berisi dua atau tiga kamar lebih dengan ukuran kamar lebih besar, luas, mewah dan lebih lengkap
dengan fasilitas tambahan seperti ruang tamu, makan, dan dapur kecil (kitchenette) serta mini
bar. Tempat tidurnya terdapat double bed, twin bed atau bahkan single bed.
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing – masing jenis kamar tersebut adalah
sebagai berikut :

Kamar mandi private ( bathroom ) dan perlengkapannya.

Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis).
22
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Lemari pakaian ( cupboard ).

Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack ).

Telepon, lampu, AC.

Radio dan Televisi.

Meja rias / tulis ( dressing table ) dan kursi.

Meja lampu.

Asbak , korek api , handuk , alat tulis ( stationeries ), dll.
2.1.7. Pengertian Resort
Resort dapat di definisikan sebagai daerah tujuan yang secara relatif mandiri dan secara
tipikal menyediakan fasilitas dan pelayanan dalam tingkat besar, termasuk perencanaan yang di
desain untuk rekreasi dan relaksasi. Ruang terbuka dan Landscape adalah elemen yang paling
diutamakan dan diperhatikan dalam merencanakan sebuah Resort.
•
13
Resort mempunyai arti sebagai tempat wisata yang sering dikunjungi orang atau tempat
rekreasi dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alam yang berada di lokasi
tersebut.
•
14
Pergerakan individu/keluarga/kelompok manusia ke suatu tempat diluar daerah tempat
tinggalnya untuk masa, selang waktu, dan kepentingan tertentu.
Resort Menurut Para Ahli

15
“Resort merupakan tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di
pegunungan yang banyak dikunjungi”.

16
“Resort adalah sebuah tempat menginap yang mempunyai fasilitas khusus untuk
kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa dan bagian concierge
berpengalaman dan mengetahui betul lingkaran Resort, bila ada tamu yang mau
hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar Resort ini”.
Homby AS, Oxford, Advanced Learner’s Dictionory of Current English
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1976
15
Echols, 1987
16
Pendit, 1999
13
14
23
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/

17
“Resort adalah sebuah kawasan yang terencana dan tidak hanya sekedar untuk
menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi”.

18
“Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang
di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran
jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan
kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, kesehatan, konvensi
serta keperluan usahan lainnya”.

19
“Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di
pegunungan yang banyak dikunjungi.”
20
Pengertian Resort pada umumnya selalu dikaitan dengan pendekatan, keterpaduan
fasilitas yang satu sama lain saling menunjang.
A Resort is considered a final destination for vacation travelers. Asa such it must have a full
complement of aminities, services, product, and recreational facilities required by guest. The
development of a Resort destination embraces similar types of problem economic, sosial and
environment.
Sedangkan Indonesia memberi istilah kawasan pengganti Resort sebagaimana ditetapkan dalam
Surat Keputusan Menteri Pariwisata Pos Dan Telekomunikasi RI nomor 59 / PW 002 / MPPT /
85. Saat itu kawasan usaha pariwisata adalah setiap usaha komersial yang lingkup kegiatannya
menyediakan sarana dan prasarana untuk pengembangan pariwisata.
2.1.8. Fungsi Resort
Resort merupakan fasilitas yang menyeiakan tempat tinggal sementara untuk keperluan
bisnis dan wisata, untuk menghilangkan rasa lelah sesaat, rasa penat, dan juga sebagai tempat
berkumpul dan bersosialisasi.
Pendit, 1999
Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1998
19
John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987
20
Chuck Y. Gee (1985
17
18
24
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.9. Tujuan Resort
Tujuan dibangunnya sebuah Resort adalah :
a. Sebagai tempat wisata yang menawarkan fasilitas-fasilitas lengkap berupa akomodasi,
rekreasi, olahraga, pangan dan kesehatan. Sehingga wisatawan dapat beraktivitas penuh
dikawasan tersebut.
b. Sebagai kawasan yang menawarkan pengalaman yang unik bagi wisatawan yang berbeda
dengan objek wisata lainnya.
c. Tempat untuk berlibur dan mencari pengalaman baru bagi wisatawan yang berbeda dengan
suasana dalam kehidupannya sehari-hari.
2.1.10. Sejarah Perkembangan Resort
a.
Perkembangan awal Resort di Eropa
Beradasarkan penemuan-penemuan sejarah dan fakta-fakta arkeologis terbaru, konsep
Resort yang asli di duga berasal dari kota Roma, mungkin membangun hotel pertama dengan
sepenuhnya untuk rekreasi, Resort ini dapat di sebut langkah awal dalam membangun struktur
dan elemen yang memiliki asosiasi dengan hotel. Resort dibangun di sekitar pemandian umum,
kunjungan ke tempat pemandian umum menjad rekreasi favorit bagi hampir semua kalangan
masyarakat di Roma karena banyak sekali tujuan yang dapat dilakukan di dalamnya. Selain
untuk kebersihan juga dapat digunakan alasan kesehatan, namun kebutuan untuk bersosialisasi
melebihi manfaat dari pemandian itu sendiri. Pemandian biasanya dikombinasikan dengan
fasilitas seperti tempat olahraga, pusat komunitas, relaksasi dan sosialisasi yang dapat di nikmati
setelah hari yang berat dibuat lebih atraktif dengan adanya tempat makan dan minum. Ketika
pemandian umum diperkenalkan di abad ke-2 sebelum masehi, pemandian tersebut sangat kecil,
berdekorasi sederhana dan terutama bermanfaat sebagai tujuan, selanjutnya di tambah dengan
mozaik dari marmer dan patung-patung agar lebih memberi kesan leisure, contohnya pemandian
Neptunus di bangun di tanah yang berbentuk dari selatan ke utara bagian timur gedung :
frigdarium (pemandian air dingin), Tepidaria (pemandian air hangat), dan Caldarium
(pemandian air panas) : Di tengah gedung terdapat palaedtra terbuka dimana latihan dapat
dilakukan sebelum atau sesudah mandi, di bagian selatan atau timur palaestra terdapat ruangan
rekreasi yang tidak terlalu membutuhkan energy (tempat perkawinan, perayaan dan pesta, di
dekat tempat pemandian tersebut). Gedung ini terletak dibagian muka ruangan decumanus,
25
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
karena berhadapan langsung dengan barisan totok terbuka dibawah serambi-serambi bertiang,
dan dibagian selatan dan barat tangga yang kokoh menghubungkan jalan dengan apartemen di
bagian atas gedung. Denah dari pemandian Neptunus ini mengilustrasikan deskripsi di atas dan
menunjukan elemen struktural dari hotel Resort yang ditemukan di abad-abad setelahnya.
Fasilitas rekreasi yang luas seperti restoran, akomodasi dan toko-toko untuk memenuhi
kebutuhan pengunjung selama penginapan di hotel Resort tersebut.
Permintaan di atas adalah salah satu faktor pengembangan tradisi hotel Swiss yang
terkenal tapi terkendala dengan kondisi alam yang sulit dalam pembangunannya malahan
sebelum kereta dibangun, harus melalui perjalanan yang panjang dan parah,satu keluarga untuk
dapat tempat tinggal selama beberapa bulan dan ini membuat fasilitas yanglebih banyak dari
sekedar penginapan. Muncunya hotel tertua Iinterlaken (1759 atau abad ke-15) juga dibangun
untuk mengakomodasi pengunjung mata air di Resort ST.morotz yang memiliki chalybeatennya
dengan warna karat yang khas, juga ada pengaruh rom.dua pemilik hotel khusus Resort Badrutt
(hotel La Vue De Bermina/1815, pension faller/1860, dan hotel palace/1896) dan Johanes (hotel
Baur Au Lae/1938 di Zurich) yang sempat sebagai pekerja magang tukang roti. Hotel Baur ini
mungkin menjadi Resort pertama yang menyadari nilai dari pemandangan alam karena pada
waktu itu ketidakmampuan menangani banyaknya pengunjung langsung merombak ulang
seluruhnya yang biasanya menghadap ke kota tapi ini menghadap ke danau Lucerne. Pada awal
1800an mejadi Resort musim panas yang terkenal, dari sana mulai banyak Resort yang
mengagumkan dibangun di tepi danau seperti hotel istana (dengan restoran Table d’Hote nya)
Pension Burgenstck 1860an kemudian lahirlah konsep musim dingin yang banyak di sukai orang
Eropa, seperti Johanes Badrutt II yang meyakinkan pengunjung Inggris yaitu dengan tradisi baru
berseluncur atau mengendarai kereta luncur. Sementara prinsip awal dari Resort pertama di atas
sumber (mata air ajaib), selanjutnya adalah aktifitas sosial dan kesenangan dibangun dengan
manajemen Resort, karena pertengahan abad 1800an kepercayaan itu mulai berkurang, berbeda
dengan aktifitas di Baden Homburg menjadi Resort yang sangat terkenal dan menguntungkan,
ini di dukung oleh Kasino M.Banazet yang mempunyai manajer, yaitu Francois Blanc dengan
mengambil alih manajemen baik ke Monaco dan mengoperasikan selama musim dingin yang
juga menyediakan sarana judi untuk kalangan elit di seluruh dunia dengan sarana spa untuk
kesehatan menjadi atraksi yang sangat menggoda.
26
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b.
Kontribusi terhadap Pembangunan Resort Amerika
Sekitar abad 18-19 Resort Amerika pertama di sepanjang pelabuhan atlantik dengan pola
penginapan dan juga konsep dasar Spa yang sama seperti di Eropa, yaitu hotel resor awal yang
dibangun di timur Yellow Springs dan Bath Springs, di Pennsylvania (1722) dengan cepat
menjadi kawasan wisata musim panas yang terkenal. Warm Springs, Healing Springs, Hot
Springs di Virginia yang mempunyai Homestead pertama pada tahun 1766, dan Saratoga Springs
(yang memiliki sejarah Roller-Coaster) di Virginia Barat (1778) yang awal populernya karena
Spa, meskipun akhirnya karena atraksi-atraksi lain juga.
Pada saat yang sama Resort tepi pantai yang di ciptakan di Long Branch dan Cape May dengan
tipe lain sudah mulai terkenal dan banyak pengunjung pada rumah kayu nya sekitar 1760 dan
1800. Pada Newport (juga memiliki sejarah Roller Coaster). Rhode Island juga maju pesat
sebagai pusat komersil karena sirup gula di distilasikan menjadi rum yang di tukar dengan budak
perdagangan Afrika dan pada tahun 1781 perdagangan budak dihapuskan di Utara Amerika.
Resort tadi sudah mulai mengikuti perubahan norma sosial dan selera konsumen.
Sir William Johnson pada tahun 1767 sebagai orangkulit putih pertama yang melakukan
pengobatan dari mata air Saratoga Springs yang dikenal di 5 negara sebagai mata “mata air obat
dari leluhur” ini mata air panas sulfur yang kaya akan sodium, kalsium, magnesium dan
potassium dengan pola yang sama dengan spa di Amerika, dengan pengumuman cara
pengobatannya di ikuti oleh kampanye dan konstruksi hotel besar super mewah, seperti pertama
dibuat Putnams Union Hall (1800), lalu Congress Hall (1812), dan yang paling besar The United
State (1824). Selain itu Gideon Putnam juga mempromosikan pengembangan pancuran
kesehatan di wilayah Indian terpencil di New York. Di White Shulpur Springs untuk orang yang
menderita Artshritis juga dibanun gedung Resort oleh Michael Bowyer setelah diperkenalkan
Amanda Anderson (1778). Pada 1800an struktur pemanen yang dibuat yaitu Padise Row,
Alabama Row, Cottage dan Sprinb House yang terkenal contoh utama dari “spa mewah”, Resort
ini hanya berjarak 60 mill dari 2 Resort yang sejak 1825 menjadi saingan, yaitu Healing Springs
dan Hot Spring yang Homestead pertamanya oleh Dr.Thomas Goode. Tahun 1829 Saratoga
Spring dan Resort wilayah timur lainnya terkenal sebagai pusat kesempatan social. Dapat dilihat
dari penjelasan fenomena (1838) orang Inggris sehabis mengunjungi, James Silk Buckhingham
mengatakan dimana ekslusifnya dengan bangsawan di Inggris), dengan 2 dolar perhari dapat
duduk bersama. Maka mereka tinggal selama beberapa minggu atau bulan. Berdasarkan sejarah
27
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
The Greenbier, pengembangan sesungguhnya dari Resort di Amerika datang dengan adanya rel
kereta api dan pelabuhan baru. Hotel besar De Grande Luxe (1846) dengan pembangunan Occan
House di dalam strukturnya maka dengan cepat pada daftar tamunya telah terhitung beberapa
milioneer New York. Pentingnya prinsip pemasaran Resort dapat dilihat pada salah satu Resort
pemancingan dan perburuan tertua di AS, Bar Harbour, Maine yang dipromosikan oleh
wartawan dari surat kabar Tribune yaitu Robert Carter dengan menulis sebuah buku yang
memuji keindahan dan kemurnian kualitas remote area ini dan untuk ke depan di dalam isinya
juga menyatakan bahwa atraksi-atraksi baru harus ada dan dikembangkan agar daerah Resort ini
tidak kehilangan pamornya.
2.1.11. Klasifikasi atau Penggolongan Resort
A. Klasifikasi Resort terbagi berdasarkan letak orientasi view dan lokasi dan kelengkapan atraksi
wisata. Jenis-jenis Resort berdasarkan letak orientasi view, yaitu:
•
Beach Resort (Resort yang berada di pinggiran pantai)
•
Mountain Resort (Resort yang terletak di pegunungan)
•
Lake Resort (Resort yang berada di tepi danau)
•
Hill Resort (Resort yang berada di puncak gunung)
•
Forest Resort (Resort yang berada di kawasan hutan lindung)
B. Jenis-jenis Resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan atraksi wisata, yaitu:
•
Resort gabungan (intergrated Resort)
Resort gabungan, termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah Resort
yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal di dalam atau dekat
dengan Resort. Orientasi Resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut,
lereng-lereng ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti
daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau fasilitas
olahraga lain atau kombinasi di antaranya.
•
Resort perkotaan (town Resort)
Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas perkotaan,
tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktifitas Resort yang memiliki akomodasi seperti
hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh Resort perkotaan seperti Resort
28
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ski, Resort pantai, dan Resort spa di kota-kota Eropa dan Amerika Utara. Resort pantai di
Australia dan Resort spa di perkotaan Jepang.
•
Resort retreat (retreat Resort)
Skala Resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas
tinggi. Terdapat di daerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau di pulau-pulau kecil.
Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.
•
Rekreasi air (Perairan)
Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media
perairan, baik sungai, danau, waduk, atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam
perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh
kondisi perairannya. Aktifitas tersebut dapat berupa pasif atau aktif. Sebagai contoh
untuk perairan yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang
indah maka aktifitasnya cenderung pasif (contohnya pada pantai parangritis, Jogjakarta).
Sedangkan untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cenderung aktif (seperti marina
ancol, pantai kuta bali).
C. Klasifikasi Resort sesuai dengan jumlah kamar.
•
Standard Cottage
Fasilitas terdiri dari kamar tidur dan kamar mandi
•
Deluxe Room
Fasilitas terdiri dari kamar tidur, pantry dan kamar mandi
•
Family Cottage
Fasilitas terdiri dari dua kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, dan kamar mandi.
2.1.12. Karakter Resort
Perencanaan Resort yang diklasifikasikan sebagai Resort dengan tujuan olahraga dan
rekreasi adalah sebuah hunian yang berada di daerah peristirahatan dengan fasilitas yang lengkap
dan memanfaatkan keadaan alam sekitar. Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu
tempat wisata memiliki karakter yang berbeda dan memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam
merencanakan sebuah Resort yang perlu diperhatikan dalam prinsip desain adalah sebagai
berikut :
29
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
A. Kebutuhan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata
1. Suasana tenang untuk istirahat, selain olahrag dan hiburan.
2. Kesendirian dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan
orang lain, berpartisipasi dalam aktifitas kelompok.
3. Berinteraksi dengan lingkungan budaya baru dan negara baru dengan standar
kenyamanan dirumah sendiri.
B. Kenyamanan unik bagi wisatawan
1. Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi
2. Kedekatan dengan pantai, matahari, air laut dan sebagainya
3. Keakraban dalam hubungan orang lain diluar lingkungan kerja
4. Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda
C. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik
1. Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat
2. Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan
3. Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat
2.1.13. Pengertian Hotel Resort
Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian
pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari
pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa Resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah
raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang
berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.
30
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.14. Bangunan Hotel Resort
Ada 4 (empat) karakteristik Hotel Resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya,
yaitu :
1) Lokasi
21
“Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai
dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising,
“Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan
berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh
pada harganya.”
2) Fasilitas
22
“Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut
ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah
ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan
tennis dan penataan landscape.“
3) Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan
arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna
Hotel Resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung
tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
4) Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur,
bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya
yang memiliki panorama yang indah.
Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Design and Refubishment, Watson-Guptil, 1995
Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur
Ltd, London, 1977
21
22
31
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.15. Prinsip Desain Hotel Resort
23
“Penekanan perencanaan hotel yang diklasifikasikan sebagai Hotel Resort dengan
tujuan pleasure dan rekreasi adalah adanya kesatuan antara bangunan dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga dapat diciptakan harmonisasi yang selaras.”
24
“Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa suatu tempat yang sifatnya rekreatif akan
banyak dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari libur. Oleh karena itu
untuk mempertahankan occupancy rate tetap tinggi, maka sangat perlu disediakan pula fasilitas
yang dapat dipergunakan untuk fungsi nonrekreatif seperti, function room dan banguet.”
25
“Setiap lokasi yang akan dikembangkan sebagai suatu tempat wisata memiliki karakter
yang berbeda, yang memerlukan pemecahan yang khusus. Dalam merencanakan sebuah Hotel
Resort perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain sebagai berikut.”
a. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata
- Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan
hiburan
- Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi
dengan orang lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok
- Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan Negara baru dengan standar
kenyamanan rumah sendiri
b. Pengalaman unik bagi wisatawan
- Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi
- Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau, dan sebagainya
- Memiliki skala yang manusiawi
- Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olah raga dan rekreasi
- Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja
- Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda
Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Desgn and Refubishment, Watson-Guptil
Publication Ltd
24
Manuel-Bovy Boid dan Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Architecture
Ltd, London, 1977
25
Fred Lawson, Hotel and Resort, Planning, Desgn and Refubishment, Watson-Guptil
Publication Ltd
23
32
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik
- Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik mungkin
- Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat
- Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat
33
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2. TINJAUAN KHUSUS
2.2.1. Deskripsi Umum Hotel Resort Blue Ocean
Gambar 2.1. Logo Hotel Resort Blue Ocean
Nama
: Hotel Resort Blue Ocean
Bentuk Usaha
: Pelayanan Jasa
Pemilik
: Swasta
Pengelola
: Swasta
Lokasi
: Jl. Raya Karang Bolong Km 135 Desa Bandulu, Anyer
42466 Banten.
Fasilitas
: bar, lounge, restoran, meeting room, jogging track,
swimming pool, lapangan tennis, badminton, ballroom.
Jumlah villa
: 12 cottage
2.2.2. Latar Belakang Hotel Resort Blue Ocean
Hotel Resort Blue Ocean hadir dengan konsep budaya yang begitu kuat. Setiap sudut dalam
ruang kompleks cottage ini seolah ingin mengabadikan jejak budaya Bali yang sangat terkenal di
mancanegara. Dengan mempertahankan ciri khas bangunan tradisonal Bali. Hotel Resort Blue
Ocean terletak di daerah kawasan wisata Anyer Banten dengan kebudayaan khas Bali yang di
padukan dengan daya modern. Kawasan ini seringkali menarik perhatian para pengunjung yang
datang dari mancanegara yang ingin menikmati suasana pantai nya yang cukup menarik
perhatian dan menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi untuk tujuan berlibur.
34
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Terdiri dari 12 cottage, Lobby dan Lounge, kolam berenang dewasa dan kolam berenang
khusus anak-anak, dengan pemandangan pantai dan alam nya yang hijau, menjadikan kawasan
wisata ini penuh dengan ketenangan dan kedamaian. Di desain dengan Balinese Style yang
memadukan nuansa moderndan alami. Hotel Resort Blue Ocean juga menyediakan beragam
aktifitas di ballroom nya seperti pertunjukan kelas tari, musik, lukisan serta pertunjukanpertunjukan lainnya untuk menyenangi para pengunjung yang datang ke hotel resort ini.
2.2.3. Visi dan Misi Hotel Resort Blue Ocean
Visi
:
Hotel Resort Blue Ocean memposisikan diri sebagai salah satu hotel resort private
cottage yang menjadi pilihan utama di kawasan wisata anyer, tepatnya di desa bandulu
dengan mengutamakan kebudayaan dan karakteristik Bali Modern.
Misi
:
1. Memantapkan pengelolaan hotel resort demi kepuasan pelanggan/pengunjung
2. Mengembangkan dan melestarikan secara optimal kebudayaan dan alam
3.
2.2.4. Fasilitas Hotel Resort Blue Ocean
Fasilitas yang terdapat di dalam kamar :

AC

Air mineral

Pembuatan kopi/teh

Koran harian

Free wifi

Kotak penyimpanan dalam kamar, dan berbagai fasilitas mewah lainnya.
Hotel Resort Blue Ocean di lengkapi dengan fasilitas rekreasi, seperti :

Ruang rapat

Layanan kamar 24 jam
35
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Kolam renang dewasa dan anak-anak

Kolam renang di kamar tipe deluxe

Bar, lounge

Restoran dan berbagai fasilias lainnya
2.2.5. Lokasi Hotel Resort Blue Ocean
U
B
T
S
26
26
Gambar 2.2. Lokasi Hotel Resort Blue Ocean
http://www.explore.com.ve/id/faq/278-tipos-de-hoteles
36
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.4. Siteplan Hotel Resort Blue Ocean
27
27
Gambar 2.3. Siteplan Hotel Resort Blue Ocean
Dokumen Pribadi
37
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hotel Resort Blue Ocean Anyer merupakan salah satu hotel resort yang ada dikawasan
wisata Anyer, letaknya tepat di bagian barat Pulau Jawa dan berhadapan langsung dengan
Pulau Sunda, sekitar 130 km dari Kota Jakarta. Resort Resort Blue Ocean ini memiliki posisi
yang sangat strategis dari lokasi yang ada dipantai Anyer Banten. Adapun batasan kawasan
Hotel Resort Blue Ocean sebagai berikut :

Utara
: Hotel Marbella

Selatan
: Perkebunan dan pemukiman warga

Barat
: Selat Sunda

Timur
: Jalan Raya dan pemukiman warga
2.2.6. Bangunan Ruang Hotel Resort Blue Ocean
A. Lahan Parkir di hotel resort blue ocean
B. Lobby dan Lounge di hotel resort blue ocean
28
28
Gambar 2.4. A dan B Lahan Parkir dan Lobby Hotel Resort Blue Ocean
Dokumen Pribadi
38
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Dennah ballroom di hotel resort blue ocean
D. Dennah restoran dan kolam berenang di hotel resort blue ocean
29
29
Gambar 2.5. C dan D Ballroom dan Restoran Hotel Resort Blue Ocean
Dokumen Pribadi
39
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.7. Tipe Kamar Hotel Resort Blue Ocean
Kamar Hotel Resort (Cottage)
Jumlah keseluruhan kamar hotel resort (cottage) yang dimiliki oleh hotel resort blue
ocean adalah 12 tipe kamar yang berbeda, yaitu :
A. Tipe Deluxe
B. Tipe Family
30
30
Gambar 2.6. A dan B Tipe Deluxe dan Tipe Family Hotel Resort Blue Ocean
Dokumen Pribadi
40
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.8. Karakteristik Jenis Tamu Hotel Resort Blue Ocean
Jenis konsumen atau tamu Hotel Resort Blue Ocean terbagi kedalam tiga tipe, yaitu tamu
pasangan, keluarga dan dewasa. Berikut Tabel 5.1. Jenis Tamu Di Hotel Resort Blue Ocean :
No.
Jenis Tamu
%
1.
Pasangan
45
2.
Keluarga
35
3.
Dewasa
20
Total
100%
Tabel 2.1 Jenis Tamu Hotel Resort Blue Ocean
Berdasarkan Tabel 5.1. Jenis Tamu Hotel Resort Blue Ocean terbagi kedalam tiga tipe,
ini dapat dilihat bahwa tamu yang menginap di Hotel Resort Blue Ocean 45% adalah tamu
yang berpasangan. Tamu yang sudah berkeluarga sebesar 35% dan tamu dewasa sebesar
20%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa konsumen yang berpasangan (couple)
merupakan konsumen yang bertujuan untuk honeymoon, dan mencari hiburan/refreshing
bersama pasangannya.
41
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.9. Fasad Hotel Resort Blue Ocean
Bangunan Hotel Resort Blue Ocean terlihat sangat mendominasi dari bangunan yang
ada di sekitar lingkungannya, dan mengarah pada gaya dan tema Modern Etnik Bali. Bangunan
Modern Etnik Bali menggunakan konsep dengan bentuk horizontal atau bentuk bangunan yang
terpisah. Kesan Bali timbul dari bentuk arsitektur pintu gerbang Royal Pita Maha yang
menyerupai undakan, aling-aling dan terdapat beberapa patung tradisional bali, bahan yang
digunakan menggunakan bahan material alami seperti batu alam, dan kayu.warna cokelat
mendominasi bangunan ini yang memperkuat kesan tradisional bali. Sedangkan Gaya Modern
timbul dari bentuk furniture hotel resort yang terlihat simpel dan praktis.
42
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3. KAJIAN TEORI
2.3.1. Teori Pembentukan Ruang

Amos Rapoport dalam buku House Farm Culture menjelaskan tentang Teori Alternatif
Bentuk. Menyatakan bahwa suatu bentuk atau model disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu primary atau primer dan modifying factors mencakup faktor iklim, faktor bahan
atau material, faktor konstruksi, faktor teknologi dan faktor lahan.
1. Faktor iklim bukanlah faktor utama yang menentukan bentuk area karena pada
kenyataannya terdapat banyak variasi bentuk lahir di daera yang beriklim sama.
Bahkan pada beberapa kasus diketemukan pula solusi
bentuk iklim yang mana
bentuk yang tercipta lebih dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi
2. Fakor bahan atau material, konstruksi dan teknologi juga tidak mempengaruhi bentuk
secara langusng. Bahan dapat ditentukan dikemudian setelah bentuk yang di inginkan
sudah terbayang. Konstruksi dan teknologi pada bangunan primitif dan vernakular
merupakan salah satu contoh yang juga memperlihatkan betapa pengetahuan tentang
teknologi tifak selalu akan digunakan. Akan tetapi ketiga faktor tersebut tetap
memberikan perbedaan tertentu terutama karena dengan mempertimbangkan ketiga
faktor tersebut dapat membantu mewujudkan yang di inginkan.
3. Pemilihan lahan di pengaruhi oleh dua hal, yaitu defense atau pertahanan dan
ekonomi. Defense dan ekonomi, memang turut memegang peranan penting dalam
menentukan bentuk, akan tetapi pertimbangan terhadap lahan memang berpengaruh
pada elemen fisik, tetapi sejak kriteria sebuah lahan yang ideal ditentukan oleh tujuan
dan nilai-nilai yang di anut seorang pada suatu masa, maka pemilihan lahan yang
ideal, baik untuk di danau, sungai, gunung ataupun pantai tergantung pada definisi
budaya yang di anut.
4. Faktor sosial-budaya meliputi pertimbangan tentang agama dan kepercayaan,
keluarga dan struktur masyarakat, organisasi sosial, hubungan sosial antar individu,
dan pandangan hidup.
Namun demikian lahirnya suatu bentuk tidak cukup dengan hanya menjelaskan salah satu
di antara sekian banyak faktor yang disebutkan sebelmunya. Jauh lebih baik
memperhatikan interaksi dari setiap faktor sekunder yang berpengaruh dan juga
43
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memperhatikan fenomena budaya setempat yang Amos Rapoport sebutkan sebagai faktor
primer.

Menurut Francis DK Ching (1982:14) dalam desain interior salah satu yang perlu
diperhatikan adalah elemen pembentuk ruang. Dalam interior, ruangan memiliki tiga
bentuk dimensi yaitu: lantai, dinding, dan langit-langit. Elemen-elemen inilah yang
menciptakan bentuk maupun pola suatu ruang, dan masing-masing elemen mempunyai
peranan penting dalam tersusunnya pola suatu organisasi ruang, sirkulasi ruang, dan tata
perabot.
2.3.2. Pendekatan Konseptual Perancangan Interior
Desain interior pada prinsipnya merupakan upaya memecahkan masalah kehidupan yang
berkaitan dengan ruang bagian dalam dari sebuah bangunan. Maslaah yang harus dipecahkan
dalam interior berkaitan dengan maslaha fisik dan non fisik. Masalah fisik berkaitan dengan
kondisi ruang yang terdiri dari unsur lantai, dinding, plafon, perabot, utilitas seperti jendela
untuk memasukan cahaya ke dalam, ventilasi untuk mengalirkan udara alami, pintu untuk
mengaksese hubungan antar ruang, mekanikal dan elektrikal seperti saluran perlistrikan dan
pemipaan. Masalah non fisik berkaitan dengan faktor manusia seperti kondisi psikologi, sosial
dan budaya yang membentuk persepsi-persepsi dan perasaan terhadap suasana ruangan tertentu
Keberadaan sebuah konsep desain dalam perancangan interior sangatlah penting. Dengan
adanya konsep maka seluruh permasalahan yang akan dipecahkan dalam perancangan di
formulasikan ke dalam satu perumusan yang besifat abstrak, sebagai landasan atau panduan
untuk di terjemahkan ke dalam tataran teknis, yaitu penerapan dari abstraksi konsep ke dalam
perwujudan nyata yang dapat terukur dan tergambar secara visual.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk merumuskan pendekatan konseptual dalam
proses perancangan interior adalah memahami tentang hakekat desain yang secara umum dapat
dibagi ke dalam komponen, yaitu :
1. Desain sebagai perwujudan nilai simbolik dan budaya
2. Desain sebagai pemecahan masalah teknis
3. Desain sebagai perwujudan nilai ekonomis
44
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.3. Ergonomi dan Anthropometri
2.3.3.1. Latar Belakang Ergonomi
Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-lahan, telah merubah manusia dari keadaan
primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan
rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi
batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan
pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha
memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi
pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga
lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai
sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE
(efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang
sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
a. Tujuan Ergonomi
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini tujuan dalam
penerapan ergonomi:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
45
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Definisi Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan
ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang
dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:
1.
31
Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan
sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan efisien.
2.
32
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun
istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
3.
33
Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di
lingkungan kerja.
4.
34
Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan
dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya.
5.
35
Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan
kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja.
Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah
manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan
kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas,
efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan
manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
36
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan
dan pendekatan mengenai ergonomi, dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut
Manuaba, A, 1981
Tarwaka. dkk, 2004
33
Nurmianto, 1996
34
Suma’mur, 1987
35
OSHA, 2000
36
Mc Coinick 1993
31
32
46
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.
Secara fokus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan,
fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta
peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa
lelah dan sebagainya.
3. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan
manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan
lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam
definisi
37
ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi
mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk
merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan
produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia.
2.3.3.2. Definisi Anthropometri
38
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti manusia dan
“metron (measure)”yang berarti ukuran. Berikut adalah beberapa definisi antropometri dari
berbagai sumber :
a.
39
Antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan
karakteristik tubuh manusia seperti ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan
dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
b.
40
Antropometri terutama berkaitan dengan dimensi stasiun kerja dan pengaturan
alat, peralatan, serta material.
37
38
Chapanis (1985)
Bridger 2003
39
Nurmisnto 1996
40
Pulat 1997
47
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c.
41
Antropometri tidak hanya fokus pada kesesuaian ketinggian tempat kerja, tetapi
juga bagaimana operator dapat dengan mudah mengakses kontrol dan perangkat
input
42
Ergonomi dan antropometri mempunyai arti penting dalam perancangan desain
interior, karena dengan memperhatikan faktor-faktor ergonomi dan anthropometri, maka
para pemakai ruangan akan mendapatkan produktifitas dan efisiensi kerja yang berarti
suatu penghematan dalam penggunaan ruang. Untuk merancang dan memilih perabot
perlu memperhatikan siapa penggunanya.
Bagaimana ukuran perabotnya, bagaimana
bentuk dan warna yang diinginkan (sesuai) dengan karakter anak, sehingga mereka
merasa nyaman dan aman menggunakannya. Ukuran perabot yang tidak sesuai akan
menyebabkan ketidaknyamanan, kelelahan dan akibat-akibat fisik seperti perubahan
tulang belakang, dada, dll
Berikut adalah ukuran standar kenyamanan pada area kamar hotel Resort sesuai
ergonomi dan antropometri.
43
41
42
43
Gambar 2.7. Sleeping Spaces
Helander 2006
Budirahardjo (2002:30)
Buku Ergonomi
48
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
45
44
45
Gambar 2.8. Area Lobby
Gambar 2.9. Area Receptionist
Buku Ergonomi
Buku Ergonomi
49
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.4. Tinjauan tentang Warna
Penggunaan warna pada interior hotel resort dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat
kenyamanan yang dirasakan oleh pengunjung. Untuk itu, pemilihan warna yang tepat menjadi
unsur yang harus diperhatikan.
Pemilihan warna pada elemen-elemen ruang maupun bangunan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan suasana, terutama untuk menciptakan efek emosional atau psikologis
pada pemakaianya. Warna dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu warna panas dan
warna dingin. Warna dingin terkesan tenang, lembut dan sejuk. Warna ini meliputi warna hijau,
biru dan ungu. Sedangkan warna hangat terkesan ringan, penuh gairah dan bergolak/
bersemangat. Warna ini meliputi warna merah, jingga dan kuning.
“Pemilihan bahan bangunan yang tepat dapat membantu menghadiriekspresi bangunan
yang hendak dicapai. Berdasarka tekstur dan warna bahan tersebut akan memberikan karakter
yang berbeda. Berikut ini adalah daftar karakteristik material sebagai bahan pertimbangan” :
BAHAN & KEADAAN
PERMUKAAN
PEMANTULAN PENYERAPAN
(Cahaya)
Lingkungan Alam
Dinding Kayu
Dinding Batu
Lapisan Atap
(Panas)
Rumput
20%
80%
Ladang
15-30%
70-85%
Warna Muda
40-60%
40-60%
Warna Tua
15%
85%
Marmer
50-60%
40-50%
Batu Bata Merah
25-40%
60-75%
Beton
30-50%
50-70%
Seng Gelombang
10-35%
65-90%
Seng Alumunium
40-90%
10-60%
50
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lapisan Cat
46
Putih
80-90%
10-20%
Kuning
50%
50%
Merah
25-35%
65-75%
Hijau
40-50%
50-60%
Tabel 2.2. Macam-Macam Material dan Kemampuan Penyerapan Serta Pemantulan
WARNA
KARAKTERISTIK
Merah
Panas, Penuh Energi,
Jingga
Optimis, Muda dan Kreatif
Kuning
Gembira, Menyenangkan
Hijau
Alam, Tenang, Ramah
Biru
Dingin, Diam dan Dalam
Ungu
Unik, Tinggi, Ekstrim
Pink
Feminin, Romantis, Snsual
Coklat
Kehangatan Tanah
Putih
Murni, Bersih dan Segar
Hitam
Abadi, Fokus dan Magis
Pastel
Lembut, Ringan dan Menyenangkan
Netral
Warna untuk semua
Tabel 2.3. Macam Warna dan Karakteristiknya
46
Heinz Frick. F.X. Bambang Suskiyanto. Dasar-Dasar Eko Arsitekture. Yogyakarta : Kanisius
51
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.10. Lingkaran Warna
Dari lingkaran warna tersebut, diperoleh jenis-jenis warna yang ada dalam lingkaran
warna, jenis-jenis warna tersebut adalah warna primer, sekunder dan tersier, berikut
penjelasannya :
1. Warna Primer (Merah, Kuning dan Biru)
Warna ini menjadi dasar dalam lingkaran warna, warna-warna ini tidak dapat dihasilkan
dari kombinasi warna lain, tetapi justru ketiga
warna inilah yang menciptakan warna lainnya.
Warna ini pun adalah warna yang paling
mudah dikenali, biasanya anak-anak mulai
belajar warna dengan mengenali warna-warna
primer ini. Warna ini paling
banyak digunakan pada benda-benda anak,
seperti pada mainan, baju, sampai warna
ruang.
Gambar 2.11. Warna Primer
interior
Warna-warna ini juga, mampu merangsang gerak motorik serta perkembangan otak anak,
itu sebabnya banyak di aplikasikan pada interior sekolah taman kanak-kanak dan sekolah
khusus lainnya.
2. Warna Sekunder (Jingga, Hijau dan Ungu)
Warna ini adalah wampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama.
Campuran warna merah dengan kuning akan menghasilkan warna jingga, campuran warna
biru dan kuning akan menghasilkan warna hijau, sedangkan campuran antara merah dan biru
52
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akan menjadi warna ungu. Pada lingkaran warna, warna
sekunder ini terletak tepat ditengah antar warna-warna primer.
Meskipun tidak sekuat warna primer,
warna sekunder jingga, hijau dan ungu ini tetap memiliki
karakter yang kuat. Warna-warna ini cukup menarik perhatian
mata.
Gambar 2.12. Warna Sekunder
3. Warna Tersier (Merah Jingga, Kuning Jingga, Kuning Hijau, Biru Hijau, Biru Ungu dan
Merah Ungu)
Warna ini adalah warna-warna yang dihasilkan dari campuran warna sekunder dengan
warna primer di sebelahnya dengan perbandingan yang sama, sehingga terbentuklah warna
kuning-hijau atau sering juga disebut dengan hijau limau (lime green) sebagai campuran
antara kuning dan hijau, warna biru-ungu atau indigo sebagai campuran warna biru dan ungu,
warna biru-hijau atau warna hijau toska (turquoise)
atau sebagai campuran warna hijau dan biru, dan
seterusnya. Jadi didalam lingkaran warna yang terdiri
atas 12 warna, sepato atau enam diantaranya adalah
warna tersier.
Warna ini akan terlihat unik namun terkadang
membingungkan
untuk
menyebutnya,
misalnya
indigo. Bagi sebagian orang warna indigo disebut
biru, namun sebenarnya warna ini mengarah ke pada
Gambar 2.13. Warna Tersier
warna ungu. Demikian juga Turqoiseyang warnyanya mengarah pada hijau kebiruan atau biru
kehijauan. Namun keunikan inilah yang membuat warna tersier tampil ”beda” dan indah
apabila diterapkan dalam ruang.
Warna tersier ini akan menghindari kebosanan dari warna-warna primer yang lebih biasa
kita lihat.
Ada beberapa istialah warna seperti warna Hue, Value, kroma, Tint, shade dan tone.
Istilah-istilah ini dapat dilihat pada pohon warna. Dengan melihat pohon warna, akan
53
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mempermudah memahami tentang kombinasi dan skema warna pada tahap selanjutnya, berikut
penjabarannya :
a. Hue
Hue adalah warna yang memiliki intensitas penuh seperti merah, biru, kuning, ungu dan
seterusnya. Namun selain itu, Hue juga bisa dipakai untuk mendeskripsikan sebuah warna.
Misalnya pink memiliki unsur Hue warna merah yang dicampur dengan putih, lavender
memiliki Hue warna ungu dan indigo memiliki uhe warna ungu dan biru.
b. Value
Value adalah urutan kecerahan warna terang ke gelap dari putih ke hitam. Value yang lebih
terang dihasilkan dari Hue atau warna dengan menambahhkan warna puih, sebaliknya Value
yang lebih gelap adalah hasil penambahan warna hitam. Istilah gelap-terang Value bisa diganti
dengan kata tua-muda. Misalnya, hijau tua dengan hijau muda, diru tua dengan biru muda.
Yang menjelaskan gelap-terangnya Hue atau warna.
c. Kroma
Kroma adalah deretan Hue yang dicampur dengan Value atau deretan warna yang dicampur
dengan warna abu-abu. Campuran ini menginterpretasikan intensitas atau kekuatan warna.
Ketika sebuah warna dicampur dengan warna abu-abu, maka melemahlah intensitas atau
kekuatan warna tersebut. Warna paling kuat adalah warna yang memiliki intensitas penuh atau
tanpa campuran warna abu-abu sama sekali.
Penambahan warna abu-abu mengurangi intensitas atau kekuatan warna dan membuat warna
lebih redup dari pada warna aslinya atau berkesan diam (muted colors).
d. Tint
Tint adalah warna atau Hue yang dicampur dengan putih. Tint yang tercipta ini bisa disebut
warna-warna pastel atau warna pucat. Tint memiliki karakter warna yang lembut, halus
sekaligus ringan. Warna pastel ini membangkitkan perasaan ”muda”, innocence. Khusus Tint
berwarna pink pucat memiliki karakter yang romantis serta feminin. Tak heran bila warna
pink atau merah muda identik dengan wanita dan sangat digemari anak perempuan.
Sedangkan warna pastel lainnya juga merupakan warna favorit untuk kamar balita.
e. Shade
Shade adalah warna atau Hue yang dicampur dengan hitam sehingga tercipta warna yang
lebih gelap (itu sebabnya disebut shade yang artinya bayangan). Karena warna yang
54
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dihasilkan cendrung gelap, warna-warna ini memiliki karakter yang lebih kuat dan dalam dari
pada Tint. Apabila digunakan di dalam sebuah ruangan atau interior akan menciptakan
suasana yang dramatis, terutama apabila terdapat perbedaan shade yang mencolok.
f. Tone
Tone adalah warna atau Hue yang dicampur dengan abu-abu. Adanya unsur warna kelab,
menyebabkan warna yang dihasilkan akan memiliki gradsi yang lebih keruh. Warna-warna
menjadi tidak kuat intensitasnya atau tidak mencolok sehingga sangat mudah menyatu dengan
warna-warna lain terutama warna-warna yang berasal dari bahan alami seperti batu, bata
ekspose, kayu dan beton.
Warna tidak bersifat kaku, bahkan sangat fleksibel, setiap warna bisa menampilkan kesan
berbeda, tergantung warna di sisinya. Skema warna adalah penyusunan dua atau beberapa warna
yang berbeda dalam sebuah komposisi. Skema warna ini dapat membantu untuk melihat efek
yang dihasilkan ketika sebuah warna dipadukan dengan warna-warna lain.
Hal yang terunik adalah sebuah warna bisa berubah karakter dan kesannya apabila
dipadukan dengan warna lain. Warna juga dapat berubah karakter serta tampilannya apabila
memiliki proporsi yang dominan atau tidak dominan dalam komposisi warna. Berikut ini adalah
macam-macam skema warna, diantaranya :

Skema Analog
Komposisi warna yang menggunakan warna-warna yang bersebelahan atau berdekatan
didalam lingkaran warna. Misalnya skema warna kuning, kuning jungga, dan kuning. Dapat
pula yang berdekatan secara dalam jarak yang sama yaitu merah dengan jingga dan kuning.

Skema Monokromatik
Komposisi yang berasal dari sebuah Hue atau warna dengan intensitas Value yang berbedabeda. Dengan kata lain Hue atau warna tersebut diberikan Tint, tone dan shade yang berbeda.
Misalnya, komposisi warna yang terdiri atas merah, merah muda puccat (dengan Tint), dengan
merah gelap (dengan shade). Pengguna merah di sini merupakan variasi dari merah murni,
merah gelap, sampai ke merah pastel dengan menambah hitam, abu-abu dan putih.

Skema Komplementer
Komposisi warna yang menggunakan warna-warna yang berhadapan langsung dalam
lingkungan warna seperti perpaduan warna. Warna-warna ini letaknya bersebrangan dengan
lingkungan warna. Misalnya, merah dengan hijau, kuning dengan ungu, biru dengan jingga.
55
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perpaduan warna-warna komplementer ini memiliki warna yang seimbang sehingga
komposisi komplementer akan saling memperkuat karakter warna satu dengan yang lainnya.

Skema Split Komplementer (Komplementer Terbelah)
Komposisi yang terdiri atas satu warna ditambah dua warna yang mengapit warna
komplementernya (warna yang berseberangan dengan lingkaran warna). Misalnya, perpaduan
antara warna merah dengan warna kuning-hijau di hadapannya. Perpaduan warna ini sangat
kuat, lebih kuat dari pada warna komplementer. Sehingga kita perlu lebih berhati-hati untuk
menerapkan tiga warna ini di dalam tatanan interior. Namun apabila berhasil dengan baik
akan menciptakan kombinasi warna yang sangat dinamis dan hidup. Tiga warna split
komplementer dalam proporsi yang seimbang akan menciptakan suasana ruang yang
dramastis. Sedangkan untuk menciptakan komposisi yang harmonis, kita dapat menggunakan
salah satu warna sebagai warna dominan dengan dua warna lain sebagai aksen.

Skema Dobel Komplementer
Skema warna dua pasang warna komplementer yang bersebelahan. Misalnya, merah dan ungu
dengan kuning dan hijau atau dapat juga merah dan jingga berhadapan dengan biru dan hijau.
Skema ini memiliki karakter yang sangat ccerah juga dinamis. Penerapan pada ruang akan
menciptakan komposisi warna yang dramatis. Namun sebaliknya skema warna ini juga
diterapkan dengan cermat dan hati-hati untuk menghindari penggunaan warna yang terlalu
banyak dan terkesan ramai serta penuh dalam ruang.

Skema Triad
Tiga warna yang memiliki jarakyang sama antar masing-masing dalam lingkaran warna.
Jingga, hijau dan ungu adalah warna-warna triad, demikian pula komposisi tiga warna primer
merah, biru, dan kuning. Dalam kelompok warna ini, setiap earna biasaya memiliki intensitas
yang sama kuatnya. Tiga warna dari skema triad yang paling banyak digunakan adalah skema
triad dari warna primer. Komposisi warna-warna dasar ini sangat efektif dalam menstimulasi
indra penglihatan serta mempermudah proses belajar mengenal warna.

Skema Tetrad
Komposisi empat warna yang jaraknya sama satu sama lain dalam lingkaran warna, misalnya
merah, kuning-jingga, hijau dan biru-ungu. Karena banyaknya warna yang digunakan dalam
skema warna tetrad, biasanya dalam interior penggunanya hanya dilakukan pada porsi yang
kecil seperti pada aksesori ruang, misalnya untuk warna lukisan atau pernik ruangan.
56
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.3.5. Tinjauan Sirkulasi Hotel Resort
Resort harus memiliki jalur sirkulasi jelas agar mempermudah pengunjung/tamu Resort
yang datang ke Resort tersebut. Dalam setiap Resort, harus dapat dipisahkan jalur antara
tamu/pengunjung, pegawai/karyawan dan jalur untuk barang.
Resort harus memiliki jalur sirkulasi jelas agar mempermudah pengunjung/tamu Resort
yang datang ke Resort tersebut. Dalam setiap Resort, harus dapat dipisahkan jalur antara
tamu/pengunjung, pegawai/karyawan dan jalur untuk barang.
Tujuan sirkulasi dalam Hotel Resort adalah :
a. Mempermudah pengawasan dan pengontrolan keamanan
b. Menciptakan peayanan yang efisien
c. Menciptakan keteraturan
d. Peningkatan kepuasan pelanggan
2.3.6. Tinjauan Pencahayaan
A. Pengertian Pencahayaan.
Depkes RI (1992) dalam Santoso, A (2006) mendefinisikan pencahayaan sebagai jumlah
penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
47
Pencahayaan di dalam ruang adalah intensitas penyinaran pada suatu bidang kerja yang ada di
dalam ruang yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Mata dapat melihat sesuatu kalau mendapatkan rangsangan dari gelombangan cahaya.
Cahaya datang dari sumber cahaya dan dari benda yang memancarkan cahaya atau benda yang
memantulkan sinar dari sumber cahaya. Jadi terang dari sebuah ruangan akan di tentukan oleh
sumber cahaya dan cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang di tempatkan di dalam
ruang termasuk lantai, dinding, plafon, pintu dan sebagainya.48
47
48
Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
Santoso, A, 2006
57
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Sumber Pencahayaan
Berdasarkan sumbernya penerangan dibedakan menjadi dua yaitu, penerangan alamiah
dan penerangan buatan.
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya alami yaitu
matahari, dengan cahayanya yang kuat tetapi bervariasi menurut jam, musim dan tempat.
Pencahayaan yang bersumber dari matahari dirasa kurang efektif dibanding dengan pencahayaan
buatan, hal ini disebabkan karena matahari tidak dapat memberikan intensitas cahaya yang tetap.
Pada penggunaan pencahayaan alami diperlukan jendela-jendela yang besar, dinding kaca
dan dinding yang banyak di lubangi, sehingga pembiayaan bangunan menjadi mahal.
Keuntungan dari penggunaan sumber cahaya matahari adalah pengurangan terhadap energi
listrik.
Pencahayaan sebaiknya lebih mengutamakan pencahayaan alamiah dengan merencanakan
cukup jendela pada bangunan yang ada. Kalau karena alasan teknis penggunaan pencahayaan
alamiah tidak dimungkinkan, barulah pencahayaan buatan dimanfaatkan dan ini pun harus
dilakukan dengan tepat. Untuk memenuhi intensitas cahaya yang di inginkan sumber cahaya
alami dan buatan dapat digunakan secara bersamaan sehingga menjadi lebih efektif :
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Apabila pencahayaan alami tidak memadai atau posisi ruangan susah untuk di
capai oleh pencahayaan alami dapat dipergunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan buatan
sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan
b. Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada
tempat kerja/ruang
c. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar
secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak
menimbulkan bayang-bayang yang dapat mengganggu pekerjaan.
Tujuan pencahayaan di industri adalah tersedianya lingkungan kerja yang aman dan
nyaman dalam melaksanakan pekerjaan. Untuk upaya tersebut maka pencahayaan buatan perlu
dikelola dengan baik dan dipadukan dengan faktor-faktor penunjang pencahayaan di antaranya
58
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
atap, kaca, jendela dan dinding agar tingkat pencahayaan yang dibutuhkan tercapai (Padmanaba,
2006).
Jenis-jenis lampu yang digunakan dalan pencahayaan buatan, antara lain adalah :
1.
Lampu Pijar
Lampu pijar disebut juga lampu panas karena sebagian energilistrik berubah
menjadi panas dan sebagian berubah menjadi energi cahaya. Lampu pijar
kurang efisien bila digunakan untuk mengenali warna dan juga dapat
mengeluarkan panas. Hal ini akan membuat kurang nyaman dalam bekerja.
2.
Lampu Flouresensi
Lampu Flouresensi disebut juga lampu dingin karena energi listrik berubah
menjadi energi cahaya dan tidak disertai oleh pengeluaran energi panas
(UNEP, 2006)
C. Sistem Pencahayaan
Dalam bidang lighting, istilah sistem pencahayaan mempunyai dua pengertian yaitu
sistem untuk pencahayaan dan bola distribusi cahaya. Untuk sistem pencahayaan dibedakan
menjadi dua bagian : general lighting dan local lighting. General lighting digunakan untuk
pencahayaan menyeluruh atau sistem pencahayaan yang digunakan untuk mendapatkan
pencahayaan yang merata. Local lighting digunakan untuk memberikan nilai aksen pada suatu
bidang atau lokasi tertentu tanpa memperhatikan kerataan pencahayaan.
Secara keseluruhan general lighting dibedakan menjadi lima macam jenis sistem
pencahayaan, yaitu :
1. Indirect Lighting
Sistem pencahayaan disebut Indirect Lighting apabila 90-100% distribusi
cahaya mengarah pada plafon dan dinding bagian atas pada ruangan.
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan,
sedangkan kerugiannya adalah mengurangi cahaya total yang jatuh pada
permukaaan kerja.
2. Semi-Indirect Lighting
Sistem pencahayaan disebut Semi-Indirect Lighting apabila 60-90%
distribusi cahaya mengarah pada plafon dan dinding bagian atas ruangan.
59
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. General Diffuse dan Direct-Indirect Lighting
Sistem pencahayaan disebut General Diffuse dan Direct-Indirect Lighting
distribusi cahaya seimbang antara cahaya yang mengarah pada plafon atau
dinding bagian atas pada ruangan dengan cahaya yang jatuh ke bawah.
Sistem pencahayaan ini baik untuk ruangan dengan dinding berwarna
gelap, dimana dibutuhkan distribusi cahaya yang cukup tanpa menghadapi
resiko glare.
4. Semi-Direct Lighting
Sistem pencahayaan disebut Semi-Direct Lighting apabila 60-90%
distribusi cahaya mengarah pada dinding bagian bawah dan lantai. Sistem
ini disebut semi-direct karena distribusi cahaya berada pada sumbu
horisontal ruangan bagian bawah.
5. Direct Lighting
Sistem pencahayaan disebut Direct Lighting apabila 90-100% distribusi
cahaya mengarah ke bawah atau ke benda-benda yang perlu diterangi.
2.3.7. Tinjauan Penghawaan
Untuk membantu mengatasi udara panas yang berlebihan di dalam ruang maka
diperlukan suatu sistem penghawaan. Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi panas
diantaranya adalah pemakaian reflection glass, alat peneduh atau penangkal cahaya dan yang
paling terkenal adalah penggunaan AC (air conditioning). Untuk mengatur kesejukan udara ada
2 sistem yang dikenal yaitu sistem alami (cross ventilation) dan sistem buatan (AC dan kipas
angin).
A. Sistem Alami
Dapat diperoleh dengan melalui ventilasi yang terbentuk dari bukaan jendela. Dalam
penentuan tata sirkulasi udara haruslah memperhatikan kecepatan, temperatur dan arah angin
sesuai dengan daerah dan iklim. Ruangan yang ideal adalah ruangan yang mempunyai ventilasi
alami demi menjaga kesehatan penghuninya serta untuk menghilangkan udara yang tidak baik.
B. Sistem Buatan
Sirkulasi udara buatan diperoleh dari penyejuk udara atau AC, exhaust dan lain-lain.
Sirkulasi udara buatan digunakan untuk memperoleh kondisi udara yang nyaman dan stabil.
60
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sistem penyejuk udara menangani udara dalam beberapa cara karena suhu yang nyaman tidak
hanya bergantung dari temperatur udara, tapi juga pada kelembapan yang relatif, temperatur
realisasi permukaan sekitar dan aliran udara kemurnian udara dan cara menghilangkan bau
merupakan faktor-faktor kenyamanan tambahan yang dapat dikendalikan oleh sistem penyejuk
udara. Penghawaan sistem buatan dalam sebuah interior sebaiknya memilki cirri-ciri sebagai
berikut :
- Pemakain AC sangat efisien pada sebuah interior yang tidak memungkinkan mendapatkan
udara secara bebas, sehingga dengan pemakaian AC dapat menciptakan udara yang
berkualitas.
- Untuk pemakaian heating atau cooling, disesuaikan dengan iklim, untuk daerah tropis
menggunakan cooling.
- Smoke control diletakkan pada ruangan yang banyak asap rokok untuk mencegah asap
rokok menyebar ke ruang lain.
- Exhausfan dan AC digunakan di dapur yang sirkulasi udara di daerah dapur.
2.3.8. Tinjauan Akustik
Akustik adalah pengaturan suara sedemikian rupa sehingga suara yang timbul tidak
mengganggu, justru memberi kenikmatan pada pemakai ruang. Untuk menghindari gema atau
gaung digunakan tekstur dinding kasar, bentuk dinding bergelombang atau berlipat-lipat,
material accoustic tile, softboard, vinyl, karpet dan lain-lain.
Menurut J. Pamudji Suptandar dalam bukunya Pengantar Desain Interior untuk mahasiswa,
pengurangan kebisingan pada bangunan publik dapat dimanipulasikan dengan memperdengarkan
musik-musik yang mengalun lewat sound system tertentu. Penggunaan musik akan memberikan
kenyamanan secara psikologi dan emosional, serta dapat mengurangi suasana dan keadaan yang
monoton.
2.3.9. Tinjauan Tata Air
Penggunaan air bersih dalam Resort terbagi untuk distribusi air minum, masak, mencuci,
membersihkan alat-alat tertentu (menggunakan air panas), toilet dan pendistribusian air untuk
sprinkler maupun AC. Adapun pembagian distribusi air melalui sistem plumbing terbagi sebagai
berikut :
61
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Air bersih, dapat didapati melalui PAM untuk cadangan yang dapat ditampung di
reservoir kemudian didistribusikan keseluruh bangunan.
- Air kotor, berasal dari air hujan, dapur, cuci dan toilet, kemudian dialirkan dan di proses
ke dalam water treatment untuk didaur ulang atau dibuang ke saluran kota.
62
Firda Faradhiba, 41709010018
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download