BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

advertisement
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah
dijelaskan mengenai “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
dan Dampaknya pada Return Saham pada Perusahan Minyak dan Gas Bumi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014”, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Perkembangan Kinerja Keuangan (ROA dan DER) pada Perusahaan
Minyak dan Gas Bumi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2010-2014
a. Perkembangan Kinerja Keuangan yang diukur melalui Return On
Assets (
) pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014
Selama periode 2010-2014, ROA pada perusahaan minyak dan gas
bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi.
Tahun 2010-2011 ROA mengalami peningkatan kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2012 naik kembali pada tahun 2013 dan kembali
mengalami penurunan pada tahun 2014. ROA tertinggi terjadi pada
tahun 2011 dimiliki MEDC dikarenakan kenaikan laba bersih dan total
aktiva. Sedangkan ROA terendah terjadi pada tahun 2010 dimiliki BIPI
dikarenakan perusahaan tidak mampu mengelola assetnya untuk
menghasilkan laba perusahaan sehingga memperoleh kerugian.
Perusahaan yang paling sering mencapai ROA tertinggi adalah MEDC
yaitu selama dua tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2010-2011,
sedangkan perusahaan yang paling sering memperoleh ROA terendah
adalah BIPI yaitu selama tiga tahun berturut turut pada tahun 20102012. ROA yang rendah menunjukkan bahwa pengelolaan aktiva
perusahaan belum efektif dalam menghasilkan laba bersih, sedangkan
ROA yang tinggi merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam
143
144
menghasilkan laba bersih dari pengelolaan aktivanya secara efektif dan
efisien.
b. Perkembangan Kinerja Keuangan yang diukur melalui Debt to
Equity Ratio (
) pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014
Selama periode 2010-2014, DER pada perusahaan minyak dan gas
bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan
selama 5 tahun berturut-turut yang disebabkan peningkatan DER
perusahaan RUIS, MEDC, ENRG, dan ARTI. DER tertinggi terjadi
pada tahun 2014 yang dimiliki RUIS dikarenakan peningkatan total
ekuitas dan peningkatan total hhutang. Sedangkan DER terendah terjadi
pada tahun 2011 dimiliki BIPI dikarenakan penurunan total ekuitas dan
penurunan total hhutang. Perusahaan yang paling sering mencapai DER
tertinggi adalah RUIS yaitu selama empat tahun berturu-turut pada
tahun
2011-2014,
sedangkan
perusahaan
yang
paling
sering
memperoleh DER terendah adalah BIPI dan ELSA yaitu selama tiga
tahun berturut turut pada tahun 2012-2014. DER yang rendah
menunjukkan bahwa porsi hhutang yang digunakan perusahaan lebih
rendah dibandingkan porsi ekuitasnya, hal ini berarti beban perusahaan
untuk membayar bunga pinjaman dapat ditekan. Sedangkan, DER yang
tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan lebih banyak menggunakan
hhutang dibandingkan modal sendiri. Hal ini berarti beban perusahaan
untuk membayar bunga pinjaman semakin besar.
2.
Perkembangan Harga Saham Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014
Selama periode 2010-2014, harga saham perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan di tahun 2010-2012 yang
disebabkan dominasi penurunan harga saham. Sedangkan peningkatan
terjadi pada tahun 2013-2014 yang disebabkan pada tahun 2014 semua
perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
145
mengalami kenaikan harga saham. Harga saham tertinggi terjadi pada
tahun 2014 dimiliki MEDC. Sedangkan harga saham terendah terjadi pada
tahun 2012 dimiliki ENRG. Peningkatan dan penurunan harga saham yang
dialami perusahaan-perusahaan tersebut dipengaruhi oleh ROA dan DER.
Sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin tinggi ROA akan
meningkatkan harga saham namun kebalikannya, apabila DER tinggi
maka akan menurunkan harga saham.
3.
Perkembangan Return Saham Perusahaan Minyak dan Gas Bumi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014
Selama periode 2010-2014, return saham perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2011, 2013 dan
2014 yang disebabkan dominasi kenaikan return saham. Sedangkan
penurunan terjadi pada tahun 2010 dan 2012 yang disebabkan dominasi
penurunan return saham. Return saham tertinggi terjadi pada tahun 2014
yaitu dimiliki ELSA, sedangkan return saham terendah terjadi pada tahun
2012 dimiliki ENRG. Peningkatan dan penurunan return saham yang
terjadi disebabkan oleh faktor harga saham, ROA dan DER dari suatu
perusahaan tersebut. Sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin tinggi
ROA dan harga saham akan meningkatkan return saham namun
kebalikannya apabila DER tinggi maka akan menurunkan return saham.
4.
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan yang Diukur melalui Return
On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga
Saham (Model Regresi 1)
Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan F test (uji F), nilai
<
, maka
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan yang diukur melalui Return On Assets (ROA) dan Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham secara
bersama-sama pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
146
Astuti (2013) yang menyatakan bahwa semua variabel independen (EPS,
PER dan DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
baik secara parsial (uji t) maupun secara simultan (uji f). Penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Susilawati (2012) yang
menyimpulkan solvabilitas (DER) dan profitabilitas (ROA) berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
5. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan yang Diukur melalui Return
On Assets (ROA) danDebt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return
Saham (Model Regresi 2)
Berdasarkan hasil pengujian statistik dengan F test (uji F),nilai
<
, maka
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan yang diukur melalui Return On Assets (ROA) dan Debt to
Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham secara
bersama-sama pada perusahaa dan minyak dan gas bumi yang terdaftar di
BEI periode 2010-2014. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Malintan (2013) yang menyatakan bahwa Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return On
Asset (ROA) secara simultan tidak memberikan pengaruh terhadap return
saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2005-2010. Penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan Farhan dan Ika (2013) yang menyimpulkan secara simultan
CR, DER, TAT, ROA dan PER berpengaruh terhadap return saham.
6.
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan yang Diukur melalui Return
On Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return
Saham dengan Harga Saham sebagai Variabel Intervening (Model
Regresi 3)
Berdasarkan hasil uji mediasi didapatkan nilai Direct effect > Indirect
effect yang berarti harga saham tidak mampu memediasi hubungan antara
kinerja keuangan yang diukur melalui Return On Assets (ROA) dan Debt
to Equity Ratio (DER) terhadap return saham.
147
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai pengaruh kinerja keuangan yang
diukur melalui ROA dan DER terhadap harga saham dan dampaknya pada return
saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI periode 20102014, maka saran yang dikemukakan sebagai berikut:
1.
Bagi Perusahaan
Berdasarkan kondisi yang terlihat sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan
faktor-faktor lain diluar ROA dan DER dalam memprediksikan return saham
karena berdasarkan penelitian ini ROA dan DER tidak mampu memberikan
pengaruh terhadap return saham. Faktor-faktor yang sebaiknya diperhatikan
yaitu ROE, NPM dan EPS karena berdasarkan penelitian lain faktor-faktor
tersebut mampu memberikan pengaruh terhadap return saham. Disamping itu,
ROE, NPM dan EPS menjadi perhatian para pemegang saham karena
berkaitan dengan tingkat pendapatan yang akan diterima oleh pemegang
saham.
2.
Bagi Investor
Dalam menentukan pilihan berinvestasi saham pada perusahan minyak dan
gas bumi di Indonesia, jangan hanya mengacu pada kinerja keuangan seperti
(ROA dan DER) dalam memprediksikan tingkat return saham, sebaiknya
investor lebih memperhatikan faktor-faktor eksternal lain disamping melihat
faktor-faktor fundamental perusahaan seperti pemberitaan media massa,
keadaan politik, nilai tukar mata uang dan lain-lain. Hal tersebut agar investor
dapat memprediksi keadaan disuatu Negara dan perusahaan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan berinvestasi.
3.
Bagi Peneliti dan Pihak Lain
Saran bagi peneliti lainnya dan pihak akademis sebaiknya untuk meneliti
rasio lain sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan. Misalnya Earning
Per Share (EPS) yang sering digunakan investor untuk menganalisis
kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki dan
Return On Equity (ROE) yang umum digunakan investor untuk merefleksikan
kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh pemegang saham dan faktor-
148
faktor fundamental perusahaan seperti nilai tukar mata uang yang dapat
mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Selain itu
sebaiknya peneliti lainnya melakukan pengambilan sampel yang lebih
banyak, dan periode waktu penelitian yang lebih panjang lagi agar
memberikan hasil yang lebih baik.
Download