pengaruh nilai ekspor dan gross domestik produk

advertisement
PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP)
TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA
I NYOMAN ARIANA GUNA
I DEWA GEDE RASTANA
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Universitas Tabanan
ABSTRAK
Permasalahan pembangunan ekonomi yang sering terjadi pada negara sedang berkembang
dalam melaksanakan pembangunan adalah bagaimana negara tersebut memelihara kestabilan dan
pertumbuhan ekonominya. Kestabilan ekonomi menyangkut segi kestabilan tingkat harga, tingkat
pendapatan nasional, dan pertumbuhan kesempatan kerja, disamping itu juga pemerintah tetap
menjaga kesetabilan nilai mata uang dengan memperhatikan peningkatan nilai ekspor serta memicu
peningkatan Gros Domestik Produk sehingga kestabilan perekonomian di Negara Indonesia dapat
terkendalikan.
Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini adalah dengan adanya arus barang dan
modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan di berbagai negara
yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa mengenal kewarganegaraan pemiliknya
dan tanpa batas wilayah (borderless). Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan
perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat
terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan
menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat.
Nilai Ekspor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
di Indonesia, karena t-hitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05.
Gross Domestik Produk secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah
di Indonesia, karena t-hitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari
0,05.Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk secara simultan berpengaruh nyata terhadap Nilai
Tukar Rupiah di Indonesia, karena F hitung > F tabel atau 7,806 > 4,74 atau signifikansinya 0,000
< 0,05, dengan daya jelas sebesar 91,5% yang ditujukan oleh besarnya nilai koefisien
determinasinya (R 2 ) sebesar 0,915.
Kata Kunci : Nilai Ekspor GDP terhadap Nilai tukar rupiah
PENDAHULUAN
Pembangunan Ekonomi memiliki arti
luas yaitu suatu proses multi dimensi yang
mencakup perubahan-perubahan penting
dalam struktur sosial, Pembangunan juga
dapat dikatakan sebagai sekumpulan program
atau projek untuk memperbesar peluang
manusia dalam mempertahankan
dan
seterusnya meningkatkan kualitas kehidupan,
mempertinggi aksesibilitas dan memperkuat
penyertaan yang menunjukkan petunjuk
tentang kedudukan manusia. Unsur manusia
merupakan faktor kunci dalam pembangunan
karena manusia sebagai subjek sekaligus
142
objek atau tujuan pembangunan. Ini bermakna
bahwa pencapaian pembangunan adalah
bergantung kepada kebolehan manusia dalam
menterjemahkan berbagai isu pembangunan
kemudian merancang strategi pembangunan.
Permasalahan pembangunan ekonomi
yang sering terjadi pada negara sedang
berkembang
dalam
melaksanakan
pembangunan adalah bagaimana negara
tersebut
memelihara kestabilan dan
pertumbuhan
ekonominya.
Kestabilan
ekonomi menyangkut segi kestabilan tingkat
harga, tingkat pendapatan nasional, dan
pertumbuhan
kesempatan
kerja
(Gunawan,1991).
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Serangkaian kebijakan dapat dilakukan
oleh pemerintah dalam usaha stabilisasi,
misalnya kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal, yang bertujuan untuk mencapai
kestabilan Nilai Ekspor dan Gross Domestik
Produk.
Kestabilan
harga
dalam
suatu
perekonomian sangat dipengaruhi oleh
variabel-variabel makro dalam perekonomian
tersebut. Di Indonesia kebijaksanaan moneter
diarahkan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan, yaitu : kesetabilan harga,
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan Gross
Domestik Produk, meningkatkan Nilai Ekspor
serta mengendalikan atau mempertahankan
Nilai Tukar Rupiah. Kebijaksanaan moneter
ditujukan untuk mendukung tercapainya
sasaran ekonomi secara makro yaitu
meningkatkan Nilai Tukar Rupiah. Otoritas
moneter Pemerintah Negara Indonesia
mempunyai
tugas
menetapkan
dan
melaksanakan kebijaksanaan moneter, yaitu
mengatur jumlah dan alokasi Nilai Tukar
Rupiah,
Tahap-tahap ini merupakan tahap-tahap
historis : sebuah ekonomi bisa meloncat
setahap atau bisa bergerak mundur :
pembagian menjadi tahap-tahap hanyalah
suatu cara untuk membedakan situasi dimana
ekonomi menemukan dirinya. Sebuah
ekonomi tidak dapat memulai pengembangan
ekonominya hanya pada pasaran dalam negeri
saja, karena Eksport mempunyai pengaruh
didalam
menentukan
perkembangan
perekonomian
dan
dapat
membawa
kecenderungan besar pada ekonomi terutama
harga barang.
Pendapatan yang dihasilkan dalam
memproduksi barang-barang untuk dalam
negeri saja sebaiknya dikeluarkan lebih
banyak lagi agar ekspor dapat meningkat dari
pada membeli atau mengimpor. Sebagian
barang-barang tersebut tidak dijual sehingga
produsen menjadi bangkrut dan pembangunan
berhenti. Kemajuan sendiri yang tetap hanya
dapat berlanjut bila kenaikan impor diimbangi
dengan kenaikan ekspor. Pendapatan ekspor
bisa tumbuh terlalu lambat, karena elastisitas
supply terlalu rendah atau karena elastisitas
demand luar negeri terlalu rendah ini menjadi
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
persoalan
bagi
Negara-negara
yang
mensupply perdagangan dengan besarbesaran dalam satu komoditas saja atau karena
demand untuk ekspor suatu Negara
tergantung pada faktor-faktor lain di samping
harga yang sulit berubah (Negara-negara
industri sulit dalam menjual yang tidak
berkaitan dengan harga). Jika ekspor tidak
tambah dengan cukup cepat tetap ada deflasi
di pasaran dalam negeri.
Pada saat dimulainya Orde Baru
memegang kendali pemerintahan. Dan program
stabilisasi ekonomi segera dimulai guna
memberi landasan yang kokoh untuk
melaksanakan berbagai program pembangunan
baik pembangunan jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Walaupun
perangkat kebijaksanaan fiskal dan moneter
yang ada masih belum sempurna, namun
prinsip-prinsip manajemen dan ekonomi makro
telah mulai ditetapkannya prinsip anggaran
berimbang dalam kebijaksanaan fiskal. Pada
akhir Repelita I. Kondisi yang membaik ini
memungkinkan dilaksanakannya reformasi
moneter selanjutnya.
Sebetulnya terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi besarnya Nilai Tukar
Rupiah, yaitu baik faktor ekonomi maupun
faktor non ekonomi. Dalam penelitian ini,
analisis
terhadap
faktor-faktor
yang
mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Indonesia
hanya dibatasi pada faktor-faktor ekonomi
makro saja, yaitu Pengaruh Nilai Ekspor dan
Gross Domestik Produk
Berdasarkan atas uraian pada latar
belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai yaitu :
1. Apakah
Nilai Ekspor secara parsial
berpengaruh terhadap Nilai Tukar Rupiah
di Negara Indonesia?
2. Apakah Gross Domestik Produk secara
parsial berpengaruh terhadap Nilai Tukar
Rupiah di Negara Indonesia?
3. Apakah Nilai Ekspor dan Gross Domestik
Produk secara simultan berpengaruh
terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara
Indonesia?
143
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Indonesia dan
yang menjadi obyek penelitian ini adalah
pengaruh Nilai Ekspor dan Gross Domestik
Produk terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara
Indonesia .
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan satu
variabel terikat (Dependent Variable) dan dua
variabel bebas (Independent Variable).
Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia sebagai
variabel terikat (Y). Variabel bebas, yaitu
variabel yang tidak tergantung dan tidak
dipengaruhi oleh variabel lain namun
mempengaruhi
variabel
terikat,
dalam
penelitian ini Nilai Ekspor sebagai (X 1 ) dan
Gross Domestik Produk sebagai (X 2 ).
Definisi Operasional
Untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan, maka setiap variabel perlu diberi
ukuran dan didefinisikan dengan jelas terlebih
dahulu. Adapun definisi dari variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Nilai Tukar Rupiah adalah Nilai tukar (
Exchange Rate ) yang diukur dari harga
mata uang yang dijual atau ditukar dengan
uang US $ (Dollar Amerika) setiap periode
tahun yang diukur dengan satuan rupiah.
2. Nilai ekspor diukur dari nilai ekspor setiap
periode tahun anggaran selama periode
tahun 2006 sampai dengan 2015, yang
diukur dengan satuan milyard rupiah.
3. Gross Domestik Produk adalah nilai pasar
barang dan jasa yang dihasilkan termasuk
pendapatan perseroan asing dari tahun 2006
sampai dengan 2015, dinyatakan dengan
satuan milyard rupiah..
Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan
untuk mendukung analisis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Jenis data
144
1. Jenis data dilihat dari sifatnya terdiri
atas data kuantitatif dan kualitatif.
1.1 Data kuantitatif
Merupakan data yang berupa
angka-angka dan dapat dihitung
dengan satuan hitung, yang dalam
penelitian
ini berupa data
mengenai Nilai Ekspor, Gross
Domestik Produk dan Nilai Tukar
Rupiah.
1.2 Data kualitatif
Merupakan data yang tidak berupa
angka-angka,
tetapi
berupa
keterangan mengenai variablevariabel yang akan diteliti, dalam
penelitian
ini
adalah
data
penjelasan konsep tentang Nilai
Ekspor, Gross Domestik Produk
dan Nilai Tukar Rupiah, serta data
gambaran
umum
Negara
Indonesia.
2. Jenis
data
dilihat
dari
cara
memperolehnya,
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yaitu data
dalam bentuk laporan tahunan yang
telah disusun dan diterbitkan oleh pihak
terkait dan dapat digunakan oleh
instansi yang bukan pengolahnya.
Dalam hal ini berupa data Nilai Ekspor,
Gross Domestik Produk dan Nilai Tukar
Rupiah, serta data gambaran umum
Negara Indonesia.
3. Jenis data dilihat dari waktu
pengumpulannya
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data berkala (time series
data), yaitu data yang dikumpulkan dari
waktu ke waktu, yang dapat
memberikan
gambaran
tentang
perkembangan suatu kegiatan. Dalam
hal ini berupa data Nilai Ekspor, Gross
Domestik Produk dan Nilai Tukar
Rupiah dari tahun 2006 s.d 2015.
b. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari berbagai sumber. Data Nilai
Ekspor, data Nilai Tukar Rupiah, dan data
Gross Domestik Produk bersunber dari Bank
Indonesia dan gambaran umum tentang Negara
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Indonesia bersumber dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Bali.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu
pengumpulan data dengan cara menyalin,
membaca, dan mengolah dokumen dan catatancatatan tertulis yang ada di lembaga terkait,
dengan permasalahan yang ada dalam
penelitian ini maupun literatur-literatur yang
mendukung.
Teknik analisis data
Dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia, dilakukan dengan menggunakan
regresi linear berganda dengan metode kuadrat
terkecil (Ordinary Least Square/OLS).
Analisis regresi adalah analisis yang
berkaitan dengan ketergantungan satu variabel
tak bebas/terikat dengan satu atau beberapa
variabel bebas (Gujarati,1999:23). Dalam
analisis regresi, suatu persamaan regresi atau
persamaan penduga di bentuk untuk menduga
perkembangan antara variabel bebas dengan
variabel terikat, persamaan ini disebut model
regresi. Setelah persamaan regresi dibentuk,
dan berdasarkan persamaan tersebut, dibuat
pendugaan terhadap nilai variabel terikat
berdasarkan nilai variabel bebas yang
diketahui.
Adapun model regresi yang dibentuk dalam
penelitian ini adalah :
Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e…………...…. (2)
Dimana :
Y
= Nilai Tukar Rupiah per tahun dalam
satuan rupiah
X1
= Nilai Ekspor per tahun dalam satuan
milyard US$
X2
= Gross Domestik Produk
= Konstanta, harga Y apabila X=0
bo
b1, b2 = Koefisien regresi masing-masing
variabel bebas Nilai Ekspor dan
Gross Domestik Produk
e
= Faktor pengganggu/residual/ sisa/
error term
Selanjutnya, hasil analisis regresi akan
di uji agar dapat diketahui apakah model yang
digunakan dapat menjelaskan masalah yang ada
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
atau tidak. Kriteria pengujian yang dilakukan
adalah kriteria ekonomitrika dan kriteria
statistika. Uji kriteria ekonomitrika dilakukan
dengan memperhatikan tanda pada parameter
(intercept/konstanta dan koefisien regresi) hasil
estimasi, dan kemudian dicocokan dengan teori
ekonomi yang ada. Uji kriteria statistika
dilakukan dengan uji t (uji parameter secara
individu baik terhadap intercept/konstanta
maupun koefisien regresi); uji F (uji parameter
keseluruhan); dan uji R 2 (uji koefisien
determinasi berganda), yaitu suatu pengujian
untuk mengetahui proporsi variasi total variabel
terikat yang dijelaskan dengan variabel
bebasnya secara bersama-sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Hasil Penelitian
Sebuah ekonomi tidak dapat memulai
pengembangan
ekonominya
dengan
menghasilkan hanya untuk pasaran dalam
negeri saja, karena Eksport diperlukan juga.
Produksi untuk ekspor dapat membawa
kecenderungan besar pada ekonomi mata
pencarian dan dapat juga menurunkan Gross
Domestik
Produk.
Ekspor
menaikan
pendapatan mereka yang langsung terlibat
seperti: petani kecil, penerima upah, perantara
dan peranan modal, karena tak seorang pun
perlu untuk terlibat (di luar masyarakat budak)
kecuali keterlibatan itu akan menaikan
pendapatannya dan menurunkan Gross
Domestik Produk. Untuk melihat besarnya
Nilai Ekspor dari tahun 2006 s.d 2015 dapat
dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 1. Nilai Ekspor di Indonesia Tahun 2006
s.d 2015
No
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Ekspor
(Milyard
Rp.)
98,22
145,56
88,67
54,87
71,58
156,77
78,98
134,55
89,76
112,89
Pertumbuhan ( % )
48,20
-39,08
-38,19
30,45
119,01
-49,62
70,36
-33,29
25,77
Sumber : Data Bank Indonesia 2016
145
Berdasarkan Tabel1. Di atas ekspor
nasional dari tahun 2006 sampai dengan 2015
mengalami fluktuasi, pada tahun 2006 jumlah
ekspor adalah sebesar 98,22 milyard rupiah,
pada tahun 2007 jumlah ekspor meningkat
menjadi sebesar 145,56 milyard rupiah dengan
pertumbuhan sebesar 48,20%, pada tahun 2008
jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 88,67
milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 39,08%, pada tahun 2009 jumlah ekspor
menurun menjadi sebesar 54,87 milyard rupiah
dengan pertumbuhan sebesar -38,19%, pada
tahun 2010 jumlah ekspor meningkat menjadi
sebesar 71,58 milyard rupiah dengan
pertumbuhan sebesar 30,45%, pada tahun 2011
jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar
156,77 milyard rupiah dengan pertumbuhan
sebesar 119,01%, pada tahun 2012 jumlah
ekspor menurun menjadi sebesar 78,98 milyard
rupiah dengan pertumbuhan sebesar -49,62%,
pada tahun 2013 jumlah ekspor meningkat
menjadi sebesar 134,55 milyard rupiah dengan
pertumbuhan sebesar 70,36%, pada tahun 2014
jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 89,76
milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 33,29%, pada tahun 2015 jumlah ekspor
meningkat menjadi sebesar 112,89 milyard
rupiah dengan pertumbuhan sebesar 25,77%.
Pendapatan ekspor digunakan untuk
membeli impor. Jadi penggantian atau impor
menjadi suatu tantangan bagi produsen dalam
negeri. Mula-mula kebanyakan dari pendapatan
ini digunakan untuk mengimpor barang-barang
konsumen, tetapi dengan naiknya kapasitas
produksi, penggantian atau impor terjadi. Jadi
tahap kedua dari pembangunan ekonomi ialah
penggantian atau impor, memproduksi untuk
pasaran dalam negeri, tetapi dengan produksi
ekspor bisa menghasilkan kemajuan lebih jauh
dengan mengganti impor dengan produksi
ekspor. Jadi awalnya pertumbuhan adalah tidak
selalu hanya ekspor, tetapi juga impor pertanian
dan bahan-bahan mentah mineral di mana
negara itu mempunyai keuntungan geografis,
sekali telah mulai dengan beberapa komoditi
yang mengguntungkan, sangat mudah untuk
menjadi terlalu spesialis, inilah sebabnya
banyak negara melewati tahapan monokultur.
Untuk melihat Gross Domestik Produk di
146
Indonesia Tahun 2006 s.d. 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. Gross Domestik Produk di Indonesia
Tahun 2006 s.d. 2015
No
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Gross Domestik Produk
( Milyard Rupiah )
162.185
177.73
155.89
112.45
132.55
378.96
121.45
145.88
132.56
215.78
Sumber Badan Pusat Statistik 2016
Berdasarkan Tabel 2, diatas tampak
bahwa Gross Domestik Produk selama 10 tahun
terakhir (2006 s.d. 2015) sangat bervariasi
dengan rata-rata sebesar 16,40 %. Gross
Domestik Produk tahun 2006 sebesar 162.185
miliyard pada tahun 2007 meningkat sebesar
177.73 sehingga pertumbuhannya meningkat,
kemudian pada tahun 2008 dan tahun 2009
sampai 2010 terjadi penurunan sedangkan pada
tahun 2011 terjadi peningkatan luar biasa yaitu
sebesar 132.55 yang disebabkan karena
pemerintah menggalakan peningkatan produk
dalam negeri, hingga tahun 2012 Gross
Domestik Produk mengalami penurunan lagi
121.45 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi
145,88 miliyar, sedangkan pada tahun 2014
menurun dari tahun sebelumnya sebesar
132.56. Pada tahun 2015 mengalami
peningkatan kembali menjadi 215.78 miliyar.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis yang digunakan dalam
menganalisis
variabel
variabel
yang
mempengaruhi tingkat Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia adalah Analisis Regresi Linear
Berganda dengan bantuan program SPSS
release 15.0. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Nilai Tukar Rupiah di Indonesia,
sedangkan variabel bebasnya adalah Nilai
Ekspor dan Gross Domestik Produk. Adapun
rangkuman hasil pengolahan data seperti pada
Tabel berikut ini :
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Tabel 3. Rangkuman Hasil Penelitian
Variabel Bebas
Sig
Ekspor (X1)
0,000
Gross Domestik Produk (X2)
0,000
Konstanta
0,000
Koefisien Determinasi (R²)
F ratio
Signifikasi
Koefisien Regresi
t
1,838
3,180
0,737
3,256
0,262
2,241
0,915
7,806
0,000
Sumber : Hasil olahan SPSS
Berdasarkan atas Tabel diatas dapat
dibuat persamaan model regresi linear berganda
sebagai berikut :
Y = 0,262 + 1,838X1 - 0,737X2
Dari model regresi linear berganda yang
diperoleh di atas dapat diinterpretasikan secara
ekonomi dari intercept (b0 ), koefisien regresi X 1
(b1 ) dan koefisien regresi X 2 (b2 ) sebagai
berikut:
1. Intercept (bo)
Intercept (bo) sebesar 0,262 artinya apabila
Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk
konstanta, maka Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia rata-rata sebesar 0,262 persen
2. Nilai Ekspor
Koefisien regresi b1 sebesar 1,838 berarti
bahwa apabila Nilai Ekspor meningkat
sebesar satu persen maka Nilai Tukar
Rupiah di Indonesia akan meningkat ratarata sebesar 1,838 persen, dengan asumsi
variabel Gross Domestik Produk konstan
dan sebaliknya.
3. Gross Domestik Produk
Koefisien regresi b2 sebesar 0,737 berarti
bahwa apabila Gross Domestik Produk
naik sebesar satu rupiah maka Nilai Tukar
Rupiah di Indonesia akan meningkat ratarata sebesar 0,737 rupiah, dengan asumsi
variabel Nilai Ekspor
konstan dan
sebaliknya.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Pengujian Hipotesis
1) Pengujian Secara Parsial
Uji parsial atau uji t digunakan untuk
menguji
pengaruh
masing-masing
variabel bebas (X) terhadap variabel
tergantung (Y). Dengan melakukan
pengujian secara parsial maka dapat
diketahui nyata tidaknya pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dari
pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan
apakah hipotesis pertama dan kedua yang
menyatakan bahwa variabel Nilai Ekspor
dan Gross Domestik Produk mempunyai
pengaruh positif dan nyata secara parsial
terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia
diterima atau ditolak.
Pengujian dengan Uji t
1. Uji t yang digunakan untuk menguji
intercept/konstanta (b0 )
Dengan memperhatikan Tabel diatas
diperoleh besaran nilai hitung (t0 ) dari
intercept / konstanta sebesar 2,241 atau
nilai signifikasi sebesar 0,000. Sedangkan t
– tabel = t /2 ; n – k = t 0,05/2 ; (10 – 3) =
t 0,025 ; 7 diperoleh sebesar 1,265. Bila
dibandingkan antara to dengan t tabel
ternyata to > -t tabel atau 2,241 > 1,256,
atau nilai signifikasinya < 5% atau 0,000 <
0,05.
Hal ini berarti bahwa intercept/konstanta,
memberi pengaruh signifikan terhadap
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia atau
dengan kata lain, rata-rata Nilai Tukar
Rupiah di Indonesia berpengaruh nyata
sebesar intercept/konstanta. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah
penerimaan Ho berikut :
147
Daerah Ho ditolak
Daerah Ho diterima
0
Ho
2,241
1,256
Gambar Daerah penerimaan
Dari gambar tersebut di atas, ternyata letak
daripada to (2,241) berada pada daerah Ho
diterima, artinya besarnya Nilai Tukar
Rupiah di Indonesia berpengaruh nyata
sebesar nilai intercept/konstanta.
0,000. Sedangkan t tabel = t α ; n – k = t
0,05 ; 10 – 3 = t 0,05 ; 7 = 1,895. Angkaangka ini memberikan arti bahwa Nilai
Ekspor (X 1 ) mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
di Indonesia karena t-hitung (t1 ) lebih besar
dari t-tabel (3,180 > 1,895). Oleh karena thitung > t tabel atau 3,180 > 1,895 maka Ho
ditolak atau Ha diterima. Jadi Nilai Ekspor
(X1 ) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia.
1) Pengaruh Nilai Ekspor (X1 ) terhadap Nilai
Tukar Rupiah di Indonesia.
Dengan melihat Tabel diatas dapat
diketahui bahwa nilai t-hitung (t1 ) sebesar
3,180 dan signifikansinya adalah sebesar
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho berikut:
Ho diterima
0
Ho ditolak
1,895
3,180
Gambar
Gambar Daerah Penolakan Ho
Dari gambar tersebut di atas ternyata letak dari
pada t (3,180) berada pada daerah Ho ditolak,
berarti Ha diterima, artinya variabel Nilai
Ekspor berpengaruh positif dan nyata terhadap
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dengan
demikian hipotesis pertama yang berbunyi
bahwa Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia adalah terbukti.
148
2) Pengaruh Gross Domestik Produk (X 2 )
terhadap Nilai Tukar Rupiah Di Indonesia
Dengan melihat Tabel diatas dapat
diketahui bahwa nilai t-hitung (t2 ) sebesar
3,256 dan signifikansinya sebesar 0,000.
Sedangkan t tabel = t α ; n – k = t 0,05 ;
10 – 3 = t 0,05 ; 7 = 1,895. Angka-angka
ini memberikan arti bahwa Gross
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Jadi Gross Domestik Produk (X2 )
mempunyai
pengaruh
positif
dan
signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar daerah penerimaan
dan penolakan Ho berikut :
Domestik Produk (X2 ) mempunyai
pengaruh positif dan nyata terhadap Nilai
Tukar Rupiah di Indonesia karena t-hitung
(t2 ) lebih besar dari t-tabel (3,256 > 1,895).
Oleh karena t-hitung (t2 ) > t tabel atau 3,256
> 1,895 maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Ho ditolak
Ho diterima
1,895
0
3,256
Gambar
Gambar Daerah Penolakan Ho
Dari gambar tersebut di atas ternyata letak
daripada t2 (3,256) berada pada daerah Ho
ditolak, berarti Ha diterima, artinya variabel
Gross Domestik Produk berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua
yang berbunyi bahwa Gross Domestik Produk
berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai
Tukar Rupiah di Indonesia adalah terbukti.
Pengujian dengan Uji F
Berdasarkan atas Tabel tersebut diatas
dikatakan nilai F-ratio/F-hitung/Fh adalah
sebesar 7,806 dan signifikansinya sebesar
0,000. Sedangkan F-tabel = Fα;(k-1) ; (n-k) = F
0,05;(3-1) ; (10-3) = F 0,05 ; 2 ; 7 adalah sebesar
4,74. Angka-angka ini memberikan arti bahwa
Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk
secara simultan berpengaruh nyata / signifikan
terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia,
karena F-ratio/F-hitung (Fh) lebih besar
daripada F-tabel (7,806 > 4,74) atau
signifikansinya lebih kecil daripada 5% atau
0,000 < 0,05. Oleh karena Fh > F-tabel/ 7,806
> 4,74, maka Ho ditolak atau Ha diterima, jadi
Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk
serempak berpengaruh nyata terhadap Nilai
Tukar Rupiah di Indonesia.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho berikut :
f(F)
1.
Ho diterima
0
Gambar 8
4,74
Gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Ho ditolak
7,806
149
Dari gambar tersebut di atas ternyata letak
daripada F-hitung/F-ratio/Fh (7,806) berada
pada daerah Ho ditolak, berarti Ha diterima,
artinya variabel Tingkat Inflasi dan Gross
Domestik Produk secara serempak berpengaruh
nyata / signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah
di Indonesia.
Selanjutnya, dari tabel diatas diperoleh
hasil uji R2 atau uji koefisien determinasi
berganda sebesar 0,915 atau 91,5%. Nilai
koefisien determinasi berganda sebesar 91,5%
mempunyai arti bahwa sebesar 91,5% proporsi
variasi (naik turunnya) variabel Nilai Tukar
Rupiah di Negara Indonesia mampu dijelaskan
oleh variasi (naik turunnya) variabel Nilai
Ekspor dan Gross Domestik Produk.
Sedangkan sisanya, hanya sebesar 8,5%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan atas hasil pembahasan di atas,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut
:
1. Nilai Ekspor secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar
Rupiah di Indonesia, karena t-hitung lebih
besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000
lebih besar dari 0,05.
2. Gross Domestik Produk secara parsial
berpengaruh positif dan nyata terhadap
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena thitung lebih besar dari t-tabel dan
signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05.
3. Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk
secara simultan berpengaruh nyata terhadap
Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena F
hitung > F tabel atau 7,806 > 4,74 atau
signifikansinya 0,000 < 0,05, dengan daya
jelas sebesar 91,5% yang ditujukan oleh
besarnya nilai koefisien determinasinya
(R2 ) sebesar 0,915.
Saran
Berdasarkan atas kesimpulan di atas dapat
disarankan bahwa,
1. Nilai Ekspor mempunyai pengaruh positif
dan signifikan secara parsial terhadap Nilai
150
Tukar Rupiah maka dapat disarankan agar
pemerintah lebih serius memperhatikan
keberadaan
sitem
moneter
dengan
memberikan kebijakan terhadap Ekspor
yang ada di Indonesia
2. Berdasarkan hasil penelitian variabel Gross
Domestik Produk mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara parsial maka
dapat disarankan kepada Pemerintah untuk
dapat memacu meningkatkan
Gross
Domestik Produk yang terjadi di Negara
Indonesia
karena
mempengaruhi
perkembangan Nilai Tukar Rupiah
3. Variabel Nilai Ekspor dan Gross Domestik
Produk mempunyai
pengaruh secara
signifikan baik secara parsial maupun secara
simultan atau serempak terhadap tingkat
Nilai Tukar Rupiah, maka dapat disaran kan
kepada pemerintah pusat, hendaknya supaya
lebih memberi perhatian kepada kedua
variabel
tersebut
dalam
mengambil
kebijakan dalam menstabilkan Nilai Tukar
Rupiah.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000, Regresi Kasus dan Solusi, Edisi
2, Yogyakarta, BPFE, UGM.
Badan Pusat Statistik Propinsi Bali, 2006 –
2015, Statistik Nasional, Denpasar.
Bank Indonesia Wilayah Bali, 2006 - 2015,
Statistik Ekonomi Keuangan Provinsi Bali,
Denpasar.
Boediono, 2000, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu
Ekonomi No.2 Ekonomi Makro Edisi 2,
Yogyakarta, BPFE UGM
Boediono, 2002, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu
Ekonomi No.2 Ekonomi Makro Edisi 2,
Yogyakarta, BPFE UGM
Gunawan, Anton Herman, 2011 Anggaran
Pemerintah dan Nilai Tukar Rupiah di
Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta.
Jamli, Ahmad, 2006, Teori Ekonomi Makro,
Yogyakarta, BPFE UGM.
Mulyadi, 2002, Manajemen Nilai Tukar
Rupiah, Yogyakarta : BPFE UGM.
Nopirin, 2012, Ekonomi Moneter Edisi 2,
Yogyakarta, BPFE UGM.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Roy Sambel, 2002, Manajemen Nilai Tukar
Rupiah, Jakarta, Bina Nusantara.
Sadono Sukirno, 2000, Makro Ekonomi
Modern Edisi 1, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada.
Simanjuntak, 2000, Manajemen Nilai Tukar
Rupiah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, 2002, Pengantar Ekonomi Makro,
Jakarta, LPFE UI.
Suparmoko, 2004, Pengantar Makro Ekonomi
Edisi Kedua, Yogyakarta, BPFE UGM.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Undang-Undang Nomor 1, 2007, Penanaman
Modal Asing, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 6, 2008, Penanaman
Modal Dalam Negeri, Jakarta.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo,
2005, Aspek Dasar Ekonomi Makro di
Indonesia, Seri Pertama, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Wirawan, Nata, 2002. Cara Mudah Memahami
Statistik 2 (Statistik Inpensia) untuk
Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, Keraras
Emas, Denpasar.
151
Download