PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA I NYOMAN ARIANA GUNA I DEWA GEDE RASTANA Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Permasalahan pembangunan ekonomi yang sering terjadi pada negara sedang berkembang dalam melaksanakan pembangunan adalah bagaimana negara tersebut memelihara kestabilan dan pertumbuhan ekonominya. Kestabilan ekonomi menyangkut segi kestabilan tingkat harga, tingkat pendapatan nasional, dan pertumbuhan kesempatan kerja, disamping itu juga pemerintah tetap menjaga kesetabilan nilai mata uang dengan memperhatikan peningkatan nilai ekspor serta memicu peningkatan Gros Domestik Produk sehingga kestabilan perekonomian di Negara Indonesia dapat terkendalikan. Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini adalah dengan adanya arus barang dan modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan di berbagai negara yang semakin besar dan cepat, seakan-akan mengalir tanpa mengenal kewarganegaraan pemiliknya dan tanpa batas wilayah (borderless). Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang defisit dapat terjadi karena adanya beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing tempat. Nilai Ekspor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena t-hitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05. Gross Domestik Produk secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena t-hitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05.Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk secara simultan berpengaruh nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena F hitung > F tabel atau 7,806 > 4,74 atau signifikansinya 0,000 < 0,05, dengan daya jelas sebesar 91,5% yang ditujukan oleh besarnya nilai koefisien determinasinya (R 2 ) sebesar 0,915. Kata Kunci : Nilai Ekspor GDP terhadap Nilai tukar rupiah PENDAHULUAN Pembangunan Ekonomi memiliki arti luas yaitu suatu proses multi dimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, Pembangunan juga dapat dikatakan sebagai sekumpulan program atau projek untuk memperbesar peluang manusia dalam mempertahankan dan seterusnya meningkatkan kualitas kehidupan, mempertinggi aksesibilitas dan memperkuat penyertaan yang menunjukkan petunjuk tentang kedudukan manusia. Unsur manusia merupakan faktor kunci dalam pembangunan karena manusia sebagai subjek sekaligus 142 objek atau tujuan pembangunan. Ini bermakna bahwa pencapaian pembangunan adalah bergantung kepada kebolehan manusia dalam menterjemahkan berbagai isu pembangunan kemudian merancang strategi pembangunan. Permasalahan pembangunan ekonomi yang sering terjadi pada negara sedang berkembang dalam melaksanakan pembangunan adalah bagaimana negara tersebut memelihara kestabilan dan pertumbuhan ekonominya. Kestabilan ekonomi menyangkut segi kestabilan tingkat harga, tingkat pendapatan nasional, dan pertumbuhan kesempatan kerja (Gunawan,1991). Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Serangkaian kebijakan dapat dilakukan oleh pemerintah dalam usaha stabilisasi, misalnya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yang bertujuan untuk mencapai kestabilan Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk. Kestabilan harga dalam suatu perekonomian sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel makro dalam perekonomian tersebut. Di Indonesia kebijaksanaan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu : kesetabilan harga, pertumbuhan ekonomi, meningkatkan Gross Domestik Produk, meningkatkan Nilai Ekspor serta mengendalikan atau mempertahankan Nilai Tukar Rupiah. Kebijaksanaan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi secara makro yaitu meningkatkan Nilai Tukar Rupiah. Otoritas moneter Pemerintah Negara Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter, yaitu mengatur jumlah dan alokasi Nilai Tukar Rupiah, Tahap-tahap ini merupakan tahap-tahap historis : sebuah ekonomi bisa meloncat setahap atau bisa bergerak mundur : pembagian menjadi tahap-tahap hanyalah suatu cara untuk membedakan situasi dimana ekonomi menemukan dirinya. Sebuah ekonomi tidak dapat memulai pengembangan ekonominya hanya pada pasaran dalam negeri saja, karena Eksport mempunyai pengaruh didalam menentukan perkembangan perekonomian dan dapat membawa kecenderungan besar pada ekonomi terutama harga barang. Pendapatan yang dihasilkan dalam memproduksi barang-barang untuk dalam negeri saja sebaiknya dikeluarkan lebih banyak lagi agar ekspor dapat meningkat dari pada membeli atau mengimpor. Sebagian barang-barang tersebut tidak dijual sehingga produsen menjadi bangkrut dan pembangunan berhenti. Kemajuan sendiri yang tetap hanya dapat berlanjut bila kenaikan impor diimbangi dengan kenaikan ekspor. Pendapatan ekspor bisa tumbuh terlalu lambat, karena elastisitas supply terlalu rendah atau karena elastisitas demand luar negeri terlalu rendah ini menjadi Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 persoalan bagi Negara-negara yang mensupply perdagangan dengan besarbesaran dalam satu komoditas saja atau karena demand untuk ekspor suatu Negara tergantung pada faktor-faktor lain di samping harga yang sulit berubah (Negara-negara industri sulit dalam menjual yang tidak berkaitan dengan harga). Jika ekspor tidak tambah dengan cukup cepat tetap ada deflasi di pasaran dalam negeri. Pada saat dimulainya Orde Baru memegang kendali pemerintahan. Dan program stabilisasi ekonomi segera dimulai guna memberi landasan yang kokoh untuk melaksanakan berbagai program pembangunan baik pembangunan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Walaupun perangkat kebijaksanaan fiskal dan moneter yang ada masih belum sempurna, namun prinsip-prinsip manajemen dan ekonomi makro telah mulai ditetapkannya prinsip anggaran berimbang dalam kebijaksanaan fiskal. Pada akhir Repelita I. Kondisi yang membaik ini memungkinkan dilaksanakannya reformasi moneter selanjutnya. Sebetulnya terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya Nilai Tukar Rupiah, yaitu baik faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi. Dalam penelitian ini, analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Indonesia hanya dibatasi pada faktor-faktor ekonomi makro saja, yaitu Pengaruh Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk Berdasarkan atas uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai yaitu : 1. Apakah Nilai Ekspor secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara Indonesia? 2. Apakah Gross Domestik Produk secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara Indonesia? 3. Apakah Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk secara simultan berpengaruh terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara Indonesia? 143 METODE PENELITIAN Lokasi dan Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Indonesia dan yang menjadi obyek penelitian ini adalah pengaruh Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk terhadap Nilai Tukar Rupiah di Negara Indonesia . Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini digunakan satu variabel terikat (Dependent Variable) dan dua variabel bebas (Independent Variable). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini Nilai Tukar Rupiah di Indonesia sebagai variabel terikat (Y). Variabel bebas, yaitu variabel yang tidak tergantung dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain namun mempengaruhi variabel terikat, dalam penelitian ini Nilai Ekspor sebagai (X 1 ) dan Gross Domestik Produk sebagai (X 2 ). Definisi Operasional Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan, maka setiap variabel perlu diberi ukuran dan didefinisikan dengan jelas terlebih dahulu. Adapun definisi dari variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai Tukar Rupiah adalah Nilai tukar ( Exchange Rate ) yang diukur dari harga mata uang yang dijual atau ditukar dengan uang US $ (Dollar Amerika) setiap periode tahun yang diukur dengan satuan rupiah. 2. Nilai ekspor diukur dari nilai ekspor setiap periode tahun anggaran selama periode tahun 2006 sampai dengan 2015, yang diukur dengan satuan milyard rupiah. 3. Gross Domestik Produk adalah nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan termasuk pendapatan perseroan asing dari tahun 2006 sampai dengan 2015, dinyatakan dengan satuan milyard rupiah.. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan untuk mendukung analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Jenis data 144 1. Jenis data dilihat dari sifatnya terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. 1.1 Data kuantitatif Merupakan data yang berupa angka-angka dan dapat dihitung dengan satuan hitung, yang dalam penelitian ini berupa data mengenai Nilai Ekspor, Gross Domestik Produk dan Nilai Tukar Rupiah. 1.2 Data kualitatif Merupakan data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa keterangan mengenai variablevariabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini adalah data penjelasan konsep tentang Nilai Ekspor, Gross Domestik Produk dan Nilai Tukar Rupiah, serta data gambaran umum Negara Indonesia. 2. Jenis data dilihat dari cara memperolehnya, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data dalam bentuk laporan tahunan yang telah disusun dan diterbitkan oleh pihak terkait dan dapat digunakan oleh instansi yang bukan pengolahnya. Dalam hal ini berupa data Nilai Ekspor, Gross Domestik Produk dan Nilai Tukar Rupiah, serta data gambaran umum Negara Indonesia. 3. Jenis data dilihat dari waktu pengumpulannya Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berkala (time series data), yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu, yang dapat memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan. Dalam hal ini berupa data Nilai Ekspor, Gross Domestik Produk dan Nilai Tukar Rupiah dari tahun 2006 s.d 2015. b. Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber. Data Nilai Ekspor, data Nilai Tukar Rupiah, dan data Gross Domestik Produk bersunber dari Bank Indonesia dan gambaran umum tentang Negara Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Indonesia bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara menyalin, membaca, dan mengolah dokumen dan catatancatatan tertulis yang ada di lembaga terkait, dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini maupun literatur-literatur yang mendukung. Teknik analisis data Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS). Analisis regresi adalah analisis yang berkaitan dengan ketergantungan satu variabel tak bebas/terikat dengan satu atau beberapa variabel bebas (Gujarati,1999:23). Dalam analisis regresi, suatu persamaan regresi atau persamaan penduga di bentuk untuk menduga perkembangan antara variabel bebas dengan variabel terikat, persamaan ini disebut model regresi. Setelah persamaan regresi dibentuk, dan berdasarkan persamaan tersebut, dibuat pendugaan terhadap nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui. Adapun model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah : Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e…………...…. (2) Dimana : Y = Nilai Tukar Rupiah per tahun dalam satuan rupiah X1 = Nilai Ekspor per tahun dalam satuan milyard US$ X2 = Gross Domestik Produk = Konstanta, harga Y apabila X=0 bo b1, b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel bebas Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk e = Faktor pengganggu/residual/ sisa/ error term Selanjutnya, hasil analisis regresi akan di uji agar dapat diketahui apakah model yang digunakan dapat menjelaskan masalah yang ada Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 atau tidak. Kriteria pengujian yang dilakukan adalah kriteria ekonomitrika dan kriteria statistika. Uji kriteria ekonomitrika dilakukan dengan memperhatikan tanda pada parameter (intercept/konstanta dan koefisien regresi) hasil estimasi, dan kemudian dicocokan dengan teori ekonomi yang ada. Uji kriteria statistika dilakukan dengan uji t (uji parameter secara individu baik terhadap intercept/konstanta maupun koefisien regresi); uji F (uji parameter keseluruhan); dan uji R 2 (uji koefisien determinasi berganda), yaitu suatu pengujian untuk mengetahui proporsi variasi total variabel terikat yang dijelaskan dengan variabel bebasnya secara bersama-sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Diskripsi Hasil Penelitian Sebuah ekonomi tidak dapat memulai pengembangan ekonominya dengan menghasilkan hanya untuk pasaran dalam negeri saja, karena Eksport diperlukan juga. Produksi untuk ekspor dapat membawa kecenderungan besar pada ekonomi mata pencarian dan dapat juga menurunkan Gross Domestik Produk. Ekspor menaikan pendapatan mereka yang langsung terlibat seperti: petani kecil, penerima upah, perantara dan peranan modal, karena tak seorang pun perlu untuk terlibat (di luar masyarakat budak) kecuali keterlibatan itu akan menaikan pendapatannya dan menurunkan Gross Domestik Produk. Untuk melihat besarnya Nilai Ekspor dari tahun 2006 s.d 2015 dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 1. Nilai Ekspor di Indonesia Tahun 2006 s.d 2015 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Ekspor (Milyard Rp.) 98,22 145,56 88,67 54,87 71,58 156,77 78,98 134,55 89,76 112,89 Pertumbuhan ( % ) 48,20 -39,08 -38,19 30,45 119,01 -49,62 70,36 -33,29 25,77 Sumber : Data Bank Indonesia 2016 145 Berdasarkan Tabel1. Di atas ekspor nasional dari tahun 2006 sampai dengan 2015 mengalami fluktuasi, pada tahun 2006 jumlah ekspor adalah sebesar 98,22 milyard rupiah, pada tahun 2007 jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar 145,56 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 48,20%, pada tahun 2008 jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 88,67 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 39,08%, pada tahun 2009 jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 54,87 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar -38,19%, pada tahun 2010 jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar 71,58 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 30,45%, pada tahun 2011 jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar 156,77 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 119,01%, pada tahun 2012 jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 78,98 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar -49,62%, pada tahun 2013 jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar 134,55 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 70,36%, pada tahun 2014 jumlah ekspor menurun menjadi sebesar 89,76 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 33,29%, pada tahun 2015 jumlah ekspor meningkat menjadi sebesar 112,89 milyard rupiah dengan pertumbuhan sebesar 25,77%. Pendapatan ekspor digunakan untuk membeli impor. Jadi penggantian atau impor menjadi suatu tantangan bagi produsen dalam negeri. Mula-mula kebanyakan dari pendapatan ini digunakan untuk mengimpor barang-barang konsumen, tetapi dengan naiknya kapasitas produksi, penggantian atau impor terjadi. Jadi tahap kedua dari pembangunan ekonomi ialah penggantian atau impor, memproduksi untuk pasaran dalam negeri, tetapi dengan produksi ekspor bisa menghasilkan kemajuan lebih jauh dengan mengganti impor dengan produksi ekspor. Jadi awalnya pertumbuhan adalah tidak selalu hanya ekspor, tetapi juga impor pertanian dan bahan-bahan mentah mineral di mana negara itu mempunyai keuntungan geografis, sekali telah mulai dengan beberapa komoditi yang mengguntungkan, sangat mudah untuk menjadi terlalu spesialis, inilah sebabnya banyak negara melewati tahapan monokultur. Untuk melihat Gross Domestik Produk di 146 Indonesia Tahun 2006 s.d. 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Gross Domestik Produk di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2015 No Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Gross Domestik Produk ( Milyard Rupiah ) 162.185 177.73 155.89 112.45 132.55 378.96 121.45 145.88 132.56 215.78 Sumber Badan Pusat Statistik 2016 Berdasarkan Tabel 2, diatas tampak bahwa Gross Domestik Produk selama 10 tahun terakhir (2006 s.d. 2015) sangat bervariasi dengan rata-rata sebesar 16,40 %. Gross Domestik Produk tahun 2006 sebesar 162.185 miliyard pada tahun 2007 meningkat sebesar 177.73 sehingga pertumbuhannya meningkat, kemudian pada tahun 2008 dan tahun 2009 sampai 2010 terjadi penurunan sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan luar biasa yaitu sebesar 132.55 yang disebabkan karena pemerintah menggalakan peningkatan produk dalam negeri, hingga tahun 2012 Gross Domestik Produk mengalami penurunan lagi 121.45 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 145,88 miliyar, sedangkan pada tahun 2014 menurun dari tahun sebelumnya sebesar 132.56. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan kembali menjadi 215.78 miliyar. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis yang digunakan dalam menganalisis variabel variabel yang mempengaruhi tingkat Nilai Tukar Rupiah di Indonesia adalah Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan program SPSS release 15.0. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, sedangkan variabel bebasnya adalah Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk. Adapun rangkuman hasil pengolahan data seperti pada Tabel berikut ini : Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Tabel 3. Rangkuman Hasil Penelitian Variabel Bebas Sig Ekspor (X1) 0,000 Gross Domestik Produk (X2) 0,000 Konstanta 0,000 Koefisien Determinasi (R²) F ratio Signifikasi Koefisien Regresi t 1,838 3,180 0,737 3,256 0,262 2,241 0,915 7,806 0,000 Sumber : Hasil olahan SPSS Berdasarkan atas Tabel diatas dapat dibuat persamaan model regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 0,262 + 1,838X1 - 0,737X2 Dari model regresi linear berganda yang diperoleh di atas dapat diinterpretasikan secara ekonomi dari intercept (b0 ), koefisien regresi X 1 (b1 ) dan koefisien regresi X 2 (b2 ) sebagai berikut: 1. Intercept (bo) Intercept (bo) sebesar 0,262 artinya apabila Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk konstanta, maka Nilai Tukar Rupiah di Indonesia rata-rata sebesar 0,262 persen 2. Nilai Ekspor Koefisien regresi b1 sebesar 1,838 berarti bahwa apabila Nilai Ekspor meningkat sebesar satu persen maka Nilai Tukar Rupiah di Indonesia akan meningkat ratarata sebesar 1,838 persen, dengan asumsi variabel Gross Domestik Produk konstan dan sebaliknya. 3. Gross Domestik Produk Koefisien regresi b2 sebesar 0,737 berarti bahwa apabila Gross Domestik Produk naik sebesar satu rupiah maka Nilai Tukar Rupiah di Indonesia akan meningkat ratarata sebesar 0,737 rupiah, dengan asumsi variabel Nilai Ekspor konstan dan sebaliknya. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Pengujian Hipotesis 1) Pengujian Secara Parsial Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui nyata tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama dan kedua yang menyatakan bahwa variabel Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk mempunyai pengaruh positif dan nyata secara parsial terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia diterima atau ditolak. Pengujian dengan Uji t 1. Uji t yang digunakan untuk menguji intercept/konstanta (b0 ) Dengan memperhatikan Tabel diatas diperoleh besaran nilai hitung (t0 ) dari intercept / konstanta sebesar 2,241 atau nilai signifikasi sebesar 0,000. Sedangkan t – tabel = t /2 ; n – k = t 0,05/2 ; (10 – 3) = t 0,025 ; 7 diperoleh sebesar 1,265. Bila dibandingkan antara to dengan t tabel ternyata to > -t tabel atau 2,241 > 1,256, atau nilai signifikasinya < 5% atau 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa intercept/konstanta, memberi pengaruh signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia atau dengan kata lain, rata-rata Nilai Tukar Rupiah di Indonesia berpengaruh nyata sebesar intercept/konstanta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan Ho berikut : 147 Daerah Ho ditolak Daerah Ho diterima 0 Ho 2,241 1,256 Gambar Daerah penerimaan Dari gambar tersebut di atas, ternyata letak daripada to (2,241) berada pada daerah Ho diterima, artinya besarnya Nilai Tukar Rupiah di Indonesia berpengaruh nyata sebesar nilai intercept/konstanta. 0,000. Sedangkan t tabel = t α ; n – k = t 0,05 ; 10 – 3 = t 0,05 ; 7 = 1,895. Angkaangka ini memberikan arti bahwa Nilai Ekspor (X 1 ) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia karena t-hitung (t1 ) lebih besar dari t-tabel (3,180 > 1,895). Oleh karena thitung > t tabel atau 3,180 > 1,895 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Jadi Nilai Ekspor (X1 ) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. 1) Pengaruh Nilai Ekspor (X1 ) terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dengan melihat Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai t-hitung (t1 ) sebesar 3,180 dan signifikansinya adalah sebesar Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho berikut: Ho diterima 0 Ho ditolak 1,895 3,180 Gambar Gambar Daerah Penolakan Ho Dari gambar tersebut di atas ternyata letak dari pada t (3,180) berada pada daerah Ho ditolak, berarti Ha diterima, artinya variabel Nilai Ekspor berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi bahwa Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia adalah terbukti. 148 2) Pengaruh Gross Domestik Produk (X 2 ) terhadap Nilai Tukar Rupiah Di Indonesia Dengan melihat Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai t-hitung (t2 ) sebesar 3,256 dan signifikansinya sebesar 0,000. Sedangkan t tabel = t α ; n – k = t 0,05 ; 10 – 3 = t 0,05 ; 7 = 1,895. Angka-angka ini memberikan arti bahwa Gross Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Jadi Gross Domestik Produk (X2 ) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho berikut : Domestik Produk (X2 ) mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia karena t-hitung (t2 ) lebih besar dari t-tabel (3,256 > 1,895). Oleh karena t-hitung (t2 ) > t tabel atau 3,256 > 1,895 maka Ho ditolak atau Ha diterima. Ho ditolak Ho diterima 1,895 0 3,256 Gambar Gambar Daerah Penolakan Ho Dari gambar tersebut di atas ternyata letak daripada t2 (3,256) berada pada daerah Ho ditolak, berarti Ha diterima, artinya variabel Gross Domestik Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi bahwa Gross Domestik Produk berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia adalah terbukti. Pengujian dengan Uji F Berdasarkan atas Tabel tersebut diatas dikatakan nilai F-ratio/F-hitung/Fh adalah sebesar 7,806 dan signifikansinya sebesar 0,000. Sedangkan F-tabel = Fα;(k-1) ; (n-k) = F 0,05;(3-1) ; (10-3) = F 0,05 ; 2 ; 7 adalah sebesar 4,74. Angka-angka ini memberikan arti bahwa Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk secara simultan berpengaruh nyata / signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena F-ratio/F-hitung (Fh) lebih besar daripada F-tabel (7,806 > 4,74) atau signifikansinya lebih kecil daripada 5% atau 0,000 < 0,05. Oleh karena Fh > F-tabel/ 7,806 > 4,74, maka Ho ditolak atau Ha diterima, jadi Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk serempak berpengaruh nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho berikut : f(F) 1. Ho diterima 0 Gambar 8 4,74 Gambar daerah penerimaan dan penolakan Ho Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Ho ditolak 7,806 149 Dari gambar tersebut di atas ternyata letak daripada F-hitung/F-ratio/Fh (7,806) berada pada daerah Ho ditolak, berarti Ha diterima, artinya variabel Tingkat Inflasi dan Gross Domestik Produk secara serempak berpengaruh nyata / signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia. Selanjutnya, dari tabel diatas diperoleh hasil uji R2 atau uji koefisien determinasi berganda sebesar 0,915 atau 91,5%. Nilai koefisien determinasi berganda sebesar 91,5% mempunyai arti bahwa sebesar 91,5% proporsi variasi (naik turunnya) variabel Nilai Tukar Rupiah di Negara Indonesia mampu dijelaskan oleh variasi (naik turunnya) variabel Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk. Sedangkan sisanya, hanya sebesar 8,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan atas hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Nilai Ekspor secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena t-hitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05. 2. Gross Domestik Produk secara parsial berpengaruh positif dan nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena thitung lebih besar dari t-tabel dan signifikansinya 0,000 lebih besar dari 0,05. 3. Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk secara simultan berpengaruh nyata terhadap Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, karena F hitung > F tabel atau 7,806 > 4,74 atau signifikansinya 0,000 < 0,05, dengan daya jelas sebesar 91,5% yang ditujukan oleh besarnya nilai koefisien determinasinya (R2 ) sebesar 0,915. Saran Berdasarkan atas kesimpulan di atas dapat disarankan bahwa, 1. Nilai Ekspor mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Nilai 150 Tukar Rupiah maka dapat disarankan agar pemerintah lebih serius memperhatikan keberadaan sitem moneter dengan memberikan kebijakan terhadap Ekspor yang ada di Indonesia 2. Berdasarkan hasil penelitian variabel Gross Domestik Produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial maka dapat disarankan kepada Pemerintah untuk dapat memacu meningkatkan Gross Domestik Produk yang terjadi di Negara Indonesia karena mempengaruhi perkembangan Nilai Tukar Rupiah 3. Variabel Nilai Ekspor dan Gross Domestik Produk mempunyai pengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun secara simultan atau serempak terhadap tingkat Nilai Tukar Rupiah, maka dapat disaran kan kepada pemerintah pusat, hendaknya supaya lebih memberi perhatian kepada kedua variabel tersebut dalam mengambil kebijakan dalam menstabilkan Nilai Tukar Rupiah. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 2000, Regresi Kasus dan Solusi, Edisi 2, Yogyakarta, BPFE, UGM. Badan Pusat Statistik Propinsi Bali, 2006 – 2015, Statistik Nasional, Denpasar. Bank Indonesia Wilayah Bali, 2006 - 2015, Statistik Ekonomi Keuangan Provinsi Bali, Denpasar. Boediono, 2000, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro Edisi 2, Yogyakarta, BPFE UGM Boediono, 2002, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro Edisi 2, Yogyakarta, BPFE UGM Gunawan, Anton Herman, 2011 Anggaran Pemerintah dan Nilai Tukar Rupiah di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Jamli, Ahmad, 2006, Teori Ekonomi Makro, Yogyakarta, BPFE UGM. Mulyadi, 2002, Manajemen Nilai Tukar Rupiah, Yogyakarta : BPFE UGM. Nopirin, 2012, Ekonomi Moneter Edisi 2, Yogyakarta, BPFE UGM. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Roy Sambel, 2002, Manajemen Nilai Tukar Rupiah, Jakarta, Bina Nusantara. Sadono Sukirno, 2000, Makro Ekonomi Modern Edisi 1, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, 2000, Manajemen Nilai Tukar Rupiah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sutrisno, 2002, Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta, LPFE UI. Suparmoko, 2004, Pengantar Makro Ekonomi Edisi Kedua, Yogyakarta, BPFE UGM. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Undang-Undang Nomor 1, 2007, Penanaman Modal Asing, Jakarta. Undang-Undang Nomor 6, 2008, Penanaman Modal Dalam Negeri, Jakarta. Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo, 2005, Aspek Dasar Ekonomi Makro di Indonesia, Seri Pertama, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Wirawan, Nata, 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik Inpensia) untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, Keraras Emas, Denpasar. 151