III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Seiring dengan perkembangan pasar saat ini banyak sekali berbagai produk yang bebas masuk dan beredar dipasar Indonesia, hal ini tentu saja akan menimbulkan persaingan antar produk dengan menonjolkan keunggulan dan ciri khas masing-masing untuk merebut perhatian konsumen dan mendapatkan posisi yang utama dipasaran. Dalam hal ini perilaku konsumen akan sangat menentukan bagaimana sebuah produk bisa menjadi yang terbaik dipasaran, untuk dapat mengetahui keadaan tersebut maka dapat dilihat dari indikator yaitu berupa peningkatan penjualan (pembelian produk oleh konsumen), ini tertentu saja berkaitan dengan sikap dan kepuasan konsumen yang nantinya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk. 3.1.1 Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terbagi menjadi dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit). Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. 3.1.2 Perilaku Konsumen Konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa pada dasarnya diawali oleh adanya rasa kebutuhan, kebutuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, pengaruh tersebut dapat berasal dari individunya sendiri ataupun dari pihak luar yang diperoleh dari berbagai informasi yang terkandung di dalam promosi. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel, et al. 1994). 72 Setiap konsumen memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, adat istiadat, usia, pekerjaan, dan gaya hidup yang berbeda, faktor-faktor tersebut akan membuat setiap konsumen memiliki kesukaan dan pemikiran yang berbeda terhadap suatu produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh produsen, Konsumen akan tertarik untuk menggunakan suatu produk atau jasa lebih dikarenakan karena citra merek yang unggul. Citra produk yang unggul ialah produk yang dikonsumsi oleh konsumen tepat sasaran, yaitu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Terdapat ratusan merek produk yang harus mereka pilih, selain perbedaan tersebut diatas terdapat beberapa pengaruh yang paling mendasar bagi konsumen yang akan mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan yaitu pengaruh lingkungan, pengaruh individu dan proses psikologis. ketiga unsur tersebut akan menghasilkan sinergi antara konsumen dengan produsen dan akan berujung pada strategi pemasaran. Proses tersebut dapat dijabarkan pada Gambar 1. . Perbedaan individu Sumberdaya konsumen Motivasi dan keterlibatan pengetahuan Sikap Kepribadian, gaya hidup dan demografi Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas sosial Pengaruh pribadi Keluarga situasi Proses Keputusan Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternative Pembelian hasil Proses Psikologis Pengolahan informasi Pembelajaran Perubahan Sikap/perilaku Strategi pemasaran Strategi produk Strategi harga Strategi promosi Strategi distribusi Gambar 1. Model Perilaku Konsumen. Sumber : Engel, et al. 1994 19 72 3.1.3 Pengaruh Lingkungan Pengaruh lingkungan memiliki peran yang sangat kuat dalam mempengaruhi konsumen terhadap proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Menurut Engel, et al. (1994), konsumen hidup dalam lingkungan yang sangat kompleks. Perilaku proses keputusan mereka dipengaruhi oleh : 1). Budaya Pengaruh budaya pada prilaku konsumen mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol lainnya yang bermakna. Acuan tersebut akan mendukung seseorang konsumen untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat, dari hal tersebut maka budaya akan mempengaruhi pola konsumsi dan produk apa yang dipilih oleh konsumennya. Budaya memiliki tiga efek utama yang dapat mempengaruhi produk yaitu budaya dapat mempengaruhi struktur konsumsi, budaya mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, budaya adalah variabel utama di dalam penciptaan dan komunikasi makna di dalam produk. Oleh karena itu budaya menentukan apa yang cocok dan efektif untuk dikerjakan oleh pemasar dalam memberikan barang dan jasa. Ini adalah titik tolak yang logis untuk memeriksa perilaku konsumen. Menurut Simamora (2008), Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. produsen harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur dan subkultur. Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang, karena manusia dipelajari perilakunya dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan daerah yang lain. Sehingga produsen perlu melihat pergeseran kultur agar dapat menyediakan produk yang sesuai keinginan konsumen. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil atau kelompok orang dengan system nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai citarasa dan minat etnik yang khas. Demikian juga dengan kelompok keagamaan. Banyaknya subkultur ini merupakan 720 2 segmen pasar yang penting agar produsen dapat merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan subkultur tersebut. 2). Kelas Sosial Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individuindividu yang berbagai nilai, minat dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosioekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga yang tinggi. Adanya kelas sosial yang berbeda-beda pada konsumen memungkinkan membanding-bandingkan antar kelas sosial dan juga akan berbeda-beda pula pola konsumsi yang dilakukan konsumen baik itu terhadap produk, jasa dan merek tertentu. Kelas sosial dapat ditentukan oleh beberapa hal seperti pendapatan, pekerjaan, harta benda, prestasi, interaksi, orientasi, nilai dan sebagainya. 3). Pengaruh Pribadi Pengaruh pribadi merupakan respon yang diberikan terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan oleh orang lain (Engel, et al. 1995). Orang-orang yang dapat memberikan pengaruh terhadap individu konsumen disebut sebagai kelompok acuan. Kelompok acuan yang paling dekat ialah kelompok primer seperti keluarga, dalam kelompok ini dapat memungkinkan interaksi yang tak terbatas. Kelompok acuan lainnya yaitu kelompok sekunder yang juga memiliki interaksi namun kurang berpengaruh dalam membentuk gagasan dan perilaku konsumen, seperti organisasi komunitas dan sebagainya. Pengaruh yang diberikan oleh kelompok acuan dapat terjadi dalam tiga hal yaitu (1) utilitarian (takanan untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok dalam berpikir dan berperilaku); (2) nilai ekspresif (mencerminkan keinginan akan asosiasi psikologis dan kesediaan untuk menerima nilai dari orang lain tanpa tekanan); dan (3) informasional (kepercayaan dan perilaku orang lain diterima sebagai bukti mengenai realitas). Biasanya pemberi pengaruh dam pencari serupa dalam karakteristik, dan keduanya dipengaruhi oleh media massa. Semakin besar kredibilitas si pemberi pengaruh, semakin besar dampaknya pada orang lain. Pemasar dapat 721 2 memanfaatkan pengaruh pribadi dengan memonitor komunikasi lisan dan berusaha mengendalikannya bila komunikasi itu bersifat negatif. 4). Keluarga Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan yang tinggal bersama. Keluarga memiliki peranan yang paling besar pengaruhnya terhadap individu konsumen, karena keluarga merupakan dasar dalam pembentukan sifat dan karakter individu setiap konsumen. Setiap anggota keluarga memegang peranan yang penting yaitu seperti pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembelian dan pemakaian. Menurut Simamora (2008), Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli, bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua, pengaruh terhadap perilaku tetap ada. Sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami-istri dan anak, pengaruh terhadap pembelian akan sangat terasa. Produsen perlu menentukan bagaimana interaksi anggota keluarga setiap konsumen dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruhnya, agar dapat memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatu keluarga. Dengan demikian produsen dapat dibantu dalam menerapkan strategi pemasaran yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat. 5). Situasi Konsumen Menurut Engel, et al. (1994), Situasi konsumen dapat didefinisikan sebagi latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau nonpribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesama konsumen. Komunikasi nonpribadi akan melibatkan spektrum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen. Jenis-jenis situasi yang dapat mempengaruhi konsumen diantaranya situasi komunikasi, situasi pembelian dan situasi pemakaian, selain jenis situasi tersebut terdapat beberapa situasi lain yang dapat mempengaruhi misalnya situasi yang secara fisik dirasakan oleh konsumen seperti tata ruang dan lokasi toko, bentuk peraga, warna, penyinaran serta pengaruh waktu pembelian dan kondisi ataupun 22 72 suasana hati konsumen akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku konsumen. 3.1.4 Perbedaan Individu Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku konsumen. Terdapat lima cara penting yang membedakan konsumen secara individu yaitu : 1). Sumber daya konsumen Pada dasarnya setiap orang memiliki tiga sumber daya di dalam proses pengambilan keputusan yaitu waktu, uang dan perhatian (penerimaan informasi dan kemampuan pengolahan), namun ketiga sumber daya tersebut sangat terbatas ketersediaanya bagi masing-msing konsumen, oleh karena itu setiap konsumen harus pandai mengelola dan mengalokasikan ketiga sumber daya tersebut. 2). Motivasi dan keterlibatan Motivasi seseorang akan muncul ketika adanya kebutuhan terhadap suatu produk, dengan adanya kebutuhan seseorang akan terdorong atau termotivasi untuk mendapatkan tujuannya. Sedangkan keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi. 3). Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai kumpulan informasi dalam ingatan (Engel, et al. 1994). Pengetahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen akan menjadi sumber informasi yang sangat penting bagi produsen karena hal ini berkenaan dengan kepercayaan konsumen terhadap produk itu sendiri. Pengetahuan produk mencakup kesadaran terhadap kategori dan merek produk, terminologi produk serta atribut atau ciri produk. 4). Sikap Sikap merupakan suatau evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespons dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. 23 72 5). Kepribadian, Gaya hidup dan Demografi Kepribadian setiap orang berbedaa-beda hal ini tentu saja akan berdampak pada respon yang berbeda pula terhadap penilaian suatu produk. Gaya hidup adalah pola yang digunakan orang untuk hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapatannya. Faktor-faktor demografi seperti usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan dans ebagainya juga dapat member pangaruh terhadap keputusan konsumen. 3.1.5 Proses Psikologi Proses psikologi yang dialami oleh manusia juga berasal dari lingkungan diantaranya yaitu : 1) Pengolahan informasi Informasi yang diterima oleh konsumen bisa diperoleh melalui komunikasi baik verbal ataupun visual, kemudian hasil dari informasi tersebut akan diolah dan disimpan dalam memori kita. Komunikasi merupakan hal yang sangat inti bagi pemasaran, karena apa yang dilihat ataupun didengar oleh konsumen akan menjadi suatu masukan bagi produsen. Engel, et al. (1994), Pemrosesan informasi mengacu pada proses yang dengannya suatu stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan di dalam ingatandan belakangan diambil kembali. Pemrosesan informasi dapat dirinci menjadi lima tahap yaitu pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 2) Pembelajaran Pembelajaran yaitu proses dimana pengalaman konsumen di dalam melakukan pembelian akan menyebabkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku. Konsumen mengalami proses pembelajaran mengenai suatu produk berdasarkan pada informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Dengan kata lain perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman selama hidupnya. Namun konsumen juga tidak hanya belajar dari pengalaman sendiri, tetapi juga dari pengalaman orang lain. Oleh karena itu produsen perlu menciptakan komunikasi informal yang positif tentang perusahaan agar dalam proses berbagai pengalaman di antara konsumen, perusahaan diuntungkan. 24 72 Tentunya dengan cara menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial. 3) Perubahan sikap dan perilaku Konsumen akan melakukan perubahan sikap dan perilakunya sesuai dengan informasi dan pengalaman mengenai produk. Perubahan sikap dan perilaku konsumen akan berpengaruh terhadap penjualan dan pemasaran produk. Produsen yang jeli adalah yang dapat mempengaruhi dan memanfaatkan keadaan tersebut. 3.1.6 Karakteristik Konsumen Sumarwan (2002), menyatakan karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi yang lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan lebih senang mencari informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membelinya. 3.1.7 Proses Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan merupakan hal yang paling rumit Karena mengacu pada tindakan yang bijaksana dan bernalar yang dijalankan untuk mengahasilkan pemenuhan kebutuhan. Konsumen berusaha untuk menentukan keputusan dalam setiap produk ataupun jasa yang akan mereka pilih berdasar pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Proses psikologi dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian, oleh karena itu pemasar/produsen harus memahami setiap sisi perilaku konsumen. Perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan 25 72 pelanggan, semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk (kotler, et al. 2007). Menurut Engel, et al. (1994), terdapat lima tahap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, dapat dilihat pada Gambar 2. Pengenalan Pencarian Evaluasi Kebutuhan Informasi Alternatif Pembelian Hasil Gambar 2. Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian pada Konsumen. Sumber : Engel, et al. 1994 1) Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan (Engel et al, 1994). Menurut Umar (2005), menyatakan bahwa tahap pengenalan kebutuhan yaitu pada situasi ini seseorang merasakan adanya perbedaan yang signifikan antara keadaan yang sesungguhnya dan keadaan yang diinginkannya secara sadar. Menurut Simamora (2008) pengenalan kebutuhan disebabkan adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya konsumen telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah produk yang diketahhuinya akan memuaskan dorongan tersebut. Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan, ini akan bergantung pada beberapa faktor yaitu kebutuhan yang dikenali harus cukup penting, konsumen harus percaya bahwa solusi bagi kebutuhan tersebut ada dalam batas kemampuannya, jika pemenuhan kebutuhan berada diluar sumber daya ekonomi atau temporal konsumen, maka tindakan tidak mungkin dilakukan. 2) Pencarian Informasi Pencarian merupakan tahap kedua dari proses pengambilan keputusan. Pencarian didefinisikan sebagai aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan.pencarian tersebut bisa bersifat internal ataupun eksternal. Pencarian internal melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari ingatan, sementara pencarian eksternal 26 7 2 terdiri atas pengumpulan informasi dari pasar atau sumber informasi (keluarga atau teman, iklan, media massa, dll). (Engel et al, 1994). Menurut Umar (2005), menyatakan bahwa banyaknya informasi yang dicari akan tergantung pada kuatnya dorongan akan kebutuhan tersebut. Semakin banyak informasi, semakin meningkat pula pengenalan dan pengetahuan calon pembeli akan produk, misalnya merek dan karakteristik lain yang akan dibeli. Menurut Simamora (2008), seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak terdorong mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber. 3) Evaluasi Alternatif Pada tahap ini calon pembeli menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan-pilihan produk yang tersedia (Umar, 2005). Dalam pengambilan keputusan konsumen dapat juga mengandalkan evaluasi alternatif. Ketika pengambilan keputusan bersifat kebiasaan, evaluasi alternatif hanya akan melibatkan konsumen yang membentuk niat untuk membeli produk yang sama seperti sebelumnya. Tetapi ada juga konsumen yang tidak mengetahui pengetahuan yang diperlukan untuk memilih produk, mungkin mengandalkan rekomendasi orang lain. Namun evaluasi alternatif akan juga bisa menjadi kompleks tahapannya yaitu menentukan kriteria evaluasi dan menentukan alternatif pilihan, selanjutnya menilai kinerja alternatif, yang terakhir adalah menerapkan kaidah keputusan. Menurut Kotler, Keller (2007) menyatakan bahwa evaluasi alternatif adalah bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen sebagai proses evaluasi keputusan dan model-model terbaru memandang proses evaluasi sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. 727 2 Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produksebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4) Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen sesungguhnya melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk. Ada dua faktor yang muncul antara niat pembelian yang ditunjukan oleh sikap dari pembeli dan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh faktor situasional yang tidak diharapkan. Jadi niat pembelian belum tentu akan berakhir pada suatu pembelian yang sesungguhnya (Umar, 2005). Engel, et al. (1994), menyatakan bahwa tindakan pembelian adalah tahap besar terakhir di dalam model perilaku konsumen. Konsumen memiliki tiga tahap keputusan dalam melakukan pembelian produk yaitu kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu. Acap kali pembelian direncanakan dalam pengertian bahwa ada niat untuk membeli dan ada juga pembelian yang tidak terencana atau terjadi secara spontan. 5) Hasil Pada tahap ini konsumen akan melakukan tindakan lebih jauh, setelah pembelian dilakukan, berdasarkan tingkat kepuasannya (Umar, 2005). Hasil dari proses pembelian ini bisa berupa kepuasan ataupun penyesalan (tidak puas). Hal ini dapat mempengaruhi niat pembelian di masa datang. konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang konsumen dapatkan ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka konsumen akan merasa tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan, maka konsumen akan puas. 3.1.8 Atribut Produk Produk atau jasa memiliki keunikan yang dapat menarik perhatian konsumen, keunikan tersebut dapat terlihat dari atribut yang berbeda pada masingmasing produk dan jasa. Atribut-atribut produk terdiri dari tiga macam yaitu, (1) features (ciri-ciri) yang merupakan ukuran, tampilan, harga, servis, komposisi, 28 72 nilai estetika, warna dan lain-lain, (2) benefit (manfaat) yang merupakan kegunaan atau kesenangan yang berhubungan dengan panca indera atau dapat juga berupa manfaat yang tak berwujud, (3) function (fungsi) yang berupa ciri-ciri atau manfaat (Engel et al, 1994). Menurut Sumarwan, (2002), atribut suatu produk dapat dibedakan ke dalam dua jenis atribut yaitu atribut fisik dan abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. 3.1.9 Sikap 3.1.9.1 Definisi Sikap Sikap dapat diartikan sebagai evaluasi secara menyeluruh. intensitas, dukungan dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Masing-masing sifat ini akan bergantung pada kualitas pengalaman konsumen sebelumnya dengan objek sikap (Engel, et al. 1995). Kepercayaan konsumen yang kuat terhadap suatu produk dan jasa akan mempengaruhi sikap konsumen namun bila kepercayaan rendah maka konsumen merasa tidak nyaman dan akan mencari tambahan informasi mengenai sebelum konsumen mengambil sikap loyal pada produk dan jasa tersebut. Sikap seorang konsumen bersifat dinamis artinya dapat berubahubah hal ini juga dapat disebabkan oleh perubahan pada gaya hidup konsumen. Menurut Schifman dan Kanuk (1997) dalam Simamora (2008), Sikap adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud dapat berupa merek, layanan, pengecer, perilaku tertentu dll. 3.1.9.2 Tiga Komponen Sikap Sikap juga dapat dikatakan sebagai cara berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek lingkungannya. Sikap menuntun konsumen berperilaku secara relative konsisten terhadap objek yang sama. Menurut Suryani (2008), Sikap dibentuk oleh tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. 729 2 1. Komponen Kognitif Komponen kognitif berkaitan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung dengan objek sikap. Komponen kognitif dipengaruhi oleh pengalaman individu, pengamatannya serta informasi yang diperolehnya mengenai objek sikap (Suryani, 2008). 2. Komponen Afektif Komponen afektif berkaitan dengan perasaan dan emosi konsumen mengenai objek sikap. Komponen afektif ini dapat beragam ekspresinya mulai rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang. Perasaan konsumen terhadap objek sikap sangat dipengaruhi oleh kognisinya. 3. Komponen Konatif Komponen konatif berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan denga objek sikap. Komponen ini bukan perilaku nyata, namun berupa keinginan untuk melakukan suatu tindakan. 3.1.9.3 Fungsi Sikap Menurut Simamora (2008), sikap memiliki empat fungsi , yaitu fungsi penyesuaian (adjustmen function), fungsi pertahanan ego (ego-defensive function), fungsi ekspresi nilai (value-expressive function) dan fungsi pengetahuan (knowledge function). Fungsi-fungsi itulah yang menjadi dasar untuk memotivasi pembentukan dan penguatan sikap positif terhadap objek yang memuaskan kebutuhan atau sikap negatif terhadap objek. 1. Fungsi Penyesuaian Fungsi penyesuaian mengarahkan kepada objek yang menarik atau lebih positifdan bermanfaat serta menjauhkan konsumen dari objek yang tidak menarik. Dalam konteks ini berlaku konsep memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Manfaat produk bagi konsumen menyebabkan sesorang menyukai produk tersebut. 730 2 2. Fungsi Pertahanan Ego Sikap yang terbentuk untuk melindungi ego merupakan wujud dari fungsi pertahanan ego. Namun sikap konsumen tidak selalu demikian, untuk mendapatkan suatu produk yang baik seorang konsumen biasanya berusaha keras untuk mendapatkannya, bila yang diperolehnya tidak persis sama maka sikap bisa berubah untuk dapat menerimanya dan mengalahkan egonya. 3. Fungsi Ekspresi Nilai Dengan sikap, seseorang dimungkinkan untuk mengekspresikan nilai-nilai yang diyakininya. Artinya, setiap orang akan berusaha menterjemahkan nilainilai yang diyakininya kedalam konteks sikap yang lebih nyata, seperti minat, hobi, kegiatan dan opini dari seorang konsumen. 4. Fungsi Pengetahuan Manusia memiliki kecenderungan untuk memandang dunianya dari sudut pandang keteraturan. Kecenderungan ini memaksa manusia untuk berpegang pada konsistensi, definisi dan stabiltas. Sehingga karakter setiap konsumen memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Seringkali konsumen merasa perlu mengetahui produk terlebih dahulu sebelum meyukai dan membeli produk tersebut. 3.1.10 Model Multiatribut Sikap konsumen terhadap produk atau jasa akan mempengaruhi perilaku konsumen terhadap produk atau jasa tersebut. Sikap konsumen terhadap produk yang dipasarkan merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh para produsen atau pemasar guna menjadi landasan bagi perumusan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen tersebut. 1) Model Fishbein Sikap konsumen dapat diukur oleh suatu model yaitu Model Multiatribut Fishben. Model tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap produk yang berkenaan dengan ciri atau atribut produk (Engel et al.,1994). Model tersebut mengevaluasi sikap konsumen terhadap objek yang memiliki banyak atribut. Sumarwan, (2002) menyatakan bahwa model Fishben dapat digunakan oleh para pemasar dalam menganalisis kekuatan dan kelemahan suatu merek 731 2 produk secara relatif jika dibandingkan dengan merek pesaing dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk pada atribut – atribut penting. Merek dari suatu produk sangat diperhatikan oleh konsumen ketika mengevaluasi atribut yang dimiliki oleh masing – masing merek tersebut. 2) Model Angka Ideal Model angka ideal memiliki aspek yang unik dan penting yaitu hasil dari analisis tersebut dapat memberikan informasi yang berkenaan dengan bagaimana merek yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Analisis ini berguna bagi perencanaan dan tindakan pasar, selain itu untuk implikasi pengembangan produk baru (Engel et al, 1994). 3.1.11 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih oleh konsumen atau pelanggan setidaknya memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Engel et al,1994). Persaingan yang semakin ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misinya, iklan maupun public relation realease. Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampain produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing (Tjiptono, 2008). 732 2 Kebutuhan dan Keinginan Konsumen Tujuan Perusahaan Produk Harapan Konsumen Terhadap Produk Nilai Produk bagi Konsumen Tingkat Kepuasan Konsumen Gambar 3. Diagram Konsep Kepuasan Konsumen Sumber : Engel et al (1995) 1) Important Performance Analysis (IPA) IPA menggambarkan kinerja (performance) sebuah merek dibandingkan dengan harapan atau tingkat pentingnya (importance) yang seharusnya ada, dengan menggunakan diagram kartesius. Kategori yang digunakan adalah jika skor tingkat kinerja lebih atau sama dengan harapan atau tingkat kepentingan maka responden dikategorikan puas, namun jika tingkat pelaksanaan sesungguhnya kurang dari harapan atau tingkat kepentingan responden, dikategorikan tidak puas. 2) Customer Satisfaction Index (CSI) CSI merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan cara melihat tingkat kepentingan dari atribut – atribut yang terdapat pada produk atau jasa. Skor kepuasan akan didapat dengan cara merata – ratakan semua skor kinerja tiap atribut pada produk tersebut. Metode CSI ini memiliki keunggulan yaitu dapat mengetahui tingkat kepuasan secara menyeluruh dari atribut – atribut suatu produk atau jasa sedangkan kelemahan metode ini ialah nilai indeks yang dihasilkan hanya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan secara menyeluruh dari kinerja suatu atribut pada produk atau jasa dan tidak memungkinkan untuk membuat rumusan strategi yang tepat jika hanya melihat nilai indeks kepuasannya saja. 733 2 3.1.12 Strategi Pemasaran (marketing mix) 1) Produk Menurut Tjiptono (2008), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan bisa berupa tangible ataupun intangible. Sedangkan secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha utnuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Dengan kata lain konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan dan jaminan. Perbedaan tersebut akan menjadi salah satu alternatif yang dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian. Produk yang menjadi leader dipasar biasanya adalah produk yang unik dan inovatif, tidak mudah ditiru ataupun dipalsukan dan memiliki ciri khas tersendiri. 2) Harga Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk yang dibeli merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari produk tersebut. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkandengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa (Tjiptono,2008). 3) Tempat Tempat berkaitan dengan saluran distribusi pemasaran. Saluran pemasaran adalah organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau dikonsumsi (Kotler dan Keller, 2005). Sementara distribusi diartikan sebagai kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. 734 2 4) Promosi Menurut Tjiptono menginformasikan, (2008), mempengaruhi, tujuan dan utama membujuk, dari promosi serta adalah mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian. Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya unttk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, barubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Teh merupakan minuman tradisional yang sudah dikenal sejak dahulu. Teh dapat dinikmati dalam berbagai bentuk mulai dari yang serbuk sampai dengan kemasan siap minum, berbagai merekpun telah beredar dipasaran. Salah satu kemasan yang cukup mudah dan praktis untuk dinikmati adalah teh dalam kantung yang langsung dapat dicelupkan dalam air panas dan tanpa menyisakan ampas. Teh celup Walini merupakan salah satu merek teh yang terhitung masih baru dipasar industri teh karena baru diperkenalkan dan beredar di pasaran pada tahun 2004, selain itu perkembangan industri teh yang ada saat ini sudah semakin maju sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat, selain itu masyarakat mulai sadar akan kesehatan dan keamanan pangan, oleh karena itu selama ini PTPN VIII selalu berusaha menjaga mutu dan kualitas rasa dari teh Walini agar mampu bertahan dan bersaing dipasar industri teh. Keunggulan lain yang dimiliki yaitu teh celup Walini telah mendapatkan food grade certificate yang menunjukkan bahwa produknya aman untuk dikonsumsi, karena filter yang dijadikan sebagai bahan pembungkus teh celup terbuat dari bahan yang aman dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat membahyakan kesehatan tubuh manusia. Teh celup Walini mulai mencoba mengembangkan produknya dengan memproduksi berbagai jenis teh selain jenis teh celup hitam dan teh celup hijau, saat ini telah diproduksi teh celup organik dan teh dengan penambahan rasa yaitu teh celup lemon dan teh celup jahe, namun berdasarkan jumlah pemesanan yang ada di koperasi karyawan Gunung Mas menunjukkan bahwa yang paling banyak dipesan dan diminati adalah jenis teh celup hitam Walini, perusahaan berusaha 72 35 untuk memasarkan produk-produk tersebut keberbagai tempat yaitu salah satunya adalah disebuah kawasan agrowisata di Gunung Mas. Agrowisata Gunung Mas mencoba menangkap peluang pasar untuk memasarkan teh celup Walini kepada pengunjung dengan menjual produk-produk teh celup Walini di kios-kios yang terletak di kawasan wisata dengan harapan dapat meningkatkan penjualan dan mendapatkan profit, namun kenyataannya penjualan teh Walini belum menunjukkan hasil yang optimal, padahal pasar yang dikuasai merupakan ruanglingkup yang tertutup tanpa adanya pesaing produk teh yang sejenis, selain itu belum adanya segmentasi pasar yang jelas sehingga pihak perusahaan perlu menetapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mengoptimalkan penjualan dan pangsa pasarnya. Teh celup Walini dengan keunggulan dan keunikan yang dimiliki berusaha untuk meningkatkan penjualan dengan menarik konsumen sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan pelanggan, karena konsumen merupakan komponen yang paling penting dalam meningkatkan pangsa pasar, namun seiring dengan perkembangan keadaan ekonomi maka keinginan dan kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi produk selalu berubah sesuai dengan selera ataupun trend yang sedang terjadi, sehingga perlu dilakukan analisis perilaku konsumen mengenai sikap dan tingkat kepuasan konsumen agar dapat mengetahui harapan dan keinginan konsumen serta seberapa besar tingkat kepuasan konsumen melalui pengembangan produk dan menerapkan strategi yang tepat di kawasan agrowisata Gunung Mas. Objek dalam penelitian ini adalah jenis teh celup hitam Walini, karena jenis tersebut yang paling banyak diminati, yang pertama akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi mengenai karakteristik konsumen dan bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran konsumen dan menentukan segmentasi pasar yang jelas bagi konsumen teh celup Walini yaitu dengan kriteria umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status dan pendapatan dari setiap konsumen, sedangkan proses keputusan pembelian akan diidentifikasi melaui evaluasi alternatif, pembelian dan hasil, agar dapat mengetahui apakah strategi yang dilakukan telah tepat sasaran atau tidak. 72 36 Penelitian ini juga akan menganalisis sikap dan kepuasan konsumen terhadap produk teh celup hitam Walini. Untuk analisis sikap dan kepuasan ini akan dianalisis terhadap atribut-atribut yang berkaitan dengan produk yaitu rasa, harga, aroma, warna air teh, kemasan, informasi produk (kejelasan izin BPOM, kejelasan tanggal kadaluarsa), merek, komposisi, kemudahan dalam mendapatkan dan promosi. Untuk menganalisis sikap konsumen, akan dianalisis dengan metode multiatribut Fishbein. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen, alat analisis yang digunakan yaitu IPA (Important Performance Analysis) dan CSI (Customer Satisfaction Index). Hasil dari penelitian ini akan diperoleh informasi berupa harapan dan keinginan konsumen terhadap produk, informasi inilah yang akan disampaikan kepada pihak perusahaan berupa rekomendasi alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan. 737 2 Penjualan produk teh hitam Walini di Agrowisata Gunung Mas - Teh walini terhitung produk yang masih baru di pasar industri teh - Segmentasi pasar belum jelas - Penjualan belum optimal Kebutuhan informasi mengenai sikap dan kepuasan konsumen teh celup hitam walini untuk meningkatkan penjualan Identifikasi Analisis proses Analisis mengenai sikap & karakteristik keputusan pembelian kepuasan konsumen melalui konsumen dilihat melalui: pengenalan atribut produk meliputi : Rasa, dari : Umur, jenis kebutuhan, pencarian harga, aroma, warna air teh, kelamin, tingkat informasi, evaluasi kemasan, kejelasan izin BPOM, pendidikan, alternatif, pembelian kejelasan tanggal kadaluarsa, pekerjaan, status dan hasil merek dan kemudahan dalam mendapatkan dan pendapatan Analisis Analisis Sikap Kepuasan Model IPA dan CSI Tabulasi Multiatribut deskriptif Fishbein Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran Bagi Perusahaan Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional 738 2