BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.26 Paradigma menurut Borgan dan Biklen(1982:32) adalah kupulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma interpretive (social science) atau konstruktifis. Penelitian dalam paradigma interpretive mempunyai beberapa cirri, antara lain : keyakinan adanya realitas subyektif sebagai bagian dari kapasitas reflektif agen manusia dalam tindakannya bersifat purposive; tujuan untuk pemahaman makna;metode kualitatif27. Konstruktivisme mengklaim bahwa kebenaran bersifat realatif dan kebenaran tersebut tergantung pada suatu prespektif. Menurut Searle (1995) konstruktivisme adalah membangun berdasarkan konstruksi realitas social. Dengan pendekatan ini terdapat kolaborasi antara peneliti dengan partisipan; yang memungkinkan partisipan untuk menceritakan 26 27 kisahnya. Berdasarkan kisah partisipan, peneliti Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2007 Hal 101 Adnan Husein, Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi, ASPIKOM, 2011 Hal 65 37 http://digilib.mercubuana.ac.id/ dapat 38 mendeskrisipkan pandangan tentang realitas, dan kisah ini memungkinkan peneliti untuk memiliki pemahaman yang lebih mengenai tindakan pertisipan. Pada dasarnya ada kesukaran apabila seseorang ingin mengkonstriksi realitas. Pertama, ada realitas objektif yang ditelaah, dan hal itu ditelaah melalui realitas subjektif tentang pengertian-pengertian kita. Kedua, paradigma sebagai pandangan dunia seseorang tersebut, membangun realitas, yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari realitas objektif dan membimbing intepretasi seseorang pada struktur yang mungkin berfungsi pada kedua realitas yang tampak maupun yang tidak tampak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis, dengan pendekatan ini terdapat kolaborasi antara peneliti dengan partisipan yang memungkinkan partisipan untuk menceritakan kisahnya. Berdasarkan kisah partisipan, peneliti dapat mendeskripsikan pandangan tentang realitas dan kisah ini memungkinkan peneliti untuk memiliki pemahaman yang lebih mengenai tindakan partisipan. 3.2. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yakni mendeskripsikan fenomena dan konteks kehidupan nyata yang terjadi menyertainya. Tujuannya untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat. Karena penelitian kualitatif dituntut memiliki strategi penyelidikan yang handal sehingga hasil (temuannya) dipertanggungjawabkan kepercayaan dan kejituannya. 28 28 Burhan Bungin. Metode Penelitian Kualitatif (Aktual Metodologis ke arah Ragam Warisan Kontenporer). Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2008 Hal 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/ bisa 39 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan oleh peniliti adalah dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong:2014,6). 29 Tujuan peneliti untuk mengetahui fenomena meme pada generasi Z komunikasi komunitas Meme Comic Indonesia. Maka peneliti menggunakan metode penelitian fenomenologi. Analisis fenomenologis memiliki banyak cara pandang melihat suatu fenomena. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis fenomenologi sosial yang dikembangkan Alfred Schutz. Pendekatan ini dipilih peneliti karena adanya penemuan makna dan hakikat dan pengalaman. Menurut Schutz (dalam Mulyana, 2004:81) dalam interaksi sosial berlangsung pertukaran motif, proses pertukaran motif para aktor dinamakan the reciprocity of motives. Melalui interpretasi terhadap tindakan orang lain, individu dapat mengubah tindakan selanjutnya untuk mencapai kesesuaian dengan tindakan orang lain. Agar dapat melakukan hal itu individu dituntut untuk mengetahui makna, motif, atau maksud dari tindakan orang lain. Motif dalam perspektif fenomenologi menurut Schutz adalah konfigurasi atau konteks makna yang tampak pada aktor sebagai landasan makna perilakunya. Fokus penelitian ini mengambil tema Fenomena Komunitas Meme dengan subjek penelitian adalah generasi Z komunitas meme comic Indonesia melalui sebuah karya yang disebut meme comic. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari 29 Lexy.J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung, 2007 Hal105 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 latar belakang generasi Z komunitas Meme Comic Indonesia dalam menciptakan sebuah meme bagaimana generasi Z memandang sebuah karya meme tersebut, apa tujuan mereka dari meme yang dibuat, bagaimana mereka mendapatkan kreativitas atau ide-ide dalam pembuatan meme dan apa yang telah didapatkan generasi Z pada komunitas Meme Comic Indonesia setelah bergabung dengan komunitas tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yakni sebuah pendekatan bagaimana dunia di dalam pengalaman pelaku prilaku, dengan didasari asumsi epistemologis bahwa kenyataan adalah apa yang ada di dalam bayangan dari pelaku. 3.4 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah orang yang berkompeten dan mengetahui pokok permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian juga merupakan orang yang berkewenangan menberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yang dapat dikatakan sebagai key informan adalah komunitas Meme Comic Indonesia, karena pihak tersebut adalah komunitas meme terbesar di Indonesia yang memiliki member dari generasi Z. 1. Komunitas adalah sekelompok orang yang salin peuli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 yang erat antar para anggot komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. 30 2. Generasi Z. Generasi Z (disebut juga iGeneration, Generasi Net, atau generasi Internet) terlahir dari generasi X dan generasi Y. Mereka lahir dan dibesarkan di era digital, dengan aneka tekhnologi yang komplit dan canggih, seperti : komputer/laptop, handphon, iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perangkat elektronik lainnya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal (atau mungkin diperkenalkan) dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih itu, yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan kepribadiannya. 3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari subjek penelitian dalam penelitian ini , data primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam. Wawancara merupakan salah satu data paling penting dalam studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh data premier terhadap pihak-pihak yang secara langsung terkait dengan kasus. Pewawancara dapat menanyakan pada responden tentang fakta yang terjadi dan opini mereka atas peristiwa tersebut. Dalam wawancara 30 Riswandi, ”Teori Komuikasi”;GRAHA ILMU;JAKARTA, 2008 Hal 119-127 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 mendalam seorang responden dapat diwawancarai tidak hanya sekali, tapi bahkan sampai tidak ada informasi lagi terkait isu yang sedang diteliti. Wawancara mendalam memiliki karakteristik sebagai berikut :31 a. Digunakan untuk subjek yang sedikit atau bahkan satu dua orang saja. Mengenai banyaknya subjek, tidak ada ukuran pasti. b. Menyediakan latar belakang secara detail (detail background) mengenai alas an informan memberikan jawaban tertentu. c. Wawancara mendalam ini biasanya dilakukan dalam waktu yang lama dan berkali-kali. d. Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain. Susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan cirri-ciri setiap informan. e. Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara. Semakin kondusif iklim wawancara (keakraban) antara periset (pewawancara) dengan informan, maka wawancara dapat berlangsung terus. 3.5.2. Data Sekunder (Studi Literatur) Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh atau digunakan oleh peneliti diperoleh dari beberapa buku referensi dan browsing melalui media internet. 31 Rahmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media, Jakarta. 2006. Hal 63 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 3.6. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti guna mencari, menata, dan merumuskan kesimpulan secara sistematis dari catatan hasil wawancara mendalam. Tekhnik analisis data yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisis data Creswell menjabarkan suatu tekhnik yang cocok digunakan bagi penelitian dengan metode fenomenologi sebagai berikut :32 1. Peneliti memulai dengan mendeskripsikan secara menyeluruh pengalamannya. 2. Peneliti kemudian menemukan pernyataan (dalam wawancara) tentang bagaimana orang-orang memahami topik, rinci pernyataanpernyataan tersebut (horisonalisasi data) dan perlakukan setiap pernyataan memiliki nilai yang setara, serta kembangkan rincian tersebut dengan tidak melakukan pengulangan atau tumpang tindih. 3. Pernyatan-pernyataan tersebut kemudian dikelompokan ke dalam unit-unit bermakna (meaning unit), peneliti merinci unit-unit tersebut dan menuliskan sebuah penjelasan teks (textural description) tentang pengalamanya, termasuk contoh-contohnya secara seksama. 4. Peneliti kemudian merefleksikan pemikirannya menggunakan variasi imajinatif (imaginative variation) atau deskripsi structural (structural description), mencari keseluruhan 32 makna Engkus Kuswarno. Fenomenologi Metodelogi Penelitian Komunikasi. Widya Padjajaran. Bandung.2009 hal 72. http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang 44 memungkinkan dan melalui perspektif yang divergen (divergen perspective), dan mengkonstruksikan bagaimana gejala tersebut dialami. 5. Peneliti kemudian mengkonstruksikan seluruh penjelasannya tentang makna dan esensi (essence) pengalamannya. 6. Proses tersebut merupakan langkah awal peneliti mengungkapkan pengalamannya, dan kemudian diikuti pengalaman seluruh partisipan. Setelah semua itu dilakukan, kemudian tulislah deskripsi gabungannya (composite description). 3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Setelah data dianalisis dan didapatkan kesimpulan, selanjutnya penulis akan melakukan uji validitas untuk memastikan keabsahan data. Tipe triangulasi data yang digunakan penulis adalah triangulasi sumber. Penulis melakukan wawancara langsung dengan empat narasumber dengan pertanyaan yang hampir sama. Tujuan penulis adalah untuk membuktikan apakah jawaban dari masing-masing narasumber sama. Jika jawaban mereka sama maka itu menunjukan data yang penulis peroleh adalah benar. Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh N.K.Denzin (1978) dengan meminjam peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesahihan data dijamin dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 45 membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu dengan data yang di dapat dari sumber atau metode lain. Konsep ini dilandasi asumsi bahwa setiap bias yang inheren dalam sumber data, peneliti, atau metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data, peneliti atau metode lainnya. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. http://digilib.mercubuana.ac.id/