BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada umumnya proses pengontrolan suatu sistem dibangun oleh sekelompok alat elektronik, yang dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas, akurasi, dan mencegah terjadinya transisi pada proses otomasi, pada beberapa tahun yang lalu hanya menggunakan papan elektronik sebagai sistem kontrol. Penggunaan papan elektronik ini membutuhkan banyak sekali interkoneksi di antara relay untuk membuat supaya sisem bekerja. Dengan kata lain, untuk menghubungkan relairelai tersebut dibutuhkan kabel yang sangat banyak. Jadi seorang ahli mesin harus membuat suatu rangkaian logika yang kemudian di implementasikan dalam bentuk relai. Relai yang dibutuhkan dalam perancangan tersebut berjumlah ratusan dan skema yang dibuat dinamakan Ladder Schematic. Ladder Schematic menampilkan switch, sensor, motor, dan relai. Semua piranti elektrinik tersebut dihubungkan menjadi satu. Salah satu masalah yang mungkin timbul adalah jika salah satu relai rusak maka secara otomatis proses akan berhenti dan hanya akan dapat dijalankan lagi jika relai tersebut telah selesai 5 6 2.2 Konsep PLC Secara Umum 1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat serta dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya. 2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, AND, OR, dan lain sebagainya. 3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. 2.3 Fungsi PLC Secara Umum 1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat. 2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang 7 diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator. 3. Shutdown System. Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya. Gambar 2.1 PLC Konfigurasi 2.4 Komponen Pada PLC Adapun penjelasan dari komponen-komponen pada plc adalah sebagai berikut : 2.4.1 Central Processing Unit ( CPU ) Cpu merupakan bagian utama dan merupakan otak dari aplikasi plc. Cpu ini berfungsi untuk melakukan komunikasi denngan pc atau consule, interkoneksi pada setiap bagian aplikasi plc, mengeksekusi program-program, serta mengatur input dan ouput system, agar lebih jelasnya gambar CPU dapat dilihat pada gambar 2.2 8 Gambar 2.2 CPU PLC 2.4.2 Memori Memori merupakan tempat penyimpan data sementara dan tempat menyimpan program yang harus dijalankan, dimana program tersebut merupakan hasil terjemahan dari ladder diagram yang dibuat oleh user. Sistem memori pada plc juga mengarah pada teknologi flash memory. Dengan menggunakan flash memory maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan programming maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu pada flash memory juga terdapat eprom yang dapat dihapus berulang-ulang. Sistem memori dibagi dalam blok-blok dimana masing-masing blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari memori digunakan untuk menyimpan status dari input dan output, sementara bagian memori yang lain digunakan untuk menyimpan variable yang digunakan pada program seperti nilai timer dan counter. Program plc memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memastikan memori plc tidak rusak. Hal ini dapat dilihat lewat lampu indikator pada plc. Agar lebih jelasnya gambar memory dapat dilihat pada gambar 2.3 9 Gambar 2.3 Memory CPU 2.4.3 Catu Daya Catu daya (power supply) digunakan untuk memberikan tegangan pada plc. Tegangan masukan pada program plc biasanya sekitar 24 vdc atau 220 vac. Pada plc yang besar, catu daya biasanya diletakkan terpisah. Catu daya tidak digunakan untuk memberikan daya secara langsung ke input maupun output, yang berarti input dan output murni merupakan saklar. Jadi pengguna harus menyediakan sendiri catu daya untuk input dan output pada plc. Dengan cara ini maka plc itu tidak akan mudah rusak. Agar lebih jelasnya gambar catu daya dapat dilihat pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Catu Daya PLC 10 2.4.4 Rangkaian Input PLC Kemampuan suatu sistem otomatis tergantung pada kemampuan program aplikasi plc dalam membaca sinyal dari berbagai piranti input, contoh sensor. Untuk mendeteksi suatu proses dibutuhkan sensor yang tepat untuk tiap-tiap kondisi. Sinyal input dapat berupa logika 0 dan 1 (on dan off) ataupun analog. Untuk lebih jelasnya gambar Input unit dapat dilihat pada gambar 2.5 Dalam Penggunaan rangkaian input terbagi menjadi dua yaitu rangkaian sink ( NPN Sensor ) atau rangkaian source ( PNP Sensor ) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.7 dan 2.8 Gambar 2.5 Input Unit PLC Gambar 2.6 Wiring diagram Input Unit A1SX40 11 Gambar 2.7 Circuit Sink Type PLC Modular ( Input Sensor NPN ) Gambar 2.8 Circuit Source Type PLC Modular ( Input Sensor PNP ) 2.4.5 Rangkaian Output PLC suatu sistem otomatis tidak akan lengkap jika sistem tersebut tidak memiliki jalur output. Output control ini dapat berupa analog maupun digital. Output analog digunakan untuk menghasilkan sinyal analog sedangkan output digital digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan jalur, misalnya piranti output yang sering dipakai dalam plc adalah motor, relai, solenoid, lampu, dan speaker.seperti pada rangkaian input program aplikasi plc, pada bagian output plc juga dibutuhkan suatu antarmuka yang digunakan untuk melindungi cpu dari peralatan eksternal. Antarmuka output plc sama dengan antarmuka input plc. Agar lebih jelasnya gambar output unit plc dapat dilihat pada gambar 2.9 dan 2.10. 12 Gambar 2.9 Output Unit PLC Gambar 2.10 Wiring Diagram Output Unit A1SY42 2.4.6 Penambahan I/O PLC Setiap PLC pasti memiliki jumlah I/O yang terbatas, yang ditentukan berdasarkan tipe plc tersebut. Namun dalam aplikasi seringkali I/O yang ada pada plc tidak mencukupi. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tambahan untuk menambah jumlah I/O yang tersedia. Penambahan jumlah I/O ini dinamakan dengan expansin unit. 13 2.4.7 PLC Yang Digunakan Type plc pada Mitsubishi terbagi menjadi dua yaitu , modular dan compact. Untuk perancangan yang sedang penulis lakukan adalah menggunakan type modular dimana untuk modular ini terdiri dari beberapa bagian antara lain , base unit, power supply unit, cpu, memori, I/O unit dan special module unit. Sedangkan untuk type compact base unit, power supply unit dan I/O Unit sudah menjadi satu paket ( tidak terpisah pisah seperti type modular ). 2.4.8 Software PLC yang Dipergunakan Dalam membuat program PLC kita membutuhkan software untuk berkomunikasi dengan PLC tersebut. Software yang dipergunakan untuk PLC Mitsubishi kita mempergunakan GX DEVELOPER Versi 8, dimana versi tersebut generasi terbaru dari Mitsubishi. Gambar 2.11 Software PLC Mitsubishi 2.5 Relay Relay adalah komponen listrik yang dioperasikan sebagai saklar. Beberapa relay menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan pensaklaran secara mekanis, tetapi prinsip-prinsip operasi yang lain juga bisa digunakan. Relay diperlukan untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal daya rendah (dengan isolasi listrik yang lengkap antara kontrol dan rangkaian kontrol), atau di beberapa 14 rangkaian yang harus dikontrol oleh satu sinyal. Relay pertama digunakan di rangkaian telegraf, mengulang sinyal yang datang dari suatu rangkaian dan mentransmisikan ulang ke rangkaian yang lain. Relay digunakan secara luas dalam perakitan telepon dan awal komputer untuk dapat melakukan operasi logis. Jenis relay yang dapat menangani daya tinggi yang diperlukan untuk secara langsung mengendalikan motor listrik atau beban lainnya disebut kontaktor. Gambar 2.12 Relay 2.6 Dioda Dalam elektronika, dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (diode termionik mungkin memiliki saluran ketiga sebagai pemanas). Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis diode seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi paling umum dari diode adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi forward bias) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi reverse bias). Ada banyak sekali macam dan jenis dioda yang anda harus pahami jika ingin mengenal lebih jauh tentang komponen-komponen Elektronika. Macam-macam Dioda tersebut diantaranya yaitu : Dioda Pemancar Cahaya atau LED Foto Dioda 15 2.6.1 Dioda Pemancar Cahaya atau LED Light Emmiting Dioda atau lebih dikenal dengan sebutan LED (light-emitting diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik. Gambar 2.13 LED (light-emitting diode) Gambar 2.14 Simbol LED 2.6.2 Foto Dioda Foto Dioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda foto ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi dioda foto mulai dari penghitung kendaraan dijalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis dan industry mesin. Gambar 2.15 Foto Dioda 16 Gambar 2.16 Simbol Foto Dioda Komponen Elektronika yang mirip dengan Foto Dioda adalah Transistor Foto (Phototransistor). Foto Transistor ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya. Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan Dioda Foto. Namun demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Foto Dioda. 2.7 Resistor Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm: Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikelkromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, 17 kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar. Gambar 2.17 Resistor 2.8 Limit Switch ( Saklar Pembatas ) Sakelar batas atau Limit Switch (LS) merupakan sakelar yang dapat dioperasikan baik secara otomatis maupun non otomatis. Limit switch yang bekerja secara otomatis adalah jenis limit switch yang tidak mempertahankan kontak, sedangkan limit switch yang bekerja nonotomatis adalah limit switch yang mempertahankan kontak . Kontak-kontak pada limit switch sama seperti kontak-kontak yang terdapat pada tombol tekan, yaitu mempunyai kontak Normally Open (NO) dan kontak Normally Closed (NC). Kedudukan kontak dan bentuk dari limit switch dapat diperlihatkan seperti pada gambar dibawah. 18 Gambar 2.18 Limit Switch Gambar 2.19 Simbol Limit Switch 2.9 Motor DC Motor DC merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri. 19 Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: • Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan • Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan. Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut: Gaya elektromagnetik: E = KΦN Torque: T = KΦIa Dimana: E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt) Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit) T = torque electromagnetik Ia = arus dinamo K = konstanta persamaan 20 Gambar 2.20 Motor DC Power Window 2.9.1 Komponen Utama Motor DC Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama: Kutub medan. Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak 21 untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya. 2.10 POD ( Program Operational Display ) Tugas dari Program Operational Display ( POD ) yaitu membuat visualisasi dari teknologi atau sistem secara nyata. Sehingga dengan desain POD dapat disesuaikan sehingga memudahkan pekerjaan fisik. Tujuan dari POD adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan layar touch screen dan memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem. POD dalam industri manufacture berupa suatu tampilan Human Machine Interface (HMI) pada suatu tampilan layar yang akan dihadapi oleh operator mesin maupun pengguna yang membutuhkan data kerja mesin. Dalam POD terdapat berbagai macam visualisasi untuk monitoring dan data mesin yang terhubung secara online dan real time. POD akan memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa kondisi dan situasi mesin produksi dimana disitu dapat dilihat bagian mesin mana yang sedang bekerja. Pada POD juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengontrol atau mengendalikan mesin sebagaimana mestinya. Selain itu dalam POD juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi bahaya dalam system POD merupakan aplikasi dari Human Machine Interface (HMI) yang menghubungkan antara manusia dan teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi status baik dengan manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time. Sistem HMI biasanya bekerja secara online dan real time dengan membaca data yang dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh sistem controller-nya. 22 Port yang biasanya digunakan untuk controller dan akan dibaca oleh HMI antara lain adalah port com, port USB, port RS232 dan ada pula yang menggunakan port serial RS 422. 2.10.1 Safety Prosedure Operational Sebelum POD dioperasikan pastikan seluruh element safety procedure dilakukan atau di check antara lain : Sebelum instalasi pastikan type dan source sesuai dengan aplikasi yang kita inginkan Saat instalasi pastikan POD beroperasi sesuai dengan yang kita inginkan Jangan sentuh layar terlalu keras. Matikan power pada saat kita sedang maintenance 2.11 General POD UG 221 2.11.1 Spesifikasi POD UG 221 merupakan teknologi yang LOW cost namun cukup aplikatif dan menunjang untuk membuat suatu proses monitoring itu menjadi lebih effisien, Berikut dibawah ini tetera spesifikasi dari POD UG 221 : Tabel 2.1 Spesifikasi POD 23 2.11.2 Dimensi Dari POD UG 221 Selain teknologi yang LOW COST, POD UG 221 memiliki dimensi yang cukup simple dan fleksibel, karena tidak memerulkan tempat yang cukup besar, dimensi dan nama komponen tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.21 Dimensi POD 2.11.3 Sistem Dan Konfigurasi Dalam proses suatu produksi di industry sebuah system dapat diterpakan, dari yang sederhana sampai yang komplek. POD memiliki teknologi tersebut untuk monitoring dan control jalannya suatu proses mesin produksi, aplikasi tersebut dapat di lihat pada gambar dibawah ini. 24 Gambar 2.22 POD Komunikasi Ke Device Lain 2.12 Komunikasi POD Program Operational Display ( POD ), memiliki kemudahan dalam berkomunikasi dengan device lain dikarenaka tersediannya port komunikasi yang telah di sediakan diantaranya melalui RS 232, atau RS 422. 25 2.12.1 Port POD RS 232 RS-232 ( adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara perangkat terminal data (bahasa Inggris: data terminal equipment atau DTE) dan perangkat komunikasi data (bahasa Inggris: data communications equipment atau DCE) menggunakan pertukaran data biner secara serial. Di dalam definisi tersebut, DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232. Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara POD dan PLC secara langsung. Bentuk Konfigurasi dapat dilihat pada gambar 3.5. Tabel 2.2 Port RS232 26 Gambar 2.23 Wiring Port Serial RS232 2.12.2 Port POD RS 422 RS 422 adalah komunikasi standart yang diterapkan untuk berinteraksi dengandevice lain. RS 422 merupakan penyempurnaan serial komunikasi dalam dunia industry yang aplikasinya banyak sekali dipakan untuk komunikasi antara HMI dan PLC. Salah satu aplikasi port RS 422 yang telah di terapkan adalah untuk POD UG221 series, dimana POD tersebut dapat berkomunikassi denga PLC yang telah terintegrasi. Untuk gambar konfigurasi RS 422 dapat dilihat pada gambar 3.6. Tabel 2.3 Port RS422 27 Gambar 2.24 Wiring Port Serial RS422 2.13 Perawatan POD UG221 kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Perawatan POD antara lain : Periksa kondisi kebersihan dari panel control Periksa secara periodic kondisi dari exhaust fan pada kontrol panel Pastikan kondisi source untuk POD terjaga Pastikan Cover anti gores terpasang dengan rapih, tidak rusak Periksa setiap bulan kondisi dari kotoran debu Pastikan kondisi suhu dan humaidity sesuai dengan referensi dari manual book operational. 2.14 Rumusan Perancangan Mekanikal Sistem Untuk rancang bangun dan simulasi parkir otomanis ini perancang selain membuat program elektrikal juga membuat desain mekanikal yang diterapkan untuk mengimplementasikan agar rancangan tersebut dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Dalam merancang sebuah system mekanikal perlu diperhatikan pengaruh gravitasi, torque, power, mechanical work etc. 28 Perlu diketahu bahwa gravitasi mempunyai pengaruh dalam system kerja lift oleh karena itu perlu diperhatikan dan perlu di hitung kapasitas beban yang akan diangkat sesuai atau tidak dengan kapasitas yang dibuat. F = 9.8 . m F = Kekuatan gaya untuk mengangkat beban m = Berat beban yang akan diangkat 9,8 = Nilai baku gravitasi Setelah mengetahui beban yang akan diangkat maka kita perlu memperhitungkan jarak karena berhubungan dengan kekuatan motor yang akan kita pakai. W = F.d W = Work ( J ) F = Force ( N ) d = Distance the force moves ( m )