1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Terbentuknya suatu perusahaan mempunyai tujuan yang jelas. Hal ini tentu
saja berhubungan dengan kesamaan visi dan misi untuk tercapainya tujuan
perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah go public menginginkan harga saham
yang dijual memiliki potensi harga yang tinggi sehingga menarik minat investor
untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan tersebut (Pangulu dan Maski,
2014). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai pula nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi
(Hermuningsih, 2013).
Berkembangnya Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan oleh
peran investor yang ingin menamkan sahamnya di pasar modal. Seorang investor
akan memutuskan dan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan
membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) ada kegiatan terpenting yang
perlu dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten, ia harus percaya
bahwa informasi yang diterimanya adalah benar (Mahendra, 2011).
Pada tahun 2014, nilai PDB nasional mencapai Rp. 10.542,69 triliun,
dimana kontribusi sektor industri pengolahan non migas pada tahun 2014 adalah
sebesar 17,87 persen dengan nilai Rp. 1.884,01 triliun. Kontribusi tersebut sedikit
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai sebesar 17,72
persen. Bila dilihat dari kontribusi masing-masingsektor industri terhadap
1
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan industri, 3 (tiga) industri yang memberikan peranan terbesar
terhadap pertumbuhan industri yaitu industri makanan dan minuman sebesar 5,32
persen, industri alat angkutan sebesar 1,96 persen, dan industri barang logam;
komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik sebesar 1,87 persen
(Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2015).
Nurlela dan Isahuddin (2008) menyebutkan bahwa nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan
tersebut dijual. Nilai perusahaan cerminan dari penambahan jumlah ekuitas
perusahaan dengan hutang perusahaan. Rahayu (2010) menyebutkan nilai
perushaaan adalah sebuah nilai untuk mengukur tingkat kualitas perusahaan dan
sebuah nilai yang menerangkan seberapa besar tingkat kepentingan sebuah
perusahaan dimata pelanggan. Dan Menurut Muliani et al (2014) menyebitkan
nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti
surat-surat berharga. Contoh surat berharga adalah saham, yaitu surat berharga
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Mahendra et al (2012) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan deviden,
keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran
perusahaan. Banyak penelitian yang menulis tentang pengaruh faktor dari
kebijakan deviden seperti Mahendra et al (2012), Muliani et al (2014) dan Nofrita
(2013). Menurut Nofrita (2013) kebijakan deviden pada dasarnya adalah
penentuan besarnya porsi keuntungan yang akan diberikan kepada pemegang
saham. Kebijakan pembayaran deviden merupakan hal yang penting karena
Universitas Sumatera Utara
menyangkut arus kas yang akan dibayarkan kepada investor atau akan ditahan
untuk diinvestasikan.
Kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan. Rasio
keuangan menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan serta
potensi perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan dalam meningkatkan
nilai perusahaan (Tjandrakirana dan Monika, 2014). Nilai perusahaan dapat
menunjukkan kepada para investor tentang prestasi perusahaan dalam mengelola
sumber daya.
Para investor mengukur dalam menilai sebuah perusahaan dilihat dari harga
pasar saham tersebut di bursa saham. Return yang akan diperoleh investor
mengindikasikan kinerja perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik maka return
yang akan diperoleh oleh investor juga akan tinggi, dan begitu juga sebaliknya
apabila kinerja perusahaan tersebut buruk maka return yang akan diperoleh
investor semakin sedikit.
Pengukuran kinerja keuangan dalan penelitian ini menggunakan rasio
profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA), dan Return On Equity,
dan leverage yang diukur dengan Deb tot Equity Ratio (DER). Kinerja keuangan
yang diukur melalui profitabilitas dapat menentukan nilai perusahaan. Karena
profitabilitas merupakan suatu indikator yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan perusahaan Prapaska dan Mutmainah (2012).
Return On Assets (ROA) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. ROA
merupakan salah satu indikator yang penting bagi para investor karena dapat
Universitas Sumatera Utara
menilai prospek di masa depan dengan melihat sejauh mana pertumbuhan
perusahaan tersebut. Dalam penelitian Dewi dan Tarnia (2011), Muliani et al
(2014), dan Wardoyo dan Veronica (2013) ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan dalam penelitian DP dan Monika
(2014) ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadapn nilai perusahaan.
Return On Equity (ROE) mengambarkan sejauh mana perusahaan
mengelola modal sendiri secara efektif. Kemampuan sebuah perusahaan
membayar
deviden
erat
hubungannya
dengan
kemampuan
perusahaan
memperoleh laba. Dalam penelitian Mahendra et al (2012), Prapaska dan
Mutmainah (2012), DP dan Monika (2014), dan Wardoyo dan Veronika (2013)
ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
dalam penelitian Dewi dan Tarnia (2011) ROE berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Leverage menggambarkan sejauh mana perusahaan menggunakan uang
yang dipinjam.Dari pendanaan ini banyak pandangan ke dalam yang bisa
didapatkan mengenai kompetensi keuangan saat ini perusahaan dan kemampuan
perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah (Horne dan Wachowicz.
(2012). Dalam penelitian Dewi dan Tarnia (2011) leverage berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan dalam penelitian Mehendra et al (2012)
leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perushaaan.
Dalam beberapa tahun ini, banyak perusahaan yang semakin menyadari
pentingnya menerapkan Good Corporate Governance
sebagai bagian dari
bisnisnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Masalah Good Corporate Governance muncul karena terjadinya
Universitas Sumatera Utara
pemisahan antara principal dengan agen. Pemisahan ini didasarkan pada Teori
Agensi (Agency Theory) yang dalam hal ini agen (manajemen) cenderung akan
meningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan perusahaan. Oleh sebab itu,
selain memiliki kinerja keuangan yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki
Good Corporate Governance yang baik. Good Corporate Governance yang baik
menggambarkan usaha manajemen mengelola aset dan modalnya dengan baik
agar menarik para investor. Pengelolaan aset dan modal suatu perusahaan dapat
dilihat dari kinerja keuangan yang ada. Jika pengelolaannya dilakukan dengan
baik maka, otomatis akan meningkatkan nilai perusahaan (Pertiwi, 2012).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, yang akan dibahas dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.
Apakah kinerja keuangan (leverage, return on asset, dan return on equity)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara simultan dan parsial pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah
good
corporate
governance
(kepemilikan
manajerial
dan
kepemilikan institusional) mampu memoderasi hubungan antara kinerja
keuangan (leverage, return on asset, dan return on equity) dengan nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1.
Menganalisis dan mengetahui pengaruh kinerja keuangan (leverage, return
on asset, dan return on equity) terhadap nilai perusahan secara simultan dan
parsial pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Menganalisis
dan
mengetahui
hubungan
good
corporate
governance(Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan institusional)mampu
memoderasi kinerja keuangan (leverage, return on asset, dan return on
equity) dengan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dilakukan yaitu:
1.
Manajemen
perusahaan
manufaktur,
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi praktis tentang manfaat penerapan dan mekanisme good
corporate governance dalam meningkatkan nilai Perusahaan.
2.
Sebagai bahan pertimbangan kepada investor atau calon investor dalam
pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan untuk memilih
perusahaan yang mempunyai nilai perusahaan yang tinggi.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan
serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi peneliti.
4.
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan bagi peneliti selanjutnya sebagai
bahan dalam melanjutkan penelitihan yang bermanfaat bagi para pembaca
dan para analis keuangan.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini mengadopsi penelitian Mahendra et al (2012) yang meneliti
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia. Adapun perbedaan penelitian ini dengan peneliti
sebelumnyaadalah :
1.
Variabel moderating yang digunakan Mahendra et al (2012) kebijakan
deviden, sedangkan dalam penelitian ini variabel moderating yang
digunakan good corporate governance (kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional).
2.
Populasi Mahendra et al (2012) perusahaan manufaktur periode 2006-2009,
sedangkan penelitian ini perusahaan manufaktur juga namun peirode 20102013.
Penelitian ini tidak menggunakan kebijakan deviden sebagai variabel
moderating, karena peneliti melihat kebijakan deviden tidak mampu memoderasi
hubungan kinerja keuangan dengan nilai perusahaan pada penelitian Mehendra et
al (2012). Peneliti menggunakan variabel moderating Good Corporate
Governance (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional). Penggunaan
kepemilikan manajerial karena peneliti melihat adanya perbedaan pengaruh
variabel moderating yang dinyatakan oleh peneliti Dewi dan Tarnia (2011),
dengan peneliti Muliani et al (2014). Pengambilan variabel good corporate
governanve dengan pengukuran kepemilikan institusional karena adanya pengaruh
variabel moderating yang dilakukan oleh Dewi dan Tarnia (2011).
Universitas Sumatera Utara
Download