BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan asset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan. Atas empat tipe sumber daya seperti finasial,fisik,manusia dan kemampuan teknologi. Hal ini penting untuk diketahui karena akan bisa membedakan pengertian yang sama dengan pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, yaitu Administrasi karyawan atau juga Manajemen karyawan. Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang Manajemen Sumber daya Manusia, penulis akan menguraikan pendapat dari beberapa ahli, antara lain : Menurut Hadari Nawawi (2003 : 42), mengemukakan bahwa Sumber Daya Manusia adalah : “Proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan sikis yang dimiliki berfungsi maksimal bagi tercapainya tujuan perusahaan. Menurut M.Manulang (2004: 198), “Manajemen Sumber daya manusia adalah seni dan ilmu pengadaan, pengembangan dan pemanfaatan SDM sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan secara daya guna dan kegairahan kerja dari semua kerja” Menurut Salidi Samsudin (2005 : 22 ) “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi 7 pendayagunaan, pengembangan,penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan”. Sedangkan menurut Mutiara S. (2005 : 15) “Manjemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari atas perencaaan, pengorganisasian,pemimpin dan pengendalian kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan analisa pekerjaan, pengadaan pengembangan, kompensasi promosi dan pemutusan hubungan kerja, guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara itu, Gary Dessler (2003:9) berpendapat bahwa “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh, Melatih dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan. Bedasarkan uraian diatas Manajemen Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan mempunyai peranan yang sanagat penting dan sangat penting dan sangat menentukan dalam mencapai tujuan yang ditentukan. Jadi, Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan manajemen yang menitikberatkan perhatiannya kepada faktor produksi manusia dengan segala kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber Daya Manusia merupakan investasi yang memegang peranan penting bagi perusahaan. Tanpa adanya Sumber Daya Manusia, Faktor Produksi lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan. 8 2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Fungsi Manajerial Fungsi Manajerial dari Manjemen Sumber Daya Manusia menurut Husein Umar (2005) terdiri dari : 1. Perencanaan (planning ), berarti penentuan terlebih dahulu program manejemen sumber daya manusia yang akan membantu dalam pencapaian tujuan yang sudah diteapkan oleh perusahaan. 2. Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Bagi seorang manajer sumber daya manusia membentuk suatu organisasi haruslah dengan merencanakan hubungan antara pekerjaan dan faktor faktor fisik, Hubungan antara sesame kelompok dan hubungan antara pimpinan secara keseluruhan. 3. Pengarahan (Directing), Fungsi ini meliputi bagaimana cara melaksanakan pekerjaan atau bagaimana mengusahakan agar karyawannya mau bekerja sesuai dengan apa yang diinginkann oleh perusahaan dengan efektif dan efisien. 4. Pengawasan dan pengendalian (controlling), merupakan fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan terhadap berbagai kegiatan sesuai dengan rencana manajemen sumber daya manusia yang sudah dirumuskan. 9 2.2.2 Fungsi Operational Fungsi Operational dari Manjemen Sumber Daya Manusia menurut Husein Umar (2005) terdiri dari : 1. Pengadaan (procurement ), merupakan usaha memperoleh karyawan baik dari segala jenis,jumlah,mutu, ataupun kualitas karyawan serta seleksi dan penempatan yang dibutuhkan guna menyelesaikan tujua organisasi. 2. Pengembangan (development), merupakan peningkatan keterampilan dan pengetahuan karyawan melalui pelatihan yang diperlukan agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 3. Kompensasi (compensation),fungsi ini berhubungan dengan pemberian imbalan atau penghargaan yang adil dan layak bagi kehidupan manusia dan diberikan kepada karyawan atas jasa atau pekerjaan yang telah diberikan untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Integrasi (integration), merupakan usaha menghasilkan suatu rekonsiliasi atau kecocokan yang layak atas kepentingan individu, masyarakat dan organisasi. 5. Pemeliharaan (maintenance), merupakan usaha untuk mengabadikan keadaan dimana terpeliharanya kemauan dan keinginan para karyawan. Hal ini sangat dipengaruhi komunikasi antar karyawan, kesehatan,keadaan jasmani dan keselamatan kerja karyawan. 6. Pemutusan hubungan kerja (separation), merupakan suatu proses pemisahan karawan dari organisasi untuk mengembalikan karyawan ke lingkungan masyarakat 10 kembali yang dapat berbentuk pension,pemberhentian,pemecatan,atau penempatan diluar perusahaan. 2.2.3 Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Gauzali Saydan (2005 : 66) antara lain sebagai berikut : 1. Perusahaan akan berkemampuan meneyesuaikan diri dengan kebutuhan sekarang 2. Perusahaan akan mempunyai sumber daya manusia yang selalu tampil meyakinkan dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Perusahaan akan mampu menjawab tantangan perkembangan keadaaan dimasa depan. 4. Program perusahaan akan tidak pernah ketingglan dari para pesaingnya. 5. Perusahaaan dapat meningkatkan pretasi karyawan secara individual maupun kelompok. 6. Mekanisme perusahaan lebih fleksibel dan tidak kaku dalam menggunakan teknologi baru 7. Biaya produksi yang dikeluarkan lebih efisien 8. Perusahaan dapat mempersiapkan karyawan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi . 11 Suatu perusahaan yang ingin maju dan tumbuh berkembang harus melaksanakan pengembangan sumber daya manusia secara terus menerus agar pengetahuan,kemampuan dan keterampilan karyawan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang dilakukan. 2.3 Gaya Kepemimpinan 2.3.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan ini tidak dapat dipisahkan dari manajemen, oleh karena itu kepemimpinan merupakan bagian inti dari manajemen. Setiap pemimpin yang penuh rasa tanggung jawab terhadap tugas yang telah dipercayakan kepadanya yang mengakui bahwa manusia yang dipimpinnya itu sebagai manusia yag mempunyai hak hak dan kewajiban, maka seorang pemimpin itu akan berusaha memelihara hubungan kerjasama, dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang maksimal. Seorang yang menjadi pimpinan dalam bidang tertentu dapat mempunyai Pengaruh dan wewenang atas pihak lain, akan tetapi seseorang belum tentu dapat menjadi pimpinan Kepemimpinan yang baik, membutuhkan dengan kepemimpinan pengalaman,serta yang mengembangkan dimilikinya. bakat dari seseorang secara aktif untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam rangka kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula. Kepemimpinan dibutuhkan dalam kegiatan sehari hari, baik dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, aktifitas masyarakat serta dalam pergaulan social baik formal 12 dan informal. Dalam buku “Manajemen Sumber Daya Manusia” (hal 170) karangan Drs. H.malayu S.P Hasibuan edisi revisi penerbit umi aksara. Kepemimpian adalah era seorang pemimpin mempengaruhiperilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan orang. 2.3.2 Teori Gaya Kepemimpinan Drs Malayu S.P hasibuan (2009) mengemukakan adanya tiga gaya kepemimpinan yaitu : 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya Kepemimpinan Otoriter adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh seorang pemimpin semata mata. Penerapan kepemimpinan gaya otoriter dapat mendatangkan keuntungan antara lain berupa keepatan serta ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk sementara produktivitas akan naik. Tetapi penerapan kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan kerugian antara lain berupa suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan,sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. 2. Gaya Kepemimpinan Patisipatif Gaya Kepemimpinan Patisipatif adalah menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah “pimpinan 13 (dia) adalah bawahan”. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran,ide, dan pertimbngan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan tetap dilakukan pimpinan denga mempertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. Pemimpin menganut system manajemen terbuka dan desentralisasi wewenang. 3. Kepemimpinan delegatif Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahann dengan agak lengkap. Dengan demikian bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya.Pemimpin tidak perduli cara bawahan mengabil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya sepenuhnya diseraan kepada bawahan Kepemimpinan merupakan motor penting bagi sumber-sumber dan alat-alat organisasi, dalam buku “Manajen Sumber Daya Manusia” (2005:258) A.Sihotang, M.B.A mengutip dari buku “Informasi untuk Drs pengambilan Keputusan” menurut Prof Dr,S.P Siagian. Adapun cirri-ciri dan syarat-syarat kepemimpinan adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan umum yang luas 2. Kemampuan berkembang 3. Kemampuan Analisis 4. Memiliki daya ingat yang kuat 5. Kapabilitas yang integrative 14 6. Keterampilan berkomunikasi 7. Keterampilan mendidik 8. Rasionalitas dan objektivitas 9. Keberanian mengambil keputusan. 10. Ketegasan dalam bertindak. 11. Adaptabilitas dan fleksibilitas 12. Kemampuan mendengar saran saran 2.4 Motivasi Motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang termasuk perilaku kerja. Di dalam melaksanakan suatu pekerjaan motivasi yang sangat tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerjasama karyawan untuk mencapai tujuan organisasi, sebab dengan adanya motivasi karyawan yang tinggi para karyawan akan berusaha keras dalam menghadapi kesukaran yang berkenaan dengan tugas dan pekerjaannya. Menurut David McClelland yang dikutip oleh mangkunegara (2008) mengelompokan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja yaitu: 1. Need For Achievement Yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari golongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan dan berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko. 15 Kebutuhan untuk berprestasi adalah untuk melakukan pekerjaan lebih baik dari pada sebelumnya dan selalu berkeinginan mencapai prestasi tinggi. 2. Need For Affiliation Yaitu untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. 3. Need For Power Yaitu kebutuha untuk kekuasaan yang merupakan refleksidari dorongan untuk mencapai otoritas guna memiliki pengaruh terhadap orang lain. Dilanjutkan pula menurut David McClelland yang dikutip oleh Mangkunegara (2008) terdapat enam karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi yaitu : Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi 1. Berani mengambil dan memikul resiko 2. Memiliki tujuan yang realistis 3. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan. 4. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan 5. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Tujuan motivasi menurut malayu S.P Hasibuan (2005: 146) tujuan motivasi yaitu 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 16 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. 3. Mempertahankan kestabilan karyawan 4. Meningkatkan kedisiplinan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatka loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan tingkat kesejahteaan karyawan 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas tugasnya. 10. 2.5 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat alat dan bahan baku. Kinerja Benardin dan russel (dalam ruky,2002) memberikan pengertian atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during time period”. Pretasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil hasil yang diperoleh dari fungsi fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh payaman simanjuntak (2005) yang mengemukakan kinerja adalah pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian atas hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan 17 untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organsisasi, termasuk kinerja masing masing individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Dessler (2009) berpendapat : Kinerja (prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat. Selain itu dapat juga dilihat dari kinerja dari karyawan tersebut terhadap karyawan lainnya. Bedasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dan prestasi dapat disimpulkan bahwa pengetian kinerja maupun prestasi kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang . Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance ) dengan kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik. 2.5.1 Syarat Penilaian Kinerja Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif yaitu adanya kriteria kine rja yang dpat diukur secara objektif dan adanya objektivitas dalam proses evaluasi (Gomes,2003). Sedangkan dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang siagian (2002) menjelaskan 18 bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan ,kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermafaat untuk menentukan tujuan, jalur ,rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagia hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen,seleksi, program pengenalan, penempatan ,promosi sistem balas jasa serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. 2.5.2 Teknik Penilaian Kinerja Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna menegembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atau sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan. Dessler (2009) mendefinisikan penilaian kerja sebagai evaluasi kerja karyawan saat ini atau dimasa lalu relatif terhadap standar prestasinya. Benardin dan Russel (dalam gomes,2003) “a way of measuring the contribution of individuals to their organization”.Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu (karyawan) kepada organisasi tepat mereka bekerja. 19 Model penilaian kinerja yang dicontohkan oleh Gary Desser (2009) meliputi indicator berikut : 1. Kualitas kerja adalah akuransi,ketelitian dan bisa diterima atas pekerjaan yang dilakukan. 2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode tertentu. 3. Pengetahuan pekerjaan adalah keteampilan dan informasi praktis/teknis yang digunakan pada pekerjaan. 4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas. 5. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati periode istirahat (makan) yang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan. 6. Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau tanpa pengawasan. 20