IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI I Dewa Made Suastika, Nim 1196015012 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, jalan Udayana Singaraja – Bali Tlp (0362) 32559 Abstrak : Penelitihan ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar senam lantai roll depan melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD No 1 Baha tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitihan tergolong penelitihan tindakan kelas dengan guru sebagai peneliti. Penelitihan dilakukan sebanyak 2 siklus dengan rancangan siklus terdiri dari langkah-langkah, pelaksanaan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subyek penelitihan adalah siswa kelas V SD No 1 Baha berjumlah 20 siswa terdiri dari 9 orang putra dan 11 orang putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptik. Hasil analisis data aktivitas belajar siklus I secara klasikal sebesar 7,31 berada pada skala aktif, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 9,27 berada pada katagori sangat aktif, dengan peningkatan sebesar 1,96. Rata-rata aktivitas belajar senam lantai roll depan dari kedua siklus berada pada katagori aktif sebesar 7,31 pada katagori sangat baik, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 94,12 %. Rata-rata presentasi ketuntasan hasil belajar senam lantai roll belakang dari kedua siklus berada pada katagori sangat baik yaitu 89,70% sudah memenuhi KKM secara klasikal yaitu > 75% sehingga hasil belajar senam lantai dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD No. 1 Baha tahun pelajaran 2012/2013. Oleh karena itu disarankan kepada guru penjasorkes untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran senam lantai. Kata-kata kunci: Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT, aktivitas, hasil belajar dan senam lantai. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan serta penyempurnaan kurikulum. Namun Kesehatan (Penjasorkes) merupakan suatu upaya tersebut belum memberikan hasil proses pembelajaran yang didesain untuk yang maksimal, hal ini terbukti belum meningkatkan tercapainya hasil belajar yang sesuai kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilam motorik, dengan tuntutan kurikulum. pengetahuan dan perilaku hidup aktif dan Dalam proses pembelajaran sikap sportif melalui kegiatan jasmani. penjasorkes, guru diharapkan menguasai Dalam proses pembelajaran penjasorkes materi, ditekankan pada pengembangan individu pengevaluasian dan yang menjadi fokus secara arti adalah subjek belajar dan upaya mencapai spiritual, kompetensinya. Proses pembelajaran dapat kebugaran dikatakan berhasil, apabila ada perubahan- jasmani. Sebagai mata pelajaran yang perubahan dalam diri siswa, baik yang menitik beratkan pada ranah psikomotor, menyangkut pendidikan dan sikap, maupun keterampilan di mana ranah dalam proses pembelajaran ini melibatkan kognitif dan afektif. Begitu pentingnya interaksi antar siswa dengan guru maupun peran penjasorkes tersebut, maka mutu siswa dengan siswa (Sadirman dkk, 2004 : penjasorkes ditingkatkan, 26). Permasalahn yang sering dijumpai diantaranya adalah dengan meningkatkan dalam pembelajaran penjasorkes yaitu kemampuan guru penjasorkes khususnya rendahnya minat, dan aktifitas belajar dalam mengembangkan dan menerapkan siswa model pembelajaran, penyediaan fasilitas- dicapaipun fasilitas permasalahan menyeluruh, pengembangan pengembangan moral fisik jasmani, kesehatan tidak yang dalam dan olahraga mengabaikan harus mendukung program pendidikan penyediaan sumber belajar, model pembelajaran, perubahan sehingga hasil tidak tersebut pengetahuan, belajar optimal. guru yang Dari sebagai pengelola proses pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang Hal ini dapat dilihat dari persentase merangsang minat belajar siswa dan aktifitas dan hasil belajar teknik dasar mampu menyediakan lingkungan belajar senam lantai roll depan dan roll belakang yang menarik bagi siswa. pada siswa kelas V SD No.1 Baha yang Berdasarkan hasil observasi awal di berjumlah 20 orang, di mana aktifitas SD No.1 Baha, dalam pembelajaran teknik siswa saat menerima pelajaran tergolong dasar senam lantai roll depan ditemukan rendah, ini dapat dilihat dari persentase beberapa Masih aktifitas belajar siswa yang berada pada ditemukan pembelajaran penjasorkes yang kategori sangat aktif tidak ada, aktif 5 menggunakan tradisional. orang (25,00%), cukup aktif 9 orang Dominasi guru dalam proses pembelajaran (45,00%), kurang aktif 6 orang (30,00%), masih terlihat kurang efektif dan efisien, dan sangat kurang aktif tidak ada. Aktifitas hal ini menyebabkan rendahnya minat belajar teknik dasar senam lantai roll belajar siswa terhadap mata pelajaran depan secara klasikal mencapai 6,4 berada penjasorkes khususnya pada materi teknik pada kategori cukup aktif. Begitu juga dasar senam lantai roll depan baik dari dengan hasil belajar teknik dasar senam sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir. lantai roll belakang hal ini dikarenakan (2) Kurangnya penerapan strategi belajar adanya masalah-masalah yang ditemukan mengajar yang lebih banyak melibatkan dalam melakukan gerakan teknik dasar siswa dalam proses pembelajaran., yang senam lantai roll depan roll belakang mengakibatkan siswa banyak yang diam belum mencapai ketuntasan. hal ini dapat dan ditandai dilihat dari persentase hasil belajar teknik kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa dasar senam lantai roll depan dan roll dalam olahraga senam khususnya teknik belakang siswa yang memperoleh kategori dasar senam lantai masih sangat kurang. (sangat baik) tidak ada, kategori (baik) 2 masalah kurang yaitu pendekatan aktif. Hal (1) ini orang (10,00%), kategori (cukup) 9 orang mirman, 1999-35). Menurut Imam Hidayat (45,00%), kategori (kurang) 5 orang (1995), (dalam (25,00%) dan kategori (sangat kurang) 4 mendefinisikan orang latihan (20,00%). Siswa yang tuntas Mahendra, 2000, 9), senam sebagai suatu yang dipilih dan tubuh 55,00% dan siswa yang tidak tuntas dikonstruksikan dengan sengaja, dilakukan 45,00% dan hasil belajar teknik dasar secara sadar dan terencana, disusun secara senam lantai roll depan secara klasikal sistematis dengan tujuan meningkatkan mencapai 61,50% angka ini berada pada kesegaran ketegori kurang. ketrampilan dan menanamkan nilai-nilai jasmani, mengembangkan Senam yang dikenal dalam bahasa mental spiritual. Sedangkan menurut Peter Indonesia sebagai salah satu cabang H Werner(1994) (dalam Mahendra, 2000, olahraga merupakan terjemahan langsung 9)menjelaskan dari sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai bahasa inggris “Gymnastics”. diartikan pada merupakan serapan kata dari bahasa meningkatkan Yunani, gymnos yang berarti telanjang. kelentukan, kelincahan koordinasi, serta Sedangkan Yunani, kontrol tubuh. Jadi fokusnya adalah tubuh, gymnastics diturunkan dari kata kerja bukan alatnya, bukan pola-pola geraknya, gymnazein yang artinya berlatih atau karena gerak apapun yang dikerjakan, melatih tujuan diri. jasmani/olahraga bahasa Senam yang adalah latihan yang dapat Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya dalam alat senam dirancang daya utamanya tahan, adalah untuk kekuatan, peningkatan bentuk-bentuk kualitas fisik serta penguasan. Definisi gerakannya dipilih dan disusun secara senam memang memiliki makna yang luas sistematis sesuai berdasarkan prinsip-prinsip dengan perkembangan sebagai tertentu sesuai kebutuhan atau tujuan si aliran dan jenis senam yang terjadi dewasa penyusun ini. Macam-macam senam sangat banyak, (Tisnowati dan Moekarto salah satunya yaitu senam lantai. Senam sedemikian lantai adalah satu dari rumpun senam, bergerak berguling seperti benda bulat. sesuai dengan istilah lantai, maka gerakan- Dalam senam lantai, guling/roll dapat gerakan bentuk latihannya dilakukan di dilakukan dengan dua cara yaitu berguling lantai. Jadi lantailah (yang beralaskan ke depan dan berguling ke belakang permadani (Soejadi, 1978:40). atau sebangsanya) yang rupa sehingga badan dapat merupakan alat yang dipergunakan. Sukar 1. Adapun sikap awal guling ke depan atau mudahnya suatu bentuk latihan atau sebagai berikut : Diawali dengan sikap gerakan yang dilakukan dalam senam jongkok dengan kedua tangan lurus sejajar lantai ditentukan oleh besar kecilnya unsur dengan kelemasan, kekuatan, kaseimbangan dan menempel ketangkasan yang terdapat pada bentuk mengangkat pinggul ke atas kedua lutut latihan/ lurus, kedua lutut diangkat dan kedua siku gerakan itu. Bentuk latihan bahu. Kedua pada telapak matras. tangan Gerakannya gerakan senam lantai dapat dipastikan dibengkokkan dalam beberapa kelompok, ditinjau dari dimasukkan tempat gerak). Usahakan agar seluruh bahu mengenai Kelompok yang bergerak dapat dibagi lagi matras, jika seluruh bahu sudah mengenai yaitu bergerak ke muka, bergerak ke matras dengan sendirinya badan akan belakang, dan bergarak ke samping, berguling ke depan. Pada waktu badan contoh bentuk latihan senam lantai dpat berguling ke depan cepat-cepat peluk lutut dilihat pada tabel berikut: agar badan bulat dan akhirnya jongkok Tabel 2.2 Bentuk Latihan Senam Lantai kembali. Guling (Roll) merupakan salah satu bentuk adapun tujuan penelitihan yang ingin latihan senam lantai. Guling yaitu bergerak dicapai antara lain yaitu sebagai berikut: dengan (diam cara ditempat dan membulatkan badan kesamping. diantara kedua Kepala tangan. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran penjasorkes yang menuntut belajar teknik dasar senam lantai ( rool siswa agar dapat saling bekerjasama depan melalui dengan siswa yang lainnya, saling bertukar pembelajaran keahlian/kemampuan dalam memecahkan kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V permasalahn yang dihadapi, bisa saling SD No.1 Baha tahun pelajaran 2012/2013. menjaga sportivitas, sehingga hasil belajar hasil siswa dapat meningkat. dan rool implementasi model penelitian sebagai belakang) ini bahan dapat digunakan pertimbangan dalam Dalam Implementasi NHT guru melakukan perbaikan serta evaluasi untuk membagi meningkatkan kelompok yang beranggotakan 4 hingga 6 kualitas dan mutu penjasorkes di sekolah. Model kooperatif pembelajaran dirancang interaksi untuk NHT beberapa atau Dalam pembelajaran ini guru mengajukan merupakan pertanyaan atau isu dan meminta setiap yang siswa mempengaruhi pola penjelasannya. Struktur yang diarahkan siswa. menjadi siswa dengan karakteristik yang heterogen. berpikir-berpasangan-berbagi jenis siswa kooperatif memikirkan jawaban Selanjutnya, untuk atau siswa berpasangan dan dikembangkan ini dimaksudkan sebagai mendiskusikan jawaban atau penjelasan alternatif tersebut. Pasangan siswa akhirnya diminta terhadap struktur kelas tradisional. menyampaikan Tipe NHT sangat cocok untuk kepada dalam pasangan mereka. pembelajaran ini siswa satu dengan yang METODE PENELITIAN kelompok yang lainnya kesulitan, hal ini menemukan sesuai dengan siswa secara klasikal hal yang telah didiskusikan pembelajaran Penjasorkes, karena dengan lainnya saling ikut membantu apabila seluruh Jenis penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (classroom action research) dimana guru bertindak sebagai peneliti atau peneliti sebagai HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil observasi awal di peneliti(Kanca, IN, 2010: 115). SD No.1 Baha dalam pembelajaran senam Penelitihan ini dilaksanakan di lantai rool depan ditemukan beberapa kelas V SD No.1 Baha tahun pelajaran masalah yaitu (1). Masih ditemukan 2012/2013. Di laksanakan 2 siklus dengan pembelajaran penjasorkes yang 2 kali pertemuan pada setiap siklus pada menggunakan pendekatan tradisional. semester genap. Dominasi guru dalam proses pembelajaran Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan masih terlihat kurang efektif dan efisien, yaitu rencana tindakan, palaksanaan, hal ini menyebabkan rendahnya minat tindakan, obsevasi/evaluasi dan refleksi belajar siswa terhadap mata pelajaran tindakan (Kanca, IN, 2010: 139) Adapun penjasorkes khususnya pada materi teknik prosedur penelitihan dalam penelitihan ini dasar senam lantai rool depan baik dari yaitu: (a) Obsevasi awal, (b) Refleksi awal, sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir. (c) Identifikasi masalah, (d) Analisis (2). Kurangnya penerapan strategi belajar masalah, (e) Pelaksanaan penelitihan. mengajar yang lebih banyak melibatkan Tehnik pengumpulan data yang siswa daam proses pembelajaran, yang digunakan dalam penelitihan ini terdiri mengakibatkan siswa banyak yang diam pengumpulan data aktivitas dan hasil dan kurang aktif. Hal ini ditandai belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa pada setiap pertemuan pada setiap siklus dalam olahraga senam lantai khususnya yang dilakukan oleh 2 orang observer. tehnik dasar rool depan masih sangat Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan kurang. Hal ini dapat dilihat dari pada pertemuan kedua setiap siklus yang persentase aktivitas dan hasil belajar dilakukan oleh 3 orang evaluator. teknik dasar senam lantai rool depan dan rool belakang pada saat observasi awal pada siswa kelas V SD No. 1 Baha yang ada, kategori (baik) 2 orang (10,00%), berjumlah 20 orang, dimana aktivitas kategori siswa saat menerima pelajaran tergolong kategori (kurang) 5 orang (25,00%) dan rendah ini dapat dilihat dari persentase kategori (sangat kurang) 4 orang (20,00%). aktivitas belajar, siswa yang berada pada Siswa yang tuntas 55,00% dan siswa yang katagori sangat aktif tidak ada, aktif tidak tuntas 45,00%, dan hasil belajar sebanyak 5 orang (25,00%), cukup aktif senam lantai roll depan sebanyak 9 orang (45,00%), kurang aktif mencapai 61,50% angka ini berada pada sebanyak 6 orang (30,00%), dan sangat kategori kurang. kurang aktif tida ada. Aktivitas belajar Tabel 4.1 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Depan pada Siswa Kelas V SD No. 1 Baha pada siklus I senam lantai roll depan secara klasikal mencapai 6,4 berada pada kategori cukup aktif. Begitu juga dengan hasil belajar No. (cukup) Kriteria teknik dasar senam lantai rool belakang hal ini dikarenakan adanya masalah- 1 masalah yang ditemukan dalam melakukan 2 gerakan teknik dasar senam lantai rool depan dan roll belakang yang mengakibatkan hasil belajar teknik dasar >9 orang Ju mla h Sis wa Persen tase (%) Keterangan 4 20% 7 35% Sangat Aktif Aktif <9 3 5< >7 6 30% 4 3> <5 3 15% - - 20 100% 5 <3 Total (45,00%), secara klasikal 7< senam lantai rool depan dan roll belakang belum mencapai tingkat ketuntasan. Hal 9 Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif - ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar teknik dasar senam lantai rool depan dan roll belakang siswa yang memperoleh kategori (sangat baik) tidak Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 4 orang (20%), aktif 7 orang (35%), cukup aktif 6 No 1 orang (30%), kurang aktif 3 orang (15%), kurang 3 orang (15%), kategori sangat dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). kurang tidak ada (0%). 4.2.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Depan pada Siklus I 4.3.1 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Belakangg pada Siklus II Berdasarkan analisis pada Siklus I Berdasarkan hasil analisis data pada maka dapat dikelompokkan dalam kategori siklus yang tersaji pada tabel 4.2 sebagai berikut. penggolongan tentang aktivitas belajar Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Depan pada Siswa Kelas V SD No. 1 Baha pada siklus 1 teknik dasar senam lantai roll belakang Ju ml ah Sis wa 3 15% 8 6 3 40% 30% 15% - - Sangat Kurang 20 100% - Berdasarkan tabel Rentang Skor 85- 100% 2 3 4 75 – 84% 65 – 74% 5 0 – 54% Total 55 – 64% Pers enta se (%) Ketera ngan Sangat Baik Baik Cukup Kurang di atas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas dapat disampaikan bahwa, siswa yang berada pada kategori sangat baik 3 orang (15%), kategori baik 8 orang (40%) dengan keterangan tuntas, kategori cukup 6 orang (30%) dengan keterangan tuntas, kategori maka adapun kriteria pada siklus II yang tertuang pada tabel 4.3 seperti berikut Tabel 4.3 Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Belakang pada Siswa Kelas V SD No. 1 Baha pada Siklus II Keter angan Tuntas II, No . Kriteria 1 >9 Jml Siswa 5 Perse ntase (%) 25% 40% 35% 2 3 7< <9 5< >7 8 7 4 3> <5 - - - - 20 100% 5 <3 Total Ketera ngan Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif - Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 5 orang (25%), aktif 8 oarng (40%), cukup aktif 7 orang (35%), kurang aktif tidak ada (0%), (30%) dengan keterangan tuntas, kategori dan sangat kurang aktif tidak ada (0) kurang tidak ada (0%) dengan keterangan 4.3.2 Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Belakang pada Siklus II tidak tuntas, kategori sangat kurang tidak Berdasarkan analisis pada Siklus II maka dapat dikelompokkan dalam kategori yang tersaji pada tabel 4.4 sebagai Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Senam Lantai Roll Belakang pada Siswa Kelas V SD No. 1 Baha pada Siklus II No . 1 85100% 75 – 84% 65 – 74% 55 – 64% 0 – 54% 2 3 4 5 Total Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan serta teori-teori pendukung hasil penelitian yang telah berikut : Renta ng Skor ada (0%). Ju ml ah Sis wa 4 Pers enta se (%) 20% dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar Ketera ngan Ketera ngan senam lantai pada siswa kelas V SD No. 1 Tuntas Baha 10 50% Sangat Baik Baik 6 30% Cukup Tuntas - - Kurang - - 20 100 % Sangat Kurang - Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Berdasarkan tabel di atas dapat disampaikan bahwa, siswa yang berada tahun Disarankan pelajaran 2012/2013. kepada guru Penjasorkes untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar senam lantai. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pada kategori sangat baik 4 orang (20%), pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : kategori baik 10 orang (50%) dengan 1. Aktivitas belajar teknik dasar senam keterangan tuntas, kategori cukup 6 orang lantai roll depan dan roll belakang meningkat melalui implementasi adalah 79% berada pada kategori baik, model pembelajaran kooperatif tipe ketuntasan belajar teknik dasar senam NHT pada siswa kelas V SD No. 1 lantai roll belakang mencapai 100% Baha tahun pelajaran 2012/2013. Ini berada pada kategori sangat belakang dapat dilihat pada siklus I aktivitas baik. belajar teknik dasar senam lantai roll DAFTAR RUJUKAN depan berada pada kategori aktif yaitu -------,2006. Pembelajaran senam Teknik Dasar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 7,2. Pada siklus II aktivitas belajar teknik dasar senam lantai roll belakang berada pada kategori aktif yaitu 7,67. Depdiknas. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. 2. Hasil belajar teknik dasar senam lantai roll depan dan roll belakang meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD No. 1 Baha tahun pelajaran 2012/2013. Ini dapat dilihat pada siklus I hasil ketuntasan belajar teknik dasar senam lantai roll belakang secara klasikal adalah 75,5% berada pada kategori baik, ketuntasan belajar teknik dasar senam lantai roll depan mencapai 85% yang berada pada kategori sangat baik. Pada siklus II hasil belajar teknik dasar senam lantai roll belakang secara klasikal Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Kanca I Nyoman,2006. Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Undiksha.