PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32 Latar Belakang Penyiraman tanaman dilakukan untuk memenuhi kadar air yang nantinya akan digunakan untuk fotosintesis. Biasanya pemilik melakukan penyiraman secara manual dengan memberikan air sesuai jadwal. Penyiraman secara manual tersebut dirasa kurang efisien, karena membutuhkan banyak waktu, tenaga dan pemilik tidak bisa meninggalkan tanaman dalam kurun waktu yang lama, karena tanaman dapat kekurangan air dan menyebabkan kematian. Maka dibuatlah sebuah sistem Penyiraman Tanaman Otomatis Menggunakan Mikrokontroler ATMEGA32. Sensor Kelembaban Berbasis Ruang Lingkup Pada “Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan Sensor Kelembaban Berbasis Mikrokontroler ATmega32” ini memiliki batasan masalah yang akan dibahas, antara lain : • Mikrokontroler ATmega32 • RTC (Real Time Clock) • LCD (Liquid Crystal Display) • Relay Tujuan Penulisan • Sebagai media pembelajaran. • Untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : Untuk alat penyiram tanaman di pekarangan rumah. Untuk membantu pengguna (pemilik tanaman) dalam menyiram tanaman secara otomatis, tanpa harus disiram secara manual. Untuk membantu pemilik dalam merawat tanaman, tanpa harus khawatir tanaman tersebut kekeringan atau mati. Entity Relationship Diagram (ERD) Output Tabel Pengamatan Hasil Kerja Alat Waktu Sensor Lama Keadaan Pompa (Alarm) (Keadaan Tanah) Penyiraman Ya Lembab - Tidak Aktif Ya Kering < 1 menit Aktif Ya Lembab < 1 menit Tidak Aktif Tidak Lembab - Tidak Aktif Tidak Kering - Tidak Aktif Kesimpulan 1. Kerja dari sensor berkesinambungan dengan waktu alarm, dimana pengguna dapat mengatur waktu penyiraman yang diinginkan. 2. Alat ini mampu melakukan penyiraman satu kali dalam sehari. Apabila pengguna ingin melakukan penyiraman lebih dari satu kali, pengguna dapat mengatur waktu dengan menggunakan switch yang ada. 3. Alat ini dapat membantu pemilik dalam menyiram tanaman, tanpa harus menyiram secara manual. Jika pemilik ingin berpergian dalam jangka waktu yang lama, tanpa harus takut tanaman di rumah tidak terawat dan kekeringan air. Saran • Ketika ingin merancang alat ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu skematik rangkaian, memperhatikan datasheet serta komponen yang digunakan dalam alat tersebut. • Rangkaian yang membutuhkan tegangan yang besarnya berbeda, alangkah baiknya menggunakan IC Regulator, agar pada saat pemberian tegangan lebih praktis dengan menggunakan satu besaran tegangan saja. • Penggunaan sensor kelembaban tanah dapat digantikan dengan sensor air.