PRESS RELEASE HEPATITIS A Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia dan Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (DR. Dr. Rino A. Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM) Apa itu Hepatitis A? Hepatitis A adalah suatu penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini merupakan virus RNA dari golongan Hepatoviridae genus Picornaviridae.1,3 Penyakit ini ditularkan melalui jalur fecal-oral, yaitu melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja pasien hepatitis A. 1-3 Jumlah virus yang tinggi dapat ditemukan dalam tinja pasien sejak 3 hari sebelum muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya gejala kuning pada pasien.2 Virus ini diketahui dapat bertahan hidup di lingkungan dengan suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan.1 Prevalensi Hepatitis A Saat ini prevalensi hepatitis A diperkirakan terjadi dalam 1.4 juta kasus baru per tahun di seluruh dunia. Penyakit ini jarang ditemui di negara maju namun cukup sering ditemui di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.2 Prevalensi lebih tinggi terutama di daerah dengan sosial ekonomi rendah dimana sanitasi masih buruk. Gejala Hepatitis A Gejala klinis hepatitis A sangat bervariasi dari tanpa gejala hingga gangguan fungsi hati, namun umumnya tidak berat. Setelah melewati masa inkubasi selama 15-49 hari, pasien dapat merasakan gejala tidak spesifik seperti rasa lemas, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam, nyeri perut kanan atas, kembung, dan diare.2 Dalam waktu 1 minggu, beberapa pasien dapat terlihat kuning disertai gatal, buang air kecil berwarna seperti teh, dan tinja berwarna pucat.2 Pengobatan dan Pencegahan Hepatitis A Sebagian besar pasien hepatitis A akan sembuh secara spontan tanpa ada komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu, pada sebagian besar kasus hanya diperlukan terapi suportif untuk mengatasi gejala yang ada dan tidak diperlukan terapi spesifik maupun rawat inap. Hanya sebagian kecil pasien memerlukan rawat inap yaitu bila pasien tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi berat. Pada 85% kasus, perbaikan gejala klinis dan laboratoris tercapai dalam 3 bulan.2 Seperti pada kebanyakan penyakit infeksi lainnya, pencegahan merupakan langkah utama dalam menanggulangi hepatitis A. Pencegahan penularan hepatitis A dapat bersifat spesifik maupun non spesifik. Pencegahan non spesifik dapat dilakukan dengan menjaga higiene makanan, minuman, dan lingkungan sekitar. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan mencuci bahan makanan sebelum dimasak dapat mengurangi jumlah virus hepatitis A dalam bahan makanan tersebut.1 Virus hepatitis A pun akan terinaktivasi bila bahan makanan dimasak dengan suhu minimal 85oC selama 1 menit.1 Pencegahan spesifik hepatitis A dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Pemberian vaksinasi pada umumnya tidak diperlukan di negara endemis hepatitis A seperti Indonesia. Namun, pada beberapa keadaan khusus seperti pasien dengan penyakit hati kronik dan belum memiliki kekebalan terhadap penyakit ini, pemberian vaksinasi dapat dipertimbangkan.1,4 Referensi 1. Fiore AE. Hepatitis A transmitted by food. Food Safety CID. 2004; 38: 705-15. 2. Lenz J. Hepatitis A- epidemiology, transmission and natural history in Hepatology A clinical textbook. Duesseldorf: Flying Publisher. 2009; I. p. 21-4. 3. Dienstag JL. Acute viral hepatitis in Harrison’s principal of internal medicine, 17th ed. 2010. USA: McGraw Hill. p.1932-6. 4. WHO. Hepatitis A vaccine. Diunduh en/hepatitisa.shtml pada 22 November 2011. dari http://www.who.int/vaccines/