PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk DAFTAR ISI

advertisement
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
DAFTAR ISI
Halaman
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan PT Bank Windu
Kentjana International Tbk untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 2010
LAPORAN KEUANGAN
Neraca Interim per 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
i
Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
iii
Neraca Interim per 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010
iv
Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010
vi
Laporan Perubahan Ekuitas
vii
Laporan Arus Kas
viii
Catatan atas Laporan Keuangan
1
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Neraca
31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31 Maret 2011
31 Desember 2010
Rp '000.000Rp '000.000Rp '000.000
ASET
Kas
Giro pada Bank Indonesia
74,478
68,077
808,419
292,227
150,670
161,835
Giro pada bank lain - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 193 juta pada tahun 2011 dan
nihil pada tahun 2010
Penempatan pada bank lain - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
nihil pada tahun 2011 dan tahun 2010
-
435,000
Efek-efek - pihak ketiga - setelah memperhitungkan
penyisihan penghapusan, pendapatan
diterima dimuka dan premi yang belum
diamortisasi sebesar nihil pada
tahun 2011 dan tahun 2010
316,416
289,311
3,004,927
2,905,446
3,127
3,278
10,769
10,800
139,716
141,794
Aset pajak tangguhan
5,972
8,268
Aset lain-lain - bersih
65,193
38,424
4,579,687
4,354,460
Kredit - setelah dikurangi penyisihan
penghapusan dan pendapatan
bunga yang ditangguhkan sebesar
Rp 60.337 juta pada tahun 2011 dan
Rp 56.657 juta pada tahun 2010
Tagihan akseptasi - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 33 juta pada tahun 2011 dan
nihil pada tahun 2010
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar
Rp 51.406 juta pada tahun 2011 dan
Rp 47.849 juta pada tahun 2010
JUMLAH ASET
i
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Neraca
31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
31 Desember 2010
Rp '000.000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Kewajiban segera
10,502
25,116
85,617
3,790,606
3,876,223
111,249
3,514,436
3,625,685
115,390
131,658
3,160
3,278
0
7,132
7,959
7,031
0
9,695
41,158
23,445
4,054,392
3,833,040
Modal saham
Modal dasar 10.000.000.000 saham dengan
nilai nominal Rp 100 per saham
Modal ditempatkan dan disetor 2.742.245.170 saham
Tambahan modal disetor - bersih
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas perubahan
nilai wajar efek
Defisit - setelah eliminasi defisit sebesar
Rp 147.757 juta pada tanggal 31 Oktober 2005
melalui kuasi reorganisasi
375,688
127,419
375,688
127,419
22,188
18,313
Jumlah Ekuitas
525,295
521,420
4,579,687
4,354,460
Simpanan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah
Simpanan dari bank lain - pihak ketiga
Kewajiban akseptasi - pihak ketiga
Hutang pajak
Estimasi kerugian komitmen dan
kontinjensi
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Kewajiban lain-lain
Jumlah Kewajiban
Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ii
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
31 Desember 2010
Rp '000.000
106,705
102,715
3,990
106,705
337,211
337,211
337,211
65,688
41,017
201,248
135,963
48
1,610
85
11,366
2,024
1,331
1,457
34,289
1,545
746
24
9,004
17,921
45,608
20,507
16,197
12,848
3,411
2,313
64,686
53,581
26,792
2,672
174
Jumlah beban operasional lainnya
55,276
147,905
Beban operasional lainnya - bersih
(37,355)
(102,297)
3,662
33,666
PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL
Pendapatan
Beban
807
75
4,990
843
PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - BERSIH
732
4,147
4,394
37,813
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Bunga
Provisi dan komisi kredit
Jumlah pendapatan bunga
Beban bunga
Pendapatan bunga - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Keuntungan penjualan surat berharga
Provisi dan komisi lainnya
Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih
Pemulihan cadangan penurunan nilai aset non produktif
Keuntungan atas kenaikan nilai wajar efek-efek
Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif
Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Tenaga kerja
Umum dan administrasi
Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif
Penyisihan kerugian komitmen dan kontinjensi
Cadangan kerugian penghapusan aset non produktif
Kerugian atas penurunan nilai efek-efek
LABA OPERASIONAL
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
LABA BERSIH
LABA PER SAHAM DASAR
(Dalam Rupiah Penuh)
iii
520
12,575
(3,055)
520
9,520
3,874
28,293
1.03
8.81
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Neraca
31 Maret 2011 dan 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
31 Maret 2010
Rp '000.000
ASET
Kas
Giro pada Bank Indonesia
74,478
47,626
808,419
396,649
150,670
121,967
Giro pada bank lain - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 193 juta pada tahun 2011 dan
Rp 1.232 juta pada tahun 2010 dan
Penempatan pada bank lain - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 0 pada tahun 2010 dan
nihil pada tahun 2009
-
-
Efek-efek - pihak ketiga - setelah memperhitungkan
penyisihan penghapusan, pendapatan
diterima dimuka dan premi yang belum
diamortisasi sebesar Rp 14 juta pada
tahun 2011 dan Rp 1.662 juta pada tahun 2010
316,416
383,782
3,004,927
1,806,693
3,127
4,431
10,769
15,744
139,716
81,817
Aset pajak tangguhan
5,972
6,835
Aset lain-lain - bersih
65,193
81,882
4,579,687
2,947,426
Kredit - setelah dikurangi penyisihan
penghapusan dan pendapatan
bunga yang ditangguhkan sebesar
Rp 60.337 juta pada tahun 2011 dan
Rp 38.278 juta pada tahun 2010
Tagihan akseptasi - pihak ketiga - setelah
dikurangi penyisihan penghapusan sebesar
Rp 33 juta pada tahun 2011 dan
Rp 44 juta pada tahun 2010
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
Aset tetap - setelah dikurangi
akumulasi penyusutan dan amortisasi sebesar
Rp 51.406 juta pada tahun 2011 dan
Rp 40.731 juta pada tahun 2010
JUMLAH ASET
iv
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Neraca
31 Maret 2011 dan 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
31 Maret 2010
Rp '000.000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Kewajiban segera
Simpanan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pihak ketiga
Jumlah
Simpanan dari bank lain - pihak ketiga
Kewajiban akseptasi - pihak ketiga
Hutang pajak
Estimasi kerugian komitmen dan
kontinjensi
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
Kewajiban lain-lain
Jumlah Kewajiban
Ekuitas
Modal saham
Modal dasar 10.000.000.000 saham dengan
nilai nominal Rp 100 per saham
Modal ditempatkan dan disetor 2.742.245.170 saham
Tambahan modal disetor - bersih
Laba (rugi) yang belum direalisasi atas perubahan
nilai wajar efek
Defisit - setelah eliminasi defisit sebesar
Rp 147.757 juta pada tanggal 31 Oktober 2005
melalui kuasi reorganisasi
10,502
10,557
85,617
3,790,606
3,876,223
111,922
2,422,753
2,534,675
115,390
38,125
3,160
4,475
-
-
7,959
4,840
-
-
41,158
43,891
4,054,392
2,636,563
375,688
127,419
274,225
27,446
16,555
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
v
22,188
(7,363)
525,295
310,863
4,579,687
2,947,426
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 31 Maret 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Bunga
Provisi dan komisi kredit
Jumlah pendapatan bunga
31 Maret 2010
Rp '000.000
106,705
102,715
3,990
106,705
75,763
72,215
3,548
75,763
65,688
41,017
45,913
29,850
48
1,610
85
11,366
2,024
1,331
1,457
13,185
299
208
17,616
3,379
2,095
17,921
36,782
20,507
16,197
12,848
3,411
2,313
16,136
20,240
5,181
1,857
17,456
Jumlah beban operasional lainnya
55,276
60,870
Beban operasional lainnya - bersih
(37,355)
(24,088)
3,662
5,762
Pendapatan
Beban
807
75
1,428
821
PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - BERSIH
732
607
4,394
6,369
520
1,592
520
1,592
3,874
4,777
Beban bunga
Pendapatan bunga - bersih
Pendapatan operasional lainnya
Keuntungan penjualan surat berharga
Provisi dan komisi lainnya
Keuntungan selisih kurs mata uang asing - bersih
Pemulihan cadangan penurunan nilai aset non produktif
Keuntungan atas kenaikan nilai wajar efek-efek
Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif
Lain-lain
Jumlah pendapatan operasional lainnya
Beban operasional lainnya
Tenaga kerja
Umum dan administrasi
Cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif
Penyisihan kerugian komitmen dan kontinjensi
Cadangan kerugian penghapusan aset non produktif
Kerugian atas penurunan nilai efek-efek
LABA OPERASIONAL
PENDAPATAN DAN BEBAN NON-OPERASIONAL
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Kini
Tangguhan
LABA BERSIH
vi
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas
31 Maret 2011 dan 2010
KOMPEN
TAHUN 2010
MODAL
LABA
DISETOR
DITAHAN
TAHUN 2011
TOTAL
MODAL
LABA
DISETOR
DITAHAN
TOTAL
A. MODAL DASAR
10.000.000.000 lbr saham @ Rp.100
Rp. 1.000.000.000.000,-
B. MODAL DITEMPATKAN &
DISETOR
2.742.245.170 lbr saham @ Rp.100,-
274,225
274,225
3.756.875.883 lbr saham @ Rp.100,-
375,688
375,688
127,419
127,419
C. TAMBAHAN MODAL
- Agio Saham
27,446
27,446
- Disagio (-/-)
-Cadangan Umum & Tujuan
-Laba / Rugi Tahun Lalu
-Penurunan Nilai Surat Berharga
4,415
4,415
18,314
18,314
-
-
-
-
4,777
4,777
3,874
3,874
9,192
310,863
22,188
525,295
-Revaluasi Aktiva Tetap
LABA BERJALAN 1 JANUARI
S/D 31 MARET 2010 dan 2011
SALDO PER 31 MARET 2011
301,671
vii
503,107
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Maret 2011 dan 2010
31 Maret 2011
Rp '000.000
31 Maret 2010
Rp '000.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Pendapatan bunga, provisi dan komisi
Pendapatan operasional lainnya
169,341
17,920
614
(126,445)
(33,089)
(20,507)
(76)
Pendapatan Non Operasional
Beban bunga dan beban keuangan lainnya
Beban umum dan administrasi
Beban tenaga kerja
Beban non-operasional - bersih
Arus kas operasional sebelum perubahan aset dan kewajiban operasi
7,758
Penurunan (kenaikan) aset operasi :
Penempatan pada bank lain
Efek-efek
Kredit
Tagihan akseptasi
Aset lain-lain
Kenaikan (penurunan) kewajiban operasi :
Kewajiban segera
Simpanan dan masyarakat
Simpanan dan simpanan dari bank lain
Kewajiban akseptasi
Hutang pajak
Kewajiban lain-lain
75,698
53,353
825
(44,644)
(22,382)
(53,710)
(821)
8,319
435,180
(550,483)
(99,441)
150
(24,476)
(276,095)
331,614
(249,029)
6,004
(49,828)
90,275
250,539
(131,658)
(479)
113,415
16,013
(119)
(6,065)
11,803
30,569
(18,230)
(83,881)
194
(1,479)
(1,285)
604
32,320
32,924
-
-
-
(11,861)
(11,861)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
(11,757)
(54,498)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing
522,139
-
345,648
-
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
510,382
291,150
Kas dan Setara Kas terdiri dari :
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank lain
74,478
285,041
150,863
47,626
120,325
123,199
Jumlah Kas dan Setara Kas
510,382
291,150
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penjualan aset tetap
Perolehan aset tetap
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan setora modal
Kenaikan tambahan modal disetor
setelah dikurangi biaya emisi saham
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN
viii
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan
PT. Bank Windu Kentjana International (d/h PT. Bank Multicor Tbk.) (atau selanjutnya disebut
"Perusahaan") didirikan pada tanggal 2 April 1974 berdasarkan Akta No. 4 dari Bagijo, SH,
notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusannya No. Y.A 5/369/19 tanggal 12 Oktober 1974 dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1974, tambahan No.
719.
Pada tahun 2007, berdasarkan Akta No. 170 tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH
notaris di Jakarta, nama perusahaan diubah menjadi PT. Bank Windu Kentjana International
Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan
Akta No. 01 tanggal 03 Januari 2008 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta sehubungan
dengan penggabungan PT. Bank Windu Kentjana ke dalam Perusahaan.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak
Azasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-00982.AH.01.02 Tahun
2008 tanggal 08 Januari 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.58
tanggal 18 Juli 2008.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor Pusat di Equity Tower Lantai 9, Jl. Jend
Sudirman Kav 52 - 53 Jakarta. Perusahaan mempunyai 1 kantor Pusat, 18 Kantor Cabang, 20
Kantor Cabang Pembantu dan 29 Kantor kas yang berlokasi di Pulau Jawa, Sumatera, Bali,
Kalimantan dan Tanjung Pinang sehingga total seluruh kantor 68 Kantor.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Perusahaan telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 1974. Perusahaan adalah sebuah Bank devisa swasta nasional.
B.
Penggabungan Usaha dengan PT. Bank Windu Kentjana
Untuk memperkuat struktur Permodalan terkait dengan implementasi Arsitektur Perbankan
Indonesia ( API) , para pemegang saham PT. Bank Multicor Tbk dan PT. Bank Windu Kentjana,
telah menyetujui untuk melakukan penggabungan usaha ( merger ).
Rencana merger tersebut telah dituangkan dalam ” Usul Inti Kesepakatan Pemegang Saham
PT. Bank Windu Kentjana dan PT. Bank Multicor Tbk tanggal 31 Juli 2007. Dalam
penggabungan ini PT. Bank Multicor Tbk bertindak selaku” Perusahaan yang menerima
Penggabungan dan PT. Bank Windu Kentjana, sebagai ” Perusahaan Yang Akan Bergabung”.
Pada tanggal 2 Oktober 2007, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Penggabungan
kepada Bapepam–LK dan telah mendapat persetujuan efektif sesuai dengan Surat Ketua
Bapepam dan LK dengan No. S-5968/BL/2007 tanggal 26 November 2007.
Berdasarkan Akta No. 170 PT. Bank Multicor Tbk tentang Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa tanggal 28 November 2007 dari Eliwaty Tjitra, SH, notaris di Jakarta, menyetujui
beberapa hal sebagai berikut :
1
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Menyetujui penggabungan usaha ( merger ) PT. Bank Windu Kentjana ke dalam PT. Bank
Multicor Tbk.
2. Menyetujui Rancangan Penggabungan Usaha ( Merger ) yang telah disusun bersamasama oleh Direksi PT. Bank Windu Kentjana dan Direksi PT. Bank Multicor Tbk.
3. Menyetujui konsep Akta Penggabungan ( merger ) dan konsep Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan.
4. Menyetujui perubahan susunan Direksi dan komisaris Perusahaan.
5. Mengubah seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, antara lain:
Perubahan nama dari PT. Bank Multicor Tbk menjadi PT. Bank Windu Kentjana
International Tbk dan perubahan lokasi.
§
Perubahan Modal Dasar Perusahaan Rp. 1 Triliun ( 1.000.000.000.000 ) yang terbagi
atas 10.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 100, dan modal
Ditempatkan dan Disetor 2.742.245.170 lembar saham dengan nilai nominal Rp.
274.224.517.000,- dengan perincian sebagai berikut :
Suganda Setiadi Kurnia
Ir. Syamsuar Halim
PT. Mitra Wadah Kencana
Drs. Johnny
PT. BCA Finance
Masyarakat
Total
Jumlah Saham
Nominal
Jumlah
722.551.399
593.457.809
556.706.008
361.275.699
129.093.590
379.160.665
2.742.245.170
Rp. 100,Rp. 100,Rp. 100,Rp. 100,Rp. 100,Rp. 100,-
72.255.139.900
59.345.780.900
55.670.600.800
36.127.569.900
12.909.359.000
37.916.066.500
274.224.517.000
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 9/67/KEP.GBI/2007 tanggal
18 Desember 2007, Bank Indonesia telah memberikan izin penggabungan usaha PT. Bank
Windu Kentjana ke dalam PT. Bank Multicor Tbk. dan Keputusan Gubernur Bank
Indonesia tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan Anggaran Dasar
PT. Bank Multicor Tbk, Perusahaan Hasil Penggabungan Oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-00982.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 8 Januari
2008.
Dengan efektifnya penggabungan, maka seluruh kepemilikan saham PT. Bank Windu
Kentjana dihapuskan serta dilakukan konversi dan alokasi saham Perusahaan
(berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Penilai Independen ) sebagai berikut :
Sebelum Merger
Eks PT. Bank Multicor Tbk
Eks PT. Bank Windu Kentjana
1.729.245.170
202.600
Setelah Merger
2.185.539.162
556.706.008
Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara nasabah/ relasi
bisnis eks PT. Bank Windu Kentjana dengan PT. Bank Multicor Tbk telah dialihkan ke PT.
Bank Windu Kentjana International Tbk.
2
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
·
Neraca proforma setelah efektifnya penggabungan usaha pada tanggal 08 Januari
2008 telah dipublikasikan pada tanggal 6 Pebruari 2008 pada Koran Bisnis Indonesia.
C. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 20 Juni 2007 melalui surat No.S-3023/BL/2007 dari ketua Badan Pengawas
Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) Perusahaan telah memperoleh
pernyataan efektif untuk melakukan penawaran umum perdana atas 300.000.000 saham
Perusahaan dengan nilai nominal Rp. 100 per saham. Saham-saham Perusahaan telah
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Pada tanggal 31 Desember 2009
seluruh saham Perusahaan sebanyak 2.742.245.170 saham telah tercatat di Bursa Efek
Indonesia.
Pada tanggal 24 Juni 2010 melalui surat No. S-5684/BL/2010 dari Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Perusahaan telah memperoleh pernyataan
efektif untuk Penawaran Umum Terbatas I (‘PUT I) dalam rangka penerbitan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Saham-saham Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek
Indonesia pada tanggal 31 Juli 2010. Pada tanggal 31 Juli 2010 seluruh saham Perusahaan
sebanyak 3.756.875.883 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
D. Karyawan , Direksi dan Dewan Komisaris
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan per tanggal 31 Maret 2011 sebagai
berikut:
·
Komisaris Utama
: Sjerra Salim
·
Komisaris
: Ir.Syamsuar Halim
·
Komisaris Independen
: Maman Rachman
·
Komisaris Independen
: Mohamad Hasan
·
Direktur Utama
: Herman Sujono
·
Wakil Direktur Utama
: Hendri Kurniawan
·
Direktur
: Donny Pradono Suleiman
·
Direktur
: Tohir Sutanto
·
Direktur
: Setiawati Samahita
Perusahaan memiliki Komisaris Independen sebagaimana dipersyaratkan oleh Bapepam-LK
sebagai perusahaan terbuka, yaitu Maman Rachman yang telah mendapat kan persetujuan
dari Bank Indonesia pada tanggal 16 November 2009 dan telah disetujui oleh Rapat Umum
Pemegang Saham pada tanggal 14 Januari 2010.
Per tanggal 31 Maret 2011 komite yang ada adalah sebagai berikut :
Ø Susunan Komite Audit Perusahaan adalah sebagai berikut:
·
·
·
Ketua
Anggota
Anggota
: Maman Rachman
: Muhammad Rusdji
: Rusmin
3
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Ø Susunan Komite Pemantau Resiko adalah sebagai berikut :
·
·
·
Ketua
Anggota
Anggota
: Maman Rachman
: Muhammad Rusdji
: Rusmin
Ø Susunan Komite Renumerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut :
·
·
·
Ketua
Anggota
Anggota
: Mohamad Hasan
: Syamsuar Halim
: Andreas Basuki
Jumlah rata-rata karyawan pada bulan Maret 2011 dan 2010 adalah sebanyak 1.105
karyawan dan 845 karyawan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan untuk tahun yang akhir 31 Maret 2011 disusun sesuai dengan prinsip
dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang termasuk Pedoman Akuntansi
Perbankan Indonesia (‘PAPI’) 2008 dan peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran No. SE02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas
Bumi dan Perbankan”.
Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun
berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual kecuali
untuk laporan arus kas.
Untuk tujuan penyusunan laporan arus kas,kas dan setara kas termasuk kas, giro padaBank
Indonesia, giro pada bank lain, dan simpanan yang sangat likuid dengan jatuh tempo tiga
(3) bulan atau kurang dari tanggal perolehan. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas dan
setara kas untuk tujuan penyusunan laporan arus kas temasuk kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain. Perubahanini disebabkan dari pencabutan PSAK 31
”Akuntansi Perbankan” efektif 1 Januari 2010. Dengan demikian, untuk tujuan
perbandingan penyajian, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2010
telah disajikan kembali.
Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata
uang rupiah. Angka-angka yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan ini adalah
dalam jutaan Rupiah, kecuali bila dinyatakan secara khusus.
4
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) Revisi
Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi efektif tanggal 1 Januari 2010, berikut:
(i) PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang
berisi persyaratan pengungkapan instrument keuangan dan kriteria informasi yang
harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan
klasifikasi
instrument keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan
dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan
kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara
lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan
akuntansi atas instrumen keuangan.
Standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
(ii) PSAK 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang
menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan
dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrument non-keuangan. PSAK ini
menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen
keuangan,
pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung
nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif
dan Lindung Nilai”.
Dalam penerapan standar baru di atas, Perusahaan telah mengidentifikasi sejumlah
penyesuaian transisi sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan
Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang
diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Penyesuaian transisi berasal dari dampak penilaian kembali kerugian penurunan
nilai aset keuangan, yang merupakan selisih antara cadangan kerugian penurunan
nilai yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) setelah dikurangi dampak aset
pajak tangguhan dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung dengan
menggunakan Peraturan Bank Indonesia mengenai penyisihan penghapusan aset
produktif.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang rupiah. Transaksi-transaksi
dalam mata uang asing yang terjadi di sepanjang tahun tercatat dengan nilai kurs yang
berlaku pada saat terjadinnya transaksi yang bersangkutan.
Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke
dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia melalui reuters
pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran
asset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat dalam laba rugi tahun berjalan.
5
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan set dan kewajiban dalam mata uang asing pada
tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah kurs Reuters jam 16.00 WIB masing-masing
sebesar:
2011
Rp
Euro
2010
Rp
12,374.67
12,237.68
Dolar Amerika Serikat
8,707.50
9,100.00
Dolar Autralia
9,003.56
8,337.42
Dolar Singapura
6,906.85
6,491.24
Dolar Hongkong
1,118.92
1,170.84
105.21
97.65
Yen Jepang
d. Transaksi Pihak – pihak Berelasi
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Definisi
pihak berelasi adalah sesuai dengan PSAK No. 7 (revisi 2010) mengenai “Pengungkapan
Pihak-pihak berelasi dan sesuai dengan peraturan BI No. 8/13/PBI/2006 mengenai
”Perubahan atas Peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit
Bank Umum”. Definisi pihak yang berelasi adalah antara lain:
Ø Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan
oleh atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan ( termasuk induk
perusahaan, anak perusahaan dan perusahaan afiliasi ).
Ø Perusahaan Asosiasi
Ø Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung suatu
kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan dan anggota
keluarga dekat dari perorangan tersebut (mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi
atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaaan).
Ø Karyawan Kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi
anggota dewan komisaris, direksi, dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga
dekat orang-orang tersebut; dan
Ø Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau
(4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan
tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama dengan Perusahaan.
Karyawan, selain karyawan kunci , tidak dikelompokkan sebagai pihak berela. Semua
transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan
dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan.
6
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
e. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah asset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan asset dan
kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban
selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
Estimasi dan asumsi yang digunakan tersebut ditelaah kembali secara terusmenerus. Revisi atas estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat
terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
Informasi mengenai ketidakpastian yang melekat pada estimasi dan pertimbangan yang
mendasari dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak signifikan
terhadap jumlah-jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
f. Instrumen Keuangan
Kebijakan Akuntansi
Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 (Revisi
2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) yang berlaku efektif 1 Januari 2010.
Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya
jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen
tersebut.
Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan
nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal
kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan
mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak
dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung
berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang
didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis
dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan,
kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
termasuk biaya transaksi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan
atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah
biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan
instrument keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen
menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya
perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga yang relevan, menggunakan
suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrument
7
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk
memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku
bunga efektif, Perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrument keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan
kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang
dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah
aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal
dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai
jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai untuk penurunan nilai
atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen
tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar
aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan
dalam kategori berikut: asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo,
aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas
kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak
melanggar ketentuan yang disyaratkan.
Penentuan Nilai Wajar
Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca
adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk
posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila
bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang
digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat
perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh
instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present
value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat
diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya.
Laba/Rugi Hari ke-1
Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar
instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan
nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan
data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan mengakui selisih
antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam
laporan laba rugi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset
yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara
harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui
dalam laporan laba rugi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat
instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan
8
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
menerapkan metode pengakuan ”Laba/Rugi Hari ke-1” yang sesuai.
Aset Keuangan
1. Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi asset
keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan asset keuangan yang pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila
asset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu
dekat.
Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak
konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset
atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang
berbeda; atau
b. Aset tersebut merupakan bagian dari
kelompok
aset
keuangan,
kewajibankeuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi
yang didokumentasikan; atau
c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif
melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas
dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak
dapat dilakukan.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada
neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba
rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan
dividen dicatat
sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan
dalam kontrak, atau pada saat
hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen
tersebut telah ditetapkan.
Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup investasi dalam Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan obligasi korporasi.
2. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan
tidak diklasifikasikan sebagai asset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau asset tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi
9
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
cadangan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi
tersebut
memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan
dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat
sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Kerugian yang timbul
akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup kas, giro pada Bank Indonesia,
giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, kredit yang diberikan, tagihan
akseptasi, pendapatan bunga yang masih akan diterima, dan aset lain-lain dalam
bentuk uang jaminan, tagihan penjualan agunan yang diambil alih, dan tagihan
transaksi ATM.
3. Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dan
manajemen Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset
keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan
menjual atau
mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh asset keuangan
dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus
direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau
diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan
bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam
laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan
melalui proses amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
4. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan
yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan dan dapat dijual sewaktu- waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas
atau karena perubahan kondisi pasar. Setelah pengukuran awal, asset keuangan
tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari
efek hutang - tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing
(untuk efek hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau
rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar aset keuangan
tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan
sebagai laba atau rugi bersih yang belum direalisasi pada bagian ekuitas dalam neraca
dan laporan perubahan ekuitas.
Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau
10
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi langsung diakui dalam
laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang
sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama. Bunga yang diperoleh
dari asset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang
dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan
nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan tidak memiliki asset keuangan dalamkategori
ini.
Kewajiban Keuangan
1. Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi
Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila kewajiban tersebut
merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang
tidak
dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan
kewajiban keuangan tersebut dalam kategori ini.
Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi.
Pada tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan tidak memiliki kewajiban keuangan dalam
kategori ini.
2. Kewajiban Keuangan Lain-lain
Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang dimiliki tidak untuk
diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrument keuangan
tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan
lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen
keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau
aset
keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.
Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan
sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan
memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atas
premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pada tanggal 31 Maret 2011, kategori ini mencakup kewajiban segera, simpanan,
simpanan dari bank lain, kewajiban akseptasi, dan kewajiban lain-lain.
11
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Instrumen Keuangan Derivatif
Derivatif melekat dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai derivatif jika seluruh
kondisi berikut terpenuhi:
a. Karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama.
b. Instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif
melekat memenuhi definisi sebagai derivatif.
c. Instrumen campuran atau instrument yang digabungkan tidak diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi.
Derivatif yang berdiri sendiri dan derivatif melekat yang dipisahkan diklasifikasikan sebagai
aset atau kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
kecuali derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Pada
pengakuan awal, instrumen derivatif diukur pada nilai wajar pada tanggal transaksi
derivatif terjadi atau dipisahkan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajar.
Derivatif disajikan sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, dan disajikan sebagai
kewajiban apabila nilai wajarnya negatif. Laba atau rugi dari perubahan nilai wajar
derivatif langsung diakui dalam laporan
laba rugi.
Manajemen menelaah apakah derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak
utamanya pada saat pertama kali. Perusahaan menjadi salah satu pihak dari kontrak
tersebut. Penelaahan kembali dilakukan apabila terdapat perubahan syarat-syarat
kontrak yang mengakibatkan modifikasi arus kas secara signifikan.
Saling Hapus Instrumen Keuangan
Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam
neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat
untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan asset dan menyelesaikan
kewajibannya secara simultan.
Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan menelaah apakah suatu asset
keuangan atau kelompok aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi telah mengalami penurunan nilai.
12
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual,
atau secara kolektif untuk asset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara
individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan
tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka asset tersebut dimasukkan ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan
menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan
nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau
tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas asset dalam
kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh
tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat
aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit
di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga
efektif awal dari aset tersebut
(yang merupakan suku bunga efektif yang
dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi
dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun cadangan kerugian
penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi.
Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau
berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui,
maka dilakukan pemulihan atas akun cadangan kerugian penurunan nilai yang
sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba
rugi, dengan ketentuan pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat
aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan
penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan.
2. Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas
instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur
pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka
jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat
aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan
yang
didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk asset keuangan
serupa.
3. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan
penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya
yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai,
maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya
perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian
penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan
13
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang
diakui pada laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi
(harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan
nilai diakui di ekuitas.
Atas instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai
ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan asset keuangan yang dicatat pada
biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal
yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat
sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Jika, pada periode
berikutnya, nilai wajar instrument hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar
tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, maka
penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.
Penghentian Pengakuan Aset dan Kewajiban Keuangan
1. Aset Keuangan
Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan
pengakuannya jika:
a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b. Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar
kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa
adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c. Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset
keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau
tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas asset keuangan, namun
telahmentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset
keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara
substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas
asset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset
keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan asset keuangan
tersebut.Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang
ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer
dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus
dibayar kembali oleh Perusahaan.
2. Kewajiban Keuangan
Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut
berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan
dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan
persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara
14
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran
atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan
awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat
kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi.
g. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain,
simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi likuid lainnya dengan jangka
waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang tidak dijaminkan dan tidak dibatasi
pencairannya. Kas dan setara kas dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
h. Giro Wajib Minimum (GWM)
Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peraturan No.
10/25/PBI/2008 mengenai perubahan atas Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
10/19/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia.
Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan Peraturan No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4
Oktober 2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam
Rupiah dan Valuta Asing yang berlaku efektif pada tanggal 1 November 2010. Berdasarkan
peraturan tersebut, GWM terdiri dari GWM Rupiah dan GWM mata uang asing. GWM
Rupiah terdiri dari GWM Utama, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit (LDR).
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk
saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase
tertentu dari dana pihak ketiga. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 10/25/PBI 2008
tanggal 23 Oktober 2008 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia
dalam Rupiah dan Valuta Asing, yang telah diperbaharui dengan peraturan Bank Indonesia
no.12/19/PBI/2010 dan peraturan Bank Indonesia no. 13/10/PBI/2011 yang mewajibkan
setiap bank untuk menempatkan sejumlah persentase atas simpanan pihak ketiga dan
kewajiban lain sebesar 7,5 % terdiri dari 5 % sebagai statutory Reserve dan 2,5 % sebagai
scondary Reserve mata uang rupiah dan 5 % untuk mata uang valuta asing.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam
bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan
cadangan (Excess Reserve), yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu.
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk
saldo rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari DPK yang dihitung
berdasarkan selisih LDR yang dimiliki oleh Bank dan target LDR yang wajib dipenuhi oleh
Bank.
15
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
i.
Penempatan pada Bank Lain
Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk deposito
berjangka, call money, deposit on call dan lain-lain. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
disajikan sebesar saldo giro dikurangi dengan penyisihan penghapusan yang dibentuk
berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kolektibilitas masing-masing saldo giro pada
bank lain.
j.
Kredit
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan
kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang
mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu
tertentu.
Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi dinyatakan sebesar biaya perolehan
diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Perusahaan.
k. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
Penilaian kualitas dan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan terhadap asset
produktif dan asset non-produktif.
Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, efek-efek,
kredit, tagihan akseptasi, komitmen dan kontinjensi pada
transaksi
rekening
administratif yang mempunyai risiko kredit sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Aset non-produktif merupakan aset non - keuangan, terdiri dari agunan yang diambil alih
(AYDA) dan properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account
sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Penerapan Ketentuan Transisi dari Bank Indonesia untuk Penurunan Nilai Secara Kolektif
Pada tanggal 8 Desember 2009, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan Surat Edaran No.
11/33/DPNP yang mengatur mengenai estimasi penurunan nilai kolektif kredit yang diberikan
dengan keterbatasan pengalaman kerugian spesifik. Bagi bank yang belum memiliki data
kerugian historis yang memadai untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas kredit
yang diberikan secara kolektif sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2006) dan
PAPI, maka pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dapat menggunakan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum”, sebagaimana telah diterapkan oleh Perusahaan sejak sebelum 1 Januari 2010.
16
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Sesuai dengan itu, tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan ketentuan transisi dari BI
tersebut.
Penentuan kualitas aset dan cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada
Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum” dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009
tanggal 29 Januari 2009.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif
Cadangan kerugian penurunan nilai asset produktif serta estimasi komitmen dan
kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing asset produktif,
komitmen dan kontinjensi sesuai dengan
ketentuan
Bank
Indonesia
yang
mengklasifikasikan aset produktif tersebut dalam lima (5) kategori dengan besarnya
persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:
Persentase Minimun Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Kategori
Lancar
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
1%
5%
15%
50%
100%
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai diatas diterapkan terhadap saldo asset
produktif setelah dikurangi nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia kecuali
untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai lancar
yang diterapkan terhadap saldo asset produktif serta komitmen dan kontinjensi yang
bersangkutan.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penempatan pada Bank Indonesia, dan obligasi Pemerintah
tidak disyaratkan untuk dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai.
Cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi
(kecuali
akseptasi) yang dibentuk, disajikan dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan
Kontinjensi”.
Pembentukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi dihitung berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.
Aset produktif dihapusbukukan dengan cadangan kerugian penurunan nilai asset
produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aset produktif tersebut harusdihapuskan
karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan atau sulit untuk
ditagih. Penerimaan kembali aset produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai
penambahan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang bersangkutan pada
saat diterima kembali. Jika jumlah yang diterima kembali lebih besar daripada nilai
pokok, kelebihan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
17
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Cadangan Penurunan Nilai Aset Non - Produktif
Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif dihitung berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum”.
Perusahaan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset non-produktif berdasarkan
penelaahan terhadap kualitas masing-masing aset non-produktif tersebut sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia, yang mengklasifikasikan aset non-produktif dalam empat (4)
kategori berdasarkan lamanya asset tersebut telah dimiliki oleh Perusahaan dengan
besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut:
Kategori
Persentase Minimun Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai
Lancar
Kurang lancar
Diragukan
Macet
l.
Minimum 1%
Minimum 15%
Minimum 50%
Minimum 100%
Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak
termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan, amortisasi dan
akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan
berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan
sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah asset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan
pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut
menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap
tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut
dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan
amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa
manfaat asset tetap atau jangka waktu sewa, yang mana lebih pendek (khusus untuk
perbaikan asset yang disewa) sebagai berikut:
Jenis Aktiva
Tahun
Bangunan dan prasarana
Inventaris kantor
Kendaraan
Perbaikan Aktiva yang Disewa
20
3
3
10
18
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Aset tetap yang tidak digunakan (property terbengkalai) dinyatakan berdasarkan nilai
tercatat atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, dan disajikan sebagai bagian
dari akun “Aset lain-lain”. Atas properti terbengkalai, dibentuk penyisihan penghapusan
aset non-produktif sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
Aset dalam penyelesaian merupakan aset tetap dalam pembangunan yang dinyatakan
sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan
dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai secara
substansial dan siap digunakan sesuai tujuannya.
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila
terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat
tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset
tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi
signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat
inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut
akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan
aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat
dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui
dalam laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir
tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi
sebelumnya. Perubahan yang dilakukan merupakan perubahan estimasi dan diterapkan
secara prospektif. Penyesuaian yang timbul diakui pada laporan laba rugi.
m. Agunan Yang Diambil Alih
Tanah dan aset lainnya (agunan kredit yang telah diambil alih oleh Perusahaan) disajikan
dalam perkiraan "Aset lain-lain".
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah
nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi biaya-biaya untuk pelepasan asset tersebut.
Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih,
dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aset produktif. Jika nilai realisasi
bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui sebesar saldo kredit.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui
sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan
ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
19
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi
untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi
tahun berjalan.
Atas agunan yang diambil alih, dibentuk penyisihan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
penghapusan
sesuai dengan
n. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus
o. Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain
Simpanan merupakan kewajiban kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito berjangka.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat
melalui
cek,
atau dengan cara
pemindahbukuan dengan bilyet giro atau
sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai
dengan syarat tertentu yang disepakati pada saat pembukaan rekening tabungan.
Penarikan atas tabungan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau
instrumen sejenis, tetapi menggunakan formulir penarikan tersendiri yang hanya
berlaku di bank yang bersangkutan dan/atau menggunakan kartu Anjungan Tunai Mandiri
(ATM).
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada saat jatuh tempo sesuai dengan jangka waktu yang disepakati
dengannasabah pada saat penempatannya, dimana nasabah akan dikenakan penalti
apabila melakukan penarikan sebelum tanggal jatuh temponya.
Simpanan dari bank lain merupakan kewajiban kepada bank lain dalam bentuk deposito
berjangka, giro dan interbank call money kurang dari atau 90 hari.
p. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan dari bagian tambahan modal disetor yang timbul dari
penerbitan saham dan tidak diamortisasi.
20
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrument keuangan diakui secara akrual
di dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa dalam kategori dimiliki hingga
jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan piutang, serta tersedia untuk dijual telah
diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga
yang diperoleh setelah penurunan nilai diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan
untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas
kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai nonperforming, pendapatan bunga tersebut diakui pada saat pendapatan tersebut telah
diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat
kredit diklasifikasikan non-performing. Pendapatan bunga atas asset non-performing yang
belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi dalam rekening administratif
dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai.
Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak
termasuk
efek-efek)
diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang
lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai nonperforming jika penerbit efek tidak dapat memenuhi pembayaran bunga dan atau
pokok.
Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui
terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit
diakui sebagai pendapatan bunga
r. Pengakuan Pendapatan dari dan Beban Provisi dan Komisi
Provisi and Komisi Terkait Instrumen Keuangan
Pendapatan dan beban provisi komisi terkait perolehan instrumen keuangan dalam
kategori dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman diberikan dan piutang, serta tersedia
untuk dijual diamortisasi sepanjang umur instrument keuangan dengan metode
suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya
transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian
dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait kewajiban keuangan.
Provisi dan Komisi Lainnya
Provisi dan komisi lainnya yang tidak terkait dengan kegiatan perolehan instrument
keuangan dan jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan, diperlakukan sebagai
pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis
lurus sesuai dengan jangka waktu transaksi yang bersangkutan. Sedangkan, pendapatan
21
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
dan beban provisi dan komisi lainnya yang tidak signifikan langsung diakui sebagai
pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, meliputi pendapatan yang tidak terkait
dengan kredit, seperti pendapatan terkait dengan ekspor impor dan bank garansi, dan
pendapatan yang diakui terkait dengan jasa yang diberikan, pendapatan tersebut langsung
diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
s. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal
neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila
terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat
diperoleh kembali. Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai
pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan
nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai asset dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan.
Cadangan kerugian penurunan nilai asset non-keuangan terdiri dari agunan yang
diambil alih, properti terbengkalai dan rekening administratif yang dibentuk sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
t. Pajak Penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang
bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat tarif dan kewajiban menurut laporan keuangan
dengan dasar pengenaan pajak tarif dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui
untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui
untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum
terkompensasi, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
laba kena pajak pada masa mendatang.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara
substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak
tangguhan
dibebankan
atau
dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau
dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, atas dasar kompensasi sesuai
dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika
banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan.
22
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
u. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
v. Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial.
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai
kewajiban pada neraca setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar, dan
sebagai beban pada laba rugi tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan
khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat
pensiun. Metode penilaian actuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan
imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode
Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi
hak karyawan, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba
rugi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan
keuntungan atau kerugian aktuarial diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa
kerja karyawan.
w. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen
adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan
jasa (baik jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki
risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen
geografis adalah
komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu
memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada
komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
23
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
x. Kejadian Setelah Tanggal Neraca
Kejadian-kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca yang menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan Perusahaan pada tanggal neraca sehingga perlu dilakukan
penyesuaian, jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan Kejadian-kejadian
setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian, apabila
jumlahnya
material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan, dan Asumsi Manajemen atas Instrumen Keuangan
Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi,
pertimbangan, dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap
jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan.
Nilai Wajar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan
dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian
ini
mengharuskan penggunaan estimasi dan
pertimbangan akuntansi.
Komponen
pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentukan berdasarkan bukti obyektif yang dapat
diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar
dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Cadangan kerugian penurunan nilai dipelihara pada jumlah yang menurut manajemen adalah
memadai untuk menutup kemungkinan tidak tertagihnya aset keuangan. Pada
setiap
tanggal neraca Perusahaan secara spesifik menelaah apakah telah terdapat bukti obyektif
bahwa suatu aset keuangan telah mengalami penurunan nilai (tidak tertagih). Jumlah
cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk adalah berdasarkan pengalaman
penagihan masa lalu dan
faktor-faktor
lainnya
yang mungkin mempengaruhi
kolektibilitas, antara lain kemungkinan kesulitan likuiditas atau kesulitan keuangan yang
signifikan yang dialami oleh debitur atau penundaan pembayaran yang signifikan.
Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka saat dan besaran jumlah yang dapat
ditagih diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu. Cadangan kerugian
penurunan nilai dibentuk atas akun-akun yang diidentifikasi secara spesifik telah
mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan dihapusbukukan berdasarkan keputusan
manajemen bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih atau direalisasi meskipun segala
cara dan tindakan telah dilaksanakan. Suatu evaluasi atas asset keuangan, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi jumlah cadangan yang harus dibentuk, dilakukan secara berkala
sepanjang tahun. Oleh karena itu, saat dan besaran jumlah cadangan kerugian penurunan
nilai yang tercatat pada setiap periode dapat berbeda tergantung pada pertimbangan dan
estimasi yang digunakan.
24
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
4. Giro pada Bank Indonesia
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Rupiah
Mata uang asing
788,392
20,027
396,649
-
Jumlah
808,419
396,649
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI), setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki
saldo giro minimum di BI untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari Dana
Pihak Ketiga (DPK) baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
GWM Perusahaan dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 untuk
persentase GWM Utama Rupiah masing-masing adalah 8,04% dan 5,09%, sedangkan GWM
Utama Valas 5,61% dan 1,57%.
5. Giro pada Bank Lain
2011
Rp '000.000
Rupiah
Pihak ketiga
2010
Rp '000.000
9,778
14,037
Mata uang asing
Pihak ketiga
141,085
109,162
Jumlah
Penyisihan penghapusan
150,863
(193)
123,199
(1,232)
Jumlah - Bersih
150,670
121,967
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Bank Central Asia
Bank Jabar Bogor
Bank Mandiri
Bank Of China Jakarta
Citibank NY Jakarta
Citibank Singapore
Wachoive- Philedelphia
SGD OCBC
Citibank London
Bank Mandiri (SGD)
Citibank (Yen)
Bank Mandiri (USD) Jakarta
Citibank Jakarta USD
7,995
2
1,781
139
127,756
75
766
9,542
902
160
37
1,708
11,682
2
2,353
145
95,274
32
43
719
9,309
678
2,962
-
Jumlah
150,863
123,199
25
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan giro pada bank lain adalah
cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank
lain.
6. Penempatan pada Bank Lain
Transaksi Penenpatan pada Bank lain untuk periode 31 Maret 2011 dan 2010 tidak ada.
7. Efek - efek
2011
Rp '000.000
Rupiah
Pihak ketiga
Diperdagangkan
Obligasi bank
Obligasi korporasi
Obligasi Pemerintah
2010
Rp '000.000
72,389
18,925
165,629
366
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Diskonto
Nilai bersih
Jumlah - Diperdagangkan
230,000
(6,259)
223,741
315,055
Tersedia untuk dijual
Obligasi Pemerintah
Jumlah - Tersedia untuk dijual
-
50,000
(1,423)
48,577
214,572
169,497
169,497
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi korporasi
Premi yang belum diamortisasi
1,375
-
Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo
1,375
1,375
1,375
Jumlah
Penyisihan penghapusan
316,430
(14)
385,444
(1,662)
Jumlah - Bersih
316,416
383,782
Tingkat bunga rata-rata per tahun :
Rupiah
SBI
Obligasi
2011
2,010
6.68%
11.71%
6.60%
11.33%
26
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Peringkat obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo), Moody’s Investor
Services, Inc., dan Fitch, Inc. seperti yang diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia adalah
sebagai berikut:
PT Bank Victoria International Tbk
PT BCA Finance
PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bumi Serpong Damai Tbk
PT Duta Pertiwi Tbk
PT Federal International Finance
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank DKI
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero)
PT Panin Sekuritas Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada International Tbk
PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)
PT Astra Sedaya Finance
PT Bank Permata Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
2011
2010
A1.id
id AAid BBB
A(idn)
id Aid A
A- (idn)
A2.id
idA
AA
BBB+
idA+
id A+
id BBB
id BBB
idAAidA+
A(idn)
idBBB+
id AA+
id AidAAA1.id
idAAA2.id
idAAA
idAAidA-
Efek-efek (yang dimiliki hingga jatuh tempo) diklasifikasikan berdasarkan jatuh tempo adalah
sebagai berikut:
2011
Sampai dengan
1 tahun
Lebih dari
1-5 tahun
Lebih dari
5 tahun
Jumlah
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi korporasi
FTK Bank Indonesia - bersih
-
1,375
-
-
1,375
-
Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo
-
1,375
-
1,375
2010
Sampai dengan
1 tahun
Lebih dari
1-5 tahun
Lebih dari
5 tahun
Jumlah
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Dimiliki hingga jatuh tempo
Obligasi korporasi
FTK Bank Indonesia - bersih
-
1,375
-
-
1,375
-
Jumlah - Dimiliki hingga jatuh tempo
-
1,375
-
1,375
27
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
8. Kredit yang Diberikan
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum
dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah
sebagai berikut:
2011
Rp '000.000
Rupiah
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 sampai 2 tahun
Lebih dari 2 sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Mata uang asing
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 sampai 2 tahun
Lebih dari 2 sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
2010
Rp '000.000
1,086,648
1,198,520
475,125
57,074
553,419
321,822
617,056
257,795
2,817,367
1,750,092
119,166
117,055
11,676
53,392
33,706
7,781
Jumlah
247,897
94,879
Jumlah
Penyisihan penghapusan
3,065,264
(60,377)
1,844,971
(38,278)
Jumlah - Bersih
3,004,887
1,806,693
Berikut ini adalah saldo kredit berdasarkan kolektibilitas:
2011
Rp '000.000
Lancar
2010
Rp '000.000
2,961,062
1,751,656
Dalam perhatian khusus
36,118
66,869
Kurang lancar
18,705
3,945
Diragukan
18,614
1,031
Macet
Jumlah
30,765
21,470
3,065,264
1,844,971
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama dengan bank lain (sindikasi) pada tanggal 31
Maret 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar nihil. Pada tanggal 31 Maret 2011
keikutsertaan Perusahaan dalam kredit sindikasi adalah sebagai anggota sindikasi dengan
persentase penyertaan sebesar 0% dari masing-masing jumlah fasilitas kredit sindikasi.
Kredit yang diberikan kepada karyawan terdiri dari kredit yang dibebani bunga untuk
membeli rumah, kendaraan bermotor dan keperluan pribadi lainnya, dengan suku bunga per
tahun sebesar 0,00% - 12,00% untuk tahun 2011 dan 2010. Kredit ini berjangka waktu antara
1 sampai dengan 20 tahun dan dilunasi melalui pemotongan gaji karyawan setiap bulan.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penghapusan kredit yang dibentuk telah
memadai. Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, tidak terdapat penyediaan dana kepada
pihak-pihak berelasi dan pihak ketiga yang melampaui Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) Perusahaan.
28
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
9.
Tagihan Akseptasi dan Kewajiban Akseptasi
a. Tagihan Akseptasi
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Mata uang asing
Pihak ketiga
Penyisihan penghapusan
3,160
(33)
4,475
(44)
Jumlah - Bersih
3,127
4,431
Pada tanggal 31 Maret 2011, tidak terdapat tagihan akseptasi yang mengalami penurunan
nilai, sedangkan kolektibilitas tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2010 adalah
lancar.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai tagihan
akseptasi pada tanggal 31 Maret 2010 adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin
timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi.
b. Kewajiban Akseptasi
Kewajiban akseptasi pada
kepada bank lain pihak ketiga.
tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 merupakan kewajiban
Tagihan akseptasi dan kewajiban akseptasi berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah
kurang dari atau sama dengan 1 tahun.
10. Pendapatan Bunga yang Masih Akan Diterima
2011
2010
Rp '000.000
Rp '000.000
Bunga atas :
Kredit yang diberikan
10,132
8,127
637
7,617
Efek-efek
Penempatan pada bank lain
Jumlah
10,769
15,744
Pendapatan bunga yang masih akan diterima dalam mata uang asing sebesar
ekuivalen Rp 574 juta dan Rp 249 juta pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
29
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
11. Aktiva Tetap
Perubahan selama tahun berjalan/
Changes during the year
Biaya perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan aset
yang disewa
Inventaris kantor
Kendaraan
Jumlah
Akumulasi penyusutan dan
amortisasi:
Bangunan
Perbaikan aset
yang disewa
Inventaris kantor
Kendaraan
Jumlah
Nilai Buku
1 Januari
2011
Penambahan
Pengurangan
31 Maret
2011
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
7,328
111,889
1,967
-
7,328
113,856
11,334
33,227
22,597
2,361
959
186,375
5,287
15,233
1,211
-
16,444
1,375
22,645
8,597
97
1,226
1,022
-
1,472
23,871
9,619
47,850
3,556
0
51,406
(540)
10,794
35,588
23,556
(540)
191,122
138,525
139,716
Perubahan selama tahun berjalan/
Changes during the year
Biaya perolehan:
Tanah
Bangunan
Perbaikan aset
yang disewa
Inventaris kantor
Kendaraan
Aset dalam penyelesaian
Jumlah
Akumulasi penyusutan dan
amortisasi:
Bangunan
Perbaikan aset
yang disewa
Inventaris kantor
Kendaraan
Jumlah
Nilai Buku
1 Januari
2010
Penambahan
Pengurangan
31 Maret
2010
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
7,328
69,531
550
4,476
23,248
14,828
33,674
798
1,264
-
153,085
2,612
11,756
816
-
12,572
939
17,703
6,189
83
1,052
671
-
1,022
18,755
6,860
36,587
2,622
0
39,209
116,498
(931)
7,328
69,150
(347)
(33,674)
4,129
24,046
16,092
-
(34,952)
120,745
81,536
Beban penyusutan dan amortisasi adalah sebesar Rp 3.595 juta dan Rp 2.268 juta
masing-masing untuk tahun 2011 dan 2010.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut
pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010.
30
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
12. Aktiva Lain - lain
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Biaya dibayar dimuka
Agunan yang diambil alih - bersih
Properti terbengkalai - bersih
Uang jaminan
26,465
8,443
0
2,558
7,837
17,235
1,834
1,514
Lain-lain
54,192
61,299
Jumlah - Bersih
65,193
81,882
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, agunan yang diambil alih disajikan setelah
dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 5.659 juta
dan Rp 6.835 juta.
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010, properti terbengkalai sebesar Rp 166 juta dan Rp
2.276 juta disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai masingmasing adalah sebesar Rp 166 juta dan Rp 442 juta.
13. Kewajiban Segera
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 kewajiban segera merupakan kewajiban sehubungan
dengan ransaksi kliring dan transfer.
14. Simpanan
2011
Rp '000.000
Giro
Pihak yang berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Tabungan
Pihak yang berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Deposito berjangka
Pihak yang berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
Jumlah
31
2010
Rp '000.000
11,979
495,187
30,513
296,315
507,166
326,828
2,757
298,609
2,970
210,339
301,366
213,309
70,881
2,996,810
78,438
1,916,100
3,067,691
1,994,538
3,876,223
2,534,675
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
a. Giro terdiri dari :
2011
Rp '000.000
Pihak yang berelasi
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah
Jumlah
2010
Rp '000.000
6,669
5,310
17,915
12,598
11,979
30,513
286,528
208,659
194,415
101,900
495,187
296,315
507,166
326,828
b. Tabungan
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Rupiah
Pihak yang berelasi
Pihak ketiga
Jumlah
2,757
298,609
2,970
210,339
301,366
213,309
c. Deposito berjangka terdiri atas :
2011
Rp '000.000
Pihak yang berelasi
Rupiah
Mata uang asing
64,917
5,964
76,408
2,030
70,881
78,438
2,829,999
166,811
1,822,835
93,265
2,996,810
1,916,100
Jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah
2010
Rp '000.000
32
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu:
2011
Rupiah
Rp '000.000
2010
Valas
Rp '000.000
Jumlah
Rp '000.000
Rupiah
Rp '000.000
Valas
Rp '000.000
Jumlah
Rp '000.000
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
2,168,248
454,167
197,242
75,259
164,597
1,656
3,525
2,997
2,332,845
455,823
200,767
78,256
1,491,047
159,533
102,549
146,114
87,504
1,804
2,770
3,217
1,578,551
161,337
105,319
149,331
Jumlah
2,894,916
172,775
3,067,691
1,899,243
95,295
1,994,538
15. Simpanan dari Bank Lain – Pihak Ketiga
2011
Rp '000.000
Rupiah
Deposito berjangka
Giro
Call money
Jumlah
2010
Rp '000.000
104,763
10,627
34,900
3,225
-
-
115,390
Mata uang asing
Call money
38,125
-
Jumlah
-
115,390
38,125
Giro dari bank lain merupakan simpanan dalam mata uang Rupiah.
16. Estimasi kerugian Komitmen dan Kontinjensi
Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Perusahaan
adalah sebagai berikut:
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Rupiah
Fasilitas kredit yang belum digunakan
Irrevocable L/C
Bank garansi
Jumlah
7,250
5
462
7,717
3,763
433
129
4,325
Mata uang asing
Fasilitas kredit yang belum digunakan
Irrevocable L/C
Bank garansi
Jumlah
3
219
20
242
188
265
62
515
7,959
4,840
Jumlah
33
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Kolektibilitas Irrevocable L/C dan Bank Garansi pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah
lancar, sedangkan kolektibilitas kredit yang belum digunakan pada tanggal 31 Maret 2011
dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011
Rp '000.000
Rupiah
Lancar
Kurang lancar
Dalam perhatian khusus
Macet
Jumlah
2010
Rp '000.000
615,285
57
12
1,500
389,657
616,854
389,657
-
17. Kewajiban Lain-lain
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Bunga yang masih harus dibayar
Setoran jaminan
Premi Penjaminan Pemerintah
Lain-lain
12,565
3,366
7,685
3,382
25,227
32,824
Jumlah
41,158
43,891
-
18. Modal Saham
Modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011
dan 2010 adalah sebagai berikut:
Modal Dasar
Modal dasar Perusahaan adalah sebesar Rp 1.000.000 juta yang terdiri dari 10.000.000.000
lembar saham dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per lembar pada tanggal 31 Maret 2011
dan 2010.
34
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Modal Ditempatkan dan Disetor
2011
Nama Pemegang Saham
Jumlah
Saham
2010
Jumlah
Modal Disetor
Rp '000.000
Jumlah
Saham
Jumlah
Modal Disetor
Rp '000.000
Johnny Wiraatmadja
PT Mitra Wada Kencana
PT Blue Cross Indonesia
PT BCA Finance
Suganda Setiadi Kurnia
Syamsuar Halim
Sjerra Salim
Masyarakat
2,345,017,224
556,706,008
160,770,310
234,502
55,671
16,077
1,312,942,199
556,706,008
408,806,993
194,928,447
131,294
55,671
40,881
19,493
6,916,981
5,680,461
51,495,306
630,289,593
692
568
5,150
63,029
5,680,461
568
263,181,062
26,318
Jumlah
3,756,875,883
375,689
2,742,245,170
274,225
Persentase kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah:
2011
Nama Pemegang Saham
Jumlah
Saham
2010
Persentase
Kepemilikan
Jumlah
Saham
Persentase
Kepemilikan
Johnny Wiraatmadja
PT Mitra Wada Kencana
PT Blue Cross Indonesia
PT BCA Finance
Suganda Setiadi Kurnia
Syamsuar Halim
Sjerra Salim
Masyarakat
2,345,017,224
556,706,008
160,770,310
62.42%
14.82%
4.28%
1,312,942,199
556,706,008
408,806,993
194,928,447
47.88%
20.30%
14.91%
7.11%
6,916,981
5,680,461
51,495,306
630,289,593
0.18%
0.15%
1.37%
16.78%
5,680,461
0.21%
263,181,062
9.60%
Jumlah
3,756,875,883
100.00%
2,742,245,170
19. Pendapatan Bunga
2011
Rp '000.000
Rupiah
Kredit
Efek-efek
Penempatan pada bank lain
Giro pada Bank Indonesia
Jumlah
Mata uang asing
Kredit
Efek-efek
Penempatan pada bank lain
Giro pada Bank Indonesia
2010
Rp '000.000
85,074
7,294
2,797
3,810
53,703
13,563
1,739
1,783
98,975
70,788
3,591
26
123
1,315
112
-
Jumlah
Jumlah
35
3,740
1,427
102,715
72,215
100.00%
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
20. Beban Bunga
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Deposito berjangka
Tabungan
Giro
Premi Penjaminan Pemerintah
Simpanan dari bank lain
Lainnya
54,091
3,327
3,328
1,876
2,868
198
39,407
3,099
1,511
1,268
628
Jumlah
65,688
45,913
21. Beban Gaji dan Tunjangan
2011
2010
Rp '000.000
Rp '000.000
Gaji dan upah
Honorarium
Lainnya
Jumlah
16,692
285
3,530
20,507
10,387
48
5,701
16,136
Rincian gaji dan bonus atas kelompok direksi, dewan komisaris dan komite audit adalah
sebagai berikut :
31 Maret 2011
Jumlah Pegawai
Gaji
Tunjangan
Bonus
Jumlah
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Pejabat Eksekutif
4
5
2
38
243,750,000
750,000,000
30,000,000
2,641,382,959
40,933,523
1,819,847,282
481,125,532
-
284,683,523
2,569,847,282
30,000,000
3,122,508,491
Jumlah
49
3,665,132,959
2,341,906,337
-
6,007,039,296
31 Maret 2010
Jumlah Pegawai
Gaji
Tunjangan
Bonus
Jumlah
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Pejabat Eksekutif
4
6
2
26
191,160,000
906,061,792
30,000,000
1,393,378,317
4,020,000
497,235,453
175,330,893
-
195,180,000
1,403,297,245
30,000,000
1,568,709,210
Jumlah
38
2,520,600,109
676,586,346
-
3,197,186,455
36
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
22. Beban Umum dan Administrasi
2011
Rp '000.000
Penyusutan dan amortisasi
Prasarana
Publikasi
Imbalan pasti pasca kerja
Perbaikan dan pemeliharaan
Sewa kantor
Barang dan jasa
Asuransi
Latihan dan pendidikan
Lain-lain
Total
2010
Rp '000.000
3,681
2,359
1,075
1,135
1,365
3,672
1,570
10,378
614
3,354
1,123
4,146
996
969
16,197
20,240
23. Pendapatan Non-Operasional
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Keuntungan atas penjualan agunan yang
diambil alih - bersih
Keuntungan atas penjualan aset tetap - bersih
Lain-lain
149
194
464
520
84
824
Jumlah
807
1,428
24. Beban Non-Operasonal
Terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan sehubungan dengan denda, pemeliharaan agunan
yang diambil alih dan lain-lain.
25. Pajak Penghasilan
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
Pajak kini
Pajak tangguhan
(520)
(1,592)
Jumlah
(520)
(1,592)
37
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
26. Laba per Saham Dasar
2011
Rp '000.000
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba
per saham dasar
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
untuk perhitungan laba
per saham
Laba per saham dasar
2010
Rp '000.000
3,874
4,777
3,756,875,883
2,742,245,170
1.03
1.74
27. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi
Sifat Pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci, individu (perorangan) dan perusahaan yang
mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak
langsung dengan Perusahaan. Adapun pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
a. Hubungan pemegang saham
Johnny Wiraatmaja, Syamsuar Halim, PT Blue Cross Indonesia dan PT Mitra Wadah
Kencana.
b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama
PT Bali Securities, PT Millenium Pharmacon Int’l Tbk, PT Danpac Investindo, PT Blue
Cross Indonesia, PT Danpac Pharma, dan PT Inti Adhigriya Bahana.
c. Hubungan kepengurusan
Dana Pensiun Multicor.
d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus
PD Pancar Pelangi Sakti, PT OTP (Sawmill), PT Hutan Bersama, PT Nusa Kencana
Abadi, PT Mega, PT Bina Plaspac Indonesia, PT Putera Kusuma Perkasa, PT
Jabalu Media Internusa, dan PT Asuransi Purwanjasa.
e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan.
Transaksi-transaksi Pihak – pihak Berelasi
Dalam
menjalankan
kegiatan
usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksitransaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut telah
dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga,
kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan.
38
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak
langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan
sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM- LK No.
IX.E.1 “Benturan Kepentingan“.
a. Transaksi aset dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
2011
2010
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Aset
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Aset
Rp '000.000
%
Rp '000.000
%
Aset
Kredit
PT Anugrah Prima Perdana
PT Jabalu Media Internusa
Teddy Salim
PT Pancar Pelangi Sakti
PT Coal Hi dan Low
PT Transpacific Investama
Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta)
6,674
6,575
5,223
9,443
0.15
0.14
0.11
0.10
0.21
3,062
2,070
7,216
5,000
5,614
27,915
0.61
22,962
0.77
0.07
0.24
0.17
0.19
b. Transaksi kewajiban dengan pihak – pihak berelasi adalah sebagai berikut:
2011
2010
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Kewajiban
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Kewajiban
Rp '000.000
%
Rp '000.000
%
Kewajiban
Simpanan
Jumlah
85,617
0.02
111,922
0.04
85,617
0.02
111,922
0.04
39
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
28. Komitmen dan Kontinjensi
Perusahaan memiliki tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi dengan rincian
sebagai berikut:
2011
Rp '000.000
2010
Rp '000.000
KOMITMEN
Kewajiban Komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan
Irrevocable L/C
616,854
22,448
390,657
69,721
Jumlah Kewajiban Komitmen
639,302
460,378
5,841
5,394
50,784
45,995
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
Kewajiban Kontinjensi
Bank garansi yang diberikan
29. Manajemen Risiko
Kegiatan usaha Perusahaan sebagai bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang
berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan
operasional Perusahaan dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Perusahaan
tidak memiliki kompleksitas yang tinggi atas penerapan manajemen risiko.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang
perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003, bank umum konvensional
diwajibkan untuk menerapkan delapan (8) jenis resiko dan lima (5) peringkat penetapan
penilaian peringkat risiko yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2010.
a. Pengelolaan Risiko Kredit
Penyaluran kredit Perusahaan berlandaskan pada prinsip kehati-hatian, peraturan Bank
Indonesia, dan kebijakan perkreditan yang disusun oleh manajemen. Komite Kredit
merupakan komite tertinggi yang membantu Direksi dalam pengawasan pengelolaan
risiko melalui keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkannya. Secara periodik, Komite
Kredit melakukan rapat antara lain untuk memantau BMPK dan kualitas kredit, serta
kecukupan penyisihan penghapusan aset. Perusahaan selalu memonitor penyebaran
risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi dimana Perusahaan
melakukan kegiatan bisnisnya. Batasan ditetapkan secara spesifik berdasarkan nasabah
dan sektor industri untuk menghindari konsentrasi risiko kredit yang berlebihan. Batasan
tersebut juga diterapkan bagi nasabah individu atau korporasi
40
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
b. Pengelolaan Risiko Pasar
Risiko ini disebabkan oleh pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio
yang dimiliki Perusahaan yaitu suku bunga dan nilai tukar. Ruang lingkup manajemen
risiko pasar antara lain meliputi aktivitas fungsional kegiatan treasuri, dan investasi dalam
bentuk surat berharga, penyediaan dana dan kegiatan pendanaan. Asset and Liability
Committee (ALCO) merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengawasi dan
mengelola risiko pasar. Perusahaan juga menetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas
treasuri untuk menghindari terjadinya konsentrasi portofolio pada suatu instrumen
ataupun counterparty tertentu, sehingga terjadi diversifikasi pengelolaan aset dan
kewajiban.
c. Pengelolaan Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko yang antara lain disebabkan ketidakmampuan
Perusahan memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Pengelolaan risiko likuiditas
dilakukan melalui suatu strategi likuiditas antara lain mencakup penetapan pricing dan
gapping terhadap sumber dana dan kredit, analisis kecukupan modal serta investasi
Perusahaan dalam portofolio dan surat berharga. Perusahaan senantiasa memelihara
kemampuannya untuk melakukan akses pasar uang dengan memelihara hubungan
dengan bank-bank koresponden.
d. Pengelolaan Risiko Operasional
Perusahaan berupaya mengantisipasi serta mengendalikan seluruh factor yang
berpotensi menimbulkan risiko operasional, antara lain dengan memastikan bahwa
setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk fungsi yang dilakukan dan
memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan hukum dan
prosedur yang telah ditentukan.
e. Pengelolaan Risiko Hukum
Perusahaan selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan
pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun prasyarat yang dapat melindungi
kepentingan Perusahaan dari segi hukum termasuk tuntutan dari pihak eksternal.
f. Pengelolaan Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun
kehilangan reputasi Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan melakukan pemantauan
terhadap keselarasan atas seluruh aktivitas di lingkungan Perusahaan terhadap peraturan
dan ketentuan eksternal maupun kebijakan dan prosedur internal.
Peran Satuan Kerja Kepatuhan dan Good Corporate Governance merupakan hal penting,
khususnya dalam memastikan dipatuhinya ketentuan-ketentuan eksternal dan internal
terhadap keputusan-keputusan bisnis yang diambil.
41
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
g. Pengelolaan Risiko Reputasi
Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah
sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Perusahaan menurun. Dalam mengelola
risiko reputasi, Perusahaan berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan
pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada
nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa.
h. Pengelolaan Risiko Strategik
Resiko strategik timbul antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan
strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
tepat responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Dalam mengelola strategik,
Perusahaan melakukan identifikasi pada fungsional tertentu seperti perkreditan, treasuri
dan investasi serta operasional dan jasa. Perusahaan melakukan pencatatan perubahan
kinerja akibat tidak terealisasinya pelaksanaan strategi, melakukan pengendalian
keuangan untuk melakukan pemantauan realisasi dengan target yang tercapai.
Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui
proses self-assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari inherent risk yaitu
risiko yang melekat pada aktivitas bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap
risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan
berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan hanya
terhadap lima jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuditas, risiko operasional
dan risiko kepatuhan
42
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
30. Informasi Lainnya
a. Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing
sebesar 16,12% dan 13,68%. Rasio kecukupan modal per 31 Maret 2011 dan 2010
dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia.
2011
Rp 000.000
2010
Rp 000.000
Jumlah Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
untuk risiko kredit
Modal inti
2,983,441
1,987,844
515,090
285,987
43,301
29,475
Jumlah modal inti dan pelengkap
558,391
315,462
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) yang tersedia untuk risiko kredit
18.72%
15.87%
Jumlah ATMR untuk risiko pasar
116,665
308,470
0
0
558,391
322,495
0
7,033
3,100,106
2,296,314
18.01%
14.04%
Modal pelengkap
Modal inti yang dialokasikan untuk
mengantisipasi risiko pasar
Jumlah modal
ATMR untuk risiko kredit atas seluruh
surat berharga dalam trading book yang
telah diperhitungkan risiko spesifik
Total ATMR risiko kredit dan risiko pasar
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
yang tersedia setelah memperhitungkan
risiko kredit dan risiko pasar
b. Rasio aset produktif yang bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total
aset produktif dan aset non produktif pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masingmasing adalah sebesar 2,11% dan 1,39%.
c. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Maret 2011 dan
2010 masing-masing adalah 1,93% dan 1,71%.
d. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuntungan terhadap aset produktif pada
tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing adalah 1,71% dan 1,75%.
e. Rasio Non-Performing Loan (NPL) Perusahaan (secara bruto) pada tanggal 31 Maret 2011
dan 2010 adalah masing-masing sebesar 2,24% dan 1,18%, sedangkan secara neto
masing-masing adalah sebesar 1,21% dan 0,11%.
43
PT.BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31. Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran bank Umum
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000,
sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27
Pebruari 2004 dan No. 189/KMK.06/2004 tanggal 8 April 2004, Pemerintah menjamin
kewajiban tertentu dari bank berdasarkan program penjaminan yang berlaku bagi bank
umum. Jaminan Pemerintah berlaku hingga 21 September 2005 berdasarkan Undang-undang
No.24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005. Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum
berdasarkan program penjaminan yang berlaku.
32. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012
PSAK
1.
PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
2.
PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
3.
PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja
4.
PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan
Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK, PPSAK dan ISAK, di atas dan
dampak terhadap laporan keuangan dari penerapan PSAK, PPSAK dan ISAK tersebut belum
dapat ditentukan.
44
Download