BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, sikap dan perilaku masyarakat dalam mempergunakan waktu luangnya sangat bervariasi, banyak dari mereka menghabiskan waktunya berada di pusat – pusat hiburan seperti di mall, kafe, restoran dan pusat kebugaran (Jawa Pos, 29 Oktober 2006). Dalam dunia hiburan , lifestyle menjadi semakin penting dan digemari di kalangan masyarakat, terutama diantaranya adalah kelompok remaja (www.swa.co.id). Kelompok ini merasa harus selalu mengikuti tren yang ada. Maka dari itu dengan perkembangan gaya hidup, kelompok masyarakat ini memiliki kegemaran untuk selalu membeli barang atau jasa sesuai dengan merek yang sedang booming (Machinis 1997; 353). Salah satu contoh dari lifestyle yang sedang booming sekarang ini yaitu hadirnya suatu fitness center (Majalah Marketing (2006; 38)). Kebutuhan terhadap pusat kebugaran (fitness center) saat ini bukan sekedar untuk berolahraga saja (fit) tetapi lebih dari itu, yakni mencari Fit & Fun. Hal ini telah menjadi bagian dari gaya hidup yang dapat mencerminkan identitas masing – masing individu. Mereka biasanya tidak hanya melakukan latihan (exercise) fisik, namun juga menyegarkan mata dan perasaannya (Solomon 2004:500). Contohnya melalui hiburan musik, kafe, dan shopping dengan teman. Tak mengherankan, belakangan di sejumlah pusat belanja kelas atas di Jakarta bermunculan pusat kebugaran berjaringan Internasional yang mencoba memadukan aktivitas kebugaran dengan hiburan. Ini memang tren baru, karena sebelumnya pusat-pusat kebugaran itu hanya menyediakan sarana latihan fisik saja dan mengambil tempat di hotel berbintang ataupun ruko. (Majalah SWA, 2010:45) Memasuki tahun 1980, seiring dengan sejumlah perusahaan di Indonesia mulai membuka pusat kebugaran untuk karyawannya dan pusat kebugaran kian dikenal luas. Fenomena itu akhirnya memicu pendirian pusat kebugaran, yang sebelumnya memiliki gedung sendiri, mulai mendirikan cabang yang menyatu dengan gedung perkantoran dan merambah ke pusat keramaian seperti Mal.(www.inilah.com). Selanjutnya pada tahun 1990, pusat kebugaran tak lagi dimonopoli oleh binaragawan. Para pengelola pusat kebugaran mulai menyasar masyarakat umum. Seiring dengan banyaknya selebritis berlatih di pusat kebugaran, fitness pun berubah menjadi tren gaya hidup (Majalah Marketing (2006;38)). Pada tahun 2004, Celebrity Fitness membuka pusat kebugaran yang memadukan urusan olah tubuh dengan hiburan musik dan film di Plaza Indonesia Entertainment Center (EX), Jakarta Pusat. Selain alat kebugaran, pusat kebugaran ini dilengkapi dengan kelas-kelas aerobik. Celebrity Fitness menawarkan konsep yang berbeda dengan pusat–pusat kebugaran lainnya yaitu dengan menggabungkan dua konsep, yaitu fitness center dan shopping center. Penggabungan antara dua konsep inilah yang menjadikan pusat kebugaran dapat hadir di tempat keramaian seperti Mal atau Shopping center yang juga mengarah pada lifestyle atau gaya hidup. (Majalah SWA 2008:04). Namun Celebrity Fitness sebagai first mover tidak bertahan lama mendominasi kategori produk fitness seperti ini. Pesaing-pesaing baru di Indonesia bermunculan dalam industri fit dan fun ini. Fitness First menyusul setahun kemudian pada tahun 2005 di Plaza Semanggi Jakarta dan merambah pada di pusat belanja, seperti Mal Taman Anggrek Jakarta Barat dan Oakwood di kawasan Mega Kuningan Jakarta Selatan. Selain itu pengelola ingin menambah konsep dengan klub baru yaitu Platinum dengan desain yang mewah di Senayan City dan Grand Indonesia. Selain hiburan film, Fitness First dilengkapi dengan fasilitas ruang hot yoga studio serta tersedia kolam renang. (www.fitnessfirst.co.id). Pada tahun 2006, giliran Gold'sGym yang merambah pasar Indonesia dengan cabang pertamanya di Menteng Huis, Cikini, Jakarta Pusat. Tak sampai dua tahun, pusat kebugaran itu bertambah menjadi sembilan cabang di Jakarta, Tangerang, dan Bandung. (www.goldsgym.co.id). Dengan demikian, jumlah pusat kebugaran kini kian meningkat dan terdapat banyak pemain baru (new entrants) yang masuk dan merebut pasar konsumen. Pesaing (Competitor) Celebrity Fitness yang sangat kuat adalah Fitness First dan Golds Gym. Keduanya memiliki konsep yang hampir sama dengan Celebrity Fitness, yaitu memberikan fasilitas kebugaran dengan memadukan unsur hiburan di dalamnya. Hal ini menarik untuk dikaji bagaimana dengan persaingan yang ketat, Celebrity Fitness dapat tetap menjadi leader dalam kategori produk fitness ini. Survei dari Frontier mengenai Top Brand Awards untuk kategori fitness center yang diadakan oleh Majalah Marketing dengan menggunakan sistem Top Brand Index (TBI) majalah Marketing Celebrity Fitness mendapatkan suara sebanyak 36% , dan untuk Fitness First dan Gold’s Gym mendapatkan suara berturut – turut sebanyak 12% dan 10%. Survei ini dilakukan di 6 kota besar di Indonesia dengan 4000 responden. Celebrity Fitness dalam mengembangkan bisnisnya tentu memerlukan langkah – langkah strategi yaitu pertama, strategi diferensiasi produk dengan menawarkan jasa produk fitness yang berbeda. Kedua, strategi penetrasi pasar dan strategi mempertahankan konsumen agar tidak direbut oleh pesaing lain. Kajian strategi ini akan ditelaah dalam pengelompokan periode sesuai dengan perkembangan kondisi persaingan pada saat itu. 1.2. Rumusan Permasalahan Penelitian ini akan membahas mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam bidang olahraga yaitu di Celebrity fitness. Pada tahun 2005, mereka menghadapi masalah atau dilemma setelah munculnya jejaring bisnis lain yang menyerupai dengan bisnis kebugaran yang diterapkan oleh Celebrity Fitness. Maka dari itu Celebrity Fitness memerlukan strategi – strategi khusus dalam menghadapi tekanan – tekanan pesaing baru tersebut. Adapun pertanyaan – pertanyaaan strategi yang diterapkan berkaitan dengan rumusan masalah tersebut antara lain : 1. Bagaimana kondisi Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi (analisis PEST) yang terjadi pada saat Celebrity fitness memulai masuk ke dalam market? 2. Bagaimana Celebrity Fitness dalam mengelompokkan, membidik pasar sesuai karakteristik dan memposisikan perusahaan dalam pasar dengan menggunakan pendekatan STP ( Segmentasi,Targeting, dan Posisioning ) 3. Bagaimana Celebrity Fitness dalam menerapkan strategi -strategi pada saat masuk pasar (Tahun 2003 - 2004), penetrasi pasar (Tahun 2004 – 2008) dan mempertahankan pasar (Tahun 2009 – 2010) ? 4. Bagaimana Celebrity Fitness menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pasar? 5. Bagaimana Celebrity Fitness memasarkan produk (jasa) untuk mengetahui target pasar melalui pendekatan Marketing Mix ? 1.3 .Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai pada dari penyusunan thesis ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami kondisi Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi Celebrity Fitness pada saat masuk kedalam pasar di Indonesia. 2. Mengetahui pengelompokan konsumen, membidik pasar dan mengetahui posisi perusahaan dalam pasar. 3. Mengetahui dan memahami strategi -strategi yang diterapkan pada saat masuk pasar (Tahun 2003 - 2004), penetrasi pasar (Tahun 2004 – 2008), dan mempertahankan pasar (Tahun 2009 – 2010). 4. Mengetahui analisa SWOT ( kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pasar) dengan menggunakan analisa SWOT sehingga dapat diajukan saran strategi untuk Celebrity Fitness. 5. Mengetahui cara yang digunakan Celebrity Fitness dalam memasarkan produk/jasanya melalui pendekatan Marketing Mix. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dari penelitian ini bagi perusahaan : a. Mengevaluasi strategi pemasaran dan bauran pemasaran (Marketing Mix) perusahaan, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan dan penyempurnaan dalam strategi yang digunakan. b. Sebagai alat bantu manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengetahui strategi mana saja yang perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu jasa mereka. c. Mengevaluasi posisi perusahaan saat ini di mata pelanggan, serta menemukan bagian mana yang perlu dilakukan peningkatan atau perbaikan. 2. Secara akademik , diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan dengan topik yang berkaitan dengan marketing mix dan menjadi dasar acuan kepada peneliti selanjutnya agar dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 1.5. Ruang Lingkup Pada penelitian ini mencakup konsep dasar untuk mengetahui pengaruh dari Analisis strategi Celebrity Fitness per periode, Analisis PEST, pendekatan bauran pemasaran (marketing mix) dan analisa SWOT. Thesis ini terbatas pada penelitian dan wawancara pada manajemen Celebrity Fitness untuk mendapatkan data – data yang akurat dan mendukung. Pembatasan ruang lingkup ini dilakukan agar penulis lebih terarah dan fokus dengan apa yang menjadi topik dan inti permasalahan yang terjadi. Data yang diperoleh penulis berasal dari media internet dan beberapa buku yang membahas tentang Celebrity Fitness. Data – data tersebut kemudian akan didukung oleh pengamatan atau observasi serta wawancara langsung di lapangan Celebrity Fitness. 1.6. Sistematika Penulisan Bab 1. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang penulisan thesis, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika dari penulisan thesis itu sendiri. Bab 2. Landasan teori Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang dipakai untuk menjelaskan strategi pemasaran dan kegiatan – kegiatan yang masih berhubungan, latar belakang perusahaan, serta teori – teori yang pendukung analisa dari penulisan ini. Bab 3. Metodologi Penulisan Pada bab ini akan dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian mencakup desain penelitian, metode penelitian, jenis studi kasus, kerangka berpikir serta jenis dan sumber data. Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa studi kasus pengamatan di lapangan, literatur, dan hasil wawancara. Bab 5. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dijelaskan hasil kesimpulan dan memberikan saran yang membangun bagi perusahaan dan pembaca.