Zingiber zerumbet

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) adalah salah satu tumbuhan yang
tumbuh di Indonesia yang memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Bagian tanaman
ini yang biasa dimanfaatkan adalah rimpangnya, secara tradisonal rimpang
lempuyang gajah digunakan untuk mengobati sakit perut, demam, bengkak dan
diare (Yob et al., 2011). Rimpang Lempuyang gajah mampu mengobati penyakit
diabetes (Tzeng et al., 2013) serta memiliki manfaat lain sebagai anti-inflamasi dan
anti-tumor (Masuda & Jitoe, 1994).
Dari hasil identifikasi kandungan dari minyak atsiri lempuyang gajah
mengandung antara lain zerumbon, ά-pinen, ά-kariofilen, kamfer, sineol 1.8, ά
humulen, kariofilen oksida, humulen epoksida dan sinamaldehid (Bhuiyan et al.,
2009). Zerumbon sebagai senyawa mayor dan senyawa aktif dalam lempuyang
gajah ini mampu menghambat pertumbuhan kanker pada sel T47D (sel kanker
payudara) dengan IC50 sebesar 13,19 µg/mL (Hanwar et al., 2013).
Melihat banyaknya manfaat dari lempuyang gajah dan banyaknya
konsumsi untuk tujuan mengobati penyakit yang diderita dalam jangka waktu yang
lama, maka keamanan penggunaan tumbuhan lempuyang gajah ini harus dapat
dipertanggungjawabkan. Keamanan obat tradisional patut diperhatikan, karena
pandangan masyarakat yang selama ini menganggap penggunaan tumbuhan
sebagai obat tradisional adalah aman. Hal ini belum tentu benar, apalagi jika
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan tumbuhan sebagai obat
tradisional dalam jangka waktu yang lama bisa saja menyebabkan terjadinya gejala
toksisitas (OECD, 2008).
Uji toksisitas dalam pelaksanaannya memerlukan beberapa parameter,
salah satunya adalah dengan analisis profil urin. Karena urin merupakan jalur utama
eksresi sebagian besar senyawa toksikan, sehingga ginjal mempunyai volume aliran
darah yang tinggi, mengkonsentrasi toksikan pada filtrat dan membawa toksikan
melalui sel tubulus. Karena itu ginjal merupakan organ sasaran utama dari efek
1
2
toksik. Pemeriksaan urin selain dapat memberikan data mengenai ginjal dan saluran
urin, juga mengenai fungsi berbagai organ dalam tubuh seperti hati, pankreas, dan
lain-lain (Hendriani, 2007).
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian toksisitas subkronis dari
ekstrak etanol lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) terhadap hati dan ginjal
dengan parameter yang diamati yaitu profil kimia urin tikus putih, karena urin
merupakan jalur utama ekskresi sebagian besar senyawa toksikan oleh ginjal, maka
untuk mengetahui fungsi ginjal normal atau tidak salah satu cara diantaranya adalah
dilakukan dengan menganalisis profil kimia urinnya (Kassa, 2002). Tujuan
penelitian ini adalah untuk pengaruh pemberian ekstrak etanol lempuyang gajah
(Zingiber zerumbet) setiap hari dalam jangka waktu tertentu terhadap profil kimia
urin tikus putih. Dari penelitian ini akan didapatkan data keamanan penggunaan
ekstrak etanol lempuyang gajah terhadap fungsi hati dan ginjal yang dilihat dari
profil kimia urin tikus putih dapat digunakan sebagai data penunjang untuk
pengembangan ekstrak etanol lempuyang gajah sebagai Obat Herbal Terstandar dan
fitofarmaka.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengetahui
bagaimanakah profil urin tikus sesudah diberi perlakuan dengan ekstrak lempuyang
gajah selama 28 hari meliputi volume urin, warna urin, berat jenis, pH, protein,
glukosa, bilirubin, keton, urobilinogen, keton, nitrit, ada tidaknya eritrosit dan
leukosit?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ekstrak lempuyang gajah selama 28 hari
melalui profil urin tikus.
3
D. Tinjauan Pustaka
1. Lempuyang Gajah
a. Kandungan Kimia
Rimpang lempuyang gajah mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Minyak atsiri 0,82% mengandung
zerumbone, α-pinen, α-kariofilen, kamfer dan sineol (Bhuiyan et al.,
2009).
b. Kegunaan Tumbuhan
Secara tradisonal rimpang lempuyang gajah digunakan untuk
mengobati sakit perut, demam, bengkak dan diare (Yob et al., 2011).
Ekstrak etanol dari rimpang Zingiber zerumbet Smith (EEZZ) memiliki
sifat seperti insulin, sehingga dapat digunakan sebagai obat diabetes
(Tzeng et al., 2013). Hasil penelitian lain tanaman ini juga berpotensi
sebagai analgesik (Suganda & Ozaki, 1996). Serta memiliki manfaat lain
sebagai anti-inflamasi dan anti-tumor (Masuda & Jitoe, 1994).
Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet) juga telah diteliti memiliki khasiat
sebagai antikanker pada sel T47D (sel kanker payudara) dengan IC50
sebesar 13,19 µg/mL (Hanwar et al., 2013).
2. Uji Toksisitas Subkronik
Uji toksisitas subkronik adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
toksisitas suatu senyawa yang dilakukan pada hewan coba dengan sedikitnya
tiga tingkat dosis, umumnya dalam jangka waktu 28 - 90 hari. Uji toksisitas
subkronis dilakukan untuk mengevaluasi efek senyawa, apabila diberikan
kepada hewan uji secara berulang-ulang. Biasanya diberikan senyawa uji setiap
hari selama kurang lebih 10 % dari masa hidup hewan, yaitu 3 bulan untuk
tikus. Uji toksisitas subkronis menyangkut evaluasi seluruh hewan untuk
mengetahui efek patologi kasar dan efek histologi (Hendriani, 2007). Uji ini
dapat menghasilkan informasi toksisitas zat uji yang berkaitan dengan organ
sasaran, efek pada organ tersebut dan hubungan dosis efek dan dosis respon,
4
informasi tersebut dapat memberi petunjuk jenis penelitian khusus lainnya
yang perlu dilakukan. Tujuan dari uji ini adalah No-Observed Adverse Effect
Level (NOAEL), yaitu menetapkan dosis secara eksperimen yang tidak
menghasilkan efek merugikan dari pengobatan (OECD, 2008).
3. Urinalisis
Urin merupakan jalur utama eksresi sebagian besar senyawa toksikan,
sehingga ginjal mempunyai volume aliran darah yang tinggi, mengkonsentrasi
toksikan pada filtrat dan membawa toksikan melalui sel tubulus, karena itu
ginjal merupakan organ sasaran utama dari efek toksik. Pemeriksaan urin selain
dapat memberikan data mengenai ginjal dan saluran urin, juga mengenai fungsi
berbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks
adrenal (Hendriani, 2007)
Perlu diperhatikan waktu pengumpulan sampel urin, urin kumpulan
sepanjang 24 jam mempunyai susunan yang tidak banyak berbeda dari susunan
urin 24 jam berikutnya. Sampel urin yang diambil pada saat tertentu di waktu
yang berbeda siang atau malam, dapat memberikan susunan urin yang berbeda.
Analisis urin meliputi warna, berat jenis, pH, dan suhu (Mundt & Shanahan,
2010)
E. LANDASAN TEORI
Kandungan dari minyak atsiri Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet)
sekitar 0,82% dengan komposisi antara lain zerumbon, ά-pinen, ά-ariofilen, kamfer,
sineol 1.8, ά-humulen, kariofilen oksida, humulen epoksida dan sinamaldehid
(Bhuiyan et al., 2009). Menurut penelitian Hanwar et al. (2013), Lempuyang gajah
(Zingiber zerumbet) memiliki manfaat sebagai antikanker. Ekstrak etanol dari
rimpang Zingiber zerumbet Smith (EEZZ) memiliki sifat seperti insulin, sehingga
dapat digunakan sebagai obat diabetes (Tzeng et al., 2013). Seperti yang diketahui
untuk pengobatan penyakit seperti diabetes dan pengobatan kanker mebutuhkan
penggunaan secara berulang dan digunakan dalam waktu yang lama, maka dari itu
penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kemanan dari ekstrak etanol lempuyang
5
gajah dilihat dari profil kimia urin tikus putih setelah perlakuan selama 28 hari,
karena urin merupakan jalur utama ekskresi sebagian besar senyawa toksikan oleh
ginjal, untuk mengetahui fungsi ginjal normal atau tidak salah satu cara diantaranya
adalah dilakukan dengan menganalisis profil kimia urinnya.
Penelitian Chang et al. (2012), mengungkapkan tidak adanya kematian
atau tanda-tanda toksisitas yang disebabkan oleh pemberian ekstrak etanol Zingiber
zerumbet yang dilakukan secara uji toksisitas akut dan subkronik selama 28 hari.
Pemberian EEZZ dosis 3000 mg/kg per hari selama 28 hari tidak menginduksi
parameter biokimia, parameter hematologi, anatomi dan tanda toksisitas. Pada hasil
histopatologi beberapa sel ginjal dan hati tampak sedikit inflamasi dan mengalami
degenarasi sel pada hewan uji yang diberi perlakuan EEZZ, namun belum diketahui
apakah mempengaruhi profil urinnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan mensyaratkan uji keamanan
dilakukan selama 28-90 hari, apabila tidak ditemukan adanya tanda-tanda toksisitas
dengan demikian keamanan tanaman ini aman untuk penggunaan oral. Tetapi
toksisitas pada manusia tidak selalu dapat seluruhnya diekstrapolasi dari studi
hewan, perlu dilakukan evaluasi klinis untuk menentukan dosis yang benar-benar
aman untuk manusia (BPOM, 2014).
F. KETERANGAN EMPIRIS
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui profil urin tikus setelah diberi
perlakuan dengan Ekstrak Etanol Zingiber zerumbet (EEZZ) selama 28 hari.
Download