Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan dalam

advertisement
AKTUALITA
Aspek Sosial, Ekonomi
dan Lingkungan dalam
Penyelengaraan Infrastruktur PU
TEKS TIM PUSLITBANG SOSEKLING FOTO YOKE
P
USAT Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Puslitbang Sosekling) Badan Litbang Kementerian PU menyelenggarakan
kolokium dengan tema “Mitigasi dan Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim (MAPI) dalam Penyelenggaraan Infrastruktur PU dan Permukiman yang Berkelanjutan” dan
acara sosialisasi dengan tema “Mengedepankan Aspek
Sosial, Ekonomi dan Lingkungan dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur PU dan Permukiman” awal Oktober lalu.
Dalam kesempatan kolokium tersebut, Kepala Badan
Litbang, Graita Sutadi, saat memberikan sambutan pembukaan, mengatakan bahwa perubahan iklim menjadi
isu penting dalam era milennium. Dampaknya yakni, too
much, too little, and too dirty. Oleh karena itu, upaya MAPI
dilakukan dengan melindungi infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pengguna.
Di lain pihak, Dirjen Penataan Ruang Kementerian PU,
Imam S. Ernawi selaku Ketua Tim MAPI Kementerian PU
sekaligus pembicara utama menyampaikan bahwa upaya
mitigasi diarahkan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon dan pengurangan emisi gas rumah kaca
(GRK) ke atmosfer. Sedangkan upaya adaptasi diarahkan
untuk mengurangi kerentanan sosial ekonomi dan lingkungan, meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat
dan ekosistem, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak perubahan iklim.
“Rencana Aksi Nasional (RAN) MAPI PU menjadi salah satu acuan perencanaan dan pembangunan bidang PU
baik secara sektoral maupun kewilayahan. Implementasi
RAN MAPI PU memerlukan komitmen dukungan dan
pengawasan dari semua pihak terkait/unit kerja/satminkal tidak hanya tanggung jawab tim MAPI PU,” imbuh
Imam.
Kolokium tersebut menyajikan pemaparan hasil litbang Sosekling, dan pemaparan makalah dari instansi
lain seperti Badan Litbang Kementerian Pertanian, Universitas Indonesia (UI) serta Institut Teknologi Bandung
(ITB).
Sementara pada acara sosialisasi, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Hediyanto W. Husaini mengemukakan bahwa pembangunan infrastruktur tidak lagi dapat dipandang suatu
entitas yang berdiri sendiri. “Pengalaman di masa lalu
80
n KLINIK SOLUSI SOSEKLING
memberikan pelajaran berharga bahwa pembangunan
infrastruktur yang hanya mendukung laju pertumbuhan
ekonomi setinggi-tingginya ternyata memiliki dampak
karena kurangnya sinergitas dengan aspek lainnya seperti
aspek sosial budaya dan aspek lingkungan,” ujar Hediyanto.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial,
Ekonomi dan Lingkungan (Sosekling), Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PU, Lolly Martina Martief sendiri dalam laporan panitia mengatakan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman tidak terlepas dari berbagai permasalahan
terutama terkait dengan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Sosialisasi ini bertujuan menyampaikan strategi sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan sosial, ekonomi
dan lingkungan yang diterjemahkan dalam Pedoman
Pemetaan Sosial, Ekonomi dan Lingkungan; Pedoman
Penyiapan Pengelola dan Penghuni Rusun; Pedoman Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan Jalan, serta Pedoman Peran Masyarakat dalam Pengamanan Pantai dan
Modul GNKPA. Sosialisasi dilengkapi dengan Klinik Solusi Sosekling yang membantu memberikan layanan advis
solusi permasalahan sosekling dalam penyelenggaraan
infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman. n
KIPRAH Volume 52 th XII | September-Oktober 2012
Download