IMPLIKASI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Ira Rahmayuni Jusar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta [email protected] Abstract The integration of character values in each subject with the aim of instilling the values for students as the importance character in education, so it is expected that every learner is able to internalize these values into their daily behaviour through a learning process, both of which took place in inside and outside the classroom. Basically, learning activities for making learners master all of the competencies (the material) is targeted, it is also designed to make students recognize, realize / care, and the values and makes the behavior of values of character developed in mathematics learning. They should still be based on universal values. Through this learning activity, teachers can develop character values such as honesty, democracy, responsibility, selfdiscipline, hard work, creativity, curiosity, and so on. Learning aims to change behavior. It focuses on the interactions between individuals and the environment. A series of learning experiences will occur in the interaction. Learning is a business arrangement that gives the feel of a certain environment which enables students to grow and develop optimally. Learning more emphasis on how the teacher attempts to encourage or facilitate students in learning, rather than on what is learned. Key Words: mathematics learning, character education, primary school yang lainnya”. Karakter juga dapat PENDAHULUAN Sebelum jauh memahami lebih berarti “huruf”. Karakter berasal dari konsep dasar bahasa Yunani yang berarti “to mark” mengenai karakter, berikut merupakan yang artinya menandai. Istilah ini beberapa pengertian karakter, lebih fokus pada tindakan atau Bahasa tingkah laku. Ada dua pengertian Indonesia, karakter memiliki arti tentang karakter. Pertama, karakter “sifat-sifat kejiwaan atau budi pekerti menunjukkan bagaimana seseorang yang membedakan seseorang dari bertingkah laku. Apabila seseorang menurut Kamus Besar Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) berperilaku ataupun tidak rakus, jujur, kejam, tentulah orang danorangtua terus perkembangan karakter 83 mengikuti anaknya, tersebut dianggap memiliki perilaku sehingga apa yang sudah diberikan buruk. Sebaliknya, apabila seseorang dalam keluarga oleh orangtuanya berperilaku jujur, suka menolong, tidak terputus di jalan karena anak tentulah orang tersebut dianggap memasuki usia sekolah. memiliki karakter mulia. Kedua, Menurut istilah karakter erat kaitannya dengan nomor ‘personality’. Seseorang baru bisa Standar disebut ‘orang yang berkarakter’, Matematika apabila tingkah lakunya terdapat kaidah moral. Imam sesuai Ghozali 22 tahun Isi 5 pelajaran Permendiknas 2006 mata yang (lima) tentang Pelajaran didalamnya tujuan matematika mata maka ada menganggap bahwa karakter lebih beberapa nilai karakter yang dapat dekat dikembangkan melalui pembelajaran dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap matematika atau melakukan perbuatan yang telah berikut: 1) Disiplin Karakter disiplin menyatu dalam dirinya. dapat terbentuk dalam mempelajari Pembentukan karakter dapat diantaranya matematika, karena sebagai dalam dimulai sejak anak dalam kandungan matematika peserta didik diharapkan atau ketika masih kecil atau usia mampu mengenali suatu keteraturan Taman melalui pola, memahami aturan-aturan dan pembiasaan-pembiasaan, dan sikap konsep-konsep yang telah disepakati. perilaku ibu dan bapaknya dalam Nilai kehidupan sehari-hari dirumah. Sikap dalam belajar matematika adalah itu akan dirasakan, dilihat, dan seseorang dicontoh langsung oleh anak, anak bekerja secara teratur dan tertib lebih peka terhadap apa yang dia dalam menggunakan aturan-aturan lihat dan apa yang dia dengar. dan Setelah anak mulai memasuki usia matematika konsep-konsep tersebut sekolah, maka pendidikan karakter tidak boleh dilanggar karena dapat akan menimbulkan salah arti., 2) Jujur Kanak-kanak, diteruskan oleh sekolah, karakter yang diharapkan konsep-konsep. diharapkan mampu Dalam Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) Matematika tidak 84 menerima suatu jawaban yang benar, 4) Kreatif generalisasi berdasarkan pengamatan Seseorang yang belajar matematika (induktif) walaupun pada tahap-tahap akan terbiasa untuk kreatif dalam awal menyelesaikan contoh-contoh khusus dan persoalan yang ilustrasi geometris diperlukan, tetapi dihadapinya. Dalam menyelesaikan untuk generalisasi harus berdasarkan persoalan pembuktian deduktif. Karakter yang menyelesaikan dengan cara yang dapat membentuk jiwa seseorang, panjang, namun ada pula yang bahwa seseorang tidak akan mudah mampu mengerjakan dengan singkat. percaya pada isu-isu yang tidak jelas Bila sebelum menyelesaikan ada Kepribadian pembuktian. yang seseorang dapat terbiasa permasalahan terbentuk matematika, maka orang tersebut diharapkan adalah sesorang yang akan terbiasa memunculkan ide yang selalu dalam kreatif yang dapat membantunya dan menjalani kehidupan secara lebih pekerjaannya, karena selalu dapat efektif dan efisien, 5) Rasa ingin tahu menunjukkan pembuktian dari setiap Memunculkan rasa ingin tahu dalam perkataan dan tindakannya, 3) Kerja matematika Keras Karakter yang ingin dibentuk seseorang adalah asa. sepanjang hidupnya, terus berupaya Belajar matematika, seseorang harus menggali informasi-informasi terkait teliti, dalam lingkungan di sekitarnya, sehingga memahami yang tersirat dan tersurat. menjadikannya kaya akan wawasan Ada kalanya seseorang keliru dalam dan ilmu pengetahuan. Rasa ingin pengerjaan suatu perhitungan, namun tahu membuat seseorang mampu belum mencapai hasil yang benar, menelaah keterkaitan, perbedaan dan maka seseorang diharapkan dapat analogi, sehingga diharapkan mampu dengan sabar melihat kembali apa menyelesaikan masalah dengan baik., yang telah dikerjakan secara runut 6) dengan teliti, tidak mudah menyerah matematika terus berjuang untuk menghasilkan menghadapi dapat perkataan, tidak yang ada dipercaya tindakan mudah putus tekun dan telaten, akan terus Mandiri mengakibatkan belajar Dalam kita tantangan, dalam pelajaran senantiasa berbagai Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) 85 permasalahan yang menuntut kita dengan cara mengambil data-data untuk yang menemukan solusi atau diperlukan dari literatur- yang berkaitan. penyelesaiannya. Untuk itu peserta literatur didik harus mampu memiliki sikap hakikatnya yang tidak mudah bergantung pada kualitaif adalah suatu metode dalam orang lain, namun berupaya secara meneliti status sekelompok manusia, mandiri untuk menyelesaikan tugas- suatu objek dengan tujan membuat tugas yang dihadapi dengan baik, 7) deskriptif, gambaran atau lukisan Komunikatif Matematika merupakan secara sistematis, faktual dan akutat suatu bahasa, sehingga seseorang mengenai fakta-fakta yang diselidiki. harus mampu Penelitian deskriptif kualitatif ini mengkomunikasikannnya baik secara bertujuan untuk mendeskripsikan apa lisan saja yang terjadi saat ini. Artinya maupun tulisan, sehingga penelitian deskriptif informasi yang disampaikan dapat penelitian diketahui dan dipahami oleh orang mencatat, lain, 8) Tanggung Jawab Kebiasaan menginterpretasikan disiplin yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain mempelajari penelitan deskriptif kualitatif ini dalam terbentuk bernalar dalam ini Pada mendeskripsikan, menganalisis matematika melahirkan suatu sikap bertujuan tanggung jawab atas pelaksanaan informasi keadaan yang ada. kewajiban dilakukan, yang baik untuk kondisi dan yang memperoleh seharusnya tanggung jawab PEMBAHASAN terhadap diri sendiri, masyarakat, NILAI-NILAI KARAKTER DAN negara dan Tuhan Yang Maha Esa PENDIDIKAN KARAKTER A. Nilai-Nilai Karakter Berdasarkan nilai-nilai agama, METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian artikel ini norma-norma sosial, menggunakan metode studi leteratur peraturan/hukum, etika akademik, dan deskriptif kualitaif. Penelitian dan studi metode teridentifikasi butir-butir nilai yang pengumpulan data yang dilakukan dikelompokkan menjadi lima nilai literatur adalah prinsip-prinsip HAM, telah Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) utama, yaitu nilai-nilai perilaku 86 seharusnya dia lakukan, terhadap manusia dalam hubungannya dengan diri Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan (alam, sosial dan sesama manusia, dan lingkungan budaya), serta kebangsaan. Yang Maha Esa. Berikut ini adalah nilai-nilai sendiri, masyarakat, negara dan Tuhan 3) Bergaya hidup sehat. Segala karakter yang dapat ditanamkan dan upaya untuk menerapkan dikembangkan kepada siswa menurut kebiasaan Kemendiknas 2010 yaitu: menciptakan hidup yang sehat yang baik dalam Secara operasional, nilai-nilai dan menghindarkan kebiasaan tersebut bisa diidentifikasi sebagai buruk yang dapat mengganggu berikut : kesehatan. a. Nilai karakter hubungannya dalam dengan Tindakan yang Tuhan. menunjukkan perilaku tertib dan Religius. pikiran, perkataan, dan patuh pada berbagai ketentuan tindakan dan peraturan. seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya. b. 4) Disiplin. Nilai karakter dalam 1) Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dalam keras. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh hubungannya dengan diri sendiri dipercaya 5) Kerja berbagai dalam mengatasi hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. 6) Percaya diri. Sikap yakin akan perkataan, kemampuan diri sendiri terhadap tindakan, dan pekerjaan, baik pemenuhan tercapainya setiap terhadap diri dan pihak lain keinginan dan harapannya. 2) Bertanggung jawab. Sikap dan perilaku seseorang melaksanakan tugas untuk dan kewajibannya sebagaimana yang 7) Berjiwa wirausaha. Sikap dan perilaku yang pandai ataupun mengenali mandiri produk dan berbakat baru, Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) 87 menentukan cara produksi baru, melaksanakan apa yang menjadi menyusun operasi untuk milik/hak diri sendiri dan orang pengadaan produk baru, lain serta tugas/kewajiban diri memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. sendiri serta orang lain. 2) Patuh pada aturan-aturan social. 8) Berpikir logis, kritis, kreatif dan Sikap menurut dan taat terhadap inovatif. Berpikir dan melakukan aturan-aturan berkenaan dengan sesuatu secara realistis dan kritis masyarakat untuk menghasilkan hasil baru umum. dari apa yang telah dimiliki. dan kepentingan 3) Menghargai karya dan prestasi 9) Mandiri. Sikap dan perilaku orang lain. Sikap dan tindakan yang tidak mudah tergantung yang mendorong dirinya untuk pada menghasilkan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. selalu berupaya mempunyai sikap mengakui dan untuk menghormati keberhasilan orang mengetahui lebih mendalam dan meluas dari dipelajarinya, lain. apa yang 4) Santun. Sifat yang halus dan dilihat dan baik dari sudut pandang tata didengar. 11) Cinta bersikap bahasa maupun tata perilakunya ilmu. Cara dan berpikir, berbuat menunjukkan yang Nilai 5) Demokratis. Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang dan penghargaan menilai sama hak dan kewajiban tinggi terhadap pengetahuan. c. ke semua orang. kesetiaan, kepedulian, yang yang berguna bagi masyarakat, dan 10) Ingin tahu. Sikap dan tindakan yang sesuatu karakter dirinya dan orang lain. d. dalam hubungannya dengan sesame. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan 1) Peduli sosial dan lingkungan. 1) Sadar akan hak dan kewajiban Sikap dan tindakan yang selalu diri dan orang lain. Sikap tahu berupaya mencegah kerusakan dan pada mengerti serta lingkungan alam di Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) sekitarnya, dan mengembangkan sopan, upaya-upaya untuk memperbaiki beberapa nilai yang diprioritaskan kerusakan dari alam yang sudah yang 18 diperkuat 88 nilai di atas. dengan Dalam terjadi dan selalu ingin memberi implementasinya jumlah dan jenis bantuan bagi orang lain dan karakter yang dipilih tentu akan masyarakat yang membutuhkan. dapat berbeda antara satu daerah atau 2) Nilai kebangsaan. Cara berpikir, sekolah yang satu dengan yang lain. bertindak, dan wawasan yang Hal itu tergantung pada kepentingan menempatkan dan bangsa kepentingan dan negara kepentingan di diri pendidikan masing-masing. Di antara berbagai dan nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari 3) Nasionalis. Cara dan menunjukkan kepedulian, satuan atas kelompoknya. bersikap, kondisi berpikir, berbuat yang kesetiaan, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun. lingkungan fisik, sosial, budaya, B. Pendidikan Karakter ekonomi, dan politik bangsanya. Pendidikan 4) Menghargai keberagaman. Sikap memberikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri respek/hormat seseorang dan masyarakat sehingga terhadap berbagai macam hal membuat orang dan masyarakat jadi baik yang berbentuk fisik, sifat, beradab. Pendidikan adat, budaya, suku, dan agama. merupakan sarana transfer bukan ilmu Meskipun telah terdapat 18 pengetahuan saja, tetapi lebih luas nilai pembentuk karakter bangsa, lagi, pendidikan merupakan sarana namun dapat pembudayaan dan penyaluran nilai prioritas (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak satuan pendidikan menentukan pengembangannya dengan cara harus mendapatkan pendidikan yang melanjutkan nilai prakondisi, seperti menyentuh dimensi dasar taqwa, bersih, rapi, nyaman, dan kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) bermartabat 89 itu mencakup sekurang-kurangnya bangsa yang dalam tiga hal paling mendasar, yaitu: rangka mencerdaskan kehidupan (1) Afektif yang tercermin pada bangsa. Pendidikan Nasional kualitas keimanan, ketakwaan, bertujuan akhlak mulia termasuk budi potensi peserta didik agar menjadi pekerti luhur serta kepribadian manusia unggul dan kompetensi estetis; kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan memperkembangkan beriman berakhlak dan mulia, bertaqwa sehat, berilmu, daya cakap, kreatif, mandiri dan menjadi intelektualitas untuk menggali warga Negara yang demokratis serta dan bertanggung jawab. mengembangkan menguasai ilmu serta pengetahuan dan teknologi; dan (3) Psikomotorik Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan yang pada tercermin kemampuan mengembangkan keterampilan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan teknis, kecakapan praktis, dan pembentukan karakter peserta didik. kompetensi kinestetis. Kesibukan dan aktivitas kerja orang Pendidikan berperan sangat tua yang relative tinggi, kurangnya penting dalam memenuhi sumber pemahaman daya manusia. Indonesia memerlukan mendidik Sumber daya Manusia (SDM) dalam keluarga, jumlah dan mutu yang maksimal lingkungan sekitar dan pengaruh sebagai mediaelektronik pendukung pembangunan nasional. utama Hal ini orang anak tua di dalam lingkungan pengaruh pergaulan di berpengaruh ditengarai negative bias terhadap sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 perkembangan dan pencapaian hasil tentang Sistem Pendidikan Nasional belajar peserta didik. Salah satu dimana alternatif pasal pendidikan 3 menyebutkan: nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) cara belajar yang tepat untuk dapat PEMBELAJARAN MATEMATIKA 90 DI SEKOLAH berinteraksi dengan keadaan tersebut. DASAR Hal ini menuntut siswa untuk belajar a. Hakekat Pembelajaran Matematika dan berpartisipasi secara aktif dalam Belajar bertujuan untuk pembelajaran. mengubah tingkah laku. Hal tersebut Selanjutnya, Herman menitikberatkan pada interaksi antar (1993:3) individu matematika berkenaan dengan ide- dengan Serangkaian lingkungan. bahwa belajar ide, struktur-struktur dan hubungan- akan terjadi di dalam interaksi. hubungan yang diatur secara logis Pembelajaran dan berkaitan dengan konsep-konsep penataan pengalaman menyatakan merupakan lingkungan usaha yang abstrak. Kebenaran matematika memberikan nuansa tertentu agar dikembangkan berdasarkan alasan siswa logis dan menggunakan pembuktian tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran lebih deduktif. menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong Pembelajaran matematika di atau level SD tidak terlepas dari aspek memfasilitasi siswa dalam belajar, belajar dan mengajar. Belajar dan bukan pada apa yang dipelajari. mengajar adalah dua hal yang tidak Dengan demikian, dapat dipisahkan. Pada umumnya bersifat eksternal pembelajaran yang sengaja “belajar direncanakan dan bersifat rekayasa tingkah perilaku dengan Berdasarkan teori di atas, merupakan laku misalnya atau perubahan penampilan, serangkaian dengan kegiatan membaca, dapat dijelaskan bahwa pada saat mengamati, mendengarkan, meniru, belajar dan lain sebagainya” (Sardiman, matematika menemukan siswa berbagai akan fakta, 2011:20), sedangkan keterampilan, konsep dan aturan. diartikan sebagai suatu Siswa harus mempunyai kemampuan mengorganisasi menyelidiki, memecahkan masalah, lingkungan belajar mandiri dan tahu bagaimana menghubungkan “mengajar atau aktivitas mengatur sebaik-baiknya dengan dan anak, Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) sehingga terjadi proses belajar” (Sardiman, 2011:47). Jadi, belajar itu prinsipnya 91 sama, yakni perubahan tingkah laku, konsep belajar dan hanya berbeda cara atau usaha mengajar ini menjadi terpadu dalam pencapainnya. satu kegiatan dimana terjadi interaksi menitikberatkan pada interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa antara dengan siswa pada saat pembelajaran lingkungan. Di dalam interaksi berlangsung. inilah Hamalik menguraikan (2011:27), pengertian belajar Pengertian individu terjadi ini dengan serangkaian pengalaman-pengalaman belajar. sebagai berikut : Dari defininisi belajar di atas, 1. Belajar adalah modifikasi atau dapat disimpulkan bahwa belajar memperteguh kelakuan melalui adalah pengalaman (learning is defined dilakukan as or sengaja dalam keadaan sadar behavior untuk memperoleh suatu konsep, through experincing). Menurut pemahaman, atau pengetahuan pengertian belajar baru sehingga memungkinkan merupakan suatu proses, suatu terjadinya perubahan perilaku kegiatan dan bukan suatu hasil yang relatif tetap baik dalam atau tujuan. Belajar bukan hanya berpikir, mengingat, akan tetapi lebih luas bertindak dalam diri seseorang. dari itu, yakni mengalami. Hasil Sedangkan pembelajaran adalah belajar bukan suatu penguasaan upaya hasil siswa yang di dalamnya terdapat the modification strengthening of ini, latihan melainkan pengubahan kelakuan. 2. suatu aktivitas seseorang merasa, untuk yang dengan maupun membelajarkan kegiatan memilih, menetapkan, Belajar adalah suatu mengembangkan metode untuk proses perubahan tingkah laku mencapai hasil pengajaran yang individu diinginkan, melalui dengan interaksi serta didasarkan lingkungan. pada kondisi pembelajaran yang Dibandingkan dengan pengertian ada, yang merupakan inti dari pertama perencanaan maka jelas tujuan pembelajaran” Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) (Husamah, 2013:34). pembelajaran 92 Jadi, dari guru kepada siswa. Hal merupakan ideal tersebut juga berlaku untuk bantuan yang diberikan pendidik pelajaran agar terjadi proses pemerolehan matematika berasal dari bahasa ilmu pengetahuan, penguasaan, Latin, manthanein atau mathema kemahiran, serta pembentukan yang berarti belajar atau hal sikap, yang dan keyakinan pada matematika. dipelajari, sedangkan bahasa Belanda, peserta didik. Dengan demikian dalam proses mengajar matematika rangkaian atau belajar merupakan suatu “Kata disebut ilmu wiskunde pasti, yang peistiwa yang kompleks. Begitu kesemuannya berkaitan dengan juga halnya dengan mata penalaran”, Depdiknas (dalam matematika yang Susanto, 2013:184). Matematika terjadi dari rangkaian beberapa merupakan mata pelajaran yang peristiwa. bersifat pelajaran Berdasarkan abstrak sehingga pengertian di atas berarti dituntut kemampuan guru untuk rangkaian peristiwa pada dapat kegiatan pembelajaran akan yang tepat sesuai dengan tingkat mengupayakan dipengaruhi oleh beberapa faktor perkembangan yaitu: faktor guru, faktor siswa, Untuk itu diperlukan model dan pembelajaran faktor lingkungan yang mental metode yang dapat diorganisir dalam bentuk bahan membantu pengajaran mencapai kompetensi dasar dan bagi kepentingan siswa siswa. untuk pembelajaran siswa. Oleh karena indikator itu, pada proses belajar mengajar Matematika adalah suatu ilmu sangat diperlukan penggunaan pengetahuan suatu pendekatan yang tepat dan bagian dari kehidupan manusia. harus disesuaikan dengan taraf Hal ini seperti pendapat tiga berpikir guru menjadi tercapai orang dari kegiatan disebutkan oleh Noyes (dalam belajar yaitu suatu transfer ilmu Wijaya, 2012:vi) :“Mathematics utama calon yang agar tujuan siswa pembelajaran. yang Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) is all around us”. (Andy) belajar matematika, 93 maka “matematika ada disekitar kita” kegiatan tersebut berupa upaya “whether people like it or not yang disengaja, hal ini artinya mathematics menuntut is everywhere”. persiapan (Alice)“kita sukai atau tidak, pembelajaran yang sangat detail, matematika kreatif, ada dimana- dan inovatif yang ma“most of the time we are not mampu menyesuaikan dengan consciously tingkat perkembangan siswa, tujuan pembelajaran, dan performing mathematical operations, ... “ (Steve) “seringkali secara tidak kekhasan kontekstual kehidupan sadar kita sedang melakukan sehari-hari operasi matematika, ...” Lebih pelaksanaan pembelajaran, tugas lanjut pembelajaran matematika guru hanya sebagai fasilitator, menurut (2013:186), sedangkan matematika mengkonstruksi Susanto “pembelajaran adalah suatu proses belajar sikapnya. guru matematika mengembangkan Dalam siswa aktif sendiri pengetahuan, keterampilan, dan mengajar yang dibangun oleh untuk siswa. Mata pelajaran perlu diberikan kreativitas berpikir siswa yang kepada semua siswa mulai dari dapat meningkatkan kemampuan tingkat SD untuk membekali berpikir siswa siswa, serta dapat dengan kemampuan meningkatkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, mengkonstruksi pengetahuan kritis, baru sebagai upaya dan kreatif, kemampuan bekerja serta sama. meningkatkan penguasaan yang Kompetensi tersebut diperlukan baik agar terhadap matematika”. Sehubungan dengan matematika materi yang siswa dapat kemampuan memiliki memperoleh, pembelajaran mengelola, dan memanfaatkan merupakan informasi untuk bertahan hidup suatu kegiatan atau upaya untuk pada memfasilitasi berubah, siswa dalam keadaan tidak yang pasti, selalu dan Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) kompetitif. Pembelajaran tentang bahan matematika 94 yang matematika hendaknya dimulai dipelajari yang mana pembelajaran dengan masalah matematika itu sendiri tidak terlepas situasi dari kehidupan sehari-hari, karena (contextual problem). Dengan dalam kehidupan sehari-hari tanpa mengajukan masalah kontekstual, tidak sadar kita sedang melakukan siswa secara bertahap dibimbing operasi matematika. yang pengenalan sesuai untuk dengan menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di Secara Dasar adalah agar siswa mampu dan teknologi terampil menggunakan matematika. komunikasi Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika atau media lainnya. tekanan atau tujuan dengan seperti komputer, alat peraga, lingkup umun, pembelajaran matematika di Sekolah menggunakan dan Di Sekolah Dasar sekolah diharapkan informasi b. Pembelajaran Matematika bahan “Ruang kajian matematika di SD mencakup bilangan, geometri, pengukuran serta dan dapat penataran memberikan nalar dalam penerapan matematika. Menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013:189) menyatakan, pengolahan kompetensi atau kemampuan umum data” Peraturan Menteri (dalam pembelajaran matematika disekolah Wayan, 2010:214). dasar, sebagai berikut : Dapat disimpulkan bahwa 1. Melakukan operasi pembelajaran matematika merupakan penjumlahan, suatu proses interaksi peserta didik perkalian dengan pendidik dan sumber belajar campurannya, dengan melibatkan pecahan. pemberian proses pengalaman belajar kepada peserta hitung pengurangan, beserta 2. Menentukan operasi termasuk sifat dan yang unsur didik melalui serangkaian kegiatan berbagai bangun datar dan bangun yang terencana sehingga peserta ruang didik memperoleh kompetensi sederhana, termasuk Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) pengguanaan sudut, keliling, luas, menjelaskan dan volume. pernyataan matematika. 3. Menentukan sifat kesebangunan, simetri, dan sistem koordinat. kesetaraan 3. Memecahakan antar satuan, dan penaksiran pengukuran. dan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, 4. Menggunakan pengukuran: satuan, gagasan 95 merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 5. Menentukan dan menafsirkan data 4. Mengkomunikasikan gagasan sederhana, seperti ukuran tertinggi, dengan simbol, tabel, diagram, terendah, atau rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya. menjelaskan lain keadaan untuk atau masalah. 6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasikan gagasan 5. Memiliki sikap kehidupan sehari-hari. Untuk khusus, tujuan menghargai penggunaan matematika dalam secara matematika. Secara media mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut, pembelajaran matematika di Sekolah seorang Dasar, sebagaimana yang disajikan menciptakan oleh Depdiknas (dalam Susanto, pembelajaran yang memungkinkan 2013:190), sebagai berikut : siswa aktif membentuk, menemukan, 1. Memahami konsep matematika, dan menjelaskan guru hendaknya dapat kondisi dan situasi mengembangkan keterkaitan pengetahuannya. Kemudian siswa antarkonse, dan mengaplikasikan dapat membentuk makna dari bahan- konsep atau algoritme. bahan pelajaran melalui suatu proses 2. Menggunakan pola dan manipulasi penalaran sifat, pada belajar dan mengkontruksinya dalam melakukan ingatan yang sewaktu-waktu dapat matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Gean Piaget, bahwa Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) pengetahuan dikembangkan oleh siswa itu sendiri. Melalui pembelajaran 96 kegiatan ini, guru dapat mengembangkan nilai-nilai karakter NILAI-NILAI KARAKTER DI jujur, demokrasi, bertanggungjawab, mandiri, disiplin, SEKOLAH DASAR a. Integrasi seperti Nilai-Nilai Karakter kerjakeras, kreatif, rasa ingin tau dan Dalam Pembelajaran Matematika sebagainya. Pengintegrasian nilai- di Sekolah Dasar nilai Mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter dapat ditempuh dengan langkah-langkah karakter pada setiap mata pelajaran berikut: degan tujuan untuk menanamkan Kompetensi (SK) dan Kompetensi nilai-nilai pada peserta didik akan Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) pentingnya karakter, untuk menentukan apakah nilai-nilai sehingga diharapkan setiap peserta budaya dan karakter bangsa yang didik mampu menginternalisasikan tercantum itu sudah tercakup di nilai-nilai itu ke dalam tingkah laku dalamnya; 2) Menggunakan nilai- sehari-hari proses nilai budaya dan karakter yang pembelajaran, baik yang berlangsung memperlihatkan keterkaitan antara di dalam maupun di luar kelas. Pada SK dan KD dengan nilai dan dasarnya indikator untuk menentukan nilai pendidikan melalui kegiatan pembelajaran, 1) Standar selain untuk menjadikan peserta yang didik menguasai kompetensi (materi) Mencantumkan yang ditargetkan, juga dirancang dan karakter itu ke dalam silabus; 4) untuk Mencantumkan menjadikan mengenal, peserta menyadari/peduli, didik akan Mengkaji dikembangkan; nilai-nilai nilai-nilai 3) budaya yang dan sudah tertera dalam silabus ke dalam dan RPP; 5) Mengembangkan proses menjadikannya perilaku Nilai-nilai pembelajaran peserta didik secara karakter yang dikembangkan dalam aktif yang memungkinkan peserta pembelajaran matematika tetap harus didik berlandaskan melakukan internalisasi nilai dan menginternalisasi universal. nilai-nilai pada nilai-nilai memiliki menunjukkannya kesempatan dalam perilaku Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) yang sesuai; 6) Memberikan bantuan perkembangan siswa, kepada peserta didik, baik yang pembelajaran, dan mengalami kontekstual kehidupan kesulitan menginternalisasi untuk untuk nilai maupun menunjukkannya dalam perilaku. siswa. Dalam pembelajaran, tugas 97 tujuan kekhasan sehari-hari pelaksanaan guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa Berbagai upaya dapat aktif mengkonstruksi sendiri dilakukan oleh guru matematika pengetahuan, untuk nilai-nilai sikapnya. Mata pelajaran matematika karakter tersebut. Guru harus dapat perlu diberikan kepada semua siswa menciptakan suasana belajar yang mulai mendukung membekali mengembangkan terlaksananya dari keterampilan, tingkat SD siswa dan untuk dengan pendidikan karakter, salah satunya kemampuan berpikir logis, analitis, adalah dengan pembelajaran siswa sistematis, kritis, dan kreatif, serta aktif. Melalui pembelajaran siswa kemampuan yang diharapkan Kompetensi tersebut diperlukan agar berkembangnya nilai-nilai karakter siswa dapat memiliki kemampuan seperti disiplin, tanggungjawab, rasa memperoleh, mengelola, ingin tahu, kreatif dan lain-lain. memanfaatkan informasi aktif bekerja sama. dan untuk bertahan hidup pada keadaan yang PENUTUP selalu berubah, tidak pasti, dan Sehubungan dengan pembelajaran kompetitif. matematika yang merupakan suatu kegiatan atau upaya untuk memfasilitasi siswa dalam belajar matematika, maka kegiatan tersebut berupa upaya yang disengaja, hal ini artinya menuntut persiapan pembelajaran yang sangat detail, kreatif, dan inovatif yang mampu menyesuaikan dengan tingkat DAFTAR RUJUKAN Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Husaini,Ahmad. 2012. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter. :http://pndkarakter. wordpress.com. Implikasi Nilai-nilai ... (Ira Rahmayuni Jusar) Husamah dan Yanur. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustakaraya. Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Kemendiknas. Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran matematik kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Wayan. 2010. 8 Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) Depdiknas. Wijaya, Ariyadi. 2012. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 98