RULE OF OJK REGARDING DIRECTORS AND BOARD OF

advertisement
OTORITAS JASA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 33 /POJK.04/2014
TENTANG
DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Menimbang :
bahwa dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik bagi Emiten atau Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab
Direksi dan Dewan Komisaris, perlu menyempurnakan
peraturan mengenai Direksi dan Dewan Komisaris Emiten
atau Perusahaan Publik dengan menetapkan Peraturan
Otoritas
Jasa
Keuangan
tentang
Direksi
dan
Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3608);
2.
Undang-Undang
Nomor
Perseroan
Terbatas
Indonesia
Tahun
40
Tahun
(Lembaran
2007
2007
Negara
Nomor
106,
tentang
Republik
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
3.
Undang-Undang
Nomor
21
Tahun
2011
tentang
Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia…
-2-
Indonesia
Tahun
2011
Nomor
111,
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
DIREKSI
OTORITAS
DAN
JASA
DEWAN
KEUANGAN
KOMISARIS
TENTANG
EMITEN
ATAU
PERUSAHAAN PUBLIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud
dengan:
1.
Rapat
Umum
Pemegang
Saham
yang
selanjutnya
disebut RUPS adalah organ Emiten atau Perusahaan
Publik yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris sebagaimana
diatur
dalam
Undang-Undang
tentang
Perseroan
Terbatas dan/atau anggaran dasar.
2.
Direksi adalah organ Emiten atau Perusahaan Publik
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Emiten atau Perusahaan Publik untuk
kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik, sesuai
dengan maksud dan tujuan Emiten atau Perusahaan
Publik serta mewakili Emiten atau Perusahaan Publik,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar.
3.
Dewan Komisaris adalah organ Emiten atau Perusahaan
Publik yang bertugas melakukan pengawasan secara
umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi.
4.
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris
yang berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik
dan
memenuhi
persyaratan
sebagai
Komisaris
Independen…
-3-
Independen sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini.
BAB II
DIREKSI
Bagian Kesatu
Keanggotaan
Pasal 2
(1)
Direksi Emiten atau Perusahaan Publik paling kurang
terdiri dari 2 (dua) orang anggota Direksi.
(2)
1 (satu) di antara anggota Direksi diangkat menjadi
direktur utama atau presiden direktur.
Pasal 3
(1)
Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
(2)
Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan tertentu
dan dapat diangkat kembali.
(3)
1 (satu) periode masa jabatan anggota Direksi paling
lama 5 (lima) tahun atau sampai dengan penutupan
RUPS tahunan pada akhir 1 (satu) periode masa jabatan
dimaksud.
Pasal 4
(1)
Yang dapat menjadi anggota Direksi adalah orang
perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat
diangkat dan selama menjabat:
a.
mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang
baik;
b.
cakap melakukan perbuatan hukum;
c.
dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan
selama menjabat:
1.
tidak pernah dinyatakan pailit;
2. tidak…
-4-
2.
tidak
pernah
menjadi
anggota
Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
dinyatakan
bersalah
menyebabkan
suatu
perusahaan dinyatakan pailit;
3.
tidak pernah dihukum karena melakukan
tindak pidana yang merugikan keuangan
negara
dan/atau
yang
berkaitan
dengan
anggota
Direksi
sektor keuangan; dan
4.
tidak
pernah
menjadi
dan/atau anggota Dewan Komisaris yang
selama menjabat:
a)
pernah tidak menyelenggarakan RUPS
tahunan;
b)
pertanggungjawabannya sebagai anggota
Direksi
dan/atau
Komisaris
anggota
Dewan
pernah tidak diterima oleh
RUPS atau pernah tidak memberikan
pertanggungjawaban
sebagai
anggota
Direksi
anggota
Dewan
dan/atau
Komisaris kepada RUPS; dan
c)
pernah menyebabkan perusahaan yang
memperoleh
izin,
pendaftaran
dari
persetujuan,
atau
Otoritas
Jasa
Keuangan tidak memenuhi kewajiban
menyampaikan
dan/atau
laporan
laporan
keuangan
tahunan
kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
d.
memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan; dan
e.
memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang
yang dibutuhkan Emiten atau Perusahaan Publik.
(2)
Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dimuat dalam surat pernyataan dan
disampaikan…
-5-
disampaikan kepada Emiten atau Perusahaan Publik.
(3)
Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib diteliti dan didokumentasikan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik.
Pasal 5
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyelenggarakan
RUPS untuk melakukan penggantian anggota Direksi yang
tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4.
Pasal 6
(1)
Anggota Direksi dapat merangkap jabatan sebagai:
a.
anggota Direksi paling banyak pada 1 (satu) Emiten
atau Perusahaan Publik lain;
b.
anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 3
(tiga)
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
lain;
dan/atau
c.
anggota komite paling banyak pada 5 (lima) komite
di Emiten atau Perusahaan Publik dimana yang
bersangkutan
juga
menjabat
sebagai
anggota
Direksi atau anggota Dewan Komisaris.
(2)
Rangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan lainnya.
(3)
Dalam hal terdapat peraturan perundang-undangan
lainnya yang mengatur ketentuan mengenai rangkap
jabatan
yang
Peraturan
berbeda
Otoritas
dengan
Jasa
ketentuan
Keuangan
ini,
dalam
berlaku
ketentuan yang mengatur lebih ketat.
Pasal 7
Usulan pengangkatan, pemberhentian, dan/atau penggantian
anggota
Direksi
rekomendasi
dari
kepada
Dewan
RUPS
harus
Komisaris
memperhatikan
atau
komite
yang
menjalankan fungsi nominasi.
Bagian…
-6-
Bagian Kedua
Pengunduran Diri dan Pemberhentian Sementara
Pasal 8
(1)
Anggota
Direksi
dapat
mengundurkan
diri
dari
jabatannya sebelum masa jabatannya berakhir.
(2)
Dalam hal terdapat anggota Direksi yang mengundurkan
diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), anggota
Direksi
yang
bersangkutan
wajib
menyampaikan
permohonan pengunduran diri kepada Emiten atau
Perusahaan Publik.
(3)
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyelenggarakan
RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran
diri anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
diterimanya permohonan pengunduran diri dimaksud.
Pasal 9
Emiten
atau
keterbukaan
Perusahaan
informasi
Publik
kepada
wajib
melakukan
masyarakat
dan
menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah:
a.
diterimanya
permohonan
pengunduran
diri
Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2); dan
b.
hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3).
Pasal 10
(1)
Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara
oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya.
(2)
Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib diberitahukan secara tertulis kepada
anggota Direksi yang bersangkutan.
(3)
Dalam hal terdapat anggota Direksi yang diberhentikan
untuk sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Dewan…
-7-
Dewan Komisaris harus menyelenggarakan RUPS untuk
mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian
sementara tersebut.
(4)
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 90
(sembilan puluh) hari setelah tanggal pemberhentian
sementara.
(5)
Dengan
lampaunya
jangka
waktu
penyelenggaraan
RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (4) atau RUPS
tidak
dapat
mengambil
keputusan,
pemberhentian
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
batal.
(6)
Dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan
untuk membela diri.
(7)
Anggota Direksi yang diberhentikan untuk sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berwenang:
a.
menjalankan pengurusan Emiten atau Perusahaan
Publik untuk kepentingan Emiten atau Perusahaan
Publik sesuai dengan maksud dan tujuan Emiten
atau Perusahaan Publik; dan
b.
mewakili Emiten atau Perusahaan Publik di dalam
maupun di luar pengadilan.
(8)
Pembatasan kewenangan sebagaimana dimaksud pada
ayat
(7)
berlaku
sejak
keputusan
pemberhentian
sementara oleh Dewan Komisaris sampai dengan:
a.
terdapat keputusan RUPS yang menguatkan atau
membatalkan
pemberhentian
sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3); atau
b.
lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4).
Pasal 11
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
wajib
melakukan
keterbukaan…
-8-
keterbukaan
informasi
kepada
masyarakat
dan
menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan mengenai:
a.
keputusan pemberhentian sementara; dan
b.
hasil penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (3) atau informasi mengenai
batalnya
pemberhentian
sementara
oleh
Dewan
Komisaris karena tidak terselenggaranya RUPS sampai
dengan
lampaunya
jangka
waktu
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (5),
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah terjadinya peristiwa
tersebut.
Bagian Ketiga
Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
Pasal 12
(1)
Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab
atas pengurusan Emiten atau Perusahaan Publik untuk
kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik sesuai
dengan maksud dan tujuan Emiten atau Perusahaan
Publik yang ditetapkan dalam anggaran dasar.
(2)
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas
pengurusan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),
Direksi wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan
RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar.
(3)
Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehatihatian.
(4)
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dan
tanggung
jawab
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1) Direksi dapat membentuk komite.
(5)
Dalam hal dibentuk komite sebagaimana dimaksud pada
ayat…
-9-
ayat (4), Direksi wajib melakukan evaluasi terhadap
kinerja komite setiap akhir tahun buku.
Pasal 13
(1)
Setiap
anggota
tanggung
Direksi
renteng
bertanggung
atas
kerugian
jawab
secara
Emiten
atau
Perusahaan Publik yang disebabkan oleh kesalahan
atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
(2)
Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan
atas
kerugian
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila dapat
membuktikan:
a.
kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya;
b.
telah melakukan pengurusan dengan itikad baik,
penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian untuk
kepentingan
dan
sesuai
dengan
maksud
dan
tujuan Emiten atau Perusahaan Publik;
c.
tidak
mempunyai
benturan
kepentingan
baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan
pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d.
telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul
atau berlanjutnya kerugian tersebut.
Pasal 14
Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 sesuai dengan kebijakan yang
dipandang tepat, sesuai dengan maksud dan tujuan yang
ditetapkan dalam anggaran dasar.
Pasal 15
(1)
Direksi berwenang mewakili Emiten atau Perusahaan
Publik di dalam dan di luar pengadilan.
(2)
Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Emiten atau
Perusahaan Publik apabila:
a. terdapat…
-10-
a.
terdapat perkara di pengadilan antara Emiten atau
Perusahaan Publik dengan anggota Direksi yang
bersangkutan; dan
b.
anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai
kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan
Emiten atau Perusahaan Publik.
(3)
Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), yang berhak mewakili Emiten atau
Perusahaan Publik adalah:
a.
anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai
benturan
kepentingan
dengan
Emiten
atau
Perusahaan Publik;
b.
Dewan
Komisaris
dalam
hal
seluruh
anggota
Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
Emiten atau Perusahaan Publik; atau
c.
pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal
seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan dengan Emiten
atau Perusahaan Publik.
Bagian Keempat
Rapat Direksi
Pasal 16
(1)
Direksi wajib mengadakan rapat Direksi secara berkala
paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan.
(2)
Rapat Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilangsungkan apabila dihadiri mayoritas dari
seluruh anggota Direksi.
(3)
Direksi wajib mengadakan rapat Direksi bersama Dewan
Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu) kali
dalam 4 (empat) bulan.
(4)
Kehadiran anggota Direksi dalam rapat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib diungkapkan
dalam…
-11-
dalam laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Pasal 17
(1)
Direksi
harus
menjadwalkan
rapat
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) dan ayat (3) untuk
tahun berikutnya sebelum berakhirnya tahun buku.
(2)
Pada
rapat
yang
telah
dijadwalkan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), bahan rapat disampaikan
kepada peserta paling lambat 5 (lima) hari sebelum rapat
diselenggarakan.
(3)
Dalam hal terdapat rapat yang diselenggarakan di luar
jadwal yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), bahan rapat disampaikan kepada peserta rapat
paling lambat sebelum rapat diselenggarakan.
Pasal 18
(1)
Pengambilan
dimaksud
keputusan
dalam
rapat
Pasal
16
Direksi
ayat
sebagaimana
(1)
dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat.
(2)
Dalam
hal
mufakat
tidak
tercapai
sebagaimana
keputusan
dimaksud
musyawarah
pada
ayat
(1),
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak.
Pasal 19
(1)
Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(1) wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani
oleh
seluruh
anggota
Direksi
yang
hadir,
dan
disampaikan kepada seluruh anggota Direksi.
(2)
Hasil rapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
(3) wajib dituangkan dalam risalah rapat, ditandatangani
oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang
hadir, dan disampaikan kepada seluruh anggota Direksi
dan anggota Dewan Komisaris.
(3)
Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil
rapat…
-12-
rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
yang
bersangkutan
wajib
menyebutkan
alasannya
secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan
pada risalah rapat.
(4)
Risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) wajib didokumentasikan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik.
BAB III
DEWAN KOMISARIS
Bagian Kesatu
Keanggotaan
Pasal 20
(1)
Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris.
(2)
Dalam hal Dewan Komisaris terdiri dari 2 (dua) orang
anggota Dewan Komisaris, 1 (satu) di antaranya adalah
Komisaris Independen.
(3)
Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 2 (dua)
orang anggota Dewan Komisaris, jumlah Komisaris
Independen wajib paling kurang 30% (tiga puluh persen)
dari jumlah seluruh anggota Dewan Komisaris.
(4)
1 (satu) di antara anggota Dewan Komisaris diangkat
menjadi komisaris utama atau presiden komisaris.
Pasal 21
(1)
Ketentuan
persyaratan
mengenai
untuk
persyaratan
menjadi
dan
pemenuhan
anggota
Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mutatis mutandis
berlaku bagi anggota Dewan Komisaris.
(2)
Selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Komisaris Independen wajib memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. bukan…
-13-
a.
bukan
merupakan
orang
yang
bekerja
atau
mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau
mengawasi
kegiatan
Emiten
atau
Perusahaan
Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan
terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali
sebagai
Komisaris
Independen
Emiten
atau
Perusahaan Publik pada periode berikutnya;
b.
tidak mempunyai saham baik langsung maupun
tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan
Publik tersebut;
c.
tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten
atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, atau pemegang saham utama
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut; dan
d.
tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung
maupun tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik
tersebut.
(3)
Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) wajib dipenuhi anggota Dewan Komisaris selama
menjabat.
Pasal 22
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyelenggarakan
RUPS
untuk
melakukan
penggantian
anggota
Dewan
Komisaris yang dalam masa jabatannya tidak lagi memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
Pasal 23
Ketentuan mengenai pengangkatan, pemberhentian, dan
masa jabatan Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan Pasal 4 mutatis mutandis berlaku bagi anggota Dewan
Komisaris.
Pasal 24…
-14-
Pasal 24
(1)
Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap jabatan
sebagai:
a.
anggota Direksi paling banyak pada 2 (dua) Emiten
atau Perusahaan Publik lain; dan
b.
anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 2
(dua) Emiten atau Perusahaan Publik lain.
(2)
Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak merangkap
jabatan
sebagai
anggota
Direksi,
anggota
Dewan
Komisaris yang bersangkutan dapat merangkap jabatan
sebagai anggota Dewan Komisaris paling banyak pada 4
(empat) Emiten atau Perusahaan Publik lain.
(3)
Anggota Dewan Komisaris dapat merangkap sebagai
anggota komite paling banyak pada 5 (lima) komite di
Emiten
atau
Perusahaan
Publik
dimana
yang
bersangkutan juga menjabat sebagai anggota Direksi
atau anggota Dewan Komisaris.
(4)
Rangkap jabatan sebagai anggota komite sebagaimana
dimaksud
sepanjang
pada
ayat
tidak
(3)
hanya
bertentangan
dapat
dilakukan
dengan
peraturan
perundang-undangan lainnya.
(5)
Dalam hal terdapat peraturan perundang-undangan
lainnya yang mengatur ketentuan mengenai rangkap
jabatan
Peraturan
yang
berbeda
Otoritas
Jasa
dengan
ketentuan
Keuangan
ini,
dalam
berlaku
ketentuan yang mengatur lebih ketat.
Pasal 25
(1)
Komisaris Independen yang telah menjabat selama 2
(dua) periode masa jabatan dapat diangkat kembali pada
periode selanjutnya sepanjang Komisaris Independen
tersebut menyatakan dirinya tetap independen kepada
RUPS.
(2) Pernyataan…
-15-
(2)
Pernyataan
independensi
Komisaris
Independen
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diungkapkan
dalam laporan tahunan.
(3)
Dalam hal Komisaris Independen menjabat pada Komite
Audit, Komisaris Independen yang bersangkutan hanya
dapat diangkat kembali pada Komite Audit untuk 1
(satu) periode masa jabatan Komite Audit berikutnya.
Pasal 26
Usulan pengangkatan, pemberhentian, dan/atau penggantian
anggota Direksi kepada RUPS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 mutatis mutandis berlaku bagi anggota Dewan
Komisaris.
Pasal 27
Ketentuan
mengenai
pengunduran
diri
anggota
Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 mutatis
mutandis berlaku bagi anggota Dewan Komisaris.
Bagian Kedua
Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
Pasal 28
(1)
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan dan
bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik
mengenai Emiten atau Perusahaan Publik maupun
usaha Emiten atau Perusahaan Publik, dan memberi
nasihat kepada Direksi.
(2)
Dalam
kondisi
tertentu,
Dewan
Komisaris
wajib
menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya
sesuai
dengan
kewenangannya
sebagaimana
diatur
dalam peraturan perundang-undangan dan anggaran
dasar.
(3)
Anggota Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas
dan
tanggung
jawab
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat…
-16-
ayat (1) dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan
kehati-hatian.
(4)
Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Dewan Komisaris wajib membentuk Komite
Audit dan dapat membentuk komite lainnya.
(5)
Dewan Komisaris wajib melakukan evaluasi terhadap
kinerja komite yang membantu pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) setiap akhir tahun buku.
Pasal 29
Ketentuan
mengenai
pertanggungjawaban
Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 mutatis mutandis
berlaku bagi Dewan Komisaris.
Pasal 30
(1)
Dewan
Komisaris
sementara
berwenang
anggota
memberhentikan
Direksi
dengan
menyebutkan
dapat
melakukan
alasannya.
(2)
Dewan
Komisaris
tindakan
pengurusan Emiten atau Perusahaan Publik dalam
keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.
(3)
Wewenang
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
ditetapkan berdasarkan anggaran dasar atau keputusan
RUPS.
Bagian Ketiga
Rapat Dewan Komisaris
Pasal 31
(1)
Dewan
Komisaris
wajib
mengadakan
rapat
paling
kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
(2)
Rapat Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilangsungkan apabila dihadiri mayoritas
dari seluruh anggota Dewan Komisaris.
(3) Dewan…
-17-
(3)
Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat bersama
Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam
4 (empat) bulan.
(4)
Kehadiran
anggota
Dewan
Komisaris
dalam
rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) wajib
diungkapkan dalam laporan tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik.
Pasal 32
Ketentuan mengenai penjadwalan rapat dan penyampaian
bahan rapat Direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
mutatis mutandis berlaku bagi rapat Dewan Komisaris.
Pasal 33
(1)
Pengambilan
keputusan
sebagaimana
dimaksud
rapat
dalam
Dewan
Pasal
Komisaris
31
ayat
(1)
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
(2)
Dalam
hal
mufakat
tidak
tercapai
sebagaimana
keputusan
dimaksud
musyawarah
pada
ayat
(1),
pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara
terbanyak.
Pasal 34
Ketentuan mengenai hasil rapat dan risalah rapat Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 mutatis mutandis
berlaku bagi rapat Dewan Komisaris.
BAB IV
PEDOMAN DAN KODE ETIK
Pasal 35
(1)
Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun pedoman
yang mengikat setiap anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris.
(2)
Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
kurang memuat:
a. landasan…
-18-
a.
landasan hukum;
b.
deskripsi tugas, tanggung jawab, dan wewenang;
c.
nilai-nilai;
d.
waktu kerja;
e.
kebijakan rapat, termasuk kebijakan kehadiran
dalam rapat dan risalah rapat; dan
f.
(3)
pelaporan dan pertanggungjawaban.
Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan
dalam laporan tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
informasi bahwa Direksi dan/atau Dewan Komisaris
telah memiliki pedoman.
(4)
Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara
lengkap wajib dimuat dalam situs web Emiten atau
Perusahaan Publik.
Pasal 36
(1)
Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyusun kode etik
yang berlaku bagi seluruh anggota Direksi dan anggota
Dewan Komisaris, karyawan/pegawai, serta pendukung
organ yang dimiliki Emiten atau Perusahaan Publik.
(2)
Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
kurang memuat:
a.
prinsip
pelaksanaan
Komisaris,
pendukung
tugas
Direksi,
karyawan/pegawai,
organ
yang
dimiliki
Dewan
dan/atau
Emiten
atau
Perusahaan Publik wajib dilakukan dengan itikad
baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian;
dan
b.
ketentuan mengenai sikap profesional Direksi,
Dewan Komisaris, karyawan/pegawai, dan/atau
pendukung
organ
yang
Perusahaan
Publik
kepentingan
dengan
dimiliki
apabila
Emiten
Emiten
terdapat
atau
atau
benturan
Perusahaan
Publik.
(3) Kode…
-19-
(3)
Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disosialisasikan kepada seluruh karyawan/pegawai yang
bekerja pada Emiten atau Perusahaan Publik.
(4)
Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dimuat secara lengkap dalam situs web Emiten atau
Perusahaan Publik.
BAB V
LARANGAN
Pasal 37
Setiap anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
dilarang mengambil keuntungan pribadi baik secara langsung
maupun
tidak
langsung
dari
kegiatan
Emiten
atau
Perusahaan Publik selain penghasilan yang sah.
BAB VI
KETENTUAN SANKSI
Pasal 38
(1)
Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang
Pasar
Modal,
Otoritas
Jasa
Keuangan
berwenang
mengenakan sanksi administratif terhadap setiap pihak
yang
melakukan
pelanggaran
ketentuan
Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan ini, termasuk pihak-pihak yang
menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut, berupa:
a.
peringatan tertulis;
b.
denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah
uang tertentu;
c.
pembatasan kegiatan usaha;
d.
pembekuan kegiatan usaha;
e.
pencabutan izin usaha;
f.
pembatalan persetujuan; dan
g.
pembatalan pendaftaran.
(2) Sanksi…
-20-
(2)
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau
huruf g dapat dikenakan dengan atau tanpa didahului
pengenaan
sanksi
administratif
berupa
peringatan
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.
(3)
Sanksi
administratif
berupa
denda
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat dikenakan secara
tersendiri atau secara bersama-sama dengan pengenaan
sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, atau huruf g.
Pasal 39
Selain sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan
tindakan tertentu terhadap setiap pihak yang melakukan
pelanggaran ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
Pasal 40
Otoritas Jasa Keuangan dapat mengumumkan pengenaan
sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
ayat (1) dan tindakan tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 kepada masyarakat.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini paling
lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Ketentuan mengenai Direksi dan Dewan Komisaris dalam
peraturan perundang-undangan lain tetap berlaku bagi
Emiten atau Perusahaan Publik sepanjang tidak bertentangan
dengan…
-21-
dengan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
ini.
Pasal 43
Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai
berlaku, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
Nomor: Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang
Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik beserta
Peraturan Nomor IX.I.6 yang merupakan lampirannya dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 44
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Desember 2014
KETUA DEWAN KOMISIONER
OTORITAS JASA KEUANGAN,
ttd.
Ttd.
MULIAMAN D. HADAD
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Desember 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 375
Salinan sesuai dengan aslinya
Direktur Hukum 1
Departemen Hukum,
Ttd.
Tini Kustini
Download