pengaruh promotional mix terhadap merek mizone di

advertisement
PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK
MEREK MIZONE DI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun oleh :
The Mayang Dewi Susilo
B11.2012.02467
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang – orang tidak menyadari
bahwa betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” –
(Thomas Alva Edison)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1.
Ayah, Ibu dan adikku tercinta
2.
Kekasihku tercinta
3.
Sahabat – Sahabatku
4.
Teman – teman seperjuangan
5.
Bapak dan Ibu Dosen yang terhormat
6.
Almamaterku tercinta
ABSTRAKSI
Minuman isotonik adalah minuman yang mengandung mineral dan
elektrolit yang dapat menggantikan ion dalam tubuh. Hal ini karena tubuh
manusia membutuhkan cairan setiap hari untuk mengganti cairan yang keluar
melalui pernapasan, keringat, dan urine. Jika cairan yang keluar tidak segera
digantikan, semakin lama tubuh dapat mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).
Saat ini banyak minuman isotonik ditawarkan, berdasarkan data dari Majalah
Marketing tahun 2011 – 2014, tahun 2011 – 2014 market share merek Mizone
mengalami penurunan, dari 42,7% tahun 2011 menjadi 41,7% tahun 2012
menurun lagi menjadi 39,5% tahun 2013 bahkan tahun 2014 lebih rendah lagi
yaitu 38,7%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen atau keputusan
konsumen terhadap pembelian minuman isotonik merek Mizone cenderung
rendah.
Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih
konsumen pada pembelian. Jika konsumen mempunyai pilihan antara melakukan
pembelian dan tidak melakukan pembelian atau pilihan menggunakan waktu,
maka konsumen tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan.
Banyak faktor dapat mempengaruhi keputusan pembelian, diantaranya
promotional mix atau bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi
penjualan, personal selling dan publisitas. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh periklanan, promosi penjualan, personal selling dan
publisitas terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek Mizone.
Populasi penelitian ini adalah konsumen minuman isotonik merek Mizone
di Kota Semarang. Sampel yang diambil 104 responden. Metode pengumpulan
data menggunakan kuesioner dan teknik analisis yang digunakan adalah regresi
berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1). Periklanan terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2). Promosi penjualan
terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3).
Personal selling terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. 4). Publisitas terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Kata Kunci : Periklanan, Promosi Penjualan, Personal Selling, Publisitas dan
Keputusan Pembelian
ABSTRACT
Isotonic beverage is a liquid that contain mineral and electrolyte
which can substitute ion in our body. It is because human body needs liquid
everyday to replace the emitted fluid through breath,sweat,and urin. If the emitted
fluid is not susbtituted soon then people will get dehydration (lack of fluid).
Recently, there are many isotonic beverages offered. Based on the
marketing magazine through the year 2011-2014, there is decreasing significantly
of Mizone isotonic drink products in the range of 2011-2014 with 42,7%, 41,7% in
2011, 39,5% in 2012 and 38,7% in 2014 simultaneously. The data shows that
customers’ interest or customers’ decision toward Mizone isotonic beverage
purchase tend to be low. Purchase decision is a selection toward two or more
alternative choices of customers’ purchase. If customers have choices whether
they can buy or not, so they are in decision making situasation. There are many
factors which can influence to the purchase decision such as mix promotional like
advertisement, marketing promotion, personal selling or publicity. The aim of this
research is to analyze the impact advertisement, marketing advertisement,
personal selling and publicity toward the customers’ decision making of Mizone
isotonic beverage.
The population of this research is isotonic customers who drink
Mizone in Semarang. Meanwhile, the sample of the data of this research is 104
respondents and the method of collecting the data uses questionnaire. Besides
that, the technique of analysis employed in this research is multiple linier
regressions.
The findings show that advertisement, marketing promotion, personal
selling and publicity are evidences thet give positive and significant impact
toward purchase decision making.
Keywords : Advertisement, marketing promotion, personal selling, publicity and
purchase saticfaction.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH
PROMOTIONAL
MIX
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE DI SEMARANG”.
Skripsi ini penulis susun, guna memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Peran serta berbagai pihak turut menentukan terselesaikannya penulisan
skripsi ini, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M. Kom., selaku Rektor Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
2. Bapak Dr. Agus Prayitno, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Dian
Nuswantoro Semarang
3. Bapak Prof. Vincent Didiek Wiet Ariyanto, MBA, Ph.D., selaku Dosen
Pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan dalam proses
penyelesaian skripsi
4. Bapak Dr. Yohan Wismantoro, SE, MM dan Bapak Guruh Taufan H., SE,
M.Kom selaku Dosen Penguji.
5. Ibu Ida Farida, SE, MM, selaku Dosen Wali.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
7. Kedua orang tuaku dan kakak-kakakku serta adik-adikku yang selalu
memberikan dorongan, semangat, serta doa hingga selesainya skripsi ini.
8. Teman-teman saya yang selalu mendukung saya hingga skripsi ini selesai.
9. Semua Angkatan 2012 Manajemen Udinus Semarang yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang lebih baik. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dian Nuswantoro.
Semarang, Juni 2016
Penulis,
( The Mayang Dewi Susilo )
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .......................................................................................................
i
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi ..................................................................
ii
Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................
iii
Halaman Pengesahan Kelulusan Ujian .................................................................
iv
Abstraksi ...............................................................................................................
v
Abstract .................................................................................................................
vi
Kata Pengantar ....................................................................................................
vii
Daftar Tabel
xii
......... ................ ............................... ........ ................ ........ ....... .........
Daftar Gambar .....................................................................................................
xiv
Daftar Lampiran ..................................................................................................
xv
BAB I :
BAB II :
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2
Perumusan Masalah ................................................................
6
1.3
Tujuan Penelitian ....................................................................
6
1.4
Manfaat Penelitian ..................................................................
7
1.5
Sistematika Penulisan .............................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori ........................................................................
9
2.1.1 Promotional Mix (Bauran Promosi) ............................
9
2.1.1.1. Konsep Promosi ..........................................
9
2.1.1.2. Konsep Promotional Mix ............................
11
2.1.2
Keputusan Pembelian
....14
2.1.2.1
Konsep Keputusan Pembelian
....14
2.1.2.2
2.1.3
Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian . 17
Penelitian Terdahulu ...................................................20
2.2 Kerangka Konseptual .............................................................. 21
2.3 Hipotesis .................................................................................. 24
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................... 25
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel.............................................. 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 28
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 29
3.5 Uji Instrumen .......................................................................... 30
3.5.1
Uji Validitas ................................................................30
3.5.2
Uji Reliabilitas ............................................................31
3.6 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 31
3.6.1 Uji Normalitas .............................................................32
3.6.2
Uji Heteroskedastisitas ................................................ 32
3.6.3
Uji Multikolinearitas ...................................................32
3.7 Teknik Analisis ....................................................................... 33
3.8 Goodness of Fit (Uji Model) ................................................... 34
3.9 Uji – t ...................................................................................... 35
BAB IV :
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Responden ................................................. 37
4.1.1 Deskripsi Responden ................................................... 37
4.2
Hasil Analisis Data .................................................................. 41
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................... 41
4.2.2
4.3
BAB V :
Analisis Data ............................................................... 47
Pembahasan ............................................................................. 57
PENUTUP
5.1
Kesimpulan ............................................................................. 66
5.2
Saran ........................................................................................ 67
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Market Share Minuman Isotonik Tahun 2011 – 2014...........................................2
1.2
Kandungan Zat Pengawet Minuman Isotonik..........................................................3
2.1. Penelitian Terdahulu......................................................................................................20
3.1
Definisi Operasional Variabel.....................................................................................26
4.1. Proses Penyebaran Kuesioner.....................................................................................37
4.2. Jenis Kelamin Responden............................................................................................38
4.3. Pendidikan Responden..................................................................................................39
4.4. Pekerjaan Responden.....................................................................................................39
4.5. Umur Responden.............................................................................................................40
4.6. Pernyataan Responden Tentang Periklanan.............................................................42
4.7. Pernyataan Responden Tentang Promosi Penjualan.............................................43
4.8. Pernyataan Responden Tentang Personal Selling..................................................44
4.9. Pernyataan Responden Tentang Publisitas..............................................................45
4.10. Pernyataan Responden Tentang Keputusan Pembelian.......................................46
4.11. Hasil Uji Validitas...........................................................................................................48
4.12. Hasil Reliabilitas.............................................................................................................49
4.13. Hasil Uji Normalitas......................................................................................................50
4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas.......................................................................................51
4.15. Hasil Uji Multikolineritas.............................................................................................52
4.16. Hasil Regresi Berganda.................................................................................................53
4.17. Hasil Uji – F.....................................................................................................................54
4.18. Hasil Uji – t.......................................................................................................................55
4.19. Hasil Koefisien Determinasi........................................................................................56
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Kerangka Konseptual....................................................................................................24
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Hasil Kuesioner
3. Frekuensi Tabulasi Hasil Kuesioner
4. Tabel Validitas (R Product Moment)
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
6. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov Smirnov)
7. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser)
8. Hasil Regresi
9. Identitas Reponden
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia hidup pasti melakukan suatu kegiatan, baik untuk bekerja,
berolah raga atau kegiatan lain yang tentunya mengeluarkan banyak tenaga.
Setelah melakukan aktivitas, biasanya badan terasa letih dan ingin minum untuk
menghilangkan rasa haus. Hal ini disebabkan pada saat melakukan aktivitas, orang
kehilangan banyak cairan yang keluar melalui keringat. Saat berkeringat, tubuh
mengeluarkan sejumlah mineral penting yang dibutuhkan tubuh. Cairan yang
keluar tersebut harus segera digantikan. Alasanya, kalau tidak segera digantikan,
maka dapat menyebabkan ganggungan terutama pada jantung.
Cairan tubuh berperan penting dalam metabolisme (pembentukan dan
penguraian zat di dalam badan yang memungkinkan berlangsungnya hidup),
diantaranya mengangkut dan menyerap zat-zat gizi di dalam darah, membantu
proses pencernaan dan menjaga suhu butuh. Hal ini karena tubuh manusia
membutuhkan cairan setiap hari untuk mengganti cairan yang keluar melalui
pernapasan, keringat, dan urine. Jika cairan yang keluar tidak segera digantikan,
semakin lama tubuh dapat mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Gejala yang
muncul antara lain badan lemas, mata berkunang-kunang hingga konsentrasi
menurun.
Oleh karena itu agar tubuh tidak mudah letih dan kehilangan cairan, maka
dibutuhkan minuman isotonik. Sedangkan minuman isotonik adalah minuman
yang mengandung mineral dan elektrolit yang dapat menggantikan ion dalam
tubuh. Biasanya ion dalam tubuh berkurang jika seseorang melakukan aktivitas
yang menguras cairan berlebih dalam tubuh (misalnya, selesai berolahraga). Jika
tidak segera diganti, maka dapat berakibat pada gangguan pada tubuh, terutama
pada fungsi jantung.
Minuman isotonik bukanlah minuman penambah tenaga atau energy drink.
Minuman isonotic tidak mengandung kafein dan mencegah dihidrasi. Sedangkan
energy drink menyebabkan dehidrasi. Minuman isotonik sangat berkaitan dengan
penggantian cairan tubuh manusia.
Saat ini sudah banyak beredar berbagai merek minuman isotonik yang
ditawarkan oleh perusahaan. Berikut adalah merek dan market share minuman
isotonik yang beredar di Indonesia berdasarkan data dari Majalah Marketing tahun
2011 – 2014 :
Tabel 1.1
Market Share Minuman Isotonik
Tahun 2011 - 2014
2011
No.
Merek
2012
%
Merek
2013
%
Merek
2014
%
Merek
%
1
Pocari Sweat
48,8 Pocari Sweat
50,1 Pocari Sweat
52,5 Pocari Sweat
49,6
2
Mizone
42,7 Mizone
41,7 Mizone
39,5 Mizone
38,7
3
Vita Zone
4,8 Vita Zone
3,6 Vita Zone
2,8 Fatigon - Hydro
2,2
4
Fatigon – Hydro
1,6 Fatigon - Hydro
2,1 Fatigon - Hydro
2,3 Vita Zone
2,2
Sumber : http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari tahun 2011 – 2014 market share merek
Mizone mengalami penurunan, dari 42,7% tahun 2011 menjadi 41,7% tahun 2012
menurun lagi menjadi 39,5% tahun 2013 bahkan tahun 2014 lebih
rendah lagi yaitu 38,7%. Hal ini menunjukkan bahwa minat beli konsumen atau
keputusan konsumen terhadap pembelian minuman isotonik merek Mizone
cenderung rendah. Penyebabnya adalah di dalam cairan Mizone terkandung zat
berbahaya, seperti Natrium Benzoat dan Kalium Sorbat yaitu zat pengawet. Jika
dikonsumsi melebihi batas, maka tidak aman dan menimbulkan bahaya bagi
tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, beberapa minuman isotonik yang
beredar mempunyai kandungan zat pengawet sebagai berikut :
Tabel 1.2
Kandungan Zat Pengawet
Minuman Isotonik
No.
Merek
Zat Pengawet
(mg)
1
Pocari Sweat
125
2
Mizone
60
3
Vita Zone
270
4
Fatigon - Hydro
95
Sumber : Pra Survey
Tabel 1.2 menunjukkan Vita Zone memiliki kandungan zat berbahaya yang
paling besar yaitu 270 mg, sedangkan Mizone kandungan zat pengawetnya paling
kecil yaitu 60 mg. Hal ini berdampak pada market share Vita Zone yang
cenderung menurun karena masyarakat tidak berani mengkonsumsi Vita Zone.
Sedangkan minuman lain seperti Mizone yang kandungan zat pengawetnya paling
kecil justru market sharenya mengalami penurunan. Hal ini menarik untuk
dilakukan penelitian, karena tingkat resiko yang rendah tidak diikuti oleh tingkat
keputusan pembelian yang tinggi terhadap minuman isotonik Mizone.
Keputusan pembelian merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif
atau lebih konsumen pada pembelian (Schiffman dan Kanuk,2008: 485). Setiap
hari konsumen mengambil berbagai keputusan mengenai setiap aspek kehidupan
sehari-hari. Tetapi, kadang mengambil keputusan ini tanpa memikirkan bagaimana
mengambil keputusan dan apa yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan
ini. Pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan
(Schiffman dan Kanuk,2008:485).
Jika konsumen mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak
melakukan pembelian atau pilihan menggunakan waktu, maka konsumen tersebut
berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, jika konsumen tidak
mempunyai alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan
pembelian tertentu atau mengambil tindakan tertentu, maka keadaan satu-satunya
tanpa pilihan lain ini bukanlah suatu keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485).
Bagi konsumen, kebebasan sering diungkapkan dengan sangat beragamnya
pilihan produk. Jadi, hampir selalu ada pilihan, maka hampir selalu pula ada
kesempatan bagi para konsumen untuk mengambil keputusan. Selain itu, riset
konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi
konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan dapat dijadikan strategi
bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dengan jumlah
sangat besar (Schiffman dan Kanuk,2008:486).
Penelitian
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
pembelian terhadap suatu produk telah dilakukan oleh peneliti-peneiti
sebelumnya, diantaranya adalah Sandy, dkk (2014) serta Sari dan Ardani (2015).
Pada penelitian tersebut variabel yang digunakan adalah promotional mix atau
bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, personal selling
dan publisitas. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Darna dan Wardani
(2013), Nugraheni (2013), Yulianti, dk (2013) serta Kaeng, dkk (2014).
Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan
promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu, meliputi penyiaran, media
cetak, internet, luar ruang, dan bentuk lain (Kotler dan Armstrong,2008:117).
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan produk atau jasa, meliputi diskon, kupon, pajangan, dan
demonstrasi (Kotler dan Armstrong,2008:117). Personal selling merupakan
presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan
penjualan dan membangun hubungan konsumen, meliputi presentasi penjualan,
pameran dagang, dan program insentif (Kotler dan Armstrong,2008:117).
Publisitas merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara
non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar
untuk itu (Tjiptono,2008:228).
Semarang merupakan Kota yang wilayahnya lebih luas dan lebih padat
penduduknya dibandingkan kota lain di Jawa Tengah. Di Kota Semarang
kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakatnya mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya mal, swalayan, mini market maupun super market
yang selalu dikunjungi oleh masyarakat. Tidak hanya itu, warung pinggir jalan di
berbagai tempat juga ramai dikunjungi orang. Bahkan saat ini banyak didirikan
cafe, resto atau warung yang sasarannya ditujukan pada masyarakat golongan
ekonomi menengah ke atas juga dikunjungi orang untuk membeli minuman.
Sedangkan dari banyaknya jenis minuman yang ditawarkan, salah satunya adalah
jenis isotonik. Dalam hal konsumsi minuman yang semakin meningkat,
masyarakat Kota Semarang banyak yang mengkonsumsi minuman berbagai jenis
isotonik, salah satunya merek Mizone. Dengan memilih masyarakat Kota
Semarang yang pernah mengkonsumsi Mizone, diharapkan hasil penelitian ini
dapat digeneralisir.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih adalah “PENGARUH
PROMOTIONAL
MIX
TERHADAP
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE DI SEMARANG”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik merek Mizone di Semarang ?
2. Bagaimana pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik merek Mizone di Semarang ?
3. Bagaimana pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik merek Mizone di Semarang ?
4. Bagaimana pengaruh publisitas terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik merek Mizone di Semarang ?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik merek Mizone di Semarang.
2. Untuk menganalisis pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik merek Mizone di Semarang
3. Untuk menganalisis pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik merek Mizone di Semarang
4. Untuk menganalisis pengaruh publisitas terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik merek Mizone di Semarang
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam khasanah ilmu
ekonomi khususnya bidang manajemen pemasaran.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pembanding bagi pembaca
yang ingin melaksanakan penelitian di bidang pemasaran khususnya
tentang variabel periklanan, promosi penjualan, personal selling dan
publisitas terhadap keputusan pembelian.
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, khususnya
variabel periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas.
1.5
Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun dalam lima bab yang terdiri dari :
BAB I
:
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II
:
LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi konsep promosi dan konsep promotional mix,
konsep keputusan pembelian dan jenis-jenis perilaku keputusan
pembelian,
penelitian
terdahulu,
kerangka
konseptual
dan
hipotesis.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang variabel penelitian dan definisi
operasional, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV :
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan, gambaran
umum responden serta analisis data.
BAB V :
PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh serta saran
yang ingin dikemukakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Promotional Mix (Bauran Promosi)
2.1.1.1 Konsep Promosi
Promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli
potensial atau orang lain untuk mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon, dkk,
2008:69). Konsep lain promosi adalah komunikasi perusahaan kepada konsumen
terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dalam usaha untuk membangun
hubungan yang menguntungkan (Kotler dan Amstrong, 2008:116). Tjiptono
(2008:219) mendeskripsikan promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut
Kotler dan Keller (2009:172) mendeskripsikan promosi adalah sarana dimana
perusahaan berusaha informasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.
Sedangkan menurut Ginting (2012:10), promosi adalah semua kegiatan
perusahaan
produsen
untuk
meningkatkan
mutu
produknya
dan
membujuk/merayu konsumen agar membeli produknya.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tiadk yakin bahwa produk itu akan berguna, maka tidak akan
pernah membelinya (Tjiptono,2008:219).
Membangun hubungan pelanggan yang baik membutuhkan lebih dari
sekedar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga untuk produk itu
secara atraktif, dan menyediakan produk itu bagi pelanggan sasaran. Perusahaan
juga harus mengkomunikasikan proposisi nilai produknya kepada pelanggan, dan
apa yang dikomunikasikan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Segala bentuk
komunikasi harus direncanakan dan dipadukan ke dalam program komunikasi
pemasaran yang diintegrasikan secara cermat. Selain penting dalam membangun
dan mempertahankan berbagai jenis hubungan, komunikasi yang baik merupakan
elemen penting dalam usaha perusahaan membangun hubungan pelanggan yang
menguntungkan (Kotler dan Amstrong,2008:116).
Komunikasi pemasaran juga melaksanakan banyak fungsi bagi konsumen.
Komunikasi permasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada
konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan oleh orang
macam apa, serta di mana dan kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang siapa
yang membuat produk dan apa tujuan perusahaan dan merek, dan perusahaan bisa
mendapatkan insentif atau penghargaan atas usaha percobaan atau penggunaan
tersebut. Komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan
merek dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal
lainnya.
Mereka
dapat
berkontribusi
pada
keseluruhan
merek
dengan
menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek serta mendorong
penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham (Kotler dan Keller,
2009:171)
2.1.1.2 Konsep Promotional Mix
Promotional mix atau bauran promosi adalah paduan spesifik periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan personal, dan sarana
pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai
konsumen secara persuasif dan membangun hubungan konsumen (Kotler dan
Armstrong,2008:116). Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki
fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan
tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran
promosi adalah (Tjiptono 2008:222) :
1. Personal Selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan
dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk, sehingga mereka
kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono,2008:224). Menurut
Kotler dan Armstrong (2008:117), personal selling adalah presentasi pribadi
oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan penjualan dan
membangun hubungan konsumen, meliputi presentasi penjualan, pameran
dagang, dan program insentif
2. Mass Selling, terdiri atas periklanan dan publisitas
Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.
Metode ini memang tidak sefleksibel personal selling namun merupakan
alternatif yang lebih murah untuk menyampaikan informasi ke khalayak (pasar
sasaran) yang jumlahnya sangat banyak dan tersebar luas. Ada dua bentuk
utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas (Tjiptono,2008: 225).
a. Periklanan
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan
perusahaan dalam mempromosikan produknya. Paling tidak ini dapat
dilihat dari besarnya anggaran belanja iklan yang dikeluarkan setiap
perusahaan untuk merek-merek yang dihasilkannya (Tjiptono,2008:225).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:117), periklanan adalah semua
bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa
dengan sponsor tertentu, meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar
ruang, dan bentuk lain.
b. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa
secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan
tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai
berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk kredibilitas
yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak
langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu,
pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid,
majalah, radio, dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai
komunikasi promosi (Tjiptono,2008:228).
3. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Tujuan
promosi
penjualan,
seperti
dapat
menarik
pelanggan
baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong
pelanggan membeli lebih banyak menyerang aktivitas promosi pesaing,
meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya, atau mengupayakan kerja
sama yang lebih erat dengan pengecer (Tjiptono,2008:229). Menurut Kotler
dan Armstrong (2008:117), promosi penjualan adalah insentif jangka pendek
untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa, meliputi diskon,
kupon, pajangan, dan demonstrasi.
4. Public Relation (hubungan masyarakat).
Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan
kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan,
dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok-kelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan keluarganya,
pemegang saham, pelanggan, khalayak/orang-orang yang tinggal di sekitar
organisasi,
pemasok,
perantara,
pemerintah,
serta
media
masa
(Tjiptono,2008:230). Menurut Kotler dan Armstrong (2008:117), hubungan
masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan berbagai kalangan
untuk mendapatkan publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan
yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor berita, dan kejadian tidak
menyenangkan meliputi siaran pers, sponsor, acara khusus, dan halaman web.
5. Direct Marketing
Bila personal selling berupaya
mendekati pembeli, iklan berupaya
memberitahu dan mempengaruhi pelanggan, promosi penjualan berupaya
mendorong pembelian, dan public relation membangun dan memelihara citra
perusahaan, maka direct marketing memadatkan semua kegiatan tersebut
dalam penjualan langsung tanpa perantara (Tjiptono,2008:232). Menurut
Kotler dan Armstrong (2008:117), direct marketing adalah hubungan langsung
dengan konsumen indiividual yang dinginkan secara cermat untuk
memperoleh respon segera dan membangun hubungan konsumen yang
langgeng, meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet.
2.1.2 Keputusan Pembelian
2.1.2.1 Konsep Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang
dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Konsep lain keputusan pembelian adalah
seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen pada pembelian
(Schiffman dan Kanuk,2008:485). Menurut Kotler dan Keler (2009:188),
keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Juga menurut Ginting
(2012:50), keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling dikehendaki
konsumen. Sedangkan menurut Peter dan Olson (2013:163), keputusan pembelian
adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di
antaranya. Juga menurut Suryani (2013:11), keputusan pembelian adalah
keputusan yang diambil individu karena stimuli (rangsangan), baik yang berasal
dari luar individu maupun hal-hal yang ada pada individu sendiri.
Setiap hari konsumen mengambil berbagai keputusan mengenai setiap
aspek kehidupan sehari-hari. Tetapi, kadang mengambil keputusan ini tanpa
memikirkan bagaimana mengambil keputusan dan apa yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan ini. Pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika
mengambil keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485).
Jika konsumen mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak
melakukan pembelian atau pilihan menggunakan waktu, maka konsumen tersebut
berada dalam posisi untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, jika konsumen tidak
mempunyai alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan
pembelian tertentu atau mengambil tindakan tertentu, maka keadaan satu-satunya
tanpa pilihan lain ini bukanlah suatu keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485).
Bagi konsumen, kebebasan sering diungkapkan dengan sangat beragamnya
pilihan produk. Jadi, hampir selalu ada pilihan, maka hampir selalu pula ada
kesempatan bagi para konsumen untuk mengambil keputusan. Selain itu, riset
konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi
konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan dapat dijadikan strategi
bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dengan jumlah
sangat besar (Schiffman dan Kanuk,2008:486).
Tidak semua situasi pengambilan keputusan konsumen menerima (atau
membutuhkan) tingkat pencarian informasi yang sama. Jika keputusan pembelian
membutuhkan usaha yang besar, maka pengambilan keputusan konsumen akan
merupakan proses melelahkan yang menyita waktu. Sebaliknya, jika semua
pembelian sudah merupakan hal rutin, maka akan cenderung membosankan dan
hanya sedikit memberikan kesenangan atau sesuatu yang baru (Schiffman dan
Kanuk,2008:486).
Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami
bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.
Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian
konsumen secara penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran,
memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk. (Kotler dan
Keller,2009:184).
Konsumen
banyak
mengambil
keputusan
pembelian
setiap
hari.
Perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara rinci untuk
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan : apa, di mana, bagaimana, berapa
banyak, kapan, dan mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari
pembelian konsumen untuk menjawab pertanyaan : apa, di mana, dan berapa
banyak mereka membeli, tetapi mempelajari tentang mengapa perilaku pembelian
konsumen tidak terlalu mudah (Ginting,2012:33).
Perusahaan yang memahami bagaimana keputusan konsumen akan
menanggapi berbagai sosok produk, harga dan rangsangan periklanan yang
memiliki keunggulan dari pesaingnya. Konsumen akan menerima rangsangan dan
memberi tanggapan (Gnting,2013:33).
Stimuli (rangsangan) pemasaran terdiri dari produk, harga, promosi dan
distribusi. Adapun stimuli lain yang tergolong kekuatan dan kejadian penting
adalah lingkungan konsumen ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua
masukan ini masuk dalam benak konsumen, dimana semua berubah menjadi
tanggapan pembeli yang terlihat : pilihan produk, pilihan merek, saat pembelian,
dan banyaknya pembelian (banyaknya belanjaan) (Ginting,2012: 34).
Pemasar ingin mengerti bagaimana stimuli dirubah menjadi tanggapan di
dalam benak pembeli, yang terdiri dari dua bagian. Pertama, ciri pembeli yang
menyebabkan konsumen menerapkan, menerima, dan bereaksi terhadap stimuli.
Kedua, proses keputusan itu sendiri yang mempengaruhi pembeli (Ginting,2012:
34)
2.1.2.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Perilaku keputusan pembelian sangat berbeda untuk masing-masing
produk. Keputusan yang lebih kompleks biasanya melibatkan peserta pembelian
dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak. Menurut Kotler dan Amstrong
(2008:177), perilaku keputusan pembelian terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Perilaku pembelian kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka
sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan
antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,
beresiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan eskpresi diri. Umumnya
konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.
Pada tahap ini, pembeli akan melewati proses pembelajaran, mulamula mengembangkan keyakinan tentang produk, lalu sikap, dan kemudian
membuat pilihan pembelian yang dipikirkan secara tepat. Pemasar produk
yang memerlukan keterlibatan tinggi harus memahami pengumpulan
informasi dan perilaku evaluasi yang dilakukan konsumen dengan keterlibatan
tinggi. Para pemasar perlu membantu konsumen untuk membelajari atribut
produk dan kepentingan relatif atribut tersebut. Konsumen harus membedakan
fitur mereknya, mungkin dengan menggambarkan kelebihan merek lewat
media cetak dengan teks yang panjang. Konsumen harus memotivasi
wiraniaga toko dan orang yang memberi penjelasan kepada pembeli untuk
mempengaruhi pilihan merek akhir.
2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi (ketidaknyamanan)
Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen
sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau beresiko,
tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah pembelian,
konsumen mungkin mengalami ketidaknyamanan pasca pembelian ketika
mereka mengetahui kerugian tertentu dari merek yang dibeli atau mendengar
hal-hal menyenangkan tentang merek yang tidak dibeli. Untuk menghadapi
disonansi semacam itu, komunikasi pasca penjualan yang dilakukan pemasar
harus memberikan bukti dan dukungan untuk membantu konsumen merasa
nyaman dengan pilihan merek mereka.
3. Perilaku pembelian kebiasaan
Perilaku
pembelian
kebiasaan
terjadi
ketika
dalam
keadaan
keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. Konsumen
hanya mempunyai sedikit keterlibatan dalam kategori produk ini, mereka
hanya pergi ke toko dan mengambil satu merek. Jika mereka terus mengambil
merek yang sama, hal ini lebih merupakan kebiasaan daripada loyalitas yang
kuat terhadap sebuah merek. Konsumen seperti ini memiliki keterlibatan
rendah dengan sebagian besar produk murah yang sering dibeli.
Konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi tentang merek,
mengevaluasi karakteristik merek, dan mempertimbangkan keputusan tentang
merek yang akan dibeli. Sebagai gantinya, konsumen menerima informasi
secara pasif ketika merek menonton televisi atau membaca majalah.
Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan akan suatu merek dan bukan
keyakinan merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap
sebuah merek, mereka memilih merek karena terbiasa dengan merek tersebut,
konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah melakukan
pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian melibatkan keyakinan merek
yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian, yang
mungkin diikuti oleh evaluasi atau mungkin tidak.
4. Perilaku pembelian mencari keragaman
Perilaku pembelian mencari keragaman dalam situasi yang mempunyai
karakter keterlibatan konsumen rendah, tetapi anggapan perbedaan merek
yang signifikan. Dalam kasus ini, konsumen sering melakukan banyak
pertukaran merek. Pemimpin pasar akan mencoba mendorong perilaku
pembeli kebiasaan dengan mendominasi ruang rak, membuat rak tetap penuh,
dan menjalankan iklan untuk mengingatkan konsumen sesering mungkin.
Perusaahan
pesaing
akan
mendorong
pencarian
keragaman
dengan
menawarkan persepsi harga yang lebih murah, kesepakatan kupon khusus,
sampel gratis, dan iklan yang menampilkan alasan untuk mencoba sesuatu
yang baru.
2.1.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu
Darna dan Wardani (2013), Nugraheni (2013), Yulianti, dk (2013), Kaeng, dkk
(2014), Sandy, dkk (2014) serta Sari dan Ardani (2015) yang dapat diringkas
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti, Tahun dan Judul
Variabel dan Teknik
Hasil
Analisis
1 Darna
dan
Wardani
(2013)
“Pengaruh Bauran Promosi
Bebas :
1.
2.
3.
4.
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Publisitas
1. Promosi
Penjualan
dan
Publisitas
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
2. Periklanan
dan
Personal Selling tidak
Terhadap Keputusan
Pengambilan
Produk Terikat :
Pembiayaan KPR Platinum
iB Pada Bank X
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
5. Keputusan Pembelian
Syariah
Regresi Berganda
Cabang Harmoni – Jakarta”
2 Nugraheni (2013)
Bebas :
1. Periklanan
2. Promosi Penjualan
“
Pengaruh
Bauran
3. Hubungan Masyarakat
Promosi
Terhadap
4. Penjualan Perorangan
Keputusan Pembelian
Di
Rita
Pasaraya
Terikat :
Wonosobo”
5. Keputusan Pembelian
1. Periklanan, Promosi
Penjualan dan
Penjualan Perorangan
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
2. Hubungan
Masyarakat
tidak
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
Regresi Berganda
3 Yulianti, dk (2013)
”Pengaruh
Bebas :
Promotional
Mix Terhadap Keputusan
1.
2.
3.
4.
Periklanan
Personal Selling
Publisitas
Promosi Penjualan
Pembelian
Sepeda Motor
Yamaha Pada Masyarakat
Kecamatan
Jebres Terikat :
Surakarta ”
5. Keputusan Pembelian
4 Kaeng,
dkk (2014)
“Bauran
Pengaruhnya
Keputusan
Motor Yamaha
Hasjrat Abadi”
Promosi
Terhadap
Pembelian
Di PT.
Bebas
1.
2.
3.
4.
5.
Periklanan
Promosi Penjualan
Pemasaran Langsung
Penjualan Pribadi
Hubungan Masyarakat
Terikat :
6. Keputusan Pembelian
1. Periklanan
dan
Publisitas
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
2. Personal Selling dan
Promosi
Penjualan
tidak
berpengaruh
terhadap
Keputusan
Pembelian
1. Periklanan,
Promosi
Penjualan, Pemasaran
Langsung
dan
Hubungan
Masyarakat
berpengaruh terhadap
Keputusan Pembelian
2. Penjualan
Pribadi
tidak
berpengaruh
terhadap
Keputusan
Pembelian
Regresi Berganda
5 Sandy, dkk (2014)
“Pengaruh
Promosi
Bebas
1.
2.
3.
Bauran
4.
Terhadap
Periklanan
Penjualan Langsung
Promosi Penjualan
Publisitas
Periklanan,
Penjualan
Langsung,
Promosi
Penjualan dan
berpengaruh
Publisitas
terhadap
Keputusan
Pembelian
(Survei Pada Mahasiswa
Terikat :
Jurusan Bisnis Angkatan
2010-2012
5. Keputusan Pembelian
Fakultas Ilmu Administrasi
Pengguna
Indosat
Di
Universitas Brawijaya)”
Regresi Berganda
6 Sari dan Ardani (2015)
“Pengaruh Bauran Promosi
Terhadap
Pembelian
Bebas :
Periklanan,
Personal
1. Periklanan
2. Personal Selling
3. Promosi Penjualan
Selling
Promosi
Keputusan
Minyak
Keputusan Pembelian
Penjualan
terhadap
Oles Terikat
Bokashi”
dan
berpengaruh
Keputusan
Pembelian
4. Keputusan Pembelian
Regresi Berganda
2.2
Kerangka Konseptual
Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen mengenai
preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Untuk
memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus dipahami sifatsifat keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa. Memahami tingkat
keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha
mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau
tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa. Banyak faktor dapat
mempengaruhi keputusan pembelian seperti periklanan, promosi penjualan,
personal selling dan publisitas.
Periklanan merupakan semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan
promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu, meliputi penyiaran, media
cetak, internet, luar ruang, dan bentuk lain. Promosi melalui periklanan sangat
efektif digunakan karena dapat memberikan informasi yang jelas tentang produk,
dan iklan juga memberi arahan kepada konsumen untuk memilih produk yang
dianggap sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini karena dunia perekonomian yang
semakin modern, tingkat persaingan perusahan saling berlomba untuk menjual
hasil produk yang sebanyak-banyaknya. Dengan demikian perusahaan dituntut
untuk lebih giat meningkatkan aktifitas pemasaran.
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan produk atau jasa, meliputi diskon, kupon, pajangan, dan
demonstrasi. Kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan
secara berulang derta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat
mempercepat respon pasar yang ditargetkan sebagai alat lainnya dengan
menggunakan bentuk yang berbeda. Peran promosi penjualan sangat penting
untuk perusahaan karena pesan yang disampaikan bersifat individual dan dua arah
sehingga penjual dapat memberikan informasi yang bersifat persuasif yang bisa
mempengaruhi kepentingan pembelian dan meningkatkan penjualan. Promosi
penjualan merupakan strategi pemasaran yang sangat berpengaruh terhadap
keputusan seseorang dalam membeli produk yang diinginkannya.
Personal selling merupakan presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan
untuk tujuan menghasilkan penjualan dan membangun hubungan konsumen,
meliputi presentasi penjualan, pameran dagang, dan program insentif. Presentasi
lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan
menciptakan penjualan. Penjualan langsung terdapat kontak pribadi secara
langsung antara penjual dan pembeli. Di samping menjelaskan atau
memberitahukan terhadap produk dan membujuk calon pembeli, personal selling
juga menampung keluhan dan saran dari para pembeli sebagai umpan balik bagi
perusahaan. Personal selling menekankan aspek penjualan melalui proses
komunikasi person-to-person. Peranan personal selling cenderung bervariasi antar
perusahaan, tergantung pada sejumlah faktor seperti karakteristik produk atau jasa
yang dipasarkan, ukuran organisasi, dan tipe industri.
Publisitas merupakan bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan
jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak
membayar untuk itu. Publisitas dapat dikatakan sebagai tujuan akhir dari
pemasaran. Konsumen yang setia memilih satu produk merupakan konsumen
yang harus dipertahankan. Demi mendapat konsumen, memaksimalkan promosi
dengan meningkatkan publisitas yang dirasakan konsumen akan memberi nilai
kepada konsumen. Semakin nilai itu positif, semakin mempengaruhi keputusan
konsumen dalam memilih produk tertentu.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Periklanan
(X1)
Promosi
Penjualan
Keputusan
Pembelian
Personal
Selling
Publisitas
(X4)
2.3
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono,2012:93). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1
: Periklanan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
H2
: Promosi Penjualan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
H3
: Personal Selling berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Responden
4.1.1 Deskripsi Responden
Deskripsi responden ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik para
konsumen minuman isotonik merek Mizone yang menjadi responden penelitian
mengenai pengaruh promotional mix terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik merek Mizone di Semarang. Data penelitian didapat dengan melakukan
penyebaran kuesioner kepada para konsumen yang melakukan pembelian
minuman isotonik merek Mizone di Semarang. Proses penyebaran kuesioner
untuk mendapatkan responden penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Proses Penyebaran Kuesioner
Keterangan
Jumlah
Kuesioner disebar
110
Kuesioner tidak kembali
(4)
Kuesioner kembali
106
Kuesioner rusak / tidak lengkap
(2)
Kuesioner diolah
104
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran sebanyak 110 kuesioner.
Berdasarkan dari hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa 4 kuesioner
tidak kembali, dan dari 106 yang kembali 2 diantaranya dianggap rusak karena
tidak terisi lengkap. Dengan demikian jumlah kuesioner diolah sebanyak 104
kuesioner. Jumlah sebanyak 104 responden sudah dianggap bisa mewakili
keseluruhan konsumen minuman isotonik merek Mizone, sehingga nantinya hasil
deskripsi yang dilakukan terhadap para responden sudah menggambarkan
karakteristik secara umum para konsumen yang melakukan pembelian minuman
isotonik merek Mizone di Semarang.
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dapat dikelompokkan ke dalam kategori laki
– laki dan perempuan. Jumlah dari masing-masing kategori tercantum pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
Laki – Laki
69
66,3
2
Perempuan
35
33,7
104
100,0
Total
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil pengelompokkan responden menurut jenis kelamin menunjukkan
bahwa responden laki – laki sebanyak 66,3% dan lebih banyak dibanding
responden perempuan yang berjumlah sebanyak 33,7%. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumen laki – laki lebih banyak yang mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone dibanding konsumen perempuan.
2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh para responden dapat
dibedakan ke dalam beberapa jenjang dan untuk melihat kontribusi dari
masing – masing jenjang pendidikan dapat dilihat pada pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Pendidikan Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
SMA
48
46,2
2
D-3
12
11,5
3
S-1
35
33,7
4
S-2
9
8,7
104
100,0
Total
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil pengelompokkan responden berdasarkan jenjang pendidikan
menunjukkan bahwa jumlah terbanyak berasal dari konsumen berpendidikan
SMA, yaitu sebanyak 46,2%. Keinginan tinggi konsumen berpendidikan SMA
untuk mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone, karena produk
tersebut cukup memenuhi kebutuhan cairan pengganti tubuh yang hilang saat
beraktivitas dan produknya mudah didapat serta harganya relatif terjangkau.
3. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan yang dijalani oleh para responden dapat dikategorikan ke
dalam beberapa jenis profesi dan untuk hasil selengkapnya dapat dilihat pada
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
Mahasiswa
6
5,8
2
Swasta
57
54,8
3
Wiraswasta
21
20,2
4
PNS
17
16,3
5
Polri/TNI
3
2,9
104
100,0
Jumlah
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan dari pekerjaan yang dijalani responden memperlihatkan
bahwa jumlah terbanyak berasal dari karyawan swasta, yaitu 54,8%. Hal ini
dapat dipengaruhi karena karyawan swasta yang ditemui pada penelitian ini
memiliki aktivitas pekerjaan yang padat sehingga mereka membutuhkan
minuman isotonik merek Mizone sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang
pada saat menjalankan pekerjaan yang padat tersebut.
4. Karakteristik Responden Menurut Umur
Umur responden akan dikelompokkan ke dalam beberapa kategori.
Jumlah dari masing – masing kategori umur tercantum pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Umur Responden
No
Kategori
Jumlah
Persentase
1
≤ 20 tahun
4
3,8
2
21 – 30 tahun
58
55,8
3
31 – 40 tahun
32
30,8
4
41 – 50 tahun
8
7,7
5
51 – 60 tahun
2
1,9
104
100,0
Total
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan
hasil
pengelompokkan
responden
menurut
umur
menunjukkan bahwa konsumen yang lebih sering mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone berasal dari konsumen berumur antara 21 sampai 30
tahun, yang dapat dilihat dari jumlah responden lebih dominan sebanyak
55,8%. Hal ini dapat dipengaruhi konsumen pada kelompok umur 21 sampai
30 tahun memiliki pandangan bahwa minuman isotonik merek Mizone cukup
sesuai dikonsumsi oleh para konsumen berusia muda dengan aktivitas yang
padat.
4.2
Hasil Analisis Data
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini digunakan untuk melihat persepsi para
responden terhadap variabel periklanan, promosi penjualan, personal selling,
publisitas dan keputusan pembelian. Analisa deskripsi dilakukan dari frekuensi
jawaban responden, untuk kemudian dicari nilai rata-ratanya dan selanjutnya
dilakukan penilaian berdasarkan nilai rentang skala berikut ini :
Rentang Skala = NilaiTerti nggi  NilaiTerendah
Banyaknya Kelas
Perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :
Rentang Skala  5  1  0,8
5
Standar untuk kategori lima kelas tersebut adalah (Durianto,dkk,2001:43) :
1,00 –
1,80
=
sangat jelek
1,81 –
2,60
=
jelek
2,61 –
3,40
=
cukup
3,41 –
4,20
=
baik
4,21 –
5,00
=
sangat baik
Berdasarkan dari nilai rentang skala maka berikut ini akan dilihat hasil
analisis deskripsi masing-masing variabel penelitian.
1. Analisis Deskripsi Variabel Periklanan (X1)
Hasil frekuensi dan nilai rata-rata jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai periklanan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Pernyataan Responden Tentang Periklanan
STS
TS
N
S
SS
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Pertanyaan
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre Skor
RataRata
Fre
Skor
Fre
Skor
Melihat iklan minuman 5
5
8
16
37 111 44
isotonik merek Mizone
di televisi
Mendengar
iklan 4
4
11
22
52 156 30
minuman
isotonik
merek Mizone di radio
Menerima brosur dari 5
5
10
20
55 165 26
agen
(penjual)
minuman
isotonik
merek Mizone
Nilai Rata-Rata Penilaian Responden
176
10
50
3,44
120
7
35
3,24
104
8
40
3,21
3,30
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Periklanan yang dilakukan oleh minuman isotonik merek Mizone
adalah cukup, yang dapat dilihat rata – rata jawaban responden sebesar 3,30.
Hasil penilaian di setiap pertanyaan memperlihatkan bahwa melihat iklan
minuman isotonik merek Mizone di televisi mendapatkan penilaian tertinggi
sebesar 3,44 dan termasuk baik. Hal ini memperlihatkan bahwa minuman
isotonik merek Mizone lebih sering diiklankan melalui media televisi sehingga
lebih sering dilihat konsumen. Sementara mengenai mendengar iklan
minuman isotonik merek Mizone di radio hanya cukup, yang dapat dilihat dari
nilai rata – rata jawaban responden sebesar 3,24. Sedangkan mengenai
menerima brosur dari agen (penjual) minuman isotonik merek Mizone,
mendapat penilaian terendah sebesar 3,21 dan termasuk cukup. Hal ini
memperlihatkan penyebaran brosur sebagai media periklanan belum dilakukan
secara sering oleh agen (penjual) minuman isotonik merek Mizone.
2. Analisis Deskripsi Variabel Promosi Penjualan (X 2)
Hasil frekuensi dan nilai rata-rata jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai promosi penjualan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Pernyataan Responden Tentang Promosi Penjualan
STS
TS
N
S
SS
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Pertanyaan
Memperoleh hadiah pada
saat membeli minuman
isotonik merek Mizone
Memperoleh diskon harga
saat membeli minuman
isotonik merek Mizone di
agen
Melihat minuman isotonik
merek
Mizone
pada
pameran di swalayan
maupun toko terdekat
RataRata
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre
Skor
5
5
8
16
37
111
42 168
12
60
3,46
7
7
7
14
41
123
38 152
11
55
3,38
5
5
4
8
40
120
46 184
9
45
3,48
Nilai Rata-Rata Penilaian Responden
3,44
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Promosi penjualan minuman isotonik merek Mizone adalah baik atau
tinggi, yang dapat dilihat rata – rata jawaban responden sebesar 3,44. Hasil
penilaian di setiap pertanyaan memperlihatkan bahwa melihat minuman
isotonik merek Mizone pada pameran di swalayan maupun toko terdekat
mendapatkan penilaian tertinggi sebesar 3,48 dan termasuk baik. Penilaian ini
didasari karena memang para penjual di swalayan maupun toko menempatkan
minuman isotonik merek Mizone di sebuah rak atau display agar bisa dilihat
oleh konsumen. Konsumen juga dapat memperoleh hadiah pada saat membeli
minuman isotonik merek Mizone, yang dapat dilihat dari nilai rata – rata
jawaban responden sebesar 3,46. Sedangkan mengenai memperoleh diskon
harga saat membeli minuman isotonik merek Mizone di agen mendapat
penilaian terendah sebesar 3,38 dan termasuk cukup. Hal ini memperlihatkan
promosi penjualan dengan memberi potongan harga masih jarang dilakukan
oleh pihak agen penjual.
3. Analisis Deskripsi Variabel Personal Selling (X 3)
Hasil frekuensi dan nilai rata-rata jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai personal selling dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Pernyataan Responden Tentang Personal Selling
STS
TS
N
S
SS
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Pertanyaan
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre
Skor
Mendapat
presentasi 2
2
17
34
44 132
dari
agen/sales
minuman
isotonik
merek Mizone
Melihat
demonstrasi 5
5
11
22
49 147
oleh agen/sales tentang
kebaikan
mengkonsumsi
minuman
isotonik
merek Mizone
bagi
orang yang mempunyai
aktivitas tinggi
Mendapat
penawaran 4
4
14
28
32
96
langsung
oleh
agen/penjual
untuk
membeli
minuman
isotonik merek Mizone
Nilai Rata-Rata Penilaian Responden
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Fre
RataRata
Skor
Fre
Skor
26 104
15
75
3,34
27 108
12
60
3,29
40 160
14
70
3,44
3,36
Personal selling yang dilakukan minuman isotonik merek Mizone
adalah cukup, yang dapat dilihat rata – rata jawaban responden sebesar 3,36.
Hasil penilaian di setiap pertanyaan memperlihatkan bahwa mendapat
penawaran langsung oleh agen/penjual untuk membeli minuman isotonik
merek Mizone mendapatkan penilaian tertinggi sebesar 3,44 dan termasuk
baik. Hal ini biasanya dilakukan oleh para pengecer yang sering menawarkan
secara langsung kepada konsumen yang membutuhkan minuman istonik.
Sementara mengenai mendapat presentasi dari agen/sales minuman isotonik
merek Mizone, hanya dilakukan secara cukup, dengan nilai rata – rata jawaban
responden sebesar 3,34. Sedangkan mengenai melihat demonstrasi oleh
agen/sales tentang kebaikan mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone
bagi orang yang mempunyai aktivitas tinggi mendapat penilaian terendah
sebesar 3,29 dan termasuk cukup. Hal ini memperlihatkan bahwa agen/sales
dalam mempromosikan minuman isotonik merek Mizone tidak selalu memberi
contoh mengkonsumsi minuman tersebut dan hanya memberikan informasi
mengenai kandungan dan nilai manfaat yang diperoleh apabila mengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone.
4. Analisis Deskripsi Variabel Publisitas (X4)
Hasil frekuensi dan nilai rata-rata jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai publisitas dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Pernyataan Responden Tentang Publisitas
STS
TS
N
S
SS
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Fre Skor
Fre Skor
Fre
Skor
Melihat
publikasi 4
4
7
14
36 108
minuman isotonik merek
Mizone
melalui koran
(surat kabar)
Melihat
publikasi 3
3
9
18
37 111
minuman isotonik merek
Mizone melalui internet
Melihat
publikasi 5
5 15
30
40 120
minuman isotonik merek
Mizone
melalui mobil
keliling
Nilai Rata-Rata Penilaian Responden
42 168
15
75
3,55
40 160
15
75
3,53
28 112
16
80
3,34
Pertanyaan
Fre
Skor
Fre
Skor
RataRata
3,47
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Publisitas yang dilakukan minuman isotonik merek Mizone adalah
baik atau tinggi, yang dapat dilihat rata – rata jawaban responden sebesar 3,47.
Hasil penilaian di setiap pertanyaan memperlihatkan bahwa melihat publikasi
minuman isotonik merek Mizone melalui koran (surat kabar) penilaian
tertinggi sebesar 3,55 dan termasuk baik. Hal ini karena iklan minuman
isotonik merek Mizone sering muncul di media surat kabar, sehingga sering
dilihat konsumen. Konsumen juga melihat publikasi minuman isotonik merek
Mizone melalui internet, dengan nilai rata – rata jawaban responden sebesar
3,53. Sedangkan mengenai melihat publikasi minuman isotonik merek Mizone
melalui mobil keliling mendapat penilaian terendah sebesar 3,34 dan termasuk
cukup. Promosi melalui mobil keliling memang kurang sering dilakukan
sehingga jarang dilihat konsumen.
5. Analisis Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Hasil frekuensi dan nilai rata-rata jawaban responden terhadap
pertanyaan mengenai keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Pernyataan Responden Tentang Keputusan Pembelian
STS
TS
N
S
SS
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Pertanyaan
Fre
Skor
Fre
Skor
Fre
Skor
Membutuhkan minuman 3
3
15
30 33
99
isotonik
Membeli
minuman 5
5
25
50 31
93
isotonik merek Mizone
dengan harga terjangkau
Memperoleh
banyak 4
4
25
50 37
111
manfaat
setelah
mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone
Puas telah mengkonsumsi 3
3
8
16 40 120
minuman isotonik merek
Mizone
Nilai Rata-Rata Penilaian Responden
Fre
RataRata
Skor
Fre
Skor
38 152
15
75
3,45
28 112
15
75
3,22
31 124
7
35
3,12
47 188
6
30
3,43
3,31
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Keputusan pembelian konsumen terhadap minuman isotonik merek
Mizone adalah cukup, yang dapat dilihat rata – rata jawaban responden
sebesar 3,31. Hasil penilaian di setiap pertanyaan memperlihatkan bahwa
membutuhkan minuman isotonik mendapatkan penilaian tertinggi sebesar 3,45
dan termasuk baik. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen melakukan
pembelian karena membutuhkan minuman isotonik merek Mizone sebagai
pengganti cairan tubuh yang hilang saat menjalankan akivitas. Konsumen juga
puas telah mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone, dengan nilai rata
– rata jawaban responden sebesar 3,43. Konsumen memberikan penilaian
cukup mengenai membeli minuman isotonik merek Mizone dengan harga
terjangkau, dengan nilai rata – rata jawaban responden sebesar 3,22.
Sedangkan mengenai memperoleh banyak manfaat setelah mengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone mendapat penilaian terendah sebesar 3,12
dan termasuk cukup. Hal ini menunjukkan bahwa nilai manfaat minuman
isotonik merek Mizone masih perlu ditingkatkan.
4.2.2 Analisis Data
Analisa data yang dilakukan meliputi uji instrumen (validitas dan
reliabilitas), asumsi klasik dan regresi berganda.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat valid atau sah tidaknya
kuesioner
sebagai
alat
ukur
variabel.
Pengujian
dilakukan
dengan
menggunakan perbandingan antara nilai r hitung dan nilai r tabel. Nilai r
hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden di setiap pertanyaan pada
masing-masing variabel, dimana untuk prosesnya dilakukan dengan program
SPSS, dengan nama ouputnya corrected item total correlation. Sementara nilai
r tabel didapat dengan menggunakan tabel r product moment yaitu dengan df =
n – 2, maka 104 – 2 = 102, dan pada tingkat sig. α = 0,05 maka didapat r tabel
dua sisi sebesar 0,193. Kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih
besar dibanding r tabel. Hasil uji validitas semua kuesioner di setiap variabel
dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Variabel
r hitung
><
r tabel
Keterangan
Butir 1
0,442
>
0,193
Valid
Butir 2
0,599
>
0,193
Valid
Butir 3
0,525
>
0,193
Valid
Butir 1
0,525
>
0,193
Valid
Butir 2
0,517
>
0,193
Valid
Butir 3
0,538
>
0,193
Valid
Butir 1
0,697
>
0,193
Valid
Butir 2
0,648
>
0,193
Valid
Butir 3
0,561
>
0,193
Valid
Butir 1
0,477
>
0,193
Valid
Butir 2
0,516
>
0,193
Valid
Butir 3
0,587
>
0,193
Valid
Butir 1
0,597
>
0,193
Valid
Butir 2
0,716
>
0,193
Valid
Butir 3
0,574
>
0,193
Valid
Butir 4
0,537
>
0,193
Valid
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Publisitas
Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai r hitung setiap butir
pertanyaan lebih besar dibanding nilai r tabel, dengan demikian semua
butir pertanyaan atau kuesioner variabel periklanan, promosi penjualan,
personal selling, publisitas dan keputusan pembelian dinyatakan valid
sebagai alat ukur variabel penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Kuesioner dari suatu variabel juga perlu diuji reliabilitasnya agar
diketahui kehandalan sebagai alat ukur yang menghasilkan jawaban yang
konsisten dari waktu ke waktu apabila digunakan kembali sebagai alat ukur
variabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan cronbach’s, yaitu apabila
nilai cronbach’s alpha variabel > 0,60 maka kuesioner yang digunakan oleh
variabel tersebut dinyatakan reliabel. Hasil nilai cronbach’s alpha setiap
variabel dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s
><
Alpha
Standar
Keterangan
Reliabilitas
Periklanan
0,703
>
0,60
Reliabel
Promosi Penjualan
0,708
>
0,60
Reliabel
Personal Selling
0,792
>
0,60
Reliabel
Publisitas
0,707
>
0,60
Reliabel
Keputusan Pembelian
0,792
>
0,60
Reliabel
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil nilai cronbach’s alpha variabel periklanan, promosi penjualan,
personal selling, publisitas, dan keputusan pembelian lebih besar dari 0,60
sehingga butir pertanyaan atau kuesioner dari kelima variabel dinyatakan
handal atau reliabel sebagai alat ukur variabel.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terhadap analisa data yang menggunakan
teknik analisis regresi berganda, dimana model regresi berganda memiliki
distribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak terjadi
multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal. Pengujian
untuk melihat normalitas model regresi dilakukan dengan menggunakan
kolmogorov smirnov test, yaitu apabila didapatkan nilai sig.
> α = 0,05 maka model regresi berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
dengan menggunakan kolmogorov smirnov test dapat dilihat pada tabel
4.13.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Promosi
Periklanan Penjualan
104
104
N
Normal Parameters
a,b
Publisitas
104
Keputusan
Pembelian
104
Kolmogorov -Smirnov Z
9,89
2,154
,118
,118
-,090
1,205
10,32
2,270
,111
,111
-,109
1,130
10,07
2,494
,121
,121
-,109
1,238
10,41
2,351
,118
,118
-,086
1,202
13,22
3,100
,115
,115
-,092
1,173
Asy mp. Sig. (2-tailed)
,110
,156
,093
,111
,128
Most Extreme
Diff erences
Mean
Std. Dev iation
Absolute
Positive
Negative
Personal
Selling
104
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan uji normalitas menggunakan kolmogorov smirnov test
memperlihatkan bahwa nilai sig. periklanan sebesar 0,110, promosi
penjualan sebesar 0,156, personal selling sebesar 0,093, publisitas sebesar
0,111, dan keputusan pembelian sebesar 0,128. Nilai sig. masing – masing
variabel lebih besar (>) α = 0,05 sehingga model regresi berdistribusi
normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik juga memberi persyaratan tidak terjadi
heteroskedastisitas, yaitu merupakan ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian untuk melihat tidak
terjadinya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji glejser,
yaitu apabila didapatkan nilai sig. > α = 0,05 maka model regresi tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Hasil
uji
heteroskedastisitas
dengan
menggunakan uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Uji Glejser
Coeffi ci ents
Model
1
(Constant)
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
1,516
,441
,068
,090
-,009
,079
-,065
,066
Publisitas
-,034
a. Dependent Variable: ABS_RES
,080
a
Standardized
Coeff icients
Beta
,163
-,023
-,179
t
3,435
,756
-,115
-,975
Sig.
,001
,452
,908
,332
-,088
-,423
,673
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser
memperlihatkan bahwa nilai sig. periklanan sebesar 0,452, promosi
penjualan sebesar 0,908, personal selling sebesar 0,332, dan publisitas
sebesar 0,673. Nilai sig. masing – masing variabel lebih besar (>) α = 0,05
sehingga model regresi tidak heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Pada analisa regresi berganda juga memberi persyaratan tidak
boleh adanya korelasi yang kuat atau terjadi multikolinearitas di antara
variabel independen yang digunakan. Antar variabel independen
dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas, apabila nilai Tolerance variabel
independen berada di atas 0,1 dan VIF masing-masing variabel independen
berada di bawah 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel
4.15.
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Model
1
Coeffi ci ents
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
Periklanan
,211
4,734
Promosi Penjualan
,248
4,035
Personal Selling
,293
3,415
Publisitas
,228
4,384
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai Tolerance masingmasing variabel independen di atas 0,1, begitujuga dengan nilai VIF di
bawah 10. Dengan hasil ini maka disimpulkan antara variabel periklanan,
promosi penjualan, personal selling dan publisitas semuanya tidak terjadi
multikolinearitas
4. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini yaitu regresi
berganda. Teknik ini digunakan untuk melihat pengaruh suatu variabel
independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini akan dilihat
pengaruh periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas
terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek Mizone. Analisa
menggunakan program SPSS dan untuk hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16
Hasil Regresi Berganda
Coeffi ci ents
Model
1
(Constant)
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
,030
,705
,358
,145
,405
,127
,232
,106
a
Standardized
Coeff icients
Beta
Publisitas
,301
,127
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
,249
,296
,187
t
,043
2,476
3,198
2,190
Sig.
,966
,015
,002
,031
,228
2,363
,020
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan dari hasil regresi berganda maka dapat dibuat persamaan
linear antara periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas
terhadap keputusan pembelian sebagai berikut :
Y = 0,030 + 0,358 X1 + 0,405 X2 + 0,232 X3 + 0,301 X4
Persamaan linear tersebut memiliki arti sebagai berikut :
a. Konstanta (α) sebesar 0,030, yang artinya apabila periklanan, promosi
penjualan, personal selling dan publisitas dalam keadaan nol maka
keputusan pembelian bernilai positif.
b. Periklanan (b1) = 0,358, nilai positif yang didapat menunjukkan bahwa
adanya peningkatan periklanan maka akan meningkatkan keputusan
pembelian.
c. Promosi penjualan (b2) = 0,405, nilai positif yang didapat menunjukkan
bahwa adanya peningkatan promosi penjualan maka akan meningkatkan
keputusan pembelian.
d. Personal selling (b3) = 0,232, nilai positif yang didapat menunjukkan
bahwa adanya peningkatan personal selling maka akan meningkatkan
keputusan pembelian.
e. Publisitas (b4) = 0,301, nilai positif yang didapat menunjukkan bahwa
adanya peningkatan publisitas maka akan meningkatkan keputusan
pembelian.
5. Uji Goodness Of Fit
Uji Goodness of fit digunakan untuk melihat kebaikan model regresi.
Pengujian menggunakan uji – F. Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh
periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas terhadap
keputusan pembelian secara simultan, pada tingkat penerimaan hipotesis < α =
0,05. Hasil uji – F dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Hasil Uji – F
b
ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
Regression
Residual
781,218
208,695
df
Mean Square
4
99
195,305
2,108
F
92,648
Sig.
a
,000
Total
989,913
103
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Personal Selling, Promosi
Penjualan, Periklanan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil uji – F sebesar 92,648 dengan sig. 0,000. Dengan nilai sig. lebih
kecil (<) α = 0,05 maka menerima hipotesis yang menyatakan periklanan,
promosi penjualan, personal selling dan publisitas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.
6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat
dibuktikan dari hasi uji – t, yang digunakan untuk melihat pengaruh
periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas terhadap
keputusan pembelian secara parsial, pada tingkat penerimaan hipotesis < α =
0,05. Hasil uji – t dapat dilihat di tabel 4.18.
Tabel 4.18
Hasil Uji – t
a
Coeffi cients
Model
1
t
(Constant)
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
,043
2,476
3,198
2,190
Sig.
,966
,015
,002
,031
Publisitas
2,363
,020
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Berdasarkan hasil uji – t maka dapat dilakukan pembuktian sebagai
berikut :
a. Hasil uji – t periklanan terhadap keputusan pembelian sebesar 2,476
dengan sig. 0,015 lebih kecil (<) α = 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
periklanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian diterima.
b. Hasil uji – t promosi penjualan terhadap keputusan pembelian sebesar
3,198 dengan sig. 0,002 lebih kecil (<) α = 0,05 maka hipotesis yang
menyatakan
promosi
penjualan
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian diterima.
c. Hasil uji – t personal selling terhadap keputusan pembelian sebesar 2,190
dengan sig. 0,031 lebih kecil (<) α = 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
personal selling berpengaruh terhadap keputusan pembelian diterima.
d. Hasil uji – t publisitas terhadap keputusan pembelian sebesar 2,363 dengan
sig. 0,020 lebih kecil (<) α = 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
publisitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian diterima.
7.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan kemampuan variabel independen
didalam menjelaskan variabel dependen. Hasil koefesien determinasi antara
periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas terhadap
keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
1
R
,888
a
R Square
,789
Adjusted
Std. Error of
R Square
the Estimate
,781
1,452
a. Predictors: (Constant), Publisitas,
Selling, Promosi Penjualan, Periklanan
Personal
Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2016
Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai Adjusted R Square
sebesar 0,781, yang dapat diartikan bahwa kemampuan variabel periklanan,
promosi penjualan, personal selling dan publisitas dalam menjelaskan
keputusan pembelian adalah sebesar 78,1% (0,781 x 100%). Sementara
sebesar 21,9% (100%- 78,1%), keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel
lain di luar periklanan, promosi penjualan, personal selling dan publisitas.
4.3
Pembahasan
Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan regresi berganda maka
hasil penelitian mengenai pengaruh promotional mix terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik merek Mizone di Semarang, dapat dibuat
pembahasan sebagai berikut.
1. Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian
Uji hipotesis membuktikan bahwa periklanan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek Mizone,
yang dapat dibuktikan dari hasil uji – t sebesar 2,476 dan sig 0,015 < α = 0,05.
Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan periklanan akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap minuman isotonik
merek Mizone. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:117), periklanan adalah
semua bentuk terbayar presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau
jasa dengan sponsor tertentu, meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar
ruang, dan bentuk lain. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang
paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa para konsumen
memberikan penilaian tinggi terhadap melihat iklan minuman isotonik merek
Mizone di televisi (nilai rata – rata 3,44). Iklan minuman isotonik merek
Mizone memang ada yang dibuat ke dalam bentuk iklan untuk televisi dan
ditayangkan di berbagai televisi swasta bahkan pada saat jam prime time
malam hari sehingga banyak konsumen yang melihatnya. Sementara mengenai
mendengar iklan minuman isotonik merek Mizone di radio mendapatkan
penilaian cukup (nilai rata – rata 3,24). Hal ini karena iklan melalui radio
masih jarang didengar oleh konsumen. Sedangkan mengenai menerima brosur
dari agen (penjual) minuman isotonik merek Mizone juga hanya mendapatkan
penilaian cukup (nilai rata – rata 3,21), karena penyebaran brosur untuk
mempromosikan produk minuman isotonik merek Mizone belum sering
dilakukan dan hanya dilakukan hanya pada saat melakukan program promo.
Minuman isotonik merek Mizone terlihat lebih fokus melakukan
pemasangan iklan melalui televisi karena menjadi media yang efektif untuk
dilihat masyarakat luas karena siarannya yang memiliki jangkauan luas ke
seluruh wilayah Indonesia, sehingga diharapkan dengan lebih banyak yang
melihat iklan yang ditayangkan maka akan bisa mendapatkan konsumen lebih
banyak yang melakukan pembelian minuman isotonik merek Mizone. Akan
tetapi dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keputusan pembelian
konsumen terhadap minuman isotonik merek Mizone hanya termasuk cukup,
maka periklanan masih perlu ditingkatkan, yaitu dengan lebih meningkatkan
intensitas penayangan iklan melalui radio dan lebih memperbanyak kerjasama
dengan
berbagai
memperdengarkan
radio
iklan
swasta
minuman
untuk
isotonik
menayangkangkan
merek
Mizone
atau
sehingga
masyarakat yang jarang melihat tayangan televisi bisa mendapatkan informasi
dari iklan yang diperdengarkan di radio. Penyebaran brosur juga harus lebih
sering dilakukan karena brosur menjadi sarana efektif untuk melakukan
promosi di berbagai tempat yaitu bisa di pusat keramaian, perumahan, atau
perkantoran. Hal ini akan membuat masyarakat bisa langsung menerima
informasi yang disampaikan karena bisa membaca langsung dari brosur yang
didapat, dan apabila tertarik maka mereka akan melakukan pembelian
minuman isotonik merek Mizone.
Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Nugraheni (2013),
Yulianti, dk (2013), Kaeng, dkk (2014), Sandy, dkk (2014), Sari dan Ardani
(2015) yang membuktikan bahwa periklanan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, tetapi tidak mendukung penelitian Darna dan Wardani (2013) yang
membuktikan bahwa periklanan tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
2. Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian
Uji hipotesis membuktikan bahwa promosi penjualan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek
Mizone, yang dapat dibuktikan dari hasil uji – t sebesar 3,198 dan sig 0,002 <
α = 0,05. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan promosi
penjualan akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap
minuman isotonik merek Mizone. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:117),
promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian
atau penjualan produk atau jasa, meliputi diskon, kupon, pajangan, dan
demonstrasi. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa para konsumen
memberikan penilaian tinggi mengenai memperoleh hadiah pada saat membeli
minuman isotonik merek Mizone (nilai rata – rata 3,46). Konsumen dapat
memperoleh kesempatan mendapatkan hadiah seperti mobil, dengan
mengirimkan kode yang terdapat di botol melalui sms. Konsumen memberikan
penilaian cukup mengenai memperoleh diskon harga saat membeli minuman
isotonik merek Mizone di agen (nilai rata – rata 3,38). Promosi dengan
pemberian diskon memang jarang dilakukan dan hanya dilakukan di waktu –
waktu di tertentu di beberapa swalayan. Penilaian tinggi diberikan mengenai
melihat minuman isotonik merek Mizone pada pameran di swalayan maupun
toko terdekat (nilai rata – rata 3,48). Hal ini dapat dilihat dari para penjual
yang memajang minuman isotonik merek Mizone di display atau di lemari
pendingin yang transaparan sehingga dapat dilihat para konsumen.
Promosi yang dilakukan oleh minuman isotonik merek Mizone terlihat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memberi hadiah sehingga
konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu juga dilakukan
dengan cara dipamerekan yang dimaksudkan agar konsumen tahu bahwa di
swalayan maupun toko tersebut menjual minuman isotonik merek Mizone
sehingga apabila mereka membutuhkan bisa melakukan pembelian di tempat
tersebut. Sementara untuk memperkuat promosi penjualan yang dapat
meningkatkan keputusan pembelian konsumen maka promosi dengan
memberi diskon perlu lebih sering dilakukan, seperti memberi diskon apabila
membeli 3 botol sekaligus, sehingga dengan membeli lebih banyak maka
harga yang ditawarkan menjadi lebih murah. Hal ini yang akan menarik minat
konsumen untuk melakukan pembelian minuman isotonik merek Mizone.
Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Darna dan
Wardani (2013), Nugraheni (2013), Kaeng, dkk (2014), Sandy, dkk (2014),
Sari dan Ardani (2015) yang membuktikan bahwa promosi penjualan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, tetapi tidak mendukung penelitian
Yulianti, dk (2013), yang membuktikan bahwa promosi penjualan tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
3. Pengaruh Personal Selling Terhadap Keputusan Pembelian
Uji hipotesis membuktikan bahwa personal selling berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek
Mizone, yang dapat dibuktikan dari hasil uji – t sebesar 2,190 dan sig 0,031 <
α = 0,05. Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan personal selling
akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap minuman
isotonik merek Mizone. Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap
muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu
produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk, sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya
(Tjiptono,2008:224).
Hasil tanggapan konsumen terhadap personal selling yang dilakukan
oleh minuman isotonik merek Mizone memperlihatkan bahwa konsumen
memberikan penilaian cukup mengenai mendapat presentasi dari agen/sales
minuman isotonik merek Mizone (nilai rata – rata 3,34). Para agen/sales
cenderung hanya menawarkan minuman isotonik merek Mizone sebagai
produk minuman yang dapat dikonsumsi oleh para konsumen, tanpa
menginformasikan secara lebih detail mengenai fungsi atau nilai manfaat dan
juga kandungan yang ada didalamnya. Penilaian cukup juga diberikan
mengenai
melihat
demonstrasi
oleh
agen/sales
tentang
kebaikan
mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone bagi orang yang mempunyai
aktivitas
tinggi
(nilai
rata
–
rata
3,29).
Para
agen/sales
hanya
menginformasikan tentang minuman isotonik merek Mizone sebagai minuman
pengganti cairan yang hilang saat beraktivitas tetapi belum memperlihatkan
cara mengkonsumsinya kepada konsumen. Konsumen memberi penilaian
tinggi mengenai mendapat penawaran langsung oleh agen/penjual untuk
membeli minuman isotonik merek Mizone (nilai rata – rata 3,44). Hal ini
biasanya dilakukan oleh penjual eceran atau tenaga penjual yang direkrut
khusus untuk menawarkan minuman isotonik merek Mizone kepada
konsumen di tempat – tempat khusus seperti di pusat keramaian atau ketika
ada kegiatan hiburan yang diselenggarakan untuk masyarakat.
Personal selling yang dilakukan oleh minuman isotonik merek Mizone
kepada konsumen secara langsung lebih terlihat dari penjualan langsung yang
dilakukan oleh penjual di tingkat pengecer atau tenaga penjual, dan bisa sarana
efektif ketika konsumen membutuhkan minuman isotonik dan ada tenaga
penjual yang menawarkan langsung kepada mereka, sehingga akan
memunculkan transaksi pembelian. Sedangkan disisi lain agar lebih
memperkuat personal selling maka tenaga penjual bisa mempresentasikan
dahulu tentang nilai manfaat yang bisa didapat apabila mengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone sehingga para konsumen yang semula belum
tertarik akan produk minuman isotonik merek Mizone maka akan tertarik
untuk melakukan pembelian setelah mengetahui informasi yang disampaikan
oleh tenaga penjual. Para tenaga penjual juga perlu mendemonstrasikan
kebaikan mengkonsumsi minuman isotonik merek Mizone bagi orang yang
mempunyai aktivitas tinggi, seperti mempraktikan mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone dengan mengajak konsumen agar mereka juga
merasakan reaksi setelah mengkonsumsinyanya. Apabila reaksi yang diberikan
sesuai dengan nilai manfaat yang diberikan yaitu sebagai pengganti cairan
tubuh yang hilang saat beraktivitas sehingga badan menjadi segar kembali,
maka konsumen tentu akan tertarik untuk melakukan pembelian.
Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Nugraheni (2013),
Sandy, dkk (2014), Sari dan Ardani (2015) yang membuktikan bahwa personal
selling berpengaruh terhadap keputusan pembelian, tetapi tidak mendukung
penelitian Darna dan Wardani (2013), Yulianti, dkk (2013), Kaeng, dkk
(2014), yang membuktikan bahwa personal selling tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
4. Pengaruh Publisitas Terhadap Keputusan Pembelian
Uji hipotesis membuktikan bahwa publisitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman isotonik merek Mizone,
yang dapat dibuktikan dari hasil uji – t sebesar 2,363 dan sig 0,020 < α = 0,05.
Hasil ini dapat diartikan bahwa adanya peningkatan publisitas akan
meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap minuman isotonik
merek Mizone. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang
terkandung dalam suatu produk untuk membentuk kredibilitas yang lebih baik,
karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh
pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu, pesan publisitas dimasukkan
dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio, dan televisi, maka
khalayak
tidak
memandangnya
sebagai
komunikasi
promosi
(Tjiptono,2008:228).
Hasil tanggapan konsumen tentang publisitas yang dilakukan oleh
minuman isotonik merek Mizone memperlihatkan bahwa para konsumen
memberikan penilaian tinggi mengenai melihat publikasi minuman isotonik
merek Mizone melalui koran (surat kabar) (nilai rata – rata 3,55). Hal ini dapat
dilihat dari iklannya yang sering muncul di media cetak atau koran yang
mempublikasikan manfaat dan variasi rasa. Para konsumen juga memberikan
penilaian tinggi mengenai melihat publikasi minuman isotonik merek Mizone
melalui internet (nilai rata – rata 3,53). Hal ini dapat dilihat dari berbagai
website yang menginformasikan minuman isotonik merek Mizone, yaitu
mempublikasikan manfaat, variasi rasa, komposisi, dan harga. Sementara itu
penilaian cukup diberikan konsumen mengenai melihat publikasi minuman
isotonik merek Mizone melalui mobil keliling (nilai rata – rata 3,34). Hal ini
merupakan bentuk publikasi melalui media bergerak, tetapi hal ini masih
kurang sering dilakukan.
Minuman isotonik merek Mizone terlihat memanfaatkan media yang
ada di masyarakat untuk mempublikasikan diri baik dari segi manfaat, harga,
kandungan vitamin dan variasi rasa melalui surat kabar dan internet sehingga
keunggulan produknya akan lebih diketahui oleh konsumen. Sementara itu
dalam hal publitas melalui media bergerak seperti menggunakan mobil harus
lebih sering dilakukan dan dalam media tersebut juga lebih detail
mencantumkan nilai produk seperti variasi rasa buah yang ditawarkan,
manfaat produk dan kandungan vitamin yang ada di produk minuman isotonik
merek Mizone, sehingga dengan melihat media bergerak tersebut para
konsumen dapat tertarik untuk melakukan pembelian minuman isotonik merek
Mizone.
Hasil penelitian yang didapat mendukung penelitian Darna dan
Wardani (2013), Yulianti, dkk (2013), Sandy, dkk (2014) yang membuktikan
bahwa publisitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan penelitian mengenai pengaruh promotional mix terhadap
keputusan pembelian minuman isotonik merek Mizone di Semarang adalah
sebagai berikut :
1. Hasil
pengujian
hipotesis
membuktikan
bahwa
periklanan
terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan
hasil ini maka setiap ada peningkatan periklanan akan meningkatkan
keputusan pembelian terhadap minuman isotonik merek Mizone.
2. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa promosi penjualan terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan
hasil ini maka setiap ada peningkatan promosi penjualan akan meningkatkan
keputusan pembelian terhadap minuman isotonik merek Mizone.
3. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa personal selling terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan
hasil ini maka setiap ada peningkatan personal selling akan meningkatkan
keputusan pembelian terhadap minuman isotonik merek Mizone.
4. Hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa publisitas terbukti berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan hasil ini maka
setiap ada peningkatan publisitas akan meningkatkan keputusan pembelian
terhadap minuman isotonik merek Mizone.
5.2
Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang didapat, maka saran yang bisa
disampaikan, yaitu :
1. Promosi penjualan menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan
pembelian minuman isotonik merek Mizone. Pada faktor promosi penjualan
para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai memperoleh diskon
harga saat membeli minuman isotonik merek Mizone di agen, sehingga para
agen perlu untuk memberi diskon harga bagi konsumen, yaitu memberi
potongan harga sebesar Rp 2.000 bagi konsumen yang melakukan pembelian
tiga botol Mizone sekaligus, sehingga dengan membeli lebih banyak maka
harga yang dibayar menjadi lebih murah
2. Periklanan menjadi faktor kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian
pembelian minuman isotonik merek Mizone. Pada faktor periklanan para
konsumen memberikan penilaian terendah mengenai menerima brosur dari
agen (penjual) minuman isotonik merek Mizone. Atas dasar pernyataan
konsumen ini maka agen (penjual) harus lebih sering melakukan penyebaran
brosur, yaitu brosur diberikan kepada konsumen yang datang ke swalayan atau
toko yang menyediakan produk Mizone sehingga apabila konsumen tersebut
membutuhkan minuman isotonik maka akan mempertimbangkan untuk
membeli Mizone setelah membaca brosur yang diberikan oleh agen (penjual)
melalui swalayan atau pemilik toko.
3. Pubilisitas menjadi faktor ketiga yang mempengaruhi keputusan pembelian
pembelian minuman isotonik merek Mizone. Pada faktor publisitas para
konsumen memberikan penilaian terendah mengenai melihat publikasi
minuman isotonik merek Mizone melalui mobil keliling. Mobil keliling yang
mempublikasikan minuman isotonik merek Mizone sebaiknya harus lebih
sering berkeliling di kota Semarang khususnya di pusat keramaian seperti di
daerah simpanglima dan di berbagai pasar tradisional sehingga akan banyak
konsumen yang melihat publikasi minuman isotonik merek Mizone yang
dilakukan melalui mobil keliling. Dengan semakin banyak konsumen yang
melihat publikasi minuman isotonik merek Mizone maka informasi yang
disampaikan bisa diterima masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan
keputusan pembelian terhadap minuman isotonik merek Mizone.
4. Personal selling menjadi faktor terkecil yang mempengaruhi keputusan
pembelian pembelian minuman isotonik merek Mizone. Pada fakor personal
selling para konsumen memberikan penilaian terendah mengenai melihat
demonstrasi oleh agen/sales tentang kebaikan mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone bagi orang yang mempunyai aktivitas tinggi. Hal ini
berarti para agen/sales perlu mendemonstrasikan didalam mengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone, yaitu setelah melakukan olahraga atau
menjalankan pekerjaan yang padat maka dapat langsung mengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone cukup satu botol dan segera dihabiskan saat
itu juga agar lebih memberi efek yang cepat didalam memulihkan stamina
karena kehabisan cairan saat melakukan aktivitas yang tinggi. Dengan
demonstrasi yang diperlihatkan oleh agen/sales akan membuat konsumen
tertarik untuk melakukan tindakan yang sama yaitu mengkonsumsi minuman
isotonik merek Mizone agar badan menjadi lebih segar kembali
setelah
melakukan aktivitas yang melelahkan seperti olahrga atau menjalankan
pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Cannon, Joseph P., William D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy. 2008. Alih
Bahasa : Diana Angelica dan Ria Cahyani. Pemasaran Dasar-Dasar :
Pendekatan Manajerial Global. Buku 2. Edisi 16. Salemba Empat.
Jakarta.
Darna dan Dita Pramudya Wardani. 2013. “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap
Keputusan Pengambilan Produk Pembiayaan KPR Platinum iB Pada Bank
X Syariah Cabang Harmoni – Jakarta”. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Vol.
12. No. 1. Juni 2013. Hal. 01 – 10. Politeknik Negeri Jakarta. Depok.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ginting, Nembah F. Hartimbul. 2012. Manajemen Pemasaran. Cetakan 2. Yrama
Widya. Bandung.
Kaeng, Agustina, Lisbeth Mananeke, dan
Bode Lumanauw . 2014. “Bauran
Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Motor Yamaha Di
PT. Hasjrat Abadi”. Jurnal Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi
(EMBA). Vol.2. No.3. September 2014. Hal. 1077-1088. Universitas Sam
Ratulangi. Manado.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Keduabelas. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Alih Bahasa : Benyamin Molan.
Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1. Cetakan Keempat. PT.
Indeks. Jakarta.
Nugraheni, Adhina. 2013. “Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Di Rita Pasaraya Wonosobo”. Jurnal Oikonomia. Vol. 2. No. 3.
Hal. 201 – 206. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2013. Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran. Buku 1. Edisi 9. Salemba Empat. Jakarta.
Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi
Ketujuh. Cetakan Keempat. PT. Indeks. Jakarta.
Sandy, Febryan, Zainul Arifin dan Fransisca Yaningwati. 2014. “Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Pada Mahasiswa Jurusan
Bisnis Angkatan 2010-2012 Fakultas Ilmu Administrasi Pengguna
Indosat Di Universitas Brawijaya)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol.
9 No. 2 April 2014. Universitas Brawijaya. Malang.
Sari, Ni Putu Wistya dan I Gst. Agung Ketut Sri Ardani. 2015. “Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Oles Bokashi”. E-Jurnal
Manajemen Unud. Vol. 4. No. 5. 2015. Hal. 1271-1282. Universitas
Udayana (UNUD). Bali.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perhitungan
Manual & SPSS. Edisi Pertama. Cetakan ke 1. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keenambelas. CV. Alfabeta.
Bandung.
Suryani, Tatik 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Implikasinya pada
Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Andi. Yogyakarta.
Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi
Kedua. Cetakan Keduabelas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Yulianti, Tri, Baedhowi dan Salman Alfarisy Totalia. 2013. ”Pengaruh
Promotional Mix Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha
Pada Masyarakat Kecamatan Jebres Surakarta ”. Jurnal Pendidikan Bisnis
dan Ekonomi (BISE). Vol.1. No. 1. Tahun 2013. Hal. 80 – 88. Universitas
Sebelas Maret (UNS). Surakarta.
Lampiran 1
DAFTAR PERNYATAAN
Semarang,
Januari 2016
Kepada Yth: Saudara………………..
Di Tempat
Denganhormat,
Kami mohon kesediaan Saudara untuk mengisi pernyataan-pernyataan
yang kami ajukan ini sesuai dengan keyakinan Saudara sendiri. Jawaban Saudara
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk itu partisipasi dari Saudara
sangat kami harapkan demi terwujudnya penelitian ini. Adapun judul penelitian
adalah :
PENGARUH PROMOTIONAL MIX TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK MEREK MIZONE DI SEMARANG
Penelitian kami tidak dapat berjalan lancar tanpa kebaikan saudara.
Atas bantuan dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Hormat kami,
PETUNJUK PENGISIAN DATA PRIBADI RESPONDEN:
Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas Saudara dengan tanda ( ν ) pada
kotak yang telah disediakan:
Identitas Responden
1. Nama
: ……………………………..( Boleh tidak diisi )
2. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
3. Pendidikanterakhir:
4. Pekerjaan
:
SD
D-3
SMP
S-1
SMA
S-2
Pelajar
M Mahasiswa
Swasta
5. Umur
Wiraswasta
PNS
POLRI/TNI
: …………………….
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER:
Jawablah pernyataan sesuai dengan anggapan saudara, apabila merasa sangat tidak
setuju atau sangat setuju yang diukur dari huruf 1 s/d 5 dari pernyataan yang ada.
Berikan tanda ( ν ) pada kotak yang disediakan.
STS
TS
N
S
SS
STS
: Sangat Tidak Setuju
=
1
TS
: Tidak Setuju
=
2
N
: Netral
=
3
S
: Setuju
=
4
SS
: Sangat Setuju
=
5
Pernyataan
No
PERIKLANAN ( X1 )
1
Saya melihat iklan minuman isotonik
merek Mizone di televisi
2
Saya mendengar
iklan minuman
isotonik merek Mizone di radio
3
Saya menerima brosur dari agen
(penjual) minuman
isotonik merek
Mizone
No
PROMOSI PENJUALAN ( X2 )
1
Saya memperoleh hadiah pada saat
membeli minuman
isotonik merek
Mizone
2
Saya memperoleh diskon harga saat
membeli
minuman isotonik merek
Mizone di agen
3
Saya melihat minuman isotonik merek
Mizone pada pameran di swalayan
maupun toko terdekat
STS
TS
Jawaban
N
STS
TS
Jawaban
N
S
SS
S
SS
No
PERSONAL SELLING ( X3 )
1
Saya
mendapat
presentasi
agen/sales minuman isotonik
Mizone
2
Saya
melihat demonstrasi
oleh
agen/sales
tentang
kebaikan
mengkonsumsi minuman isotonik merek
Mizone bagi orang yang mempunyai
aktivitas tinggi
3
Saya mendapat penawaran langsung
oleh agen/penjual
untuk
membeli
minuman isotonik merek Mizone
No
STS
TS
Jawaban
N
STS
TS
Jawaban
N
S
SS
S
SS
S
SS
dari
merek
PUBLISITAS ( X4 )
1
Saya melihat
publikasi
minuman
isotonik merek Mizone dmelalui koran
(surat kabar)
2
Saya melihat
publikasi
minuman
isotonik merek Mizone melalui internet
3
Saya melihat
publikasi
minuman
isotonik merek Mizone melalui mobil
keliling
No
KEPUTUSAN PEMBELIAN ( Y )
Jawaban
STS
1
Saya membutuhkan minuman isotonic
2
Saya membeli minuman isotonik merek
Mizone dengan harga terjangkau
3
Saya memperoleh banyak manfaat
setelah mengkonsumsi minuman
TS
N
isotonik merek Mizone
4
Sayapuastelahmengkonsumsi
minuman isotonik merek Mizone
Lampiran 3
Frequency Table
Periklanan
X1.1
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
8
37
44
10
Percent
4,8
7,7
35,6
42,3
9,6
Valid Percent
4,8
7,7
35,6
42,3
9,6
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
12,5
48,1
90,4
100,0
X1.2
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
4
11
52
30
7
Percent
3,8
10,6
50,0
28,8
6,7
Valid Percent
3,8
10,6
50,0
28,8
6,7
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
3,8
14,4
64,4
93,3
100,0
X1.3
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
10
55
26
8
Percent
4,8
9,6
52,9
25,0
7,7
Valid Percent
4,8
9,6
52,9
25,0
7,7
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
14,4
67,3
92,3
100,0
Promosi Penjualan
X2.1
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
8
37
42
12
Percent
4,8
7,7
35,6
40,4
11,5
Valid Percent
4,8
7,7
35,6
40,4
11,5
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
12,5
48,1
88,5
100,0
X2.2
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
7
7
41
38
11
Percent
6,7
6,7
39,4
36,5
10,6
Valid Percent
6,7
6,7
39,4
36,5
10,6
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
6,7
13,5
52,9
89,4
100,0
X2.3
Valid
1
2
3
4
5
Total
Personal Selling
Frequency
5
4
40
46
9
Percent
4,8
3,8
38,5
44,2
8,7
Valid Percent
4,8
3,8
38,5
44,2
8,7
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
8,7
47,1
91,3
100,0
X3.1
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
2
17
44
26
15
Percent
1,9
16,3
42,3
25,0
14,4
Valid Percent
1,9
16,3
42,3
25,0
14,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
1,9
18,3
60,6
85,6
100,0
X3.2
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
11
49
27
12
Percent
4,8
10,6
47,1
26,0
11,5
Valid Percent
4,8
10,6
47,1
26,0
11,5
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
15,4
62,5
88,5
100,0
X3.3
Valid
1
2
3
4
5
Total
Publisitas
Frequency
4
14
32
40
14
Percent
3,8
13,5
30,8
38,5
13,5
Valid Percent
3,8
13,5
30,8
38,5
13,5
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
3,8
17,3
48,1
86,5
100,0
X4.1
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
4
7
36
42
15
Percent
3,8
6,7
34,6
40,4
14,4
Valid Percent
3,8
6,7
34,6
40,4
14,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
3,8
10,6
45,2
85,6
100,0
X4.2
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
3
9
37
40
15
Percent
2,9
8,7
35,6
38,5
14,4
Valid Percent
2,9
8,7
35,6
38,5
14,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
2,9
11,5
47,1
85,6
100,0
X4.3
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
15
40
28
16
Percent
4,8
14,4
38,5
26,9
15,4
Valid Percent
4,8
14,4
38,5
26,9
15,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
19,2
57,7
84,6
100,0
Lampiran 3
Keputusan Pembelian
Y.1
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
3
15
33
38
15
Percent
2,9
14,4
31,7
36,5
14,4
Valid Percent
2,9
14,4
31,7
36,5
14,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
2,9
17,3
49,0
85,6
100,0
Y.2
Valid
1
2
3
4
5
Total
Frequency
5
25
31
28
15
Percent
4,8
24,0
29,8
26,9
14,4
Valid Percent
4,8
24,0
29,8
26,9
14,4
104
100,0
100,0
Cumulativ e
Percent
4,8
28,8
58,7
85,6
100,0
Lampiran 5
Reliability
Periklanan
Case Processing Summary
N
CasesValid
Excluded
Total
a
104
%
100,0
0
104
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,703
N of Items
3
Item-Total Statistics
X1.1
X1.2
Scale Mean if
Item Deleted
6,45
6,65
Scale
Variance if
Item Deleted
2,444
2,287
Corrected
Item-Total
Correlation
,442
,599
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,710
,514
X1.3
6,68
2,374
,525
,604
Scale Statistics
Mean
9,89
Variance
4,639
Std. Deviation N of Items
2,154
3
Lampiran 5
Reliability
Promosi Penjualan
Case Processing Summary
N
CasesValid
Excluded
Total
a
104
%
100,0
0
104
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,708
N of Items
3
Item-Total Statistics
X2.1
X2.2
Scale Mean if
Item Deleted
6,86
6,94
Scale
Variance if
Item Deleted
2,591
2,521
Corrected
Item-Total
Correlation
,525
,517
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,618
,630
X2.3
6,84
2,759
,538
,605
Scale Statistics
Mean
10,32
Variance
5,151
Std. Deviation N of Items
2,270
3
Lampiran 5
Reliability
Personal Selling
Case Processing Summary
N
CasesValid
Excluded
Total
a
104
%
100,0
0
104
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,792
N of Items
3
Item-Total Statistics
X3.1
X3.2
Scale Mean if
Item Deleted
6,73
6,78
Scale
Variance if
Item Deleted
2,917
3,067
Corrected
Item-Total
Correlation
,697
,648
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,649
,703
X3.3
6,63
3,169
,561
,795
Scale Statistics
Mean
10,07
Variance
6,219
Std. Deviation N of Items
2,494
3
Lampiran 5
Reliability
Publisitas
Case Processing Summary
N
CasesValid
Excluded
Total
a
104
%
100,0
0
104
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,707
N of Items
3
Item-Total Statistics
X4.1
X4.2
Scale Mean if
Item Deleted
6,87
6,88
Scale
Variance if
Item Deleted
3,030
2,957
Corrected
Item-Total
Correlation
,477
,516
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,673
,628
X4.3
7,08
2,460
,587
,534
Scale Statistics
Mean
10,41
Variance
5,526
Std. Deviation N of Items
2,351
3
Lampiran 5
Reliability
Keputusan Pembelian
Case Processing Summary
N
CasesValid
Excluded
Total
a
104
%
100,0
0
104
,0
100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,792
N of Items
4
Item-Total Statistics
Y .1
Y .2
Y .3
Scale Mean if
Item Deleted
9,77
10,00
10,11
Scale
Variance if
Item Deleted
5,733
4,854
5,921
Corrected
Item-Total
Correlation
,597
,716
,574
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
,743
,678
,754
Y .4
9,79
6,615
,537
,773
Scale Statistics
Mean
13,22
Variance
9,611
Std. Deviation N of Items
3,100
4
Lampiran 6
Uji Normalitas
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Periklanan
104
Promosi
Penjualan
104
Personal
Selling
104
Publisitas
104
Keputusan
Pembelian
104
Kolmogorov -Smirnov Z
9,89
2,154
,118
,118
-,090
1,205
10,32
2,270
,111
,111
-,109
1,130
10,07
2,494
,121
,121
-,109
1,238
10,41
2,351
,118
,118
-,086
1,202
13,22
3,100
,115
,115
-,092
1,173
Asy mp. Sig. (2-tailed)
,110
,156
,093
,111
,128
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme
Diff erences
Mean
Std. Dev iation
Absolute
Positive
Negative
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated f rom data.
Lampiran 7
Uji Heteroskedastisitas
Regression
b
Model
1
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Remov ed
Method
Publisitas,
Personal
Selling,
. Enter
Prom osi
Penjualan, a
Periklanan
a. All requested v ariables entered.
b. Dependent Variable: ABS_RES
Model Summary
Adjusted Std. Error of
R Square
R Square the Estimate
a
,158
,025
-,014
,90873
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Personal Selling,
Promosi Penjualan, Periklanan
Model
1
R
b
ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
Regression
Residual
2,093
81,753
df
Mean Square
4
99
,523
,826
Total
83,846
103
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Personal Selling, Promosi
Penjualan, Periklanan
b. Dependent Variable: ABS_RES
F
,634
Sig.
a
,640
a
Model
1
(Constant)
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Coeffi ci ents
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
1,516
,441
,068
,090
-,009
,079
-,065
,066
Publisitas
-,034
a. Dependent Variable: ABS_RES
,080
Standardized
Coeff icients
Beta
,163
-,023
-,179
t
3,435
,756
-,115
-,975
Sig.
,001
,452
,908
,332
-,088
-,423
,673
Lampiran 8
Regression
b
Model
1
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Remov ed
Method
Publisitas,
Personal
Selling,
Enter
Prom osi
Penjualan, a
Periklanan
.
a. All requested v ariables entered.
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Model Summary
b
Adjusted
Std. Error of
R Square
R Square
the Estimate
a
,888
,789
,781
1,452
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Personal Selling,
Promosi Penjualan, Periklanan
Model
1
R
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b
ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
df
Mean Square
Regression
Residual
781,218
208,695
4
99
Total
989,913
103
195,305
2,108
F
92,648
Sig.
a
,000
a. Predictors: (Constant), Publisitas, Personal Selling, Promosi Penjualan,
Periklanan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
a
Coeffici ents
Model
1
(Constant)
Periklanan
Promosi Penjualan
Personal Selling
Unstandardized
Coeff icients
B
Std. Error
,030
,705
,358
,145
,405
,127
,232
,106
Publisitas
,301
,127
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Standardized
Coeff icients
Beta
t
,249
,296
,187
,043
2,476
3,198
2,190
Sig.
,966
,015
,002
,031
,228
2,363
,020
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
,211
,248
,293
4,734
4,035
3,415
,228
4,384
Download