analisis kebutuhan investasi usaha peternakan

advertisement
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM NIAGA PEDAGING DI
KABUPATEN PURBALINGGA
(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)
Atun Rohayat, Nunung Noor Hidayat, dan Hudri Aunurohman
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian berjudul analisis kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga
pedaging diKabupaten Purbalingga dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret sampai 15 April
2013. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui investasi yang paling dibutuhkan dan
sumber-sumber investasi dalam agribisnis ayam niaga pedaging. 2) Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan investasi dalam agribisnis ayam niaga pedaging. 3)
Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penyediaan investasi agribisnis
ayam niaga pedaging. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Sasaran penelitian adalah
peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga. Penetapan sampel wilayah
menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan memilih kecamatan yang memiliki
populasi yang cukup tinggi. Terpilih tiga kecamatan yaitu kecamatan Pengadegan,
Kecamatan Kejobong dan Kecamatan Kaligondang. Masing-masing kecamatan dipilih
dengan menggunakan metode stratisfied random sampling. Hasil penelitian menunjukan
bahwa untuk investasi yang paling dibutuhkan yaitu, 1) Pembuatan kandang dan bangunan.
2) Pengadaan sapronak. 3) Pembelian bibit ternak (DOC). Analisis kebutuhan investasi
dihitung menggunakan analisis fungsi investasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor
yang berpengaruh terhadap investasi pengadaan sapronak adalah pendapatan dengan nilai
koefisien regresi 0.2827 dan skala usaha dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.3643. Hasil
penelitian menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap investasi pembelian ternak
adalah pendapatan dengan koefisien regresi 0.1152 dan skala usaha dengan nilai koefisien
regresi 0.3383. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan
investasi pembuatan kandang dan bangunan adalah skala usaha dengan nilai koefisien
regresi 0.3806. Masalah yang dihadapi peternak dalam membuat usaha peternakan di
Kabupaten Purbalingga adalah 1) Pinjaman modal yang sulit dari Bank. 2) Jumlah investasi
yang cukup besar dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging. 3) Pengembalian modal
membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kata kunci: kebutuhan investasi, ayam niaga pedaging
ABSTRACT
The research titled analysis of needed investment for broiler chicken farm in purbalingga was
conducted on March 18 until 15 April 2013. The purpose of the research were, 1) to know the most
needed investment and sources of investment for broiler chicken farm. 2) to analyze the factors
influencing the needed investment for broiler chicken farm. 3) to identify the problems in providing
the investment for broiler chicken farm. the research was use survey method. The objective of the
research was broiler chicken farm in purbalingga. The sample area of research was chosen using
purposive sampling method which choose the area that have high population. Three area were
chosen, pengadegan, kejobong and kaligondang. Each area were chosen using stratisfied random
sampling. The result of the research showed things that most needed for investment were, 1)
211
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
preparation for housing. 2) purchasing poultry production facilities. 3) purchasing DOC (Day Old
Chick).The investment and business scale (P<0.05) results showed that the factors influencing the
providing poultry facilities and business scale. The results also showed the factors influencing the
purchase of livestock were income and business (P<0.05). The factors influencing investments for
housing were business scale (P<0.05). The problems that occured in broiler chicken farm in
purbalingga were, 1) difficulty to obtain loans from the bank. 2) the large investment in broiler
chicken farm. 3) the loan return takes a long time.
Keyword : needed investment, broiler chicken farm
PENDAHULUAN
Peternakan ayam niaga pedaging adalah salah satu kegiatan yang dapat dijadikan
suatu usaha yang mempunyai prospek yang cerah karena permintaan akan daging ayam
yang terus meningkat. Mendirikan usaha peternakan ayam niaga pedaging memerlukan
investasi. Investasi merupakan modal yang ditanamkan untuk memulai suatu usaha dengan
harapan akan kembali dalam jangka waktu yang sudah diperhitungkan. Kebutuhan investasi
harus dihitung dengan cermat untuk mengetahui modal yang diperlukan dalam memulai
usaha.
Kabupaten Purbalingga merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah
bagian selatan. Usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga
jumlahnya cukup banyak dan mayoritas merupakan peternak dengan sistem kemitraan.
Investasi yang dibutuhkan dan sumber untuk mendapatkannya pada tiap peternak tidaklah
sama. Kebutuhan investasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang belum
terinformasikan secara jelas. Peternak juga kerap menghadapi masalah dalam penyediaan
investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi secara jelas tentang hal diatas, sehingga peternak dapat mengelola
keuangannya dengan baik.
METODE
Penelitian dilakukan di tiga Kecamatan di Kabupaten Purbalingga yaitu Kecamatan
Pengadegan, Kecamatan Kejobong, dan Kecamatan Kaligondang. Sasaran penelitian adalah
peternak ayam niaga pedaging di wilayah Kabupaten Purbalingga. Metode penetapan
sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statified random sampling.
Analisis mengenai adanya kebutuhan modal investai berdasarkan rangking
kebutuhan terbesar dalam agribisnis ayam niaga pedaging, dilakukan dengan analisis
tabulasi silang (crosstab). Analisis mengenai faktor faktor yang mempengaruhi investasi
dalam agribisnis ayam niaga pedaging, dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau
model fungsi investasi (Hidayat, 2010).
Ln Ii = Ln A + a1 Ln Z1+ a2 Ln Z2+ a3 Ln Z3+ a4 Ln Z4+ a5 Ln Z5+ a6 Ln Z6+ a7 D
Keterangan :
I1 : Investasi untuk pembelian sarana produksi peternakan
I2 : Investasi untuk pembelian ternak ayam niaga pedaging
I3 : Investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan
212
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
A : Konstanta
Z1 : Pendapatan dari usaha ayam niaga pedaging
Z2 : Skala Usaha
Z3 : Jumlah anggota keluarga yang terlibat
Z4 : Jumlah tenaga kerja dari luar
Z5 : Usia peternak
Z6 : Pendidikan peternak
D1 : Variabel Dummy
D1 1 : Peternakan sebagai pekerjaan utama
D1 0 : Peternakan sebagai pekerjaan sampingan
D2 0 : Setelah wabah flu burung
D2 1 : Sebelum wabah flu burung
a 1……a7 : Koefisien elastisitas investasi terhadap perubahan variabel yang bersangkutan.
Sudjana (2002) menyatakan bahwa Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi
variabel independent (X) secara bersama-sama terhadap variabel dependent (Y)
menggunakan rumus
Keterangan:
K
= Banyak variabel independen
n
= Banyak sampel
2
R
= Determinasi
Menurut Sudjana (2002) menyatakan bahwa Uji t digunakan untuk mengetahui
signifikansi variabel independent (X) secara parsial terhadap variabel dependent (Y) dengan
rumus :
Keterangan :
bi
= Koefisien regresi ke i
Sbi = Standart deviasi ke i
Hipotesis : H0 : β1= 0
: H1 : β1 ≠ 0
HASIL DAN PEMBHASAN
Peternakan ayam niaga pedaging di kabupaten purbalingga dibedakan menjadi tiga
strata.Pembagian strata peternak dan jumlah peternak ayam niaga pedaging di Kabupaten
Purbalingga dapat dilihat pada Tabel 1.
213
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
Tabel 1. Pembagian strata peternak di Kabupaten Purbalingga.
Strata
Skala ternak
Jumlah peternak
Jumlah responden ( 35%)
I
1000-5000
60
21
II
5001-10.000
45
15
III
>10.000
27
9
Jumlah
132
45
Kebutuhan investasi yang paling dibutuhkan dalam usaha peternakan ayam niaga
pedaging di Kabupaten Purbalingga adalah, 1) Pembuatan kandang dan bangunan. 2)
Pembelian sapronak. 3) Pembelian ternak /DOC (Day Old Chick). Nilai dari Jumlah responden
yang memilih kebutuhan investasi yang paling utama dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Peringkat kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging
Peringkat kebutuhan
Investasi
Nilai (Poin)
1
Pembuatan kandang
135
2
Pembelian sapronak
78
3
Pembelian DOC
60
Sumber : Data primer terolah tahun 2013
Analisis kebutuhan investasi pengadaan sapronak
Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah
anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5),
Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan
investasi untuk pembelian sapronak) dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau
model fungsi investasi. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil analisis regeresi linear kebutuhan investasi terhadap pembelian sapronak
Coefficients
Std Error
t Stat
P-value
Intercept
5.70875
1.42049
4.01886
0.00028
X1
0.28270
0.09664
2.92514
0.00592
X2
0.36434
0.12048
3.02391
0.00458
X3
-0.10737
0.39327
-0.27303
0.78638
X4
0.27580
0.34029
0.81046
0.42299
X5
0.24515
0.19618
1.24962
0.21950
X6
0.10652
0.11145
0.95575
0.34556
D1
0.03151
0.06012
0.52415
0.60338
D2
-0.05867
0.05038
-1.16454
0.25186
R2
: 0.8440
F hitung : 24.3539
:** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%)
:* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%)
214
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut:
Ln l1 = Ln 5.7087 + 0.2827 Ln Z1 + 0.3643 Ln Z2 - 0.1073 Ln Z3 - 0.2758 Ln Z4 + 0.2451 Ln Z5 +
0.1065 Ln Z6 + 0.0315 D1 - 0.0586 D2. Hasil analisis model fungsi investasi (tabel) menunjukan
bahwa variabel-variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup baik,
hal ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8440. Besarnya pengaruh
bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah
tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak dan variabel dummy terhadap
investasi sarana produksi ternak yaitu sebesar 84,40 %, adapun sisanya yaitu 15,60 %
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian atau variabel yang
tidak diteliti dalam penelitian.
Faktor pendapatan berpengaruh nyata terhadap kebutuhan investasi pengadaan
sapronak ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01). Koefisien regresi
sebesar 0.2827 memberi pengertian bahwa setiap penambahan pendapatan sebesar satu
persen, sebanyak 0,28% disisihkan untuk menambah investasi pembelian sarana produksi
ternak. Hal ini dikarenakan semakin meningkat pendapatan yang diperoleh peternak maka
peternak itu akan memperbaiki sarana produksi ternak yang ada untuk meningkatkan
pendapatannya lagi di periode berikutnya.
Faktor skala usaha berpengaruh sangat nyata terhadap kebutuhan investasi sarana
produksi peternak ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01). Koefisien
regresi sebesar 0,3643 memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha satu
persen akan meningkatkan biaya investasi sarana produksi ternak sebesar 0,36%. Semakin
besar skala usaha selaras dengan kebutuhan sarana produksi ternak yang semakin besar
pula. Menurut Budiharjo (2008), sarana produksi ternak sangat dipengaruhi oleh banyaknya
ternak yang akan di pelihara peternak itu sendiri, sehingga semakin banyak jumlah ternak
maka semakin tinggi kebutuhan investasi sarana produksi ternaknya.
Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap
investasi pengadaan sarana produksi ternak. Penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga
sifatnya hanya membantu, sehingga tidak terlalu intensif dan tidak terlalu berpengaruh
terhadap investasi pengadaan sapronak.
Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap investasi
sarana produksi ternak. Hal ini diduga karena sarana produksi yang sudah optimal telah
mencukupi untuk tenaga kerja dari luar, sehingga tidak perlu menambah investasi
pengadaan sapronak.
Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi sarana
produksi ternak ayam niaga pedaging. Hal ini disebabkan tidak diperlukannya tenaga yang
kuat dalam menggunakan sapronak, sehingga faktor usia tidak berpengaruh terhadap
investasi pengadaan sapronak.
Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi
pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan karena sarana produksi ternak yang
digunakan tidak memakai teknologi yang tinggi, sehingga tingkat pendidikan peternak yang
rendah maupun tinggi bisa mengoperasikannya.
215
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
Faktor peternakan sebagai pekerjaan utama tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap investasi pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan peternak yang
pekerjaan utamanya sebagai peternak maupun peternak sebagai pekerjaan sampingan
dalam hal penyediaan modal sarana produksi ternak tidak begitu berbeda.
Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap investasi
pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
investasi sarana produksi ternak setelah ataupun sebelum wabah flu burung jumlahnya
hampir sama.
Analisis kebutuhan investasi pengadaan ternak (DOC)
Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah
anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5),
Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan
investasi untuk pembelian ternak) dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau model
fungsi investasi.
Tabel 4. Hasil analisis regresi linear kebutuhan investasi pengadaan ternak (DOC)
Coefficients
4.80850
0.11522
0.33837
-0.51929
1.85465
0.00529
-0.07935
-0.00990
-0.00205
Std Error
0.71206
0.04844
0.06039
0.19714
0.17058
0.09834
0.05587
0.03013
0.02525
Intercept
X1
X2
X3
X4
X5
X6
D1
D2
: 0.9805
R2
F hitung : 22.6675
:** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%)
:* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%)
t Stat
6.75293
2.37826
5.60243
-2.63412
1.87236
0.05386
-1.42040
-0.32862
-0.08131
P-value
6.93951E
0.022823
2.36292E
0.012357
6.34739E
0.957338
0.164093
0.744343
0.935641
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut:
Ln I2 = Ln 4.8085 + 0.1152 Ln Z1 + 0.3383 Ln Z2 – 0.5192 Ln Z3 + 1.8546 Ln Z4 - 0.0052 Ln Z5 0.0090 Ln Z6 - 0.020 D1 + 0.0244 D2. Hasil analisis model fungsi investasi (tabel) menunjukan
bahwa variabel-variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup baik,
hal ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9805. Besarnya pengaruh
bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah
tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak dan variabel dummy terhadap
investasi pembelian ternak ayam niaga pedaging (DOC) yaitu sebesar 98,05 %, adapun
sisanya yaitu 1,95 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian
atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
216
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
Faktor pendapatan berpengaruh sangat nyata terhadap investasi pembelian ternak
(DOC) pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.05). Koefisien regresi untuk pendapatan sebesar
0.1152 memberi pengertian bahwa setiap penambahan pendapatan satu persen, sebesar
0.11% digunakan untuk menambah investasi pengadaan DOC. Hal ini disebabkan
pendapatan yang lebih baik akan memotivasi peternak dalam usahanya, sehingga peternak
dengan pendapatan yang meningkat akan berusaha untuk menambah modal pengadaan
DOC (Winardi, 1996).
Faktor skala usaha sangat berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 % (P<0.05)
terhadap investasi pembelian ternak. Hal ini disebabkan semakin besar skala usaha yang
dijalankan maka semakin besar pula kebutuhan akan DOC. Koefisien regresi untuk skala
usaha sebesar 0.3383 memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha sebesar
satu persen akan meningkatkan biaya investasi pengadaan ternak sebesar 0.33 %. Semakin
besar skala usaha berarti ada penambahan terhadap jumlah ternak yang akan dipeliharanya,
sehingga perlu investasi tambahan untuk pengadaan ternak (DOC).
Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga tidak berpengaruh nyata.(P>0.05) terhadap
investasi pengadaan ternak. Hal ini disebabkan tenaga kerja dari dalam keluarga sifatnya
hanya membantu dan tidak terlalu intensif, sehingga tidak terlalu pengaruh terhadap
investasi pengadaan ternak.
Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian
ternak. Hal ini diduga karena jumlah tenaga kerja sudah disesuaikan dengan jumlah ternak
yang dipelihara, sehingga tidak akan menambah investasi untuk pembelian ternak.
Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak.
Hal ini diduga karena tidak diperlukanya pengalaman dalam investasi untuk pembelian
ternak, sehingga faktor umur tidak berpengaruh terhadap investasi pengadaan ternak.
Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian
ternak (DOC). Hal ini diduga investasi untuk pengadaan ternak tidak terlalu butuh proses
yang rumit. Pendidikan yang rendah maupun tinggi sama saja dalam pengadaan investasi
pengadaan ternak.
Faktor pekerjaan utama/sampingan tidak berpengaruh nyata terhadap investasi
pembelian ternak (DOC). Hal ini disebabkan peternakan sebagai pekerjaan utama atau
peternakan sebagai pekerjaan sampingan tidak terlalu berpengaruh terhadap investasi
pengadaan DOC karena investasi yang dikeluarkan akan sama dalam jumlah tertentu.
Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian
ternak (DOC). Hal ini dikarenakan investasi untuk pembelian ternak setelah wabah flu
burung ataupun sesudah flu burung jumlahnya hampir sama.
Analisis investasi pembuatan kandang dan bangunan
Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah
anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5),
Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan
217
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan) dilakukan dengan model kebutuhan
investasi atau model fungsi investasi.
Tabel 5. Hasil analisis regresi kebutuhan investasi pembuatan kandang dan bangunan
Coefficients
8.81972
-0.08721
0.38063
-0.33113
1.21932
0.31130
0.17813
-0.06776
-0.04975
Stad Error
1.64460
0.11189
0.13949
0.45532
0.39398
0.22713
0.12904
0.06960
0.05833
Intercept
X1
X2
X3
X4
X5
X6
D1
D2
R2
: 0.8157
F hitung : 19.920
:** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%)
:* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%)
t Stat
5.36281
-0.77938
2.72857
-0.72725
0.09481
1.37055
1.38043
-0.97346
-0.85305
P-value
4.93913
0.44084
0.00977
0.47177
0.00379
0.17899
0.17596
0.33681
0.39926
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut:
Ln I3 = Ln 8.8197 - 0.0872 Ln Z1 + 0.3806 Ln Z2 - 0.3311 Ln Z3 + 1.2193 Ln Z4 + 0.3113 Ln Z5 +
0.1781 Ln Z6 - 0.0677 D1 - 0.0497 D2. Hasil analisis model fungsi investasi menunjukan bahwa
variabel – variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup berarti, hal
ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8157. Besarnya pengaruh
bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah
tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak, variabel dummy pekerjaan
utama dan variabel dummy wabah flu burung yaitu sebanyak 81 %, adapun sisanya yaitu 19
% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
Faktor pendapatan tidak berpengaruh nyata (P>0.01) terhadap investasi pembuatan
kandang dan bangunan. Hal ini disebabkan karena investasi untuk pembuatan kandang dan
bangunan sudah dikeluarkan pada awal pembutan kandang dan bangunan, sehingga
pendapatan tidak dibutuhkan dalam pembuatan kandang.
Faktor skala usaha sangat berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01)
terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Koefisien regresi sebesar 0.3806
memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha satu persen akan meningkatkan
biaya investasi pembuatan kandang dan bangunan sebesar 0.38%. Noegroho (1991)
menyatakan bahwa peternak yang akan menambah skala usaha harus mengeluarkan
investasi tambahan untuk membuat bangunan dan kandang baru sehingga dapat
menampung jumlah ternak yang akan dipeliharanya.
218
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga yang terlibat tidak berpengaruh nyata
terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini disebabkan penggunaan
tenaga kerja dari dalam keluarga sifatnya hanya membantu saja dan tidak terlalu intensif,
sehingga tidak berpengaruh terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan.
Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan
kandang dan bangunan. Hal ini diduga karena investasi untuk pembuatan kandang dan
bangunan sudah dikeluarkan di awal, sehingga faktor tenaga kerja dari luar tidak
berpengaruh terhadap investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan.
Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang
dan bangunan. Hal ini dikarenakan untuk investasi pengadaan kandang dan bangunan tidak
terlalu diperlukan pengalaman yang sudah lama. Peternak yang masih pemula atau yang
sudah lama sama saja dalam investasi pembuatan kandang dan bangunan.
Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan
kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan investasi untuk pembuatan kandang dan
bangunan antara yang berpendidikan rendah ataupun tinggi hampir sama.
Faktor peternakan sebagai pekerjaan utama atau sampingan tidak berpengaruh nyata
tehadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan pekerjaan utama
maupun sampingan dalam usaha ayam niaga pedaging tidak berbeda untuk pengadaan
modal kandang dan bangunan.
Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan
kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan investasi untuk pembuatan kandang jumlahnya
hampir sama antara sesudah maupun sebelum wabah flu burung.
Analisis masalah yang dihadapi peternak dalam penyediaan investasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan responden peternak ayam
niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga diperoleh data bahwa ada tiga masalah utama
yang dihadapi peternak dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten
Purbalingga yaitu, 1) Pinjaman modal yang sulit dari Bank. 2) Jumlah investasi yang cukup
besar dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging. 3) Pengembalian modal membutuhkan
waktu yang cukup lama.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa peringkat kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging adalah untuk
Pembuatan kandang, Pengadaan sapronak dan Pengadaan DOC. Hasil analisis investasi
terhadap investasi sarana produksi ternak yang berpengaruh yaitu faktor pendapatan dan
skala usaha, investasi pembelian ternak yang berpengaruh hanya pendapatan dan skala
usaha, investasi pembuatan kandang dan bangunan yang berpengaruh hanya skala usaha.
Masalah yang dihadapi peternak dalam penyediaan investasi adalah modal yang sulit
didapatkan dari pihak bank, investasi yang tinggi untuk memulai usaha peternakan dan
jangka waktu kembali modal yang cukup lama.
219
Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014
DAFTAR PUSTAKA
Winardi. 1996. Istilah – Istilah Ekonomi. Bandung.
Budiharjo. K. 2008. Profitability Analysis at Development of Duck Effort in Pagerbarang
District at Tegal Regency. Journal of Animal Production . Vol 32, No 5 : 8-13.
Semarang.
Hidayat, N. N. 2010. Analisis Kebutuhan Investasi pada Agribisnis Ayam Niaga Di Kabupaten
Banyumas. Proseding Seminar Nasional. Perspektif Pengembangan Agribisnis
Peternakan di Indonesia. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Noegroho, Wisaptiningsih, U dan Fanani, Z. 1991. Ilmu Usaha Tani. Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya. Malang.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung.
220
Download