Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI USAHA PETERNAKAN AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN PURBALINGGA (ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA) Atun Rohayat, Nunung Noor Hidayat, dan Hudri Aunurohman Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto [email protected] ABSTRAK Penelitian berjudul analisis kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging diKabupaten Purbalingga dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret sampai 15 April 2013. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui investasi yang paling dibutuhkan dan sumber-sumber investasi dalam agribisnis ayam niaga pedaging. 2) Menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kebutuhan investasi dalam agribisnis ayam niaga pedaging. 3) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penyediaan investasi agribisnis ayam niaga pedaging. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Sasaran penelitian adalah peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga. Penetapan sampel wilayah menggunakan metode purposive sampling yaitu dengan memilih kecamatan yang memiliki populasi yang cukup tinggi. Terpilih tiga kecamatan yaitu kecamatan Pengadegan, Kecamatan Kejobong dan Kecamatan Kaligondang. Masing-masing kecamatan dipilih dengan menggunakan metode stratisfied random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk investasi yang paling dibutuhkan yaitu, 1) Pembuatan kandang dan bangunan. 2) Pengadaan sapronak. 3) Pembelian bibit ternak (DOC). Analisis kebutuhan investasi dihitung menggunakan analisis fungsi investasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap investasi pengadaan sapronak adalah pendapatan dengan nilai koefisien regresi 0.2827 dan skala usaha dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.3643. Hasil penelitian menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap investasi pembelian ternak adalah pendapatan dengan koefisien regresi 0.1152 dan skala usaha dengan nilai koefisien regresi 0.3383. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan investasi pembuatan kandang dan bangunan adalah skala usaha dengan nilai koefisien regresi 0.3806. Masalah yang dihadapi peternak dalam membuat usaha peternakan di Kabupaten Purbalingga adalah 1) Pinjaman modal yang sulit dari Bank. 2) Jumlah investasi yang cukup besar dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging. 3) Pengembalian modal membutuhkan waktu yang cukup lama. Kata kunci: kebutuhan investasi, ayam niaga pedaging ABSTRACT The research titled analysis of needed investment for broiler chicken farm in purbalingga was conducted on March 18 until 15 April 2013. The purpose of the research were, 1) to know the most needed investment and sources of investment for broiler chicken farm. 2) to analyze the factors influencing the needed investment for broiler chicken farm. 3) to identify the problems in providing the investment for broiler chicken farm. the research was use survey method. The objective of the research was broiler chicken farm in purbalingga. The sample area of research was chosen using purposive sampling method which choose the area that have high population. Three area were chosen, pengadegan, kejobong and kaligondang. Each area were chosen using stratisfied random sampling. The result of the research showed things that most needed for investment were, 1) 211 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 preparation for housing. 2) purchasing poultry production facilities. 3) purchasing DOC (Day Old Chick).The investment and business scale (P<0.05) results showed that the factors influencing the providing poultry facilities and business scale. The results also showed the factors influencing the purchase of livestock were income and business (P<0.05). The factors influencing investments for housing were business scale (P<0.05). The problems that occured in broiler chicken farm in purbalingga were, 1) difficulty to obtain loans from the bank. 2) the large investment in broiler chicken farm. 3) the loan return takes a long time. Keyword : needed investment, broiler chicken farm PENDAHULUAN Peternakan ayam niaga pedaging adalah salah satu kegiatan yang dapat dijadikan suatu usaha yang mempunyai prospek yang cerah karena permintaan akan daging ayam yang terus meningkat. Mendirikan usaha peternakan ayam niaga pedaging memerlukan investasi. Investasi merupakan modal yang ditanamkan untuk memulai suatu usaha dengan harapan akan kembali dalam jangka waktu yang sudah diperhitungkan. Kebutuhan investasi harus dihitung dengan cermat untuk mengetahui modal yang diperlukan dalam memulai usaha. Kabupaten Purbalingga merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah bagian selatan. Usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga jumlahnya cukup banyak dan mayoritas merupakan peternak dengan sistem kemitraan. Investasi yang dibutuhkan dan sumber untuk mendapatkannya pada tiap peternak tidaklah sama. Kebutuhan investasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang belum terinformasikan secara jelas. Peternak juga kerap menghadapi masalah dalam penyediaan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara jelas tentang hal diatas, sehingga peternak dapat mengelola keuangannya dengan baik. METODE Penelitian dilakukan di tiga Kecamatan di Kabupaten Purbalingga yaitu Kecamatan Pengadegan, Kecamatan Kejobong, dan Kecamatan Kaligondang. Sasaran penelitian adalah peternak ayam niaga pedaging di wilayah Kabupaten Purbalingga. Metode penetapan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statified random sampling. Analisis mengenai adanya kebutuhan modal investai berdasarkan rangking kebutuhan terbesar dalam agribisnis ayam niaga pedaging, dilakukan dengan analisis tabulasi silang (crosstab). Analisis mengenai faktor faktor yang mempengaruhi investasi dalam agribisnis ayam niaga pedaging, dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau model fungsi investasi (Hidayat, 2010). Ln Ii = Ln A + a1 Ln Z1+ a2 Ln Z2+ a3 Ln Z3+ a4 Ln Z4+ a5 Ln Z5+ a6 Ln Z6+ a7 D Keterangan : I1 : Investasi untuk pembelian sarana produksi peternakan I2 : Investasi untuk pembelian ternak ayam niaga pedaging I3 : Investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan 212 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 A : Konstanta Z1 : Pendapatan dari usaha ayam niaga pedaging Z2 : Skala Usaha Z3 : Jumlah anggota keluarga yang terlibat Z4 : Jumlah tenaga kerja dari luar Z5 : Usia peternak Z6 : Pendidikan peternak D1 : Variabel Dummy D1 1 : Peternakan sebagai pekerjaan utama D1 0 : Peternakan sebagai pekerjaan sampingan D2 0 : Setelah wabah flu burung D2 1 : Sebelum wabah flu burung a 1……a7 : Koefisien elastisitas investasi terhadap perubahan variabel yang bersangkutan. Sudjana (2002) menyatakan bahwa Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi variabel independent (X) secara bersama-sama terhadap variabel dependent (Y) menggunakan rumus Keterangan: K = Banyak variabel independen n = Banyak sampel 2 R = Determinasi Menurut Sudjana (2002) menyatakan bahwa Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi variabel independent (X) secara parsial terhadap variabel dependent (Y) dengan rumus : Keterangan : bi = Koefisien regresi ke i Sbi = Standart deviasi ke i Hipotesis : H0 : β1= 0 : H1 : β1 ≠ 0 HASIL DAN PEMBHASAN Peternakan ayam niaga pedaging di kabupaten purbalingga dibedakan menjadi tiga strata.Pembagian strata peternak dan jumlah peternak ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga dapat dilihat pada Tabel 1. 213 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 Tabel 1. Pembagian strata peternak di Kabupaten Purbalingga. Strata Skala ternak Jumlah peternak Jumlah responden ( 35%) I 1000-5000 60 21 II 5001-10.000 45 15 III >10.000 27 9 Jumlah 132 45 Kebutuhan investasi yang paling dibutuhkan dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga adalah, 1) Pembuatan kandang dan bangunan. 2) Pembelian sapronak. 3) Pembelian ternak /DOC (Day Old Chick). Nilai dari Jumlah responden yang memilih kebutuhan investasi yang paling utama dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Peringkat kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging Peringkat kebutuhan Investasi Nilai (Poin) 1 Pembuatan kandang 135 2 Pembelian sapronak 78 3 Pembelian DOC 60 Sumber : Data primer terolah tahun 2013 Analisis kebutuhan investasi pengadaan sapronak Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5), Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan investasi untuk pembelian sapronak) dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau model fungsi investasi. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil analisis regeresi linear kebutuhan investasi terhadap pembelian sapronak Coefficients Std Error t Stat P-value Intercept 5.70875 1.42049 4.01886 0.00028 X1 0.28270 0.09664 2.92514 0.00592 X2 0.36434 0.12048 3.02391 0.00458 X3 -0.10737 0.39327 -0.27303 0.78638 X4 0.27580 0.34029 0.81046 0.42299 X5 0.24515 0.19618 1.24962 0.21950 X6 0.10652 0.11145 0.95575 0.34556 D1 0.03151 0.06012 0.52415 0.60338 D2 -0.05867 0.05038 -1.16454 0.25186 R2 : 0.8440 F hitung : 24.3539 :** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%) :* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%) 214 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut: Ln l1 = Ln 5.7087 + 0.2827 Ln Z1 + 0.3643 Ln Z2 - 0.1073 Ln Z3 - 0.2758 Ln Z4 + 0.2451 Ln Z5 + 0.1065 Ln Z6 + 0.0315 D1 - 0.0586 D2. Hasil analisis model fungsi investasi (tabel) menunjukan bahwa variabel-variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup baik, hal ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8440. Besarnya pengaruh bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak dan variabel dummy terhadap investasi sarana produksi ternak yaitu sebesar 84,40 %, adapun sisanya yaitu 15,60 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian. Faktor pendapatan berpengaruh nyata terhadap kebutuhan investasi pengadaan sapronak ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01). Koefisien regresi sebesar 0.2827 memberi pengertian bahwa setiap penambahan pendapatan sebesar satu persen, sebanyak 0,28% disisihkan untuk menambah investasi pembelian sarana produksi ternak. Hal ini dikarenakan semakin meningkat pendapatan yang diperoleh peternak maka peternak itu akan memperbaiki sarana produksi ternak yang ada untuk meningkatkan pendapatannya lagi di periode berikutnya. Faktor skala usaha berpengaruh sangat nyata terhadap kebutuhan investasi sarana produksi peternak ayam niaga pedaging pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01). Koefisien regresi sebesar 0,3643 memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha satu persen akan meningkatkan biaya investasi sarana produksi ternak sebesar 0,36%. Semakin besar skala usaha selaras dengan kebutuhan sarana produksi ternak yang semakin besar pula. Menurut Budiharjo (2008), sarana produksi ternak sangat dipengaruhi oleh banyaknya ternak yang akan di pelihara peternak itu sendiri, sehingga semakin banyak jumlah ternak maka semakin tinggi kebutuhan investasi sarana produksi ternaknya. Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi pengadaan sarana produksi ternak. Penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga sifatnya hanya membantu, sehingga tidak terlalu intensif dan tidak terlalu berpengaruh terhadap investasi pengadaan sapronak. Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap investasi sarana produksi ternak. Hal ini diduga karena sarana produksi yang sudah optimal telah mencukupi untuk tenaga kerja dari luar, sehingga tidak perlu menambah investasi pengadaan sapronak. Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi sarana produksi ternak ayam niaga pedaging. Hal ini disebabkan tidak diperlukannya tenaga yang kuat dalam menggunakan sapronak, sehingga faktor usia tidak berpengaruh terhadap investasi pengadaan sapronak. Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan karena sarana produksi ternak yang digunakan tidak memakai teknologi yang tinggi, sehingga tingkat pendidikan peternak yang rendah maupun tinggi bisa mengoperasikannya. 215 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 Faktor peternakan sebagai pekerjaan utama tidak berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap investasi pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan peternak yang pekerjaan utamanya sebagai peternak maupun peternak sebagai pekerjaan sampingan dalam hal penyediaan modal sarana produksi ternak tidak begitu berbeda. Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap investasi pengadaan sarana produksi ternak. Hal ini disebabkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk investasi sarana produksi ternak setelah ataupun sebelum wabah flu burung jumlahnya hampir sama. Analisis kebutuhan investasi pengadaan ternak (DOC) Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5), Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan investasi untuk pembelian ternak) dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau model fungsi investasi. Tabel 4. Hasil analisis regresi linear kebutuhan investasi pengadaan ternak (DOC) Coefficients 4.80850 0.11522 0.33837 -0.51929 1.85465 0.00529 -0.07935 -0.00990 -0.00205 Std Error 0.71206 0.04844 0.06039 0.19714 0.17058 0.09834 0.05587 0.03013 0.02525 Intercept X1 X2 X3 X4 X5 X6 D1 D2 : 0.9805 R2 F hitung : 22.6675 :** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%) :* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%) t Stat 6.75293 2.37826 5.60243 -2.63412 1.87236 0.05386 -1.42040 -0.32862 -0.08131 P-value 6.93951E 0.022823 2.36292E 0.012357 6.34739E 0.957338 0.164093 0.744343 0.935641 Berdasarkan Tabel 4 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut: Ln I2 = Ln 4.8085 + 0.1152 Ln Z1 + 0.3383 Ln Z2 – 0.5192 Ln Z3 + 1.8546 Ln Z4 - 0.0052 Ln Z5 0.0090 Ln Z6 - 0.020 D1 + 0.0244 D2. Hasil analisis model fungsi investasi (tabel) menunjukan bahwa variabel-variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup baik, hal ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9805. Besarnya pengaruh bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak dan variabel dummy terhadap investasi pembelian ternak ayam niaga pedaging (DOC) yaitu sebesar 98,05 %, adapun sisanya yaitu 1,95 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian atau variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 216 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 Faktor pendapatan berpengaruh sangat nyata terhadap investasi pembelian ternak (DOC) pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.05). Koefisien regresi untuk pendapatan sebesar 0.1152 memberi pengertian bahwa setiap penambahan pendapatan satu persen, sebesar 0.11% digunakan untuk menambah investasi pengadaan DOC. Hal ini disebabkan pendapatan yang lebih baik akan memotivasi peternak dalam usahanya, sehingga peternak dengan pendapatan yang meningkat akan berusaha untuk menambah modal pengadaan DOC (Winardi, 1996). Faktor skala usaha sangat berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99 % (P<0.05) terhadap investasi pembelian ternak. Hal ini disebabkan semakin besar skala usaha yang dijalankan maka semakin besar pula kebutuhan akan DOC. Koefisien regresi untuk skala usaha sebesar 0.3383 memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha sebesar satu persen akan meningkatkan biaya investasi pengadaan ternak sebesar 0.33 %. Semakin besar skala usaha berarti ada penambahan terhadap jumlah ternak yang akan dipeliharanya, sehingga perlu investasi tambahan untuk pengadaan ternak (DOC). Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga tidak berpengaruh nyata.(P>0.05) terhadap investasi pengadaan ternak. Hal ini disebabkan tenaga kerja dari dalam keluarga sifatnya hanya membantu dan tidak terlalu intensif, sehingga tidak terlalu pengaruh terhadap investasi pengadaan ternak. Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak. Hal ini diduga karena jumlah tenaga kerja sudah disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara, sehingga tidak akan menambah investasi untuk pembelian ternak. Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak. Hal ini diduga karena tidak diperlukanya pengalaman dalam investasi untuk pembelian ternak, sehingga faktor umur tidak berpengaruh terhadap investasi pengadaan ternak. Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak (DOC). Hal ini diduga investasi untuk pengadaan ternak tidak terlalu butuh proses yang rumit. Pendidikan yang rendah maupun tinggi sama saja dalam pengadaan investasi pengadaan ternak. Faktor pekerjaan utama/sampingan tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak (DOC). Hal ini disebabkan peternakan sebagai pekerjaan utama atau peternakan sebagai pekerjaan sampingan tidak terlalu berpengaruh terhadap investasi pengadaan DOC karena investasi yang dikeluarkan akan sama dalam jumlah tertentu. Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembelian ternak (DOC). Hal ini dikarenakan investasi untuk pembelian ternak setelah wabah flu burung ataupun sesudah flu burung jumlahnya hampir sama. Analisis investasi pembuatan kandang dan bangunan Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu: Pendapatan (Z1), Skala usaha (Z2), Jumlah anggota keluarga yang terlibat (Z3), Jumlah tenaga kerja dari luar (Z4), Usia peternak (Z5), Pendidikan peternak (Z6), Variabel dummy (D), terhadap variabel terikat (Y) (kebutuhan 217 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan) dilakukan dengan model kebutuhan investasi atau model fungsi investasi. Tabel 5. Hasil analisis regresi kebutuhan investasi pembuatan kandang dan bangunan Coefficients 8.81972 -0.08721 0.38063 -0.33113 1.21932 0.31130 0.17813 -0.06776 -0.04975 Stad Error 1.64460 0.11189 0.13949 0.45532 0.39398 0.22713 0.12904 0.06960 0.05833 Intercept X1 X2 X3 X4 X5 X6 D1 D2 R2 : 0.8157 F hitung : 19.920 :** (sangat nyata pada tingkat kepercayaan 99%) :* (nyata pada tingkat kepercayaan 95%) t Stat 5.36281 -0.77938 2.72857 -0.72725 0.09481 1.37055 1.38043 -0.97346 -0.85305 P-value 4.93913 0.44084 0.00977 0.47177 0.00379 0.17899 0.17596 0.33681 0.39926 Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil analisis dari persamaan sebagai sebagai berikut: Ln I3 = Ln 8.8197 - 0.0872 Ln Z1 + 0.3806 Ln Z2 - 0.3311 Ln Z3 + 1.2193 Ln Z4 + 0.3113 Ln Z5 + 0.1781 Ln Z6 - 0.0677 D1 - 0.0497 D2. Hasil analisis model fungsi investasi menunjukan bahwa variabel – variabel independen dalam model mempunyai pengaruh yang cukup berarti, hal ini ditandai dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8157. Besarnya pengaruh bersama variabel pendapatan, skala usaha, jumlah anggota keluarga yang terlibat, jumlah tenaga kerja dari luar, usia peternak, pendidikan peternak, variabel dummy pekerjaan utama dan variabel dummy wabah flu burung yaitu sebanyak 81 %, adapun sisanya yaitu 19 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Faktor pendapatan tidak berpengaruh nyata (P>0.01) terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini disebabkan karena investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan sudah dikeluarkan pada awal pembutan kandang dan bangunan, sehingga pendapatan tidak dibutuhkan dalam pembuatan kandang. Faktor skala usaha sangat berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% (P<0.01) terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Koefisien regresi sebesar 0.3806 memberi pengertian bahwa setiap penambahan skala usaha satu persen akan meningkatkan biaya investasi pembuatan kandang dan bangunan sebesar 0.38%. Noegroho (1991) menyatakan bahwa peternak yang akan menambah skala usaha harus mengeluarkan investasi tambahan untuk membuat bangunan dan kandang baru sehingga dapat menampung jumlah ternak yang akan dipeliharanya. 218 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 Faktor tenaga kerja dari dalam keluarga yang terlibat tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini disebabkan penggunaan tenaga kerja dari dalam keluarga sifatnya hanya membantu saja dan tidak terlalu intensif, sehingga tidak berpengaruh terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini diduga karena investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan sudah dikeluarkan di awal, sehingga faktor tenaga kerja dari luar tidak berpengaruh terhadap investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan. Faktor usia peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan untuk investasi pengadaan kandang dan bangunan tidak terlalu diperlukan pengalaman yang sudah lama. Peternak yang masih pemula atau yang sudah lama sama saja dalam investasi pembuatan kandang dan bangunan. Faktor pendidikan peternak tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan investasi untuk pembuatan kandang dan bangunan antara yang berpendidikan rendah ataupun tinggi hampir sama. Faktor peternakan sebagai pekerjaan utama atau sampingan tidak berpengaruh nyata tehadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan pekerjaan utama maupun sampingan dalam usaha ayam niaga pedaging tidak berbeda untuk pengadaan modal kandang dan bangunan. Faktor wabah flu burung tidak berpengaruh nyata terhadap investasi pembuatan kandang dan bangunan. Hal ini dikarenakan investasi untuk pembuatan kandang jumlahnya hampir sama antara sesudah maupun sebelum wabah flu burung. Analisis masalah yang dihadapi peternak dalam penyediaan investasi Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dengan responden peternak ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga diperoleh data bahwa ada tiga masalah utama yang dihadapi peternak dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging di Kabupaten Purbalingga yaitu, 1) Pinjaman modal yang sulit dari Bank. 2) Jumlah investasi yang cukup besar dalam usaha peternakan ayam niaga pedaging. 3) Pengembalian modal membutuhkan waktu yang cukup lama. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa peringkat kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging adalah untuk Pembuatan kandang, Pengadaan sapronak dan Pengadaan DOC. Hasil analisis investasi terhadap investasi sarana produksi ternak yang berpengaruh yaitu faktor pendapatan dan skala usaha, investasi pembelian ternak yang berpengaruh hanya pendapatan dan skala usaha, investasi pembuatan kandang dan bangunan yang berpengaruh hanya skala usaha. Masalah yang dihadapi peternak dalam penyediaan investasi adalah modal yang sulit didapatkan dari pihak bank, investasi yang tinggi untuk memulai usaha peternakan dan jangka waktu kembali modal yang cukup lama. 219 Atun Rohayat dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 211-220, September 2014 DAFTAR PUSTAKA Winardi. 1996. Istilah – Istilah Ekonomi. Bandung. Budiharjo. K. 2008. Profitability Analysis at Development of Duck Effort in Pagerbarang District at Tegal Regency. Journal of Animal Production . Vol 32, No 5 : 8-13. Semarang. Hidayat, N. N. 2010. Analisis Kebutuhan Investasi pada Agribisnis Ayam Niaga Di Kabupaten Banyumas. Proseding Seminar Nasional. Perspektif Pengembangan Agribisnis Peternakan di Indonesia. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Noegroho, Wisaptiningsih, U dan Fanani, Z. 1991. Ilmu Usaha Tani. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung. 220