BAB I - Universitas Muhammadiyah Purwokerto

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar
dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak akan terhindar dari
pengaruh ekonomi di belahan dunia lainnya. Arus barang dan arus modal
telah bergerak melewati batas negara dalam waktu yang amat singkat,
pemilik modal (investor) menjadi memiliki banyak peluang dan alternatif
dalam memilih sektor industri apa dan di negara mana investasi akan dipilih
karena lebih menguntungkan. Namun demikian, disamping banyaknya
pilihan yang menarik akibat terbukanya peluang investasi di pasar modal
antarnegara, investor juga akan dihadapkan pada persoalan nilai tukar mata
uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi.
Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang
dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Investasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau
lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005). Investasi
pada saham dianggap mempunyai tingkat risiko yang lebih besar
dibandingkan dengan alternatif investasi lain, seperti obligasi, deposito, dan
tabungan. Investor dapat memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk
menyalurkan dana yang menganggur atau berinvestasi guna memperoleh
1
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
keuntungan atau return yang didapat berupa peningkatan modal (capital
gain) dan laba hasil usaha yang dibagikan (dividen) untuk investasi di pasar
saham. Apabila kesempatan investasi memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi, maka investor akan mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi pula. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu kesempatan
investasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang
diisyaratkan oleh investor (Jogiyanto, 2009).
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
investor dari suatu investasi yang dilakukan, dengan kata lain return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2009). Return
saham yang diharapkan di masa yang akan datang penuh ketidakpastian
karena fluktuasi harga saham yang terbentuk di pasar modal erat kaitannya
dengan perubahan yang terjadi pada pengaruh lingkungan bisnis dimana
perusahaan beroperasi. Lingkungan bisnis perusahaan dibedakan menjadi
lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan eksternal yaitu lingkungan
bisnis yang ada di luar perusahaan seperti lingkungan industri dan variabel
ekonomi makro (Suardani, 2009). Bodie, et al. (2006) menyatakan bahwa
ketidakpastian harga saham dipengaruhi oleh lingkungan bisnis eksternal
yang mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan kinerja dalam
perusahaan.
Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang
berkembang, yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi
makro ekonomi secara umum. Investasi saham yang dipengaruhi kondisi
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
makro suatu negara bukan tanpa risiko. Salah satunya adalah risiko
penurunan daya beli karena inflasi. Dalam perekonomian dunia, nilai mata
uang tidak pernah ada yang stabil. Disisi lain, harga-harga barang dan jasa
cenderung mengalami peningkatan. Keadaan ini akan mengakibatkan daya
beli mata uang tersebut menjadi turun yang mengakibatkan terjadinya
inflasi. Dengan semakin tingginya angka inflasi maka perekonomian akan
memburuk, sehingga akan berdampak pada turunnya keuntungan suatu
perusahaan yang mengakibatkan pergerakkan harga saham menjadi kurang
kompetitif (Nugroho, 2008).
Samsul
(2006)
menyatakan
bahwa
tingkat
inflasi
dapat
berpengaruh negatif maupun positif tergantung pada derajat inflasi itu
sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara
keseluruhan,
yaitu dapat membuat banyak
perusahaan mengalami
kebangkrutan. Oleh karena itu, inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga
saham di pasar, sedangkan inflasi yang sangat rendah akan berakibat
pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga
saham juga bergerak dengan lamban. Inflasi yang meningkat juga akan
mengurangi daya beli rupiah yang diinvestasikan. Jika inflasi meningkat,
investor
biasanya
menuntut
tambahan
premium
inflasi
untuk
mengkompensasikan penurunan daya beli yang dialaminya (Haryanto,
2007).
Kebijakan pemerintah untuk mengontrol laju inflasi menjadi hal
yang sangat penting. Salah satunya adalah dengan melakukan penentuan
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
tarif suku bunga di pasar keuangan. Suku bunga dapat dijadikan sebagai alat
moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang
beredar dalam suatu sistem perekonomian. Pada saat permintaan uang
terlalu tinggi, sirkulasi uang di masyarakat menjadi terlalu besar, maka
pemerintah dapat menaikkan suku bunga agar penawaran uang meningkat
dan permintaan uang turun. Dan sebaliknya pemerintah dapat menurunkan
suku bunga untuk memberikan dukungan dan mempercepat pertumbuhan di
sektor ekonomi dan industri, sehingga mendorong atau meningkatkan
produksi menjadi lebih tinggi. Dengan adanya peningkatan produksi
tersebut diharapkan mampu menurunkan laju inflasi dan menaikkan
keuntungan perusahaan yang berdampak positif pada perkembangan pasar
modal (Nugroho, 2008).
Selain inflasi dan suku bunga, kenaikkan kurs US dollar yang tajam
terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten yang memiliki
utang dalam dollar sementara produk emiten tersebut dijual secara lokal.
Sementara itu, emiten yang berorientasi ekspor akan menerima dampak
positif dari kenaikkan kurs US dollar tersebut. Ini berarti harga saham
emiten yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa
Efek, sedangkan emiten yang terkena dampak positif akan meningkatkan
harga sahamnya (Samsul, 2006).
Naik turunnya harga saham yang dipengaruhi oleh perubahan nilai
tukar dan inflasi dapat mempengaruhi pengembalian dan tingkat keuntungan
investasi. Perubahan tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
mempengaruhi risiko sistematis. Apabila tingkat suku bunga tinggi, maka
para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank,
dan sebaliknya. Apabila tingkat suku bunga rendah, maka para investor akan
lebih memilih berinvestasi di saham (Makaryanawati, 2009).
Bursa Efek Indonesia merupakan Bursa hasil penggabungan dari
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi
efektivitas operasional dan transakasi, Pemerintah memutuskan untuk
menggabungkan BEJ sebagai pasar saham dengan BES sebagai pasar
obligasi dan derivatif. Bursa Efek Indonesia sendiri memiliki beberapa
indeks sektoral. Kesemua indeks saham sektoral yang tercatat di BEI
diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah
ditetapkan BEI dan diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange
Industrial Classification). Salah satu sektor tersebut adalah sektor properti.
Sektor properti sebagai salah satu sektor yang penting di Indonesia.
Sektor properti merupakan indikator penting untuk menganalisis kesehatan
ekonomi suatu negara. Industri properti juga merupakan sektor pertama
yang memberi sinyal jatuh atau sedang bangunnya perekonomian sebuah
negara (Santoso, 2005). Tetap terbukanya peluang bisnis properti otomatis
memberi peluang bagi bisnis-bisnis pendukung, seperti konsultan, pialang,
agen-agen properti dan industri yang menopang bisnis properti ini, seperti
semen, cat, besi beton, kayu, dan sebagainya. Selain itu, sektor properti juga
sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian secara makro. Berdasarkan
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
pengamatan Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), kondisi makro ekonomi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi bisnis properti.
Dalam perkembangannya banyak penelitian yang mengangkat tema
tentang pengaruh makro ekonomi terhadap return saham, di antaranya oleh
Tholibin (2006) yang meneliti tentang pengaruh perubahan nilai tukar
rupiah, inflasi, dan tingkat bunga terhadap return saham perusahaan
manufaktur di BEJ selama periode 2002-2003. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang nyata dari perubahan nilai tukar
rupiah atas US dollar, inflasi, dan tingkat bunga terhadap return saham
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di BEJ.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Suciwati dan Machfoedz
(2002) yang meneliti tentang pengaruh risiko nilai tukar rupiah terhadap
return saham pada periode sebelum dan sesudah tahun 1997. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pada periode sebelum dan sesudah tahun
1997, nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Utami dan Rahayu (2003) meneliti tentang peranan profitabilitas,
suku bunga, inflasi, dan nilai tukar dalam mempengaruhi pasar modal
Indonesia selama krisis ekonomi pada badan usaha sensitif selama periode
1998-2000. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara empiris terbukti
bahwa profitabilitas, suku bunga, inflasi, dan nilai tukar secara bersamasama mempengaruhi harga saham badan usaha secara signifikan selama
krisis ekonomi terjadi di Indonesia.
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
Hardiningsih (2001) meneliti tentang pengaruh faktor fundamental
dan
risiko
ekonomi
terhadap
return
saham
perusahaan
di
BEJ
menyimpulkan bahwa secara simultan faktor fundamental (ROA dan PBV)
dan risiko ekonomi (nilai tukar rupiah dan inflasi) berpengaruh signifikan
terhadap return saham perusahaan basic industry and chemical.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Utami dan
Rahayu (2003) yang meneliti tentang peranan profitabilitas, suku bunga,
inflasi dan nilai tukar dalam mempengaruhi pasar modal Indonesia selama
krisis ekonomi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terletak pada variabel, objek dan periode penelitian. Penelitian Utami dan
Rahayu (2003) mengambil objek penelitian pada badan usaha yang terdaftar
di BEJ selama periode 1998-2000. Sedangkan, pada penelitian ini
mengambil objek penelitian pada perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi selama periode 2005-2009 dan variabel profitabilitas tidak
dipakai karena pada penelitian ini hanya difokuskan pada variabel makro
ekonomi.
Penelitian ini penting dilakukan untuk menemukan bukti bahwa
perubahan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi serta tingkat suku bunga
berpengaruh terhadap return saham. Fluktuasi nilai tukar rupiah yang sulit
untuk diprediksi menyebabkan risiko terhadap return saham jadi tidak
menentu. Sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi juga berisiko terhadap
return saham. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
acuan bagi para investor dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan investasi saham di BEI.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa permasalahan yang
akan diselesaikan adalah sebagai berikut:
1.
Apakah nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap return saham pada
perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi di BEI?
2.
Apakah nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi di BEI?
3.
Apakah tingkat inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
return saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi di BEI?
4.
Apakah tingkat suku bunga berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan
konstruksi di BEI?
1.3. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan di atas, penelitian ini dibatasi oleh:
1. Penelitian ini meneliti pengaruh faktor-faktor makro ekonomi yang
berupa nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga
(variabel independen) terhadap return saham (variabel dependen).
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
2. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
sektor properti, real estate, dan konstruksi di BEI dan sahamnya masih
aktif diperdagangkan selama periode pengamatan yaitu 2005-2009.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk membuktikan adanya pengaruh signifikan secara simultan nilai
tukar rupiah, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga terhadap return
saham pada perusahaan sektor properti, real estate, dan konstruksi di
BEI.
2.
Untuk membuktikan adanya pengaruh signifikan secara parsial nilai
tukar rupiah terhadap return saham pada perusahaan sektor properti,
real estate, dan konstruksi di BEI.
3.
Untuk membuktikan adanya pengaruh signifikan secara parsial tingkat
inflasi terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi di BEI.
4.
Untuk membuktikan adanya pengaruh signifikan secara parsial tingkat
suku bunga terhadap return saham pada perusahaan sektor properti, real
estate, dan konstruksi di BEI.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
beberapa aspek sebagai berikut:
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
1. Bagi Investor
Memberikan manfaat bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi di pasar modal agar dapat mempertimbangkan faktor makro
ekonomi yaitu nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga
sebagai suatu risiko atas investasi serta dapat meminimalkan risiko
tersebut.
2. Bagi Akademisi
Memberikan wawasan mengenai faktor-faktor makro ekonomi mana saja
yang dapat mempengaruhi return saham, khususnya faktor nilai tukar
rupiah, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga.
3. Bagi Peneliti
Digunakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Strata I di
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian, referensi dan
perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian
serupa.
Analisis Pengaruh Nilai..., Dofa Januar Putri, F. Ekonomi UMP, 2011
Download