6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Data

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Data
Data merupakan aliran fakta yang mewakili kejadian yang terjadi dalam
organisasi atau dalam lingkungan fisik sebelum mereka diatur menjadi sebuah
bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pengguna (Laudon, 2000,
p8). Selain itu data juga dapat diartikan sebagai fakta yang dapat disimpan dan
memiliki arti (Navathe dan Elmasri, 2000, p4). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data adalah fakta yang telah terjadi, memiliki arti, dan dapat disimpan
serta dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk berbagai
tujuan.
2.1.2 Sistem Basis Data
Sistem basis data menurut Connoly (2004, p14) adalah suatu kumpulan
logikal data yang terhubung satu sama lain dan deskripsi dari suatu data yang
dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Sedangkan
sistem basis data menurut Date (1999, p5) adalah suatu sistem yang pada
dasarnya menyimpan record-record di dalam suatu sistem yang dilakukan
secara komputerisasi yang tujuannya adalah menjadi suatu kumpulan data
yang terhubung dan Database Management System
6
7
(DBMS)/ Sistem Manajemen Basisdata menjadi program yang mengatur dan
mengontrol akses ke basisdata serta memelihara informasi dan membuat
informasi tersebut tersedia berdasarkan permintaan.
2.1.1
Pendekatan Basis Data
Sistem basis data adalah suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu
sama lain dan deskripsi dari suatu data yang dirancang sebagai informasi yang
dibutuhkan oleh organisasi (Begg,Connoly,2002, p14).
Dengan basis data dapat mempercepat proses pemenuhan suatu kebutuhan
informasi suatu organisasi di mana kebutuhan informasi tersebut berbeda-beda
pada tiap-tiap organisasi.
Tujuan utama dari sebuah sistem basis data adalah untuk menyediakan user
sebuah view dari data yang abstrak yang menyembunyikan detail tertentu tentang
bagaimana data tersebut disimpan dan dimanipulasi. Oleh karena itu, permulaan
dari desain basis data harus bersifat abstrak yang menerangkan penjelasan umum
dan kebutuhan informasi dari suatu organisasi yang akan direpresentasikan
dalam bentuk basis data. (Begg, Connoly, 2002, p33).
2.1.2
Database Application Lifecycle
Untuk merancang aplikasi sistem basis data diperlukan tahapan-tahapan
terstruktur yang harus diikuti yang dinamakan dengan Siklus Hidup Aplikasi
Basis Data (Database Application Lifecycle) atau disingkat dengan DBLC. Perlu
diingat bahwa tahapan dalam DBLC tidak harus berurutan, namun juga
8
melibatkan beberapa pengulangan ke tahapan sebelumnya melalui putaran balik
(feedback loops). Tahapan-tahapan tersebut terlihat pada gambar 2.1.
Database Planning
System Definition
Requirements Collection
and Analysis
Database
Design
Conceptual
Database Design
DBMS Selection
(optional)
Logical Database
Design
Application Design
Physical
Database Design
Prototyping (optional)
Implementation
Data Conversion and
Loading
Testing
Operational
Maintenance
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle (Begg,Connolly, 2002, p272)
9
2.1.2.1
Perencanaan Basis Data
Perencanaan basis data adalah kegiatan pengaturan yang memungkinkan
tahap-tahap dalam aplikasi basis data dapat diwujudkan secara efisien dan
secara efektif mungkin (Begg,Connoly, 2002, p273). Tahap perencanaan basis
data juga harus menjelaskan :
•
Mission statement dari proyek basis data. Mission statement ini
menjelaskan tujuan utama aplikasi basis data, juga membantu menjelaskan
tujuan proyek basis data, dan menyediakan maksud yang lebih jelas dalam
pembuatan aplikasi basis data secara efektif dan efisien (Begg,Connoly, 2002,
p274). Dengan merumuskan apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari proyek
basis data ini diharapkan dapat lebih memfokuskan pekerjaan pada tahap
selanjutnya.
•
Mission objectives. Selain merumuskan tujuan dari sebuah proyek
basis data, harus diperhatikan juga mengenai tugas apa saja yang harus
didukung oleh basis data tersebut. Setiap mission objective akan menjelaskan
tugas tertentu yang harus didukung oleh basis data, dengan asumsi jika basis
data mendukung mission objectives, maka mission statementnya juga akan
sesuai (Begg,Connoly, 2002, p274).
2.1.2.2
Pendefinisian Sistem
Pendefinisian sistem (system definition) menggambarkan ruang lingkup
dan batasan aplikasi basis data dan pandangan pengguna (user view)
10
(Begg,Connoly, 2002, p274). Hal ini sangat penting dilakukan dalam proses
perancangan basis data agar lebih terfokus pada proyek basis data yang dibuat.
Pandangan
pengguna
(user
view)
sangat
diperlukan
untuk
mengidentifikasi informasi-informasi yang dibutuhkan oleh user. Pandangan
pengguna menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data dari
sudut pandang jabatan tertentu, seperti manajer atau pengawas, maupun dari
sudut pandang area aplikasi perusahaan, seperti pemasaran, personalia, atau
pengawasan persediaan, dalam hubungannya dengan data yang akan disimpan
dan transaksi yang akan dijalankan terhadap data itu (Begg,Connoly, 2002,
p275).
2.1.2.3
Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis
Tahap selanjutnya yang dilakukan setelah Pendefinisian Sistem adalah
tahap pengumpulan kebutuhan dan analisis. Dalam tahap ini dilakukan proses
pengumpulan dan analisa informasi tentang bagian organisasi yang akan
didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan informasi ini untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
pengguna
terhadap
sistem
yang
baru
(Begg,Connoly, 2002, p276).
Suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik seperti wawancara
atau kuesioner untuk mengumpulkan fakta-fakta tentang sistem dan
kebutuhan-kebutuhannya
dinamakan
dengan
teknik
fact-finding
(Begg,Connoly, 2002, p302). Ada lima kegiatan yang dipakai dalam teknik ini,
yaitu :
11
2.1.2.3.1 Memeriksa dokumentasi
Pemahaman terhadap jalannya sistem akan cepat diperoleh dengan
memeriksa dokumen-dokumen, formulir, laporan, dan berkas yang terkait
dengan sistem yang sedang berjalan pada perusahaan. Dengan pemeriksaan ini
diharapkan dapat mengetahui data-data apa saja yang akan disimpan di dalam
basis data.
2.1.2.3.2 Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan fakta-fakta, memeriksa
kebenaran fakta yang ada dan mengklarifikasinya, membangkitkan semangat,
melibatkan pengguna akhir, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, dan
mengumpulkan ide-ide dan pendapat (Begg,Connoly, 2002, p306). Teknik ini
memerlukan kemampuan komunikasi yang baik untuk menghadapi pengguna
yang memiliki nilai, prioritas, pendapat, motivasi, dan kepribadian yang
berbeda-beda.
Keuntungan menggunakan teknik ini menurut Begg,Connoly (2002,
p306) antara lain:
•
Memungkinkan orang yang diwawancara untuk menanggapi pertanyaan
dengan bebas dan terbuka
•
Memungkinkan orang yang diwawancara merasa bahwa ia merupakan
bagian dari proyek
•
Memungkinkan pewawancara untuk menindaklanjuti komentar-komentar
menarik yang dibuat oleh orang yang diwawancara
12
•
Memungkinkan pewawancara untuk mengubah atau menyusun kembali
pertanyaan selama kegiatan wawancara
•
Memungkinkan pewawancara untuk mengamati bahasa tubuh orang yang
diwawancara
Kerugian teknik ini menurut Begg,Connoly (2002, p306) yaitu:
•
Sangat memakan waktu dan biaya, sehingga menjadi tidak praktis
•
Keberhasilannya tergantung pada kemampuan komunikasi pewawancara
•
Keberhasilannya tergantung pada keinginan orang yang diwawancara
untuk ikut serta dalam wawancara
2.1.2.3.3 Mengamati operasional perusahaan
Pengamatan ini memungkinkan untuk ikut serta atau mengamati
seseorang melakukan kegiatan untuk mempelajari sistem. Salah satu faktor
pengamatan dapat berhasil adalah dengan mencari informasi sebanyak
mungkin tentang aktivitas yang akan diamati serta orang yang melakukan
aktivitas tersebut.
Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain :
•
Validitas fakta dan data dapat diperiksa
•
Pengamat dapat melihat dengan jelas apa yang dikerjakan
•
Pengamat juga dapat memperoleh data yang menjelaskan lingkungan fisik
dari tugas yang diberikan
13
•
Relatif murah
•
Pengamat dapat membuat pengukuran kerja
Kerugian teknik ini yaitu:
•
Sangat memakan waktu dan biaya, sehingga menjadi tidak praktis
•
Dapat terlewat dalam mengamati tugas-tugas yang melibatkan tingkat
kesulitan yang lain
•
Beberapa tugas tidak selalu dilakukan dengan cara seperti pada saat
pengamatan
2.1.2.3.4
Penelitian
Selain melakukan penelitian yang berasal dari dalam organisasi itu
sendiri, dapat juga dilakukan pengumpulan informasi yang berasal dari luar
organisasi tersebut. Beberapa contoh sumber informasi tersebut antara lain
jurnal komputer, buku-buku referensi, dan internet. Sumber informasi
tersebut juga dapat digunakan untuk memecahkan masalah serupa.
Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain :
• Dapat menghemat waktu jika solusinya telah tersedia
• Peneliti dapat mengamati cara orang lain memecahkan masalah yang
sama atau menemui kebutuhan yang serupa
• Membuat para peneliti selalu up-to-date dengan perkembangan baru
14
Kerugian teknik ini yaitu :
• Dapat menjadi sangat memakan waktu
• Membutuhkan akses ke sumber informasi yang tepat
• Dapat saja tidak membantu memecahkan masalah karena tidak
didokumentasikan
2.1.2.3.5 Kuesioner
Teknik lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah suatu
dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan
dari banyak orang sambil menjaga kontrol terhadap tanggapan yang diberikan
(Begg,Connoly, 2002, p308).
Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain :
•
Orang dapat melengkapi dan mengembalikan kuesioner pada waktu yang
sebaik-baiknya
•
Tidak mahal untuk mengumpulkan data dari banyak orang
•
Responden lebih mudah untuk memberikan jawaban yang benar karena
jawaban yang diberikan dapat dijaga kerahasiaannya
•
Tanggapan dapat ditabulasikan dan dianalisa dengan cepat
Kerugian teknik ini yaitu:
•
Jumlah responden dapat saja rendah, sekitar 5% sampai 10%
15
•
Kuesioner dapat saja dikembalikan dengan tidak lengkap
•
Tidak menyediakan kesempatan untuk mengubah pertanyaan yang salah
diartikan
•
Tidak dapat mengamati dan menganalisa bahasa tubuh responden
•
Memakan waktu untuk menyiapkan kuesioner
2.1.2.4 Entity Relationship ( ER ) Modelling
Entity Relationship Modelling adalah sebuah pendekatan top-down untuk
mendesain basis data yang dimulai dari mengidentifikasikan data - data yang
penting, yang disebut Entity (entity) dan hubungan (relationship) diantara data datanya harus ditampilkan di dalam model (Begg, Connolly, 2002, p330). Lalu
tambahkan detail – detail lainnya, seperti informasi yang ingin kita ketahui
tentang entity dan relationship, yang disebut dengan attribut, dan batasan –
batasan (Constraints) pada entity, relationship, dan attribut. Entity Relationship
Model adalah suatu teknik dasar terpenting dalam mendesain suatu basis data.
2.1.2.4.1 Entity
Entity merupakan objek (manusia, tempat, benda, konsep ataupun
kejadian) didalam organisasi yang akan diwakilkan dalam basis data (Begg,
Connolly, 2002, p15). Entity adalah sekumpulan obyek yang memiliki
properti-properti sama, yang mengidentifikasikan suatu obyek di dalam situasi
nyata (Begg, Connolly, 2002, p331). Konsep dasar dari Entity Relationship
(ER) Model adalah Entity, yang menggambarkan kumpulan dari ‘objek’
didalam ‘dunia nyata’ dengan properti yang sama.
16
Nama entiti
Pegawai
Gambar 2.2 Representasi diagram dari tipe entitas
Pegawai
2.1.2.4.2 Relationship Type
Relationship type adalah sebuah set-set asosiasi yang memiliki arti /
makna diantara kumpulan Entity, diantara satu atau lebih Entity (Begg,
Connolly, 2002, p334). Setiap relationship type diberi nama sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Contoh relationship type dapat dilihat pada Gambar
2.3
msPegawai
Input ►
msBarang
‘Pegawai menginput barang’
Gambar 2.3 Contoh Relationship Type
2.1.2.4.2.1 Derajat Dari Relationship
Derajat dari Relationship dihitung dari banyaknya entity yang
berpartisipasi dalam suatu relationship. Relasi dengan hanya satu atribut
berarti mempunyai satu derajat, dan akan disebut unary relation atau satu
tuple, relasi dengan dua atribut disebut binary, relasi dengan tiga atribut
disebut ternary, demikian selanjutnya digunakan n-ary untuk penamaannya
(Begg, Connolly, 2002, p74).
17
2.1.2.4.2.2 Recursive Relationship
Recursive Relationship merupakan tipe relasi dimana entity yang sama
berpartisipasi lebih dari satu dengan peranan yang berbeda. Relationship
dapat diberikan role names untuk mengindikasikan tujuan dari peranan setiap
entity didalam relationship, role names sangat penting dalam recursive
relationship untuk menegaskan fungsi dari setiap entity yang berpartisipasi
(Begg, Connolly, 2002, p337).
2.1.2.4.3 Atribut
Atribut adalah properti sebuah entitas atau relationship (Begg,Connoly,
2002, p338). Menurut Jeffery L. Whitten (2004, p295), Atribut merupakan
properti deskriptif atau karakteristik dari sebuah entitas. Atribut menampung
nilai yang menjelaskan setiap entity occurrence dan menggambarkan bagian
utama dari data yang disimpan di dalam basis data.
msBarang
msPegawai
noBarang
NamaBarang
HargaBarang
StatusBarang
noPegawai
AlamatPegawai
Jalan
Kota
KodePos
Telp [1…3]
Gambar 2.4 Entity dengan Atribut
2.1.2.4.3.1 Simple Attribut dan Composite Attribut
Simple Attribut adalah sebuah atribut yang terdiri dari satu komponen
tunggal dengan keberadaannya sendiri sehingga tidak dapat dipecah menjadi
18
komponen-komponen yang lebih kecil lagi, sering juga disebut dengan
atomic attribut (Begg, Connolly, 2002, p339).
Composite Attribut adalah sebuah atribut yang dibentuk dari banyak
komponen (Begg, Connolly, 2002, p339).
2.1.2.4.3.2 Single-Valued Attribut dan Multi-Valued Attribut
Single-Valued Attribut adalah sebuah atribut yang memegang sebuah
nilai tunggal untuk setiap occurrence dari sebuah entity. Kebanyakan dari
atribut adalah single-valued (Begg, Connolly, 2002, p339).
Multi-Valued Attribut adalah sebuah attribut yang memegang banyak
nilai untuk setiap kejadian dari sebuah entity (Begg, Connolly, 2002, p340).
2.1.2.4.3.3 Derived Attribut
Merupakan atribut yang diturunkan dari nilai atribut yang
berhubungan atau kumpulan atribut, tidak harus dari entity yang sama (Begg,
Connolly, 2002, p340).
2.1.2.4.4
Keys
Candidate key adalah himpunan atribut yang minimal yang secara unik
mengidentifikasikan
setiap
occurrence
dari
sebuah
tipe
entitas
(Begg,Connoly, 2002, p340).
Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri atas dua atau
lebih atribut (Begg,Connoly, 2002, p341).
19
Primary
key
adalah
candidate
key
yang
terpilih
untuk
mengidentifikasikan secara unik setiap occurrence dari sebuah tipe entitas
(Begg,Connoly, 2002, p341). Pada sebuah tipe entitas biasanya terdapat lebih
dari satu candidate key yang salah satunya harus dipilih untuk menjadi
primary key. Pemilihan primary key didasarkan pada panjang atribut, jumlah
minimal atribut yang diperlukan, dan keunikannya.
Alternate key adalah setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key, atau biasa disebut dengan secondary key (Whitten, 2004, p298).
Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entitas yang
digunakan
pada
entitas
lainnya
untuk
mengidentifikasikan
sebuah
relationship (Whitten, 2004, p301).
2.1.2.4.5
Batasan Struktural ( Structural Constaints )
Batasan-batasan yang menggambarkan pembatasan pada relationship
seperti yang ada pada ‘real world’ harus diterapkan pada tipe entitas yang
ikut serta pada sebuah relationship. Jenis utama dari batasan pada suatu
relationship dinamakan multiplicity (Begg,Connoly, 2002, p344).
Multiplicity adalah jumlah occurrence yang mungkin terjadi pada
sebuah tipe entitas yang berhubungan ke sebuah occurrence dari tipe entitas
lain pada suatu relationship (Begg,Connoly, 2002, p344).
Derajat yang biasanya digunakan pada suatu relationship adalah binary
relationship, yang terdiri atas:
20
2.1.2.4.5.1 One-to-One (1:1) Relationship
Setiap Partner berarti mempunyai paling sedikit satu document dan
paling banyak satu document, dan satu Document dapat dimiliki paling
sedikit oleh satu Partner atau paling banyak oleh satu Partner (Begg,
Connolly, 2002, p345).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.
seorang pegawai dapat
mengatur nol atau satu barang
setiap barang diatur oleh
satu orang pegawai
Pegawai
noPeg
Barang
Input
1..1
0..1
noBarang
Multiplicity
Gambar 2.5 One-To-One Relationship
2.1.2.4.5.2 One-to-Many (1:*) Relationship
Setiap User mendaftarkan banyak Kontrak atau tidak ada sama sekali,
dan setiap Kontrak didaftarkan oleh satu dan hanya satu orang User (Begg,
Connolly, 2002, p346). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.6 One-To-Many Relationship
2.1.2.4.5.3 Many-to-Many (*:*) Relationship
21
Setiap Kontrak memiliki paling tidak satu atau banyak Aircraft, dan
setiap Aircraft dimiliki paling sedikit satu atau banyak Kontrak (Begg,
Connolly, 2002, p347). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5.
msContract
ContractID
ClientID
Destination
ValidFrom
ValidUntil
GroundTime
NIK
AnnexCode
Status
msAircraft
1…*
Has ►
1…*
AircraftType
Dimension
CapacityPassenger
CapacityCargo
Gambar 2.7 Many-To-Many Relationship
2.1.2.5 Perancangan Basis Data ( Database Design )
Merupakan proses pembuatan suatu rancangan untuk basisdata yang akan
mendukung operasi dan objektif perusahaan. Ada 2 (dua) pendekatan
perancangan basisdata:
•
Bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut (yakni properti
dari entiti dan hubungan relasional) dimana melalui analisis gabungan antara
atribut-atribut, dikelompokkan ke dalam relasi-relasi yang merepresentasikan
tipe-tipe entiti dan hubungan antara entiti. Pendekatan ini lebih cocok untuk
perancangan basisdata yang sederhana dengan jumlah atribut yang relatif
kecil.
•
Top-down
22
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang terdiri dari
beberapa hubungan relasional dan entiti tingkat tinggi.
Database design terdiri dari tiga fase, yaitu: Conceptual database design,
Logical database design, dan Physical database design.
2.1.2.5.1 Rancangan Basis Data Konseptual ( Conceptual Database Design)
Conceptual database design adalah proses membangun model
informasi yang digunakan organisasi, bebas dari semua pertimbangan fisik
Begg,Connoly, 2002, p419). Pertimbangan fisik yang dimaksud meliputi
DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa pemrograman,
platform perangkat keras, unjuk kerja, dan pertimbangan fisik lainnya.
Langkah-langkah dalam metodologi conceptual database design yaitu :
Langkah 1 - Membangun Local Conceptual Data Model untuk setiap
pandangan pengguna
Bertujuan untuk memecah rancangan menjadi tugas-tugas yang dapat
diatur dengan memeriksa sudut pandang yang berbeda dari pengguna di dalam
organisasi Begg,Connoly, 2002, p421). Hasil dari langkah ini berupa
pembuatan satu atau lebih local conceptual data model yang merupakan
penggambaran yang tepat dan lengkap dari suatu organisasi dilihat dari para
pengguna yang berbeda. Tugas-tugas yang dilakukan pada langkah ini terdiri
dari :
Langkah 1.1 Mengidentifikasi tipe entitas
23
Tipe entitas dapat dikenali dengan mengidentifikasikan kata benda atau
frase kata benda pada spesifikasi kebutuhan pengguna, objek besar seperti
orang (people), tempat (place), benda (thing) atau konsep (concept). Alternatif
lain adalah dengan mencari obyek yang keberadaannya bebas.
Langkah 1.2 Mengidentifikasi tipe hubungan antar entitas
Bertujuan untuk mengidentifikasi relationship yang penting yang ada
antara tipe entitas-tipe entitas yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tipe
relationship diidentifikasikan dengan mencari kata kerja atau suatu kata yang
berhubungan dengan kata kerja.
Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan
entitas atau hubungan
Tujuannya untuk menghubungkan atribut dengan entitas dan tipe
relationship yang tepat. Atribut yang dimiliki oleh setiap entitas dan
relationship harus memenuhi karakteristik atribut yaitu simple/composite
attribute, single/multi-valued attribute, dan derived attribute.
Langkah 1.4 Menentukan attribute domains
Domain adalah sekumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut
memperoleh nilainya Begg,Connoly, 2002, p430). Contoh menentukan domain
pada atribut JenisKelamin di entitas Mahasiswa adalah dengan ‘L’ atau ’P’.
Langkah 1.5 Menentukan Candidate Key dan Primary Key
Tujuannya untuk mengidentifikasi candidate key setiap tipe entitas, dan
jika terdapat lebih dari satu candidate key maka terpilih satu sebagai primary
key.
24
Langkah 1.6 Pertimbangkan penggunaan enhance modelling concepts
(pilihan)
Maksud dari langkah ini adalah untuk menentukan specialization,
generalization, aggregation, composition.
Specialization merupakan suatu proses memaksimalkan perbedaanperbedaan antara anggota-anggota sebuah entitas dengan cara mengidentifikasi
karakteristik yang membedakan entitas tersebut Begg,Connoly, 2002, p362).
Generalization merupakan suatu proses meminimalkan perbedaanperbedaan antara entitas-entitas dengan cara mengidentifikasi sifat umum
entitas Begg,Connoly, 2002, p363).
Aggregation menggambarkan relationship ‘has-a’ atau ‘is-part-of’
antara tipe entitas dimana yang satunya mewakili ‘whole’ (seluruhnya) dan
yang satunya lagi mewakili ‘part’ (bagian) Begg,Connoly, 2002, p371).
Langkah 1.7 Memeriksa model akan redudansi
Bertujuan memeriksa conceptual model untuk menghindari adanya
redundansi atau pengulangan data dalam model. Ada dua kegiatan yang dapat
dilakukan pada tahap ini:
•
Memeriksa kembali one-to-one relationship (1:1)
Kemungkinan ada dua entitas yang menggambarkan objek yang sama dalam
organisasi. Oleh karena itu, kedua entitas tersebut harus digabungkan.
•
Menghilangkan relasi yang redundan
25
Suatu relationship menjadi redundan jika informasi yang sama dihasilkan
melalui relationship yang lainnya. Untuk meminimalkan data model maka
relationship yang redundan harus dihilangkan.
Langkah 1.8 Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi
pengguna
Bertujuan untuk memastikan local conceptual data model mendukung
transaksi yang dibutuhkan oleh pandangan pengguna Begg,Connoly, 2002,
p435). Dua pendekatan untuk memastikan local conceptual data model
mendukung kebutuhan transaksi:
• Menggambarkan transaksi (describing the transaction)
Memeriksa semua informasi (entitas, relationship, dan atributnya) yang
dibutuhkan setiap transaksi yang disediakan oleh model Begg,Connoly, 2002,
p435).
• Menggunakan transaction pathways
Memvalidasi data model terhadap kebutuhan transaksi dengan
menggambar diagram yang mewakili pathway yang diambil oleh setiap
transaksi secara langsung pada E-R diagram Begg,Connoly, 2002, p435).
Langkah 1.9 Melihat kembali conceptual data model dengan pengguna
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa data
model merupakan representasi yang benar bagi setiap pandangan.
2.1.2.5.2 Rancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design)
26
Desain basis data logikal adalah proses membangun model informasi
yang digunakan organisasi berdasarkan model data tertentu, tetapi tidak
tergantung dari Database Management System (DBMS) dan pertimbangan fisik
lainnya Begg,Connoly, 2002, p441). Langkah-langkah dalam metodologi
logical database design yaitu:
Langkah 2 Membangun dan validasi local logical data model bagi setiap
pandangan pengguna
Tujuannya untuk membangun sebuah local logical data model dari
sebuah local conceptual data model yang mewakili pandangan tertentu dari
organisasi dan kemudian memvalidasi model ini untuk memastikan bahwa
strukturnya benar (dengan menggunakan teknik normalisasi) dan untuk
memastikan dukungannya terhadap transaksi-transaksi yang dibutuhkan.
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini meliputi:
Langkah 2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak compatible dengan
model relational (langkah pilihan)
Bertujuan untuk menyaring local conceptual data model sehingga fiturfitur yang tidak sesuai dengan model relasional dihilangkan. Langkahlangkahnya antara lain:
• Menghilangkan many-to-many (*:*) binary relationship
Dengan memecah relationship yang mengandung many-to-many
(*:*) untuk mengidentifikasikan sebuah entitas tengah (intermediate entity)
sehingga relationship ini digantikan dengan dua buah one-to-many (1:*)
27
relationship, dengan entitas tengah berada di antara dua buah entitas yang
lama.
• Menghilangkan many-to-many (*:*) recursive relationship types
Jika recursive relationship ada pada conceptual data model,
relationship tersebut harus dipecah untuk mengidentifikasikan sebuah
entitas tengah dengan cara menganggap entitas yang terlibat pada
relationship ini merupakan dua buah entitas dengan jenis relationship
many-to-many (*:*) binary sehingga penyelesaiannya sama dengan
penyelesaian pada relationship many-to-many (*:*) binary.
• Menghilangkan complex relationship types
Dihilangkan
dengan
memecah
relationship
ini
untuk
mengidentifikasikan entitas tengah (intermediate entity). Kemudian
complex relationship ini akan digantikan dengan beberapa one-to-many
(1:*) binary relationship.
• Menghilangkan multi-valued attributes
Cara menghilangkannya adalah dengan memecah atribut ini untuk
mengidentifikasikan sebuah entitas.
Langkah 2.2 Membuat relasi untuk model data logical
Yang ditentukan pertama kali adalah nama relasi diikuti daftar
simple attribute yang disertai dengan tanda kurung, primary key beserta
alternate key dan atau foreign key dari relasi. Relationship antara satu
entitas dengan entitas lainnya digambarkan dengan mekanisme primary key
atau foreign key.
28
Langkah 2.3 Validasi relasi dengan normalisasi
Normalisasi merupakan sebuah tehnik yang dapat digunakan untuk
menjelaskan relasi-relasi yang akan menjelaskan data, relationship, dan
constraints seakurat mungkin (Begg, Connolly, 2002, p375). Normalisasi
menggunakan pendekatan bottom-up dalam mendesain basis data yang
dimulai dengan melakukan pengecekan relationship diantara atributatributnya. Normalisasi adalah tehnik untuk menghasilkan sebuah set dari
relasi dengan properti-properti yang diinginkan, memberikan data yang
dibutuhkan dari perusahaan (Begg, Connolly, 2002, p376). Proses dari
Normalisasi pertama kali dibangun oleh E.F Codd (1972b).
1NF
2NF
3NF
BCNF
4NF
1NF
2NF
3NF
BCNF
4NF
1NF
2NF
5NF
3NF
BCNF
4NF
5NF
5NF
Higher Normal
Form
Gambar 2.8 Diagram ilustrasi dari relationship
diantara Normal Form
Proses normalisasi dimulai dengan memindahkan data sumber ke
bentuk tabel dengan format baris dan kolom. Tabel ini berbentuk tidak
normal dan disebut dengan unnormalized table Begg,Connoly, 2002,
p388).
29
Unnormalized form (UNF) adalah suatu tabel yang terdiri dari satu
atau lebih kelompok yang berulang (repeating group) Begg,Connoly,
2002, p387). Repeating group adalah sebuah atribut atau himpunan atribut
di dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai (multiple value) untuk
sebuah primary key pada tabel tersebut Begg,Connoly, 2002, p388).
Tingkatan normalisasi yang digunakan sebagai landasan penulisan
skripsi ada tiga tahap yaitu :
• First Normal Form (1NF)
Suatu relasi dikatakan 1NF jika titik temu tiap baris dan kolom
pada relasi tersebut mengandung satu dan hanya satu nilai
Begg,Connoly, 2002, p388).
Sebuah relasi akan berada dalam bentuk 1NF jika repeating
groupnya sudah hilang. Ada dua pendekatan untuk menghilangkan
repeating group pada tabel yang tidak normal, yaitu:
ƒ
Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam kolom yang
kosong dari baris yang mengandung data berulang.
ƒ
Dengan menempatkan data yang berulang bersama salinan atribut
kunci
pada
relasi
yang
terpisah.
Sebuah
primary
key
diidentifikasikan ke dalam relasi yang baru.
• Second Normal Form (2NF)
Relasi dikatakan 2NF jika relasi tersebut berada pada 1NF dan
setiap atribut yang bukan primary key bergantung penuh (fully
30
functionally dependent) terhadap primary key (Begg,Connoly,2002,
p392).
Full functional dependency terjadi jika A dan B merupakan
atribut dari suatu relasi, dan B dikatakan bergantung penuh terhadap
A (A→B), jika B bergantung terhadap A, namun bukan subset dari A
Begg,Connoly, 2002, p391).
Untuk menghasilkan relasi dalam bentuk 2NF melibatkan
penghilangan ketergantungan sebagian (partial dependency) dan
menempatkannya pada relasi yang baru bersama salinan atribut
penentunya (determinant attribute).
• Third Normal Form (3NF)
Suatu relasi dikatakan 3NF jika relasi tersebut berada dalam
bentuk 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut bukan primary key
bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap primary
key Begg,Connoly, 2002, p394).
Transitive dependency ialah sebuah kondisi dimana A, B, dan
C merupakan atribut dari relasi yang jika A→B dan B→C maka C
disebut bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap
A melalui B (A tidak functionally dependent terhadap B atau C)
Begg,Connoly, 2002, p394).
Langkah 2.4 Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
31
Bertujuan untuk memastikan bahwa relasi-relasi pada local logical
data model mendukung transaksi-transaksi yang dibutuhkan oleh
pengguna, seperti terinci pada spesifikasi kebutuhan pengguna.
Langkah 2.5 Mendefinisikan integrity constraint
Integrity constraint adalah batasan-batasan yang harus ditentukan
untuk melindungi basis data agar tetap konsisten Begg,Connoly, 2002,
p457). Ada lima jenis integrity constraint, yaitu :
• Required data
Beberapa atribut harus selalu berisi nilai yang benar (valid),
tidak dapat bernilai null. Constraint ini harus diidentifikasikan pada
saat mendokumentasikan atribut-atribut pada kamus data (langkah 1.3).
• Attribute domain constraint
Setiap atribut memiliki domain, yaitu himpunan nilai yang
dibolehkan
Begg,Connoly,
2002,
p457).
Constraint
ini
harus
diidentifikasikan pada saat pemilihan attribute domain untuk data
model (langkah 1.4).
• Entity integrity
Primary key dari sebuah entitas tidak boleh bernilai null.
Constraint ini harus dipertimbangkan pada saat penentuan primary key
bagi setiap tipe entitas (langkah 1.5).
• Referential integrity
32
Jika suatu foreign key memiliki nilai, maka nilai tersebut harus
menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi ‘parent’.
• Enterprise constraint (business rules)
Kegiatan update entitas dibatasi oleh peraturan atau kebijakan
organisasi yang mengatur transaksi yang diwakilkan oleh update yang
dilakukan.
Langkah 2.6 Meninjau kembali local logical data model yang dibuat
dengan pengguna
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memastikan bahwa local
logical data model dan dokumentasi pendukung yang menggambarkan
model merupakan perwakilan yang benar dari pandangan pengguna.
Langkah 3 Membangun dan validasi global logical data model
Bertujuan menggabungkan masing-masing local logical data model
menjadi sebuah global logical data model yang menggambarkan organisasi
dengan menyatukan masing-masing local logical data model bagi setiap
pandangan pengguna. Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini meliputi :
Langkah 3.1 Menggabungkan semua model logikal data ke dalam
model global
Untuk setiap local logical data model telah dihasilkan sebuah
diagram Entity-Relationship (ER diagram), skema relasional, kamus data,
dan dokumentasi pendukung yang menggambarkan batasan-batasan model.
Komponen-komponen tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan
33
persamaan dan perbedaan antara model-model dan oleh karena itu akan
membantu menyatukan model-model tersebut.
Langkah 3.2 Validasi global logical data model
Bertujuan untuk memvalidasi relasi-relasi yang dibuat dari global
logical data model dengan menggunakan teknik normalisasi dan untuk
memastikan bahwa model tersebut mendukung transaksi-transaksi yang
dibutuhkan.
Langkah 3.3 Memeriksa kemungkinan perkembangan di masa yang
akan datang
Bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya perubahan yang
berarti pada waktu mendatang dan untuk memperkirakan apakah global
logical data model yang ada dapat menyesuaikan dengan perubahan
tersebut.
Langkah 3.4 Meninjau kembali global logical data model dengan para
pengguna
Bertujuan untuk memastikan bahwa global logical data model
merupakan representasi yang benar dari organisasi.
2.1.2.5.3
Pemilihan DBMS (Database Management System)
DBMS (Database Management System) adalah perangkat lunak
khusus yang digunakan untuk membuat, mengakses, mengontrol, dan
mengatur sebuah basis data (Whitten, 2004, p760).
34
Karena suatu organisasi memerlukan perluasan atau perubahan pada
sistem yang sedang berjalan, maka akan menjadi hal yang perlu untuk
mengevaluasi produk-produk DBMS yang baru. Tujuannya untuk memilih
sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat ini maupun di
masa yang akan datang, yang seimbang dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan termasuk dalam pembelian produk DBMS, perangkat lunak
maupun perangkat keras tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung
sistem basis data, dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan perubahan
dan pelatihan pegawai. Tahapan utama dalam memilih DBMS antara lain:
• Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi
Dibuat
dengan
menyatakan
tujuan
dan
ruang
lingkup
pembelajaran, tugas-tugas yang akan dikerjakan, penjelasan kriteria
(berdasarkan spesifikasi kebutuhan pengguna) yang akan digunakan
dalam mengevaluasi produk-produk DBMS, daftar produk-produk
yang dimungkinkan, semua batasan-batasan dan skala waktu yang
dibutuhkan untuk pembelajaran.
• Daftar singkat dua atau tiga produk
Kriteria
yang
dianggap
penting
dalam
keberhasilan
implementasi dapat digunakan untuk membuat daftar produk-produk
DBMS dalam evaluasi, seperti dana yang tersedia, tingkat dukungan
vendor, kecocokan dengan perangkat lunak lainnya, dan apakah produk
hanya berjalan pada perangkat keras tertentu.
• Evaluasi produk
35
Fitur-fitur yang digunakan dalam evaluasi produk-produk
DBMS
dikelompokkan
menjadi
definisi
data,
definisi
fisik,
kemampuan akses, penanganan keperluan-keperluan, pengembangan,
dan fitur-fitur lainnya.
• Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan
Langkah
terakhir
dari
pemilihan
DBMS
adalah
mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam
penemuan dan rekomendasi atas produk DBMS tertentu.
2.1.2.5.4 Rancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design)
Perancangan basis data fisikal (physical database design) adalah proses
untuk menghasilkan penjelasan dari pengimplementasian suatu basis data pada
media penyimpanan kedua, juga menjelaskan base relation, pengaturan file,
dan indeks yang digunakan untuk mencapai akses data yang efisien, integrity
constraint, serta ukuran keamanan Begg,Connoly, 2002, p282). Langkahlangkah metodologi perancangan basis data fisikal terdiri dari:
Langkah 4 Menterjemahkan global logical data model untuk target
DBMS
Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional bagi global
logical data model yang dapat diimplementasikan pada target DBMS.
Langkah 4.1 Merancang Relasi Dasar
Untuk setiap relasi yang diidentifikasikan pada global logical data
model, definisinya terdiri dari nama relasi, daftar simple attribute diikuti tanda
36
kurung, primary key berserta alternate key dan foreign key jika ada, dan
referential integrity constraint bagi foreign key yang teridentifikasi.
Definisi setiap atribut pada kamus data terdiri dari domainnya yang
terdiri atas tipe data, panjang data, setiap constraint pada domain, nilai
defaultnya jika ada, dan keterangan apakah atribut dapat memiliki nilai null.
Langkah 4.2 Merancang representasi derived data
Bertujuan untuk menentukan cara untuk merepresentasikan derived
data yang ada dalam global logical data model ke dalam target DBMS.
Biasanya derived attribute tidak terlihat pada logical data model
namun didokumentasikan di dalam kamus data. Untuk setiap derived attribute
yang ada, tanda ‘/’ digunakan untuk menandakan atribut tersebut adalah
derived attribute.
Langkah 4.3 Merancang enterprise constraints
Bertujuan untuk merancang batasan-batasan organisasi untuk target
DBMS. Update terhadap relasi dibatasi oleh peraturan organisasi yang
mengatur transaksi ‘real world’ yang diwakili oleh update tersebut.
Langkah 5 Membuat representasi fisikal
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal untuk
menyimpan base relation dan indeks yang diperlukan untuk mencapai unjuk
kerja yang sesuai, dengan cara penentuan penyimpanan relasi dan baris-baris
pada tempat penyimpanan kedua. Ada tiga faktor untuk mengukur efisiensi
penyimpanan data yaitu:
37
•
Transaction throughput: jumlah transaksi yang dapat diproses pada
rentang waktu yang diberikan Begg,Connoly, 2002, p484).
•
Response Time: waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah
transaksi Begg,Connoly, 2002, p484).
•
Disk storage: besarnya ukuran penyimpanan untuk menyimpan basis data
Begg,Connoly, 2002, p484).
Untuk meningkatkan unjuk kerja, cara interaksi antara empat
komponen dasar perangkat keras harus diperhatikan karena berpengaruh
terhadap unjuk kerja sistem. Komponen-komponen itu antara lain:
•
Main memory
Semakin besar memori utama yang disediakan untuk DBMS dan
aplikasinya, semakin cepat aplikasi akan berjalan.
•
CPU
CPU mengontrol tugas-tugas dari sumber daya sistem lain dan
mengeksekusi proses yang diminta oleh pengguna. Komponen ini harus
dijaga agar tidak terjadi bottleneck.
•
Disk I/O
Penyimpanannya harus didistribusikan secara merata ke semua
drive yang ada untuk mengurangi masalah pada untuk kerja sistem. Prinsip
dasar dalam pendistribusian data yaitu:
ƒ File sistem operasi harus dipisahkan dari file basis data
ƒ File utama basis data harus dipisahkan dari file indeks
38
ƒ File log recovery harus dipisahkan dari basis data yang sedang tidak
digunakan
•
Network
Ketika jumlah lalu-lintas data menjadi besar, atau ketika jumlah
tabrakan di dalam jaringan menjadi besar, akan terjadi bottleneck di dalam
jaringan.
Langkah 5.1 Analisis transaksi
Bertujuan untuk memahami fungsi dari transaksi yang dijalankan pada
basis data dan menganalisis transaksi-transaksi yang penting. Dalam
menganalisis transaksi, kriteria unjuk kerja yang harus diidentifikasi seperti:
•
Transaksi yang sering digunakan dan yang memiliki dampak yang
signifikan pada unjuk kerja
•
Transaksi yang penting bagi kegiatan operasional bisnis
•
Peak load, yaitu saat-saat pada hari atau minggu dimana akan ada
permintaan yang tinggi terhadap basis data Begg,Connoly, 2002, p486)
Langkah 5.2 Memilih organisasi file
Untuk menentukan organisasi file yang efisien untuk setiap base
relation.
Langkah 5.3 Memilih indeks
Untuk menentukan apakah penambahan indeks akan meningkatkan
unjuk kerja sistem. Ada tiga jenis indeks yaitu:
•
Primary index
39
Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang diurutkan
terlebih dahulu secara sekuensial.
•
Clustering index
Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field), yang
sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom bukan kunci itu
disebut juga dengan clustering attribute Begg,Connoly, 2002, p1155).
•
Secondary index
Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di dalam file
data Begg,Connoly, 2002, p1155).
Langkah 5.4 Memperkirakan kebutuhan disk space
Memperkirakan besarnya ruang penyimpanan yang dibutuhkan untuk
mendukung implementasi basis data pada tempat penyimpanan kedua. Hal ini
sangat tergantung pada target DBMS dan perangkat keras yang digunakan.
Perkiraan ukuran dapat dilakukan dengan mengukur besar data tiap baris dan
jumlah baris pada setiap relasi.
Langkah 6 Merancang user view
Bertujuan
untuk
merancang
pandangan
pengguna
yang
diidentifikasikan selama tahap pengumpulan kebutuhan dan analisa pada daur
hidup aplikasi basis data relasional (database application lifecycle).
Langkah 7 Mekanisme Keamanan
Bertujuan untuk menentukan bagaimana kebutuhan keamanan akan
direalisasikan. Keamanan bagi basis data sangat diperlukan karena basis data
40
merupakan sumber daya perusahaan yang penting. Dua tipe keamanan basis
data Begg,Connoly, 2002, p502), yaitu:
•
Keamanan sistem
Memberikan perlindungan terhadap akses dan penggunaan basis
data pada tingkat sistem, seperti user name dan password.
•
Keamanan data
Memberikan perlindungan akses dan penggunaan objek basis data,
sepeti relasi dan view dan aksi terhadap objek yang dapat dimiliki oleh
pemakai.
Langkah 8 Mempertimbangkan pengenalan pengontrolan redundancy
Untuk menentukan apakah pengenalan pengontrolan redundancy
dengan mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan unjuk kerja
sistem.
Langkah 9 Memantau operasional sistem
Bertujuan untuk memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk
kerja sistem untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak sesuai atau
menggambarkan kebutuhan-kebutuhan perubahan.
2.1.2.6 Mendesain Aplikasi (Application Design)
Desain aplikasi merupakan desain dari user interface dan program aplikasi
yang menggunakan dan memproses basis data (Begg, Connolly, 2002, p287).
Terdapat dua aspek desain aplikasi, yaitu: desain transaksi dan desain tampilan
bagi user
41
2.1.2.6.1 Desain Transaksi
Transaksi merupakan sebuah aksi, atau sekumpulan aksi yang dibawa oleh
user atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari basis data
(Begg, Connolly, 2002, p288). Tujuan dari mendesain transaksi adalah untuk
menemukan dan mendokumentasikan high-level karakteristik dari transaksi yang
dibutuhkan pada basis data, mencakup:
•
Data yang akan digunakan oleh transaksi;
•
Karakteristik fungsional dari transaksi
•
Output dari transaksi
•
Rata-rata pemakaian yang diharapkan
Terdapat tiga tipe dari transaksi, diantaranya adalah:
a. Retrieval transaksi, digunakan untuk meretrieve data untuk tampilan
dilayar atau untuk produksi report.
b. Update transaksi, digunakan untuk memasukkan record baru, menghapus
record lama, atau memodifikasi record yang ada dalam basis data.
c. Transaksi campuran, yang mencakup kedua transaksi, baik retrieval dan
update data.
2.1.2.6.2 Desain Tampilan Bagi User
Sebelum pengimplementasian sebuah form atau report, penting untuk
mendesain layout. Berikut ini adalah aturan-aturan untuk mendesain user
interface (Begg, Connolly, 2002, p289):
•
Judul yang mempunyai arti
42
Informasi yang ada pada judul harus jelas dan tidak ambiguous dalam
menjelaskan form atau report.
•
Instruksi yang komprehensif
Instruksi harus jelas, dan ketika informasi tambahan dibutuhkan, menu
bantuan harus tersedia.
•
Pengelompokan secara logikal dan mengurutkan field-field
Field-field yang berhubungan harus mempunyai posisi yang sama dalam
form/report. Pengurutan dari field harus logikal dan konsisten.
•
Tampilan yang atraktif dari form/report
Form/report harus menampilkan tampilan yang atraktif bagi user. Tidak
boleh ada daerah dari form/report yang mempunyai terlalu banyak atau
terlalu sedikit field.
• Nama-nama field yang familiar
Nama field harus familiar bagi user.
• Consistent terminology dan abbreviations
An agreed list dari familiar term dan abbreviation harus digunakan
konsisten.
• Penggunaan warna yang konsisten
Warna harus digunakan untuk meningkatkan penampilan dari form/report
dan untuk menandai field penting atau pesan penting.
• Spasi dan batasan untuk setiap field data entry
Seorang user harus memperhatikan secara visual dari total jumlah dari
tempat yang tersedia untuk setiap field.
43
• Pergerakan cursor yang nyaman
Seorang user harus mengidentifikasi dengan mudah operasi yang
dibutuhkan untuk menggerakkan cursor didalam form/report.
•
Pengecekan kesalahan untuk karakter individual dan seluruh field
Seorang user harus mengidentifikasi dengan mudah operasi yang
dibutuhkan untuk membuat masukan untuk nilai field. Mekanisme yang
sederhana harus tersedia seperti menggunakan key Backspace.
•
Pesan kesalahan untuk nilai yang tidak dapat diterima
Jika user memasukkan nilai yang salah kedalam field, sebuah pesan
kesalahan harus ditampilkan. Pesan harus menginformasikan kepada user
dari kesalahan yang terjadi.
•
Optional field harus ditandai dengan jelas
Optional field harus jelas diidentifikasikan untuk user. Hal ini dapat
dilakukan menggunakan sebuah nama field yang tepat atau dengan
menampilkan field menggunakan warna yang mengindikasikan tipe dari
field.
• Pesan informasi bagi setiap field
Ketika seorang user menempatkan cursor pada field, informasi tentang field
harus muncul dilayar.
•
Completion signal
Harus jelas bagi user ketika proses pengisian field pada form sudah selesai.
2.1.2.7 Prototyping
44
Prototype merupakan membangun sebuah model kerja dari aplikasi basis
data. Tujuan utama mengembangkan suatu aplikasi basis data prototype adalah
mengijinkan para pemakai menggunakan prototype itu untuk mengidentifikasi
fitur sistem yang bekerja dengan baik, bahkan meningkatkan fitur baru bagi
aplikasi basis data. Dengan demikian, kita dapat memperjelas kebutuhan
pemakai dan pengembang sistem dan mengevaluasi kelayakan desain sistem
tertentu (Begg, Connolly, 2002, p292).
Ada dua strategi dari prototype yaitu menentukan kebutuhan prototype dan
membuat
prototype
evolusioner.
Kebutuhan
prototype
berguna
untuk
menentukan kebutuhan suatu aplikasi basis data yang diusulkan dan ketika
kebutuhan terhadap basis data tersebut sudah lengkap maka prototype tidak
digunakan lagi. Prototype evolusioner digunakan untuk tujuan yang sama,
perbedaannya
adalah
bahwa
prototype
tidak
dibuang,
tetapi
dengan
pengembangan lebih lanjut prototype tersebut bekerjasama dengan aplikasi basis
data.
2.1.2.8 Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basis data dan desain
aplikasi (Begg, Connolly, 2002, p292). Pada tahap penyelesaian desain (dimana
dapat melibatkan pembuatan prototype atau tidak), dapat diterapkan basis data
dan program aplikasi yang telah dibuat. Implementasi basis data dapat dicapai
dengan menggunakan DDL (Data Definition Language) yang telah dipilih atau
45
dengan menggunakan GUI (Graphical User Interface). Keamanan dan kontrol
integrity untuk aplikasi juga dapat diimplementasikan.
2.1.2.9 Konversi dan Loading Data (Data Conversion and Loading)
Pemindahan data yang ada di dalam basis data baru dan konversi aplikasi
yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basis data yang baru (Begg,
Connolly, 2002, p293). Langkah ini hanya diperlukan ketika suatu sistem basis
data baru sedang menggantikan sistem basis data yang lama. Dewasa ini DBMS
mempunyai peralatan yang dapat dipakai untuk mengisi file yang ada ke dalam
basis data yang baru, peralatan ini membutuhkan spesifikasi sumber file dan
target basis data dan kemudian secara otomatis mengkonversi data pada format
yang diperlukan basis data yang baru.
2.1.2.10 Testing
Merupakan proses eksekusi program aplikasi dengan tujuan menemukan
kesalahan. Dengan menggunakan perencanaan strategi test dan data yang
sebenarnya sehingga seluruh proses testing dapat berjalan dengan baik (Begg,
Connolly, 2002, p293). Seperti dalam desain basis data, user dari sistem baru ini
harus dilibatkan dalam proses testing. Jika data yang sebenarnya yang
digunakan, kita perlu membuat back-up, apabila terjadi kesalahan. Setelah
testing selesai, sistem aplikasi siap untuk dipindah tangankan pada user.
2.1.2.11 Pemeliharaan Operasional (Operational Mainenance)
46
Merupakan proses memonitor dan memelihara sistem beserta instalasinya
(Begg, Connolly, 2002, p293). Langkah pemeliharaan mencakup dari aktivitas
sebagai berikut:
•
Memonitor performansi sistem
•
Memelihara dan mengup-grade aplikasi basis data (jika diperlukan)
Proses memonitor ini dilakukan secara kontinu dan pada waktu tertentu
boleh melakukan organisasi ulang basis data untuk mencukupi kebutuhan sistem.
Perubahan ini menyediakan informasi pada evolusi sistem dan sumber daya yang
pada masa yang akan datang mungkin diperlukan.
2.1.3 State Transition Diagram
Menurut Yourdon (1989, p263), STD merupakan suatu modelling tools
yang menunjukkan berbagai model tingkah laku (disebut state) sistem dan cara
membuat transisi dari state ke state yang lainnya. Jadi, STD menggambarkan sifat
ketergantungan pada waktu dari suatu sistem.
Diagram ini menggambarkan urutan dan variasi dari layar yang muncul
saat pengguna sistem menggunakan terminal tersebut. STD memiliki dua
komponen utama yaitu :
• State
Gambar 2.9 Contoh State dalam STD
• Transition state
47
Gambar 2.10 Contoh Transition State dalam STD
Setiap STD memiliki
initial
dan final state. Initial state
harus
berjumlah satu dalam setiap STD, tetapi final state tidak harus satu (bisa beberapa
state). Selain itu untuk melengkapi STD diperlukan dua hal lagi, yaitu:
•
Condition adalah suatu event pada external environment yang dapat
dideteksi oleh sistem. Contoh : tekanan tombol dari user, input user,
dan sebagainya.
•
Action adalah yang dilakukan oleh sistem bila terjadi perubahan state
atau merupakan reaksi terhadap condition. Action akan menghasilkan
output, message display pada layar, kalkulasi, dan sebagainya
Berikut ini adalah contoh penulisan dari STD :
Condition
Action
Gambar 2.11 Contoh penulisan STD
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Marketing
Menurut American Marketing Association, marketing adalah suatu fungsi
organisasional dan sebuah set proses untuk membuat, berkomunikasi, dan
mengirimkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengatur hubungan pelanggan
untuk keuntungan perusahaan dan pemegang saham. Selanjutnya menurut Philip
48
Kotler marketing adalah aktivitas manusia yang ditujukan untuk memuaskan
tujuan dan keinginan melalui proses pertukaran (Philip Kotler). Dan menurut
Chartered Institute of Marketing, marketing adalah proses manajemen untuk
mengantisipasi, identifikasi, dan pemuasan kebutuhan pelanggan.
2.2.1.1 Sejarah Marketing
Praktek dari marketing hampir seumur dengan manusia sendiri. Kapanpun
seseorang memiliki sebuah barang atau mampu melakukan suatu servis jasa, dan
dia mencari orang lain yang mungkin menginginkan barang atau jasa tersebut,
orang tersebut sudah melakukan praktek marketing.
2.2.2 Unsur-unsur marketing
2.2.2.1 Pasar
Pasar adalah sebenarnya sebuah tempat berkumpul dimana orang-orang
dengan supply barang atau kapasitas melakukan servis bisa bertemu dengan
orang-orang yang membutuhkan barang atau servis tersebut. Pertemuan
semacam ini mempengaruhi semua aspek marketing pada saat ini, walaupun
melalui jalan informal.
Saat ini pada umumnya perusahaan-perusahaan sudah berfokus pada
produk, memperkerjakan satu tim salesman untuk mendorong produk mereka ke
pasar, tanpa melihat kebutuhan pasar. Sebaliknya untuk perusahaan dengan
49
market focus atau customer focus, perusahaan terlebih dahulu melakukan survei
mengenai kebutuhan pasar untuk kemudian membuat produk yang diinginkan.
2.2.2.2 Teori dan praktek marketing
Teori dan praktek marketing dijalankan berdasarkan kepercayaan bahwa
pelanggan menggunakan produk/jasa karena mereka membutuhkan atau karena
produk/jasa tersebut memiliki keuntungan tersendiri.
Dua aspek besar dalam marketing adalah perekrutan pelanggan baru dan
pengembangan hubungan dengan pelanggan yang telah ada. (base management).
Proses dari base management memaksa marketer untuk membangun hubungan,
meningkatkan keuntungan untuk menjadi tempat pertama untuk pembeli, dan
meningkatkan produk/jasa secara berkesinambungan untuk melindungi bisnisnya
dari pesaing.
2.2.2.3 Aspek utama dalam marketing
•
Product
Manajemen produk dan marketing produk berhubungan dnegan spesifikasi
dari produk/jasa dan bagaimana hal itu berhubungan dengan kebutuhan end
users.
•
Pricing
Pricing berhubungan dengan proses penentuan harga untuk sebuah produk,
termasuk diskon harga.
50
•
Promotion
Promostion ini termasuk iklan, sales promotion, publikasi dan penjualan
personal.
•
Placement
Placement/distribusi berhubungan dengan bagaimana suatu produk sampai
kepada pelanggan.
•
People
Semua orang yang berhubungan dengan pelanggan
•
Process
Proses meliputi penyediaan jasa dan tingkah laku pelanggan yang bisa sangat
penting untuk kepuasan pelanggan.
•
Physical evidence
Tidak seperti produk, jasa tidak dapat dirasakan sebelum digunakan, hal ini
membuat pelanggan potensial bisa merasakan resiko yang sangat besar
sewaktu menentukan apakah ingin menggunakan servis tersebut atau tidak.
Untuk mengurangi resiko tersebut, maka sangat vital untuk menawarkan
pelanggan potensial kesempatan untuk melihat akan seperti apa servis yang
akan dipakai. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan bukti fisik.
2.2.2.4 Pendekatan pasar
Secara umum ada 2 cara dalam melakukan hal ini :
•
Customer-driven approach
51
Cara ini menerapkan konsumen mengendalikan strategi marketing. Tidak ada
strategi yang dikeluarkan sebelum melewati test riset konsumen. Semua
aspek marketing termasuk produknya sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah tidak ada pemborosan dalam
pengeluaran biaya Research and Development produk yang konsumen tidak
akan beli.
•
Product innovation approach
Pendekatan ini menggunakan ide bahwa pengeluaran produk yang tinggi dan
bervariasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Dalam pendekatan produk inovasi, perusahaan melakukan inovasi produk
kemudian dicoba untuk mengembangkan pasar untuk produk tersebut.
Inovasi produk memastikan riset dan proses marketing untuk masuk ke
segmen pasar yang menguntungkan.
Secara logika maksudnya adalah pelanggan tidak tahu kapan pilihan yang
diinginkan akan dikeluarkan di masa mendatang, sehingga kita tidak harus
berharap mereka memberitahukan apa yang akan dibeli pada masa
mendatang.
Dikatakan bahwa jika Thomas Edison bergantung pada riset marketing dia
akan memproduksi lilin dibandingkan dengan menemukan bohlam.
2.2.3 Advertising and promotions
52
Bisnis membutuhkan advertising untuk empat alasan utama:
1.meningkatkan kesiagaan pelanggan
2.mengingatkan pelanggan akan fasilitas yang telah ada
3.membujuk pelanggan berpindah dari bisnis saingan
4.meningkatkna dan menjaga image dari bisnis
Tujuan utama dari point-point diatas adalah untuk menarik lebih banyak
pelanggan.
Tempat untuk advertising tergantung pada 3 hal :
1. Pendengar
2. Besarnya pasar
3. Besarnya dana untuk advertising
2.2.3.1 Bentuk-bentuk advertising
Bentuk-bentuk advertising :
1. Media Cetak
a) Koran / Majalah
•
Keuntungan :
Banyak informasi bisa disampaikan dalam beberapa lembar kertas
•
Kerugian :
Umumnya tidak berwarna dan statis
b) Poster / Billboards
•
Keuntungan :
53
Menguntungkan secara visual untuk jangka waktu yang lama dan akan
dilihat oleh berbagai orang yang berbeda.
•
Kerugian :
Hanya dilihat beberapa detik oleh pengemudi dan tidak tahan terhadap
cuaca dan coretan.
2. Media Televisi
3. Media Radio
4. Media Film
5. Selebaran
6. Telepon
7. Websites
8. PopUp Desktop
Download