Perpustakaan Pascasarjana UI >> Digital Tesis dan Disertasi Agama mormon sebagai agama baru khas Amerika : suatu studi kasus praktek poligami dalam gereja Mormon Indonesia Fredrik Kambu Deskripsi Lengkap: http://lib.pps.ui.ac.id/detail.jsp?id=26171&lokasi=lokal -----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak Agama Mormon merupakan agama baru yang muncul pada tahun 1830 di Amerika Serikat melalui Joseph Smith, di tengah timbulnya berbagai gerakan gereja Kristen dan perkembangan politik, ekonomi dan kondisi sosial di Amerika. Dibesarkan di lingkunan Presbytarian, Joseph Smith mengklaim dirinya telah menerima wahyu secara langsung setelah menemukan lempeng artefak yang berisi petunjuk menuju jalan keselamatan di hari akhir. Didukung oleh sistem yang menjamin kebebasan dan demokrasi dalam segala spek kehidupan, baik kebebasan beragama dan demokrasi yang menjadi nilai-nilai utama bangsa Amerika dan tertuang dalam konstitusi, agama Mormon dapat berkembang pesat di tengah kontroversi mengenai konsep ketuhaan dna praktek poligami yang dianutnya. Pengaruh konsep frontier telah menjadi faktor penting dalam mendorong perkembangan gereja Mormon di Amerika sebagai gereja baru di Amerika. Namun demikian, ajaran Mormon hampir identik dengan praktek praltek poligami dan yang menjadi topik diskusi kalangan umat Kristen. Sebelum gereja Mormon masuk ke Indonesia pada tahun 1969, para pemimpin gereja OSZA tidak memakai nama aslinya yaitu agama Mormon Amerika Serikat, akan tetapi memakai nama Gereja Yesus Kristus dari Orangorang Suci Zaman Akhir (OSZA). Pemasalahan yang dihadapi pertama adalah resistansi dari masyarakat Krsiten Protestan dan Katolik. Dalam kasus di Indonesia, potensi pro dan kontra terhadap perkembangan agama tersebut dapat diidentifikasi dari dua hal, yaitu: pertama, seperti gereja Kristen di dunia, gereja-gereja di Indonesia memandang adanya perbedaan kosnep ketuhanan dalam ajaran Mormon. Kedua, praktek pologami dalam agam Mormon tidak dapat diterima oleh gereja Kristen Protestan dn gereja Katolik pada umumnya yang ada di Indonesia. Di tengah pro dan kontra tersebut, gereja Mormon atau OSZA tetap dapat berkembang di Indonesia hingga sekarang. Hal ini dimungkinkan karena belum terdapat bukti bahwa pengikut agama Mormon di Indonesia telah melakukan praketk poligami. Di samping itu, perbedaan konsep ketuhanan antara gereja Mormon dan gereja Krsiten yang telah ada di Indonesia tidak menjadi pertentangan yang terbuka, karena pembawaan yang moderat dari penganut agama Mormon. Pembwaan yang moderat dan kemampuan untuk melebur dalam kebudyaan setempat ini merupakan kinci keberhasilan perkembangan agama Mormon, sebagaimana penerimaan ajaran Mormon di lingkungan suku asli Indian di Amerika.