BAB 2 LANDASAN TEOR I DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Ritel Kata ritel berasal dari bahasa Prancis, ritellier , y ang berarti memotong atau memecahk an sesuatu (Utami,2006,p4). Usaha ritel atau eceran (retailing ) dapat dipahami sebagai semua k egiatan y ang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung k epada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan buk an untuk penggunaan bisnis. Ritel juga merupak an perangk at dari ak tiv itas-ak tiv itas bisnis y ang melak uk an penambahan nilai terhadap produk -produk dan lay anan penjualan k epada para konsumen untuk penggunaan atau k onsumsi perseorangan maupun k eluarga. Seringk ali orang-orang beranggapan bahwa ritel hany a berarti menjual produk -produk di toko. Tetapi, ritel juga melibatk an lay anan jasa, seperti jasa lay anan antar (delivery service) k e rumah-rumah. Kegiatan y ang dilak uk an dalam bisnis ritel adalah menjual berbagai produk , jasa, atau k eduany a, k epada konsumen untuk k eperluan k onsumsi pribadi maupun bersama. Ritel juga meny ediak an pasar bagi produsen untuk menjual produk -produk merek a. Dengan demik ian ritel adalah k egiatan terakhir dalam jalur distribusi y ang menghubungk an produsen dengan konsumen. Sedangk an definisi ritel menurut Berman dan Ev ans (2001,p3) adalah “ Retailing consists of the business activities involv ed in selling goods and service to consumenrs for their personal,family, or house hold use”. Pengertian dari perny ataan ini adalah ritel terdiri dari ak tiv itas-ak tiv itas bisnis y ang terlibat dalam penjualan barang dan jasa k epada konsumen untuk k epentingan sendiri, k eluarga, ataupun rumah tangga. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulk an, bahwa bisnis ritel itu terdiri dari beberapa ak tiv itas y ang 6 7 saling menduk ung dan mempengaruhi sehingga terjadi k egiatan perdagangan antar pedagang dan konsumen. Jadi bisnis ritel tidak bias terdiri dari satu k egiatan saja. Dari perny ataan di atas juga dik atak an bahwa ritel terlibat dalam penjualan barang dan jasa k epada konsumen untuk k ebutuhan merek a, sehingga dapat dik atak an bisnis ritel juga merupak an bisnis y ang berinterak si langsung dengan konsumen. 2.1.2 Pengertian Peritel Menurut Hendri (2005,p71) peritel atau pengecer adalah pengusaha y ang menjual barang atau jasa secara eceran k epada masy arak at sebagai k onsumen. Peritel perorangan atau peritel k ecil memilik i jumlah gerai berv ariasi, mulai dari satu gerai hingga beberapa gerai. Gerai dalam segala bentuk berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa, y aitu dalam arti k onsumen datang k e gerai untuk melak uk an transak si berbelanja dan membawa pulang barang atau menik mati jasa. Gerai-gerai dari peritel k ecil terdiri atas dua macam, y aitu gerai modern dan gerai tradisional. Sedangk an peritel besar merupak an peritel berbentuk perusahaan y ang melak uk an k egiatan perdagangan ritel dalam sk ala besar, baik dalam arti gerai besar maupun dalam arti mempuny ai gerai besar sek aligus gerai k ecil. Perusahaan perdagangan ritel besar dapat memilik i format berv ariasi dari y ang terbesar hingga y ang terk ecil atau biasa disebut dengan minimark et. 2.1.3 Citra Toko 2.1.3.1 Pengertian Citra Toko Citra tok o merupak an salah satu aset y ang berharga bagi suatu sebuah usaha. Menurut Simamora (2003,p168): “Seperti produk , sebuah tok o juga memilik i k epribadian. Bahk an beberapa tok o memilik i citra y ang sangat jelas dalam benak konsumen. Dengan k ata 8 lain citra toko adalah k epribadain sebuah tok o. Kepribadian atau citra tok o menggambark an apa y ang dilihat dan dirasak an oleh konsumen terhadap tok o tertentu.” Citra toko dengan tersendiri ak an mampu mendefinisik an sebuah toko sehingga positioning toko y ang bersangk utan menjadi jelas. Positioning ini merupak an sebuah day a tarik k epada k onsumen sehingga mau berk unjung k e tok o y ang bersangk utan. Penciptaan citra toko menjadi sangat penting k arena dapat berpengaruh terhadap perilak u konsumen. Hal ini sebagaimana diny atak an oleh Simamora (2003,p168) : “ Bagi konsumen, k epribadian ini juga mewak ili suatu gambaran y ang utuh atas retailer . Oleh k arena itu retailer harus mampu mengetahui dan merancang apa y ang merek a ingin konsumen lihat dan rasak an. Citra toko merupak an salah satu alat terpenting bagi retailer untuk menarik dan memenuhi k epuasan konsumen.”. Hal ini mengingat k onsumen menilai sebuah toko berdasark an pengalaman merek a atas produk y ang dijajak an di toko tersebut. Melalui citra tok o y ang jelas ini memungk ink an beberapa toko ak an membek as dalam ingatan k onsumen. Kesan ini bisa dik elompokk an menjadi dua k esan, y aitu k esan positif dan k esan negatif. Untuk menduk ung minat berkunjung konsumen, mak a k esan positif harus dioptimalk an k arena k esan negatif disebabk an oleh k ek ecewaan konsumen. Menurut Bellenger dan Goldstuck er (2002,p72) : definisi dari citra tok o adalah “the customer perception of the store versus competitive store”. Mak sud dari definisi ini y aitu bahwa citra tok o/store image dapat diartik an sebagai persepsi k onsumen terhadap suatu toko dibandingk an dengan tok o y ang lain (pesaing). Citra toko dapat dipandang sebagai suatu hal y ang menjadi pik iran konsumen tentang tok o, termasuk didalamny a adalah persepsi dan sik ap y ang didasark an pada sensasi dari rangsangan y ang berk aitan dengan toko y ang diterima melalui panca indera manusia. Berdasark an pendapat Sophiah dan Sy ihabudhin (2008,p15-16), citra toko bisa dilihat dari dua sudut pandang y aitu : 9 - Internal Impression Meliputi citra toko secara fisik : gedungny a, layout interior, eksterior , etalase, toilet, penempatan barang, k inerja k ary awan, pelay anan, dan tempat park ir. - Eksternal Impression Meliputi reputasi pemilik toko, k inerja manajemen toko dan k inerja k ary awan. Berdasark an pendapat diatas dapat ditarik k esimpulan bahwa citra tok o adalah k esan y ang diterima oleh k onsumen terhadap tok o tersebut mulai dari fisik dan non-fisik tok o tersebut. 2.1.3.2 Fasilitas Fisik Struk tur fisik sebuah toko merupak an komponen utama dalam membentuk k esan sebuah toko dan dalam membantu tok o tersebut dalam menjual barang-barangny a. A tribut lay anan y ang termasuk dalam komponen physical ini diantarany a adalah tempat park ir, ruang pajang y ang memudahk an k onsumen mendapatk an barang, arsitek tur dan pewarnaan ruang y ang menarik . A tribut physical ini adalah atribut dari tok o y ang bias dilihat dengan menggunak an panca indera. Penilaian setiap atribut mempuny ai peranan y ang sangat penting untuk memberik an sebuah day a tarik sehingga bias mendorong k einginan membeli konsumen. Fasilitas seperti elevator , lampu, air conditioning , convenient, k amar k ecil, tata ruang, penempatan jalan dan k eleluasaan, carpeting, arsitek tur. Suatu usaha ritel harus mengetahui betapa pentingny a peranan fasilitas fisik untuk menarik minat konsumen agar datang k e suatu toko dan melak uk an pembelian, oleh k arena sebuah tok o harus dapat merencanak an fasilitas fisik ny a dengan baik . Menurut Bellenger dan Goldstruck er (2002,p131), perencanaan y ang berhubungan dengan fasilitas fisik dapat dibedak an dalam 2 bagian besar, y aitu : 10 1. Store Location Lok asi merupak an fak tor dimana pengecer menempatk an basis pemasaranny a untuk memasukk an suatu produk . Biasany a konsumen tidak ak an pergi terlalu jauh untuk memenuhi k ebutuhanny a. Mencari dan menentuk an lok asi bisnis merupak an tugas y ang paling penting, k arena penentuan lok asi y ang tepat merupak an indik ator k esuk sesan dari suatu usaha eceran. Lok asi y ang baik dapat menjamin tersediany a ak ses y ang cepat, serta juga dapat menarik konsumen dalam jumlah y ang besar, dimana pada akhirny a hal ini juga berpengaruh terhadap pola berbelanja dan pembelian dari konsumen. 2. Store Layout dan Design ( Tata letak tok o dan Desain) Merupak an suatu tata letak y ang harus dirancang dan dibuat setelah lok asi toko dipilih. Menurut Sulliv an dan Adcock (2002,p142), y ang dimak sud dengan tata letak toko adalah How the total selling space will be devided into specific selling area, y aitu bagaimana carany a total area penjualan ak an dibagi k e area-area y ang spesifik . Layout toko berk aitan dengan susunan barang dalam sebuah toko, pengelompokk an produk dan perlengk apan lainny a. Layout toko menitik beratk an pada pengaturan bagian dalam toko, misalny a bagaimana barang dagangan dik elompokk an dan diatur sedemik ian rupa serta menampilk an barang dagangan dengan menarik . Semua ini bertujuan untuk memudahk an dan memberik an k eny amanan bagi konsumen dalam membeli dan umumny a dapat membantu meningk atk an penjualan. 2.1.3.3 Barang Dagangan Meliputi barang-barang y ang ak an dijual disebuah toko. Biasany a tok o menggunak an rak penataan dan menempatk an barang dagangan di tempat y ang strategis (Berman dan 11 Ev ans, 2001,p305). Menurut Sulliv an dan A dcock (2002,p81) k etik a konsumen telah tertarik k e dalam sebuah toko ritel, persoalan y ang paling penting adalah bagaimana memak simalk an wak tu y ang dipak ai selama berk unjung dalam toko tersebut, hal tersebut tergantung terhadap tingk at besarny a k eanek aragaman barang y ang ditawark an. Produk meliputi barang-barang y ang ak an dijual disebuah tok o. Konsumen ak an memilk i image y ang baik terhadap suatu toko apabila tok o tersebut dapat meny ediak an barang y ang dibutuhk anny a, oleh k arena itu para pengecer harus mengerti apa y ang menjadi k ebutuhan dan k einginan konsumen. Fak tor-fak tor y ang perlu dipertimbangk an dalam memilih barang y ang ak an dijual, meliputi : a. Variety adalah k elengk apan dari jenis produk y ang dijual dapat mempengaruhi pertimbangan k onsumen dalam memilih tok o. b. Width or breath adalah adany a produk-produk pelengk ap dari produk-produk utama y ang ditawark an dan mempuny ai tujuan untuk menarik minat konsumen melak uk an pembelian terhadap barang pelengk ap jik a sudah berada di dalam sebuah toko. c. Depth adalah menunjukk an jumlah, uk uran, warna dan k arak teristik lain y ang ada pada satu k ategori lini. d. Consitency adalah produk y ang sudah sesuai dengan k einginan harus tetap dijaga k eberadaanny a dan menjaga k elengk apan produk , k ualitas, dan harga produk y ang ditawark an. e. Balance adalah jenis-jenis produk y ang dijual harus disesuaik an dengan k eadaan pasar dan k einginan k onsumen. f. Flexibility adalah produk -produk y ang ditawark an ak an selalu mengalami perubahan sesuai dengan k emajuan tek nologi. 12 2.1.3.4 Kenyamanan Keny amanan merupak an bagian dari A tmosphere (suasana). Menurut Berman dan Ev ans (2003,p360), y ang dimak sud dengan atmosphere adalah “ Physical characteristics of the store that are used to develop an image and to draw customer”, y aitu k arak teristik dari sebuah tok o y ang digunak an untuk mengembangk an sebuah image untuk penggambaran pelanggan. Suasana tok o ak an melibatk an afek si dalam bentuk status emosi dalam tok o y ang mungk in tidak disadari sepenuhny a oleh konsumen. Dari suasana inilah dapat memberik an stimuli terhadap seorang k onsumen untuk mendek at maupun menghindar. Hal tersebut memilik i peran y ang begitu besar dalam pembentuk an citra tok o, dan hal ini didukung dengan adany a perny ataan dari Berman dan Ev ans (2003,p361) y ang mengatak an “ The creation of an image depends heavely on the atmosphere that the store develop”, y aitu pembuatan sebuah image tergantung dari seberapa besar pengaruh atmosfir atau suasana di dalam usaha y ang dibangun. Menurut Berman dan Ev ans (2003,362), atmosphere memilik i elemen-elemen y aitu : a. Exterior, meliputi : etalase, tampilan jendela, tinggi bangunan. Ukuran bangunan, k eunik an tok o, lingkungan sek itar tok o,dan tempat park ir b. General Interior , meliputi : lantai, pewarnaan, pencahay aan, bau atau suara, tek stur dinding, suhu, lebar lorong, produk , harga, penempatan k asir, dan k ebersihan c. Store Layout, meliputi : alok asi ruang untuk penjualan, pengelompokk an produk , ruang/k ategori produk , pengalok asian toko, dan pengaturan dalam toko 13 2.1.3.5 Pelayanan Menurut Lov elock dan Wright (2000,p5) lay anan adalah “ An act or performance that creates benefits for customers by bringing about a desired change in – or behalf of- the recipient. Mak sud dari perny ataan diatas, Lay anan adalah suatu sik ap y ang menghasilk an k euntungan untuk pelanggan mengenai selera y ang selalu berubah di disetiap pihak atau pada bagian y ang menjadi penerima. Menurut Riana dan Retno dalam jurnal bisnis dan manajemen (2003), pelay anan adalah k egiatan y ang dilakuk an oleh pengecer sehubungan dengan barang atau jasa y ang dijualny a dan dapat dirasak an langsung oleh pelanggan. Dalam melak uk an pelay anan k epada pembeli mak a proses interak tif antara pembeli dan pengecer ak an berperan, sehingga penjual suatu produk mampu terus meningk atk an k ualitas lay anan y ang diberik an. Menurut Bellenger dan Goldstuck er (2002,p232), jenis-jenis retail serv ice, y aitu tersiri dari store hours, returned goods, delivery, handling complainments, retail credit, dan miscellaneous service. a. Store hours : Usaha ritel memilik i lebih bany ak wak tu y ang lebih panjang daripada bisnis tipe lain. Bany ak perusahaan eceran y ang membuk a tok ony a lebih lama, k arena disadari oleh masy arak at jik a suatu toko tutup, mak a pelanggan tanpa ragu-ragu ak an pergi k e tok o lain. b. Returned goods : Merupak an k ebijak sanaan pengembalian barang. Beberapa pengecer membuatny a dengan mudah bagi pelanggan untuk mengembalik an barang y ang telah dibeliny a, tetapi beberapa toko lain menjadik anny a sangat sulit. c. Delivery : Merupak an pelay anan pengiriman barang k epada pelanggan. Pelanggan y ang berbelanja melalui telepon dan k atalog untuk menghindari 14 k etidakny amanan lalu lintas dan biay a transportasi menghendak i pengiriman k e rumah. d. Handling complaints : Bagian y ang tidak dapat dihindari dari pelanggan. Mesk ipun pengusaha ritel berusaha untuk membuat setiap pelay anan y ang meny enangk an dan bersik ap adil dengan pelanggan, tetapi tidak semuany a merasa puas. Komplain dapat menghentik an k ek ecewaan terhadap k ualitas produk y ang tidak baik , pelay anan y ang buruk , k esalahan pada pembay aran, berk aitan dengan pegawai toko dan k eterlambatan pengiriman. Penanganan komplain adalah ak tifitas y ang penting dalam setiap pengembangan usaha eceran k arena mempertahank an k ebaik an dari pelanggan adalah tujuan dari setiap pengusaha ritel. e. Retail credit : Merupak an satu dari pelay anan y ang paling penting y ang ditawark an oleh usaha eceran. Pengusaha eceran y ak in bahwa program kredit y ang dimilik i oleh toko mempuny ai ciri khusus y ang menarik , y aitu pelanggan y ang menggunak an credit card (k artu k redit) terlihat lebih loy al pada tok o tersebut serta berbelanja lebih sering daripada pelanggan y ang membay ar dengan tunai. f. Miscellaneous services : Secara k husus beberapa department store menawark an macam-macam pelay anan lainny a seperti, meja informasi, meny ediak an jasa pembungk usan k ado, mengadak an pertunjuk an busana, adany a fasilitas A TM, meny ediak an sarana k amar k ecil y ang bersih, meny ediak an telepon umum serta penitipan barang. 15 Citra Toko Fasilitas Fisik Barang Dagangan Kenyamanan Pelayanan Gambar 2.1 A tribut Citra Toko 2.1.3.6 Strategi Mempertahankan Citra Toko Beberapa strategi y ang biasa dilak uk an oleh peritel dalam upay a ny a mempertahank an citra tok o antara lain : 1. Strategi penentuan produk y ang sesuai dengan citra toko Mak sudny a, dalam strategi ini tok o harus menjual barang-barang dalam k ategori tertentu saja. Toko harus mampu membedak an barang tersebut dari barang di toko y ang lainny a. 2. Strategi penentuan target pasar Strategi ini harus sesuai dengan citra tok o. Hal itu berk aitan dengan pasar konsumen y ang ak an dituju apak ah toko tersebut menjual barang untuk k alangan bawah, menengah, atau atas. 3. Strategi penentuan harga Tujuan penetapan harga ini bertujuan meningk atk an persepsi konsumen terhadap bauran k eseluruhan barang y ang dijual atau ditawark an di toko tersebut. 16 4. Strategi pelay anan jasa Tujuan strategi ini dimak sudk an untuk melay ani k onsumen sebaik -baik ny a agar merek a merasa puas terhadap lay anan jasa y ang diberik an oleh toko tersebut. Jasa pelay anan ini harus dijalank an dengan baik agar k onsumen memilik i image y ang baik terhadap tok o tersebut. Kegiatan jasa meliputi empat unsure pokok , y aitu : a. Kecepatan Dengan hal ini, peritel dituntut untuk memberik an pelay anan y ang cepat k epada pengunjung sehingga wak tu pengunjung tidak terbuang sia-sia hany a untuk melak uk an transak si pembelian. b. Ketepatan Dalam hal ini peritel mengetahui dan mengidentifik asi k einginan pengunjung, dimana barang y ang merek a jual sesuai dengan selera konsumen. c. Keramahan Dalam unusr k eramahan, para peritel atau pedagang toko diharapk an memilk i sik ap y ang ramah dan sopan k arena dengan sik ap tersebut pengunjung diharapk an bisa merasa senang, dan merasa diperhatik an y ang diikuti dengan loy alitas pengunjung terhadap produk tersebut. d. Keny amanan Keny amanan y ang dimak sud disini adalah pengunjung merasa ny aman, baik suasana, lok asi y ang strategis, serta fasilitas y ang mendukung. 5. Strategi penanganan k eluhan pengunjung Tujuan strategi ini adalah menangani k onsumen y ang mengalami k eluhan, baik dari pelay anan, produk y ang k urang baik atau sudah tidak lak u dijual, ataupun k elebihan dan k ekurangan lain dari toko tersebut. Dalam hal ini, peritel atau 17 pedagang tok o bisa menggunak an angk et atau wawancara langsung k epada konsumen untuk menany ak an k eluhanny a. 2.1.3.7 Faktor Pendukung Citra Toko Selain strategi tersebut di atas, ada beberapa fak tor y ang menduk ung agar citra toko bisa menarik hati k onsumen. 1. Pengaturan toko : Sistem pengaturan barang y ang digunak an, dimana penataan barang tersebut dibuat berk elompok atau disebut juga free flow. Hal itu dimak sudk an untuk memudahk an k onsumen atau pelanggan saat berjalan hilir mudik mencari barang tersebut. 2. Tata cahay a : Fok usny a adalah pada konsep pencahay aan toko y ang dibuat sedemik ian rupa sehingga menambah day a tarik pembeli. 3. Tampilan tok o : Penataan tampilan toko sebaik ny a dilak uk an sesering mungk in dan disesuaik an dengan k eadaan atau kondisi pada wak tu tertentu. Tampilan toko y ang rapi, bersih, mudah dilihat, lok asiny a tepat, aman, serta mempuny ai susunan memik at ak an menarik konsumen sehingga bersedia membeli barang di tok o. 2.1.3.8 Hal-hal yang dapat merusak Citra Toko Di samping aspek -aspek y ang bisa menjaga dan mempertahank an citra tok o, peritel juga perlu menghindari berbagai hal y ang dapat merusak citra toko. Hal-hal tersebut antara lain : 1. Barang y ang dijual di toko tidak sesuai dengan y ang dipromosik an dari segi k ualitas dan k uantitas. 18 2. Jasa y ang diberik an toko tidak memuask an k onsumen. Hal y ang dimak sudk an adalah pelay anan y ang didapatk an k onsumen kurang memuask an hati. Sebagai contoh, melay ani konsumen kurang cepat, kurang cek atan, dan tidak ramah. 3. Barang y ang ditawark an tidak sesuai dengan k ebutuhan konsumen atau tidak tepat pada sasaran. Hal y ang dimak sud adalah barang y ang dijual tidak sesuai dengan selera konsumen, bertolak belak ang dengan y ang dibutuhk an, serta sasaran y ang tidak tepat. Mak sud toko tersebut adalah menjual barang dimana sasaranny a hany a untuk k elas atas, tetapi pengunjung toko tersebut rata-rata memilik i golongan menengah k e bawah. 4. Penentuan display tidak sesuai. Mak sudny a, barang susah berk arta, bocor, berbau, labelny a sudah hilang, dan k adaluarsa. 5. Harga y ang ditawark an tidak terjangk au oleh k alangan k onsumen. Harga barang tersebut terlalu mahal, hany a untuk k alangan tertentu saja. 2.1.4 Promosi Menurut Berman dan Ev ans (2003,p391), promosi didefinisik an sebagai “ Any comunnication by retailer that informs, persuade, and/or reminds the target market”. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulk an bahwa promosi adalah alat k omunik asi untuk menghubungk an pihak perusahaan dengan konsumen dengan cara memberitahu, membujuk , dan mengingatk an konsumen agar mau membeli barang-barang y ang dijual. Promosi adalah alat k omunik asi untuk menghubungk an k einginan pihak perusahaan dengan konsumen dengan cara memberitahuk an, mempengaruhi dan juga mengingatk an konsumenny a agar mau membeli barang-barang y ang dijual. Promosi y ang tepat merupak an sarana y ang mendukung k eberhasilan di dalam persaingan. Para pengecer harus menggunak an alat-alat promosi y ang dapat menduk ung dan memperk uat image badan 19 usaha. Termasuk dalam atribut promosi ini meliputi: day a tarik informasi y ang diberik an melalui selebaran, dan poster. Promosi y ang dilak uk an dalam k egiatan ritel biasany a untuk mengkomunik asik an informasi terhada harga atau atribut lainny a dalam toko. Selain itu untuk positioning y aitu menciptak an persepsi terhadap atribut atau k eseluruhan citra dalam tok o. Menurut berman dan ev ans (2003,p391), promosi untuk usaha ritel dapat dibagi menjadi 4, y aitu : a. Advertising : “Any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods, and services by identified sponsor”. Jadi advertising segala bentuk peny ajian non personal dari promosi ide, barang, dan lay anan oleh sebuah sponsor tertentu. Media y ang dapat dipak ai untuk adv ertising adalah k oran, telepon, surat, radio, telev isi, outdoor, transit, majalah, dan flyer . b. Publicity : “ nonpersonal stimulation of demand for a product, service or business unit by planting commercially significant news about it in a published medium or obtaining flavourable presentation of it upon radio, television, or stage that is not paid by sponsor”. Jadi publicity adalah peny ajian penawaran dari produk , jasa atau unit bisnis tertentu dengan penanaman berita komersial secara signifik an tentang itu dengan media publik asi atau peny ajian y ang menarik melalui radio, telev isi atau tempat y ang tidak dibay ar oleh sponsor. c. Personal Selling : “ oral presentation in a conversation with one or more prospective purchaser for the purpose making sales.” Jadi personal selling adalah presentasi secara oral atau langsung dengan satu atau lebih pembeli potensial dengan tujuan melak uk an penjualan. d. Sales promotion : “ Those marketing activities, other than personal selling, advertising, and publicity, that stimulate consumer purchasing and dealer effectiveness, such as display, show and exhibition, demonstration, and various 20 nonrecurrent selling efforts not in ordin ary routine.” Jadi sales promotion adalah sebuah ak tiv itas pemasaran y ang berbeda dari advertising, personal selling , dan publicity y ang dapat mempengaruhi pembelian k onsumen dan efek tifitas dealer melalui pemajangan, pertunjuk an dan ek sebisi, demonstrasi dalam jangk a wak tu tertentu. 2.1.5 Loyalitas Konsumen 2.1.5.1 Pengertian Konsumen Berdasark an pendapat Griffin (2005,p31), Definisi customer (k onsumen) berasal dari k ata custom, y ang didefinisik an sebagai “ membuat sesuatu menjadi k ebiasaan atau biasa” dan “memprak tik an k ebiasaan”. Konsumen adalah seseorang y ang menjadi terbiasa untuk membeli k ebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interak si y ang sek arang selama periode wak tu tertentu. Tanpa adany a hubungan y ang kuat dan pembelian y ang berulang, orang tersebut buk anlah pelanggan, ia adalah pembeli. Konsumen y ang sejati tumbuh seiring dengan wak tu. Berdasark an pendapat Tjiptono (2005,p5), “Sesuai pandangan tradisional k onsumen adalah setiap orang y ang membeli dan menggunak an produk perusahaan tersebut”. Sesuai pandangan modern pelanggan mencak up pelanggan external dan internal. Pelanggan external adalah setiap orang y ang membeli produk dari perusahaan, sedangk an pelanggan internal adalah semua pihak dalam organisasi y ang sama, y ang menggunak an jasa suatu bagian atau departemen tertentu”. Berdasark an definisi diatas dapat disimpulk an bahwa k onsumen y ang terdiri dari konsumen internal maupun external, merupak an bagian terpenting bagi perk embangan suatu perusahaan. Tanpa pelanggan suatu perusahaan tidak ak an dapat menjalank an k egiatan usahany a, k arena konsumen adalah seseorang y ang secara terus-menerus dan 21 berulang k ali datang k e suatu tempat y ang sama untuk memuask an k einginan atau k ebutuhanny a dengan memilik i suatu produk atau jasa dari perusahaan. 2.1.5.2 Pengertian Loyalitas Konsumen Menurut Griffin (2005,p4) “Loyalty is defined as device non random purchase expressed over time by some decision making unit”. Berdasark an definisi tersebut dapat dijelask an bahwa loy alitas lebih mengacu pada wujud-wujud perilak u dari unit-unit pengambilan k eputusan untuk melakuk an pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa suatu perusahaan y ang dipilih. Selanjutny a Griffin (2005,p13) mengemuk ak an k euntungan-k euntungan y ang ak an diperoleh perusahaan apabila memilk i k onsumen y ang loy al, antara lain: 1. Dapat mengurangi biay a pemasaran (k arena biay a untuk menarik pelanggan y ang baru lebih mahal). 2. Dapat mengurangi biay a transak si 3. Dapat mengurangi biay a turn over konsumen (k arena pergantian konsumen y ang lebih sedik it). 4. Dapat meningk atk an penjualan silang, y ang ak an memperbesar pangsa pasar perusahaan. 5. Mendorong word of mouth y ang lebih positif, dengan asumsi bahea pelanggan y ang loy al berarti merek a y ang berasa lebih puas. 6. Dapat mengurangi biay a k egagalan (seperti biay a penggantian). Berdasark an pendapat Utami (2006,p140),” Loy alitas konsumen adalah bahwa pelanggan mempuny ai komitmen ak an berbelanja barang-barang k ebutuhan serta memak ai lay anan ritel dan ak an mengabaik an ak tiv itas pesaing y ang mencoba untuk menarik pelanggan”. 22 Berdasark an beberapa uraian diatas, dapat disimpulk an bahwa loy alitas k onsumen merupak an k esetiaan seseorang atas suatu produk , baik barang maupun jasa tertentu. Loy alitas merupak an buk ti bahwa konsumen tersebut setia menjadi pelanggan, y ang mana memilik i k ekuatan dan sik ap positif terhadap perusahaan tersebut. Masing-masing konsumen mempuny ai dasar loy alitas y ang berbeda dan hal ini tergantung dari pandangan merek a masing-masing. Loy alitas k onsumen tidak terbentuk dalam wak tu y ang singk at, tetapi melalui proses belajar berdasark an pengalaman masa lalu dari k onsumen itu sendiri dalam menggunak an lay anan y ang k onsisten sepanjang wak tu. Bila dari pengalaman tersebut k onsumen tidak mendapatk an lay anan y ang memuask an, mak a k onsumen tidak ak an berhenti untuk mencoba jasa-jasa lay anan y ang lain sampai didapatk an lay anan y ang memenuhi criteria atau memberik an k epuasan bagi konsumen itu sendiri (Lov elock ,2004,pp3-4). Hasil penilaian k onsumen atas k ualitas produk dan pelay anan dan factor lainny a ak an membentuk pola loy alitas k onsumen tertentu (consumer loyalty pattern ), y aitu dari sangat loy al sampai sangat tidak loy al. 2.1.5.3 Karakteristik loyalitas konsumen Konsumen y ang loy al merupak an aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari k arak teristik y ang dimilik iny a, sebagaiman diungk ap oleh Griffin (2005,p31), pelanggan y ang loy al memilik i k arak teristik sebagai berik ut : 1. Melak uk an pembelian secara teratur (Pembelian Ulang) : adalah k onsumen y ang telah melak uk an pembelian suatu produk sebany ak dua k ali atau lebih . Merek a adalah y ang melakuk an pembelian atas produk y ang sama sebany ak dua k ali,atau membeli dua macam produk y ang berbeda dalam dua k ali k esempatan y ang berbeda pula. 23 2. Membeli di luar produk atau jasa (pembelian antar lini produk ) : adalah membeli semua barang atau jasa y ang ditawark an dan merek a butuhk an. Merek a membeli secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama y ang membuat merek a tidak terpengaruh oleh produk y ang lain. 3. Merekomendasik an produk k epada y ang lain : adalah membeli barang atau jasa y ang ditawark an dan y ang merek a butuhk an, serta melak uk an pembelian secara teratur. Selain itu, merek a mendorong teman–teman merek a agar membeli barang atau jasa perusahaan atau merek omendasik an perusahaan tersebut pada orang lain, dengan begitu secara tidak langsung merek a telah melak uk an pemasaran untuk perusahaan dan membawa konsumen untuk perusahaan. 4. Menunjuk an k ek ebalan dari day a produk sejenis dari pesaing, y aitu tidak mudah terpengaruh oleh tarik an persaingan produk sejenis lainny a. 2.1.5.4 Loyalitas dan Siklus Pembelian Setiap k ali pelanggan membeli, ia bergerak melalui sik lus pembelian. Menurut Griffin (2005,pp18-20) pembeli pertama k ali bergerak melalui 5 langk ah, y aitu : 1. Kesadaran Langk ah pertama menuju loy alitas dimulai dengan k esadaran pelanggan ak an produk . Pada tahap inilah perusahaan mulai membentuk “pangsa pik iran” y ang dibutuhk an untuk memposisik an k edalam pik iran pelanggan bahwa produk atau jasa perusahaan lebih unggul dari pesaing. 2. Pembelian awal Pembelian pertama k ali merupak an langk ah genting dalam memelihara loy alitas. Pembelian pertama k ali merupak an percobaan, perusahaan dapat menanamk an k esna positif atau negatif k epada pelanggan dengan produk atau jasa y ang 24 diberik an. Setelah pembelian pertama k ali ini dilak uk an, perusahaan berk esempatan untuk mulai menumbuhk an pelanggan y ang loy al. 3. Ev aluasi Pasca-Pembelian Setelah pembelian dilak uk an, secara sadar atau tidak sadar ak an mengev aluasi transak si. Bila pembeli merasa puas, atau k etidak puasanny a tidak terlalu mengecewak an sampai dapat dijadik an dasar pertimbangan beralih k e pesaing. 4. Keputusan membeli k embali Komitmen untuk membeli k embali merupak an sik ap y ang paling penting bagi loy alitas, bahk an lebih penting dari k epuasan. Singk atny a, tanpa pembelian berulang tidak ada loy alitas. 5. Pembelian k embali Langk ah akhir dalam sik lus pembelian adalah pembeli k embali y ang ak tual untuk dapat dianggap benar-benar loy al, pelanggan harus terus membeli k embali dari perusahaan y ang dianggap sama. 2.1.6 Pengaruh Citra Toko terhadap Loyalitas Konsumen Situasi persaingan y ang semak in k etat antara perusahaan atau institusi peny edia produk meny ebabk an perusahaan sulit untuk menigk atk an jumlah pelangganny a. Terdapat bany ak produk di berbagai pasar dengan bermacam k eunggulan serta nilai lebih y ang ditawark an oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Selain itu, untuk memasuk i pasar baru memerluk an biay a y ang cuk up besar. Griffin (2005) mengemuk ak an k euntungan-k euntungan y ang ak an diperoleh perusahaan apabila memilik i k onsumen y ang loy al, antara lain : mengurangi biay a pemasaran (k arena biay a untuk menarik konsumen baru lebih mahal), mengurangi biay a 25 transak si (seperti biay a neosiasi k ontrak , pemprosesan pesanan), mengurangi biay a turn over konsumen (k arena pergantian k onsumen y ang lebih sedik it), meningk atk an penjualan silang, y ang ak an memeperbesar pangsa pasar perusahaan, word of mouth y ang lebih positif, dengan asumsi bahwa k onsumen y ang loy al juga berarti merek a y ang merasa puas, mengurangi biay a k egagalan (seperti biay a penggantian). Menurut Priy ono (2008), “ Setiap pemasar mendambak an loy alitas pelanggan y ang tinggi dan sekuat tenaga berusaha mempertahank anny a, salah satu upay a y ang dilak uk an untuk menimbulk an loy alitas pada pelanggan y aitu dengan menciptak an citra tok o y ang positif”. Berdasark an pendapat Andreassen dan lindestad (1998,p12) dalam Hawk ins et.al (2004,p626), meny atak an “A dany a hubungan antara citra tok o dengan loy alitas pelanggan y aitu intensi pembelian ulang dan k einginan untuk merekomendasik an k epada orang lain”. 26 2.2 Kerangka Pemikiran A tribut Citra Toko (X1) Loyalitas Konsumen (Y) Promosi (X2) 27 2.3 Hipotesis Pada penelitian k ali ini penulis mengambil hipotesis penelitian sebagai berik ut : Hipotesis 1 Ho : A tribut Citra Toko tidak berpengaruh secara signifik an terhadap loy alitas konsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall Ha : A tribut Citra Toko berpengaruh secara signifik an terhadap loy alitas k onsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall Hipotesis 2 Ho : Promosi tidak berpengaruh secara signifik an terhadap loy alitas k onsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall Ha : Promosi berpengaruh secara signifik an terhadap loy alitas k onsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall Hipotesis 3 Ho : A tribut Citra Toko dan Promosi tidak berpengaruh secara simultan terhadap loy alitas k onsumen Hero Sypermark et Pondok Indah Mall Ha : A tribut Citra Tok o dan Promosi berpengaruh secara simultan terhadap loy alitas k onsumen Hero Sy permark et Pondok Indah Mall Hipotesis 4 Ho : A tribut Citra Tok o tidak dominan berpengaruh terhadap loy alitas k onsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall Ha : A ttribut Citra Toko paling dominan berpengaruh terhadap loy alitas k onsumen Hero Supermark et Pondok Indah Mall