1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak unggas terutama

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak unggas terutama ayam broiler merupakan salah satu komuditas
unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil daging untuk
mendukung ketersediaan protein hewani nasional yang murah dan mudah didapat.
Di Indonesia, perkembangan produksi daging ayam broiler telah mengalami
kemajuan yang pesat dari waktu ke waktu. Tercatat dari Direktorat Jendral
Peternakan (2015), bahwa pada tahun 2014 terjadi peningkatan produksi daging
ayam broiler sebesar 1,8% atau dengan selisih 27 ribu dari tahun sebelumnya.
Perkembangan industri perunggasan di Indonesia sesuai dengan kemajuan
perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi
usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas dari
luar negeri. Upaya meningkatkan daya saing produk perunggasan harus dilakukan,
salah satunya dengan meningkatkan produktivitas ternak.
Berbagai metode telah diterapkan untuk meningkatkan produktivitas
peternakan broiler, salah satunya adalah dengan penggunaan antibiotik yang telah
digunakan selama lebih dari 50 tahun terakhir sebagai imbuhan pakan dan
promotor pertumbuhan agar dapat meningkatkan performa dan efisiensi ransum.
Namun, menurut Huyghebaert et al. (2011), seiring berkembangnya ilmu
1
pengetahuan, bagaimanapun timbul kekhawatiran bahwa penggunaan antibiotik
dalam pakan ternak dapat menyebabkan meningkatnya jumlah bakteri resisten dan
residu terhadap antibiotik dalam produk hewan. Karena kekhawatiran tersebut,
sejumlah negara di Uni Eropa telah melarang penggunaan antibiotik sebagai
imbuhan pakan pada tahun 2006 lalu. Sehingga perlu dicari imbuhan pakan
pengganti antibiotik yang pemakaiannya aman untuk dikonsumsi.
Asam organik merupakan salah satu imbuhan pakan yang berpotensi
sebagai pengganti antibiotik, karena bahan ini mampu menurunkan pH lambung,
meningkatkan aktivitas enzim proteolitik, meningkatkan digestibilitas protein dan
menghambat proliferasi bakteri patogenik di saluran pencernaan (Kim et al.,
2005).
Menurut Canibe et al. (2001), asam organik apabila ditambahkan dalam
ransum akan mempunyai sifat acidifier. Jenis acidifier yang sering digunakan
dalam peternakan ayam antara lain asam format, asam sitrat, asam propionat, dan
asam sorbat (Brzoska et al., 2013).
Natrium diformat merupakan asam organik dengan molekul baru, yaitu
gabungan dari asam format dan natrium format. Asam organik ini memiliki
bentuk molekul kecil, serta potensi untuk penurunan pH paling besar. Dari
penelitian sebelumnya yang dilakukan di sebuah peternakan di Vietnam, natrium
diformat yang dicampurkan pada pakan ayam broiler terbukti memberi efek
menguntungkan pada kinerja ayam broiler dengan menurunkan jumlah bakteri
patogen dan meningkatkan efisiensi pakan (Luckstadt et al., 2012). Namun, di
2
Indonesia belum banyak penelitian yang meneliti asam organik terutama natrium
diformat terhadap pH saluran pencernaan pada ayam broiler.
Dari permasalahan yang ada, perlu dilakukan penelitian dan pengkajian
lebih lanjut tentang pengaruh natrium diformat (acidifier) terhadap pH saluran
pencernaan ayam broiler di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh panambahan
natrium diformat (acidifier) dalam pakan terhadap pH saluran pencernaan ayam
broiler.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan hasil yang baik mengenai
pengaruh penambahan natrium diformat (acidifier) dalam pakan terhadap pH
saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan pada ayam
broiler dan menghasilkan produk daging yang aman untuk kesehatan masyarakat
Indonesia.
3
Download