BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Syahrial (2006:15) mengungkapkan bahwa pengertian pasar modal
ada dua, yaitu:
a. Dalam Arti Sempit
Pasar modal merupakan kegiatan yang mempertemukan penjual dan
pembeli dana jangka panjang.
b. Dalam Arti Luas
1) Pasar
modal
adalah
keseluruhan
sistem
keuangan
yang
terorganisasi termasuk bank-bank komersial dan semua perantara
dibidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan
jangka pendek.
2) Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembagalembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya
berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham-saham,
obligasi, hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.
Samsul (2006;43) pasar modal dapat diartikan sebagai tempat atau
sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrument
keuangan jangka panjang atau lebih dari satu tahun.
7
8
Pengertian Pasar Modal Menurut Undang-undang no.8 tahun 1995
pasal 1 tentang Pasar Modal adalah sebagai berikut :
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
2. Peranan Pasar Modal
Peranan pasar modal pada suatu negara (Sunariyah 2006:7),
sebagai berikut:
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual
untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.
b. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk
menentukan hasil (return) yang diharapkan. Keadaan tersebut akan
mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para
investor. Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk
memuaskan keinginan para pemegang saham melalui kebijakan
deviden dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal.
c. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan
beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi surat
berharga yang dimilikinya tersebut setiap hari.
9
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat
umum mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif
cara penggunaan uang mereka.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.
Bagi para investor, keputusan investasi harus didasarkan pada
tersedianya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal
dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi para investor
secara lengkap, yang apabila hal tersebut dicari sendiri maka akan
memerlukan biaya yang sangat mahal.
3. Pasar Perdana dan Pasar Sekunder
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Menurut Brigham dan Houston (2009:150) pasar primer atau
pasar
perdana
adalah
pasar
dimana
perusahaan-perusahaan
mendapatkan modal baru. Jika suatu perusahaan ingin menerbitkan
saham-saham biasa baru untuk mendapatkan modal, maka hal tersebut
merupakan transaksi pasar primer. Perusahaan yang menjual saham
yang baru diterbitkan tersebut akan menerima dana hasil penjualan
atas penjualan di dalam suatu transaksi primer. Kemudian Weston dan
Copeland (1995:98) menambahkan bahwa pasar primer (primary
market) merupakan pasar dimana saham dan obligasi pertama kali
dijual.
10
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Brigham
dan
Houston
(2009:150)
mengungkapkan
pasar
sekunder (secondary market) adalah pasar dimana sekuritas yang telah
ada dan beredar diperdagangkan diantara para investor. Kemudian
Weston dan Copeland (1995:98) menambahkan bahwa pasar sekunder
merupakan pasar dimana saham dan obligasi yang telah dijual di pasar
perdana kemudian diperdagangkan.
B. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga
dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan
harga makin turun nilai uang. Definisi diatas memberikan makna bahwa,
kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang
gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.
Menurut
Rahardja
dan
Manurung
(2008:165-166)
inflasi
merupakan kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terusmenerus. Dari definisi tersebut maka terdapat tiga kriteria agar dapat
dikatakan terjadinya inflasi, (1) Kenaikan harga, harga suatu komoditas
dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya; (2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum
dapat dikatakan inflasi apabila kenaikan tersebut tidak berdampak pada
kenaikan harga-harga secara umum; (3) Berlangsung terus-menerus,
11
artinya proses kenaikan harga-harga tersebut tidaklah terjadi hanya sesaat
melainkan secara terus-menerus sampai pada periode tertentu.
Menurut Putong (2003:147), inflasi adalah naiknya harga-harga
komoditi secara umum disebabkan oleh tidak sinkronya antar programprogram pengadaan komoditi (produk, penentuan harga, percetakan uang
dan sebagainya) dengan tingkat pendapatan masyarakat.
2. Penggolongan Inflasi
a. Inflasi berdasarkan asalnya
Menurut Putong (2003:260) berdasarkan asalnya inflasi dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang terjadi
karena defisit dalam pembiayaan dan belanja negara.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi
karena harga-harga barang luar negeri mengalami inflasi.
b. Inflasi berdasarkan sifatnya
Menurut Putong (2003:260) berdasarkan sifatnya inflasi
dibedakan dalam beberapa jenis kategori utama, yaitu:
1. Inflasi rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya
kurang dari 10%.
2. Inflasi sedang yaitu inflasi yang besarnya antara 10%-30%
pertahun.
12
3. Inflasi berat yaitu inflasi yang besarnya 30% pertahun.
4. Hiper inflasi yaitu yang diatas 100%.
c. Inflasi berdasarkan sebabnya
Menurut Suparmoko (2003:216), berdasarkan sebabnya inflasi
dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Inflasi permintaan (demand pull inflation) adalah inflasi yang
disebabkan karena adanya tarikan permintaan terhadap barang dan
jasa, sehingga mendorong harga meningkat.
b) Inflasi penawaran (cost pull inflation) adalah inflasi yang
ditimbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi. Terutama
kenaikan biaya tenaga kerja atau upah buruh.
c) Inflasi spiral (spiral inflation) adalah sifat kenaikan harga yang
didorong kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi, dan
diikuti kenaikan lagi.
3. Faktor-faktor yang Menimbulkan Inflasi
Menurut Sukirno (2006:254), berdasarkan faktor-faktor yang
menimbulkan inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Inflasi tarikan permintaan
Terjadi
apabila
sektor perusahaan
tidak cepat
melayani
permintaan masyarakat dalam pasar. Kekurangan barang akan berlaku
dan ini mendorong kepada kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan
13
biasanya berlaku ketika perekonomian mencapai tingkat tenaga kerja
penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan pesat.
b) Inflasi desakan biaya
Yaitu
masalah
kenaikan
harga-harga
dalam
kenaikan
perekonomian yang diakibatkan biaya produksi meningkat, akan
menyebabkan
perusahaan
menaikan
harga,
walaupun
mereka
mengambil risiko.
4. Dampak inflasi
Menurut Sukirno (2006:307), inflasi dapat berakibat kepada dua
aspek:
a) Kepada perekonomian:
1. Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif.
2. Tingkat bunga meningkat dan menurunkan investasi.
3. Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa
depan.
b) Kepada individu atau masyarakat:
1. Memperburuk distribusi pendapatan.
2. Pendapatan riil merosot dan nilai rill tabungan merosot.
14
C. Nilai Tukar Mata Uang
1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar
Menurut J. Ahmad (2008:22) kurs adalah harga dari suatu mata
uang dalam ukuran mata uang lain yang menunjukkan jumlah satuan
valas yang di persiapkan oleh pembeli dan penjual untuk pertukaran
dengan mata uang domestik atau valas lainnya.
Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri atas mata uang asing
disebut apresiasi. Penurunan nilai tukar mata uang dalam negeri atas
mata uang asing disebut depresiasi. Kurs atau nilai tukar terdiri dari dua
bagian, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah harga mata uang
asing oleh bank atau money changer. Sementara itu kurs beli adalah
harga mata uang yang diberlakukan bank jika bank melakukan pembelian
mata uang asing. Pada saat ini yang menjadi barometer untuk nilai tukar
mata uang di dunia adalah dollar Amerika.
2. Macam-Macam Sistem Nilai Tukar
Ada beberapa sistem kurs mata uang yang berlaku didalam
perekonomian, yaitu (Madura, 2006:220):
a) Sistem Nilai Tukar Tetap
Dalam sistem nilai tukar tetap, dimana nilai tukar dibuat konstan atau
hanya dibiarkan berfluktuasi dalam batas-batas yang sangat sempit.
Dan jika nilai tukar bergerak terlalu tajam atau jauh, pemerintah dapat
15
melakukan intervensi untuk memperhatikan dalam batas-batas yang
telah disepakati.
b) Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas
Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar ditentukan
oleh kekuatan pasar saja tanpa campur tangan pemerintah. Sama
halnya dengan harga sekuritas di pasar-pasar keuangan lainnya, harga
atau nilai valuta asing sangat dipengaruhi oleh informasi atau rumor
yang beredar di pasar vaaluta asing.
c) Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali
Sistem nilai tukar sejumlah valuta yang ada sekarang berada di sistem
nilai tukar tetap dan sistem nilai tukar mengambang bebas. Sistem
tersebut menyerupai sistem mengambang bebas, karena nilai tukar
dibiarkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan resmi. Selain
itu, sistem ini serupa dengan sistem nilai tukar tetap, dimana dalam
hal ini pemerintah kadang-kadang melakukan intervensi untuk
mencegah mata uangnya berfluktuasi secara tajam.
d) Sistem Nilai Tukar Terkait
Sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan cara mengaitkan nilai tukar
mata uang suatu negara dengan nilai tukar mata uang negara lain atau
sejumlah mata uang tertentu. Dan sejumlah negara menggunakan
sistem nilai tukar ini, dimana valuta mereka dikaitkan ke valuta lain.
16
D. Harga Emas Dunia
Emas mempunyai standar nilai internasional yang mudah dipantau,
emas sangat liquid (mudah diuangkan). Emas sebagai salah satu bentuk
investasi yang tidak terpengaruh oleh inflasi dan aman terhadap depresiasi
nilai tukar. Emas didunia berasal dari dalam bumi berupa bongkahan
campuran batu dan emas, yang harus melalui proses pemurnian atau refinery
untuk dijadikan emas murni 24 karat atau 99,9%. Emas murni 24 K umumnya
berwujud dalam bentuk batangan (gold bar), koin emas dan perhiasan
(Susilo, 2011).
Harga emas di negara manapun mengikuti harga emas dunia yang
ditentukan di London (pasar emas London) setiap hari. Harga emas dunia
ditentukan berdasarkan supply and demand emas dari seluruh penjuru dunia,
bukan ditentukan dari satu daerah saja. Standar internasional emas dalam US$
per troy ounce/oz (1 troy oz = 31.1 gr). Pasar emas London menjadi rujukan
pasar emas global dalam menentukan patokan harga emas hampir di setiap
negara (termasuk dengan harga Dinar Dirham Islam). Selain di London, pusat
perdagangan emas lainnya adalah New York, Zurich, Tokyo, Sydney dan
Hongkong, dimana Hongkong menjadi pusat perdagangan di Asia (Firman,
2012).
17
E. Saham
1. Pengertian Saham
Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
pada suatu perusahaan. Menurut Siamat (2005:507), saham dapat juga
dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock).
Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (common stock)
a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
b) Memiliki hak suara (one share one vote).
c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan
apabila
bangkrut dilakukan setelah kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham Preferen (preferred stock)
a) Memiliki hak paling dahulu dalam memperoleh deviden.
b) Tidak memiliki hak suara.
c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham
terlebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi.
e) Kemungkinan
memperoleh
tambahan dari pembagian
perusahaan disamping penghasilan diterima secara tetap.
laba
18
2. Harga Saham
Menurut Sunariyah (2006:128), nilai saham dapat dibagi menjadi
empat, yaitu:
a) Nilai Nominal (par value)
Nilai nominal adalah harga saham pertama dicantumkan pada
sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut merupakan harga yang
sudah diotorisasi oleh RUPS.
b) Nilai Buku (book value)
Nilai buku pada saham merupakan nilai surat berharga yang
ditunjukkan dalam neraca, dihitung dengan membagi jumlah saham
yang beredar dari total kekayaan asset dikurangi semua hutang dan
nilai saham preferen (jika ada).
c) Nilai Pasar (market value)
Nilai pasar saham adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung
di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah
harga penutupan (closing price). Untuk mendapatkan jumlah nilai
pasar (market value) suatu saham adalah dengan mengalikan harga
pasar dengan jumlah saham yang dikeluarkan.
d) Nilai Dasar (base value)
Nilai dasar merupakan harga perdana saham. Nilai dasar juga
digunakan dalam perhitungan indeks harga saham.
19
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk
menganalisa tentang pengaruh variabel makro ekonomi terhadap kinerja
saham. Hasilnya ternyata memperlihatkan adanya pengaruh yang tidak pasti
atau beragam (positif dan negatif) terhadap perusahaan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Septian
Prima
Rusbariandi
(2012)
Sugeng
Raharjo
(2010)
Judul Penelitian
Analisis Pengaruh
Tingkat Inflasi,
Harga
Minyak
Dunia,
Harga
Emas Dunia, dan
Kurs
Rupiah
Terhadap Jakarta
Islamic Index Di
Bursa
Efek
Indonesia
(Periode Januari
2005-Maret 2012)
Pengaruh Inflasi,
Nilai
Kurs
Rupiah,
dan
Tingkat
Suku
Bunga Terhadap
Harga Saham Di
Bursa
Efek
Indonesia.
Variabel
Metode
Analisis
Variabel bebas Regresi
yaitu tingkat Linier
inflasi, harga Berganda
minyak dunia,
harga
emas
dunia dan kurs
rupiah.
Variabel
terikat
yaitu
Jakarta
Islamic Indeks
Variabel bebas Regresi
yaitu inflasi, Linier
nilai
kurs Berganda
rupiah,
dan
tingkat
suku
bunga,
Variabel
terikat
yaitu
harga saham.
Kesimpulan Penelitian
Hasil
menunjukkan
bahwa tingkat inflasi
dan
kurs
rupiah
berpengaruh negatif
dan signifikan secara
statistik terhadap JII,
harga emas dunia
tidak
berpengaruh
signifikan
secara
statistik terhadap JII,
sedangkan
harga
minyak
dunia
berpengaruh
positif
dan signifikan secara
statistik terhadap JII.
Hasil
menujukkan
bahwa
inflasi
berpengaruh
secara
positif dan signifikan
terhadap harga saham,
sedangkan nilai tukar
rupiah dan suku bunga
SBI tidak berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap harga saham.
20
Hayudha
Pramushinta
dan E. Susi
Suhendra
(2012)
Analisis Pengaruh
Pergerakan
Indeks
Bursa
Asing,
Tingkat
Inflasi,
Harga
Minyak
Dunia,
Nilai
Tukar
Rupiah
Atas
Dollar Amerika
Terhadap Indeks
Harga
Saham
Gabungan (IHSG)
di Bursa Efek
Indonesia.
Variabel bebas Regresi
yaitu
Linier
pergerakan
Berganda
indeks bursa
asing, tingkat
inflasi, harga
minyak dunia
dan nilai tukar
rupiah
atas
dollar
Amerika.
Variabel
terikat
yaitu
Indeks Harga
Saham
Gabungan
(IHSG).
Hasil
menujukkan
bahwa Indeks saham
Dow Jones (DJI),
Nikkei (N255), nilai
tukar rupiah atas
dollar
Amerika
mempunyai pengaruh
negatif, dan Nasdaq
(IXIC)
mempunyai
pengaruh
positif,
sedangkan New York
Stock
Exchange
(NYA), Footsie 100
(FTSE), inflasi dan
harga minyak mentah
tidak
mempunyai
pengaruh
terhadap
Indeks Harga Saham
Gabungan di BEI.
Fauzan
Yasmiandi
(2011)
Analisis Pengaruh
Inflasi, Nilai
Tukar, Suku
Bunga, Harga
Minyak dan
Harga Emas
Terhadap Return
Saham
Variabel bebas Regresi
yaitu inflasi, Linier
nilai
tukar, Berganda
suku
bunga,
harga minyak,
dan
harga
emas. Variabel
terikat
yaitu
return saham
Hasil menyimpulkan
bahwa inflasi dan nilai
tukar
tidak
mempunyai pengaruh
terhadap return saham,
sedangkan
suku
bunga, harga minyak
dan
harga
emas
mempunyai pengaruh
terhadap return saham.
Suramaya
Pengaruh Inflasi,
Suci Kemal Suku Bunga, Kurs
(2012)
dan Pertumbuhan
PDB
Terhadap
Indeks
Harga
Saham Gabungan
Variabel bebas Regresi
yaitu inflasi, Linier
suku
bunga, Berganda
kurs
dan
pertumbuhan
PDB. Variabel
terikat
yaitu
Indeks Harga
Saham
Gabungan.
Hasil
menujukkan
bahwa tingkat inflasi,
suku bunga SBI dan
PDB
tidak
mempunyai pengaruh,
sedangkan kurs rupiah
berpengaruh negatif
dan
signifikan
terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan.
21
G. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Harga Saham
Inflasi yang semakin tinggi menjadi sinyal negatif bagi para
investor yang berinvestasi di pasar modal. Investor akan cenderung
melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih pada saat
terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi). Hal ini karena
peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi
pada saham. Di samping itu, juga diiringi oleh pesimisme investor tentang
kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba di masa kini dan masa
mendatang (Mankiw, 2000:434)
2. Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Harga Saham
Menurut Sri Adiningsih dalam Mansur (2009:3) menurunnya kurs
rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar US memiliki pengaruh
negatif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan termasuk pasar
modal. Naiknya tingkat bunga akan mengurangi pemodal untuk
melakukan investasi dipasar modal. Dengan demikian melemahnya nilai
tukar rupiah secara signifikan akan dapat mempengaruhi tingkat
pengembalian investasi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang
hanya mengandalkan bahan baku dari luar negeri, dan hal tersebut juga
akan dapat menimpa perusahaan yang hanya mengandalkan pinjaman
luar negeri dalam bentuk dollar US untuk membiayai operasi perusahaan.
22
3. Pengaruh Harga Emas Dunia Terhadap Harga Saham
Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih
berinvestasi di emas daripada di pasar modal. Sebab dengan risiko yang
relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik
dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan
portofolionya investasi kedalam bentuk emas batangan, hal ini akan
mengakibatkan
turunnya
bersangkutan
karena
indeks
aksi
harga
jual
saham
yang
di
negara
dilakukan
yang
investor
(www.investopedia.com)
H. Kerangka Pemikiran
Dari uraian diatas penulis akan menggambarkan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini untuk mempermudah pemahaman terhadap permasalahan
pokok yang akan dianalisis sebagai berikut :
Tingkat Inflasi
(X1)
H1
H2
Kurs Rupiah
(X2)
H3
Harga Emas
Dunia (X3)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Harga
Saham (Y)
Download