1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan
ekonomi dimana dihapuskan batasan antar Negara, menyebabkan persaingan antar
perusahaan akan semakin ketat. Sehingga para pelaku bisnis dituntut untuk bisa
mempertahankan usahanya dari para pesaing tersebut. Keberhasilan perusahaan
dalam bersaing sangat ditentukan oleh kinerja perusahaan. Perusahaan yang tidak
mampu bersaing untuk mempertahankan kinerja perusahaannya lambat laun akan
tergusur dari lingkungan industrinya dan akan mengalami kebangkrutan. Oleh
sebab itu agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga, maka pihak
manajemen harus dapat mempertahankan atau terlebih lagi dapat memacu
kinerjanya. Secara umum kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan
yang dipublikasikan (Batubara, 2011).
Menurut PSAK No.1 dalam Sofyan Syafri Harahap, (2009:134) Tujuan
laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan,
kinerja dan arus kas. Perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai
tujuan tersebut. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
1
2
perusahaan yang meliputi: Aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, arus kas.
Investor dan kreditor sebagai pihak yang berada diluar perusahaan dituntut
mengetahui perkembangan yang ada dalam perusahaan untuk mengamankan
investasi yang telah dilakukan. Ketidakmampuan untuk membaca sinyal-sinyal
kesulitan usaha akan mengakibatkan kerugian dalam investasi yang telah
dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut investor harus bisa mendeteksi
kemungkinan kesulitan keuangan yang merupakan sinyal dari dalam perusahaan
berupa indikator kesulitan keuangan (Darsono dan Ashari, 2010:101)
Menurut Rodoni dan Ali (2010:176) apabila ditinjau dari kondisi keuangan
ada
tiga
keadaan
yang
menyebabkan
financial
distress
yaitu
faktor
ketidakcukupan modal atau kekurangan modal, besarnya beban utang dan bunga
serta menderita kerugian. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Oleh karena itu
harus dijaga keseimbangannya agar perusahaan terhindar dari kondisi financial
distress yang mengarah kepada kebangkrutan.
Kebangkrutan sendiri merupakan masalah yang sangat esensial yang harus di
waspadai oleh perusahaan. Apalagi suatu perusahaan telah bangkrut berarti
perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha, oleh karena itu
perusahan sedini mungkin untuk melakukan berbagai analissi terutama analisis
tentang kebangkrutan. Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh
peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal
tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena
3
pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur dan juga
pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan untuk mengatasi berbagai
kemungkinan yang buruk (Hanafi dan Halim, 2007:263).
Berbagai analisis dikembangkan untuk memprediksi awal kebangkrutan
perusahaan. Analisis yang banyak digunakan adalah analisis diskriminan Altman
dimana
analisis
ini
mengacu
rasio-rasio
keuangan
perusahaan.
Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada analisis tentang baik
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama angka rasio itu
dibanding rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2012:64)
Analisis Z-Score Altman mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model
prediksi dengan teknik statistik yaitu analisis diskriminan yang digunakan untuk
memprediksi kabangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-Score. Z-Score
adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan
yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi,
2003:73). Analisis ini telah digunakan sejak era 1970-an dan menjadi terkenal
pada era 1980-an. Model analisis yang dikembangkan oleh Altman ini telah
menjadi rujukan bagi setiap investor dan manajer investasi di Amerika Serikat
dalam proses menelaah keputusan investasi mereka untuk menghindari
kemungkinan kesalahan investasi pada perusahaan yang bangkrut.
Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi
ekonomi serta perilaku pasar Analisis Z-score yang pertama kali dikembangkan
4
oleh Altman pada 1968 tersebut dinilai kurang relevan dengan kekurangan antara
lain dari model ini tidak dapat mutlak digunakan karena ada kalanya terdapat hasil
yang berbeda jika kita menggunakan obyek penelitian yang berbeda ( Endri,
2009). Selain itu model ini juga tidak melihat dampak dari perubahan nilai harga
saham karena dalam model ini menggunakan market value of equity sebagai salah
satu indikator yang dihitung dalam formula tersebut. Dengan alasan kekurangan
itulah Altman kembali memodifikasi formula Z-score-nya pada tahun 1995
dengan mengubah beberapa indikator baru. Indikator tersebut antara lain modal
kerja terhadap total harta (Net Working Capital to Total Assets), laba ditahan
terhadap total harta (Retained Earnings to Total Assets, Earnings before Interest
and Taxes to total Assets), dan nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang
(Book Value of Equity to Total Liability). Beberapa penambahan tersebut
dimaksudkan untuk menutupi kekurangan dan juga untuk mengubah tingkat
akurasi yang lebih baik.
Penelitian Nugroho, I.D (2012) menghasilkan simpulan bahwa prediksi
financal distress menggunakan formula Altman Z-Score 1995, dengan cut off
berdasarkan teori Brigham dan Houston yaitu ”rasio hutang yang mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun akan mengalami kebangkrutan”. Atau nilai dari laba
operasi. Jika suatu perusahaan memiliki nilai laba operasi negatif selama dua
tahun berturut-turut, maka perusahaan akan mengalami financial distress. Dan
Variabel rasio net working capital to total assets (X1), retained earning to total
assets (X2), earning before interest and tax to total assets (X3), dan book value of
equity to total liability (X4) berpengaruh positif terhadap financial distress.
5
Penelitian Puryati dwi (2012) menghasilkan simpulan bahwa Berdasarkan
pengujian Independent Samples Test, terdapat perbedaan hasil analisis model
Financial Distress dengan Diskriminan Altman Z-Score dalam memprediksi
kebangkrutan perbankan yang listing di BEl periode 2004-2008. Hal ini dapat
dilihat dari hasil signifikansi Independent Sample Test sebesar 0,045 yang berarti
< 0,05. Dimana dengan menggunakan model Financial Distress terdapat bank
yang mengalami kondisi tidak sehat (bangkrut) diantaranya Bank NISP Tbk
(OCBC NISP), Bank Mayapada International Tbk, Bank Permata Tbk, Bank
Negara Indonesia Tbk, tetapi dengan menggunakan Diskriminan Altman Z-Score
tidak ada bank yang mengalarni kebangkrutan. Penelitian Purwanti (2005)
menyimpulkan bahwa tidak ada rasio keuangan lain yang dapat digunakan sebagai
alat untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan selain rasio-rasio
keuangan yang digunakan dalam model Altman.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti tentang “Analisis
Variabel Kebangkrutan Terhadap Financial Distress dengan Metode Altman ZScore pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah:
1. Apakah rasio Net Working Capital to Total Assets berpengaruh terhadap
financial distress?
2. Apakah rasio Retained Earning to Total Assets berpengaruh terhadap financial
distress?
6
3. Apakah rasio Earning before Interest and Tax to Total Assets berpengaruh
terhadap prediksi financial distress?
4. Apakah rasio Book Value of Equity to Total Liabilities berpengaruh terhadap
financial distress?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis pengaruh rasio Net Working Capital to Total Assets terhadap
financial distress.
2. Menganalisis pengaruh rasio Retained Earning to Total Assets terhadap
financial distress.
3. Menganalisis pengaruh rasio Earning before Interest and Tax to Total Assets
terhadap total harta terhadap financial distress.
4. Menganalisis pengaruh rasio Book Value of Equity to Total Liabilities
terhadap financial distress
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:
1. Kontribusi praktis
Dapat digunakan oleh para investor atau calon investor sebagai informasi yang
sangat bermanfaat untuk mengantisipasi risiko yang mungkin akan dialami
oleh
perusahaan
tersebut.
Sehingga
pertimbangan untuk melakukan investasi.
bisa
digunakan
sebagai
bahan
7
2. Secara akademis
Dapat mengetahui kondisi keuangan sebuah perusahaan dan menerapkan
teori-teori yang telah dipelajari sehingga diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya tentang manajemen keuangan. Dari
hasil penelitian juga dapat dijadikan refrensi bagi peneliti yang sama dimasa
yang akan datang.
3. Kontribusi kebijakan
Dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer perusahaan
pembiayaan tentang kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan
oleh para menajer sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berkaitan dengan berkembangnya pembahasan yang meluas dan agar tidak
terjadi kesimpangsiuran dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian ini
adalah perusahaan terbuka (go public) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2014.
Download