BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1. Judul : Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu Terhadap Ekuitas
Merek (survey pada pelanggan hoitel Pelangi Malang)
Oleh : Fathir Fathoni, Achmad Fauzi DH, Kadarisman Hidayat
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana
pengaruh Komunikasi Pemasaran Terpadu yang terdiri dari iklan, promosi
penjualan, penjualan personal, hubungan masyarakat, pemasaran langsung,
pemasaran interaktif dan corporate design, secara bersama-sama dan parsial
terhadap Ekuitas Merek. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory
research, dengan menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner yang
disebar kepada 100 responden yang merupakan pelanggan dan meninap di Hotel
Pelangi Malang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable dari Komunikasi Pemasaran
Terpadu yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan personal, hubungan
masyarakat, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, dan corporate design,
secara bersama-sama berpengaruh terhadap ekuitas merek. Sedangkan secara
12
13
parsial diketahui hanya variable promosi penjualan, penjualan personal,
pemasaran interaktif dan corporate design yang berpengaruh signifikan terhadap
Ekuitas Merek.
2. Judul Penelitian : Pengaruh Komunikasi Pemasaran dan Kerelasian
Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah
Oleh : Nandan Limakrisna
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parsial dan simultan
komunikasi pemasaran dan relasi pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Objek
penelitian adalah Usaha Kecil Menengak (UKM) di bank Jabar Banten. Suatu
survey dilakukan untuk mengumpulkan data dikantor cabang Padalarang dengan
responden adalah pengusaha UKM yang merupakan nasabah bank. Kuisioner
menjadi instrument penelitian dan disebarkan kepada responden. Data yang
terkumpul dianalisis menggunakan uji statistic F dan t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran dan relasi
pelanggan secara simultan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Relasi pelanggan
memiliki pengaruh parsial yang paling dimonan terhadap loyalitas pelanggan.
3. Judul : Strategi Komunikasi Pemasaran PT Nokia Indonesia dalam
Membangun Brand Awareness Konsumen Pada Smartphone Nokia Seri
Lumia
Oleh : Elisa Widyakusuma
14
Penelitian ini membahas tentang Strategi Komunikasi Pemasaran PT
Nokia Indonesia dalam membangun brand awareness konsumen pada smartphone
Nokia seri
Lumia.
Permasalahan
penelitian ini
berdasarkan fenomena
pertumbuhan pengguna smartphone naik dari 8% menjadi 22% di Indonesia dari
awal 2011 hingga awal 2012 menurut data dari Ericcson Lab. Survey Nielsen
Indonesia pada pengguna smartphone di Indonesia tahun 2011 yaitu untuk
smartphone Nokia 41%, Blackberry 21%, Samsung 9%. Di tahun 2011
smartphone Nokia merilis seri baru yaitu
seri Lumia di Indonesia. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif peneliti ingin mendapatkan data
yang deskriptif melalui teknik in depth interview dengan subjek penelitian PT
Nokia Indonesia dalam membangun brand awareness konsumen pada smartphone
Nokia seri Lumia yaitu menggunakan research analysis, audience analysis,
budget allocation, setting objectives, strategic decision making, operasional
decision making, implementation and campaign evaluation untuk Integrated
Marketing communication dan melakukan digital marketing untuk relationship
marketing sebagai komunikasi pemasaran smartphone Nokia Seri Lumia.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah situational analysis PT. Nokia
Indonesia untuk smartphone Nokia dilakukan melalui organisational analysis,
competitor analysis, consumer analysis, market analysis, dan product analysis
dengan ditemukannya peluang pasar yaitu kelompok usia 19-25 tahun dan
menjadi patokan bagi PT. Nokia Indonesia untuk menjadi brand smartphone yang
memiliki fitur-fitur baru sesuai dengan apa yang menjadi ekspektasi kelompok
usia tersebut berdasarkan survey kuartal dan Focus Group Discussion (FGD).
15
Target audiens PT. Nokia Indonesia untuk smartphone Nokia yaitu kelompok usia
19-25 tahun yang berada di kota-kota besar atau ibukota di Indonesia. Alokasi
budget PT. Nokia Indonesia untuk smartphone Nokia yaitu top to bottom
budgeting dan memiliki tujuan umum yaitu untuk kepentingan konsumen dan
pemilik modal (investor). Objective setting PT. Nokia Indonesia yaitu sebagai
smartphone terbaik di Indonesia yang menjadi pilihan consumer dengan tujuan
untuk meraih consumer. Strategic decision-making PT. Nokia Indonesia untuk
smartphone Nokia yaitu 360 degree campaign melalui Above The Line (ATL),
Below The Line (BTL), dan digital marketing dengan menunjukkan mengenai
keunggulan-keunggulan smartphone Nokia.
Taktik PT. Nokia Indonesia untuk smartphone Nokia yaitu menggunakan konsep
ABC, yaitu Attention, Branding, dan Communication dan digital marketing.
Implementations and actions PT. Nokia Indonesia untuk smartphone Nokia yaitu
dengan menggunakan marketing communication tools yaitu:
1. Advertising: celebrity endorser, advertorial, rational message, musik,
online advertising, dan direct response ad.
2. Direct Marketing: Social media (Twitter Nokia Indonesia, facebook Nokia
Indonesia dan website Nokia Indonesia).
3. Sales Promotion: cash back, undian, lucky dip, brosur, contest, dan causerelated promotions.
4. Personal Selling: Nokia Care Center dan social media (Twitter Nokia
Indonesia, facebook Nokia Indonesia dan website Nokia Indonesia)
5. Public Relations: events, majalah perusahaan,dan media gathering.
16
Campaign evaluation PT. Nokia Indonesia untuk brand smartphone Nokia yaitu
dengan memiliki departemen untuk campaign evaluation yaitu departemen Field
Force. Relationship marketing PT. Nokia Indonesia yaitu melalui Nokia Care
Center (NCC) dan website resmi Nokia Indonesia.
4. Judul : Strategi Komunikasi Pemasaran “Homeschooling Kak Seto” (Studi
Desktiptif Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi Pemasaran
“HomeSchooling Kak Seto” Dalam Menarik Minat Masyarakat di
Surakarta)
Oleh : Rossy Isyana Natasia dan Tanti Hermawati
Penelitian ini membahas tentang
fenomena berkembangnya lembaga
pendidikan non-formal di Surakarta yang menciptakan kompetisi antar lembaga
pendidikan untuk mendapatkan siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan nonformal seperti :Homeschooling Kak Seto” juga membutuhkan Strategi
Komunikasi Pemasaran yang tepat untuk mempromosikan institusinya ke
audience yang sesuai dengan target audiencenya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
menjelaskan
Strategi
Komunikasi
Pemasaran
yang
digunakan
“Homeschooling Kak Seto” dalam mempromosikan layanan pendidikannya ke
public
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
a. Dalam strategi komunikasi pemasaran yang dipilih, Homeschooling Kak
Seto Surakarta melaksanakan tahap-tahap strategi komunikasi pemasaran
diantaranya menetapkan komunikator, menetapkan target sasaran dan
17
analisis kebutuhan khalayak, menyusun pesan serta pemilihan media dan
saluran komunikasi.
b. Alat yang dipilih dalam menyusun pesan oleh “Homeschooling Kak Seto”
sebagai strategi komunikasi pemasarannya antara lain advertising,
personal selling, sales promotion, public relation, direct marketing, and
word of mouth.
c. Diantara kegiatan komuinikasi pemasaran yang dipilih, kegiatan below the
line lebih diutamakan serta penggunaan new media untuk mempromosikan
lembaganya sangat dimaksimalkan.
d. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasarannya, “Homeschooling
kak Seto”, kurang berorientasi pada tujuan dan target yang ingin dicapai
karena masih mempertimbangkan ketersediaan biaya dalam pemilihan
media
yang
digunakan
guna
menerapkan
strategi
komunikasi
pemasarannya melalui bauran promosi.
5. Judul : Strategi Komunikasi Pemasaran Melalui Event Dalam
Pembentukan Brand Equity. (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi
Pemasaran Melalui Event Pocari Sweat Futsal Championship 2013
(PSCF 2013) Regional Yogyakarta Dalam Pembentukan Brand
Equity Pocari Sweat pada YGO Event Management).
Oleh : Dina dan Agus Purtanto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan brand equity
Pocari Sweat melalui event Pocari Sweat Futsal Championship 2013.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui strategi
18
komunikasi pemasaran melalui Event Pocari Sweat Futsal Championship
2013 (PSFC 2013) dalam pembentukan brand equity Pocari Sweat pada
YGO Event Management.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, Strategi Komunikasi Pemasaran
melalui Event yang dilakukan oleh Pocari Sweat dapat membentuk brand
equity dengan menggunakan konsep kedekatan berinteraksi antara
penyelenggara dengan konsumen. Pocari melibatkan konsumen untuk
melakukan pengalaman penggunaan produk. Brand equity yang diciptakan
oleh pocari melalui event dengan menggunakan kedekatan brand
awareness, brand assosiasion, perceived quality, dan brand loyalty.
6. Title : Marketing Communication Mix for Universities –
Communication With Students is an Increasing Competitive
University Environment.
By : Schuller David, Rasticova Martina
The aim of this study is to anlyze the methods and styles of marketing
communication universities and their faculties use when communicating
with prospective students. The paper identifies procedures which help to
optimize the choice, combination and connection of elements and activities
of the communication mix in relation with prospective students.
Conclusions of the study are, when planning their marketing strategies,
higher education institutions and universities should consider applying
19
intergrated marketing communications. The innitian step includes the
creation of a universities own marketing mix, that is, the forms of
communication with prospective students. The design of a marketing
strategy should always be preceded by detail analysis of the most efficient
sources of information on the study opportunities at a university or a
collage. Also the target group should be explored in detail to find out
about its need, wishes and expectation.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa metode dan gaya dari
komunikasi pemasaran yang digunakan universitas oleh masing-masing
fakultas ketika berkomunikasi dengan calon mahasiswa yang potensial.
Penelitian
ini
mengidentifikasi
prosedur
yang
dapat
membantu
mengoptimalkan pilihan, kombinasi dan hubungandari elemen-elemen dan
aktivitas-aktivitas dari komunikasi pemasaran yang berhubungan dengan
calon mahasiswa yang potensial.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketika merencanakan strategi
marketing,
institusi
pendidikan
tinggi
dan
universitas
harus
mempertimbangkan untuk menerapkan strategi komunikasi pemasaran
yang terpadu. Desain dari stretegi marketing harus selalu diproses dengan
detail dari sumber yang paling efisien.
20
7. Title : The Structure of Online Marketing Communication Channel
By : Robert Owen and Patricia Humphrey
Online marketing communication are moving forward interactions
between individual recipients and consumer rather than being directed
from a marketing organization to masses of consumers. It is now possible
for an individual to be just as efficient in broadcasting information, both
positive and negative, about an organization as it is for a large
corporation to promote itself. The social networking that allows the quick
and easy dissemination of information and miss information is in part a
product of change in online communication channels, but these
communication channel are in part enabled by social networking. From a
marketing perspective, we are at a pioneering stage in understanding how
these work. This article suggest an infrastructure that could be usefull in
studying how online communication channels are emerging and how they
might evolve in the future. The elements of this infrastructure are
core/technological, competitive/commercial, political/regulatory, and
social.
Although new social media become available in recent years, the
continuance of these media in current forms and the diffusion of these into
common use by an entire society is not guaranteed. In many instances of
applications that have been evolving, we are still at a pioneering stage
such that there are many negative or ethically-questionable uses being
21
made. The present article has proposed that the evolution of social media
and communication channels for marketing uses depends on a set of
underlying
infrastructures:
competitive/
commercial
a
core/technological
infrastructure,
a
infrastructure,
political
a
regulatory
infrastructure, and a social infrastructure. These act to enable or inhibit
the diffusion of any new social media or marketing tactics. In order to
understand market how these media or tactics might change, evolve, or
become usefull, concern for changes in these infrastructures is more
important than simply looking at the media or tactics themselves.
Komunikasi Pemasaran online mempercepat interaksi antara individu dan
konsumen daripada pola komunikasi dari sebuah organisasi marketing ke
masyarakat luas. Sekarang ini memungkinkan untuk seseorang untuk
memberikan informasi kepada orang lain baik yang positif ataupun
negative, mengenai sebuah organisasi ataupun perusahaan besar untuk
berpromosi.
Walaupun sosial media sudah lumrah dalam beberapa tahun terakhir,
bentuk yang sekarang digunakan oleh masyarakat tidak bisa dijamin. Di
beberpa instansi yang sudah menggunakan, kami masih dalam tahap awal
penggunaan Karena masih banyak hal negative dan permasalahan etika
yang terjadi.
Daripada mencoba mengerti pasar bagaimana media ini akan berubah,
berevolusi atau menjadi berguna,lebih penting lagi untuk melihat lebih
22
dalam lagi
bagaimana media ini
dan bagaimana taktik
untuk
menggunakannya.
8. Title : Integrated Marketing Communication and Promotion
By : Shakeel-Ul-Rehman and DR. M. Syed Ibrahim
Integrated Marketing Communication emerges as a powerfull tool that
guides practicioners
in developing and implementing marketing
communications more consistently and effectively. Despite its continuing
appeal little is known about its physical or visible form in marketing
communication process, but the emergence of this concept has become one
of the most significant examples of development in marketing discipline. It
is the most innovative function of marketing endorsed by advertising and
marketing practicioners. Integrated Marketing Communication has moved
beyond communication to the process of using promotional elements in a
unified way so that a synergistic communication effect is created and
achieved. The present study explore on the purpose of drawing out
whether Integrated Marketing Communication could indeed be seen as an
effort towards promotion in practice and also find out some challenges
and future of integrated marketing communication for business.
Hopefully coming to the point that business is not about changing
the people but about changing yourself and ypur reactions for them.
Success comes when one learns to control and coordinate. So integrated
marketing communication olan shoul not be considered an end goal, buat
23
rather a continuous approach. This is the most eciting, the most
challenging time in history of communication research. The diffusion of
integrated marketing communication program should closely be
associated with changes in consumption pattern, technical advancement
and competition. Integrated marketing communication study provides
practice based and grounded insights as well as concrete suggestionsfor
organizing
communication
campaigns.
Integrated
marketing
communication must not be just communication with present and prospect
customers, but also with employees, vendors related industries, and
external environment either directly or indirecyly involved within.
Moreover in marketing effective communication is absolutely necessary
even though one is having a superb product based package and offer a fair
price, people will not come to buy it unless they might have hear of it or
are aware of it. So without integrated matketing communication promotion
of a brand of producr or generally your business is impossible and with
out promotion nothing can be sold in this competitive global market.
Komunikasi pemasaran terpadu berkembang menjadi alat yang hebat dan
bisa menjadi petunjuk untuk para praktisi untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan komunikasi pemasaran yang lebih konsisten dan efektif.
Komunikasi pemasaran terpadu telah berkembang melebihi komunikasi
yang pada prosesnya menggunakan elemen promosi sehingga bisa
menghasilkanefek komunikasi yang sinergis dan tepat.
24
Diharapkan kedepannya poin dari bisnis tidah hanya untuk meruah orang
tetapi juga merubah diri sendiri dan reaksi anda terhadap orang lain. Jadi
komunikasi pemasaran terpatu tidak hanya mengenai tujuan akhir saja
tetapi juga pendekatan berkelanjutan. Ini adalah hal yang paling
menggairah kan dan merupakan waktu yang paling menantang dalam
sejarah penelitian komunikasi.
No.
1.
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Fathir Fatoni,
Achmad
Fauzi,
Kadarisman
Nandan
Limakrisna
Elisa
Widyakusuma
Rossy Isyana
Natashia
Pengaruh
Komunikasi
Pemasaran
Terpadu
Terhadap
Ekuitas Merek
(Hotel Pelangi
Malang)
Pengaruh
komunikasi
pemasaran
dan
kerelasiah
nasabah
terhadap
loyalitas
nasabah
Strategi
Komunikasi
Pemasaran PT
Nokia Indonesia
dalam
Membangun
Brand
Awareness
Konsumen pada
Smartphone
Nokis Seri 5
Strategi
Komunikasi
Pemasaran
Homeschooling
Kak Seto
Strategi
Komunikasi
Pemasaran
Melalui
Event dalam
Pembentuka
n
Brand
Equity
Kualitatif
dengan
menggunakan
explanatory
research
Kuantitatif
dengan
pendekatan
deskriptif
dan
verifikatif.
Penelitian
deskriptif
dengan teknik
analisis
kualitatif.
Studi
kasus
dengan anlisa
kualitatif.
Menggunakan
teori
komunikasi
Laswell
Studi kasus
dengan
analisa
kualitatif dan
pendekatan
deskriptif
Dina, Agus
Putranto
2.
Metode
yang
digunakan
3.
Teori
yang
digunakan
Komunikasi
pemasaran
Kotler
and
Keller
Komunikasi
pemasaran
Clow
and
Baack
Komunikasi
pemasaran
Hughes and Fill
Teori
komunikasi
lasswell
IMC
Philip
Kotler
4.
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil penelitian
Hasil penelitian
berdasarkan
25
penelitian ini
menunjukkan
bahwa semua
komponen
dalam
komunikasi
pemasaran
terpada dapat
mempengaruhi
ekuitas merek.
No.
Nama
Peneliti
penelitian ini
menunjukkan
bahwa Bank
Jabar Banten
cabang
Padalarang
terkrsan
kurang
melakukan
evaluasi pada
aktivitas
promosinya.
menunjukkan
bahwa PT Nokia
Indonesia dalam
membangun
brandawareness
konsumen pada
smartphone
Nokia seri Lumia
disimpulkan
bahwa PT Nokia
Indonesia untuk
smartphone
Nokia dilakukan
melalui
Organizational
analysis,
competitor
Analysis,
consumer
analysis, market
analysis,
dan
product analysis
ini
adalah,
Homeschooling
Kak Seto sudah
melakukan
tahap-tahap
strategi
Komunikasi
Pemasaran.
hasil
penelitian
dapat
diketahui
bahwa,
strategi
komunikasi
pemasaran
memalui
event yang
digunakan
Pocari Sweat
dalam
membentuk
brand equity
terdapat
pada strategi
media
saluran pesan
personal atau
berinteraksi
secar
langsung
dengan
konsumen
Schuller
David,
Rasticova Martina
Robert Owen, Patricia
Humphrey
Shakeel-Ul-Rehman,
DR. M Syed Ibrahim
Marketing
Communication Mix of
Universities
–
Communication
with
Students is an Increasing
Competitive University
Environment
The Structure of Online
Marketing
Communication
Channels
Integrated
Marketing
Communication
and
Promotion
1.
Judul
Penelitian
2.
Metode
Qualitative
Qualitative
Qualitative
3.
Teori
yang
Marketing theory from
Philip Kotler
IMC
and
Social
Networking Theory
IMC Theories
26
No.
Nama
Peneliti
Schuller
David,
Rasticova Martina
Robert Owen, Patricia
Humphrey
Shakeel-Ul-Rehman,
DR. M Syed Ibrahim
Higher
education
institutions
and
universities
should
consider
applying
integrated
matketing
communication
IMC is an idea that
wouls appear to be
usefull to marketers.
Focus needs to be on
more than just any
particular online social
network.
Integrated
Marketing
Communication
Plan
should not be considered
an end goal but rather a
continuous approach
digunakan
4.
Hasil
2.1.2 Definisi Strategi
Strategi sebagai sebuah kosa kata pada mulanya berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “strategia” atau sering disebut sebagai strategos. Kata „strategos‟ ini
berasal dari kata „stratos‟ yang berarti militer dan „ag‟ yang artinya memimpin
(Purnomo dan Zulkieflimansyah, 2005: 8). Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata
strategi pada awalnya bukan kosa kata disiplin ilmu manajemen, namun lebih
dekat dengan bidang kemiliteran.
Strategi memperhatikan dengan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan
cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan sungguhsungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan
secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara
sungguh-sungguhpengadaan
keunggulan
kompetitif,
yang
secara
ideal
berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manufer teknis tetapi menggunakan
perspektif jangka panjang secara keseluruhan. (Faulkner dan Johnson, 1992)
27
Amstrong (2003:39-42) dalam kumpulan buku the art of HRD
menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi. Pertama,
strategi merupakan deklarasi maksud yang mendefinisikan cara untuk mencapai
tujuan, dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh alokasi sumber daya
perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya
dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. Kedua, strategi merupakan
perspektif dimana isu kritis atau factor keberhasilan dapat dibicarakan, serta
keputusan strategis bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka
panjang kepada perilaku dan keberhasilan organisasi. Ketiga, strategi pada
dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan
atau menyesuaikan sumberdaya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya)
sehingga dapat mencapai kesesuaian strategis antara tujuan strategis dan basis
sumberdayanya.
Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi
berikut (Jain, 1990: Tjiptono, 1997):
1. Sumber daya yang dimiliki terbatas
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
3. Komitmen terhadap sumberdaya tidak dapat diubah lagi
4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu
5. Adanya ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif.
Kata strategi dalam bidang manajemen pernah tersentuh oleh Drucker
pada tahun 1995 dengan ungkapannya tentang manfaat keputusan strategis
28
yang didefinisikan sebagai “semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada
cara untuk mencapai sasaran tersebut” (Amstrong, 2003)
2.1.3 komunikasi
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Professor
Wilbur Schram menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah
dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab
tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa
masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan
komunikasi (Schramm; 1982).
Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi lewat
ilmu politik menyebut tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab pengapa
manusia perlu berkomunikasi.
Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui
komunikasi manusia dapat mengetahui peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang mengancam
alam sekitarnya. Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui suatu
kejadian atau peristiwa. Bahkan melalui komunikasi manusia dapat
mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari pengalamannya,
maupun melalui informasi yang mereka terima dari lingkungan sekitarnya.
29
Kedua,
adalah upaya
manusia untuk
dapat
beradaptasi
dengan
lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya
tergantung
bagaimana
masyarakat
itu
bisa
beradaptasi
dengan
lingkungannya. Penyesuaian disini bukan saja terletak pada kemampuan
manusia memberi tanggapan terhadap gejala alam seperti banjir, gempa
bumi dan musim yang mempengaruhi perilaku manusia, tetapi juga
lingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam tantangan. Dalam
lingkungan seperti ini diperlukan penyesuaian, agar manusia dapat hidup
dalam suasana yang harmonis.
Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka
anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai,
perilaku dan peranan. Misalnya bagaimana orang tua mengajarkan tata
krama bermasyarakat yang baik kepada anak-anaknya. Bagaimana sekolah
difungsikan untuk mendidik warga Negara. Bagaimana media massa
menyalurkan hati nurani khalayaknya, dan bagaimana pemerintah dengan
kebijaksanaan yang dibuatnya untuk mengayomi kepentingan anggota
masyarakat yang dilayaninya. (Byrnes, 1965)
Ketiga fungsi ini menjadi patokan dasar bagi setiap individu dalam
berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Professor David K.
Berlo dari Michigan State University menyebut secara ringkas bahwa
komunikasi sebagai instrument dari interaksi sosial berguna untuk
mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui
30
keberadaan
diri
sendiridalam
menciptakan
keseimbangan
dengan
masyarakat (Byrnes. 1965)
Gerbner (1958) menyebutkan komunikasi sebagai suatu interaksi sosial
melalui pesan-pesan yang dapat diberi sandi (kode) secara formal,
simbolis atau penggambaran peristiwa tentang beberapa aspek budaya
yang sama-sama dimiliki.
Berbeda dengan Gerbner, (Barelson dan Steiner, 1964 : 527) menyatakan
bahwa “penyampaian informasi, ide, perasaan, keterampilan dan lain-lain
melalui penggunaan symbol kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan lainlain. Peristiwa itu adalah kegiatan atau proses yang biasanya disebut
komunikasi.”
Komunikasi antar manusia merupakan suatu rangkaian proses yang halus
dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai unsur sinyal, sandi, arti –
tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau kegiatan itu.
Komunikasi antar manusia juga merupakan rangkaian proses yang
beraneka ragam. Ia dapat menggunakan berates-ratus alat yang berbeda,
baik kata maupun isyarat ataupun kartu berlubang, baik berupa percakapan
pribadi maupun melalui media massa dengan audience diseluruh dunia…
ketika manusia berinteraksi saat itulah mereka berkomunikasi … saat
orang mengawasi orang lain, mereka melalukan melalui komunikasi.
(Smith, 1996 : V)
31
Miller (1966) menyatakan bahwa studi komunikasi sepantasnya haruslah
mengacu hanya pada situasi ketika sebuah sumber (source) menyempaikan
pesan kepada penerima (receiver) dengan niat yang sadar untuk
mempengaruhitingkah laku penerimanya. Jadi, jelaslah, Miller tidak akan
menganggap kegiatan komunikasi sebagai situasi ketika arti (dalam pesan)
disampaikan secara tidak sadar oleh satu orang kepada orang lainnya.
Tokoh politik yang begitu menggebu-gebu, dalam pandangan Miller,
secara teknis tidak melakukan kegiatan komunikasi, walaupun ia
menyampaikan pesan yang tidak dikehendaki dan secara kurang hati-hati
mempengaruhi masyarakat yang menyaksikan dirinya. ( Reed H. Blake –
Edwin O. Haroldsen, 1979 : 3)
Bagi setiap orang, komunikasi mewujudkan tiga fungsi utama.
1. Komunikasi membentuk dunia sekeliling bagi individu
2. Komunikasi
menetapkan
kedudukan
individu
sendiri
dalam
hubungannya dengan orang lain
3. Komunikasi membantu individu dalam menyesuaikan diri dengan
sekelilingnya (Hartley dan Hartley, 1961 : 9).
2.1.4 Pemasaran
2.1.4.1 Definisi Pemasaran
Peter Drucker (Kotler, 2003 : 10) orang dapat menganggap bahwa
penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi tujuan pemasaran adalah membuat
32
penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan
pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran
harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli yang dibutuhkan selanjutnya
adalah menyediakan produk atau jasa itu.
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan prose situ individu dan
kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain. (Kotler, 2003:10)
Asosiasi Pemasaran Amerika menawarkan definisi berikut: pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi,
dan penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
2.1.4.2 Bauran Pemasaran
Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk memuaskan kebutuhan
pembeli sasaran. Suatu produk bisa jadi memiliki banyak fitur yang
berbedatingkat kepuasan pelanggan sebelum atau sesudah penjualan dapat
disesuaikan. Kemasan, nama merek, dan garansi dapat diubah. Berbagai media
iklan – Koran, majalah, tv kabel, dan internet – dapat digunakan. Tenaga penjual
perusahaan atau ahli penjualan lain dapat digunakan. Harga dapat berubah, diskon
dapat diberikan, dan seterusnya. Dengan begitu banyak variable yang mungkin,
33
adakah cara untuk membantu mengorganisasikan semua keputusan ini dan
menyederhanakan pilihan bauran pemasaran? Jawabannya adalah ya.
Gambar 1. Marketing mix
Akan berguna bagi kita untuk mengurangi semua variable dalam bauran
pemasaran menjadi empat variable dasar:
Product ( produk ) – barang atau jasa untuk kebutuhan target
Wilayah produk berkaitan dengan menyusun “produk” yang benar untuk suatu
pasar target. Penawaran ini bisa melibatkan barang, jasa atau campuran dari
keduanya. Ingatlah bahwa produk tidak terbatas hanya pada barang. Sebagai
contoh, produk dari H&R Block adalah formulir pajak. Produk dari partai politik
34
adalah tujuan yang akan diusahakannya. Hal yang penting untuk diingat adalah
barang atau jasa anda harus memuaskan kebutuhan pelanggan.
Place ( tempat ) – meraih target
Tempat berkaitan dengan semua keputusan dalam membawa produk yang “benar”
ke wilayah pasar target. Suatu produk tidak akan banyak gunanya bagi seorang
pelanggan jika tidak tersedia pada saat dan tempat yang dibutuhkan.
Produk dapat mencapai pelanggan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi
(channel of distribution) merupakan sekumpulan perusahaan (atau individu) yang
berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen hingga ke pengguna akhir
(konsumen).
Terkadang suatu system saluran cukup pendek. System ini dapat langsung
mengalir dari suatu produsen ke pengguna akhir. Hal ini khususnya benar dalam
pasar bisnis dan pemasaran jasa. Saluran bersifat langsung ketika produsen
menggunakan situs online untuk menangani pesanan dari pelanggan target, entah
itu konsumen akhir atau suatu organisasi. Dengan demikian, saluran langsung
telah menjadi lebih umum sejak adanya internet. Dilain pihak, sering kali system
saluran jauh lebih kompleks – melibatkan banyak peritel dan grosir yang berbedabeda.
35
Gambar 1. Contoh distribution channel
Promotion ( promosi ) – memberi tahu dan menjual kepada pelanggan
P yang ketiga – promosi – berkaitan dengan memberitahu pasar target atau pihak
lain dalam saluran distribusi mengenai produk yang “tepat”. Terkadang, promosi
ditujukan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan
yang ada. Promosi mencakup penjualan personal, penjualan missal, dan promosi
penjualan. Tugas dari manajer pemasaran adalah meramu metode-metode
komunikasi ini.
Penjualan personal (personal selling) melibatkan komunikasi langsung antara
penjual dan calon pembeli. Penjualan pribadi biasanya dilakukan dengan
pertemuan langsung, tetapi terkadang komunikasi tersebut berlangsung melalui
telepon atau bahkan melalui konferensi video di internet. Penjualan personal
memberi peluang bagi tenaga penjual untuk mengadaptasi bauran pemasaran
perusahaan tersebut dengan masing-masing calon pelanggan. Selain itu, terkadang
36
perhatian khusus dibutuhkan setelah terjadi penjualan. Layanan pelanggan
(customer service) merupakan komunikasi pribadi antara penjual dan pembeli
yang menginginkan penjual untuk menyelesaikan suatu masalah pembelian –
seringkali merupakan kunci dari pembangunan bisnis yang berulang (repeat
business).
Perhatian khusus memiliki harga tertentu; penjualan personal dan pelayanan
pelanggan bisa menjadi sangat mahal. Upaya pribadi ini seringkali harus dicampur
dengan penjualan missal dan promosi penjualan.
Penjualan massal (mass selling) adalah komunikasi dengan sejumlah besar
pelanggan pada waktu bersamaan. Bentuk utama penjualan pelanggan adalah
iklan (advertising) – yaitu presentasi non personal dari ide, barang, jasa apapun
yang dibyar oleh suatu sponsor. Publisitas (publicity) – bentuk presentasi non
personal dari ide, barang atau jasa apapun yang tidak dibayar – merupakan bentuk
penting lain dari penjualan massal. Penjualan massal dapat melibatkan berbagai
jenis media, mulai dari Koran, papan iklan, hingga internet.
Promosi penjualan (sales promotion) adalah aktivitas promosi – selain iklan,
publisitas, dan penjualan personal – yang mendorong minat, keinginan untuk
mencoba, atau pembelian oleh pelanggan atau pihak lain dalam saluran tersebut.
Kegiatan ini bisa melibatkan penggunaan kupon, materi pint of purchase, sampel,
tanda, kontes, catalog, hadiah, dan iklan.
37
Price ( harga ) – menetapkannya secara benar
Selain merancang produk, tempat dan promosi, manajer pemasaran juga harus
menetapkan harga secara benar. Penentuan harga harus mempertimbangkan jenis
kompetisi dalam pasar target dan biaya keseluruhan bauran pemasaran. Seorang
manajer juga harus mencoba untuk memperkirakan reaksi pelanggan atas hargaharga yang mungkin ada. Selain itu, manajer tersebut harus mengetahui praktikpraktik terkini mengenai markup, diskon, dan jenis-jenis penjualan lain. Jika
pelanggan tidak mau menerima harga tersebut, maka seluruh upaya perencanaan
akan sia-sia.
Kesimpulannya adalah, kita merancang suatu produk untuk memuaskan calon
pembeli. Kita merancang suatu cara untuk meraih tempat pelanggan. Kita
menggunakan promosi untuk memberitahu pelanggan target (dan pihak lain dalam
saluran tersebut) mengenai produk yang telah didesain untuk mereka. Terakhir
kita menentukan suatu harga setelah memperkirakan reaksi yang diharapkan dari
pelanggan terhadap keseluruhan penawaran dan biaya untuk mengirimkannya
pada mereka.
2.1.5 Komunikasi Pemasaran
2.1.5.1 Definisi komunikasi Pemasaran
Secara ringkas komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi
tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada pasar
38
sasaran. Perannya sangat vital mengingat peran komunikasi dalam memfasilitasi
hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli yang
prospektif. Berkat perkembangan ilmu pemasaran, tujuan komunikasi kini tidak
lagi terbatas untuk mendorong pembelian pertama, namun juga memastikan
kepuasan paska pembelian sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya
pembelian berulang dan pembeli tersebut menjadi pelanggan yang loyal. (Uyung
Sulaksana. 2003:23)
Katakanlah misalnya ada calon pembeli yang punya kebutuhan tertentu
yang mendesak, sementara perusahaan memiliki penawaran yang dapat memenuhi
penawaran tersebut, namun apabila tidak ada komunikasi antara keduanya maka
tidak akan pernah ada transaksi pertukaran apapun. Komunikasi diperlukan untuk
memberitahu konsumen hal-hal berikut:
 Tersedianya suatu penawaran (offering)
 Benefit unik dari penawaran tersebut
 Dimana dan kapan dapat diperoleh dan digunakan penawaran diatas.
Sampai sejauh mana konsumen diberitahu – yaitu pesan yang benar-benar
dikomunikasikan
kepada konsumen – merupakan salah satu keputusan komunikasi yang sangat
subyektif. Walau pengembangan pesan kini sangat terbantu oleh riset, tetap tak
ada jaminan semua strategi komunikasi bisa sukses untuk semua penawaran, pasar
dan organisasi. Masing-masing situasi mesti dipelajari agar dapat ditentukan
39
apakah pesannya sebaiknya bersifat informasional, penuh humor atau justru hard
sell. Apapun pesan yang dipilih, pesan yang dikomunikasikan hendaknya memang
diinginkan audiens yang dituju, bersifat eksklusif atau unik dari sisi produk atau
jasa yang ditawarkan, dan bisa dipercaya dalam hal klaim benefit yang ditawarkan
oleh produk tersebut (Uyung Sulaksana, 2003 : 23).
2.1.5.2 Bauran Komunikasi Pemasaran
Untuk menyampaikan sesuatu pada konsumen dan piahk-pihak terkait,
pemasar kini bisa memilih aktifitas komunikasi tertentu, sering disebut elemen,
fungsi, atau alat (tool) yang terutama terdiri dari periklanan, penjualan personal
dan promosi penjualan. Berkat kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu
pemasaran, kini komunikasi perusahaan tidak lagi terbatas pada platform
komunikasi spesifik yang tercantum pada table 2.1 yang secara kolektif disebut
dengan Bauran Komunikasi Pemasaran. Style dan harga produk, bentuk dan warna
kemasan, tatacara dan busana wiraniaga, dekorasi ruangan, alat tulis kantor,
semuanya mengkomunikasikan sesuatu pada pelanggan. Setiap brand contact
membawa kesan yang bisa memperkuat atau justru memperlemah citra
perusahaan dimata konsumen. Karena itu pemasar mesti memadukan keseluruhan
bauran pemasaran agar dapat efektif mengkomunikasikan pesan dan positioning
strategis yang konsisten pada konsumen.(Uyung Sulaksana, 2003:24)
Setiap alat promosi mempunyai karakter dan biayanya sendiri-sendiri.
Memang masih banyak perusahaan yang mengandalkan satu atau dua alat promosi
untuk mencapai tujuan komunikasinya. Praktek ini masih dilakukan walau kini
40
muncul fenomena terbaginya pasar massa menjadi pecahan-pecahan pasar kecil
yang maisng-masing menuntut berbagai jenis media baru dan tuntutan konsumen
yang makin canggih.
2.1.5.2.1 Periklanan
Periklanan menurut Kottler (2005:277) didefinisikan sebagai segala bentuk
penyajian non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh suatu
sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan menurut
Griffin
dan
Ebert
yang
dikutip
oleh
Soemanagara
(2006:132)
menyebutkan bahwa advertising is paid, nonpersonal communication used
by an identified sponsor to inform an audience about product (iklan dalah
pembayaran, komunikasi non personal yang digunakan oleh sponsor yang
teridentifikasi untuk menginformasikan tentang produk ke khalayak).
Karena banyaknya bentuk dan penggunaan iklan, cukup sulit membuat
generalisasi. Namun tetap ada citi-ciri dan kelebihan iklan yang dapat
dikemukakan:

Public presentation : sifat public dari iklan semacam memberi
legitimasi pada produk dan mengesankan penawaran yang
terstandarisasi. Banyak orang akan menerima pesan yang sama.

Pervasiveness : pemasar bisa mengulang-ulang pesan yang sama
melalui iklan. Dengan iklan, pembeli bisa menerima dan
membanding-bandingkan pesan dari berbagai perusahaan yang
41
bersaing. Iklan berskala besar akan menimbulkan kesan positif
tentang ukuran, kekuatan dan kesuksesan (perusahaan) penjual.

Amplified
expressiveness
:
iklan
memberi
peluang untuk
mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan
cetakan, bunyi dan warna.

Impersonality : Audiens tidak wajib menaruh perhatian atau
merespon iklan. Iklan lebih condong merupakan monolog didepan
audiens, bukan sebuah dialog dengan audiens.
Iklan dapat dipakai untuk membangun citra jangka panjang sebuah
produk (iklan Coca-Cola) atau seketika bisa mendorong terjadinya
penjualan
(iklan
obral
Matahari).
Secara
efisien
iklan
mampumenjangkau calon pembeli walau letaknya berjauhan. Iklan
bentuk tertentu (misalnya, iklan tv) menuntut anggaran besar,
sementara bentuk lainnya (iklan baris di koran) dapat dilakukan
dengan anggaran sangat kecil. Iklan produk bisa berdampak pada
penjualannya, hanya semata-mata karena produknya diiklankan.
Sebagian konsumen masih percaya bahwa merek yang diiklankan
secara besar-besaran sudah pasti menawarkan “good value”.
Tiga media iklan yang relative baru pantas diberi catatan khusus.
Advertorial adalah iklan cetak yang memuat teks editorial dan
mungkin sedikit susah dibedakan dari isi Koran atau majalah
lainnya. Infomersial adalah iklan tv yang ditayangkan selama 30
42
menit sama seperti acara tv lainnya dan mengupas atau
mendemonstrasikan sebuah produk. Pemirsa bisa memesan dengan
menelpon langsung sehingga dampak infomersial dapat langsung
diukur. Banner adalah tanda kecil di halaman web yang
menyajikan iklan produk atau perusahaan dengan cara mengklik
banner tersebut. (Uyung Sulaksana, 2003:26)
Tujuan iklan
Secara garis besar, iklan bisa dikategorikan menurut tujuan
spesifiknya, yaitu apakah tujuannya memberikan informasi,
membujuk atau mengingatkan.

Iklan informative umumnya dianggap sangat penting untuk
peluncuran kategori produk baru, dimana tujuannya adalah
merangsang permintaan awal. Karena itu pemasaran produk
sereal yang masih dianggap asing oleh sebagian masyarakat
Indonesia pertama-tama akan menekankan informasi benefit
dan kandungan gizi sereal sebagai makanan alternatif.

Iklan persuasive sangat penting apabila mulai tercipta tahap
persaingan. Misalnya Perrier mencoba membujuk konsumen
bahwa mereknya menawarkan rasa dan status yang lebih
kertimbang merek air mineral lainnya. Beberapa iklan
persuasive juga bisa mendorong terjadinya Comparative
43
advertising, yang membandingkan secara eksplisitatribut dua
merek atau lebih.

Iklan yang bertujuan mengingatkan ( reminder advertising)
lebih cocok untuk produk yang sudah memasuki tahap
kedewasaan. Unilever masih membelanjakan dana promosi
yang besar untuk mengingatkan pelanggan setianya agar terus
membeli Rinso. Jenis iklan yang terkait adalah reinforcement
advertising, yang bertujuan meyakinkan pembeli produknya
bahwa mereka memilih produk yang tepat. Iklan sepeda motor
Honda, misalnya menunjukkan pelanggan yang puas pada
produk.(Uyung Sulaksana, 2003:91)
Sasaran atau tujuan iklan ( advertising goal) adalah tugas
komunikasi spesifik dan tingkat prestasi yang harus dicapaipada
audiens spesifik dalam periode waktu tertentu. Dalam bukunya
Defining Advertising Goal for Measured Advertising Results,
Russel H. Colley memberikan 52 contoh perumusan tujuan iklan
yang spesifik dan dapat diukur. Misalnya “Untuk meningkatkan
diantara 5 juta pengguna mesin cuci, jumlah pelanggan yang
mengakui merek X sebagai sabun deterjen yang berbusa sedikit dan
yakin dapat mencuci pakaian lebih bersih dari 10 persen menjadi
40 persen dalam setahun.”(Uyung Sulaksana, 2003:93)
44
Tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari
keputusan
perusahaan
sebelumnya
tentang
pasar
sasaran,
positioning dan bauran pemasaran. Selain itu, tujuan iklan harus
didasarkan pada analisa mendalam situasi pasar terkini. Jika
produknya sudah masuk tahap kedewasaan, perusahaan juga
pemimpin pasar, tapi penggunaan mereknya masih rendah, maka
tujuan yang lebih tepat adalah mendorong penggunaan (usage)
yang lebih besar lagi. Iklan Aqua mengatakan “minum air sehat
Aqua dengan cara yang tepat, tidak kurang dari 8 gelas sehari”.
Namun jika kategori produk masih baru, perusahaan bukan
pemimpin pasar, tetapi merek kita sebenarnya lebih unggul dari
merek pemimpin, maka sebaiknya tujuan pemasar adalah
meyakinkan pasar akan keunggulan merek. Iklan rokok A Mild
menekankan keunggulan produknya di awal-awal kemunculannya
di pasar baru, segmen rokok mild.
2.1.5.2.2. Promosi Penjualan
Walau alat promosi penjualan seperti kupon, kontes, premi dan lain-lain
sangat berbeda, kesemua jenis promosi ini sama-sama menawarkan tiga
benefit untuk :

Komunikasi : promosi biasanya mengundang minat dan umumnya
menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli.
45

Insentif : mereka menawarkan konsesi, rangsangan atau kontribusi
yang bagi konsumen bisa merupakan value tersendiri.

Undangan : promosi bersifat mengundang agar seketika dapat
terjadi transaksi
Perusahaan biasanya memanfaatkan promosi penjualan agar dapat
merangsang respon lebih cepat dan kuat dari konsumen. Umumnya, dampak
jangka pendek lebih diutamakan seperti mendramatisir tawaran perusahaan agar
penjualan yang sedang lesu dapat terdongkrak lagi.(Uyung Sulaksana, 2003:26)
Bentuk-bentuk promosi penjualan
Berbeda dengan iklan yang menawarkan alasan untuk membeli merek
tertentu, promosi ppenjualan mendorong konsumen untuk membeli dengan
mengiming-imingi insentif. Promosi penjualan atau sering disingkat promo
merupakan unsure utama dalam kampanye pemasaran. Secara luas, promosi
penjualan dapat didefinisikan sebagai bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur
untuk dapat merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan
jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang.
Karena itu cakupan promosi penjualan begitu lebar, termasuk promosi
bagi konsumen (sampel, kupon, cash refund, potongan harga, premium, hadiah,
patronage reward, coba produk gratis, garansi, tie in promotion, promosi silang,
point of purchase display, dan demonstrasi produk). Promosi untuk pedagang (
46
potongan harga, subsidi iklan dan display, dan barang gratis). Serta promosi bisnis
dan pramuniaga (pameran dagang dan konvensi, kontes untuk pramuniaga, dan
speciality advertising).
Promosi penjualan dipakai secara luas oleh berbagai organisasi, termasuk
produsen, distributor, pengecer, asosiasi dagang, dan organisasi non profit. Gereja
di Negara barat misalnya, biasa mensponsori pertunjukan seni, makan malam
kesaksian, perlombaan bingo, undian dan lain-lain.
Belakangan ini promosi penjualan makin popular sehingga proporsinya
terhadap total anggaran iklan dan promosi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Beberapa factor mempengaruhi pertumbuhan cepat promosi penjualan, khususnya
di pasar consumer. Secara internal promosi penjualan makin diakui oleh
manajemen puncak sebagai alat penjualan yang efektif; lebih banyak manajer
produk diberi wewenang untuk memanfaatkannya seiring dengan meningkatnya
tekanan untuk mendongkrak angka penjualan. Sementara secara eksternal, jumlag
merek bertumbuh cepat, pesaing juga makin gencar menggunakan promosi,
banyak merek yang mirip-mirip, konsumen makin kritis pada harga, pedagang
menuntut perlakuan khusus dari propdusen sementara efisiensi iklan makin
menurun lantaran kenaikan biaya, media clutter, dan kendala-kendala hukum.
Begitu kencang perkembangan media promosi penjualan sehingga
akhirnya tercipta situasi promotion clutter yang mirip-mirip dengan advertising
clutter. Keadaan ini mendorong pemasar untuk menemukan cara-cara baru untuk
47
mengatasi kekusutan tersebut, misalnya demonstrasi atau display yang lebih
berdampak dramatis di titik penjualan.
Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan promosi penjualan bisa bermacam-macam. Jasa konsultasi
manajemen gratis lebih dimaksudkan untuk menjalin kerjasama jangka panjang
dengan pengecer. Misalnya abtara Indo Grosir dengan mitra-mitranya, sejumlah
minimarket. Sementara, sample gratis terutama berfungsi merangsang orang untuk
coba-coba. Sampling cocok dipakai untuk produk-produk fast moving dan
consumer goods yang tidak membutuhkan pengetahuan konsumen secara detail,
seperti shampoo, sabun, chicken nugget, dan permen. Biasanya momen-momen
yang tepat untuk melakukan samplingselain saat peluncuran produk baru adalah
ketika produk ganti kemasan, produsen ingin mengingatkan konsumen pada
mereknya, dan saat terjadi penurunan penjualan. Efektifitasnya cukup besar,
kurang lebih 30 persen untuk produk tertentu. (Uyung Sulaksana, 2003:111)
Ada beberapa cara untuk membagikan contoh produk kepada pasar
sasaran. Ada yang melalui tim yang siap melakukan perjalanan ke wilayah
geografis tertentu (disebut canvass sampling), dilakukan bersama dalam kemasan
suatu paket (cooperative sampling), dibagikan kepada tamu yang menghadiri
event tertentu (event sampling), dibagikan kepada konsumen pengecer yang
menjual produk itu (in-store sampling), dengan cara dimasukkan dalam kemasan
produk tersebut atau ditempelkan saja (in-pack/on-pack sampling), dan terakhir
dibagikan kepada pelanggan majalah atau Koran (magazine/newspaper).
48
2.1.5.2.3
Humas dan Publikasi
daya tarik humas dan publikasi banyak bertumpu pada tiga keunggulan unik
berikut:

Kredibilitas tinggi : berita dan fitur lebih otentik dan kredibel dimata
pembaca ketimbang iklan

Mampu menjaring pembeli dalam keadaan sedang lengah : human
mampu menjangkau prospek yang suka menghindari wiraniaga dan
iklan

Dramatisasi: humas mampu mendramatisir perusahaan atau produk
Pemasar umumnya masih kurang mengoptimalkan humas, padahal program
humas yang dirancang dengan baik dan disokong dengan elemen bauran promosi
lainnya bisa menjadi sangat efektif. Misalnya, Starbucks hanya membayar dana
iklan senilai US$ 10 juta selama 10 tahun terakhir, tapi mampu menggaet
pendapatan US$ 1,3 miliar per tahun. Tentu berkat publisitas yang cerdik dan
komitmen selurus jajaran SDM nya.(Uyung Sulaksana, 2003:27)
Peran Humas
Belakangan ini pentingnya fungsi humas atau PR sudah diakui banyak
perusahaan, karena perusahaan yang bijak akan mengambil langkah-langkah
kongkret untuk mengelola hubungannya dengan unsur-unsur penting dalam
masyarakat. Keterbatasan alat-alat komunikasi korporat dan media lainnya juga
memberi peluang bagi pemanfaatan humas atau PR secara lebih optimal. Kendala-
49
kendala dalam beriklan dan melakukan sampling, seperti yang dihadapi industry
rokok misalnya, memaksa mereka lebih mengembangkan program-program
kehumasan.
Sebagian perusahaan mempunyai bagian humas sendiri yang bertugas
memonitor sikap masyarakat dan mendistribusikan informasi dan komunikasi agar
terbangun good will. Apabila muncul publikasi yang negative, bagian humas akan
mengambil posisi didepan atau mencoba mengatasi masalah. Humas atau PR yang
baik justru memusatkan usahanya untuk memberi saran-saran pada manajemen
puncak agar supaya menerapkan berbagai program positif dan mengurangi
praktek-praktek buruk sehingga dengan demikian publikasi negative dapat
dicegah. Fungsi humas adalah:

Hubungan dengan pers: menyajikan berita dan informasi tentang
perusahaan dengan cara sepositif mungkin. Pak Syamsir Kadir MBA
sewaktu menjabat dirut Pegadaian selalu mendorong staffnya berbicara
atas nama Pegadaian, baik itu dilingkungan pemda, seminar-seminar dan
di media massa. Apakah yang dibicarakan benar atau salah tidak menjadi
persoalan. Prinsipnya “Bad newsis still good news”. Toh peluang untuk
meluruskan berita terbuka luas, yang penting dimanapun dan kapanpun,
merek Pegadaian harus terdengar, tampil dan terbaca. Disamping itu
diadakan lomba penulisan artikel Pegadaian. Setiap dua hari diusahakan
muncul berita tentang Pegadaian di Koran-koran.
50

Publisitas
produk:
mensponsori
berbagai
program
yang
dapat
mempublikasikan produk tertentu. Perusahaan jamu Nyonya Meneer
mensponsori banyak pertunjukan penyanyi campursari terkenal, Didi
Kempot. Bahkan salah satu produk jamunya diberi merek jamu
Campursari. Honda mensponsori acara Honda Ladies Tour di beberapa
kota, untuk membidik pasar wanita muda yang sangat potensial.

Komunikasi korporat: meningkatkan kesepahaman organisasi melalui
komunikasi internal dan eksternal. Setelah berhasil merumuskan visi-misi
baru juga membuat logo baru Bank Danamon, Arwin Rasyid, presdirnya,
meminta konsultan Ogilvy One World Wide menggarap program
komunikasi internal dan eksternal. Arwin getol mendorong upaya itu,
khususnya komunikasi internal yang diantaranya dilakukan melalui komik
Danamon kita dan magicube (kubus pengetahuan) yang berisi pertanyaanpertanyaan menggugah, semacam “dapatkah anda mengubah cara berfikir
seseorang sehingga mereka tertarik menggunakan jasa atau produk bank
yang ditawarkan?”

Lobi: menjalin hubungan erat dengan para penentu kebijakan dan kalangan
legislative untuk mendukung atau justru menggagalkan peraturan dan
undang-undang tertentu. Medco Energi
yang pemiliknya sendiri
merupakan anggota legislative, memboyong puluhan anggota DPR dari
fraksi untuk menghadiri peluncuran rig Medco yang ke 16 di galangan
kapal Keppel, Singapura. Peristiwa ini mendapatkan liputan luas dari
51
media nasional maupun asing, menyadarkan public atas prestasi
perusahaan lokal dalam menembus bisnis pertambangan yang sangat padat
modal.

Konseling: memberi saran manajemen tentang isu-isu publik dan
bagaimana perusahaan mesti menyikapinya serta tentang citra perusahaan.
(Uyung Sulaksana, 2003,125)
Marketing Public Relation
Manajer pemasaran dan humas tidak selalu sepakat. Manajer pemasaran
lebih berorientasi laba, sementara praktisi humas melihat fungsi utamanya adalah
menyiapkan dan menyebarkan komunikasi. Perbedaan itu kini terjembatani oleh
penarapan marketing public relation (yang secara langsung mencoba mendukung
promosi perusahaan atau produk serta pembentukan citra. Jadi MPR sebagai PR
keuangan dan PR masyarakat, lebih berfungsi untuk mendukung program
pemasaran, sehingga kegiatan-kegiatan MPR harus menjadi bagian atau
dipadukan dengan program pemasaran. Misalnya, kegiatan MPR produsen rokok
antara lain bertujuan menekan persepsi masyarakat bahwa rokok adalah musuh
masyarakat.(Uyung Sulaksana, 2003:126)
Dulu MPR lebih dikenal dengan publisitas, yang tugasnya mengusahakan
editorial space – lawan dari paid space – di berbagai media untuk
mempromosikan atau “mengkatrol” sebuah produk, layanan, gagasan, tempat,
tokoh atau organisasi. Namun MPR berfungsi lebih jauh dari sekedar publisitas
dan punya peran penting dalam:
52

Mendukung peluncuran produk: sukses luar biasa produk perangkat lunak
Microsoft: Windows antara lain berkat publisitas yang cerdik.

Membantu repositioning produk: kota NewYork yang sangat jelek dimata
pers hingga tahun 1970an ketika kampanye “I love New York”
diluncurkan.
Pemda
Jogjakarta
dibantu
MarkPlus
dan
Landor
mengkampanyekan “Jogja Never Ending Asia” dikalangan warga dan
wisatawan.

Mempopulerkan kategori produk tertentu: di Amerika, asosiasi dagang dan
perusahaan memanfaatkan MPR untuk menimbulkan minat baru pada
komoditas yang menurun popularitasnya seperti telur, susu, keju, daging
dan kentang.

Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu: agar memperoleh simpati kaum
muda, HM Sampoerna membentuk Yayasan Sampoerna yang programnya
antara lain memberi beasiswa pada ribuan pelajar dan mahasiswa dan
mensponsori lomba kreativitas film tv anak-anak dikalangan pelajar SD
dan SMP. A Mild Live Productions yang mengadakan serangkaian konser
di puluhan kota di Indonesia bertujuan ganda: event retention, yaitu
mengingatkan dan menahan pemakai produk agar tetap setia di event
acquitition, menarik konsumen baru. Tema music Love, Loud &
Legendary Concerts ada tiga, yaitu bernuansa cinta (Padi dan Sheila on 7),
cadas ( Boomerang dan/rif) dan Legendaris (Chrisye) disesuaikan dengan
karakter kotanya masing-masing).
53

Membela produk yang lagi dalam masalah: ketika Kratingdaeng terganjal
masalah kandungan kafeinnya yang tak sesuai dengan label kemasannya,
perusahaan cepat-cepat minta maaf dan menarik produknya dari pasaran
serta melakukan langkah-langkah untuk memulihkan citra produk.

Membangun citra perusahaan yang ikut mengkerek citra produk: menjadi
pembicara di berbagai seminar, talkshow di teve, serta pendirian Museum
Rekor Indonesia adalah sejumlah upaya Jaya Suprana yang ikut
menciptakan citra yang menguntungkan bagi produk Jamu Jago.(Uyung
Sulaksana, 2003:127)
2.1.5.2.4. Penjualan Personal
Penjualan personal adalah salah satu sarana komunikasi yang
membawa pesan sesuai dengan kebutuhan dan keyakinan spesifik dari
setiap konsumen (Spiro dan Weitz, 1990). Sedangkan menurut Philip
Kotler (1997:224) penjualan personal merupakan salah satu alat promosi
yang paling efektif terutama dalam bentuk preferensi, keyakinan dan
tindakan pembeli.
Penjualan personal merupakan alat yang paling efektif pada
tahapan lanjut prose pembelian, khususnya untuk membangun preferensi,
keyakinan dan mendorong aksi konsumen. Penjualan personal punya tiga
kelebihan unik :
54
 Perjumpaan personal : penjualan personal merupakan hubungan tak
berjarak dan bersifat interaktif antara dua orang atau lebih.
Masing-masing dapat mengamati reaksi satu sama lain secara
dekat.
 Kultivasi: penjualan personal memungkinkan berkembangnya
segala jenis hubungan, dari sekedar hubungan jual beli hingga
persahabatan pribadi yang hangat. Wiraniaga umumnya akan
memperjuangkan kepentingan konsumen sebaik-baiknya.
 Respon: penjualan personal mampu memaksa pembeli merasa
wajib mendengarkan wiraniaga.(Uyung Sulaksana, 2003:27)
Kategorisasi Tenaga Penjual
Tenaga penjual atau salesman atau sales representative
berfungsi menjembatani antara perusahaan dengan konsumen secara
personal. Bahkan dimata konsumen, sales representative itu sendiri
dianggap perusahaan. Sales rep lah yang bisa menjaring atau
membawakan berbagai informasi yang menyangkut konsumen yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan perlu cermat
dalam mengembangkan tujuan, strategi, struktur, kompensasi dan
besarnya tenaga penjual. Istilah sales representative itu sendiri perlu
dibedakan, yang secara teoritis dapat dikategorikan menjadi 6 jenis:
55

Pengantar (deliverer): tenaga penjual yang tugas utamanya
sekedar pengantarkan produk (susu, Koran, minyak tanah,
pizza dan lain-lain)

Pencatat pesanan (order taker): tenaga penjual yang berfungsi
menerima pesanan dibalik counter atau dikantor (inside order
taker) atau yang bertugas sebagaimana salesman FMCG
menangani klien supermarket (outside order taker)

Missionary : tenaga penjual yang tidak diharapkan atau tidak
diijinkan menerima pesanan tetapi bertugaskhususnya untuk
membangun good will untuk mengedukasi pemakai produk
atau calon pembeli (detailer perusahaan farmasi yang
menawarkan produk-produk ethical kepada dokter)

Teknisi: tenaga penjual yang memiliki pengetahuan teknis
yang tinggi ( General Electric menempatkan sejumlah
insinyurnya di Praxair, Inc guna mencari jalan untuk terus
memperbaiki produktivitas Praxair)

Demand creator: tenaga penjual yang memanfaatkan cara-cara
kreatif untuk menjual produk berwujud (mesin cuci,
ensiklopedia, penyedot debu dan lain-lain) atau produk tak
berwujud
(asuransi,
investasi/reksadana)
layanan
pendidikan,
produk
56

Solution vendor : tenaga penjual yang punya keahlian dalam
mengatasi masalah perusahaan, biasanya dengan produk dan
layanan perusahaan (misalnya system komunikasi dan
computer, konsultas SAP dan lain-lain) (Uyung Sulaksana,
2003:140)
Pemasaran Langsung
Walau ada berbagai bentuk direct marketing, seperti direct mail,
telemarketing, internet marketing, namun kesemuanya sama-sama
memiliki empat ciri unik:

Nonpublik: pesan biasanya dialamatkan pada orang
tertentu.

Customized: pesan bisa khusus dibuatkan agar dapat
membujuk individu tertentu

Up-to-date: pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat.

Interaktif : pesan dapat diubah-ubah tergantung respon yang
diterima.
Kemajuan teknologi telah memperkaya media komunikasi,
sehingga kita tak lagi bergantung pada media konvensional seperti
Koran, radio, telepon, televise, namun kini kita juga bisa memakai
media baru seperti telepon genggam , mesin fax, telepon seluler,
internet, dan penyeranta. Lantaran biaya komunikasi yang terus
57
turun, teknologi baru memberi peluang bagi perusahaan untuk
mengganti komunikasi massa dengan komunikasi yang lebih tepat
sasaran dan dialog one to one.
Waktu strategi komunikasi dirancang, pemasar disarankan untuk
tidak terburu-buru membatasi aktivitas komunikasi tertentu saja
yang hendak dipakai. Dewasa ini, tidak banyak perusahaan yang
bisa bergantung hanya pada satu bentuk komunikasi saja. Pemasar
mesti membuka wawasannya agar
berpikir dalam kerangka
komunikasi pemasaran terpadu, yaitu memanfaatkan beragam
elemen bauran komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta
koherensi yang saling mendukung.(Uyung Sulaksana, 2003:28)
2.1.6.
Komunikasi Pemasaran Terpadu
Sejak beberapa dasawarsa, periklanan dan promosi selalu jadi bintang
pemasaran. Belanja iklan dan promosi selalu menempati peringkat atas. Itu juga
tercermin dari nama jabatan di perusahaan saat itu, seperti manajer iklan, manajer
promosi, atau gabungan keduanya.
Namun itu semua sudah berubah. Ada lima fenomena yang membuat
landscape bisnis lama sudah tak relevan lagi. Pertama, banjir informasi yang
cenderung memanjakan konsumen. Kedua, liberalisasi perdagangan yang
menbuka sekat-sekat usaha yang selama ini menjadi usaha domestic. Ketiga,
komoditas produk yang makin cepat sebagai dampak inovasi dan persaingan yang
makin impresif. Keempat, media mania yang telah berhasil merebut kepercayaan
58
public sebagai sumber fakta dan kebenaran sehingga memiliki pengaruh besar
terhadap mati-hidupnya suatu usaha. Terakhir, belanja iklan yang meroket
sehingga komunikasi pemasaran menjadi overload dan makin tidak efektif karena
konsumen cenderung menurun kemampuannya mengingat pesan yang telah kita
lihat dan dengar.
Ditengah situasi yang kusut seperti itu, persepsi yang baik menjadi sangat
penting, baik terhadap merek maupun perusahaan itu sendiri. Ekuitas merek
menjadi jaminan kepercayaan konsumen untuk terus mengkonsumsinya. Yang tak
kalah penting adalah citra korporat atau reputasi perusahaan. Citra korporat atau
reputasi bisa menjadi payung bagi merek yang dibangun dengan investasi waktu
dan biaya yang besar. Dengan reputasi, merek akan lebih terlindungi dan aman,
sekaligus menjadi “mother of brand”, yang dapat melahirkan brand baru dengan
biaya lebih kecil dengan kemampuan setara dengan merek sebelumnya.
Menurut four As ( the American association of Advertising Agency), IMC
adalah :
Konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah
rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing bentuk
komunikasi – misalnya iklan, direct response , promosi penjualan, dan humas –
dan memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi
maksimal melalui pengintegrasian pesan.
59
Komunikasi Pemasaran Terpadu merupakan sebuah proses untuk
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pesan merek yang menciptakan
hubungan dengan konsumen. (Duncan, 2008)
Komunikasi Pemasaran Terpadu adalah suatu proses bisnis strategis yang
digunakan
untuk
merencanakan,
mengembangkan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi program-program komunikasi merek yang terkoordinasi, terukur
dan persuasif untuk jangka waktu tertentu dengan consumen, pelanggan, calon
konsumen, dan sasaran lainnya, serta pemerhati yang berkaitan didalam dan luar
perusahaan (Don Schultz & Heidi Schultz, 1998)
Kepopuleran IMC memunculkan paradigm baru dalam pemasaran. Bila
sebelumnya manajer merek, iklan, promosi, penjualan atau public relation merasa
jadi
pahlawan paling berjasa di bidang masing-masing, kini mereka mulai
menggabungkan kekuatan karena memahami pentingnya keterpaduan. Selain itu
kini muncul kesadaran perlunya konsistensi pesan kampanye pemasaran, serta
keterkaitan media komunikasi yang digunakan agar menghasilkan konsistensi
reputasi antara citra merek (produk) dengan citra perusahaan (korporat).
Berkat penerapan konsep baru komunikasi pemasaran terpadu (integrated
marketing communication atau IMC) di Indonesia kini dikenal jabatan baru :
manajer promosi dan kehumasan, manajer komunikasi pemasaran, atau general
manager hingga vice president untuk bidang itu.
Ada lima premis yang mendasari upaya ini :
60
1. Keterpaduan (integrasi) adalah proses tak berbatas dan berujung,
karena mencakup berbagai jenjang.
2. IMC bukan pekerjaan satu fungsi, melainkan multifungsi (cross
functional)
3. Semua pihak yang terkait dengan perusahaan (stake holder) penting
untuk ditangani secara proporsional, tidak lagi terfokus hanya pada
pelanggan semata.
4. Perusahaan perlu mendengar masukan dari semua pihak (stake holder)
termasuk pelanggan
5. Setiap titik kontak dengan public menyebarkan pesan komunikasi,
mulai
dari
kemasan
produk,
logo
perusahaan,
pengalaman
menggunakan produk, iklan, layanan pelanggan, berita di media
massa, sampai rumor yang mampu menyebar secara berantai.(Uyung
Sulaksana, 2003:31)
Pertama, aspek filosofis mulai dari visi yang dijabarkan jadi misi hing dirumuskan
menjadi sasaran korporat yang jadi pedoman semaua fungsi dalam perusahaan.
Kedua, menyangkut keterkaitan kerja antar fungsi yakni operasi, sumber daya
manusia, R&D, pemasaran, distribusi, penjualan. Ketiga, menjaga keterpaduan
atau integrasi berbagai fungsi tersebut untuk mewujudkan tiga hal: konsistensi
positioning untuk meraih reputasi yang diharapkan, memelihara interaksi sehingga
terjalin ikatan hubungan yang kokoh dengan, dan menerapkan pemasaran berbasis
61
misi untuk mendongkrak nilai tambah di mata stakeholder. Keempat,
memantapkan jalinan hubungan untuk membina loyalitas dan memperkuat ekuitas
merek (produk dan korporat) terhadap stakeholder.
Menjaga keterpaduan antar fungsi dalam perusahaan merupakan
tahapan yang paling menyita waktu dan energy. Ada tiga tujga penting
dalam hal ini:
Menjaga konsistensi positioning supaya mengarah pada reputasi yang
diharapkan. Konsistensi dijaga dengan emapat hal. Pertama mencermati
setiap titik kontak (contact point) mulai dari iklan, berita media massa
hingga gossip agar menyebarkan pesan sesuai positioning merek atau
korporat, langsung atau tidak langsung kepada stakeholder. Kedua,
memantau dan membuat peringkat key stakeholder agar kebutuhan mereka
tetap menjadi fokus kegiatan perusahaan dan pemasaran. Ketiga,
memelihara konsistensi persepsi stakeholder melalui penyampaian pesan
dengan elemen dasar yang mencerminkan posisi dan misi perusahaan.
Keempat, mengupayakan keterpautan melalui standarisasi logo, pesan
pada semua materi komunikasi dan jingle.
Memelihara interaksi komunikasi sehingga terjalin hubungan kokoh
dengan stakeholder. Ini bisa dicapai melalui keterkaitan media,
pemanfaatan basis data, dan dialog berkesinambungan. Upayakan
keterkaitan antara media cetak, elektronik, interaktif, media luar ruang,
62
dan komunikasi getok tular. Himpun data pelanggan dan stakeholder,
pupuk dialog intens untuk memperoleh manfaat timbal balik.
Menerapkan pemasaran berbasis misi untuk mendongkrak nilai tambah.
Misi perusahan diwujudkan dengan program pemasaran dan kehumasan
simpatik. Ada empat cara: aktivitas terfokus, program yang relevan dengan
bidang usaha perusahaan dirancang untuk jangka panjang dan bersifat
persuasif.(Uyung Sulaksana, 2003: 32)
2.2 Kerangka Pemikiran
STRATEGI KOMUNIKASI
PEMASARAN UMT DALAM
MENDAPATKAN MAHASISWA BARU
STRATEGI YANG DILAKUKAN UMT
SEBAR BROSUR
KUNJUNGAN SEKOLAH
IKLAN
EVENT/PAMERAN
TEORI KOMUNIKASI
TEORI KOMUNIKASI PEMASARAN
EVALUASI DAN USULAN MENGENAI
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
Download