Internet, Kedokteran dan Kesehatan: Sahabat atau Musuh? Dalam era globalisasi yang serba maju saat ini tak heran jika teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat sehingga sebagian besar orang menganggap bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan hal yang wajib dikuasainya seumur hidup, seperti misalnya internet. Kini internet bukan lagi kebutuhan tersier seperti zaman dulu yang fungsinya hanya sebagai hiburan dan digunakan oleh segelintir manusia, melainkan masuk ke dalam kebutuhan primer. Dari anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar hingga para pejabat besar membutuhkannya. Apa yang sebenarnya ada dalam internet sehingga menjadi keharusan bagi setiap orang untuk menguasainya? Internet merupakan dunia maya dengan daya tampung ‘tak terbatas’nya yang menjadi wadah bermacam-macam hal, baik menguntungkan maupun merugikan bagi kehidupan manusia dengan fungsi utamanya yakni sebagai penyedia informasi ‘secepat kilat’. Mengapa? Karena internet dapat diakses oleh semua umat setiap waktu dimanapun umat tersebut berada. Saat seseorang sedang memasak, mencuci, atau buang air, ia tetap dapat mengakses internet melalui handphonenya, atau ketika ia sedang bekerja di kantor, ia dapat membuka situs-situs di internet dengan personal computer atau laptopnya. Berbagai hal telah dimasukkan dan diakses oleh pengguna internet sejak pertama kali internet ditemukan, mulai dari informasi up to date yang terjadi sepanjang hari di berbagai belahan dunia, perkembangan ilmu pengetahuan seperti penemuan-penemuan baru, sampai pada belanja online, musik, video, gambar, maupun jejaring sosial yang dapat ‘mempertemukan’ pemilik akun satu dengan lainnya secara tidak langsung. Internet sudah pasti berperan penting dalam dunia ilmu pengetahuan, salah satunya di bidang kedokteran dan kesehatan. Pada zaman dahulu kebanyakan ahli kesehatan seperti dokter menggunakan keterangan-keterangan yang diperoleh dari senior dan yang lebih ahli untuk mengobati pasien atau mengambil keputusan serta membaca referensi sejumlah buku. Namun kini dengan adanya internet para dokter dapat mencari materi yang mereka butuhkan secara lebih cepat dengan beratus-ratus sumber hanya dalam waktu singkat. Selain sebagai penyedia informasi, internet juga dapat ‘mempertemukan’ dokter-dokter dan para ahli kesehatan dalam dunia maya melalui berbagai cara, misalnya jejaring sosial yang sekarang sedang merajalela, seperti Facebook dan Twitter, atau pembuatan situs khusus. Mereka dapat berbincang secara tidak langsung antarbelahan dunia, memutuskan sesuatu dalam keadaan darurat bersama-sama, dan lebih mengakrabkan hubungan satu dokter dengan yang lain. Di masa depan, internet sendiri digadang-gadang akan terganti oleh sebuah teknologi baru bernama ‘Grid’, dimana Grid diklaim memiliki kecepatan akses 10.000 lebih cepat daripada internet zaman sekarang. Menurut CERN, pusat penelitian ilmiah di Eropa yang juga mengembangkan world wide web, Grid mampu mengunduh video hanya dalam hitungan detik, mengirimkan gambar dengan kualitas sangat tajam dengan cepat, serta game online yang dapat dimainkan bersamaan dengan video telepon plus ongkos murah. Dilihat dari segi keuntungannya di bidang kedokteran dan kesehatan, perkembangan internet di masa depan tentu akan membawa dampak positif bagi penyaluran informasi ke seluruh umat di berbagai belahan dunia, dimana informasi-informasi dapat terupdate dan diunduh dengan cepat, seperti misalnya informasi penyebaran penyakit di daerah tertentu dapat segera tersebar ke semua negara sehingga penanganannya juga akan dikerjakan secepat mungkin melalui diskusi forum atau konferensi pers para dokter dan ahli kesehatan lainnya. Tidak tertutup kemungkinan pula akan ditemukan teknologi baru dalam internet untuk mempermudah kinerja dokter maupun mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di fakultas kedokteran. Seperti yang telah tersedia saat ini, terdapat e-book dengan berjuta ilmu pengetahuan di dalamnya yang dapat didownload semua kalangan maupun jurnal-jurnal kedokteran yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ada pula video, gambar, atlas, dan banyak fasilitas lain yang dapat mendukung maksimalisasi praktik dokter dalam menangani kasus pasien atau melakukan penelitian. Ada juga kemungkinan ditemukannya teknologi baru dengan memanfaatkan internet dimana pasien dapat mendaftarkan diri secara online kepada dokter tanpa harus mengantri di ruang tunggu terlalu lama dan dibuatkan jadwal kedatangan periksanya. Namun, terdapat kerugian-kerugian dalam kedokteran dan kesehatan yang dapat dialami jika manusia tidak terampil menggunakan internet, di antaranya tidak dapat membedakan artikel dan jurnal yang berkualitas sehingga ada kemungkinan terjadi kesalahan informasi yang diperoleh, serta biasanya banyak orang yang ketika mencari bahan untuk ia pelajari atau menunjang tugas-tugasnya, mereka juga ‘menyempatkan’ diri untuk membuka situs-situs lain yang kurang penting dan tidak mendesak untuk diakses sehingga waktu mereka terbuang, boros biaya dan tenaga, bahkan tujuan utama mereka mengakses internet menjadi dilupakan. Apabila terlalu sering melakukan kebiasaan tak baik ini maka akan ada dampak buruk untuk kesehatan pelaku, seperti radiasi yang ditimbulkan oleh alat-alat elektronik tersebut membuat mata cepat lelah bahkan iritasi serta jika terlalu sering dilakukan akan memengaruhi kerja otak, kemungkinan kelainan tulang punggung apabila terlalu lama duduk dengan posisi yang tidak diubah, dan nyeri atau bengkaknya jari-jari tangan karena terlalu banyak mengetik. Itulah perkiraan perkembangan internet dan informasi di masa depan terutama berkaitan dengan dunia kedokteran dan kesehatan. Apabila internet digunakan dengan bijak maka akan memberikan berbagai keuntungan terutama jika dilihat dari ilmu pengetahuan serta informasi lainnya yang disediakan, tetapi jika tidak dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya justru akan memberikan kerugian bagi penggunanya. Jadi internet dapat dikatakan sebagai teman maupun musuh kedokteran dan kesehatan manusia tergantung dari bagaimana manusia dapat memanfaatkannya. Nama : Puput Fitriana Dewi NIM :10711102 Kelompok : A Alamat email : [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia – Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Islam