Pertemuan Pertama

advertisement
MATERI VII
LAPORAN KEUANGAN ARUS KAS
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan kegunaan laporan arus kas bagi para investor, kreditur, dan
pemakai lainnya
b. Mampu menjelaskan pengelompokan penerimaan dan pengeluaran dalam penyajian
arus kas
c. Mampu menjelaskan bentuk-bentuk penyajian laporan arus kas dan isi yang ada di
dalamnya
Tujuan Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan
(financing) selama suatu periode akuntansi.
RUANG LINGKUP
1
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan
ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral)
dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung pada
aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti
yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan
alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan
utama (revenue-producing activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan
usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk membagikan dividen kepada para investor.
Pernyataan ini mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.
KEGUNAAN INFORMASI ARUS KAS

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai perusahaan.

Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
2

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan
kepastian arus kas masa depan.

informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam laporan arus kas, masing-masing
didefinisikan sebagai berikut:

Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.

Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal
revenue- producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan .

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
3
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan
bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi
dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas
dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;

pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

pembayaran kas kepada karyawan;

penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;

pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan
investasi;

penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi
usaha dan perdagangan.
4
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu dari metode berikut ini:
a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau
b) metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan .
Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab
arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka
panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri;

penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan
aktiva jangka panjang lain;

perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali
yang dilakukan oleh lembaga keuangan) .

pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option
contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan
5
perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan;
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode
tidak langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
1. dari catatan akuntansi perusahaan; atau
2. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam
laporan laba rugi untuk:

perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;

pos bukan kas lainnya; dan

pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasidan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan
menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum
dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi; dan
c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai
alternatif, berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak
langsung) dengan menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan
laba rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
periode.
6
Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok
modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya

pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan

penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya
o pelunasan pinjaman

pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi
menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas operasi
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu dari metode berikut ini: (a) metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan; atau (b) metode tidak
langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan
7
atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depanf dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan,
Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat
disajikan menurut arus kas bersih: (a) penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan
para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada
aktivitas perusahaan; dan (b) penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan
perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat
(maturity short).
Arus kas yang berasal dari aktivitas suatu lembaga keuangan berikut ini dapat dilaporkan
dengan dasar arus kas bersih:

penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito berjangka waktu
tetap;

penempatan dan penarikan deposit pada lembaga keuangan lainnya; dan

pemberian dan pelunasan kredit.
Arus Kas dalam Valuta Uang Asing
Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang
yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asing
8
tersebut menurut kurs pada tanggal transaksi arus kas. Arus kas anak perusahaan di luar
negeri dijabarkan berdasarkan kurs transaksi pada tanggal arus kas.
Pos Luar Biasa
Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasi sebagai aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya dan diungkapkan secara terpisah.
Bunga dan Dividen
Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan, masing-masing harus
diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasi secara konsisten antar periode
sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
Pajak Penghasilan
Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan harus diungkapkan tersendiri dan
diklasifikasi sebagai arus kas aktivitas operasi kecuali jika secara spesifik dapat
diidentifikasikan sebagai aktivitas pendanaan dan investasi.
Perolehan dan Pelepasan (Disposal) Anak perusahaan dan Unit Bisnis lainnya
Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan anak perusahaan atau unit
bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasi sebagai aktivitas
investasi.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan, sehubungan dengan
perolehan dan pelepasan anak perusahaan dan unit bisnis lainnya selama satu periode: (a)
jumlah harga perolehan atau pelepasan; (b) bagian nilai perolehan atau pelepasan yang
dibayarkan dengan kas dan setara kas. (c) jumlah kas dan setara kas pada anak perusahaan
atau unit bisnis yang diperoleh atau dilepaskan; dan (d) jumlah aktiva dan kewajiban
9
selain kas atau setara kas pada anak perusahaan atau unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan kategori utamanya.
Transaksi bukan Kas
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas
harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan
sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua
informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.
CONTOH LAPORAN ARUS KAS
Wiloyo Service Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009
Arus kas dari aktivitas operasi
Kas yang diterima dari pelanggan
Rp. 7.500.000
Dikurangi :
pembayaran kas untuk beban dan pembayaran kepada kreditor
Rp. 4.600.000
Arus kas dari aktivitas operasi
Rp. 2.900.000
Arus kas dari aktivitas investasi
Pembayaran kas untuk pembelian tanah
(Rp.20.000.000)
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Kas yang diterima sebagai investasi pemilik
Rp.25.000.000
Dikurangi : penarikan kas oleh pemilik
Rp. 2.000.000
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Rp. 23.000.000
Saldo kas pada 31 Desember 2009
10
MATERI VII
KONSEP AKTIVA
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan tentang konsep, karakteristik, dan pengukuran serta pengakuan
aktiva berujud
b. Mampu menjelaskan tentang konsep, karakteristik, dan pengukuran serta pengakuan
aktiva tidak berujud
KARAKTERISTIK AKTIVA
Karakteristik aktiva berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen aktiva dalam laporan keuangan.
Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi aktiva.
Karakteristik umum aktiva sebagai berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh aktiva
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran
FASB mendefinisikan aktiva adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat
transaksi atau peristiwa masa lalu. Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi
aktiva memiliki 3 karakteristik utama:
11
1. Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang
Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat atau potensi jasa yang
cukup pasti dimasa mendatang.Artinya sesuatu tersebut memiliki kemampuan baik
secara individu maupun bersama-sama dengan aktiva lain untuk menghasilkan aliran
kas masuk dimasa mendatang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi sebenarnya dari
aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi suatu entitas untuk ditukar
dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai, atau digunakan untuk menghasilkan
sesuatu yang bernilai atau digunakan untuk melunasi hutang.Jadi manfaat ekonomi
masa mendatang yang melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut
untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan
setara kas kepada perusahaan.
Manfaat ekonomi masa mendatang dapat juga berhubungan dengan sumber-sumber
ekonomi. Ada dua karakteristik utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan
sumber-sumber ekonomi yaitu kelangkaan dan kemanfaatan. APB dalam statement No
4 memberikan contoh sumber ekonomi perusahaan sebagai berikut:
a. Sumber-sumber ekonomi yang produktif
1. Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang digunakan
dalam produksi.
2. Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik unit usaha lain
seperti hak guna bangunan dsb.
b. Produk yaitu barang yang siap untuk dijual/yang masih dalam proses produksi.
c. Uang
d. Klaim untuk menerima uang
e. Hak pemilikan pada perusahaan lain
12
2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat menggunakan
manfaat aktiva tersebut dan menguasainya sehingga dapat mengendalikan akses pihak
lain terhadap aktiva tersebut. Jadi penguasaan terhadap suatu manfaat merupakan
faktor yang sangat penting agar suatuunit usaha dapat menghalangi akses pihak lain
terhadap pemakaian aktiva. Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva dapat
diperoleh suatu unit usaha melalui pembelian, pemberian, penemuan, perjanjian,
produksi, penjualan, dan pertukaran.
Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama untuk mengakui
suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah
menurut hukum terhadap suatu barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak
memusatkan pada masalah hukum. Akuntansi lebih memusatkan pada substansi
ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu
perusahaan. Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui
aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik bukan
faktor penentu dari aktiva.
3. Hasil Dari Transaksi Masa Lalu
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu aktiva apabila telah terjadi transaksi atau
peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak atau pengendalian
terhadap manfaat dari aktiva
tersebut. Meskipun definisi FASB tersebut dapat
diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan. Hal ini disebabkan dalam
definisinya, FASB mengabaikan faktor exchangeability.
Mac Neal mengatakan bahwa suatu barang kehilangan faktor exchangeability berarti
kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau penjualannya tidak memungkinkan
13
untuk dilakukan sehingga tidak ada nilai pasar yang melekat padabarang tersebut.
Meskipun demikian, FASB menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat
darisuatu aktiva tidak terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan.
2. KONSEP PENILAIAN
Konsep penilaian berkaitan dengan masalah penentuan makna yang ingin disampaikan
pada pemakai laporan terhadap aktiva yang bersangkutan. Konsep penilaian harus
didasarkan pada nilai pertukaran atau konversi.
A. TUJUAN
Adapun tujuan pengukuran atau penilaian aktiva adalah sebagai berikut :
a) Sebagai salah satu langkah dalam penentuan laba.
b) Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan.
c) Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan keuangan.
d) Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian untuk
kepentingan manajemen.
B. DASAR PENILAIAN
Penilaian aktiva berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aktiva tersebut.
Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai pertukaran yang dapat
digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan nilai masukan (input values).
1) Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan padajumlah kas atau non kas yang diterima suatu
unit usaha bila suatu aktiva atau potensi jasa akhirnya keluar dari unit tersebut
karena suatu pertukaran. Apabila nilai tersebut tidak relevan, ada dasar lain
yang dapat digunakan yaitu :
14
a. Discounted future cash receipts or service potential
Adalah nilai sekarang kas masa yang akan diterima perusahaan seandainya
aktiva tersebut dijual.
b. Harga keluaran sekarang (Current output price)
Apabila produk perusahaan umumnya dijual di pasar yang terorganisis,
harga pasar sekarang merupakan dasar yang rasional untuk menilai
besarnya harga jual di masa mendatang.
c. Nilai setara kas sekarang ( Current cash Equivalent ).
Nilai setara kas sekarang menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum
yang dapat diperoleh dengan menjual setiap aktiva berdasarkan keadaan
perusahaan normal.
d. Nilai Likuidasi (Liquidation value).
Nilai likuidasi sama dengan harga jual sekarang atau nilai setara kas
sekarang, dengan perbedaan bahwa nilai keluarannya diperoleh dari kondisi
pasar yang berbeda.
2) Nilai Masukan
Dalam menilai aktiva, nilai masukan sering dianggap lebih tepat daripada nilai
keluaran karena nilai tersebut lebih dapat diuji kebenarannya atau nilai tersebut
tidak memungkinkan dilakukannya pelaporanpendapatan sebelumpendapatan
benar-benar terealisasi. Dasar yang dapat digunakan untuk nilai masukan
adalah sebagai berikut :
a. Cost histories
Cost merupakan harga pertukaran barang dan jasa pada saat terjadinya.
b. Cost masukan terkini (Current input cost)
15
Menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat sekarang
untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama.
c. Discounted future cost
Menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa mendatang
seandainya potensi jasa tertentu diperoleh sekaligus pada saat sekarang.
d. Standart cost
Menunjukkan cost sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi pada
tingkat efisiensi dan kapasitas produksi normal.
3. PENGAKUAN AKTIVA
Penentuan definisi aktiva merupakan langkah pertama dalam proses identifikasi suatu
aktiva. Apabila jumlah rupiah tertentu akan mempengaruhi posisi keuangan/hasil
usaha dan akan tampak dalam neraca.
FASB(1984) menyatakan pengakuan suatu pos didasarkan pada 4 kriteria, sbb :
1. Definisi
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen
laporan keuangan.
2. Keterukuran
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya
dengan reliabilitas yang tinggi.
3. Relevansi
Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan
untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan
keuangan.
4. Reliabilitas
16
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau
direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya dan netral. Dalam praktik ada
beberapa pos yang memenuhi kriteria definisi tapi tidak dicatat dalam stuktur
akuntansi.penerapan definisi dalam dunia nyata melibatkan sejumlah kondisi yang
dinamakan aturan pengakuan(recognized rules).
Beberapa aturan secara informal diwujudkan dalam bentuk konvensi atau hal lain
yang secara formal dirancang oleh badan yang berwenang. Contoh aturan menurut
konvensi adalah piutang dagang dicatat bila penjualan kredit dilakukan dan
peralatan dicatat saat pembelian. Contoh aturan yang didasarkan pada keputusan
badan berwenang adalah capital lease.Dalam SFAS No.13 “accounting for lease”
disebutkan bahwa kapitalisasi lease (sewa gung usaha) hanya dilakukan bila salah
satu/lebih kriteria ini dipenuhi:
a) Adanya transfer hak milik kepada pembeli (lessee)
b) Kontrak menyebutkan adanya hak boleh pilih untuk membeli dengan syarat
yang menguntungkan pembeli
c) Jangka waktu leasing 75% atau lebih dari sisa taksiran umur ekonomi pada saat
kontrak ditandatangani
d) Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum sama dengan 90% dari nilai
pasar yang wajar dari aktiva yang disewa terhitung sejak kontrak dimulai.
Praktik menunjukkan banyak aturan yang digunakan untuk mengidentifikasi aktiva
tertentu. Aturan pengakuan menunjukkan aturan khusus yang digunakan untuk
mengidentifikasi aktiva tertentu. Sedang kriteria pengakuan merupakan pedoman
umum yang digunakan untuk memformulasikan aturan pengakuan. Tujuan
akuntansi adalah memberikan dasar bagi kriteria pengakuan, yaitu menyediakan
17
informasi yang relevan dan reliable. Kam (1992) memberikan beberapa kriteria
yaitu:

Didasarkan pada hukum

Pemakaian prisip koservatif

Makna /substansi ekonomi suatu transaksi

Kemampuan mengukur nilai aktiva
4. MASALAH-MASALAH KHUSUS
A. BEBAN TANGGUHAN
Beban tangguhan sering menjadi masalah dalam penentuan jenis aktiva. Masalah
tersebut adalah; apakah beban tangguhan dapat digolongkan sebagai aktiva? Jenis
beban tangguhan yang mana yang dapat digolongkan sebagai aktiva? Beban
tangguhan tidak hanya menyangkut cost dalam bentuk fisik tetapi termasuk juga
cost jasa dalam bentuk lain selama memenuhi kriteria sebagai beban tangguhan.
Kriteria umum yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan beban tangguhan
adalah:
a) Apakah cost jasa tersebut merupakan pengeluaran pengeluaran yang sah dan
wajar?
b) Apakah cost jasa tersebut merupakan suatu faktor yang manfaatnya dimasa
mendatang dapat diantisipasi dengan mudah?
c) Apakah cost tersebut merupakan jenis pengeluaran yang terjadi berulang-ulang
setiap periode?
Ukuran manfaat tidak hanya didasarkan pada kemampuan untuk menambah
volume produk tapi lebih ditekankan pada manfaat yang berhubungan dengan
kegiatan operasi perusahaan dimasa mendatang secara keseluruhan. Dalam
18
praktek, beberapa pos yang sebenarnya berbeda sifat sering dikelompokkan dalam
neraca dengan satu judul yaitu “beban tangguhan”. Misalnya:biaya dibayar
dimuka,cost pendirian perusahaan, cost penelitian dan pengembangan, dan
diskonto surat berharga. Walaupun itu sebenarnya kurang tepat.
B. KAPITALISASI BUNGA
Ada beberapa perlakuan akuntansi bunga :
1. Bunga tidak dikapitalisasi
2. Bunga dikapitalisasi dan dimasukkan sebagai eleman cost fasilitas fisik yang
dibangun sendiri
3. Bunga dikapitalisasi tetapi tidak dimasukkan sebagai elemen cost fasilitas fisik
yang dibangun
Dalam kondisi tertentu mungkin saja tidak perlu dilakukan kapitalisasi apabila
memang manfaatnya kecil. Bunga hanya dapat dikapitalisasi untukaktiva yang
memenuhi syarat tertentu. Ada beberapa pedoman yang diatur dalam standar
akuntansi yaitu :
1. Aktiva yang memenuhi syarat
Kapitalisasi bunga dapat dilakukan untuk aktiva berikut :
a. Aktiva yang dibangun/diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan.
b. Aktiva yang dibangun/diproduksi dengan tujuan untuk dijual sebagai
unit/proyek yang berdiri sendiri.
Aktiva yang tidak dapat dijadikan objek kapitalisasi yaitu:
a. Aktiva yang bersangkutan sudah siap digunakan sesuai dengan tujuan
pembangunan atau sedang digunakan dalam kegiatan menghasilkan
pendapatan
19
b. Aktiva yang bersangkutan belum digunakan untuk tujuan menghasilkan
pendapatan dan juga tidak sedang mengalami penyelesaian/perbaikan atau
aktivitas lain yang diperlukan untuk menjadikan aktiva tersebut siap
digunakan lagi dalam operasi.
2. Besarnya Kapitalisasi
Besarnya bunga yang dikapitalisasi secara teoritis adalah tambahan bunga yang
diperkirakan terjadi selama satu periode akibat adanya konstruksi. Besarnya
tarif kapitalisasi ditentukan sebagai berikut :
a. Apabila dana rata-rata yang tertanam dalam konstruksi tidak melebihi dana
pinjaman, maka tarif yang digunakan adalah tingkat bunga pinjaman untuk
konstruksi tersebut.
b. Apabila dana rata-rata yang tertanam dalam konstruksi melebihi besarnya
dana pinjaman untuk konstruksi tersebut, maka tarif kapitalisasi untuk
kelebihan dana yang tertanam tersebut adalah rata-rata tertimbang dari
tingkat bunga sumber dana lainnya.
3. Periode Kapitalisasi
Kapitalisasi bunga dapat terus dilakukan setiap periode selama ketiga syarat
berikut dipenuhi :
a. Uang muka untuk konstruksi telah dibayar
b. Kegiatan konstruksi tetap berlangsung dan tidak berhenti cukup lama
selama periode bersangkutan
c. Cost bunga telah terhimpun atau terjadi bersamaan dengan berjalannya
pembangunan konstruksi
d. Penyajian dan pengungkapan
20
Hal yang perlu diungkapkan sebagai penjelasan dalam laporan keuangan :
• Total bunga yang terjadi selama periode
• Bagian dari total bunga yang dikapitalisasi
• Total bunga yang dibebankan ke periode bersangkutan kalau selama periode
tersebut tidak ada bagian bunga yang dikapitalisasi
C. PENGELUARAN KAPITAL/UNTUK AKTIVA (CAPITAL EXPENDITURE)
Capital Expenditure adalah pengorbanan sumber ekonomik yang berkaitan dengan
objek jasa (fasilitas fisik) baik saat diperoleh maupun saat digunakan dalam
operasi. Aturan umum yang digunakan untuk menentukan pengorbanan ekonomi
sebagai pengeluaran capital:
1. Untuk aktiva non moneter yang baru diperoleh/dibeli, suatu pengeluaran akan
dikapitalisasi jika pengeluaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh aktiva
sampai aktiva yang bersangkutan siap digunakan untuk operasi perusahaan.
2. Untuk aktiva yang telah dipakai (aktiva lama), pengeluaran akan dikapitalisasi
bila memenuhi syarat berikut:
• Menambah kapasitas produksi aktiva yang bersangkutan
• Menambah umur ekonomi
• Menambah nilai aktiva
D. AKTIVA DONASI /SUMBANGAN
Masalah khusus lainnya yang sering timbul adalah apabila perusahaan memperoleh
suatu aktiva tanpa harus mengeluarkan /mengorbankan sumber ekonomi. Aktiva
yang berasal dari sumbangan memiliki manfaat untuk menghasilkan pendapatan,
maka aktiva tersebut harus ditentukan nilai wajarnya. Pengukuran semacam ini
21
dimaksudkan untuk menentukan secara tepat kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba.
E. TRANSAKSI AKTIVA NON MONETER
Masalah lain timbul apabila pengorbanan ekonomi untuk memperoleh suatu aktiva
bukan berupa kas tetapi berbentuk aktiva non moneter.
22
MATERI VIII
KONSEP HUTANG DAN EKUITAS
Kompetensi Dasar
a. Mampu menjelaskan tentang konsep hutang, karakteristik hutang pengukuran dan
pengakuan hutang
b. Mampu menjelaskan tentang konsep ekuitas
Kepemilikan dan teori entitas
Dua teori yang telah diusulkan untuk memahami akuntansi, teori yaitu proprietary dan
teori entitas.
Teori Kepemilikan
Kepemilikan merupakan kekayaan bersih bisnis dan dapat direpresentasikan dalam
persamaan akuntansi:
P = A-L
Dimana kepemilikan (atau ekuitas pemilik) adalah sama dengan aset kurang kewajiban. P
merupakan kekayaan bersih pemilik bisnis. Sprague :
Neraca kepemilikan adalah menjumlahkan pada beberapa waktu tertentu dari
semua elemen yang merupakan kekayaan beberapa orang atau kumpulan orangorang ..... Seluruh tujuan dari perjuangan usaha adalah peningkatan kekayaan,
yaitu, peningkatan kepemilikan.

Aset milik pemilik dan kewajiban adalah kewajiban pemilik.
23

tujuan akuntansi adalah untuk menentukan nilai bersih pemiliknya. Pendapatan
dan beban piutang adalah anak rekening P, yang untuk sementara waktu
memisahkan untuk tujuan menentukan laba pemilik.

Pendapatan
adalah
peningkatan
kepemilikan,
beban
adalah
penurunan
kepemilikan. Vatter menjelaskan :
Teori double entry didasarkan pada gagasan bahwa beban dan
pendapatan piutang memiliki karakteristik aljabar sama seperti kekayaan
bersih, yaitu rekening cenderung meningkatkan kekayaan bersih
meningkat sebesar kredit, account cenderung menurunkan kekayaan
bersih ditangani dalam urutan terbalik.
Dengan demikian, perubahan kekayaan bersih berasal dari kegiatan menghasilkan
pendapatan serta perubahan nilai aset. Misalnya, nilai intrinsik dari surat kabar masthead
dapat meningkatkan nilai dan bisa menarik premi yang signifikan untuk pemilik jika
menyadari (dijual). Dalam kasus tersebut, argumen adalah bahwa peningkatan kekayaan
bersih pemilik harus diakui, meskipun perubahan kekayaan nasional sampai waktu seperti
surat kabar sebenarnya dijual kepada pihak ketiga. Masalah akuntansi adalah mengukur
perubahan nilai nasional.
Untuk sebagian besar, praktik akuntansi ini didasarkan pada teori berpemilik.
Dividen dianggap sebagai pembagian keuntungan daripada beban karena mereka adalah
pembayaran kepada pemilik. Di sisi lain, bunga atas utang dan pajak penghasilan dianggap
beban karena mereka mengurangi kekayaan pemilik.
Sebuah modal finansial daripada modal fisik pandangan adalah wajar teori
kepemilikan. Yang pertama menekankan investasi keuangan pemilik, sedangkan yang
terakhir berfokus pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan operasi fisik tanpa
24
mempedulikan klaim kepemilikan. Pandangan eksklusif tidak melihat perbedaan antara
aset pemilik dan aset entitas. Oleh karena itu, semua laba entitas didistribusikan kepada
pemilik perusahaan. Jika entitas memerlukan sumber daya tambahan. Modal merupakan
kas diinvestasikan oleh pemilik ditambah keuntungan yang diinvestasikan kembali oleh
berikut tegangan kembali dalam bisnis. Kebanyakan orang mengadopsi pandangan
keuangan modal dan juga posisi yang diambil dalam praktek akuntansi konvensional
tradisional.
Akuntabilitas untuk pemilik adalah fungsi penting bagi sebuah perusahaan besar
karena kesenjangan antara manajemen dan pemegang saham. Untuk perusahaan kecil,
pemilik menyadari status keuangan usaha sehingga gagasan akuntabilitas atau
kepengurusan tidak seperti miningful. Dalam contast, kontak pemegang saham dengan
urusan yang dilaporkan kepada mereka oleh manajemen.
Teori entitas
Teori entitas dirumuskan sebagai tanggapan terhadap kekurangan pandangan
eksklusif mengenai status hukum yang terpisah dari perusahaan. Teori ini dimulai dengan
fakta bahwa perusahaan merupakan entitas yang terpisah dengan identitasnya sendiri.
Teori melampaui asumsi entitas akuntansi tentang pemisahan urusan bisnis dan pribadi.
Martin Menguraikan dua asumsi terkait terkandung dalam pengertian entitas akuntansi :
• Pemisahan, untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
•
Sudut pandang, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
Meskipun teori entitas sangat cocok untuk pendukung akuntansi perusahaan percaya
bahwa hal itu dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan bukan untuk
organisasi nirlaba, yang menyediakan :
25

Laporan keuangan dan transaksi diklasifikasikan dan menganalisis dari sudut
pandang entitas sebagai unit operasi dan,

Prinsip dan prosedur Akuntansi tidak diformulasikan dalam bentuk suatu
kepentingan tunggal, seperti kepemilikan.
Paton menyatakan, untuk setiap perusahaan bisnis : Ini adalah bisnis yang keuangan
sejarah pemegang buku dan akuntan mencoba untuk merekam dan menganalisa, buku dan
rekening adalah catatan bisnis; laporan periodik untuk operasional dan kondisi keuangan
adalah laporan bisnis.
Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi dapat kepengurusan atau
akuntabilitas. Versi tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan bisnis
beroperasi untuk kepentingan equityholders, mereka yang menyediakan dana untuk
entitas. Entitas karena itu harus melaporkan kepada equityholders status dan konsekuensi
dari investasi mereka.
Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi aktiva dan ekuitas. senilai
Bersih pemilik bukanlah konsep yang bermakna, karena entitas adalah pusat perhatian.
Pemilik dan kreditur dipandang hanya sebagai equityholders, penyedia dana. Persamaan
akuntansi demikian.
Aktiva = ekuitas
Neraca menunjukkan aset entitas, yang mengacu Paton sebagai mewakili
pernyataan langsung dari nilai entitas dan ekuitas, yang disebutnya sebuah ekspresi tidak
langsung dari total yang sama. Aset milik perusahaan dan kewajiban kewajiban
perusahaan, bukan pemilik. Telah berpendapat bahwa karena jumlah yang diinvestasikan
oleh equityholders harus dicatat, tujuan ini secara logis mengarah ke penggunaan biaya
historis untuk aktiva non moneter, karena total pada sisi kanan dari laporan posisi
26
keuangan harus sama dengan total kiri. Setelah menerima dana yang diberikan oleh
equityholders, perusahaan menginvestasikan dana dalam aset. Untuk aset non moneter, ini
adalah harga beli.
Aset dan beban pada dasarnya sama di alam mereka menyediakan jasa. Ini
hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan atau tetap untuk penggunaan masa
depan. Karakteristik dasar dari pendapatan adalah bahwa hal itu menciptakan aset lebih
sedangkan biaya akhirnya mengurangi aktiva:
Teori Akuntansi, karena itu harus menjelaskan konsep pendapatan (penghasilan) dan
biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan sebagai kenaikan atau penurunan
ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Paton dan Littleton berpendapat bahwa para pemegang saham memiliki klaim
sisa kontrak pada total aktiva, dan itu untuk alasan ini bahwa pendapatan bersih laba
ditahan. Para pemegang saham mendapatkan sisanya, sisa, setelah para kreditur telah
dibayar dalam hal terjadi likuidasi perusahaan. Penjelasan ini berkembang dari versi
konvensional teori ekuitas. Penafsiran yang lebih baru melihat akun laba ditahan sebagai
modal perusahaan atau investasi sendiri. Pembayaran untuk penggunaan uang adalah biaya
karena baik kreditur dan pemegang saham dianggap pihak eksternal. Oleh karena itu,
bunga perubahan dan dividen, serta pajak penghasilan, adalah biaya-biaya bisnis. Mereka
mengurangi jumlah ekuitas entitas memiliki dalam dirinya sendiri.
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa baik teori proprietary dan
entitas yang berpengaruh dalam praktek. teori akuntansi konvensional didasarkan pada
konsep entitas dan laporan keuangan mencerminkan pandangan badan, dengan fokus
mereka pada dividen dan laba bersih per saham. Perusahaan perdagangan saham mereka
sendiri, yang menunjukkan pasar menerima bahwa mereka adalah entitas yang terpisah.
27
Namun, konsep kepemilikan, beban bunga dianggap sebagai beban dan dividen distribusi
laba.
Definisi kewajiban
IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya
dan manfaat ekonomi.
Kewajiban Kini
Ayat 62 dari Kerangka menyatakan bahwa "penyelesaian" dari kewajiban kini dapat
terjadi dalam berbagai cara, misalnya dengan
1. pembayaran tunai
2. transfer lainnya asset
3. penyediaan jasa
4. penggantian bahwa kewajiban dengan yang lain kewajiban,
5. konversi dari kewajiban terhadap ekuitas
metode ini, jika penyelesaian kewajiban, hanya yang pertama harus melibatkan dua arus
keluar jika aset yang diakui oleh entitas. misalnya, hutang akan diselesaikan secara tunai
(pendapatan yang dibayar di muka) diselesaikan dengan pemberian barang atau jasa.
Transaksi Terakhir
Persyaratan bahwa kewajiban harus hasil dari peristiwa masa lalu memastikan bahwa
hanya kewajiban kini dicatat dan bukan yang akan datang. Namun, keadaan masa lalu
bahkan mungkin sulit menetapkan yang ada dalam kewajiban sampai barang diterima atau
28
sampai lewat judul. Oleh karena itu, masa lalu bahkan dalam hal ini adalah penerimaan
barang, bukan penempatan pesanan. pelaksana sepenuhnya memberikan kasus yang
menarik untuk menafsirkan ‘past event’. Sebagai contoh, adalah kewajiban membeli
kewajiban tanpa syarat? Mempertimbangkan situasi di mana pembeli setuju untuk
membayar jumlah tertentu secara berkala sebagai imbalan untuk produk atau jasa, dan
pembayaran ini harus dibuat terlepas dari apakah pembeli mengambil pengiriman produk
atau layanan. Pembeli wajib melakukan pembayaran berkala, bahkan jika servic tersebut
gagal kapal kuantitas minimum. Pada tahap ini, ada perjanjian antara dua pihak yang yang
tidak dilakukan oleh keduanya. asumsi bahwa pembelian harus melakukan pembayaran
terlepas dari apakah produk atau layanan recevied, kewajiban untuk pengorbanan manfaat
ekonomi masa depan (dengan membayar tunai) kepada entitas lain ada dari
penandatanganan kontrak. Oleh karena itu, kewajiban pembelian bersyarat merupakan
sebuah kewajiban, yang muncul dari masa lalu bahkan penandatanganan kontrak.
kewajiban ada meskipun tidak dilakukan
Pengakuan Kewajiban
Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah itu harus
diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan
untuk pengakuan aset. Mereka termasuk :
o
ketergantungan pada hukum
o
penentuan substansi ekonomi acara
o
kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban
o
penggunaan prinsip konservatisme
29
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan
jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.
Kerangka IASB
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca dan
laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus
diakui jika:
1. Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item yang
akan mengalir ke atau dari entitas
2. Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan
Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa kewajiban diakui
di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya
yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan jumlah di
mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.
Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah 'bebas dari kesalahan
material dan bias'; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga 'setia merupakan' apa yang
dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan kerangka kerja ini secara khusus
bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika mereka tidak dapat diukur dengan andal.
Salah satu contoh adalah tindakan hukum. Jika kerusakan yang akan dibayar tidak dapat
diestimasi dengan andal maka item tidak dapat diakui sebagai kewajiban. Contoh tindakan
hukum menggambarkan perdagangan dibuat antara relevansi dan keandalan. Sebuah
keluar kemungkinan masa depan manfaat ekonomi yang terkait dengan gugatan adalah
informasi yang relevan, tetapi untuk mengenali jumlah yang salah dapat menyesatkan
pengguna informasi keuangan.
30
Beberapa orang mengambil pandangan bahwa pengukuran yang dapat diandalkan berarti
pengukuran diverifikasi, yaitu pengukuran kewajiban dapat dihubungkan dengan bukti
obyektif seperti nilai kontrak atau nilai pasar. Namun, dalam banyak kasus akuntan harus
menggunakan pertimbangan untuk membuat perkiraan terbaik kewajiban mereka.
Misalnya kewajiban untuk klaim garansi. akuntan ini menggunakan data masa lalu yang
relevan (seperti tingkat penjualan) untuk memperkirakan kewajiban. Jika memperkirakan
cukup handal (yang hanya akan diketahui di masa depan) kemudian informasi tersebut
juga akan relevan bagi pengguna informasi keuangan. Buktinya adalah pandangan yang
berbeda tentang bagaimana mendefinisikan dan kapan harus mengakui kewajiban
yang muncul sebagai bagian dari IASB / proyek s FASB 'pada kerangka konseptual.
Penyisihan dan Kontinjensi
Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada batas kabur antara kewajiban sekarang
dan masa depan. PSAK 37 Penyediaan, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
mengakui tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua
ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu atau jumlah. Mencoba
untuk membedakan antara sekarang, masa depan dan potensi (atau kontinjen) kewajiban
tidak sesederhana mungkin muncul. Perbedaan ini tergantung tingkat besar pada sifat '
bahkan masa lalu ' tersebut
IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai :
a) kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya
akan dikonfirmasi hanya oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa
masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas
b) kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
31

Tidak kemungkinan tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan manfaat
ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut

Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
Kriteria IAS 37/AASB 137 ayat pengakuan 14 untuk ketentuan-ketentuan sesuai dengan
kriteria kerangka untuk pengakuan kewajiban. Dengan demikian. Kewajiban dan
ketentuan diijinkan menjadi diakui hanya jika ada kewajiban kini, besar kemungkinan
bahwa suatu arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban tersebut dapat diukur secara andal.
Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria tersebut (sama seperti aktiva kontinjensi
tidak memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset). Oleh karena itu, ayat 27 dari IAS
37/AASB 137 kategoris menyatakan bahwa kewajiban kontinjensi yang tidak diakui
dalam laporan keuangan. PSAK 37 IS saat ini sedang dikaji oleh IASB sebagai bagian dari
proyek kewajiban. Salah satu proposal adalah untuk menghilangkan 'ketentuan' syarat dan
'kewajiban kontinjensi', menggantinya dengan 'kewajiban non-finansial'. Proposal
bertujuan untuk memperluas dan memperjelas penerapan IAS 37; tanggapan mived
namun, seperti biasa, proposal telah diterima dari pihak.
Efek dari IAS 27 adalah untuk membatasi penggunaan jika ketentuan. Sebagai contoh,
sebuah perusahaan dapat mempertimbangkan bijaksana untuk membuat ketentuan untuk
tidak diasuransikan kehilangan (yaitu proses self-mengasuransikan), Namun, kewajiban
tidak dapat diakui berdasarkan PSAK 37 sampai terjadinya suatu peristiwa yang
memerlukan pengorbanan aset oleh pelaporan entitas. Contoh lain berkaitan 'penyisihan
kerugian' atau sebuah 'penyisihan untuk restrukturisasi' yang dapat dibuat sebagai berikut
kinerja yang buruk. Karena tidak ada kewajiban keluar kepada pihak eksternal (misalnya
32
komitmen untuk mentransfer sumber daya dari entitas ke pihak eksternal yang tidak dapat
dihindari) seperti ketentuan tidak akan diizinkan dalam kerangka atau standar saat ini.
Kewajiban pengukuran
Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis (atau diubah biaya historis). Nilai wajar,, pengukuran digunakan pada
pengukuran awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam hubungannya dengan IAS
17 sewa, IAS 39 pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 setoran saham
berbasis IFRS 3 penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar? Konsep
ini didefinisikan dalam standar seperti IAS 17 (ayat 4) menjadi :
Jumlah aset yang bisa tukar atau kewajiban diselesaikan antara luas, pihak bersedia
panjang.
Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui pada awal
berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi harga pasar
untuk aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS
17, ayat 20) di tahun-tahun berikutnya, jumlah kewajiban pengukuran berdasarkan 'biaya
diamortisasi' metode itu, yaitu, 'biaya' dari kewajiban pada awal (nilai wajar atau nilai
tunai pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk
mencerminkan estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode tingkat bunga
efektif amortisasi (ayat 25). Dalam hal sewa pembiayaan, standar yang memberikan
panduan yang jelas untuk menentukan nilai kewajiban sewa guna usaha. Namun, dalam
kasus lain, pengukuran nilai wajar kewajiban hadir beberapa tantangan. Sebagai contoh,
33
bagaimana kita memperkirakan nilai wajar suatu kewajiban yang tidak ada nilai pasar.
Banyak kewajiban diselesaikan, tidak dijual.
Kita bisa melihat bahwa biaya historis (yang agak dimodifikasi biaya historis, dalam hal
ini diamortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran
selanjutnya kewajiban. Dua contoh di mana pengukuran nilai wajar diperlukan setelah
akuisisi adalah kewajiban pasca kerja seperti pensiun (pensiun) di bawah 119 IAS
Manfaat karyawan 19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB
IAS 137. Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi. Perhatikan bahwa dalam kedua
kasus kewajiban jangka panjang dan kemungkinan akan dipengaruhi oleh nilai waktu
banyak. Dalam hal nilai sekarang, semakin lama jangka waktu sampai dengan
penyelesaian kewajiban, semakin rendah nilainya. Hal ini karena suatu entitas manfaat
dari kemampuan untuk mendapatkan bunga pada dana yang belum digunakan saat ini
untuk menyelesaikan kewajiban. Bagian berikutnya membahas pengukuran kewajiban
yang terkait dengan pensiun (pensiun) dan ketentuan dan kontinjensi.
RENCANA IMBALAN KERJA PENSIUN
Di banyak negara pensiun (atau dana) rencana ditetapkan oleh atasan untuk memberikan
manfaat pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan pembayaran kepada dana pensiun
yang memiliki aktiva, kepercayaan, untuk mendanai pembayaran ketika karyawan
pensiun. Dana pensiun adalah suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja.
Dana pensiun mungkin iuran (baik atasan dan pekerja berkontribusi untuk mendanai) atau
non-iuran (dimana hanya atasan membuat kontribusi). Untuk dana imbalan pasti, jumlah
yang akan dibayarkan kepada karyawan setidaknya sebagian fungsi dari gaji karyawan
34
akhir atau rata-rata, sebaliknya, suatu iuran pasti (atau akumulasi manfaat) dana membayar
jumlah yang adalah fungsi dari kontribusi dibuat untuk dana tersebut.
Tabel pengukuran 1. Kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi IFRS.
Biasanya
Diizinkan
pengukuran
oleh
IFRS
dasar
dan
diadopsi
Dalam praktek
Nilai Wajar Opsi
Pinjaman jangka panjang
Amortisasi biaya
Tidak
Sewa pembiayaan
Amortisasi biaya
Tidak
Kewajiban Tidak Lancar
Kewajiban imbalan pasca kerja Nilai
kini
pembayaran
diharapkan Tidak
imbalan
dikurangi nilai wajar aktiva program
Pajak tangguhan
Diharapkan pembayaran
Tidak
Ketentuan jangka panjang
Nilai kini pembayaran diharapkan
Tidak
Hutang usaha
Amortisasi biaya
Tidak
Derivatif
Nilai wajar
-
Pinjaman jangka pendek
Amortisasi biaya
Tidak
dari Amortisasi biaya
Tidak
Kewajiban lancar
Bagian
jangka
pendek
hutang jangka panjang
Kewajiban keuangan lainnya
Amortisasi biaya
Ya
Hutang pajak kini
Diharapkan pembayaran
Tidak
Jangka pendek ketentuan
Diharapkan pembayaran
Tidak
Dana pensiun dapat seluruhnya dibiayai, sebagian didanai atau tidak didanai. Sepenuhnya
didanai rencana memiliki kas yang cukup atau investasi untuk memenuhi kewajiban dana
untuk anggota. Sebaliknya, rencana didanai tidak memiliki uang tunai atau investasi untuk
menutupi potensi pembayaran di bawah rencana. Sejauh yang jumlah yang
diselenggarakan di percaya dan yang dibayarkan ke dana pensiun tidak cukup untuk
35
memenuhi kewajiban berdasarkan program saat mereka jatuh tempo, dana pensiun adalah
kekurangan dana.
Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan dianggap bahwa
komitmen tidak didanai, rencana bukan merupakan kewajiban dari sebuah perusahaan
atasan yang membayar ke dana pensiun. Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan
memiliki kewajiban yang adil untuk memenuhi komitmen tidak didanai dan karenanya,
memiliki kewajiban. Untuk mendukung argumen ini, Whittred, Zimmer dan Taylor
menawarkan contoh sebuah perusahaan yang memungkinkan superannuation disponsori
default dana dan menderita kehilangan reputasi dalam Tenaga Kerja dan pasar lain sebagai
konsekuensinya, sehingga menimbulkan suatu pengorbanan manfaat ekonomi. Meskipun
beberapa perusahaan tradisional belum mengakui komitmen didanai sebagai kewajiban,
dalam kerangka dan IAS 37/AASB 137 sulit untuk berpendapat bahwa mereka bukan
merupakan kewajiban.
Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus mengakui kewajiban untuk pensiun
(tabungan hari tua) pembayaran. Apakah :

Sebagai jasa karyawan yang membuat? gagasan adalah bahwa pembayaran adalah
bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat pemberian jasa. Namun,
dibayarkan di masa depan, setelah pensiun.

Ketika karyawan pensiun?

Bila dana yang dibutuhkan untuk membuat pembayaran berdasarkan program pensiun?
Dana pensiun dapat dianggap sebagai janji oleh entitas untuk memberikan pensiun kepada
karyawan sebagai imbalan jasa masa lalu dan saat ini. manfaat pensiun adalah bentuk
kompensasi ditangguhkan ditawarkan oleh perusahaan dalam pertukaran untuk pelayanan
oleh karyawan yang telah memilih, baik implisit maupun eksplisit, untuk menerima
36
kompensasi yang lebih rendah saat di kembali untuk pembayaran pensiun di masa depan.
Ini manfaat pensiun yang diterima oleh karyawan, dan biaya mereka mencatat selama
bertahun-tahun jasa diberikan. Acara lalu kritis adalah jasa oleh karyawan dan, oleh
karena itu, kewajiban muncul bagi mereka manfaat pensiun yang belum didanai. Studi
kasus 8.2 menganggap masalah yang berhubungan dengan akuntansi pensiun (pensiun) di
kerajaan bersatu dan Australia dengan fokus pada pensiun (pensiun) kewajiban dari
sejumlah perusahaan yang terdaftar besar.
Ketentuan dan kontinjensi
Ketentuan dan kontinjensi terjadi di mana ada kabur batas antara kewajiban sekarang dan
masa depan. IAS 37/AASB 137 Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
mengakui tumpang tindih definisi dalam ayat 12, ketika menyatakan bahwa semua
ketentuan yang kontingen karena mereka tidak yakin dalam waktu atau jumlah. Mencoba
untuk membedakan antara sekarang, masa depan dan potensi (atau kontinjen) kewajiban
tidak sesederhana mungkin muncul. Perbedaan tergantung derajat besar pada sifat dari
'peristiwa masa lalu'
IAS 37/AASB 137 ayat 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:
a) kewajiban kemungkinan yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya
akan dikonfirmasi hanya dengan terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih
peristiwa masa depan pasti tidak sepenuhnya dalam kendali entitas, atau kewajiban kini
yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena :
o Hal ini tidak mungkin tersebut mengakibatkan arus keluar atau sumber daya yang
memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban
tersebut; atau
o Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
37
Kriteria IAS 37/AASB 137 ayat pengakuan 14 untuk ketentuan-ketentuan sesuai dengan
kriteria Kerangka pengakuan kewajiban. Dengan demikian, kewajiban dan ketentuan
diijinkan menjadi diakui hanya jika ada kewajiban kini, besar kemungkinan bahwa suatu
arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kewajiban, dan jumlah kewajiban tersebut dapat diukur secara andal.
Kewajiban kontinjensi tidak memenuhi kriteria tersebut (sama seperti aktiva kontinjensi
tidak memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset). Oleh karena itu, ayat 27 dari IAS
37/AASB 137 kategoris menyatakan bahwa kewajiban kontinjensi yang tidak diakui
dalam laporan keuangan. PSAK 37 saat ini sedang dikaji oleh IASB sebagai bagian dari
proyek Kewajiban. Salah satu proposal adalah untuk menghilangkan 'ketentuan' syarat dan
'kewajiban kontinjensi' menggantinya dengan 'non-keuangan. Proposal bertujuan untuk
memperluas dan memperjelas penerapan IAS 37, namun, seperti biasa, proposal telah
menerima tanggapan beragam dari stakeholder.
Pengaruh IAS 37 adalah untuk membatasi penggunaan ketentuan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan dapat mempertimbangkan bijaksana untuk membuat penyisihan kerugian yang
tidak diasuransikan (yaitu proses self-mengasuransikan), Namun, kewajiban tidak dapat
diakui berdasarkan PSAK 37 sampai terjadinya suatu peristiwa yang memerlukan
pengorbanan aset oleh pelaporan entitas. Contoh lain berkaitan 'penyisihan kerugian' atau
sebuah 'penyisihan untuk restrukturisasi' yang dapat dibuat sebagai berikut kinerja yang
buruk. Karena tidak ada kewajiban yang ada kepada pihak eksternal (misalnya komitmen
untuk mentransfer sumber daya dari entitas ke pihak eksternal yang tidak dapat dihindari)
ketentuan tersebut tidak akan diizinkan dalam Kerangka atau standar saat ini.
Tentu saja, ada keadaan ketika pengguna informasi keuangan ingin tahu tentang potensi
kerugian atau pengeluaran. PSAK 37 menyatakan bahwa dalam beberapa keadaan catatan
ke rekening diperlukan karena pengetahuan tentang kewajiban yang relevan bagi
38
pengguna laporan keuangan dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya yang langka. Artinya, penyelesaian masa depan mungkin diperlukan,
tetapi diperkirakan kemungkinan tidak cukup tinggi untuk menjamin pengakuan formal.
Tes probabilitas subyektif memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengecualikan
kewajiban dari laporan keuangan mereka. Namun, kewajiban tetap harus diungkapkan
ketika pengetahuan dari mereka cenderung mempengaruhi pengambilan keputusan
pengguna. Teori dalam aksi 8.3 memberikan contoh dari catatan kewajiban kontinjensi
dari Public Transport Authority of Western Australia (badan sektor publik). Ini adalah
latihan yang berguna untuk mempertimbangkan tingkat pengungkapan termasuk dalam
catatan dan alasan yang telah disediakan.

Pemilik ekuitas
ekuitas Pemilik 'adalah ketiga dari konsep-konsep dasar akuntansi ditangkap dalam
persamaan akuntansi. Ini merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari
entitas (P = AL). demikian, pemilik ekuitas (atau usaha) menangkap pemilik 'klaim
terhadap aktiva bersih entitas, entitas yang tidak memiliki kewajiban lancar membayar. Ini
mewakili kepentingan pemilik 'atau modal dalam perusahaan. ekuitas Pemilik '(bunga
sisa) adalah sebuah klaim atau kanan ke aktiva bersih entitas. Kerangka mendefinisikan
ekuitas dalam ayat 49 (C) sebagai berikut:
Ekuitas 'adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya. Oleh karena itu, ekuitas pemilik 'tidak kewajiban untuk pengalihan aset,
namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara terpisah dari aktiva
dan kewajiban. Dengan demikian, definisi aset dan kewajiban yang harus disepakati
sebelum definisi ekuitas dapat diselesaikan dan diterapkan dalam arti teoritis atau praktis
suara. Sebagai hasil dari sifat residu, jumlah yang ditampilkan dalam neraca sebagai
39
mewakili ekuitas tergantung pada tidak hanya aset dan kewajiban yang diakui tetapi juga
bagaimana mereka diukur. Sebagai contoh, asumsikan sebuah Perusahaan A melakukan
revaluasi atas aktiva sesuai IAS 16/AASB 116 Aktiva Tetap tetapi Perusahaan B, yang
memegang aset identik, tidak. Perusahaan A akan melaporkan aset yang lebih tinggi dan
ekuitas dari Kantor B.
Pertanyaan mendasar yang harus ditangani dalam mencapai jumlah ekuitas adalah
apakah item merupakan kewajiban atau ekuitas entitas. Ada dua fitur penting yang dapat
membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan ekuitas pemilik. Mereka adalah:
• Hak para pihak
• Substansi ekonomi pengaturan
Hak hukum adalah pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh
menjadi dasar satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Setelah semua, definisi
kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain
adalah bahwa sudut pandang hukum terlalu sempit fokus yang akan berguna dalam
mencapai tujuan keputusan kegunaan akuntansi. Oleh karena itu, substansi ekonomi juga
harus dipelajari.

Hak para pihak
satu fitur dari hak yang diberikan kepada para pihak baik oleh hukum atau oleh kebijakan
perusahaan berkaitan dengan prioritas hak untuk (kembali) dibayar dalam hal badan
tersebut ditutup. Secara hukum, untuk kepemilikan tunggal atau kemitraan, kreditur
mempunyai klaim pada pemilik (s) dan, untuk korporasi, tuntutan terhadap perusahaan.
Namun, dalam teori akuntansi, tidak peduli apa bentuk hukum organisasi, entitas diakui
sebagai unit akuntabilitas.
Oleh karena itu, kreditur mempunyai klaim atas entitas dan dengan demikian terhadap
aset.
40
Kreditor memiliki hak-hak berikut:
• Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau
jasa)
• Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin
berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik
memiliki kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak kelas yang berbeda
dari pemilik mungkin memiliki prioritas yang berbeda dalam pengembalian modal.
Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau ke
operasi bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain
selain yang dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus,
mereka tidak memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis.
Dalam cara yang terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan
mensyaratkan bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset diberikan tidak akan dijual tanpa
persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk
menjalankan usahanya.

Substansi Ekonomi
Baik kewajiban dan ekuitas pemilik 'mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu
terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya kreditur,
risiko mereka lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal
dari kegiatan perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap
perusahaan, tingkat risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan
demikian, perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor
memiliki hak untuk pemukiman, sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi
dalam keuntungan (residual). Perbedaan ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur
41
pengembalian dua jenis klaim: kreditor menanggung risiko kurang dan mendapatkan
imbalan yang relatif tetap (bunga dan pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung
risiko yang lebih besar dan karenanya mendapatkan variabel (dan sering lebih tinggi)
tingkat pengembalian melalui partisipasi mereka dalam keuntungan. Memberikan
representasi diagram hubungan antara substansi ekonomi dan hak.

Konsep modal
Akuntansi ekuitas dipengaruhi oleh resep hukum. Sebagai contoh, di Inggris Raya dan
hukum perusahaan Australia termasuk undang-undang yang berkaitan dengan akuntansi
untuk modal. Terpenting adalah kebutuhan 'pemeliharaan modal', yang menuntut bahwa
perusahaan mempertahankan utuh awal mereka (dan berikutnya) basis modal. Kerangka
mengakui bahwa baik atau tidak perusahaan mempertahankan modal yang utuh
merupakan fungsi tidak hanya dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam
suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang
ditemukan atau ditemukan daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif
dari entitas (modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur di kedua satu dolar nominal
atau daya beli ('nyata') skala. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala
pengukuran yang digunakan dalam model yang berbeda yang menghasilkan ukuran yang
berbeda dari modal dalam keadaan yang identik. Kerangka tidak memberikan panduan
tentang model mana yang paling sesuai, tetapi tidak mengakui dalam paragraf 108 dan 109
bahwa perusahaan akan membutuhkan jumlah yang berbeda untuk mempertahankan
sumber daya untuk mempertahankan konsep yang berbeda dan ukuran modal.
Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan
memberikan sebuah 'bantal' atau 'buffer'. Misalnya, suatu entitas memiliki tidak lebih dari
ibukota Leal sebesar $ 10.000. jika jumlah aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa
jumlah kewajiban kepada $ 90,000. ini adalah:
42
A=L+P
$ 100.000 = $ 90.000 + $ 10.000
Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai tercatat aktiva menyadari hanya $ 80.000, ada
akan cukup untuk membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar
$ 10.000. tanpa itu, kreditur tidak akan. Dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk
perlindungan kreditur, tetapi tidak menawarkan keamanan beberapa. Pentingnya cadangan
modal disorot dalam krisis perbankan dan likuiditas 2007-2008.

Klasifikasi Modal
Perbedaan antara kontribusi dan memperoleh modal adalah salah satu yang akuntan
menemukan berguna. Alasannya adalah untuk menjaga memisahkan nilai investasi dari
jumlah yang diinvestasikan kembali. Yang pertama adalah karena transaksi pembiayaan,
sedangkan surat ini berasal dari aktivitas laba-diarahkan. Saldo laba, atau laba
dicadangkan, membentuk modal diperoleh.
Saldo laba dapat disesuaikan untuk tujuan tertentu. Ingat bahwa saldo aktiva
produktif tidak dalam diri mereka sendiri dan oleh karena itu alokasi dana cadangan ke
rekening cadangan khusus tidak merupakan aktiva tertentu. Pada tahun 1950, sebuah
komite khusus dari American Association Akuntansi menjelaskan bahwa alokasi berasal
dari tiga jenis:

Mereka yang dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang
reinvestasi keuntungan

Mereka yang dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan
oleh hukum atau kontrak

Mereka yang memberikan kerugian diantisipasi.
Komite ini menyatakan sebagai berikut :
43

Jenis pertama tidak efektif mencapai tujuan dan akan menjadi yang terbaik
dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.

Untuk tipe kedua, panitia diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu
pengalokasian

Untuk tipe ketiga, komite merasa apropriasi adalah tidak perlu dan sering
menyesatkan catatan akan lebih cocok. Komite ini menekankan bahwa alokasi
tidak boleh mempengaruhi penentuan keuntungan. Ada sedikit yang bisa dicapai
dengan alokasi. Beberapa perusahaan dituduh menggunakan alokasi sebagai cara
untuk mengurangi jumlah yang tersedia untuk dividen, berharap demikian untuk
mengurangi keluhan oleh pemegang saham tentang tingkat dividen yang
dibayarkan. argumen tersebut mengasumsikan bahwa manajer percaya pemegang
saham naif. Demarkasi antara kontribusi dan memperoleh modal tidak dapat dijaga
ketat karena transaksi yang tidak jatuh rapi ke dalam kategori ini. Sebagai contoh,
saham dividen (dividen yaitu yang 'Disetor' dalam bentuk alokasi saham)
merupakan perubahan dalam klasifikasi dari yang diperoleh menjadi modal
memberikan kontribusi.

Perbedaan Hutang dengan ekuitas
Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan dibahas dalam bab ini, kita dapat setuju
bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas dan
pinjaman dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang
instrumen hibrida yang memiliki karakteristik dari kedua hutang dan ekuitas. Sebagai
contoh, saham preferensi secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu,
sebagai bagian dari ekuitas pemilik ', tetapi mereka memiliki karakteristik yang juga
menyelaraskan mereka dengan kewajiban, seperti berikut:
44
- Mereka adalah tetap klaim
- Mereka mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain dari pada tingkat pra-tertentu
(mirip dengan bunga)
- Mereka memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya
kewajiban)
- Mereka umumnya melakukan tidak memiliki hak suara
Meskipun mereka adalah saham disebut, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang
memenuhi
definisi
kewajiban,
dan
harus
diklasifikasikan
sebagai
kewajiban.
Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek luar neraca
sejak klasifikasi menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang
berhubungan dengan instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam
menghitung laba bersih, atau apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari
keuntungan dihitung. Distribusi bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait
dengan instrumen keuangan atau komponen dari instrumen keuangan yang kewajiban
diakui sebagai pendapatan atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang instrumen
ekuitas diperlakukan sebagai pembagian keuntungan setelah mereka telah dihitung.
Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan
manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. pertanyaan menarik yang diajukan
tentang bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, yang menggabungkan
kedua fitur hutang dan ekuitas seperti catatan konversi, saham preferensi ditebus dan
hutang subordinasi. IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen
ekuitas dan non-ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi
adalah modal. Selain itu, instrumen dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan
ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal
atau pasti terjadi.
45
Penyelesaian utang
Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran langsung atau
jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan disebut sebagai 'off-set dan
pelunasan utang' atau 'di-substansi peniadaan'. Hal ini memungkinkan debitur untuk
menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset finansial bersih atau kewajiban hanya
jika entitas memiliki hak t kekuatan hukum tetap saat berangkat jumlah yang diakui, dan
bermaksud baik untuk (a) menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan
menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
Misalnya Perusahaan A memiliki hutang obligasi dari $ 10.000.000 dijual awalnya
setara dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun sisa hidup.
Saat ini, karena suku bunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi lebih rendah dari nilai
jatuh tempo mereka. Sebuah perusahaan akan membeli obligasi pemerintah dengan nilai
nominal sebesar $ 10.000.000 suku bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan 10 tahun
sisa hidup, untuk $ 7.500.000. Ini akan ditempatkan dalam sebuah kepercayaan tidak dapat
dibatalkan untuk tujuan melunasi obligasi perusahaan hutang.
Investasi dalam Obligasi Pemerintah
Kas
$ 7.500.000
Hutang Obligasi
Investasi dalam Surat Utang
Keuntungan Hutang Obligasi
$ 10.000.000
$ 7.500.000
$ 7.500.000
$ 2.500.000
Keuntungan bagi perusahaan adalah :
- Hutang dihapus dan, oleh karena itu, utang perusahaan terhadap ekuitas meningkatkan
Laba tahun berjalan meningkat dengan jumlah keuntungan yang Untuk keperluan
pajak, keuntungan tersebut tidak diakui karena perusahaan masih secara hukum
diwajibkan untuk membayar obligasi.
46
- Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan diperhitungkan dengan beban
bunga obligasi perusahaan
- Pencabutan izin perusahaan untuk mengelola sisi kewajiban dalam neraca karena akan
surat berharga pada sisi aktiva
Definisi kerangka kewajiban menyiratkan bahwa itu diselesaikan pada saat aktiva atau jasa
telah dialihkan ke entitas lain.
Karyawan saham (pembayaran saham-based)
IASB telah memutuskan untuk mengobati remunerasi saham berdasarkan sebagai
beban. IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham berbasis membedakan antara pembayaran
saham berbasis yang cash-diselesaikan dan mereka yang ekuitas-diselesaikan. Ketika
barang dan jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran berbasis saham,
entitas mencatat kejadian ketika mendapatkan barang barang atau jasa tersebut diterima.
Jika barang atau jasa yang diterima dalam transaksi pembayaran diselesaikan sahamsaham berbasis, sisi kredit masuk adalah ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa
yang diterima dalam transaksi yang akan diselesaikan secara tunai, kredit entri yang sesuai
adalah kewajiban.
47
Download