VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN A

advertisement
VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis SEM maka:
a. Karakter wirausaha (motivasi, inovasi dan kreativitas, pengambilan
keputusan dan pengambilan risiko) berpengaruh terhadap kapasitas
manajemen
(perencanaan,
pengawasan)
dan
pengorganisasian,
kompetensi
(strategis,
pelaksanaan
peluang,
dan
relationship,
pembelajaran, personal dan etika) wirausaha perempuan pada agribisnis
pangan olahan di Yogyakarta.
b. Atribut individu (pendidikan, usia, umur usaha dan pengalaman)
berpengaruh terhadap kompetensi (strategis, peluang, relationship,
pembelajaran, personal dan etika) wirausaha perempuan pada agribisnis
pangan olahan di Yogyakarta.
c. Kompetensi wirausaha (strategis, peluang, relationship, pembelajaran,
personal dan etika) berpengaruh terhadap kinerja usaha (pertumbuhan,
operasional, daya saing produk dan pelanggan) wirausaha perempuan pada
agribisnis pangan olahan di Yogyakarta.
d. Kapasitas manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan)
berpengaruh
terhadap
kinerja
usaha
(pertumbuhan,
143
operasional, daya saing produk dan pelanggan) wirausaha perempuan pada
agribisnis pangan olahan di Yogyakarta.
2. Usaha yang dilakukan belum efisien dengan rerata nilai efisiensi relatif
sebesar 0,666. Dengan demikian masih terbuka ruang yang cukup besar untuk
pengembangan efisiensi teknis bagi usaha yang dikelola oleh perempuan
dimana 81,7% diantaranya berada dalam kondisi decreasing return to scale;
3,5% dalam kondisi constant return to scale dan 14,8% dalam kondisi
increasing return to scale.
3. Tenaga kerja merupakan input yang mengurangi risiko (risk reducing input),
artinya dengan penambahan tenaga kerja dapat mengurangi risiko produksi.
Dengan demikian maka dapat disebutkan bahwa usaha agribisnis pangan
olahan di Yogyakarta yang dikelola oleh wirausaha perempuan mengarah
pada labor intensif.
4. Berdasarkan perilaku terhadap risiko maka 95.86% wirausaha perempuan
pada agribisnis pangan olahan di Yogyakarta memilih risiko netral dan
sisanya memilih risiko rendah.
B. Implikasi Kebijakan
1. Untuk meningkatkan kinerja wirausaha perempuan pada agribisnis pangan
olahan di Yogyakarta dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas
manajemen dan kompetensi wirausaha pelaku usaha, yaitu dengan
memperbanyak pelatihan terkait dengan kemampuan teknis, administratif
144
maupun kemampuan bisnis dan mengikutsertakan dalam promosi produk
unggulan daerah. Hal ini selain dapat meningkatkan kapasitas manajemen dan
kompetensi juga akan memberi dampak positif terhadap usaha mereka yang
mayoritas dalam kondisi decreasing return to scale sehingga dapat
berproduksi secara optimal untuk mencapai tingkat produksi yang efisien.
Kegiatan pelatihan ini hendaknya bersifat rutin dan merata. Dengan demikian
diharapkan wirausaha perempuan dapat mengelola usahanya dengan lebih
profesional dan memiliki keberanian sedikit demi sedikit untuk keluar dari
zona aman sehingga lebih berani dalam menghadapi risiko.
2. Salah satu faktor yang dapat mengurangi risiko produksi adalah tenaga kerja
sehingga dengan penambahan tenaga kerja diharapkan dapat mengurangi
risiko, artinya skala usaha yang ada perlu diperbesar. Untuk itu perlu adanya
insentif yang dapat menarik para wirausaha perempuan pangan olahan di
Yogyakarta agar dapat memperbesar usaha yang telah dijalani, misalnya
dengan adanya kemudahan dan bantuan terhadap permodalan dan kredit
sehingga semakin mempercepat perkembangan usaha.
Download