1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Marketing Berdasarkan Philip Kotler dalam “Marketing Management – Eleventh Edition, definisi tentang marketing atau pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sosial dan manajerial. Dari segi sosial marketing adalah proses sosialisasi dari individu maupun kelompok/ organisasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui menciptakan, menawarkan dan menukarkan barang atau jasa yang memiliki suatu nilai kepada orang lain. (Kotler, 2003, p.9), sedangkan secara manajerial marketing dideskripsikan sebagi “seni menjual produk atau jasa” (Kotler, 2003, p.8). Namun, pada sebenarnya bagian terpenting didalam marketing adalah bukan penjualan itu sendiri, tetapi penjualan itu hanya merupakan sebagian kecil dari marketing. Menurut The American Marketing Association, marketing adalah proses dari perencanaan dan pelaksanaan konsep dan eksekusi konsep, penentuan harga (Pricing), promosi (Promotion), dam pendistribusian ide (Distribution ideas) barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat menciptakan kepuasan pelanggan/ individu dan tujuan perusahaan (Stone, 2000, p.111-130). Marketing yang efektif melibatkan: 1. Menentukan tujuan marketing perusahaan dan kebutuhan pelanggan 2. Mendesain, mengembangkan dan memberikan harga pada produk untuk memenuhi kebutuhan mereka, 2 3. Menetapkan dan melaksanakan metode promosi dan distribusi produk untuk calon pembeli. Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam marketing: 1. Market identification, dimana pemasarmemeriksa dan memilih pasar yang potensial untuk produk perusahaan. Market identification melibatkan segmentasi dari seluruh pasar yang lebih kecil dan menentukan dimana target dari pangsa pasar. Pertama, mengenali dan mempelajari total pasar untuk produk yang mampu untuk ditawarkan oleh perusahaan. Kedua, memilih pangsa pasar dari total pasar dimana perusahaan lebih fokus dalam usaha marketing. Ketiga, mengembangkan dan melaksanakan marketing mix strategi yang akan memuaskan kebutuhan pelanggan pada pangsa pasar yang telah dipilih. Marketing Mix meliputi: memasarkan pengembangan strategiyang terdiri dari 4P (empat P) variable pemasaran, yaitu: product, price, promotion dan place. 2. Planning and Controlling, aspek penting dari marketing adalah mengembangkan rencana pemasaran, mengukur dan membandingkan hasil marketing untuk rencana marketing dan memodifikasi aktivitas marketing bila perlu, untuk memenuhi objektif. 3. Marketing Research, peneliti menganalisi area pemasaran, mengumpulkan dan menggabungkan informasi tentang lingkungan perusahaan, meliputi: kompetisi, peluang pasar dan ancaman dari luar serta kinerja marketing yang meliputi kelebihan serta kelemahannya. 3 Dengan menganalisa aktivitas-aktivitas marketing diatas, pemasar dapat mengembangkan melalui strategi pemasaran (Marketing Mix). Marketing Research adalah aktivitas pengumpulan, pencatatan dan analisis secara sistematik spesifik informasi yang penting dalam menjual barang dan jasa dari suatu perusahaan. Sebagi jantung dari aktivitas marketing suatu perusahaan consumer goods adalah: informasi, informasi mengenai pangsa pasar, perusahaan sendiri, competitor, keadaan ekonomi, peraturan pemerintah, dan factor-faktor lainnya. Tetapi marketing yang efektif tidak akan bisa berhasil tanpa informasi yang tepar waktu untuk mendukung pengambilan keputusan. Marketing Research meliputi semua informasi yang dikumpulkan dan teknik evaluasi yang digunakan oleh perusahaan untuk membuat keputusan yang efektif. Perusahaan menggunkan marketing research untuk mengenali dan mendefinisikan kesempatan dan ancaman, untuk menentukan pangsa pasar mana yang bisa menjadi pelanggan, produk apa yang dibutuhkan dan paling ingin dibeli oleh pelanggan, dan jalan apa yang paling efektif untuk menginformasikan pelanggan tentang produk perusahaan, untuk mengawasi kinerja marketing, dan meningkatkan pengertian daripada proses marketing. 2.2 KONSEP PENJUALAN DAN PEMASARAN Konsep Marketing sejak pertengahan tahun 1950 telah mengalami banyak perubahan. Disamping product centered, make and sell saat ini telah bergeser pada customer centered, sense and response. Selain “hunting” marketing adalah ”gardening”. Tugas marketing saat ini, tidak lagi untuk mencari customer yang sesuai bagi produk kita namun menciptakan suatu produk yang tepat bagi customer. 4 Konsep marketing memegang peranan penting didalam pencapaian tujuan orhanisasi dari sebuah perusahaan untuk lebih efektif dibandingkan pesaingnya dalam hal: membuat, mengirimkan dan mengkonsumsikan superior customer value pada target pasar yang dituju. Hal ini diekspresikan dalam cara yang lebih menarik sejak pertengahan tahun 1950: “Meeting needs profitability” “Find wants and fills them” “Love the customer, not the product” “Have it your way” Burger King “You’re the boss” United Airlines “Putting people first” British Airways Theodore Levitt dari Harvard menggambarkan perspektif yang kontras antara konsep penjualan dan konsep marketing: “Selling focuses on needs of the seller; marketing on the needs of the buyer. Selling is preoccupied with the seller’s need to convert his product into cash; marketing with the idea of satisfying the needs of the customer by means of the product and the whole cluster of things associated with creating, delivering and finally consuming it.”(Kotler, 2003, p.20) Penjualan mengutamakan kebutuhan seorang penjualnya, pemasaran lebih pada kebutuhan pembelinya. Penjualan berhubungan dengan kebutuhan penjualnya untuk merubah produk dalam bentuk tunai. Pemasaran pada pemikiran untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui produk dan semua hal yang berhubungan dengan membuat, menghantarkan dan akhirnya mengkonsumsinya. 5 2.3 PERILAKU KONSUMEN Konsumen merupakan seseorang/ kelompok yang membeli suatu produk/jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan pembeliannya, konsumen diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir dan konsumen organisasional (Philip Kotler). Konsumen akhir terdiri atas individu yang tujuan pembelian suatu produk/jasa adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Konsumen individu ini membentuk pasar konsumen (consumer market). Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan lembaga non profit yang memiliki tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis. Oleh karena itu, konsumen organisasional membentuk pasar bisnis (business market). Dalam kajian ini yang dimaksud dengan konsumen adalah konsumen akhir yaitu konsumen yang langsung menggunakan produk. Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai proses yang dilalui konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi suatu produk/jasa yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan definisi tersebut, maka yang dimaksud dengan perilaku konsumen dalam kajian ini adalah suatu studi mengenai proses pembuatan keputusan beli atas suatu produk dan mengkonsumsinya yang dilakukan oleh pembuat keputusan atau konsumen Sedangkan menurut John C.Mowen & Michael Minor (2003) perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses pembelian dan proses pertukaran yang terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan suatu barang, jasa, 6 pengalaman, dan ide. (Consumer Behaviour is defined as the study of buying units and the exchange processes involved in acquiring, consuming, and disposing of goods, services, experiences, and ideas) 1 2.3.1 Tahap-Tahap Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari berbagai tahapan sebagai berikut: Mengenali Kebutuhan, Mencari Informasi, Evaluasi Alternatif, Keputusan Membeli dan Perilaku Pasca Membeli. 2 Mengenali Kebutuhan Mencari Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Pasca Membeli Gambar 2.1. Tahapan Perilaku Konsumen Sumber: Perilaku Konsumen (p.16) 1. Mengenali Kebutuhan Proses membeli diawali saat konsumen menyadari adanya suatu kebutuhan yang diperlukannya. Kesadaran akan adanya kebutuhan ini juga dapat didorong oleh adanya pengaruh internal atau eksternal konsumen. 2. 1 Mencari Informasi John C.Mowen & Michael Minor, Consumer Behavior: A Framework, Prentice Hall. 2003. Power Point Presentation, Chapter 1, http://consumerbehaviour.net 2 Setiadi, Nugroho J, SE, MM. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Kencana, Jakarta, 2003. p.16 7 Menyadari adanya kebutuhan yang perlu dipenuhi, konsumen mulai terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai kebutuhan tersebut. Proses pencarian informasi dilakukan dengan cara mencari berbagai sumber informasi. Sumber-sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: sumber pribadi yang terdiri dari keluarga, teman, tetangga atau kenalan; sumber komersil terdiri dari iklan, pameran, dan tenaga penjual, serta sumber pengalaman yang terdiri dari pengalaman konsumen dengan produk tertentu. 3. Evaluasi Alternatif Berdasarkan berbagai informasi yang ada, konsumen mulai mengevaluasi alternative pilihan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukannya. Pada tahap ini konsumen mulai memiliki preferensi terhadap satu produk/jasa tertentu. 4. Keputusan Membeli Keputusan pembelian merupakan proses actual pembelian kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen setelah melalui tahap-tahap sebelumnya. 5. Perilaku Pasca Membeli Setelah melalui tahap pembelian, konsumen akan mulai melakukan penilaian terhadap kepuasaan atau ketidakpuasaan atas produk yang telah dibelinya. Kepuasaan atau ketidakpuasaan konsumen pada suatu produk 8 akan mempengaruhi tingkah laku / tindakan konsumen berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung untuk memilih lagi produk yang sama dimasa yang akan dating. Sedangkan konsumen yang tidak puas akan meninggalkan atau mengembalikan produk-produk tersebut. 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen tidaklah terlepas dari berbagai faktor-faktor pengaruh yang ada dalam lingkungan konsumen. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pemasar namun sangat penting untuk diperhitungkan. Faktor-faktor tersebut adalah. Faktor Eksternal, Faktor Internal atau Psikologis, dan Faktor Pribadi atau personal dari konsumen itu sendiri. 3 1. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan pengaruh-pengaruh lingkungan luar yang ada di sekeliling konsumen. Contoh daripada faktor ini adalah budaya, sub budaya, dan kelompok acuan. • Budaya merupakan faktor penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya mengandung proses sosialisasi yang mempengaruhi nilai, persepsi, dan preferensi seseorang. • Sub Budaya adalah bagia kecil dari kebudayaan yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik terhadap individu. 3 Setiadi, Nugroho J, SE, MM. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Kencana, Jakarta, 2003. p.11-15 9 Contoh daripada hal ini adalah kelompok keagamaan dan kelompok ras. • Kelompok acuan adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok-kelompok primer seperti keluarga, teman, dan tetangga. 2. Faktor Internal/Psikologis Faktor internal berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Bisa merupakan aspek psikologis dari konsumen seperti motivasi dan persepsi dari konsumen itu sendiri. • Motivasi adalah dorongan yang melatarbelakangi tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Teori motivasi Maslow menyebutkan adanya suatu hirarki kebutuhan, dimana kebutuhan manusia akan meningkat seiring dengan tercapainya kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. • Persepsi adalah dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, dan mengartikan berbagai masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti dalam dunia ini. Setiap orang akan cenderung untuk memiliki persepsi yang berbeda. 3. Faktor Pribadi Faktor pribadi atau personal adalah bagian dari jati diri konsumen itu sendiri yang akan mempengaruhi perilaku konsumen. Termasuk dalam faktor ini adalah pekerjaan, gaya hidup, dan ekonomi. 10 • Pekerjaan mempengaruhi perilaku konsumen karena adanya kelompok-kelompok pekerjaan tertentu yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. • Gaya hidup seseorang adalah pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan dan minat seseorang. Gaya hidup dapat mencerminkan seseorang secara keseluruhan • Ekonomi seseorang menentukan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Antara lain adalah kemampuan untuk membelanjakannya dan menabungnya. 2.4 BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) Marketing Mix/ bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran yang sudah dibidik (Kotler, 2003, p.15). Alat-alat pemasaran tersebut terdiri dari 4 variable, yang disebut dengan 4P dari Marketing, yang terdiri dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat (place). Komponen 4P 11 Gambar 2.2. Komponen 4 P Sumber: Adapted from: Kotler, Ang, Leong and Tan (1999), (p. 15) 1. Product, pemasar membantu menangani aktivitas lainnya yang dibutuhkan untuk menciptakan atau memperbaiki produk untuk memenuhi kebutuhan pasar. Proses pengembangan produk melibatkan banyak area fungsional dalam perusahaan consumer goods: marketing, finance, research and development, 2. Distribution, pemasar membantu koordinasi aktivitas dan sumber daya yang terlibat dalam penjualan produk yang digunkan oleh konsumen. 3. Promotion, pemasar membantu mengkoordinasi aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen untuk membeli produknya. 4. Pricing, pemasar membantu/ menentukan harga yang cocok untuk dibebankan kepada pelanggan. 12 2.5 SEGMENTATION, TARGETING AND POSITIONING 2.5.1 Segmentation Segmentasi pasar merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar itu terdiri atas beberapa segmen yang berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat pembelipembeli yang mempunyai: a. Kebutuhan yang berbeda-beda b. Pola pembelian yang berbeda-beda c. Tanggapan yang berbeda-beda terhadapan berbagai macam penawaran. Adapun dasar-dasar atau kriteria-kriteria yang dapat dipakai untuk segmentasi pasar: a. Faktor Demografi, seperti: umur, jenis kelamin, pendidikan, kesukuan dan sebagainya, b. Tingkat Penghasilan, seperti: pendapatan perorangan atau keluarga dan sebagainya, c. Faktor Sosiologis, seperti: kelompok budaya, kelas-kelas sosial, dan sebagainya, d. Faktor Psikologis, seperti: kepribadian, sikap, manfaat produk yang diinginkan dan srbagainya. Market Segmentation adalah proses pembagian pasar yang besar, heterogen (tidak seragam) ke dalam bentuk yang lebih kecil, lebih homogen (seragam) yang secara relatife 13 memiliki kebutuhan yang sama. Metode segmentasi yang sederhana adalah membagi pasar kedalam 2 (dua) kategori besar, yaitu: 1. Consumer Market, terdiri dari orang-orang yang membeli produk untuk diri mereka sendiri atau keluarganya. 2. Organizational Markets, yang biasanya disebut sebagai business market terdiri dari orang, kelompok, atau organisasi yang formal yang membeli produk dan jasa untuk kepentingan bisnis. Terdapat 3 (tiga) factor yang perlu dipertimbangkan untuk menunjang usaha segmentasi secara efektif, yaitu: 1. Measurability Tingkat informasi yang ada mengenai sifat-sifat pembeli, sejauh mana sifat-sifat tersebut dapat diukur, 2. Accessibility Tingkat dimana perusahaan itu secara efektif memusatkan usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilihnya, 3. Substantiality Suatu tingkat dimana segmen itu adalah luas dan cukup menguntungkan untuk melalukan kegiatan pemasaran sendiri. 2.5.2 Targeting Dalam pentuan posisi pasar, terdapat lima (5) macam strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu: 1. Konsentrasi Segmen Tunggal 14 Merupakan strategi yang dapat ditempuh oleh perusahaan bilamana ingin mempunyai posisi yang kuat pada satu segmen saja. 2. Spesialisasai Selektif Perusahaan menentukan beberapa segmen, dimana setiap segmennya menarik dan sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Spesialisasi Produk Strategi yang ditetapkan oleh perusahaan dimana mereka membuat produk tertentu yang akan dijual kepada beberapa segmen terbatas. 4. Spesialisasi Pasar Perusahaan berkonsentrasi pada pelayanan beberapa kebutuhan mendasar dari kelompok tertentu. 5. Menangani Semua Pasar Perusahaan mencoba melayani semua kelompok pelanggan dengan produk-produk yang mungkin mereka butuhkan. 2.5.3 Positioning Positioning merupakan tindakan yang bertujuan untuk merancang penawaran dan gambaran perusahaan untuk menempati tempat khusus didalam pikiran target pasar yang dituju. Positioning dapat dimungkinkan pada lima hal, yaitu: 1. Produk 2. Harga 3. Kemudahan dalam mengakses 4. Jasa-jasa yang bernilai 15 5. 2.6 Pengalaman pelanggan Strategi Pemasaran Dalam menjelaskan variabel perencanaan strategik terlebih dahulu akan disajikan hal-hal yang berhubungan dengan strategi. Untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan alat yang berperan sebagai akselerator dan dinamisator sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Apakah strategi itu? Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti jendral. Maksudnya disini adalah strategi berarti seni para jendral. Maka dari sudut pandang militer strategi adalah cara menempatkan pasukan atau menyusun kekuatan tentara di medan perang agar musuh dapat dikalahkan (Hill,1998;4). 2.6.1 Porter 5 Kekuatan Persaingan Pasar 16 Gambar 2.3 Porter 5 Force Michael Porter mengidentifikasi ada lima faktor yang menentukan keuntungan jangka panjang dari ketertarikan pasar atau segmen pasar: industry competitors, potential entrants, subtitutes, buyers dan suppliers. Ancaman terhadap lima faktor tersebut adalah: 1. Threat of intense segment rivalry: Segmen yang tidak menarik karena sudah banyak pesaing kuat atau competitor yang agresif. Kondisi ini akan menyebabkan perang harga, iklan, dan perkenalan produk baru serta akan membuat kompetisi yang mahal. 2. Threat of new entrants: Segmen yang memiliki banyak daya tarik tetapi memiliki halangan yang tinggi untuk masuk dan keluar segmen tersebut. 3. Threat of subtitute product: Segmen menjadi tidak menarik ketika ada potensi barang pengganti untuk produk. Jika keunggulan teknologi atau 17 persaingan meningkat dalam industri barang pengganti, harga dan keuntungan dari segmen ini lama-kelamaan akan jatuh. 4. Threat of buyers’ growing bargaining power: Segmen menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan atau bertumbuhnya kekuatan untuk menawar. 5. Threat of suppliers’ growing bargaining power: Segmen menjadi tidak menarik jika perusahaan supplier mampu untuk menaikkan harga atau mengurangi jumlah pengiriman. Jalan terbaik dengan membuat suatu hubungan yang baik atau menggunakan banyak supplier.