BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Kehamilan Perawatan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perawatan Kehamilan
Perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2010).
Perawatan kehamilan merupakan suatu program berkesinambungan selama
kehamilan, persalinan, kelahiran, dan nifas yang terdiri atas edukasi, scrining, deteksi
dini, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang bertujuan untuk memberikan rasa
aman dan nyaman, sehingga ibu mampu merawat bayi dengan baik (Sosroatmodjo,
2010).
2.1.1 Tujuan Perawatan Kehamilan
Menurut Mansjoer (2005), tujuan perawatan kehamilan adalah memantau
kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi;
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi;
mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau kompliksi yang mungkin terjadi
selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum.
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
2.1.2.1 Tujuan Asuhan Keperawatan
Tujuan asuhan keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Menentukan diagnosis kehamilan dan kunjungan ulang
b. Memonitor secara akurat dan cermat tentang kemajuan kehamilan
c. Penyuluhan
ibu
dan
keluarga
untuk
meningkatkan
kesehatan
dan
kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan
d. Membantu menurunkan keluhan ketidaknyamanan
e. Mengidentifikasikan komplikasi
2.1.2.2 Diagnosis Keperawatan ibu pada masa kehamilan
1. Trimester I kemungkinan diagnosis yang ditemukan
a. Kecemasan
b. Nyeri
c. Gangguan nutrisi
d. Perubahan pola seksual
2. Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri
b. Gangguan gambaran diri
c. Perubahan proses keluarga
d. Kecemasan
e. Perubahan pola seksual
3. Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan
Universitas Sumatera Utara
Nyeri, Perubahan pola napas tidak efektif, Perubahan pola tidur, Intoleransi
aktivitas, Perubahan pola seksual.
2.1.2.3 Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan pada Trimester I yaitu penyuluhan tentang nutrisi,
aktivitas, kebiasaan tidur, hubungan seksual, dan pemakaian obat. Jadwal kunjungan,
sejak konsepsi sampai dengan 28 minggu kehamilan setiap 4 minggu, 29-36 minggu
kehamilan setiap 2 atas 3 minggu, 37 minggu kehamilan sampai lahir setiap 1 minggu
Informasi tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan per vaginan dengan tanda atau
tanpa nyeri, sakit kepala yang berlebihan, gangguan penglihatan, nyeri abdomen,
serta demam.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kehamilan
1. Pengalaman dengan kehamilan sebelumnya.
2. Harapan budaya dan personal.
3.
Kesehatan sebelum hamil dan kesiapan biofisik untuk melahirkan anak.
4. Status sosial ekonomi.
5. Usia ibu dan status berpasangan atau tidak berpasangan.
6. Tingkat pendidikan.
7. Tersedianya sumber-sumber.
2.1.4. Abortus Spontan
2.1.4.1 Pengertian abortus spontan
Abortus spontan adalah yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan (Wiknjosastro, 2005). Sebagai batasan ialah
Universitas Sumatera Utara
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram
(Prawirohardjo, 2009).
2.1.4.2 Etiologi
Abortus spontan dapat disebabkan oleh penyebab alamiah yang tidak dapat
diidentifikasi atau dari faktor janin dan plasenta serta faktor ibu.
1. Faktor Janin
a. Perkembangan embriologik yang defektif
b. Kesalahan implantasi ovum
c. Penolakan ovum oleh endoemtrium
d. Abnormalitas kromoson
2. Faktor Plasenta
a. Pelepasan prematur plasenta
b. Implantasi plasenta tidak normal
c. Fungsi plasenta tidak normal
3. Faktor Ibu
a. Infeksi
b. Malnutrisi berat
c. Abnormalitas sistem reproduksi (misalnya, serviks inkompeten)
d. Trauma
e. Mengkonsumsi obat-obatan
Universitas Sumatera Utara
2.1.4.3 Klasifikasi
1. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus
tanpa adanya dilatasi serviks.
2. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
3. Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam
uterus.
4. Abortus kompletus adalah abortus yang hasil konsepsinya sudah
dikeluarkan.
5. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
2.1.4.4 Manifestasi Klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering
terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah (Mitayani, 2009).
2.1.4.5 Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh wanita
hamil, dimana wanita dengan beberapa masalah tersebut bisa terancam kehamilannya
dan persalinan yang berbahaya (Burns, dkk. 2000 ). Selama kehamilan seorang ibu
mengalami perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan yang normal, dan
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilannya.
Diperlukan kunjungan ke tenaga kesehatan agar ibu mendapat banyak informasi
tentang kondisi normal ibu hamil ataupun ketidaknyamanan yang merupakan tanda
bahaya dalam kehamilan. Bahaya kehamilan dapat terdeteksi jika ibu sering
memeriksakan kehamilannya. Karena pada setiap kunjungan antenatal akan diperiksa
kondisi ibu dan janin untuk mengenali tanda bahaya dalam kehamilan tiap
trimesternya. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak terdeteksi akan menyebabkan
kematian pada janin dan ibu.
2.2. Tindakan Perawatan Kehamilan
Menurut Bloom yang dijabarkan oleh Notoadmodjo (2007), Sikap adalah
kecendrungan untuk bertindak (Praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan,
sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu sarana dan prasarana.
Tindakan merupakan perbuatan nyata atau aktivitas hasil dari pengaruh
faktor internal dan eksternal individu yang didukung dengan kondisi yang
memungkinkan tampilnya tindakan secara nyata. Pengukuran tindakan dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pengukuran
tindakan dilakukan dengan pengamatan, dan secara tidak langsung dilakukan dengan
wawancara.
Praktek atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan, antara lain;
1) Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil;
2) Respons terpimpin, yakni melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar.
Universitas Sumatera Utara
3) Mekanisme, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan
4) Adopsi, merupakan praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran
dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Tindakan perawatan kehamilan merupakan perbuatan yang dilakukan untuk
merawat kehamilan mencakup pemeriksaan kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan diharapkan dapat memelihara kesehatan ibu dan janinnya sehingga
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan mengurangi komplikasi pada kehamilan.
2.2.1 Pemeriksaan Kehamilan dalam Antenatal Care (ANC)
Menurut Prawiroharjo (2002). Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan
terhadap ibu hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik, mental ibu dalam
kehamilan, persalinan dan post partum sehingga selalu dalam keadaan sehat dan
normal, oleh karena itu pelayanan / asuhan pemeriksaan kehamilan merupakan cara
penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi
sedini
mungkin
bila
ada
kelainan
pada
ibu
hamil
(Saifudin, et.al., 2002).
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin.
Pelayanan
antenatal
merupakan
upaya
kesehatan
perorangan
yang
memperhatikan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Agar dapat melalui
persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik, mental ibu, sehingga ibu
Universitas Sumatera Utara
dalam keadaan status kesehatan yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
janin yang dikandungnya.
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah
seorang wanita merasa dirinya hamil. Dalam pemeriksaan antenatal selain kuantitas (
jumlah kunjungan), perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya.
Antenatal care merupakan salah satu asuhan yang diberikan untuk ibu hamil
sebelum melahirkan dengan cara memeriksakan kepada dokter, bidan, atau
puskesmas yang mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga
mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan menyusui, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar ( Manuaba, 2001 ).
Setiap ibu hamil mengalami risiko komplikasi yang dapat mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu sedikitnya empat kali kunjungan
selama periode antenatal. Setiap kunjungan ibu akan mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan kehamilannya terutama tentang tanda bahaya kehamilan tiap
trimester yang dapat mengancam keselamatan baik ibu maupun janinnya
(Pusdisnakes, 2002).
2.2.1.1 Tujuan asuhan pemeriksaan kehamilan
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara
normal (Saifuddin, et, al, 2002).
Universitas Sumatera Utara
2.2.1.2 Asuhan yang diberikan kepada pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan berdasarkan standar pelayanan 7 T, yaitu:
a.
Timbang berat badan
b.
Ukur tekanan darah
c.
Ukur tinggi vundus uteri
d.
Pemberian imunisasi TT lengkap
e.
Pemberian tablet besi selama kehamilan
f.
Tes terhadap penyakit menular seksual
g.
Temu wicara
(Wahyuningsih, 2009)
2.2.1.3 Kunjungan pemeriksaan kehamilan
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan.
Setiap ibu hamil resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama
periode antenatal.
Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu). Satu
kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua kali kunjungan
selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36).
Pada setiap kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang
sangat penting yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kunjungan trimester pertama
Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa dan
melakukan tindakan pencegahan anemia kekurangan zat besi dan mendorong
perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat, olahraga, seks dan
sebagainya).
2. Kunjungan trimester kedua
Informasi yang penting pada trimester kedua sama dengan trimester pertama
hanya ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu
tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi, edema,
periksa untuk mengetahui proteinuria).
3. Kunjungan trimester ketiga
Sama seperti pada trimester kedua hanya ditambah dengan palpasi abdominal
untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda (Saifuddin, et. al, 2006).
2.2.1.4 Dampak dari pemeriksaan kehamilan (antenatal care)
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat
dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya
dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
kelahiran dan memberikan pendidikan. Sehingga bila ANC tidak dilakukan
sebagaimana mestinya maka akan mengakibatkan dampak:
1. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan kehamilan
yang benar.
2. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini.
Universitas Sumatera Utara
3. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan saat
persalinan.
4. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan serta
penyakit karena genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital.
Sehingga bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan screening sejak awal, akan
mengakibatkan komplikasi pada saat hamil atau pada saat persalinan yang akan
mengarah kepada kematian baik ibu maupun janin (Pusdiknakes, 2002 ).
2.2.2 Tindakan Perawatan Diri Selama Kehamilan
2.2.2.1 Pengertian perawatan diri
Perawatan diri didefenisikan sebagai cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan diri mereka (Potter, 2005).
2.2.2.2 Tujuan perawatan diri selama hamil
Program perawatan prakonsepsi yang komperhensif berpotensi membantu wanita
yang ingin hamil dengan cara mengurangi risiko, mendorong gaya hidup sehat, dan
meningkatkan kesiapan
menerima kehamilan. Asuhan prenatal dimulai segera
setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Perawatan ini dapat dilakukan dalam beberapa
hari setelah terlambat menstruasi, terutama bagi mereka yang menginginkan
kehamilannya dan terapi bagi semua wanita secara umum sebaiknya jangan lebih
dari saat terlambat menstruasi kedua kali. Tujuan utama tindakan ini adalah:
-
Menentukan status kesehatan ibu dan janin
-
Menentukan usia gestasi janin
-
Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetrik (Bobak, 2005).
Universitas Sumatera Utara
2.2.2.3 Jenis-jenis perawatan diri selama kehamilan
a. Nutrisi pada Wanita Hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan kebutuhan
wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin.
Makanan dikonsumsi ibu hamil 40% digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya
60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu
hamil 11-13 kg.
Asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna untuk:
1) Pertumbuhan dan perkembangan janin
2) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
3) Sumber tenaga
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung
unsur-unsur sumber tenaga, pembangunan, pengaturan dan pelindung.
1) Sumber Tenaga (Sumber energi)
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per hari sekitar
15% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari.
Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
2) Sumber Pembangunan
Sumber zat pembangunan dapat diperoleh dari protein yang dianjurkan sekitar
800 gram / hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan
janin dan kandungan.
Universitas Sumatera Utara
3) Sumber Pengatur dan Pelindung
Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin, dan
mineral, sumber ini dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh.
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu wanita
hamil harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya.
Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap kesehatannya ialah nutrisi pada wanita hamil tersebut. Ibu hamil yang
mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan, mempunyai resiko kesakitan yang
lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akhirnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
BBLR, prematur, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit
karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Riskesdas, 2007).
Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya seperti: kalori, protein, mineral, kalsium,
yodium, magnesium, tembaga, selenium, kromium, mangan, kalium, natrium,
fluoride, vitamin, asam folat, vitamin B complex, zat besi (Fe), kalsium, asam folat
akan meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, bertambah besarnya organ
kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan
zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kurang pendidikan,
kemiskinan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan dan kondisi kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
buruk, ibu harus memenuhi panduan makanan yang mengandung zat-zat gizi dalam
jenis dan jumlah seimbang, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
kalsium, fosfor, zat besi dan air. Dibawah ini akan dijelaskan kebutuhan Nutrisi untuk
ibu hamil:
Tabel 1. Asupan makanan harian yang dianjurkan National Research Council
untuk Wanita sebelum hamil dan wanita hamil.
Zat Gizi
Kilokalori
Protein (g)
Vitamin larut dalam lemah
A (µg)
D (µg)
E (mg)
K (µg)
Vitamin larut-air
C (mg)
Folat (µg)
Niasin (mg)
Riboflafin (mg)
Tiamin (mg)
Pirodiksin B6 (mg)
Kobalamin B12 (µg)
MINERAL
Kalsium (mg)
Iodium (µg)
Besi (mg besi fero)
Magnesium (mg)
Seng (mg)
Tidak Hamil
2200
55
Hamil
2500
60
800
10
8
55
800
10
10
65
60
180
15
1.3
1.1
1.6
2.0
1200
1200
150
15
280
12
70
400
17
1.6
1.5
2.2
2.2
1200
1200
175
30
320
15
Menurut Sarwono (2007), Pengaruh gizi kurang pada wanita hamil akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu, maupun pada janin, yaitu pada ibu akan
menyebabkan persalinan sulit dan lama, prematur, pendarahan setelah persalinan,
serta persalinan dengan operasi cendrung meningkat. Menurut Budianto (2009),
pengaruh akibat kurang gizi pada ibu hamil akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
Universitas Sumatera Utara
KJDK, cacat bawaan, anemia pada bayi, BBLR, asfiksia intra partum (Prawirohardjo,
2008 dan Cunningham, 2005).
Ibu hamil memerlukan lebih banyak karbohidrat dan protein untuk
menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan bayi, sehingga penting sekali untuk selalu
mengkonsumsi makanan sehat sejak awal kehamilan trimester pertama dimana akan
mengalami peningkatan berat badan yang signifikan (kurang lebih hingga 12 pon / 6
kg) sehingga harus makan-makanan bergizi dengan teratur.
Yang harus dihindari adalah berhati-hati dalam memilih makanan karena
sekarang banyak makanan yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab penyakit
seperti; salmonella adalah bakteri penyebab sakit panas, sakit perut dan diare serius
yang ditemukan dalam telur dan ayam. Bakteri itu dapat menyebabkan keguguran
atau kecacatan kelahiran (Stoppard, 2006).
b. Aktifitas dan Istirahat
Secara umum, wanita hamil tidak harus membatasi olahraga, asalkan tidak
mengalami kelelahan atau berisiko cedera bagi diri ataupun bagi janinnya. Olahraga
dan kebugaran tubuh selama kehamilan pantas mendapat perhatian khusus. Sewaktu
tubuh wanita hamil bertambah besar dan berat badan akan bertambah, olahraga
teratur membantu mempertahankan kesehatan dan kenyamanan.
Menurut Penny (2007), olahraga yang melenturkan memperkuat otot-otot
yang paling berpengaruh saat kehamilan, termasuk otot dasar panggul, perut, dan
punggung bagian bawah. Olahraga juga membantu mempertahankan pernapasan yang
baik, peredaran darah dan postur. Olahraga pralahir dan kebugaran fisik membantu
Universitas Sumatera Utara
menghilangkan beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan, membantu menyiapkan
tubuh untuk persalinan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Melakukan
gerakan tubuh ringan, misalnya berjalan kaki terutama pada pagi hari,
Jangan
melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang
dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan biasanya diakibatkan oleh tinggi
tingkat hormon kolestrol (Prawirohardjo, 2008).
Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang
mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut
malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus di pertimbangkan dan kalau mungkin
dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam ± 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1
jam.
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur seiring
kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik,
karena istirahat yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama
kurang lebih delapan jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama
satu jam. Pada saat hamil wanita dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi,
yang terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman (Rahma dan Dewi, 2008).
Kapan seorang wanita yang hamil harus berhenti bekerja diluar rumah sangat
bergantung pada jenis pekerjaan, bahaya apa yang mengancam dalam lingkungan
pekerjaan, dan seberapa besar energi fisik serta mental yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan itu (Ferrer, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan, atau aktivitas yang
meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari, mengangkat sesuatu yang berat,
paparan terhadap suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau rendah, pekerjaan
dengan paparan radiasi.
Wanita harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung
lama atau melelahkan, duduk diam untuk waktu yang lama dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai.
Bepergian juga dapat menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan jauh akan
meletihkan, dan asupan makanan serta minuman cenderung berbeda dengan biasa
dialami. Konstipasi atau diare sering terjadi dalam perjalanan dan juga dengan berada
ditempat lain terdapat ketidakpastian dalam memperoleh pelayanan medis yang
memuaskan (Ferrer, 1999).
c. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
janin yang mengakibatkan kemungkinan besar cacat bawaan dan terjadinya abortus.
Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab berbagai gangguan pada
janin. Diantaranya, peningkatan resiko keguguran pada trimester awal, pendarahan
trimester akhir, gangguan, pertumbuhan janin sampai kecacatan jadi selain itu ibu
tidak boleh merokok, ibu pun tidak boleh merokok. Ibu pun tidak boleh menjadi
perokok pasif karena dampaknya sama saja. Merokok merupakan salah satu isu
penting sangat bagis dicermati saat kehamilan karena efek yang muncul diakibatkan
merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal.
Universitas Sumatera Utara
Merokok selain mempunyai efek membahayakan janin juga membahayakan
ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang muncul sebagai akibat merokok,
misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, kanker paru dan sebagainya.
d. Aktifitas Seksual
Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat
ditawar tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil. Kehamilan bukan
merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada hamil muda
hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang atau
mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, dan pendarahan.
Beberapa hasil penelitian dalam aktivitas seksual pada ibu hamil merupakan hal
yang tidak tepat. Terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual
selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Beberapa pendapat
mengenai hubungan seksual selama hamil didasari pada beberapa konsep bahwa
dalam cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya
kontraksi (Kusmiyati, 2008).
2.3 Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Perawatan Kehamilan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil dari ”tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Universitas Sumatera Utara
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan.
Penelitian Rogers ( 1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yakni:
1. Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap
sudah mulai timbul.
3. Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana
disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi
proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh
semakin tingginya pendidikan seseorang maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan
yang diperolehnya sesuai dengan jenjang yang dijalaninya. Adapun kriteria jenjang
pendidikan antara lain TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Pendidikan yang
tinggi dapat mempengaruhi seseorang untuk bisa mengetahui, memahami dan
melakukan apa yang diperolehnya ( Notoatmodjo, 2007).
2. Umur
Umur adalah sebuah konsep yang masih abstrak, bahkan cenderung
menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Umur adalah lamanya seseorang hidup
dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir
( Zaluchu, 2005).
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan suami dan istri yang menjadi
sumber nafkah keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup perlu
bekerja, bukan saja hanya ayah yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah tetapi
banyak ibu yang bekerja diluar rumah untuk menambah penghasilan ( Kamus Bahasa
Indonesia).
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Menurut Hurlock, orang dewasa yang sarjana biasanya lebih
merasa puas dengan pekerjaannya daripada mereka yang berijazah SMP, maka
pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya tergantung dari
tingkat pendidikan yang diperoleh sebelumnya.
2.3.1.2. Pengetahuan dengan tindakan perawatan kehamilan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Melalui pengetahuan,
manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah
lakunya berkembang.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Didasari pengetahuan yang positif maka seorang ibu hamil akan melakukan
kegiatan yang positif berdasarkan pengetahuan yang dia dapati untuk melakukan
perawatan kehamilan dan pentingnya melakukan pemeriksaan kunjungan kehamilan
dan perawatan diri selama kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Sikap
2.3.2.1 Pengertian sikap
Menurut Notoadmodjo (2007), Sikap adalah merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu.
Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang di kemukakan Allport
dalam Notoatmodjo ( 2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen
pokok yaitu :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
b.
Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude). Pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan
penting dalam penentuan sikap yang utuh.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2003) :
a. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) danmemperhatikan
stimulus yang diberikan oleh objek.
b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh objek.
Universitas Sumatera Utara
c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
(kecenderungan untuk bertindak).
d. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggung jaawab atas segala
sesuatu yang telah di pilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap
yang paling tinggi.
2.3.2.2 Sikap dengan tindakan perawatan kehamilan
Secara umum, sikap adalah sebagai kecendrungan untuk berespon secara
positif dan negatif terhadap objek atau situasi tertentu. Sikap itu merupakan kesediaan
diri seseorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu. Sikap ibu hamil
merupakan pendapat atau penilaian seseorang terhadap tindakan perawatan
kehamilan dengan pentingnya melakukan pemeriksaan kunjungan kehamilan. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang setuju (mendekat) tidak setuju (menjauhi) suatu hal tetapi ada
kalanya sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak terlalu terwujud dalam suatu
tindakan nyata.
Beberapa contoh bentuk sikap ibu hamil mengenai tanggapan atau sikap ibu
terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu, akan membentuk perilaku yang
positif mengenai perilaku pemeriksaan antenatal dan perawatan diri selama
kehamilan. Sikap ibu hamil yang positif tentang tanda bahaya akan membentuk
perilaku yang positif untuk mencegah terjadinya bahaya dalam kehamilan dan
persalinan (Wahyuningsih, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, maka kerangka konsep
penelitiaan ini adalah:
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan
Tindakan Perawatan
Kehamilan
Sikap
Gambar 2.4 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesa Penelitian
Ada hubungan pengetahuan, dan sikap Ibu Hamil yang mengalami Abortus
spontan dengan Tindakan Perawatan Kehamilan di Klinik Bersalin Bidan Nerli Desa
Sampe Raya Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
Download