BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawatan Kehamilan Perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI, 2010). Perawatan kehamilan merupakan suatu program berkesinambungan selama kehamilan, persalinan, kelahiran, dan nifas yang terdiri atas edukasi, scrining, deteksi dini, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi yang bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga ibu mampu merawat bayi dengan baik (Sosroatmodjo, 2010). 2.1.1 Tujuan Perawatan Kehamilan Menurut Mansjoer (2005), tujuan perawatan kehamilan adalah memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi; meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi; mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau kompliksi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum. 8 Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil 2.1.2.1 Tujuan Asuhan Keperawatan Tujuan asuhan keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosis kehamilan dan kunjungan ulang b. Memonitor secara akurat dan cermat tentang kemajuan kehamilan c. Penyuluhan ibu dan keluarga untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan janin selama kehamilan d. Membantu menurunkan keluhan ketidaknyamanan e. Mengidentifikasikan komplikasi 2.1.2.2 Diagnosis Keperawatan ibu pada masa kehamilan 1. Trimester I kemungkinan diagnosis yang ditemukan a. Kecemasan b. Nyeri c. Gangguan nutrisi d. Perubahan pola seksual 2. Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan a. Gangguan rasa nyaman: nyeri b. Gangguan gambaran diri c. Perubahan proses keluarga d. Kecemasan e. Perubahan pola seksual 3. Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan Universitas Sumatera Utara Nyeri, Perubahan pola napas tidak efektif, Perubahan pola tidur, Intoleransi aktivitas, Perubahan pola seksual. 2.1.2.3 Implementasi Keperawatan Implementasi Keperawatan pada Trimester I yaitu penyuluhan tentang nutrisi, aktivitas, kebiasaan tidur, hubungan seksual, dan pemakaian obat. Jadwal kunjungan, sejak konsepsi sampai dengan 28 minggu kehamilan setiap 4 minggu, 29-36 minggu kehamilan setiap 2 atas 3 minggu, 37 minggu kehamilan sampai lahir setiap 1 minggu Informasi tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan per vaginan dengan tanda atau tanpa nyeri, sakit kepala yang berlebihan, gangguan penglihatan, nyeri abdomen, serta demam. 2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan kehamilan 1. Pengalaman dengan kehamilan sebelumnya. 2. Harapan budaya dan personal. 3. Kesehatan sebelum hamil dan kesiapan biofisik untuk melahirkan anak. 4. Status sosial ekonomi. 5. Usia ibu dan status berpasangan atau tidak berpasangan. 6. Tingkat pendidikan. 7. Tersedianya sumber-sumber. 2.1.4. Abortus Spontan 2.1.4.1 Pengertian abortus spontan Abortus spontan adalah yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan (Wiknjosastro, 2005). Sebagai batasan ialah Universitas Sumatera Utara kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Prawirohardjo, 2009). 2.1.4.2 Etiologi Abortus spontan dapat disebabkan oleh penyebab alamiah yang tidak dapat diidentifikasi atau dari faktor janin dan plasenta serta faktor ibu. 1. Faktor Janin a. Perkembangan embriologik yang defektif b. Kesalahan implantasi ovum c. Penolakan ovum oleh endoemtrium d. Abnormalitas kromoson 2. Faktor Plasenta a. Pelepasan prematur plasenta b. Implantasi plasenta tidak normal c. Fungsi plasenta tidak normal 3. Faktor Ibu a. Infeksi b. Malnutrisi berat c. Abnormalitas sistem reproduksi (misalnya, serviks inkompeten) d. Trauma e. Mengkonsumsi obat-obatan Universitas Sumatera Utara 2.1.4.3 Klasifikasi 1. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks. 2. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. 3. Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus. 4. Abortus kompletus adalah abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan. 5. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. 2.1.4.4 Manifestasi Klinis Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah (Mitayani, 2009). 2.1.4.5 Tanda bahaya kehamilan Tanda bahaya kehamilan merupakan suatu kondisi yang dialami oleh wanita hamil, dimana wanita dengan beberapa masalah tersebut bisa terancam kehamilannya dan persalinan yang berbahaya (Burns, dkk. 2000 ). Selama kehamilan seorang ibu mengalami perubahan fisik yang menyebabkan ketidaknyamanan yang normal, dan Universitas Sumatera Utara merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilannya. Diperlukan kunjungan ke tenaga kesehatan agar ibu mendapat banyak informasi tentang kondisi normal ibu hamil ataupun ketidaknyamanan yang merupakan tanda bahaya dalam kehamilan. Bahaya kehamilan dapat terdeteksi jika ibu sering memeriksakan kehamilannya. Karena pada setiap kunjungan antenatal akan diperiksa kondisi ibu dan janin untuk mengenali tanda bahaya dalam kehamilan tiap trimesternya. Tanda bahaya dalam kehamilan jika tidak terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin dan ibu. 2.2. Tindakan Perawatan Kehamilan Menurut Bloom yang dijabarkan oleh Notoadmodjo (2007), Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak (Praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu sarana dan prasarana. Tindakan merupakan perbuatan nyata atau aktivitas hasil dari pengaruh faktor internal dan eksternal individu yang didukung dengan kondisi yang memungkinkan tampilnya tindakan secara nyata. Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung pengukuran tindakan dilakukan dengan pengamatan, dan secara tidak langsung dilakukan dengan wawancara. Praktek atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan, antara lain; 1) Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil; 2) Respons terpimpin, yakni melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. Universitas Sumatera Utara 3) Mekanisme, yaitu apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan 4) Adopsi, merupakan praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003). Tindakan perawatan kehamilan merupakan perbuatan yang dilakukan untuk merawat kehamilan mencakup pemeriksaan kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan diharapkan dapat memelihara kesehatan ibu dan janinnya sehingga meningkatkan kesehatan ibu hamil dan mengurangi komplikasi pada kehamilan. 2.2.1 Pemeriksaan Kehamilan dalam Antenatal Care (ANC) Menurut Prawiroharjo (2002). Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan terhadap ibu hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik, mental ibu dalam kehamilan, persalinan dan post partum sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal, oleh karena itu pelayanan / asuhan pemeriksaan kehamilan merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi sedini mungkin bila ada kelainan pada ibu hamil (Saifudin, et.al., 2002). Pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan kualitas pelayanan medis yang diberikan. Agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan aman diperlukan kesiapan fisik, mental ibu, sehingga ibu Universitas Sumatera Utara dalam keadaan status kesehatan yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sedini mungkin, segera setelah seorang wanita merasa dirinya hamil. Dalam pemeriksaan antenatal selain kuantitas ( jumlah kunjungan), perlu diperhatikan pula kualitas pemeriksaannya. Antenatal care merupakan salah satu asuhan yang diberikan untuk ibu hamil sebelum melahirkan dengan cara memeriksakan kepada dokter, bidan, atau puskesmas yang mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan menyusui, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar ( Manuaba, 2001 ). Setiap ibu hamil mengalami risiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil perlu sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Setiap kunjungan ibu akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kehamilannya terutama tentang tanda bahaya kehamilan tiap trimester yang dapat mengancam keselamatan baik ibu maupun janinnya (Pusdisnakes, 2002). 2.2.1.1 Tujuan asuhan pemeriksaan kehamilan Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Saifuddin, et, al, 2002). Universitas Sumatera Utara 2.2.1.2 Asuhan yang diberikan kepada pemeriksaan kehamilan Pemeriksaan kehamilan berdasarkan standar pelayanan 7 T, yaitu: a. Timbang berat badan b. Ukur tekanan darah c. Ukur tinggi vundus uteri d. Pemberian imunisasi TT lengkap e. Pemberian tablet besi selama kehamilan f. Tes terhadap penyakit menular seksual g. Temu wicara (Wahyuningsih, 2009) 2.2.1.3 Kunjungan pemeriksaan kehamilan Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Setiap ibu hamil resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu). Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28). Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36). Pada setiap kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan informasi yang sangat penting yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kunjungan trimester pertama Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa dan melakukan tindakan pencegahan anemia kekurangan zat besi dan mendorong perilaku yang sehat (gizi, kebersihan, istirahat, olahraga, seks dan sebagainya). 2. Kunjungan trimester kedua Informasi yang penting pada trimester kedua sama dengan trimester pertama hanya ditambah kewaspadaan khusus mengenai pre-eklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi, edema, periksa untuk mengetahui proteinuria). 3. Kunjungan trimester ketiga Sama seperti pada trimester kedua hanya ditambah dengan palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda (Saifuddin, et. al, 2006). 2.2.1.4 Dampak dari pemeriksaan kehamilan (antenatal care) Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan. Sehingga bila ANC tidak dilakukan sebagaimana mestinya maka akan mengakibatkan dampak: 1. Ibu hamil akan kurang mendapat informasi tentang cara perawatan kehamilan yang benar. 2. Tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini. Universitas Sumatera Utara 3. Tidak terdeteksinya anemia kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan saat persalinan. 4. Tidak terdeteksinya penyakit penyerta dan komplikasi selama kehamilan serta penyakit karena genetik seperti diabetes, hipertensi, atau cacat kongenital. Sehingga bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan screening sejak awal, akan mengakibatkan komplikasi pada saat hamil atau pada saat persalinan yang akan mengarah kepada kematian baik ibu maupun janin (Pusdiknakes, 2002 ). 2.2.2 Tindakan Perawatan Diri Selama Kehamilan 2.2.2.1 Pengertian perawatan diri Perawatan diri didefenisikan sebagai cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan diri mereka (Potter, 2005). 2.2.2.2 Tujuan perawatan diri selama hamil Program perawatan prakonsepsi yang komperhensif berpotensi membantu wanita yang ingin hamil dengan cara mengurangi risiko, mendorong gaya hidup sehat, dan meningkatkan kesiapan menerima kehamilan. Asuhan prenatal dimulai segera setelah diperkirakan terjadi kehamilan. Perawatan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat menstruasi, terutama bagi mereka yang menginginkan kehamilannya dan terapi bagi semua wanita secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat menstruasi kedua kali. Tujuan utama tindakan ini adalah: - Menentukan status kesehatan ibu dan janin - Menentukan usia gestasi janin - Memulai rencana untuk melanjutkan perawatan obstetrik (Bobak, 2005). Universitas Sumatera Utara 2.2.2.3 Jenis-jenis perawatan diri selama kehamilan a. Nutrisi pada Wanita Hamil Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan dikonsumsi ibu hamil 40% digunakan untuk pertumbuhan janin dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Secara normal kenaikan berat badan ibu hamil 11-13 kg. Asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna untuk: 1) Pertumbuhan dan perkembangan janin 2) Mengganti sel-sel tubuh yang rusak 3) Sumber tenaga Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangunan, pengaturan dan pelindung. 1) Sumber Tenaga (Sumber energi) Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori per hari sekitar 15% lebih banyak dari normalnya yaitu 2500 s/d 3000 kalori dalam sehari. Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. 2) Sumber Pembangunan Sumber zat pembangunan dapat diperoleh dari protein yang dianjurkan sekitar 800 gram / hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70% dipakai untuk kebutuhan janin dan kandungan. Universitas Sumatera Utara 3) Sumber Pengatur dan Pelindung Sumber zat pengatur dan pelindung dapat diperoleh dari air, vitamin, dan mineral, sumber ini dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran proses metabolisme tubuh. Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu wanita hamil harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatannya ialah nutrisi pada wanita hamil tersebut. Ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan, mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akhirnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR, prematur, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Riskesdas, 2007). Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya seperti: kalori, protein, mineral, kalsium, yodium, magnesium, tembaga, selenium, kromium, mangan, kalium, natrium, fluoride, vitamin, asam folat, vitamin B complex, zat besi (Fe), kalsium, asam folat akan meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, bertambah besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kurang pendidikan, kemiskinan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan dan kondisi kesehatan yang Universitas Sumatera Utara buruk, ibu harus memenuhi panduan makanan yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah seimbang, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, kalsium, fosfor, zat besi dan air. Dibawah ini akan dijelaskan kebutuhan Nutrisi untuk ibu hamil: Tabel 1. Asupan makanan harian yang dianjurkan National Research Council untuk Wanita sebelum hamil dan wanita hamil. Zat Gizi Kilokalori Protein (g) Vitamin larut dalam lemah A (µg) D (µg) E (mg) K (µg) Vitamin larut-air C (mg) Folat (µg) Niasin (mg) Riboflafin (mg) Tiamin (mg) Pirodiksin B6 (mg) Kobalamin B12 (µg) MINERAL Kalsium (mg) Iodium (µg) Besi (mg besi fero) Magnesium (mg) Seng (mg) Tidak Hamil 2200 55 Hamil 2500 60 800 10 8 55 800 10 10 65 60 180 15 1.3 1.1 1.6 2.0 1200 1200 150 15 280 12 70 400 17 1.6 1.5 2.2 2.2 1200 1200 175 30 320 15 Menurut Sarwono (2007), Pengaruh gizi kurang pada wanita hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu, maupun pada janin, yaitu pada ibu akan menyebabkan persalinan sulit dan lama, prematur, pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cendrung meningkat. Menurut Budianto (2009), pengaruh akibat kurang gizi pada ibu hamil akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, Universitas Sumatera Utara KJDK, cacat bawaan, anemia pada bayi, BBLR, asfiksia intra partum (Prawirohardjo, 2008 dan Cunningham, 2005). Ibu hamil memerlukan lebih banyak karbohidrat dan protein untuk menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan bayi, sehingga penting sekali untuk selalu mengkonsumsi makanan sehat sejak awal kehamilan trimester pertama dimana akan mengalami peningkatan berat badan yang signifikan (kurang lebih hingga 12 pon / 6 kg) sehingga harus makan-makanan bergizi dengan teratur. Yang harus dihindari adalah berhati-hati dalam memilih makanan karena sekarang banyak makanan yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab penyakit seperti; salmonella adalah bakteri penyebab sakit panas, sakit perut dan diare serius yang ditemukan dalam telur dan ayam. Bakteri itu dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan kelahiran (Stoppard, 2006). b. Aktifitas dan Istirahat Secara umum, wanita hamil tidak harus membatasi olahraga, asalkan tidak mengalami kelelahan atau berisiko cedera bagi diri ataupun bagi janinnya. Olahraga dan kebugaran tubuh selama kehamilan pantas mendapat perhatian khusus. Sewaktu tubuh wanita hamil bertambah besar dan berat badan akan bertambah, olahraga teratur membantu mempertahankan kesehatan dan kenyamanan. Menurut Penny (2007), olahraga yang melenturkan memperkuat otot-otot yang paling berpengaruh saat kehamilan, termasuk otot dasar panggul, perut, dan punggung bagian bawah. Olahraga juga membantu mempertahankan pernapasan yang baik, peredaran darah dan postur. Olahraga pralahir dan kebugaran fisik membantu Universitas Sumatera Utara menghilangkan beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan, membantu menyiapkan tubuh untuk persalinan, dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Melakukan gerakan tubuh ringan, misalnya berjalan kaki terutama pada pagi hari, Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan kelelahan yang berlebihan biasanya diakibatkan oleh tinggi tingkat hormon kolestrol (Prawirohardjo, 2008). Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya. Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus di pertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal mungkin. Tidur malam ± 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam. Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur seiring kemajuan kehamilannya. Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang lebih delapan jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama satu jam. Pada saat hamil wanita dapat tidur dan beristirahat dengan berbagai posisi, yang terpenting adalah dapat memberikan rasa nyaman (Rahma dan Dewi, 2008). Kapan seorang wanita yang hamil harus berhenti bekerja diluar rumah sangat bergantung pada jenis pekerjaan, bahaya apa yang mengancam dalam lingkungan pekerjaan, dan seberapa besar energi fisik serta mental yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan itu (Ferrer, 1999). Universitas Sumatera Utara Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan, atau aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang hari, mengangkat sesuatu yang berat, paparan terhadap suhu atau kelembaban yang ekstrim tinggi atau rendah, pekerjaan dengan paparan radiasi. Wanita harus berhati-hati dalam membuat rencana perjalanan yang cenderung lama atau melelahkan, duduk diam untuk waktu yang lama dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta edema tungkai. Bepergian juga dapat menimbulkan masalah lain. Biasanya perjalanan jauh akan meletihkan, dan asupan makanan serta minuman cenderung berbeda dengan biasa dialami. Konstipasi atau diare sering terjadi dalam perjalanan dan juga dengan berada ditempat lain terdapat ketidakpastian dalam memperoleh pelayanan medis yang memuaskan (Ferrer, 1999). c. Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin yang mengakibatkan kemungkinan besar cacat bawaan dan terjadinya abortus. Kebiasaan merokok merupakan salah satu penyebab berbagai gangguan pada janin. Diantaranya, peningkatan resiko keguguran pada trimester awal, pendarahan trimester akhir, gangguan, pertumbuhan janin sampai kecacatan jadi selain itu ibu tidak boleh merokok, ibu pun tidak boleh merokok. Ibu pun tidak boleh menjadi perokok pasif karena dampaknya sama saja. Merokok merupakan salah satu isu penting sangat bagis dicermati saat kehamilan karena efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Universitas Sumatera Utara Merokok selain mempunyai efek membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, kanker paru dan sebagainya. d. Aktifitas Seksual Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang tidak dapat ditawar tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang hamil. Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang atau mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, dan pendarahan. Beberapa hasil penelitian dalam aktivitas seksual pada ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat. Terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Beberapa pendapat mengenai hubungan seksual selama hamil didasari pada beberapa konsep bahwa dalam cairan sperma terkandung prostaglandin sehingga merangsang munculnya kontraksi (Kusmiyati, 2008). 2.3 Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Perawatan Kehamilan 2.3.1 Pengertian Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2007), Pengetahuan adalah hasil dari ”tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni: 1. Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2. Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap sudah mulai timbul. 3. Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5. Adoption, dimana subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Universitas Sumatera Utara 2.3.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh semakin tingginya pendidikan seseorang maka semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang diperolehnya sesuai dengan jenjang yang dijalaninya. Adapun kriteria jenjang pendidikan antara lain TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi seseorang untuk bisa mengetahui, memahami dan melakukan apa yang diperolehnya ( Notoatmodjo, 2007). 2. Umur Umur adalah sebuah konsep yang masih abstrak, bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya. Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir ( Zaluchu, 2005). 3. Pekerjaan Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan suami dan istri yang menjadi sumber nafkah keluarga. Untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup perlu bekerja, bukan saja hanya ayah yang bertanggung jawab untuk mencari nafkah tetapi banyak ibu yang bekerja diluar rumah untuk menambah penghasilan ( Kamus Bahasa Indonesia). Universitas Sumatera Utara Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Hurlock, orang dewasa yang sarjana biasanya lebih merasa puas dengan pekerjaannya daripada mereka yang berijazah SMP, maka pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuannya tergantung dari tingkat pendidikan yang diperoleh sebelumnya. 2.3.1.2. Pengetahuan dengan tindakan perawatan kehamilan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Melalui pengetahuan, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Didasari pengetahuan yang positif maka seorang ibu hamil akan melakukan kegiatan yang positif berdasarkan pengetahuan yang dia dapati untuk melakukan perawatan kehamilan dan pentingnya melakukan pemeriksaan kunjungan kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan. Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Sikap 2.3.2.1 Pengertian sikap Menurut Notoadmodjo (2007), Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang di kemukakan Allport dalam Notoatmodjo ( 2003), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu : a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2003) : a. Menerima (receiving) artinya bahwa orang (subjek) danmemperhatikan stimulus yang diberikan oleh objek. b. Merespon (responding) yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh objek. Universitas Sumatera Utara c. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak). d. Bertanggung jawab (responsible) yaitu yang bertanggung jaawab atas segala sesuatu yang telah di pilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. 2.3.2.2 Sikap dengan tindakan perawatan kehamilan Secara umum, sikap adalah sebagai kecendrungan untuk berespon secara positif dan negatif terhadap objek atau situasi tertentu. Sikap itu merupakan kesediaan diri seseorang individu melaksanakan suatu tindakan tertentu. Sikap ibu hamil merupakan pendapat atau penilaian seseorang terhadap tindakan perawatan kehamilan dengan pentingnya melakukan pemeriksaan kunjungan kehamilan. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang setuju (mendekat) tidak setuju (menjauhi) suatu hal tetapi ada kalanya sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak terlalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Beberapa contoh bentuk sikap ibu hamil mengenai tanggapan atau sikap ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu, akan membentuk perilaku yang positif mengenai perilaku pemeriksaan antenatal dan perawatan diri selama kehamilan. Sikap ibu hamil yang positif tentang tanda bahaya akan membentuk perilaku yang positif untuk mencegah terjadinya bahaya dalam kehamilan dan persalinan (Wahyuningsih, 2009). Universitas Sumatera Utara 2.4 Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, maka kerangka konsep penelitiaan ini adalah: Variabel Independent Variabel Dependent Pengetahuan Tindakan Perawatan Kehamilan Sikap Gambar 2.4 Kerangka Konsep 2.5 Hipotesa Penelitian Ada hubungan pengetahuan, dan sikap Ibu Hamil yang mengalami Abortus spontan dengan Tindakan Perawatan Kehamilan di Klinik Bersalin Bidan Nerli Desa Sampe Raya Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2013. Universitas Sumatera Utara