12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Landasan teori

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori menunjukan teori-teori yang mendukung perumusan
hipotesis yang sangat membantu penelitian. Landasan teori merupakan suatu
penjabaran argumentasi dan teori yang disusun penulis sebagai tuntunan
dalam memecahkan permasalahan penelitian serta perumusan dalam hipotesis.
1. Lembaga Keuangan
a. Pengertian Lembaga Keuangan
Menurut Kasmir (2014), lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya
apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau
kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku
lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, di mana
pada umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari
pemerintah. (wikipedia.org)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa lembaga keuangan merupakan
lembaga yang bergerak dibidang keuangan yang menyalurkan dananya
kepada nasabah yang diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
12
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b. Bentuk Lembaga Keuangan
Menurut Kasmir (2014), lembaga keuangan di Indonesia
terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
1) Lembaga Keuangan Bank
Lembaga keuangan bank atau kita sebut saja bank
merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan
yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan di samping
menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit) juga
melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalm
bentuk simpanan.
2) Lembaga Keuangan Lainnya
Lembaga keuangan lainnya atau bukan bank lebih terfokus
kepada salah satu bidang saja apakah penyaluran dana atau
penghimpunan walaupun ada juga lembaga pembiayaan yang
melakukan
keduanya.
Kemudian
masing-masing
lembaga
keuangan lainnya dalam menghimpun atau menyalurkan dana
mempunyai cara-cara tersendiri.
c. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Bank
Dalam praktiknya lembaga keuangan bank terdiri dari :
1) Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dilaksanakan oleh Bank
Indonesia dan memegang fungsi sebagai bank sirkulasi, bank to
bank dan lender of the last resort. Biasanya pelayanan yang
13
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
diberikan oleh Bank Indonesia lebih banyak kepada pihak
pemerintah dan dunia perbankan. Dengan kata lain, nasabah Bank
Indonesia dalam hal ini lebih banyak kepada lembaga Perbankan.
2) Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani
seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan
masyarakat, baik masyarakat perorangan maupun lembagalembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank
komersil dan dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu bank umum
devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang berstatus
devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang
berstatus non devisa, antara lain dapat melaksanakan jasa yang
berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank ke
luar negeri.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
merupakan bank yang
khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesan.
Bank Perkreditan Rakyat berasal dari Bank Desa, Bank Pasar,
Lumbung Desa, Bank Pegawai, dan bank lainnya yang keudian
dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
14
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
d. Jenis-jenis Lembaga Keuangan Lainnya
Adapun jenis-jenis lembaga keuangan lainnya yang ada di
Indonesia saat ini antara lain sebagai berikut:
1) Pasar Modal
Pasar modal, merupakan pasar tempat pertemuan dan
melakukan transaksi antara para pencari dana (emiten) dengan para
penanam
modal
(investor).
Dalam
pasar
modal
yang
diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan obligasi di
manajika
diukur
dari
waktu
kewaktunya
modal
yang
diperjualbelikan merupakan modal jangka panjang.
2) Pasar Uang (Money Market)
Pasar Uang (Money Market) sama seperti halnya pasar
modal, yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang adalah
berjangka waktu pendek dan di pasar modal berjangka waktu
panjang. Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan
dengan media elektronika sehingga nasabah tidak perlu datang
secara langsung.
3) Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam, merupakan koperasi yang
menghimpun dana dari para anggotanya kemudian menyakurkan
kembali dana tersebut kepada para aggota koperasi dan masyarakat
umum.
15
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
4) Perusahaan Pegadaian
Perusahaan Pegadaian, merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Jaminan
nasabah tersebut digadaikan dan kemudian ditaksir oleh pihak
pegadaian untuk menilai besarnya nilai jaminan. Besarnya nilai
jaminan akan mempengaruhi jumlah pinjaman. sementara ini usaha
pegadaian secara resmi masih dilakukan pemerintah.
5) Perusahaan Sewa Guna Usaha (leasing)
Perusahaan Sewa Guna Usaha (leasing) bidang usahanya
lebih ditekankan kepada pembiayaan barang-barang modal yang
diinginkan oleh nasabahnya. Sebagai contoh jika seseorang ingin
memperoleh barang-barang modal secara kredit, maka kebutuhan
ini pembayarannya dapat ditutup oleh perusahaan leasing.
Pembayaran oleh nasabah diangsur sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat. Jadi dalam hal ini perusahaan leasing lebih
banyak bergerak dalam bidang pembiayaan barang-barang
kebutuhan modal.
6) Perusahaan Asuransi
Perusahaan Asuransi, merupakan perusahaan yang bergerak
dalam usaha pertanggungan. Setiap nasabah dikenakan polis
asuransi yang harus dibayar sesuai dengan perjanjian dan
perusahaan
asuransi
akan
menanggung
kerugian
dengan
menggantikannya apabila nasabahnya terkena musibah atau
terkena risiko seperti yang telah diperjanjikan .
16
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
7) Perusahaan Anjak Piutang (factoring)
Perusahaan
Anjak
Piutang
(factoring),
merupakan
perusahaan yang usahanya adalah mengambil alih pembayaran
kredit suatu perusahaan dengan cara membeli kredit bermasalah
perusahaan lain atau dapat pula mengelola penjualan kredit
prusahaan yang membutuhkannya.
8) Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan Modal Ventura, merupakan pembiayaan oleh
perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung risiko tinggi.
Perusahaan jenis ini relatif masih baru di Indonesia. Usahanya
lebih banyak memberikan pembiayaan dalam bentuk kredit tanpa
jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan
lainnya.
9) Dana Pensiun
Dana pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya
mengelola dan pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau
perusahaan itu sendiri. Penghimpunan dana pensiun melalui iuran
yang dipotong dari gaji karyawan. Kemudian dana yang terkumpul
oleh dana pensiun diusahakan lagi dengan menginvestasikannya ke
berbagai sektor yang menguntungkan.
10) Kartu Plastik
Kartu plastik atau lebih dikenal dengan nama uang plastik
atau kartu kredit. Kartu plastik digunakan sebagai pengganti uang
17
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
tunai yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan lainnya.
Pihak yang mengeluarkan kartu kredit itu dapat dilakukan oleh
bank atau lembaga non-bank lainnya (lembaga pembiayaan).
2. Kredit
a. Pengertian Kredit
Kata kredit dalam bahasa latin disebut ―credere‖ yang berarti
kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud dalam hal ini adalah
kreditur memberikan kepercayaan kepada debitur bahwa debitur pasti
akan mengembalikan kredit yang telah diterimanya dari kreditur sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
Bank
dalam
memberikan
kreditnya
wajib
mempunyai
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan
kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi
utangnya atau mengembalikan pembiayaan yang dimaksud sesuai
dengan perjanjian (Budisantoso & Triandaru,2011)
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998
dalam Kasmir (2014) kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah suatu perjanjian
antara kreditur dan debitur yang mana dalam hal ini kreditur bersedia
18
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
untuk menyediakan sejumlah dana atau pinjaman kepada debitur guna
membiayai suatu keperluan tertentu tetapi debitur berkewajiban untuk
mengembalikan dana atau pinjaman tersebut dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
b. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank
tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit yaitu (Kasmir,
2014):
1) Mencari keuntungan
Dalam hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah
yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk
modal kerja, sehingga dana tersebut maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya.
3) Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
19
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai
sektor.
Tujuan diatas mencerminkan bahwa peranan kredit tidak
hanya mencakup kepentingan kreditur dan debitur saja, tetapi juga
mencakup kepentingan pemerintah dan masyarakat luas.
Disamping tujuan yang telah dijelaskan diatas, suatu
fasilitas kredit juga memiliki fungsi. Adapun fungsi kredit menurut
Kasmir (2014) antara lain :
1) Meningkatkan daya guna uang.
2) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
3) Meningkatkan daya guna barang.
4) Meningkatkan peredaran uang.
5) Sebagai alat stabilitas ekonomi.
6) Menigkatkan kegairahan berusaha.
7) Meningkatkan pemerataan pendapatan.
8) Meningkatkan hubungan internasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan bank
menyalurkan kreditnya bukan semata-mata untuk mendapatkan
keuntungan bagi kepentingan bank saja tetapi juga terkandung misi
bank untuk membantu usaha masyarakat yang membutuhkan
bantuan dana. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan kredit
dengan sebaik-baiknya guna mendukung tercapainya tujuan dan
fungsi bank sesuai dengan yang diharapkan. (Pradifta 2015).
20
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c. Jenis-Jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat
untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis
kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2014) :
1) Dilihat dari segi kegunaan
a) Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya
digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek baru atau untuk keperluan rehabilitasi.
b) Kredit Modal Kerja
Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya.
2) Dilihat dari segi tujuan kredit
a) Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau
jasa.
b) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi pribadi. Jenis
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan oleh seseorang
atau badan usaha.
21
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c) Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut.
3) Dilihat dari segi jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling
lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keprluan modal
kerja.
b) Kredit jangka menengah
Kredit yang memiliki jangka waktu berkisar antara 1 tahun sampai
dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.
c) Kredit jangka panjang
Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yakni berkisar
diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi
jangka panjang.
4) Dilihat dari segi jaminan
a) Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, baik itu berbentuk
barang berwujud maupun barang tidak berwujud.
b) Kredit tanpa jaminan
Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
22
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
karakter serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.
jatuh tempo debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya.
5) Dilihat dari segi sektor usaha
a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat.
b) Kredit peternakan, yaitu kredit untuk membiayai usaha
peternakan, misalnya peternakan ayam, kambing, sapi, dll.
c) Kredit industri, yaitu kredit untuk mebiayai industri kecil,
menengah atau besar.
d) Kredit pertambangan, yaitu kredit untuk membiayai usaha
pertambangan misalnya tambang emas, minyak atau batu bara.
e) Kredit pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan.
f) Kredit profesi, diberkan kepada para profesional seperti dosen,
dokter, atau pengacara.
g) Kredit Perumahan, yaitu kredit yang digunakan untuk
membiayai pembangunan atau pembelian rumah.
h) Dan sektor-sektor lainnya.
d. Unsur-Unsur Kredit
Menurut Kasmir (2014) unsur-unsur yang terkandung dalam
pemberian kredit antara lain :
1) Kepercayaan
Kepercayaan dalam hal ini yaitu suatu keyakinan pemberi
kredit bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang maupun jasa,
23
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa
mendatang.
2) Kesepakatan
Kesepakatan dalam hal ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya masing-masing.
3) Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka
pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
4) Risiko
Akibat adanya tenggang waktu pengembalian maka
pengembalian kredit akan memungkinkan adanya suatu risiko tidak
tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang jangka
waktu kredit maka semakin besar risikonya demikian juga
sebaliknya.
5) Balas jasa
Bagi bank, balas jasa merupakan keuntungan atau
pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis
konvensional, balas jasa dalam bentuk bunga dan juga biaya
administrasi kredit. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip
syariah, balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
24
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Hasan (2014) dalam Pradifta 2015 menambahkan selain 5
(lima) unsur kredit yang dijelaskan diatas, terdapat satu unsur lagi
yang terkandung dalam suatu pemberian fasilitas kredit yakni Prestasi.
Prestasi yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu prestasi yang
diberikan berupa barang, jasa atau uang. Perkembangan perkreditan di
dunia modern, maka yang dimaksudkan dengan prestasi dalam
pemberian kredit adalah uang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sebelum menyalurkan kreditnya
kepada calon nasabah, bank terlebih dahulu harus memiliki
kepercayaan bahwa calon nasabah tersebut memang layak menerima
kredit. Disamping itu, perjanjian kredit juga harus mendapat
kesepakatan kedua belah pihak mengenai hak dan kewajiban yang
harus dipenuhi oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.
Tanpa kepercayan dan kesepakatan kedua belah pihak maka
kredit tidak bisa diberikan oleh bank. Atas kredit yang telah diberikan
pihak bank kepada nasabah, maka nasabah berkewajiban untuk
memberikan balas jasa berupa bunga kredit (pada bank konvensional)
atau bagi hasil (pada bank syariah). Akan tetapi, dalam penyaluran
kreditnya tersebut bank juga menghadapi risiko terjadinya kredit macet
yang disebabkan karena ketidakmampuan debitur dalam memenuhi
kewajibannya. (Pradifta 2015).
e. Kolektabilitas Kredit
Kolektabilitas
menunjukan
tingkat
kredit
merupakan
kemampuan
suatu
debitur
keadaan
dalam
yang
memenuhi
kewajibannya dalam mengembalikan kredit yang telah diberikan bank,
25
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
baik berupa pembayaran angsuran pokok maupun bunga pinjaman
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Setiap fasilitas kredit mempunyai tingkat kemungkinan
realisasi pembayaran bunga dan pokok oleh debitor yang berbeda-beda
atau tingkat kolektabilitas yang berbeda-beda. Kualitas kredit bank
dinilai berdasarkan kolektabilitasnya (Budisantoso & Triandaru,
2006).
Di dalam prakteknya banyaknya jumlah kredit yang disalurkan
juga harus memperhatikan kualitas kredit tersebut. Artinya, semakin
berkualitas kredit yang diberikan atau memang layak untuk disalurkan
akan memperkecil risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut
bermasalah (Kasmir, 2014).
Menurut
Dendawijaya
(2005),
menyebutkan
adanya
kolektabilitas kredit dapat digolongkan menjadi lima kategori, yaitu:
1) Kredit Lancar
Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami
penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga.
2) Kredit dalam perhatian khusus
Suatu kredit dikatakan dalam perhatian khusus apabila
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga
yang belum melampaui 90 hari.
3) Kredit kurang lancar
Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian
pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami
penundaan selama 3 bulan dari waktu yang diperjanjikan.
26
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
4) Kredit diragukan
Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan
selama 6 bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.
5) Kredit macet
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok
pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan
lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah
diperjanjikan.
Jadi dapat
merupakan
tingkat
disimpulkan bahwa kolektabilitas kredit
kemungkinan
potensi
debitur
dalam
mengembalikan pinjaman atas kredit yang telah diberikan
kepadanya.
f. Risiko Kredit
Penerimaan yang utama dari bank diharapkan dari penyaluran
kredit. Mengingat penyaluran kredit ini tergolong aktiva produktif atau
tingkat
penerimaannya
tinggi,
maka
sebagai
konsekuensinya
penyaluran kredit juga mengandung risiko yang relatif lebih tinggi
daripada aktiva yang lain (Budisantoso & Triandaru, 2006).
Menurut Dendawijaya (2005) menyebutkan bahwa risiko
terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian kredit,
bentuknya bermacam-macam, seperti berikut ini :
27
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
1) Risiko spread, yang timbul sebagai akibat hasil negatif antara
selisih biaya bunga (yang harus dibayarkan kepada deposan atau
nasabah penyimpan dana) dan tingkat bunga kredit (yang diterima
dari nasabah kredit).
2) Risiko kredit bermasalah, yang timbul sebagai akibat tidak dapat
terpenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran
pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati
antara pihak bank dan nasabah (debitur) kredit.
3) Risiko nilai jaminan, yang timbul sebagai akibat turunnya nilai
jaminan (agunan) yang dipegang bank dibandingkan dengan
jumlah sisa pinjaman (outstanding) yang masih harus dilunasi oleh
nasabah kredit.
4) Risiko kurs valuta asing, yang timbul sebagai akibat kenaikan nilai
kurs valuta asing terhadap mata uang lokal (rupiah), sehingga
nasabah kredit tidak memiliki dana (dalam valuta asing) yang
cukup memadai disebabkan oleh pendapatan nasabah dalam valuta
lokal.
Menurut Kasmir 2014, secara umum jenis-jenis risiko yang
mungkin atau bakal dihadapi meliputi sebagai berikut:
1) Risiko Lingkungan
Risiko
lingkungan,
artinya
yang berkaitan
dengan
lingkungan perbankan terutama yang berkaitan dengan lingkungan
luar (eksternal) perbankan. Risiko lingkungan terdiri dari beberapa
28
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
faktor antar lain: risiko ekonomi, risiko kompetisi, dan risiko
peraturan.
2) Risiko Manajemen
Risiko manajemen, artinya risiko yang berkaitan dengan
risiko dari dalam perusahaan (internal) seperti risiko organisasi,
risiko kemampuan, dan risiko kegagalan.
3) Risiko Penyerahan
Risiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal
bank seperti risiko operasional, risiko teknologi, dan risiko
strategik.
4) Risiko Keuangan
Risiko keuangan berakaitan erat dengan pengaruh internal
dan eksternal bank seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko
suku bunga, risiko leverage, dan risiko internasional.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam setiap penyaluran kredit,
terdapat kemungkinan kredit yang telah diberikan tidak dapat kembali
kepada pihak bank karena ketidakmampuan debitur untuk melunasi
kredit yang telah diterimanya. Kegiatan penyaluran kredit menjadi
kegiatan yang memiliki risiko tinggi karena sebagian besar pendapatan
bank berasal dari penyaluran kredit.
g. Analisis Kredit
Menurut American Institute of Banking (Ali, 1995) dalam
Pradifta (2015) menyebutkan kunci suksesnya bisnis kredit adalah
analisa kredit yang sistematis. Efektifitasnya pelaksanaan dalam
bidang ini dapat meniadakan banyak risiko kredit, sedangkan
29
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
kurangnya perhatian terhadap penilaian kredit membuat kredit itu
menjadi bisnis yang sangat berbahaya.
Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bank bahwa
nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu
mengadakan analisis kredit. Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih
dahulu akan sangat membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini akan
dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut
sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah
menganalisis,
maka
akan
dapat
menyebabkan
kredit
macet.
(Kasmir,2014).
Analisis kredit yang dilakukan dapat membantu dalam
mengetahui potensi debitur dalam mengembalikan pinjamannya,
sehingga akan dapat memperkecil terjadinya kemungkinan risiko gagal
bayar debitur.
Menurut Dendawijaya (2005) menyebutkan analisis kredit
dapat dilakukan berdasarkan 2 prinsip, yakni analisis kredit
berdasarkan prinsip “6C” dan “6A” :
1) Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip “6C”
Analisis kredit berdasarkan prinsip “6C” meliputi :
a) Character (C-1)
Analisis mengenai karakter berkaitan dengan integritas
dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan kemauan
membayar
kembali
nasabah
atas
kredit
yang
telah
dinikmatinya.
30
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b) Capital (C-2)
Penilaian
terhadap
permodalan
sangat
erat
hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah
guna membiayai proyek yang akan dijalankannya. Besarnya
kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang dimilikinya.
c) Capacity (C-3)
Penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal
kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam
perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok
pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syaratsyarat yang diperjanjikan.
d) Condition of Economy (C-4)
Faktor-faktor bisnis yang berada di lingkungan sekitar
lokasi proyek akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
corak bisnis yang akan dijalankan. Dalam rangka proyeksi
pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula ikut
dianalisis
karena
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi
keberhasilan pemanfaatan pengembalian kredit debitur.
e) Collateral (C-5)
Collateral atau agunan kredit merupakan salah satu
syarat
yang
harus
dipenuhi
terlebih
dahulu
sebelum
permohonan kredit disetujui atau dicairkan. Collateral atau
agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan
31
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau
pinjaman yang diterimanya.
f) Constraints (C-6)
Constraints merupakan faktor hambatan atau rintangan
berupa faktorfaktor psikologis yang ada pada suatu daerah atau
wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat
dilaksanakan.
2) Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip “6A”
Metode analisis “6A” menganalisis berbagai aspek dari
proyek yang akan dibiayai bank. Analisis ini terdiri atas aspekaspek sebagai berikut :
a) Aspek Yuridis (Hukum)
Analisis pada aspek ini pada dasrnya bertujuan untuk
meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau
badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau
pembiayaan dari bank.
b) Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi
produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai
dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang
digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan
dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif.
32
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
c) Analisis Aspek Teknis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam
mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta
kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak
sebagai suatu business entity.
d) Analisis Aspek Manajemen
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola
proyek ataupun manajemen perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya.
e) Analisis Aspek Keuangan
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola
proyek atau manajemen perusahaan dalam bidang keuangan.
f) Analisis Aspek Sosial-Ekonomis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai
dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat
dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis.
Menurut Kasmir 2014 menyebutkan disamping analisis
kredit dengan menggunakan prinsip “6C” dan “6A”, penilaian
suatu juga kredit dapat dilakukan dengan analisis “7P”, yakni :
33
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
a) Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya
atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadiannya masa
lalu. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku,
dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
b) Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi
tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal,
loyalitas
serta
karakternya.
Sehingga
nasabah
dapat
digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas yang berbeda dari bank.
c) Purpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dimasa dalam
mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan
nasabah.
d) Prospect, yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan
datang, apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata
lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
e) Payment,
merupakan
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber
mana saja dana untuk pengembalian kredit.
f) Profitability, untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba.
g) Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit
yang diberikan mendapat jaminan perlindungan, sehingga
kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan dapat
berupa jaminan barang atau orang ataupun jaminan asuransi.
34
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Disamping itu, Budisantoso dan Triandaru (2006) dalam
Anisa (2015) menyebutkan hal-hal yang perlu dipertimbankan
bank sebelum bank menyalurkan dananya dalam bentuk kredit
kepada nasabah antara lain :
a) Perizinan dan legalitas
b) Karakter
c) Pengalaman dan manajemen
d) Kemampuan teknis
e) Pemasaran
f) Sosial
g) Keuangan
h) Agunan
Jadi dapat
disimpulkan bahwa sebelum melakukan
penyaluran kredit kepada nasabah, perlu dilakukan analisis kredit
terebih dahulu baik itu berdasarkan prinsip “6C”, “6A” ataupun
“7P” untuk mengetahui bagaimana prospek nasabah dimasa
mendatang, apakah nasabah tersebut layak untuk mendapatkan
bantuan kredit atau tidak, sehingga dapat meminimalkan risiko
terjadinya kredit bermasalah.
h. Pengawasan Kredit
Menurut
Subagyo
(2015)
setidaknya
ada
dua
tujuan
pengawasan kredit. Pertama, pengawasan yang bertujuan mencegah
sedini mungkin timbuknya praktik pemberian kredit yang tidak sehat
35
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
oleh pejabat dan staf Bank. Karena pada sebagian kasus, praktik
pemberian kredit yang tidak sehat adalah hasil kolusi antara debitur
dengan para pejabat atau staf bank.
Suatu bank yang dikelola secara profesional akan berusaha
menjauhkan diri dan sikap berprasangka buruk terhadap karyawannya,
namun mau tidak mau semua pejabat dan staf bank yang tugasnya
berkitan dengan penyaluran kredit akan menjadi salah satu objek
utama pengawasan kredit. Kedua, bertujuan menjaga agar mutu kredit
yang diberikan tidak merosot sehingga dapat merugikan bank. Dengan
demikian objek tama kedua pengawasan krdit adalah para debitur,
termasuk debitur yang terkait dengan bank dan debitur besar.
Ruang lingkup program pengawasan kredit tersebut diatas,
minimal harus mencakup hal-hal yang berikut:
1) Pengawasan terhadap setiap kredit yang akan diberikan.
2) Pemantauan terhadap perkembangan mutu kredit yang telah
diberikan melalui pemantauan terhadap perkembangan kegiatan
usaha debitur.
3) Pengawasan terhadap setiap kredit yang akan diberikan kepada
debitur yang terkait dengan bank dan debitur besar tertentu.
4) Memantau gejala awal kredit bermasalah dan para debitur yang
kemampuan dan kemauannya melunasi kredit mulai diragukan.
5) Mengevaluasi apakah penilaian terhadap tingkat kolektibilitas
kredit yang telah disalurkan telah sesuai dengan kriteria yang
ditentukan oleh Bank sentral.
36
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
6) Pembinaan terhadap debitur bermasalah yang masih ada harapan
untuk diselamatkan.
7) Memanatau pelaksanaan dokumentasi dan administrasi kredit yang
telah disalurkan.
8) Memantau perkembangan cadangan penghapusan kredit.
i. Penyelamatan Kredit Macet
Pemberian fasilitas kredit pasti didalamnya mengandung suatu
risiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga
menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh pihak bank.
Meskipun dalam setiap permohonan kredit telah dilakukan analisis
kredit terlebih dahulu, tetapi masih tetap ada kemungkinan kredit
tersebut macet. Hanya saja dalam hal ini, perlu dipertimbangkan
bagaimana upaya untuk meminimalkan risiko tersebut seminimal
mungkin (Hasan, 2014 dalam Pradifta 2015).
Menurut
Dendawijaya
(2005)
dalam
usaha
mengatasi
timbulnya kredit bermasalah, pihak bank dapat melakukan beberapa
tindakan sebagai berikut :
1) Rescheduling
Rescheduling (penjadwalan kembali) berarti melakukan
penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban debitur. Hal
ini
dapat
dilakukan
memperpanjang
jangka
dengan
waktu
beberapa
kredit
cara
misalnya,
maupun
angsuran,
memperkecil angsuran pokok pinjaman dengan jangka waktu
37
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
angsuran yang sama, atau kombinasi antara perubahan jangka
waktu beserta besarnya tiap angsuran pokok yang pada akhirnya
akan menyebabkan perpanjangan waktu pelunasan kredit.
2) Reconditioning
Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk
menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara mengubah
sebagian atau seluruh persyaratan yang semula telah disepakati
bersama. Misalnya, penurunan tingkat suku bunga kredit,
memperlunak
persyaratan
pencairan
kredit,
maupun
tidak
diserahkannya agunan kepada pihak bank karena beberapa alasan
mendesak, dll.
3) Restructuring
Restructuring atau restrukturisasi usaha penyelamatan
kredit dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang
mendasari pemberian kredit. Misalnya dengan memberikan
tambahan kredit.
4) Kombinasi 3R
Upaya
penyelamatan kredit
dilakukan dengan cara
mengkombinasikan tindakan 3R (rescheduling, reconditioning,
dan restructuring), yakni rescheduling-reconditioning, reschedulingresructuring, restructuring-reconditioning, serta reschedulingreconditioning-restructuring.
38
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
5) Eksekusi
Eksekusi merupakan cara terakhir yang dapat dilakukan
apabila nasabah tidak mempunyai itikad baik ataupun sudah tidak
mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank. Eksekusi dapat
dilakukan melalui berbagai cara seperti, menyerahkan kepada
BPUN (Badan Urusan Piutang Negara) atau menyerahkan perkara
ke pengadilan negeri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya penyelamatan kredit
bermasalah/macet sangat perlu dilakukan, karena dampak yang
ditimbulkan dari kredit bermasalah atau kredit macet akan berdampak
buruk terhadap kesehatan bank, mengingat sumber penerimaan bank
sebagian besar berasal dari aktivitas kredit. Sehingga perlu dilakukan
upaya
penanganan
kredit
bermasalah
secara
serius
agar
keberlangsungan usaha bank dapat tetap terjaga.
3. Usaha
a. Pengertian Usaha
Usaha adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan penghasilan berupa uang atau barang yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai kemakmuran
hidup. Tentu usaha yang dilakukan secara terus menerus akan
membuahkan hasil yang maksimal. Artinya usaha merupakan suatu
kegiatan untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun tidak
langsung. (idemotivasibisnis.blogspot.ci.id)
39
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Dalam melakukan usaha, seorang pengusaha tidak dapat
berjalan
sendiri.
Ia
membutuhkan
tenaga
kerja
yang
akan
membantunya menjalankan roda bisnis yang dijalankan. Apalagi
perusahaan yang dikelolanya sudah cukup besar, maka tenaga kerja
yang dipakai pun akan lebih banyak. Tapi ada juga pengusaha yang
dapat bekerja sendiri tanpa harus bantuan orang lain, artinya usahanya
masih bisa dikendalikan oleh sendiri.(idemotivasibisnis.blogspot.co.id)
Sedangkan menurut Skiner (1992) dalam Pradifta (2015) usaha
atau bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti
dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying of selling of goods
and services. Sedangkan perusahaan bisnis suatu organisasi yang
terlibat dalam pertukaran barang,jasa,atau uang untuk menghasilkan
keuntungan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha
atau bisnis adalah suatu kegiatan memproduksi dan atau menjual
produk baik itu barang atau jasa yang dilakukan oleh seseorang
maupun sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
luas dengan tujuan mendapatkan keuntungan/laba.
b. Bidang Usaha
Menurut Kasmir (2011), sebelum memulai usaha, terlebih
dahulu perlu pemilihan bidang yang ingin ditekuni. Pemilihan bidang
usaha ini penting agar kita mampu mengenal seluk-beluk usaha
40
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
tersebut dan mampu mengelolanya. Pemilihan bidang usaha ini harus
disesuaiakan dengan minat atau bakat seseorang karena minat dan
bakat merupakan faktor penentu dalam menjalankan usaha.
Disamping faktor minat dan bakat, faktor penentu lainnya
adalah modal yang dimiliki. Setiap bidang usaha memerlukan modal
yang besarnya tergantung usahanya. Faktor modal dapat dicari dari
berbagai sumber, baik dari kantong pribadi, para sanak famili, rekanrekan sejawat, atau pinjaman. Namun, untuk usaha baru modal
pinjaman relatif lebih sulit diperoleh karena jarang lembaga keuangan
yang mau membiayai usaha yang masih baru.
Faktor lainnya adalah jangka waktu memperoleh penghasilan
atau keuntungan. Ada
usaha
yang jangka
waktu perolehan
keuntungannya relatif pendek, sedang, dan panjang. Usaha jangka
waktu pendek maksudnya adalah jangka waktu yang diperlukan di
bawah satu tahun misalnya untuk produk pertanian sayur-mayur, usaha
ternak ayam, atau ikan. Usaha jangka menengah berkisar antara 1
hingga 3 tahun, seperti bidang industri dan perdagangan. Usaha jangka
menengah bidang pertanian antara lain jeruk dan cokelat. Sementara
itu, usaha jangka panjang di atas 3 tahun, seperti perekebunan kelapa
sawit dan karet.
Faktor besarnya laba yang akan diperoleh dapat dijadikan
sebagai acuan. Ada usaha yang dalam waktu singkat, antara satu
hingga tiga bulan sudah menghasilkan laba, namun ada pula usaha
41
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
yang memerlukan waktu lama. Artinya, harus mengembalikan modal
terlebih dahulu baru dapat memetik hasilnya.
Pengalaman dalam bidang tertentu, seperti pernah melakukan
job training atau praktek kerja, sangat berguna bagi pengusaha dalam
rangka memilih usha yang akan dimasukinya. Disamping itu,
pengalaman dapat pula diperoleh dari pengalaman orang lain dalam
bidang yang diinginkan.
Jadi untuk menentukan bidang usaha yang akan digeluti
tergantung dari lima faktor sebagai berikut:
1) Minat atau bakat
Minat atau bakat sudah ada dan dapat timbul dari dalam
diri seseorang. Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah
tertanam dalam dirinya.
2) Modal
Modal secara luas dapat diartikan uang. Untuk memulai
usaha terlebih dahulu diperhatikan sejumlah uang. Dalam arti
sempit modal dapat dikatakan sebagai keahlian seseorang. Dengan
keahlian tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang
memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.
3) Waktu
Waktu adalah masa seseorang untuk menikmati hasil dari
usahanya. Setiap usaha memiliki masa yang berbeda-beda ada
42
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
yang dalam jangka waktu pendek ada pula dalam jangka waktu
menengah atau panjang.
4) Laba
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya margin
laba yang diinginkan. Di samping itu, dalam hal laba yang perlu
dipertimbangkan adalah jangka waktu memperoleh laba tersebut.
5) Pengalaman
Pengalaman maksudnya pengalaman pribadi pengusaha
tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam
melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru
agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usahanya
nanti.
c. Jenis-jenis Badan Usaha
Badan usaha adalah payung hukum yang membawahi usaha
yang akan dijalankan. Payung hukum ini penting agar peusahaan tidak
melanggar hukum dalam menjalankan aktivitasnya, artinya di mata
hukum perusahaan yang dijalankan sah. Jika suatu hari terdapat
tuntutan hukum, usaha tersebut dapat dilindungi. (Kasmir 2011).
Kasmir 2011, menyebutkan badan hukum yang ada adalah
sebagai berikut:
1) Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan usaha milik pribadi.
Artinya modal dimiliki oleh perseorangan. Pendirian perusahaan
43
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
perseorangan sangatlah sederhana, todak memerlukan persyaratan
khusus dan relatif tidak memerlukan modal besar.
2) Firma (Fa)
Firma merupkan perusahaan yang pendiriannya dilakukan
oleh dua orang atau lebih dan menajalankan perusahaan atas nama
perusahaan. Pendirian firma dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu car pertama melalui akte notaris resmi dan kedua akte
dibawah tangan.
3) Perseroan Komanditer ( Comanditer Vennotschap)
Perseroan
komanditer
merupakan
persekutuan
yang
didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam perseroan komanditer
terdapat beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan usaha.
4) Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
beberapa orang. Artinya koperasi merupakan kumpulan orang yang
secara bersama-sama melakukan usaha.
5) Yayasan
Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan
mencari keuntungan, tetapi lebih menekankan usahanya pada
tujuan sosial.
6) Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang memiliki
tanggung jawab terbatas. Terbatas artinya terbatas tanggung
jawabnya hanya sebatas modal yang disetorkan.
44
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian Kredit
Menurut Triwibowo (2009) dan Nawai dan Shariff(2010), dalam
Adit Fairuz 2014 karakteristik personal yang mempengaruhi kelancaran
pengembalian kredit terdiri atas:
1) Jumlah Tangungan Dalam Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga menurut Samti (2011) dalam
Marantika (2013) adalah jumlah anggota keluarga debitur termasuk
istri atau suami, anak kandung serta saudara lainnya yang masih
tinggal dalam satu rumah dan masih dalam tanggungan debitur serta
diukur dalam jumlah orang. Jumlah tanggungan keluarga sangat
berkaitan dengan besarnya pengeluaran debitur. Semakin banyak
jumlah tanggungan keluarga debitur maka semakin tinggi jumlah
pengeluaran yang harus ditanggungnya.
Tingginya pengeluran menyebabkan alokasi penghasilan yang
digunakan untuk membayar angsuran atau kewajiban kredit menjadi
berkurang. Asumsi tersebut disebabkan karena sebagian besar proporsi
dari pendapatan usaha akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga. Menimbulkan adanya peluang ketidak mampuan debitur
yang
memiliki
jumlah
tanggungan
keluarga
banyak
dalam
pengembalian kredit.
Menurut Arinta (2014) karakteristik usaha yang mempengaruhi
kelancaran pengembalian kredit terdiri atas :
45
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
1) Pengalaman Usaha
Menurut Arinda (2015) pengalaman usaha merupakan
waktu yang telah dihabiskan oleh pemilik usaha untuk menjalani
usahanya dan menjalani pengalaman yang diperoleh selama
menjalankan usahanya sehingga seseorang dengan pengalaman
yang lebih lama dianggap lebih berpotensi mengembalikan kredit
secara lancar.
Lama usaha berkaitan erat dengan pengalaman yang
menunjang kegiatan usaha. Pengalaman usaha yang semakin lama
akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola
usaha dan menghindari risiko yang menyebabkan kegagalan.
Pengalaman usaha menurut Hermawan (2012) dalam Arinta (2014)
bahwa pengalaman kerja akan mempengaruhi keterampilan
karyawan dalam melaksanakan tugas juga membuat kerja lebih
efisien.
Menurut Arinta (2014) lama usaha berkaitan erat dengan
pengalaman yang menunjang usaha. Pengalaman usaha yang
semakin lama akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
mengelola usaha dan menghidari risiko yang menyebabkan
kegagalan.
Pengalaman
usaha
yang
semakin
lama
akan
meningkatkan pemahaman kemampuan debitur dalam mengelola
usahanya sehingga mendukung keberhasilan usaha. Keberhasilan
usaha tersebut dapat menjamin perolehan pendapatan atau
46
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
keuntungan sebagai sumber biaya hidup serta memberikan peluang
kemampuan membayar kredit secara lancar.
2) Laba Usaha
Menurut Pradifta (2015) secara umum, laba usaha dapat
diartikan sebagai selisih dari pendapatan diatas biaya-biaya dalam
jangka waktu tertentu. Semakin tinggi laba usaha menunjukan
tingkat keutungan yang diperoleh semakin tinggi, sehingga akan
meningkatkan peluang dalam membayar kredit secara lancar.
Analisis laba merupakan salah satu kegiatan yang sangat
penting bagi manajemen guna mengambil keputusan untuk masa
sekarang dan masa yang akan datang. Artinya analisa laba akan
banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa
yang akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang
atau untuk mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba
tersebut sehingga target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis
laba memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pihak
manajemen. (adaddanuarta.blogspot.com)
Menurut Haloho (2010) dalam Pradifta (2015) Apabila ditinjau
dari karakteristik kreditnya,
faktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran pengembalian kredit terdiri atas :
1) Jumlah Pinjaman
Jumlah pinjaman merupakan besarnya dana yang dipinjam
oleh debitur kepada bank untuk memenuhi kebutuhannya dan akan
47
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
dikembalikan beserta jumlah pinjaman sebagai upah untuk bank
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh kedua
belah pihak (Arinda, 2015).
Menurut Arinta (2014) besarnya jumlah pinjaman yang
diberikan kepada pelaku UMKM maka akan menigkatkan
produktifitas usaha yang dijalankannya. Besarnya jumlah pinjaman
yang diberikan oleh pihak bank hingga batas maksimum
tergantung dari jumlah permintaan dan penilaian kemampuan
membayar debitur UMKM. Semakin besar jumlah pinjaman yang
diberikan, maka akan semakin besar beban yang harus ditanggung
oleh debitur dalam pelunasannya, sehingga pemberian jumlah
pinjaman yang lebih besar akan menimbulkan suatu risiko dengan
terlambatnya debitur UMKM dalam membayar kredit tersebut
(Arinta 2014 ).
B. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu dari berbagai penelitian yang telah dilakukan
berkaitan dengan pengaruh karakteristik personal, karakteristik usaha, dan
karakteristik kredit terhadap tingkat pengembalian kredit antara lain dapat
dilihat dalam berikut ini:
48
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul
1. Dwi Yanti Arinta
(2014), dengan judul
“ Pengaruh
Karakteristik
Individu,
Karakteristik Usaha,
Karakteristik Kredit
terhadap Kemampuan
Debitur Membayar
Kredit Pada BPR
Jatim cabang
Probolinggo” studi
kasus pada Nasabah
UMKM Probolinggo.
Variabel Independen
-Pengalaman Usaha
-Omzet Usaha
-Jumlah Tanggungan
Keluarga
-Tingkat Pendidikan
-Jangka Waktu
Pengembalian
-Jumlah Pinjaman
2.
- Pengalaman Usaha
- Omzet Usaha
- Laba Usaha
- Jumlah Karyawan
- Jumlah Pinjaman
- Jangka Waktu Pelunasan
- Pengalaman Mminjam
Kredit
- Nilai Agunan
Anisa Erdiana
Pradifta (2015),
dengan judul
“Pengaruh
Karakteristik Usaha
dan Karakteristik
Kredit Terhadap
Tingkat Di Pasar
Segamas Kabupaten
Purbalingga”
Hasil Penelitian
-Variabel
Pengalaman usaha
dan omzet usaha
berpengaruh
terhadap
kemampuan
debitur dalam
membayar kredit
sedangkan,
-Variabel jumlah
tanggungan
keluarga, tingkat
pendidikan, jangka
waktu
pengembalian, dan
jumlah pinjaman
(plafond) tidak
berpengaruh
terhadap
kemampuan
debitur dalam
membayar kredit.
-Variabel
Pengalaman Usaha
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit, Omzet
Usaha berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit, Laba Usaha
berpengaruh positif
dan tidak
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit, Jumlah
49
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
No Judul
Variabel Independen
3.
-Usia
- Tingkat Pendidikan
-Jumlah Tanggungan
Keluarga
- Jumlah Pinjaman
- Pengalaman Usaha
-Omzet Usaha
Carla Rizka
Marantika (2013),
melakukan penelitian
dengan judul “
Analisis FaktorFaktor Yang
Mempengaruhi
Kelancaran
Pengembalian Kredit
Usaha Rakyat (KUR)
Hasil Penelitian
Karyawan
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit, Jumlah
Pinjamn
berpengaruh
negatif dan
signifikan terhadap
tingkat kelancaran
pengembalian
kredit, Jangka
Waktu Pelunasan
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
tingkat
pengembalian
kredit, Pengalaman
Meminjam Kredit
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit, dan Nilai
Agunan
berpengaruh positif
dan tidak
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
kredit.
-Variabel jumlah
tanggungan
keluarga,
pengalaman usaha,
dan omzet usaha
berpengaruh
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
KUR Mikro.
50
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
No Judul
Mikro”, studi kasus
pada PT Bank BRI (
persero) TBK. Unit
Tawangsari II cabang
Sukoharjo.
Variabel Independen
4.
-Tingkat Pendidikan
-Jumlah Tanggungan
Keluarga
-Pengalaman Usha
-Laba Usaha
-Jumlah Pinjaman
-Jangka Waktu
Pengembalian
Luh Ikka Widayanthi
(2012) dengan judul
“Pengaruh
Karakteristik Debitur
UMKM Terhadap
Tingkat Pengembalian
Kredit Pundi Bali
Dwipa” ( Studi Kasus
nasabah PT. Bank
Pembangunan Daerah
Bali Kantor Cabang
Singaraja)
Hasil Penelitian
Sedangkan,
- Variabel usia,
tingkat pendidikan,
dan jumlah
pinjaman tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kelancaran
pengembalian
KUR Mikro.
-Variabel tingkat
pendidikan dan
jumlah tanggungan
keluarga tidak
berpengaruh pada
tingkat
pengembalian
kredit.
-Variabel
pengalaman usaha
tidak berpengaruh
terhadap tingkat
pengembalian
kredit, sedangkan
Laba Usaha
berpengaruh
terhadap tingkat
pengembalian
kredit.
-Variabel jumlah
pinjaman dan
jangka waktu
pengembalian tidak
berpengaruh
terhadap tingkat
pengembalian
kredit.
51
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
C. Kerangka Pemikiran
Penyaluran kredit perbankan bagi debitur pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah khususnya pedagang diharapkan mampu membantu mengatasi
masalah permodalan yang menjadi masalah mendasar bagi pelaku usaha.
Peran aktif dalam akses bantuan pembiayaan bagi pelaku usaha
berskala mikro, kecil, menengah khususnya pedagang dapat menjadi stimulus
bagi para pelaku usaha sektor ini untuk mengembangkan usaha mereka
sehingga dapat mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Implikasi yang
diharapkan dari peningkatan produktivitas adalah dapat meningkatkan
pendapatan yang diterima pelaku usaha sehingga dapat mendorong perluasan
usaha. Dengan usaha yang semakin luas akan turut serta dalam penyerapan
tenaga kerja yang semakin meningkat, sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran. Jadi, pada dasarnya penyaluran kredit bank tidak hanya
menguntungkan pihak bank sendiri tetapi juga apabila dikelola dengan baik
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, dalam penyaluran kreditnya, bank dihadapkan pada risiko tak
tertagihnya kredit (kredit macet). Meskipun harapan pihak bank debitur dapat
dengan lancar mengembalikan kredit yang telah diterimanya dari bank, tetapi
pada kenyataannya masih seringkali terjadi keterlambatan pengembalian
/pelunasan kredit yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dari sisi debitur.
Permasalahan penunggakan pembayaran kredit ini apabila tidak ditangani
dengan baik tentu akan merugikan pihak bank, mengingat salah satu sumber
penerimaan utama bank berasal dari kredit. Jadi, terjadinya penunggakan
52
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pemenuhan kewajiban debitur untuk mengembalikan pinjamannya akan dapat
menghambat perputaran dana dan likuiditas bank karena modal bank menjadi
beku. Hal tersebut akan menyebabkan bank kesulitan dalam memenuhi
permohonan kredit dari pihak lain sehingga profitabilitas bank juga akan
menurun. Oleh karena itulah perlu dilakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian kredit.
Faktor-faktor
yang
diduga
mempengaruhi
tingkat
kelancaran
pengembalian kredit dan membedakan kelompok debitur yang tergolong
lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga terdiri dari
karakteristik
personal
yang
meliputi
jumlah
tanggungan
keluarga,
karakteristik usaha yang meliputi pengalaman usaha dan laba usaha, serta
karakteristik kredit yang meliputi jumlah pinjaman.
Secara lebih terinci, penjelasan mengenai pengaruh yang diduga
berasal dari ketiga karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Karakteristik Personal
Jumlah tanggungan keluarga dapat menggambarkan besarnya
beban atau pengeluaran yang harus ditanggung oleh debitur. Pengeluaran
yang harus ditanggung akan berdampak pada besarnya proporsi
penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kewajiban pengembalian
kredit. Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap
kelancaran pengembalian kredit,ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Marantika(2013).
53
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
2) Karakteristik Usaha
Pengalaman usaha diduga berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin lama pengalaman usaha yang telah
dijalani debitur maka pemahaman dan ketrampilan debitur dalam
menghadapi gejolak dunia usaha menjadi semakin terasa, karena dari
pengalaman usaha seorang debitur dapat belajar dari kesalahan-kesalahan
terdahulu agar tidak terulang lagi dikemudian hari. Hal tersebut akan
mendukung keberhasilan usaha yang dijalankan debitur. Keberhasilan
usaha debitur dapat tercermin dari peningkatan pendapatan usaha. Oleh
karena itu, semakin lama pengalaman usaha debitur maka potensi debitur
mengembalikan kredit secara lancar juga akan semakin tinggi, ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2014) dan Marantika
(2013).
Laba usaha diduga berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
kredit karena laba usaha merupakan sumber pengembalian pinjaman
kepada debitur
memutuskan
untuk memutuskan kredit kepada debitur untuk
kredit
tersebut
diberikan
oleh
bank.
Laba
usaha
mempengaruhi daya kemampuan bayar debitur. Semakin besar laba usaha
perbulan seorang debitur, maka semakin besar kemampuan bayar debitur
dalam pengembalian pinjaman, karena tersedianya anggaran yang lebih
untuk membayar angsuran dari laba tersebut diluar kebutuhan sehari-hari,
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widayanthi (2012).
54
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
3) Karakteristik Kredit
Jumlah pinjaman diduga berpengaruh
terhadap kelancaran
pengembalian kredit karena semakin besar jumlah pinjaman yang diterima
debitur maka beban angsuran dan bunga yang harus ditanggung oleh
debitur untuk melunasi pinjamannya juga akan semakin besar, dengan
demikian pemberian pinjaman dengan jumlah yang semakin besar akan
menurunkan kemungkinan pelunasan kredit secara lancar, ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradifta (2015).
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas maka
dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 2. 2
Kerangka Pemikiran
a. JumlahH1
Tanggungan
Keluarga (X1)
H2
b. Pengalaman
Usaha
(X2)
Tingkat Pengembalian
c. Laba Usaha
H3 (X3)
Kredit
d. JumlahH4 Pinjaman
(X4)
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat diketahui bahwa Tingkat
pengembalian kredit dipengaruhi oleh variabel jumlah tanggungan dalam
keluarga, pengalaman usaha, laba usaha, dan jumlah pinjaman.
55
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
D. Hipotesis Penelitian
H1 :
Diduga jumlah tanggungan dalam keluarga berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian kredit.
H2 :
Diduga pengalaman usaha berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
kredit.
H3 :
Diduga laba usaha berpengaruh terhadap tingkat pengembalian kredit.
H4 :
Diduga jumlah pinjaman berpengaruh terhadap tingkat pengembalian
kredit.
56
Analisis Pengaruh Karteristik…, Saras Dwi Prastiwi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download