BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan laba dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kemajuan kinerja suatu perusahaan, karena laba merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur kinerja dan bentuk pertanggungjawaban manajemen (Lande dkk, 2014). Saat perusahaan tidak dapat mencapai laba yang ditargetkan, maka akan memicu manajer untuk melakukan praktik yang tidak sehat dalam perusahaan seperti melakukan manajemen laba. Manajemen laba atau earnings management merupakan suatu tindakan campur tangan yang dengan sengaja dilakukan oleh manajer dalam proses penyusunan laporan keuangan, dengan menaikkan atau menurunkan laba tanpa dikaitkan dengan peningkatan atau penurunan profitabilitas ekonomi perusahaan untuk jangka panjang. Dengan tujuan agar manajer tersebut dapat memperoleh keuntungan dari tindakan yang dilakukan (Scipper, 1989; Fischer dan Rozenweig, 1995). Menurut Antonia (2008) manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi. Meskipun secara prinsip praktek manajemen laba ini tidak menyalahi prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum (PABU), namun dengan adanya praktek manajemen laba dapat mengikis kepercayaan masyarakat 1 2 terhadap laporan keuangan eksternal dan dapat menghalangi kompetensi aliran modal (Rahman dkk, 2014). Teori keagenan secara keseluruhan dapat menjelaskan hubungan antara pihak agen dan prinsipal yang bersama-sama mempunyai kepentingan berbeda dalam perusahaan. Kepentingan yang berbeda dapat memicu terjadinya praktik manajemen laba. Teori keagenan memberikan gambaran bahwa praktik manajemen laba dapat diminimalisir dengan pengawasan dari pihak internal melalui good corporate governance. Majamen laba dapat diminimalisir dengan monitoring guna menyelaraskan ketidaksamaan kepentingan pemilik dengan manajemen dengan cara: pertama, memperbesar kepemilikan saham oleh manajemen (Jensen and Meckling, 1976); kedua, adanya kepemilikan saham oleh institusional (Midiastuty dan Machfoedz, 2003); ketiga, melalui peran pengawasan monitoring oleh komisaris independen (Boediono, 2005). Manajemen laba dapat dihindari dengan menerapkan tata kelola perusahaan secara baik. Pada dasarnya, ketika perusahaan mampu menerapkan tata kelola perusahaannya secara baik maka secara tidak langsung perusahaan mampu mengelola bisnis yang lebih beretika, memiliki keadilan dan mempunyai tanggung jawab dengan berlandaskan pada asas-asas tata kelola perusahaan yang baik, yang terdiri dari asas transparansi, asas akuntabilitas, asas responsibilitas, asas independensi serta asas kewajaran dan kesetaraan (Lande dkk, 2014). Tata kelola perusahaan yang baik juga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang mampu menerapkannya. 3 Adanya anggapan bahwa manajemen laba di Indonesia belum dapat teratasi secara baik karena di Indonesia pemahaman perusahaan terhadap penting dan strategisnya menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan masih sangat rendah. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Kaihatu (2006) yang membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia cenderung masih bersikap opportunistik, yaitu melaporkan sesuatu yang dapat memaksimalkan kebutuhan manajer itu sendiri. Belum mampunya perusahaan di Indonesia untuk menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik, dan masih bersikap opportunistik dapat memicu terjadi praktik yang tidak sehat dalam suatu perusahaan, seperti memberi peluang pada manajemen untuk dapat melakukan manajemen laba (Lande dkk, 2014). Menurut Lande dkk. (2014) dikatakan bahwa tata kelola perusahaan di Indonesia diterapkan hanya sekedar untuk memenuhi peraturan yang disyaratkan oleh pemerintah agar dapat menjadi perusahaan publik, tanpa menerapkan secara serius, sehingga walaupun tata kelola perusahaan dalam perusahaan telah berjalan baik, tetapi hanya digunakan sebagai pencitraan untuk menarik para investor, akan tetapi tidak dapat meminimalkan terjadinya praktik yang tidak sehat dalam perusahaan (Sutedi, 2012:81; Natalia dan Pudjolaksono, 2013). Penerapan tata kelola perusahaan yang lemah pada perusahaan-perusahaan di Indonesia akan membuat perusahaan asing dengan penerapan tata kelola perusahaan yang lebih baik lebih diminati oleh para inverstor, sehingga perusahaan domestik akan kalah bersaing dengan perusahaan asing yang masuk ke Indonesia. 4 Penelitian mengenai manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya Rahman dkk. (2014) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional dan kepemilikan saham publik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba sedangkan variabel leverage bepengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba. Namun dalam penelitian Eky dan Farid (2014) menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian Lande dkk. (2014), menunjukkan bahwa good corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Menurut penelitian ini penerapan GCG di Indonesia hanya sebatas untuk memenuhi peraturan yang disyaratkan oleh pemerintah agar dapat menjadi perusahaan publik, tanpa diterapkan secara serius dalam perusahaan. Sedangkan dalam penelitian Drivina dkk. (2013) menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang baik berpengaruh negatif terhadap manajemen laba sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk., (2014) dalam menguji pengaruh komite audit, kepemilikan institusional, persentase saham publik dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 20082011. Kontribusi penelitian ini yaitu memasukan variabel tata kelola perusahaan sebagai variabel independen, dimana tata kelola perusahaan merupakan salah satu indikator pemicu terjadinya manajemen laba. Kontribusi lainnya adalah mengganti periode tahun penelitian menjadi tahun 2011-2014. 5 Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Saham Publik dan Leverage Terhadap Manajemen Laba” dengan menambahkan variabel tata kelola perusahaan sebagai variabel independen. B. Batasan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tidak akan membahas terlalu jauh untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh tata kelola perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan saham publik dan leverage terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarlan latar belakang yang telah di jelasan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah tata kelola perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 3. Apakah kepemilikan saham publik berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? 4. Apakah leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba? 6 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji tentang: 1. Tata kelola perusahaan yang berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 2. Kepemilikan institusional yang berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 3. Kepemilikan saham publik yang berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. 4. Leverage yang berpengaruh positif terhadap manajemen laba. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memberikan kontribusi dari berbagai bidang yang berkaitan: 1. Para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan dalam memahami praktik manajemen laba, sehingga dapat meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan. 2. Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan saham publik dan leverage khususnya di bidang manajemen laba. 7 3. Sebagai acuan bagi penelitian yang akan datang, terutama penelitian yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan saham publik dan leverage terhadap manajemen laba.