1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era informasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada era informasi dan teknologi saat ini, data dan informasi disajikan dalam format
digital, baik berupa teks, citra, audio maupun video. Produk digital ini mempunyai
beberapa karakteristik antara lain: mudah digandakan, mudah didistribusikan dan
perubahan tidak dapat dipersepsi oleh indera penglihatan. Masalah muncul ketika
produk digital ini merupakan karya yang dilindungi misalnya tulisan electronic book,
citra hasil seni fotografi, audio hasil seni musik, dan video peristiwa penting seseorang
(Munir, 2006).
Permasalahan diatas dapat diatasi dengan menggunakan metode watermarking.
Watermarking adalah teknik untuk menyisipkan informasi tertentu disebut watermark
ke dalam media digital. Penyisipan watermark dilakukan sedemikian rupa sehingga
watermark tidak merusak data digital yang dilindungi. Watermark yang disisipkan
tidak dapat dipersepsi oleh indera manusia, namun dapat dideteksi oleh komputer
dengan menggunakan kunci yang benar (Munir, 2006).
Algoritma yang umum digunakan dalam melakukan penyisipan watermark ke
dalam media digital adalah Least Significant Bit (LSB). Prinsip dasar metode ini
adalah dengan mengganti bit terakhir setiap data dengan bit-bit penyisip. Dengan kata
lain setiap satu bit pesan penyisip membutuhkan satu byte data cover media, sehingga
untuk setiap satu karakter teks penyisip membutuhkan delapan byte data cover media
karena satu byte penyisip terdiri dari delapan bit data (Seyyedi, 2013). Pesan yang
disembunyikan dengan algoritma ini juga dapat mudah diketahui, karena bit-bit pesan
sudah pasti berada pada bit LSB dari media digital tersebut (Utami, 2009).
Universitas Sumatera Utara
2
Algoritma Modified Least Significant Bit (MLSB) merupakan modifikasi dari
algoritma LSB. Algoritma ini bekerja dengan mengganti bit-bit pesan teks yang
seharusnya 1 karakter memiliki nilai 8 bit kode ASCII (American Standard Code for
Information Interchange) akan dimodifikasi menjadi 5 bit. Modifikasi dilakukan
dengan mengkonversi bit-bit penyisip dengan nilai ASCII. Setelah bit-bit penyisip
dikode dengan ASCII, maka digabung dengan kode ASCII simbol kontrolnya
(Control Symbols). Selanjutnya dilakukan pengurangan semua bit penyisip dengan
nilai bit yang paling rendah. Sebelum disisipkan ke dalam citra, bit-bit penyisip di
konversi ke dalam biner yang menghasilkan 5 bit setiap nilai pesan. Algoritma MLSB
lebih efisien, karena jumlah bit karakter penyisip dimodifikasi menjadi lima bit saja,
sehingga untuk satu karakter penyisip hanya membutuhkan lima byte cover media
(Zaher, 2011). Tetapi metode MLSB pada penelitian tersebut, memiliki kekurangan
yaitu posisi bit yang disisipkan pada media cover mudah dibaca karena diletakkan
pada posisi bit terakhir dan tidak acak.
Untuk memperkuat teknik penyisipan watermark dengan MLSB, dapat
dilakukan dengan menyisipkan bit-bit penyisip ke bit nomor 2 terakhir. Metode ini
disebut dengan Least Significant Bit +1 (LSB +1) (Nath, 2011). Proses penyisipan
juga dapat dilakukan secara acak. Pada penelitian Saefullah (2012) misalnya, jika
terdapat 50 byte dan 6 bit data yang akan disembunyikan, maka byte yang diganti bit
LSB +1-nya dipilih secara acak, misalkan byte nomor 36, 5, 21, 10, 18, 49. Bilangan
acak ini dapat dibangkitkan dengan Pseudo-Random-Number-Generator (PRNG).
Penelitian Laskar (2013), penyisipan dilakukan secara acak ke pixel citra dengan
Random Number Generator. setelah ditentukan pixel yang akan disisipkan, bit pesan
akan disisipkan di byte RED pixel. Dengan menerapkan algoritma Least Significant
Bit +1 dan metode PRNG untuk menentukan byte yang akan disisip pada proses
watermarking, maka keberadaan penyisip sulit ditemukan karena bit-bit penyisip
diletakkan pada bit LSB nomor dua untuk setiap byte cover dan letaknya diacak.
Universitas Sumatera Utara
3
Atas latar belakang tersebut, maka penulis berniat melakukan kombinasi dari
kedua algoritma dengan mengambil kelebihan dari masing-masing algoritma diatas
dan memberi judul penelitian tesis ini dengan Analisis Kombinasi Algoritma
Watermarking Modified Least Significant Bit (MLSB) dengan Least Significant Bit +1
(LSB +1).
1.2.
Rumusan Masalah
Algoritma LSB memiliki kekurangan yaitu membutuhkan banyak piksel citra untuk
menampung watermark yang akan disisipkan. Sedangkan kekurangan algoritma
MLSB pesan yang disembunyikan dapat dengan mudah diketahui, dikarenakan bit
watermark diletakkan pada bit LSB setiap piksel citra cover secara terurut tetapi
memiliki kelebihan dimana hanya dibutuhkan sedikit piksel citra untuk menampung
watermark.
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan analisa untuk melakukan
kombinasi algoritma yang memiliki keunggulan dari algoritma Modified Least
Significant Bit (MLSB) dengan diperkuat dengan konsep Algoritma Least Significant
Bit +1 (LSB+1). Untuk mengetahui kehandalan algoritma tersebut, maka akan
dilakukan perhitungan nilai Mean Squared Error (MSE), waktu proses serta besar file
yang diperoleh.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah melakukan analisis untuk mengkombinasikan algoritma
Modified Least Significant Bit (MLSB) dengan Least Significant Bit +1 (LSB +1)
sehingga diharapkan dapat menutupi kekurangan masing-masing algoritma jika berdiri
sendiri serta mendapatkan algoritma watermarking yang lebih mangkus dibandingkan
jika tanpa dilakukan kombinasi
Universitas Sumatera Utara
4
1.4.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada tesis ini adalah:
1. File citra yang di-watermarking berformat *.png sedangkan data penyisip
berformat .txt.
2.
Data penyisip berupa huruf besar dan kecil, tanda spasi serta angka antara 0
sampai 9.
3. Untuk mengetahui hasil dan performa algoritma kombinasi yang diukur adalah
nilai MSE, waktu proses dan ukuran file hasil.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah dengan mengkombinasi Modified Least Significant Bit
(MLSB) dengan Least Significant Bit +1 (LSB +1) dapat diperoleh metode
watermarking yang lebih mangkus dibandingkan tanpa dilakukannya kombinasi.
2. Diharapkan dapat menjadi metode baru dalam melakukan pengamanan media
digital.
3. Sumbangan pemikiran bagi berbagai pihak yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai watermarking.
Universitas Sumatera Utara
Download