BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet dan World Wide Web (WWW) Internet merupakan sebuah jaringan koneksi yang terhubung diseluruh dunia dengan menggunakan Internet Protocol (IP) untuk saling berkomunikasi (Hofstetter, 2003, p2). Dengan kata lain, Internet merupakan sebuah sistem global dari komputer yang saling terhubung dengan pengguna dan data mereka (Greenlaw, 2002, p98). Menurut Greenlaw (2002, p142) World Wide Web atau yang sering disebut web adalah sebuah aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan dan memudahkan setiap orang untuk mempublikasikan dan menelusuri dokumen-dokumen hypertext di Internet. World Wide Web sering disebut dengan Web karena adanya interkoneksi antara dokumen yang terbentuk dan terhubung seperti jaring laba-laba. Antara Internet dan World Wide Web terdapat perbedaan yaitu Internet dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan komputer yang saling terhubung dalam jaringan. Informasi yang ada di dalam Web akan dikirimkan melalui Internet. Oleh karena itu, Web menggunakan Internet. Pada faktanya, Web sekarang ini memiliki pengaruh di belakang Internet. Web menghasilkan permintaan yang besar di Internet, dan teknologi Internet yang baru sedang dikembangkan untuk mencocokkan antara kebutuhan dan keinginan pengguna Web. 12 2.2 E-business O’Brien (2005, p11) mengemukakan bahwa e-business adalah penggunaan teknologi Internet hingga ke pekerjaan yang berkaitan dengan Internet dan pemberdayaan proses bisnis, e-commerce, dan kerja sama usaha dalam sebuah perusahaan dan dengan para pelanggan, pemasok, serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) lainnya. E-business memiliki beberapa bagian, yaitu : e-commerce, ditambah juga bagian yang menjalankan aplikasi front office dan back office dengan menggunakan mesin untuk menjalankan proses bisnis modern. E-business bukanlah sekedar transaksi e-commerce. E-business merupakan redefinisi model bisnis lama, dengan bantuan teknologi untuk memaksimumkan nilai pelanggan dengan strategi yang menyeluruh. Perusahaanperusahaan menjalankan aplikasi yang saling berhubungan dan saling tergantung. Jika salah satu sistem aplikasi perusahaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka keseluruhan sistem tersebut akan terganggu. Perusahaan-perusahaan kaliber dunia di masa datang dibangun berdasarkan kerangka aplikasi yang diterapkan pada masa sekarang (Kalakota dan Robinson, 2001, p5). E-business berkaitan erat dengan e-commerce. E-business mengacu pada ruang lingkup yang lebih luas yakni mencakup pula layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra bisnis, dan transaksi elektronik internal dalam sebuah organisasi. (Turban, 2002, p5). Jadi, pengertian e-business pada intinya berarti menghubungkan sistem bisnis secara langsung ke pelanggan, vendor, supplier melalui Internet, ekstranet, dan intranet. Suatu bisnis yang mentransformasikan proses bisnisnya melalui pengambilan secara menyeluruh akan keuntungan teknologi Internet. 13 2.3 E-commerce Menurut O’Brien (2005, p12) e-commerce adalah pembelian dan penjualan, pemasaran dan pelayanan produk, jasa, dan informasi atas berbagai jenis jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lainnya (Bandyo-padhyay, 2003, p3). Dan salah satu cara yang dapat digunakan adalah Internet (Turban, 2002, p4). Konsep umum yang mencakup semua bentuk transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi diartikan sebagai ecommerce (Whiteley, 2000, p1). Terlepas dari berbagai definisi yang ada dan dipergunakan oleh banyak kalangan, ecommerce adalah sebuah aplikasi teknologi dan proses bisnis dan komunikasi yang meliputi perdagangan serta pertukaran produk, jasa serta informasi yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu dengan memanfaatkan Internet dalam aktivitasnya. 2.4 Pengertian Manajemen Manajemen adalah aktivitas yang mengkoordinasi pekerjaan dan tugas yang ada sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2005, p7). Menurut Fuad dan Christin (2005, p92) manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. 14 Jadi, Manajemen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan perusahaan. 2.4.1 Manajemen Strategis Manajemen strategis adalah kumpulan dari aktivitas dan keputusan sebagai hasil dari formulasi dan implementasi dari perencanaan yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. (Pearce / Robinson, 2000, p3) Manajemen strategis adalah kumpulan dari aktivitas dan keputusan manajerial yang menentukan performa jangka panjang dari sebuah perusahaan. (Wheelen & Hunger, 2006, p3) Menurut Pearce / Robinson (2000 , p3), ada 9 tugas penting yang tercakup di dalam manajemen strategis antara lain : 1. Memformulasikan misi perusahaan, termasuk pernyataan dewan direksi tentang tujuan, filosofi, dan tujuannya. 2. Mengembangkan sebuah analisis yang mencerminkan kondisi internal dan kapabilitas perusahaan. 3. Mengakses lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor-faktor umum dan kontekstual. 4. Menganalisa opsi-opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber daya yang ada dengan lingkungan eksternalnya. 5. Mengidentifikasi opsi yang paling disukai dengan mengevaluasi setiap opsi dalam hubungannya dengan misi perusahaan. 15 6. Memilih sebuah kumpulan tujuan jangka panjang dan strategi besar yang akan mencapai opsi yang paling disukai. 7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang cocok dengan pilihan tujuan jangka panjang dan strategi besar. 8. Implementasi pilihan strategi dengan mempertimbangkan sumber dana yang dialokasikan untuk mengerjakan tugas, orang, struktur, teknologi dan sistem penghargaan yang dimaksud. 9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai suatu masukan untuk pengambilan keputusan pada masa yang akan datang. Beberapa keuntungan dari manajemen strategis antara lain : 1. Aktivitas formulasi strategi memacu kemampuan perusahaan untuk mencegah masalah-masalah. Manajer yang memberikan semangat kepada bawahannya pada perencanaan ditambahkan pada tanggung jawab pengawasan dan peramalan mereka dari bawahan yang peka terhadap kebutuhan perencanaan strategi 2. Keputusan strategi berbasis kelompok biasanya dihasilkan dari alternatif terbaik yang tersedia. Hasil proses manajemen strategis yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan berbagai variasi strategi dan karena peramalan berdasar pada perspektif yang spesifik dari anggota kelompok meningkatkan opsi yang ada 3. Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi meningkatkan pengertian mereka terhadap hubungan produktivitas dengan penghargaan pada setiap perencanaan strategi dan meningkatkan motivasi para karyawan 16 4. Jurang pemisah dalam aktivitas antara individu dan kelompok dapat dikurangi sebagai partisipasi dalam formulasi strategi yang menjelaskan perbedaan dalam peran mereka 5. Penghalang terhadap perubahan dapat dikurangi. Walaupun partisipan dalam formulasi strategi mungkin tidak senang terhadap keputusan mereka sendiri daripada terhadap keputusan yang diputuskan. Kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh manajemen strategis adalah : 1. Waktu yang telah dihabiskan oleh para manajer pada proses manajemen strategi dapat menimbulkan efek negatif pada tanggung jawab operasional. Manajer harus dilatih untuk meminimalisasi dampak dari penjadwalan tugas mereka untuk memberikan waktu yang diperlukan untuk aktivitas strategis 2. Jika perumus strategi tidak dilibatkan secara aktif dalam proses implementasinya, mereka akan mengorbankan tanggung jawab pribadi mereka untuk keputusan yang telah dicapai. Oleh karena itu, para manajer strategis harus dilatih untuk membatasi janji mereka terhadap performa yang dapat dicapai oleh pembuat keputusan dan bawahannya 3. Manajer strategis harus dilatih untuk mengantisipasi dan merespon terhadap kekecewaan dari bawahan yang berpartisipasi terhadap ekspektasi yang tidak tercapai. 17 2.4.2 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Armstrong, 2004, p5). Ada beberapa konsep dasar yang menjadi landasan pemasaran, antara lain adalah : 1. Kebutuhan (needs) Kebutuhan timbul dari suatu perasaan akan adanya kekurangan. Kebutuhan manusia akan makanan, rasa aman, kasih sayang, dan sebagainya merupakan sesuatu kebutuhan yang mendasar pada diri tiap manusia. Kebutuhan manusia tersebut merupakan suatu bagian yang paling dasar dari dalam diri manusia, bukan merupakan suatu kebutuhan yang dapat diciptakan oleh pemasar. 2. Keinginan (wants) Keinginan timbul dari suatu perasaan yang dibentuk oleh budaya dan juga kepribadian masing-masing manusia. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki keinginan yang dapat dikatakan tidak terbatas, tetapi manusia hanya memiliki sumber daya yang terbatas dalam dirinya. Sehingga pada akhirnya, manusia cenderung untuk memilih produk-produk yang dapat memberikan nilai dan kepuasan yang terbesar dari semua sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk tersebut. 3. Permintaan (demands) Permintaan merupakan tahap selanjutnya dari keinginan, dimana jika manusia memiliki keinginan dan memiliki sumber daya untuk memenuhi keinginannya 18 tersebut, maka keinginan tersebut akan berubah menjadi permintaan. Setiap pelanggan tentunya mencari produk-produk yang terbaik yang dapat memberikan suatu manfaat atas sumber daya yang mereka keluarkan untuk produk tersebut. Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu pemilihan target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan di antara mereka (Kotler & Armstrong, 2004, p11). Dari konsep inti pemasaran, maka ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya, antara lain : 1. Konsep pemasaran berwawasan produksi 2. Konsep pemasaran berwawasan produk 3. Konsep pemasaran berwawasan menjual 4. Konsep pemasaran berwawasan pemasaran 5. Konsep pemasaran berwawasan bermasyarakat 2.4.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Mohammed et al. (2003, pp90-124), strategi pemasaran mempunyai tiga komponen yaitu (1) segmentasi, atau mengidentifikasi segmen pasar yang relevan dengan kebutuhan yang spesifik; (2) targeting, atau memilih sebuah segmen yang secara atraktif konsisten dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan dan (3) positioning, atau secara strategi mengkomunikasikan keuntungan produk dalan segmen target. Strategi pemasaran itu sendiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan marketing mix/4P, yang terdiri dari : 19 1. Produk (Product) Produk yaitu segala suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, untuk kegunaan atau pemakaian dan mungkin memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan. 2. Promosi (Promotion) Mencakup semua hal yang berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk termasuk periklanan dan penjualan langsung. 3. Tempat ( Place) Bauran pemasaran ini, berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada konsumen melalui saluran distribusi agar produk mudah didapatkan di pasaran. 4. Harga (Price) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada sebuah produk atau jasa atas sejumlah nilai yang dikonsumsi, yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh keuntungan atau kegunaan dan produk atau jasa tersebut. 2.5 Internet Marketing 2.5.1 Pengertian E-marketing Menurut Mohammed et.al (2003, p4) Internet Marketing adalah suatu proses membangun dan menjaga hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan on-line untuk mem-fasilitasi terjadinya pertukaran ide, produk, dan juga jasa untuk memenuhi keinginan kedua belah pihak. 20 Menurut Chaffey et.al (2000, p6) pemasaran Internet (Intenet Marketing) dapat di definisikan sebagai penggunaan Internet dan teknologi digital yang terkait untuk meraih tujuan pemasaran dan mendukung konsep pemasaran modern. Jadi, e-marketing adalah proses mencapai tujuan pemasaran dengan menggunakan teknologi komunikasi elektronik biasanya berbasis Internet. 2.5.2 Pengaruh E-marketing Menurut Mohammed et.al (2003, pp96-97) pengaruh Internet Marketing terhadap strategi pemasaran perusahaan ada 4 cara yakni : • Peningkatan segmentasi Dengan adanya Internet segmentasi pasar semakin luas. Kerena jangkauan pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah. • Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi pemasaran dapat dengan lebih cepat pula dikembangkan. • Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat meningkatkan strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat dilakukan dengan lebih transparan. • Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran melalui Internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional. 21 2.5.3 Keuntungan E-marketing Beberapa keuntungan dari e-marketing menurut Kotler dan Armstrong (2004, p 7475) sebagai berikut : • Bagi pembeli : 1. Tidak harus menghadapi orang-orang penjualan (salesman / sales woman) yang dapat mempengaruhi konsumen dan membuat mereka marah / jengkel (untuk orang-orang tertentu) 2. Konsumen dapat mempelajari produk tanpa menunggu tenaga penjualan untuk menjelaskan dan menghabiskan waktu 3. Internet dapat memberikan akses informasi produk secara jelas dan pelanggan dapat bebas memilih produk 4. Pelanggan dapat berinteraktif dengan penjual • Bagi penjual : 1. Internet adalah alat yang kuat untuk membangun relasi dengan pelanggan 2. Mengurangi biaya (toko, sewa, asuransi, dan peralatan) 3. Meningkatkan kecepatan dan efisiensi 4. Memotong harga jual untuk konsumen, karena Internet menghubungkan langsung dengan supplier, pabrik, distributor, dan konsumen 5. Menciptakan harga rendah dan meningkatkan efisiensi untuk fungsi-fungsi logistik seperti : proses pemesanan, menjaga stok, pengiriman, dan promosi 6. Biaya komunikasi lebih murah menggunakan e-mail daripada surat biasa 7. Perusahaan dapat membuat katalog digital yang murah daripada membuat katalog menggunakan kertas dan percetakan 22 8. Katalog / informasi produk dapat di-update secara fleksibel 9. Internet adalah media global yang dapat membuat para pelaku pasar memasuki pasar dunia 2.5.4 Internet Marketing Mix Dalam pemasaran tradisional, terdapat 4P antara lain product, price, promotion dan place. Keempat bagian dari marketing mix tersebut adalah bagian dari Internet marketing mix ditambah dengan 2 elemen baru yaitu : 1. Community Adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi, yang terdiri atas minat yang sama , yang dapat memenuhi kebutuhan anggotanya, yang tidak dapat dicapai secara individual. 2. Branding Merupakan nama, simbol, tanda atau rancangan untuk megidentifikasi barang dan layanan yang dijual sehingga dapat berbeda dengan produk pesaing. 2.6 5 Elemen Persaingan Porter Menurut Porter (1998, pp3 - 29) terdapat 5 kekuatan kompetitif yakni: 1. Potensi masuknya pesaing baru Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, sudah pasti intensitas persaingan di antara perusahaan meningkat. Hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru bisa berupa pentingnya memperoleh skala ekonomi dengan cepat, pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus, 23 kurangnya pengalaman, kuatnya loyalitas pelanggan, fanatisme terhadap merek tertentu, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses bahan baku, kepemilikan paten, lokasi yang tidak menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan yang bertahan dan potensi kejenuhan pasar. Penting bagi perusahaan untuk mengindentifikasi perusahaan baru yang potensial masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, melakukan “serangan balasan” jika diperlukan, dan memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. 6 sumber hambatan baru (entry barrier) bagi pendatang baru (new entrants) yaitu : 1. Skala ekonomi (economy of scale) Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu industri karena memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala besar atau harus memikul biaya tinggi. Skala ekonomis dalam suatu produksi, riset pemasaran dan layanan merupakan hambatan utama masuk dalam industri keomputer besar. 2. Diferensiasi produk (product differentiation) Identifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya besar untuk merebut kesetiaan pelanggan, iklan, layanan pelanggan menjadi yang pertama dalam industri dan diferensiasi produk merupakan beberapa faktor yang menciptakan identifikasi merek. 24 3. Kebutuhan modal (capital requirement) Keharusan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan untuk pengeluaran yang bersifat tidak akan kembali, seperti iklan rintisan, riset dan pengembangan. 4. Hambatan biaya bukan karena skala Perusahaan-perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak dimiliki oleh calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala ekonomis yang mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber dari pengaruh kurva belajar dan pengaruh kurva pengalaman. 5. Akses ke saluran distribusi Pendatang baru tentu saja harus mengembangkan distribusi produk atau jasa mereka. 6. Kebijakan pemerintah Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya pendatang baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti keharusan adanya izin dan pembatasan akses ke bahan baku. 2. Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya. Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi itu memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan strategi di sebuah 25 perusahaan dapat diimbangi dengan serangan balasan, seperti menurunkan harga, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan. Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan produk industri menurun, dan ketika potongan harga menjadi biasa. Persaingan juga bertambah jika konsumen dapat dengan mudah berganti merek; jika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi; jika biaya tetap tinggi; jika produk mudah rusak; jika perusahaan pesaing memiliki strategi, asal dan budaya yang berbeda; serta jika merger dan akuisisi biasa terjadi dalam industri. 3. Potensi Pengembangan Produk Pengganti / produk subtitusi Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti. Adanya produk pengganti membuat batasan harga maksimal, sebelum konsumen pindah ke produk pengganti tersebut. Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah diukur dari sebarapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar. Semakin uniknya produk atau jasa yang kita hasilkan, akan mengecilkan peluang adanya produk atau jasa pengganti dari pihak lain. 26 4. Kekuatan tawar pemasok Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan baku pengganti yang baik, atau ketika biaya mengganti bahan baku amat tinggi. Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu dengan memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang bagi semua pihak yang terkait. 5. Kekuatan tawar konsumen Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam jumlah banyak, kekuatan tawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas pelanggan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar dari konsumen luar biasa. Kekuatan tawar konsumen juga lebih besar ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda. Ketika demikian halnya, konsumen sering dapat melakukan negosiasi atau menekan harga jual, jaminan, dan paket aksesori sampai ke tingkat tertentu. • Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli. Bila kualitas produk sangat dipengaruhi oleh produk industri, pembeli akan kurang peka terhadap harga. Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik. 27 • Pembeli menerima laba yang rendah. Ini akan mendorong pembeli untuk menekan biaya pembeliannya, tetap pembeli yang labanya tinggi umumnya kurang peka terhadap harga. Potensimasuknyapesaing baru Kekuatan tawar menawar pemasok Perseteruan di antara perusahaan yang Saling bersaing Kekuatan tawar menawar konsumen Potensipengembanganproduk pengganti Sumber : Porter (1998, p4) Gambar 2.1 Model lima kekuatan persaingan Porter dalam Industri 28 2.7 7 Tahap Internet Marketing Mohammed et al. (2003, p8) mengemukakan 7 tahap Internet Marketing yang antara lain adalah : Stage 7 Evaluating the Marketing Program Stage 1 Framing the Market Opportunity Stage 2 Formulating the Marketing Strategy Stage 6 Leveraging Customer information Through Technology Stage 3 Designing the Customer Experience Stage 5 Designing the Marketing Program Stage 4 Crafting the Customer Interface Sumber : Mohammed et al. (2003, p9) Gambar 2.2 Tujuh tahapan dalam Internet Marketing 1. Framing the Market Opportunity Tahap pertama dalam Internet Marketing menganalisis peluang pasar dan mengumpulkan data dari sistem online maupun offline untuk menciptakan penilaian peluang. Pada tahap ini terdapat 6 bagian dari suatu metodologi sederhana untuk mengevaluasi daya tarik peluang, antara lain : 29 1. Investigate opportunity in an existing or New Value System (menginvestigasi peluang pada sistem yang sudah berjalan atau pada sistem yang baru) 2. Identify unmet or underserved customer needs (mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi) 3. Determine Target Customer Segment (mengidentifikasi segmentasi pelanggan) 4. Assess Resource Requirements to deliver the Offering (menggunakan sumber daya perusahaan untuk menyampaikan sebuah penawaran) 5. Asses Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of Opportunity (mempertimbangkan daya tarik persaingan, teknologi dan keuangan sebagai peluang) 6. Conduct go / no-go Assesment (membuat keputusan akhir “go / no go decision”) 2. Formulating the Marketing Strategy Strategi pemasaran Internet didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan keseluruhan strategi-strategi pemasaran di perusahaan tersebut. Tujuan-tujuan, sumber daya, dan berbagai aksi dari strategi pemasaran tersebut harus berjalan bersamaan dengan strategi unit-bisnis. Tahap ini meliputi 3 komponen utama Marketing Mix program pemasaran untuk mendukung strategi pemasaran, yaitu : • Segmentation Mengidentifikasi segmen pasar yang dituju oleh perusahaan, berdasarkan faktorfaktor tertentu. Merupakan suatu pembagian pasar / orang ke dalam beberapa sub unit pelanggan berdasarkan kesamaan-kesamaan seperti kesamaan produk yang disukai, biaya yang harus dihabiskan untuk melayani pelanggan dan karakteristik 30 yang cocok untuk program pemasaran yang ada seperti wilayah, tingkat pendapatan. • Targeting Merupakan penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau, dan potensi pertumbuhan. • Positioning Dalam hal ini adalah bagaimana perusahaan mempengaruhi pelanggan, mendesain pesan-pesan pemasaran sehingga sebuah produk yang ditawarkan dapat dianggap unik dan bernilai oleh pelanggan. Strategi untuk pelanggan merupakan kombinasi dari strategi produk, jaringan pemasaran, harga, dan promosi yang membutuhkan differensiasi. 3. Designing the Customer Experience Menurut Mohammed et.al (2003, pp133-134) tahap ketiga di dalam Internet Marketing perusahaan haruslah mengerti dan memahami tipe-tipe Customer Experience yang dibutuhkan untuk menyampaikan peluang pasar yang ada. Oleh karena itu hasil dari pemahaman tersebut harus benar-benar akurat dan tepat guna terhadap kebutuhan konsumen. Pengalaman konsumen harus berhubungan dengan posisi perusahaan dan strategi marketing. Kesimpulannya sebuah customer experience merupakan suatu media jembatan antara strategi high level marketing dengan taktik program pemasaran. 31 Sedangkan definisi mengenai customer experience adalah sebagai suatu penerjemah user ketika berhadapan dengan sebuah website, mulai dari home sampai pada tahap pembelian, termasuk keputusan dimana user mulai mengabaikan sistem belanja secara manual. Inilah definisi sesungguhnya dari customer experience. 4. Crafting the Customer Interface Dalam merancang interface yang baik digunakan kerangka kerja 7C (7C’s Framework) yaitu cara untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan perancangan tampilan utama yang dihadapi ketika mengimplementasikan model bisnis. Elemenelemen tersebut antara lain : 1. Context : Konteks dari sebuah halaman web haruslah dapat menangkap estetika dan berfungsi untuk dapat melihat dan merasakan. Beberapa site menitikberatkan fokus utamanya pada tampilan grafik yang menarik, warna-warna dan segi-segi desain, sementara yang lainnya telah menekankan tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat seperti membuat navigasi. 2. Content : Isi dapat ditegaskan dengan semua hal-hal yang sifatnya digital dalam sebuah website. Tentu saja media yang digunakan - teks, video, audio dan gambar/grafik – harus dapat menyampaikan pesan dengan sebaik-baiknya, di antaranya produk, jasa dan penyediaan informasi. Sementara konteks sebagian besar berfokus pada “bagaimana” design dari sebuah halaman website, sedangkan isi berpusat pada apa yang ingin di presentasikan. 32 3. Community : Komunitas dapat dijelaskan sebagai sebuah hubungan yang dijalin berdasarkan ketertarikan yang sama. Komunitas dapat menciptakan sebuah content atau jasa yang dapat menarik konsumen untuk mengunjungi sebuah website. Dapat juga membangun hubungan yang lebih erat antara konsumen dan perusahaan, juga antara sesama antara konsumen. Biasanya sebuah komunitas menawarkan message boards dan live chats. 4. Customization : Kemampuan situs dalam memberikan bentuk yang berbeda untuk tiap konsumen atau memberi kebebasan konsumen untuk membuat personalisasi dalam Website. 5. Communication : menunjuk kepada dialog yang melibatkan Website dan para penggunanya. Komunikasi ini dapat terjadi dalam 3 bentuk, yakni perusahaan kepada user (email), user ke perusahaan (permintaan customer service), kemudian dari user ke user (instant messaging). 6. Connection : hubungan (link) antara satu situs ke situs lainnya. 7. Commerce : berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan situs dalam melakukan transaksi – penjualan barang, produk atau jasa – yakni dengan shopping charts, pengiriman dan pilihan pembayaran, pemeriksaan dan konfirmasi pesanan. 5. Designing the Marketing Program Dalam tahap 5 ini maka kita akan mendesain program pemasaran yang digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara terkombinasi agar dapat menggerakkan target pelanggan dari tahap Awareness mengenai produk perusahaan 33 menjadi tahap Commitment dan berakhir pada tahap Dissolution. Keseluruhan komponen yang terkait dengan kerangka kerja tersebut dinamakan marketspace matrix. Awareness Exploration Commitment Dissolution Product Price Communication Community Distribution Sumber : Mohammed et al. (2003, p542) Gambar 2.3 Marketspace Matrix Ada 4 tahap hubungan pelanggan : 1. Tahap Kesadaran (awareness). Tahap dimana pelanggan memiliki informasi dasar, pengetahuan atau pandangan tetntang perusahaan atau produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut tetapi belum memulai komunikasi dengan perusahaan. Konsumen mencapai tahap ini melalui berbagai sumber seperti word of mouth, pemasaran tradisional misalnya iklan di televisi, dan pemasaran online seperti banner ads. 2. Tahap Eksplorasi (Exploration). Tahap dimana pelanggan dan perusahaan mulai membuat komunikasi dan aksi yang memungkinkan suatu evaluasi mengenai kelanjutan hubungan yaitu apakah akan lanjut atau tidak ke bagian yang lebih dalam. Di dunia maya, eksplorasi ini dapat berupa mengakses 34 situs web secara berkala, membeli produk yang ditawarkan, atau mengembalikan produk yang telah dibeli. Tahap ini dapat memakan waktu bertahun-tahun atau hanya beberapa kali akses saja sebelum lanjut ke tahap berikutnya. 3. Tahap Komitmen (commitment). Tahap ini melibatkan adanya tanggung jawab terhadap produk atau perusahaan. Pelanggan akan secara berkala mengakses situs web tersebut, memberikan pandangan dan sikap yang merefleksikan loyalitas. Satu ukuran utama untuk melihat komitmen dari pelanggan adalah customization yang dilakukan pelanggan tersebut terhadap situs web yang dikunjunginya. 4. Tahap pemutusan hubungan (dissolution). Tahap ini muncul ketika salah satu atau kedua belah pihak memutuskan hubungan. Tidak semua pelanggan berharga untuk perusahaan. Manajer pemasaran berpegang pada aturan 20% pelanggan menyediakan 80% keuntungan. Sehingga ada banyak pelanggan harus dilakukan pengelompokkan yang jelas. Terhadap pelanggan yang tidak berharga, perusahaan akan memutuskan hubungan atau mendorong pelanggan tersebut untuk memutuskan hubungan. 6. Leveraging Customer Information Through Technology Perusahaan dapat menggunakan bantuan teknologi untuk mendapatkan, mengorganisasikan, menganalisa, dan memanfaatkan informasi mengenai pelanggan sehingga perusahaan akan lebih memahami dan mengenal pelanggan untuk mengetahui 35 apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dalam sebuah lingkungan yang terpusat pada pelanggan, perusahaan harus berbuat dan bertindak pada tiga keputusan utama, yaitu: 1. Research Marketing Kerangka dari marketing research ini meliputi : peluang/pendefinisian masalah (opportunity/ problem definition), perancangan penelitian (research design), pengumpulan data dan masukan (data collection and entry), analisa data ( data analysis), penggunaan data. 2. Marketing database Database Marketing terdiri dari perolehan informasi konsumen yang berarti bagi tiap individu, menganalisa informasi ini untuk memperkirakan respon konsumen pada penawaran-penawaran tertentu, dan membuat keputusan-keputusan pemasaran berdasarkan respon yang diharapkan. 3. Customer Relationship Management Menetapkan profitabilitas jangka panjang dari pelanggan dan memelihara pelanggan utama. Pemasar yang efektif menggunakan pasar dan informasi pelanggan untuk memberi informasi dan mengurangi ketidakpastian hubungan dengan pengelolaan pengambilan keputusan. Informasi pelanggan merupakan kekuatan dan sistem informasi pelanggan membuat perusahaan dapat meningkatkan kekuatannya. 36 7. Evaluating the Marketing Program Menurut Mohhamed et.al (2003, pp681-703) tahap terakhir ini melibatkan hasil evaluasi dari program pemasaran Internet secara keseluruhan yang terdiri dari fokus yang seimbang baik dengan pelanggan maupun dengan matriks keuangan. Model ini mengendalikan perilaku organisasional dalam beberapa cara, termasuk membantu menjelaskan sasaran-sasaran strategis, mengkomunikasikan strategi tersebut, memonitor kinerja, meningkatkan akuntanbilitas, dan meluruskan sasaran. Beberapa karakteristik dari metrik yang baik: mudah diukur, dapat diartikan, kuat, diterima secara umum, berhubungan dengan hasil yang diinginkan. 2.8 Kerangka Perumusan Strategi Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan dalam 3 tahap, (David, 2004, pp285-287): TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN Matriks Evaluasi Faktor Matriks Profil / Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Persaingan (CPM) Internal (EFI) Matriks InternalEksternal (IE) TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN Matriks Strategic Matriks Matriks Position and BCG Action Evaluation TOWS (SPACE) Matriks Grand Strategy TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Sumber : David (2005, p283) Gambar 2.4 Kerangka Kerja Analisis Strategi 37 2.8.1 Tahap Masukan Informasi yang diperoleh dari Matriks EFE, matriks CPM dan matriks EFI menjadi informasi masukan untuk matriks tahap pencocokan. Alat input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai. 2.8.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) Matriks evaluasi Faktor Internal atau EFI (Internal Factor Evaluation Matrix) adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara bidangbidang ini. Penilaian intuitif diperlukan dalam membuat matriks EFI. 2.8.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Menurut David (2004, pp161-162), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) membuat perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan. 38 2.8.2 Tahap Pencocokan Strategi terkadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan ketrampilan internal dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor ekternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri teknik-teknik yang dapat dipakai tanpa harus berurutan. Seluruh perangkat ini tergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang dapat dijalankan. Dalam kenyataannya, hubungan eksternal dan internal lebih kompleks sehingga diperlukan lebih banyak perbandingan dalam proses pencocokan untuk setiap strategi yang dibuat. Pengembangan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang disebut ofensif atau serangan. Sedangkan strategi yang di desain untuk memperbaiki kelemahan sambil menghindari ancaman dapat disebut defensif atau bertahan. Setiap organisasi mempunyai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat dibandingkan untuk merumuskan strategi alternatif. 2.8.2.1 Matriks Internal – Eksternal (IE) Menurut David (2004, p302) Matriks Internal Eksternal (IE) menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis, sehingga disebut sebagai matriks portofolio. Di samping itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan 39 presentase kontribusi penjualan dari setiap divisi, dan potongan kue mengungkapkan presentase kontribusi laba dari setiap divisi. Total nilai IFE yang diberi bobot 4.0 Tinggi 3.0-4.0 Kuat 3.0-4.0 I Lemah 1.0-1.99 Rata-rata 2.0-2.99 3.0 2.0 II 1.0 III 3.0 Total nilai EFE yang diberi bobot Sedang 2.0-2.99 IV V VII VIII VI 2.0 Rendah 1.0-1.99 IX 1.0 Keterangan : sel I,II,IV sel III,V,VII sel VI,VIII,IX = tumbuh dan membangun = pertahankan dan pelihara = panen atau divestasi Sumber : David (2004, p305) Gambar 2.5 Matriks IE (Internal-Eksternal) 2.8.2.2 Matriks SWOT Menurut David (2004, pp288-290), Matriks Threats-Opportunities-WeaknessStrengths (TOWS) merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik – dan tidak ada sekumpulan kecocokan yang paling baik. 40 Ke empat strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut: • Strategi SO (Strengths-Opportunities) Atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat dipakai untuk memanfaatkan trend dan peristiwa eksternal. Organisasi umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, WT supaya mereka dapat masuk ke dalam situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Jika perusahaan memiliki kelemahan besar, perusahaan akan berusaha untuk mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Kalau mengahdapi ancaman besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindarinya agar dapat memusatkan perhatian pada peluang. • Strategi WO (Weakness-Opportunities) Atau strategi kelemahan – peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada dengan memanfaatkan berbagai peluang eksternal. Kadang-kadang peluang eksternal yang besar ada, tetapi kelemahan internal sebuah perusahaan membawanya tidak mampu memanfaatkan peluang itu secara efektif. Strategi WO alternatif adalah mempekerjakan dan melatih orang untuk memiliki kemapuan teknis yang diperlukan. • Strategi ST (Strengths-Threats) Strategi kekuatan - ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak 41 berarti bahwa organisasi yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal. • Strategi WT (Weakness-Threats) Atau strategi kelemahan - ancaman merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya. Faktanya perusahaan seperti ini mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, atau melakukan merger rasionalisasi menyatakan pailit atau memilih dilikuidasi. Tabel 2.1 Matriks TOWS Strengths (S) Weakness (W) Selalu dibiarkan Tentukan daftar yang Tentukan daftar yang kosong merupakan kekuatan merupakan kelemahan internal perusahaan internal perusahaan Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO Tentukan daftar Menciptakan strategi Menciptakan strategi peluang eksternal yang menggunakan untuk mengatasi kekuatan perushaaan kelemahan dengan untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang peluang yang ada Threats (T) Strategi ST Strategi WT Tentukan daftar Menciptakan strategi Menciptakan strategi ancaman eksternal yang menggunakan yang meminimalkan kekuatan untuk kelemahan dan mengatasi acaman yang menghindari ancaman ada Sumber : David (2004, p290) yang ada 42 2.8.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) David (2004, p305) berpendapat bahwa Matriks Strategi Besar didasarkan atas dua dimensi penilaian : posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matriks. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari matriks besar, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan. • Perusahaan yang berada di kuadran I Matriks Strategi Besar berada dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk semua perusahaan ini, konsentrasi terus-menerus pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat. 9 Jika perusahaan di kuadaran I memiliki sumber daya yang berlebihan, maka integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau strategi horisontal merupakan strategi yang efektif. 9 Jika perusahaan di kuadran I terlalu berkomitmen pada suatu produk tunggal, maka diversifikasi konsentris dapat mengurangi resiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit. • Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak bisa bersaing dengan efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan yang digunakan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. 9 Karena perusahaan di kuadran II berada pada industri yang tumbuh cepat, maka strategi intensif, biasanya merupakan pilihan pertama. 43 9 Jika perusahaan kekurangan kompetensi pembeda atau keunggulan kompetitif, integrasi horisontal sering merupakan alternatif yang dikehendaki. 9 Divestiture atau likuidasi (divestiture dapat menyediakan dana yang diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali sahamsaham dari pasar saham) juga harus dipertimbangkan. • Perusahaan di kuadran III, bersaing dalam industri yang tumbuh lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan-perusahaan tersebut harus membuat perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari kemerosotan lebih lanjut dan kemungkinan likuidasi. Penghematan biaya dan aset yang ekstensif (rasionalisasi) harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif adalah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang berbeda (diversifikasi). jika semuanya gagal, pilihan terakhir adalah divestiture atau likuidasi. • Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai kekuatan untuk meluncurkan program-program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan yang lebih menjanjikan; perusahaan di kuadran IV mempunyai ciri-ciri tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering menjalankan diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, atau diversifikasi horisontal dengan berhasil. Perusahaan di kuadran IV juga dapat melakukan patungan. 44 Sumber : David (2004, p307) Gambar 2.6 Matriks Strategi Besar 2.8.3 Tahap Pengambilan Keputusan (QSPM) Analisis dan intuisi menyediakan dasar untuk membuat keputusan keputusan perumusan strategi. Teknik mencocokkan yang telah di analisis mengungkapkan strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan. Banyak di antara strategi ini kemungkinan diusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpatisipasi di dalam kegiatan analisis pencocokan dapat dibahas dan ditambahkan pada pilihan-pilihan strategi alternatif yang dapat dijalankan kemudian dapat memberikan peringkat strategi dalam skala 1 sampai 4 sehingga daftar prioritas dari strategi yang terbaik dapat diperoleh. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) merupakan tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi alternatif 45 yang paling baik. QSPM menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan dari analisis tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, yaitu matriks EFE dan matriks EFI yang menyusun tahap 1, digabungkan dengan matriks TOWS dan matriks IE yang menyusun tahap 2, untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam menyusun QSPM. QSPM adalah alat yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah di kenali terlebih dahulu. (David, 2004, p311) Tabel 2.2 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Strategi-strategi alternatif Strategi 1 Faktor kunci Bobot Faktor kunci eksternal Ekonomi Politik/hukum/pemerintahan Sosial/budaya/demografis/lingkungan Teknologi kompetitif Faktor kunci Internal Manajemen Pemasaran Keuangan/Akuntansi Produksi/operasi Penelitian dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sumber : David (2004, p308) AS TAS Strategi 2 AS TAS 46 2.9 Kerangka Pemikiran Sumber : Penulis Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran