BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet dan World Wide Web (WWW

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Internet dan World Wide Web (WWW)
Internet merupakan sebuah jaringan koneksi yang terhubung diseluruh dunia
dengan menggunakan Internet Protocol (IP) untuk saling berkomunikasi (Hofstetter,
2003, p2). Dengan kata lain, Internet merupakan sebuah sistem global dari komputer
yang saling terhubung dengan pengguna dan data mereka (Greenlaw, 2002, p98).
Menurut Greenlaw (2002, p142) World Wide Web atau yang sering disebut web
adalah sebuah aplikasi perangkat lunak yang memungkinkan dan memudahkan setiap
orang untuk mempublikasikan dan menelusuri dokumen-dokumen hypertext di Internet.
World Wide Web sering disebut dengan Web karena adanya interkoneksi antara
dokumen yang terbentuk dan terhubung seperti jaring laba-laba.
Antara Internet dan World Wide Web terdapat perbedaan yaitu Internet dapat
diartikan sebagai sebuah kumpulan komputer yang saling terhubung dalam jaringan.
Informasi yang ada di dalam Web akan dikirimkan melalui Internet. Oleh karena itu,
Web menggunakan Internet. Pada faktanya, Web sekarang ini memiliki pengaruh di
belakang Internet. Web menghasilkan permintaan yang besar di Internet, dan teknologi
Internet yang baru sedang dikembangkan untuk mencocokkan antara kebutuhan dan
keinginan pengguna Web.
12
2.2 E-business
O’Brien (2005, p11) mengemukakan bahwa e-business adalah penggunaan teknologi
Internet hingga ke pekerjaan yang berkaitan dengan Internet dan pemberdayaan proses
bisnis, e-commerce, dan kerja sama usaha dalam sebuah perusahaan dan dengan para
pelanggan, pemasok, serta pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) lainnya.
E-business memiliki beberapa bagian, yaitu : e-commerce, ditambah juga bagian yang
menjalankan aplikasi front office dan back office dengan menggunakan mesin untuk
menjalankan proses bisnis modern. E-business bukanlah sekedar transaksi e-commerce.
E-business merupakan redefinisi model bisnis lama, dengan bantuan teknologi untuk
memaksimumkan nilai pelanggan dengan strategi yang menyeluruh. Perusahaanperusahaan menjalankan aplikasi yang saling berhubungan dan saling tergantung. Jika
salah satu sistem aplikasi perusahaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka
keseluruhan sistem tersebut akan terganggu. Perusahaan-perusahaan kaliber dunia di
masa datang dibangun berdasarkan kerangka aplikasi yang diterapkan pada masa
sekarang (Kalakota dan Robinson, 2001, p5).
E-business berkaitan erat dengan e-commerce. E-business mengacu pada ruang
lingkup yang lebih luas yakni mencakup pula layanan pelanggan, kolaborasi dengan
mitra bisnis, dan transaksi elektronik internal dalam sebuah organisasi. (Turban, 2002,
p5).
Jadi, pengertian e-business pada intinya berarti menghubungkan sistem bisnis
secara langsung ke pelanggan, vendor, supplier melalui Internet, ekstranet, dan intranet.
Suatu bisnis yang mentransformasikan proses bisnisnya melalui pengambilan secara
menyeluruh akan keuntungan teknologi Internet.
13
2.3 E-commerce
Menurut O’Brien (2005, p12) e-commerce adalah pembelian dan penjualan,
pemasaran dan pelayanan produk, jasa, dan informasi atas berbagai jenis jaringan
komputer yang saling terhubung satu sama lainnya (Bandyo-padhyay, 2003, p3). Dan
salah satu cara yang dapat digunakan adalah Internet (Turban, 2002, p4).
Konsep umum yang mencakup semua bentuk transaksi bisnis atau pertukaran
informasi yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi diartikan sebagai ecommerce (Whiteley, 2000, p1).
Terlepas dari berbagai definisi yang ada dan dipergunakan oleh banyak kalangan, ecommerce adalah sebuah aplikasi teknologi dan proses bisnis dan komunikasi yang
meliputi
perdagangan
serta
pertukaran
produk,
jasa
serta
informasi
yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu dengan memanfaatkan
Internet dalam aktivitasnya.
2.4 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah aktivitas yang mengkoordinasi pekerjaan dan tugas yang ada
sehingga dapat diselesaikan secara efektif dan efisien dengan dan melalui orang lain
(Robbins dan Coulter, 2005, p7).
Menurut Fuad dan Christin (2005, p92) manajemen merupakan suatu proses yang
melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
14
Jadi, Manajemen dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan dan mengendalikan seluruh sumber daya yang dimiliki
oleh perusahaan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4.1 Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah kumpulan dari aktivitas dan keputusan sebagai hasil dari
formulasi dan implementasi dari perencanaan yang dirancang untuk mencapai tujuan
perusahaan. (Pearce / Robinson, 2000, p3)
Manajemen strategis adalah kumpulan dari aktivitas dan keputusan manajerial yang
menentukan performa jangka panjang dari sebuah perusahaan. (Wheelen & Hunger,
2006, p3)
Menurut Pearce / Robinson (2000 , p3), ada 9 tugas penting yang tercakup di dalam
manajemen strategis antara lain :
1. Memformulasikan misi perusahaan, termasuk pernyataan dewan direksi tentang
tujuan, filosofi, dan tujuannya.
2. Mengembangkan sebuah analisis yang mencerminkan kondisi internal dan
kapabilitas perusahaan.
3. Mengakses lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor-faktor umum dan
kontekstual.
4. Menganalisa opsi-opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber daya yang ada
dengan lingkungan eksternalnya.
5.
Mengidentifikasi opsi yang paling disukai dengan mengevaluasi setiap opsi
dalam hubungannya dengan misi perusahaan.
15
6.
Memilih sebuah kumpulan tujuan jangka panjang dan strategi besar yang akan
mencapai opsi yang paling disukai.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang cocok dengan
pilihan tujuan jangka panjang dan strategi besar.
8.
Implementasi pilihan strategi dengan mempertimbangkan sumber dana yang
dialokasikan untuk mengerjakan tugas, orang, struktur, teknologi dan sistem
penghargaan yang dimaksud.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai suatu masukan untuk
pengambilan keputusan pada masa yang akan datang.
Beberapa keuntungan dari manajemen strategis antara lain :
1. Aktivitas formulasi strategi memacu kemampuan perusahaan untuk mencegah
masalah-masalah. Manajer yang memberikan semangat kepada bawahannya
pada perencanaan ditambahkan pada tanggung jawab pengawasan dan peramalan
mereka dari bawahan yang peka terhadap kebutuhan perencanaan strategi
2. Keputusan strategi berbasis kelompok biasanya dihasilkan dari alternatif terbaik
yang tersedia. Hasil proses manajemen strategis yang lebih baik karena interaksi
kelompok menghasilkan berbagai variasi strategi dan karena peramalan berdasar
pada perspektif yang spesifik dari anggota kelompok meningkatkan opsi yang
ada
3. Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi meningkatkan pengertian
mereka terhadap hubungan produktivitas dengan penghargaan pada setiap
perencanaan strategi dan meningkatkan motivasi para karyawan
16
4. Jurang pemisah dalam aktivitas antara individu dan kelompok dapat dikurangi
sebagai partisipasi dalam formulasi strategi yang menjelaskan perbedaan dalam
peran mereka
5. Penghalang terhadap perubahan dapat dikurangi. Walaupun partisipan dalam
formulasi strategi mungkin tidak senang terhadap keputusan mereka sendiri
daripada terhadap keputusan yang diputuskan.
Kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh manajemen strategis adalah :
1. Waktu yang telah dihabiskan oleh para manajer pada proses manajemen
strategi dapat menimbulkan efek negatif pada tanggung jawab operasional.
Manajer harus dilatih untuk meminimalisasi dampak dari penjadwalan tugas
mereka untuk memberikan waktu yang diperlukan untuk aktivitas strategis
2. Jika
perumus
strategi
tidak
dilibatkan
secara
aktif
dalam
proses
implementasinya, mereka akan mengorbankan tanggung jawab pribadi mereka
untuk keputusan yang telah dicapai. Oleh karena itu, para manajer strategis
harus dilatih untuk membatasi janji mereka terhadap performa yang dapat
dicapai oleh pembuat keputusan dan bawahannya
3. Manajer strategis harus dilatih untuk mengantisipasi dan merespon terhadap
kekecewaan dari bawahan yang berpartisipasi terhadap ekspektasi yang tidak
tercapai.
17
2.4.2 Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Armstrong, 2004,
p5).
Ada beberapa konsep dasar yang menjadi landasan pemasaran, antara lain adalah :
1. Kebutuhan (needs)
Kebutuhan timbul dari suatu perasaan akan adanya kekurangan. Kebutuhan
manusia akan makanan, rasa aman, kasih sayang, dan sebagainya merupakan
sesuatu kebutuhan yang mendasar pada diri tiap manusia. Kebutuhan manusia
tersebut merupakan suatu bagian yang paling dasar dari dalam diri manusia,
bukan merupakan suatu kebutuhan yang dapat diciptakan oleh pemasar.
2. Keinginan (wants)
Keinginan timbul dari suatu perasaan yang dibentuk oleh budaya dan juga
kepribadian masing-masing manusia. Pada dasarnya, setiap manusia memiliki
keinginan yang dapat dikatakan tidak terbatas, tetapi manusia hanya memiliki
sumber daya yang terbatas dalam dirinya. Sehingga pada akhirnya, manusia
cenderung untuk memilih produk-produk yang dapat memberikan nilai dan
kepuasan yang terbesar dari semua sumber daya yang dikeluarkan untuk
memperoleh produk tersebut.
3. Permintaan (demands)
Permintaan merupakan tahap selanjutnya dari keinginan, dimana jika manusia
memiliki keinginan dan memiliki sumber daya untuk memenuhi keinginannya
18
tersebut, maka keinginan tersebut akan berubah menjadi permintaan. Setiap
pelanggan tentunya mencari produk-produk yang terbaik yang dapat
memberikan suatu manfaat atas sumber daya yang mereka keluarkan untuk
produk tersebut.
Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu pemilihan target pasar dan membangun
hubungan yang menguntungkan di antara mereka (Kotler & Armstrong, 2004, p11).
Dari konsep inti pemasaran, maka ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara
perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya, antara lain :
1. Konsep pemasaran berwawasan produksi
2. Konsep pemasaran berwawasan produk
3. Konsep pemasaran berwawasan menjual
4. Konsep pemasaran berwawasan pemasaran
5. Konsep pemasaran berwawasan bermasyarakat
2.4.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Mohammed et al. (2003, pp90-124), strategi pemasaran
mempunyai tiga komponen yaitu (1) segmentasi, atau mengidentifikasi segmen pasar
yang relevan dengan kebutuhan yang spesifik; (2) targeting, atau memilih sebuah
segmen yang secara atraktif konsisten dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan dan (3)
positioning, atau secara strategi mengkomunikasikan keuntungan produk dalan segmen
target. Strategi pemasaran itu sendiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan
marketing mix/4P, yang terdiri dari :
19
1. Produk (Product)
Produk yaitu segala suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, untuk dibeli, untuk kegunaan atau pemakaian dan
mungkin memenuhi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan.
2. Promosi (Promotion)
Mencakup semua hal yang berhubungan dengan semua cara yang mendorong
penjualan produk termasuk periklanan dan penjualan langsung.
3. Tempat ( Place)
Bauran pemasaran ini, berhubungan dengan cara mendistribusikan produk
secara fisik kepada konsumen melalui saluran distribusi agar produk mudah
didapatkan di pasaran.
4. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan pada sebuah produk atau jasa
atas sejumlah nilai yang dikonsumsi, yang ditukarkan oleh konsumen untuk
memperoleh keuntungan atau kegunaan dan produk atau jasa tersebut.
2.5 Internet Marketing
2.5.1 Pengertian E-marketing
Menurut Mohammed et.al (2003, p4) Internet Marketing adalah suatu proses
membangun dan menjaga hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan on-line untuk
mem-fasilitasi terjadinya pertukaran ide, produk, dan juga jasa untuk memenuhi
keinginan kedua belah pihak.
20
Menurut Chaffey et.al (2000, p6) pemasaran Internet (Intenet Marketing) dapat di
definisikan sebagai penggunaan Internet dan teknologi digital yang terkait untuk meraih
tujuan pemasaran dan mendukung konsep pemasaran modern.
Jadi, e-marketing adalah proses mencapai tujuan pemasaran dengan menggunakan
teknologi komunikasi elektronik biasanya berbasis Internet.
2.5.2 Pengaruh E-marketing
Menurut Mohammed et.al (2003, pp96-97) pengaruh Internet Marketing terhadap
strategi pemasaran perusahaan ada 4 cara yakni :
•
Peningkatan segmentasi
Dengan adanya Internet segmentasi pasar semakin luas. Kerena jangkauan
pemasaran semakin luas. Internet tidak membatasi luasnya jangkauan pemasaran
karena seluruh konsumen di seluruh dunia dapat mengaksesnya dengan mudah.
•
Mengembangkan strategi lebih cepat dalam cycle time
Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi
pemasaran dapat dengan lebih cepat pula dikembangkan.
•
Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran
Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah dapat meningkatkan
strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat
dilakukan dengan lebih transparan.
•
Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis
Adanya integrasi antara strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran
melalui Internet akan meningkatkan strategi bisnis dan strategi operasional.
21
2.5.3 Keuntungan E-marketing
Beberapa keuntungan dari e-marketing menurut Kotler dan Armstrong (2004, p 7475) sebagai berikut :
•
Bagi pembeli :
1. Tidak harus menghadapi orang-orang penjualan (salesman / sales woman)
yang dapat mempengaruhi konsumen dan membuat mereka marah / jengkel
(untuk orang-orang tertentu)
2. Konsumen dapat mempelajari produk tanpa menunggu tenaga penjualan untuk
menjelaskan dan menghabiskan waktu
3. Internet dapat memberikan akses informasi produk secara jelas dan pelanggan
dapat bebas memilih produk
4. Pelanggan dapat berinteraktif dengan penjual
•
Bagi penjual :
1. Internet adalah alat yang kuat untuk membangun relasi dengan pelanggan
2. Mengurangi biaya (toko, sewa, asuransi, dan peralatan)
3. Meningkatkan kecepatan dan efisiensi
4. Memotong harga jual untuk konsumen, karena Internet menghubungkan
langsung dengan supplier, pabrik, distributor, dan konsumen
5. Menciptakan harga rendah dan meningkatkan efisiensi untuk fungsi-fungsi
logistik seperti : proses pemesanan, menjaga stok, pengiriman, dan promosi
6. Biaya komunikasi lebih murah menggunakan e-mail daripada surat biasa
7. Perusahaan dapat membuat katalog digital yang murah daripada membuat
katalog menggunakan kertas dan percetakan
22
8. Katalog / informasi produk dapat di-update secara fleksibel
9. Internet adalah media global yang dapat membuat para pelaku pasar
memasuki pasar dunia
2.5.4 Internet Marketing Mix
Dalam pemasaran tradisional, terdapat 4P antara lain product, price, promotion dan
place. Keempat bagian dari marketing mix tersebut adalah bagian dari Internet
marketing mix ditambah dengan 2 elemen baru yaitu :
1. Community
Adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi, yang terdiri atas minat yang
sama , yang dapat memenuhi kebutuhan anggotanya, yang tidak dapat dicapai
secara individual.
2. Branding
Merupakan nama, simbol, tanda atau rancangan untuk megidentifikasi barang
dan layanan yang dijual sehingga dapat berbeda dengan produk pesaing.
2.6 5 Elemen Persaingan Porter
Menurut Porter (1998, pp3 - 29) terdapat 5 kekuatan kompetitif yakni:
1. Potensi masuknya pesaing baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke industri tertentu, sudah
pasti intensitas persaingan di antara perusahaan meningkat. Hambatan-hambatan
terhadap masuknya pesaing baru bisa berupa pentingnya memperoleh skala ekonomi
dengan cepat, pentingnya memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus,
23
kurangnya pengalaman, kuatnya loyalitas pelanggan, fanatisme terhadap merek
tertentu, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai,
kebijakan peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses bahan baku, kepemilikan
paten, lokasi yang tidak menguntungkan, serangan balik oleh perusahaan yang
bertahan dan potensi kejenuhan pasar.
Penting bagi perusahaan untuk mengindentifikasi perusahaan baru yang
potensial masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan baru yang menjadi
pesaing, melakukan “serangan balasan” jika diperlukan, dan memanfaatkan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
6 sumber hambatan baru (entry barrier) bagi pendatang baru (new entrants)
yaitu :
1. Skala ekonomi (economy of scale)
Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu industri
karena memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala besar atau harus
memikul biaya tinggi. Skala ekonomis dalam suatu produksi, riset pemasaran
dan layanan merupakan hambatan utama masuk dalam industri keomputer
besar.
2. Diferensiasi produk (product differentiation)
Identifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru
mengeluarkan biaya besar untuk merebut kesetiaan pelanggan, iklan, layanan
pelanggan menjadi yang pertama dalam industri dan diferensiasi produk
merupakan beberapa faktor yang menciptakan identifikasi merek.
24
3. Kebutuhan modal (capital requirement)
Keharusan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing
menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan
untuk pengeluaran yang bersifat tidak akan kembali, seperti iklan rintisan,
riset dan pengembangan.
4. Hambatan biaya bukan karena skala
Perusahaan-perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya
yang tidak dimiliki oleh calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala
ekonomis yang mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber dari pengaruh
kurva belajar dan pengaruh kurva pengalaman.
5. Akses ke saluran distribusi
Pendatang baru tentu saja harus mengembangkan distribusi produk atau jasa
mereka.
6. Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya pendatang
baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti keharusan adanya
izin dan pembatasan akses ke bahan baku.
2. Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan lainnya.
Strategi yang dijalankan oleh satu perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi itu
memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) dibandingkan dengan
strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan strategi di sebuah
25
perusahaan dapat diimbangi dengan serangan balasan, seperti menurunkan harga,
memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan.
Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat
ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang bersaing menjadi setara
besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan produk industri menurun, dan
ketika potongan harga menjadi biasa. Persaingan juga bertambah jika konsumen
dapat dengan mudah berganti merek; jika hambatan untuk meninggalkan pasar
tinggi; jika biaya tetap tinggi; jika produk mudah rusak; jika perusahaan pesaing
memiliki strategi, asal dan budaya yang berbeda; serta jika merger dan akuisisi biasa
terjadi dalam industri.
3.
Potensi Pengembangan Produk Pengganti / produk subtitusi
Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk
pengganti. Adanya produk pengganti membuat batasan harga maksimal, sebelum
konsumen pindah ke produk pengganti tersebut.
Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah ketika
harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk
pun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah diukur dari
sebarapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk
pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar. Semakin
uniknya produk atau jasa yang kita hasilkan, akan mengecilkan peluang adanya
produk atau jasa pengganti dari pihak lain.
26
4. Kekuatan tawar pemasok
Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan
baku pengganti yang baik, atau ketika biaya mengganti bahan baku amat tinggi.
Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu
dengan memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan
pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya inventarisasi,
sehingga meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang bagi semua pihak
yang terkait.
5. Kekuatan tawar konsumen
Ketika pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam
jumlah banyak, kekuatan tawarnya merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi
intensitas pelanggan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan
garansi yang lebih panjang atau pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas
pelanggan ketika kekuatan tawar dari konsumen luar biasa. Kekuatan tawar
konsumen juga lebih besar ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak
berbeda. Ketika demikian halnya, konsumen sering dapat melakukan negosiasi atau
menekan harga jual, jaminan, dan paket aksesori sampai ke tingkat tertentu.
•
Produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli. Bila
kualitas produk sangat dipengaruhi oleh produk industri, pembeli akan
kurang peka terhadap harga. Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan
integrasi balik.
27
•
Pembeli menerima laba yang rendah. Ini akan mendorong pembeli untuk
menekan biaya pembeliannya, tetap pembeli yang labanya tinggi umumnya
kurang peka terhadap harga.
Potensimasuknyapesaing
baru
Kekuatan tawar menawar
pemasok
Perseteruan di antara
perusahaan yang Saling
bersaing
Kekuatan tawar menawar
konsumen
Potensipengembanganproduk
pengganti
Sumber : Porter (1998, p4)
Gambar 2.1 Model lima kekuatan persaingan Porter dalam Industri
28
2.7 7 Tahap Internet Marketing
Mohammed et al. (2003, p8) mengemukakan 7 tahap Internet Marketing yang
antara lain adalah :
Stage 7
Evaluating the
Marketing
Program
Stage 1
Framing the
Market
Opportunity
Stage 2
Formulating
the
Marketing
Strategy
Stage 6
Leveraging
Customer
information
Through
Technology
Stage 3
Designing the
Customer
Experience
Stage 5
Designing the
Marketing
Program
Stage 4
Crafting the
Customer
Interface
Sumber : Mohammed et al. (2003, p9)
Gambar 2.2 Tujuh tahapan dalam Internet Marketing
1. Framing the Market Opportunity
Tahap pertama dalam Internet Marketing menganalisis peluang pasar dan
mengumpulkan data dari sistem online maupun offline untuk menciptakan penilaian
peluang. Pada tahap ini terdapat 6 bagian dari suatu metodologi sederhana untuk
mengevaluasi daya tarik peluang, antara lain :
29
1. Investigate opportunity in an existing or New Value System (menginvestigasi
peluang pada sistem yang sudah berjalan atau pada sistem yang baru)
2. Identify unmet or underserved customer needs (mengidentifikasi kebutuhan
konsumen yang belum terpenuhi)
3. Determine Target Customer Segment (mengidentifikasi segmentasi pelanggan)
4. Assess Resource Requirements to deliver the Offering (menggunakan sumber daya
perusahaan untuk menyampaikan sebuah penawaran)
5. Asses Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of Opportunity
(mempertimbangkan daya tarik persaingan, teknologi dan keuangan sebagai
peluang)
6. Conduct go / no-go Assesment (membuat keputusan akhir “go / no go decision”)
2. Formulating the Marketing Strategy
Strategi pemasaran Internet didasarkan pada perusahaan, unit bisnis, dan
keseluruhan strategi-strategi pemasaran di perusahaan tersebut. Tujuan-tujuan, sumber
daya, dan berbagai aksi dari strategi pemasaran tersebut harus berjalan bersamaan
dengan strategi unit-bisnis. Tahap ini meliputi 3 komponen utama Marketing Mix
program pemasaran untuk mendukung strategi pemasaran, yaitu :
•
Segmentation
Mengidentifikasi segmen pasar yang dituju oleh perusahaan, berdasarkan faktorfaktor tertentu. Merupakan suatu pembagian pasar / orang ke dalam beberapa sub
unit pelanggan berdasarkan kesamaan-kesamaan seperti kesamaan produk yang
disukai, biaya yang harus dihabiskan untuk melayani pelanggan dan karakteristik
30
yang cocok untuk program pemasaran yang ada seperti wilayah, tingkat
pendapatan.
•
Targeting
Merupakan penetapan segmen pasar yang paling menarik yang kemudian akan
dijadikan target utama perusahaan dalam kegiatan akhir dari pemasaran yaitu
penjualan, berdasarkan pada keuntungan, biaya pelayanan, mudah dijangkau,
dan potensi pertumbuhan.
•
Positioning
Dalam hal ini adalah bagaimana perusahaan mempengaruhi pelanggan,
mendesain pesan-pesan pemasaran sehingga sebuah produk yang ditawarkan
dapat dianggap unik dan bernilai oleh pelanggan. Strategi untuk pelanggan
merupakan kombinasi dari strategi produk, jaringan pemasaran, harga, dan
promosi yang membutuhkan differensiasi.
3. Designing the Customer Experience
Menurut Mohammed et.al (2003, pp133-134) tahap ketiga di dalam Internet
Marketing perusahaan haruslah mengerti dan memahami tipe-tipe Customer Experience
yang dibutuhkan untuk menyampaikan peluang pasar yang ada. Oleh karena itu hasil
dari pemahaman tersebut harus benar-benar akurat dan tepat guna terhadap kebutuhan
konsumen. Pengalaman konsumen harus berhubungan dengan posisi perusahaan dan
strategi marketing. Kesimpulannya sebuah customer experience merupakan suatu media
jembatan antara strategi high level marketing dengan taktik program pemasaran.
31
Sedangkan definisi mengenai customer experience adalah sebagai suatu penerjemah
user ketika berhadapan dengan sebuah website, mulai dari home sampai pada tahap
pembelian, termasuk keputusan dimana user mulai mengabaikan sistem belanja secara
manual. Inilah definisi sesungguhnya dari customer experience.
4. Crafting the Customer Interface
Dalam merancang interface yang baik digunakan kerangka kerja 7C (7C’s
Framework) yaitu cara untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan perancangan
tampilan utama yang dihadapi ketika mengimplementasikan model bisnis. Elemenelemen tersebut antara lain :
1. Context : Konteks dari sebuah halaman web haruslah dapat menangkap estetika dan
berfungsi untuk dapat melihat dan merasakan. Beberapa site menitikberatkan fokus
utamanya pada tampilan grafik yang menarik, warna-warna dan segi-segi desain,
sementara yang lainnya telah menekankan tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat seperti
membuat navigasi.
2. Content : Isi dapat ditegaskan dengan semua hal-hal yang sifatnya digital dalam
sebuah website. Tentu saja media yang digunakan - teks, video, audio dan gambar/grafik
– harus dapat menyampaikan pesan dengan sebaik-baiknya, di antaranya produk, jasa
dan penyediaan informasi. Sementara konteks sebagian besar berfokus pada
“bagaimana” design dari sebuah halaman website, sedangkan isi berpusat pada apa yang
ingin di presentasikan.
32
3. Community : Komunitas dapat dijelaskan sebagai sebuah hubungan yang dijalin
berdasarkan ketertarikan yang sama. Komunitas dapat menciptakan sebuah content atau
jasa yang dapat menarik konsumen untuk mengunjungi sebuah website. Dapat juga
membangun hubungan yang lebih erat antara konsumen dan perusahaan, juga antara
sesama antara konsumen. Biasanya sebuah komunitas menawarkan message boards dan
live chats.
4. Customization : Kemampuan situs dalam memberikan bentuk yang berbeda untuk tiap
konsumen atau memberi kebebasan konsumen untuk membuat personalisasi dalam
Website.
5. Communication : menunjuk kepada dialog yang melibatkan Website dan para
penggunanya. Komunikasi ini dapat terjadi dalam 3 bentuk, yakni perusahaan kepada
user (email), user ke perusahaan (permintaan customer service), kemudian dari user ke
user (instant messaging).
6. Connection : hubungan (link) antara satu situs ke situs lainnya.
7. Commerce : berhubungan dengan kapasitas atau kemampuan situs dalam melakukan
transaksi – penjualan barang, produk atau jasa – yakni dengan shopping charts,
pengiriman dan pilihan pembayaran, pemeriksaan dan konfirmasi pesanan.
5. Designing the Marketing Program
Dalam tahap 5 ini maka kita akan mendesain program pemasaran yang
digunakan untuk merangkaikan strategi pemasaran secara terkombinasi agar dapat
menggerakkan target pelanggan dari tahap Awareness mengenai produk perusahaan
33
menjadi tahap Commitment dan berakhir pada tahap Dissolution. Keseluruhan
komponen yang terkait dengan kerangka kerja tersebut dinamakan marketspace matrix.
Awareness Exploration Commitment Dissolution
Product
Price
Communication
Community
Distribution
Sumber : Mohammed et al. (2003, p542)
Gambar 2.3 Marketspace Matrix
Ada 4 tahap hubungan pelanggan :
1. Tahap Kesadaran (awareness). Tahap dimana pelanggan memiliki informasi
dasar, pengetahuan atau pandangan tetntang perusahaan atau produk yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut tetapi belum memulai komunikasi
dengan perusahaan. Konsumen mencapai tahap ini melalui berbagai sumber
seperti word of mouth, pemasaran tradisional misalnya iklan di televisi, dan
pemasaran online seperti banner ads.
2. Tahap Eksplorasi (Exploration). Tahap dimana pelanggan dan perusahaan
mulai membuat komunikasi dan aksi yang memungkinkan suatu evaluasi
mengenai kelanjutan hubungan yaitu apakah akan lanjut atau tidak ke bagian
yang lebih dalam. Di dunia maya, eksplorasi ini dapat berupa mengakses
34
situs web secara berkala, membeli produk yang ditawarkan, atau
mengembalikan produk yang telah dibeli. Tahap ini dapat memakan waktu
bertahun-tahun atau hanya beberapa kali akses saja sebelum lanjut ke tahap
berikutnya.
3. Tahap Komitmen (commitment). Tahap ini melibatkan adanya tanggung
jawab terhadap produk atau perusahaan. Pelanggan akan secara berkala
mengakses situs web tersebut, memberikan pandangan dan sikap yang
merefleksikan loyalitas. Satu ukuran utama untuk melihat komitmen dari
pelanggan adalah customization yang dilakukan pelanggan tersebut terhadap
situs web yang dikunjunginya.
4. Tahap pemutusan hubungan (dissolution). Tahap ini muncul ketika salah satu
atau kedua belah pihak memutuskan hubungan. Tidak semua pelanggan
berharga untuk perusahaan. Manajer pemasaran berpegang pada aturan 20%
pelanggan menyediakan 80% keuntungan. Sehingga ada banyak pelanggan
harus dilakukan pengelompokkan yang jelas. Terhadap pelanggan yang tidak
berharga, perusahaan akan memutuskan hubungan atau mendorong
pelanggan tersebut untuk memutuskan hubungan.
6. Leveraging Customer Information Through Technology
Perusahaan dapat menggunakan bantuan teknologi untuk mendapatkan,
mengorganisasikan, menganalisa, dan memanfaatkan informasi mengenai pelanggan
sehingga perusahaan akan lebih memahami dan mengenal pelanggan untuk mengetahui
35
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Dalam sebuah lingkungan yang terpusat pada
pelanggan, perusahaan harus berbuat dan bertindak pada tiga keputusan utama, yaitu:
1. Research Marketing
Kerangka dari marketing research ini meliputi : peluang/pendefinisian masalah
(opportunity/ problem definition), perancangan penelitian (research design),
pengumpulan data dan masukan (data collection and entry), analisa data ( data
analysis), penggunaan data.
2. Marketing database
Database Marketing terdiri dari perolehan informasi konsumen yang berarti bagi
tiap individu, menganalisa informasi ini untuk memperkirakan respon konsumen
pada penawaran-penawaran tertentu, dan membuat keputusan-keputusan
pemasaran berdasarkan respon yang diharapkan.
3. Customer Relationship Management
Menetapkan profitabilitas jangka panjang dari pelanggan dan memelihara
pelanggan utama. Pemasar yang efektif menggunakan pasar dan informasi
pelanggan untuk memberi informasi dan mengurangi ketidakpastian hubungan
dengan pengelolaan pengambilan keputusan. Informasi pelanggan merupakan
kekuatan dan sistem informasi pelanggan membuat perusahaan dapat
meningkatkan kekuatannya.
36
7. Evaluating the Marketing Program
Menurut Mohhamed et.al (2003, pp681-703) tahap terakhir ini melibatkan hasil
evaluasi dari program pemasaran Internet secara keseluruhan yang terdiri dari fokus
yang seimbang baik dengan pelanggan maupun dengan matriks keuangan. Model ini
mengendalikan perilaku organisasional dalam beberapa cara, termasuk membantu
menjelaskan sasaran-sasaran strategis, mengkomunikasikan strategi tersebut, memonitor
kinerja, meningkatkan akuntanbilitas, dan meluruskan sasaran. Beberapa karakteristik
dari metrik yang baik: mudah diukur, dapat diartikan, kuat, diterima secara umum,
berhubungan dengan hasil yang diinginkan.
2.8 Kerangka Perumusan Strategi
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka
pembuatan keputusan dalam 3 tahap, (David, 2004, pp285-287):
TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN
Matriks Evaluasi Faktor
Matriks Profil /
Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE)
Persaingan (CPM)
Internal (EFI)
Matriks InternalEksternal (IE)
TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN
Matriks Strategic
Matriks Matriks
Position and
BCG
Action Evaluation TOWS
(SPACE)
Matriks Grand
Strategy
TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN
Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Sumber : David (2005, p283)
Gambar 2.4 Kerangka Kerja Analisis Strategi
37
2.8.1 Tahap Masukan
Informasi yang diperoleh dari Matriks EFE, matriks CPM dan matriks EFI
menjadi informasi masukan untuk matriks tahap pencocokan. Alat input membutuhkan
penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif selama tahap awal dari proses
perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan dengan
tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun
strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif.
Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat
yang sesuai.
2.8.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Matriks evaluasi Faktor Internal atau EFI (Internal Factor Evaluation Matrix)
adalah alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha. Matriks ini juga
menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara bidangbidang ini. Penilaian intuitif diperlukan dalam membuat matriks EFI.
2.8.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Menurut David (2004, pp161-162), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
membuat perencana strategi dapat meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi,
sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan
persaingan.
38
2.8.2 Tahap Pencocokan
Strategi terkadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan
ketrampilan internal dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor
ekternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri teknik-teknik yang
dapat dipakai tanpa harus berurutan. Seluruh perangkat ini tergantung pada informasi
yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan
eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strategi alternatif yang dapat
dijalankan. Dalam kenyataannya, hubungan eksternal dan internal lebih kompleks
sehingga diperlukan lebih banyak perbandingan dalam proses pencocokan untuk setiap
strategi yang dibuat.
Pengembangan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
disebut ofensif atau serangan. Sedangkan strategi yang di desain untuk memperbaiki
kelemahan sambil menghindari ancaman dapat disebut defensif atau bertahan. Setiap
organisasi mempunyai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat dibandingkan untuk merumuskan strategi alternatif.
2.8.2.1 Matriks Internal – Eksternal (IE)
Menurut David (2004, p302) Matriks Internal Eksternal (IE) menempatkan
berbagai divisi dari suatu organisasi dalam sembilan sel. Matriks IE menempatkan
berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram skematis, sehingga disebut sebagai
matriks portofolio. Di samping itu, ukuran dari setiap lingkaran menggambarkan
39
presentase kontribusi penjualan dari setiap divisi, dan potongan kue mengungkapkan
presentase kontribusi laba dari setiap divisi.
Total nilai IFE yang diberi bobot
4.0
Tinggi
3.0-4.0
Kuat
3.0-4.0
I
Lemah
1.0-1.99
Rata-rata
2.0-2.99
3.0
2.0
II
1.0
III
3.0
Total nilai
EFE yang
diberi bobot
Sedang
2.0-2.99
IV
V
VII
VIII
VI
2.0
Rendah
1.0-1.99
IX
1.0
Keterangan :
sel I,II,IV
sel III,V,VII
sel VI,VIII,IX
= tumbuh dan membangun
= pertahankan dan pelihara
= panen atau divestasi
Sumber : David (2004, p305)
Gambar 2.5 Matriks IE (Internal-Eksternal)
2.8.2.2 Matriks SWOT
Menurut David (2004, pp288-290), Matriks Threats-Opportunities-WeaknessStrengths (TOWS) merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu
manajer mengembangkan empat tipe strategi. Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan
internal kunci merupakan bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks
TOWS dan memerlukan penilaian yang baik – dan tidak ada sekumpulan kecocokan
yang paling baik.
40
Ke empat strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
•
Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Atau strategi kekuatan-peluang menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer menginginkan
organisasi mereka berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat
dipakai untuk memanfaatkan trend dan peristiwa eksternal. Organisasi
umumnya akan menjalankan strategi WO, ST, WT supaya mereka dapat
masuk ke dalam situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Jika
perusahaan memiliki kelemahan besar, perusahaan akan berusaha untuk
mengatasinya dan membuatnya menjadi kekuatan. Kalau mengahdapi
ancaman besar, sebuah organisasi akan berusaha menghindarinya agar dapat
memusatkan perhatian pada peluang.
•
Strategi WO (Weakness-Opportunities)
Atau strategi kelemahan – peluang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
yang ada dengan memanfaatkan berbagai peluang eksternal. Kadang-kadang
peluang eksternal yang besar ada, tetapi kelemahan internal sebuah
perusahaan membawanya tidak mampu memanfaatkan peluang itu secara
efektif. Strategi WO alternatif adalah mempekerjakan dan melatih orang
untuk memiliki kemapuan teknis yang diperlukan.
•
Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi kekuatan - ancaman menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini tidak
41
berarti bahwa organisasi yang kuat pasti selalu menghadapi ancaman frontal
dalam lingkungan eksternal.
•
Strategi WT (Weakness-Threats)
Atau strategi kelemahan - ancaman merupakan taktik defensif yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal. Sebuah organisasi yang dihadapkan pada berbagai ancaman
eksternal dan kelemahan internal, sesungguhnya dalam posisi yang
berbahaya. Faktanya perusahaan seperti ini mungkin harus berjuang agar
dapat bertahan, atau melakukan merger rasionalisasi menyatakan pailit atau
memilih dilikuidasi.
Tabel 2.1 Matriks TOWS
Strengths (S)
Weakness (W)
Selalu dibiarkan
Tentukan daftar yang
Tentukan daftar yang
kosong
merupakan kekuatan
merupakan kelemahan
internal perusahaan
internal perusahaan
Opportunities (O)
Strategi SO
Strategi WO
Tentukan daftar
Menciptakan strategi
Menciptakan strategi
peluang eksternal
yang menggunakan
untuk mengatasi
kekuatan perushaaan
kelemahan dengan
untuk memanfaatkan
memanfaatkan peluang
peluang
yang ada
Threats (T)
Strategi ST
Strategi WT
Tentukan daftar
Menciptakan strategi
Menciptakan strategi
ancaman eksternal
yang menggunakan
yang meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan dan
mengatasi acaman yang menghindari ancaman
ada
Sumber : David (2004, p290)
yang ada
42
2.8.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
David (2004, p305) berpendapat bahwa Matriks Strategi Besar didasarkan atas
dua dimensi penilaian : posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang
sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing
kuadran matriks. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat
kuadran strategi dari matriks besar, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan.
•
Perusahaan yang berada di kuadran I Matriks Strategi Besar berada dalam posisi
strategis yang baik sekali. Untuk semua perusahaan ini, konsentrasi terus-menerus
pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan juga produk
(pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat.
9 Jika perusahaan di kuadaran I memiliki sumber daya yang berlebihan, maka
integrasi ke belakang, integrasi ke depan, atau strategi horisontal merupakan
strategi yang efektif.
9 Jika perusahaan di kuadran I terlalu berkomitmen pada suatu produk tunggal,
maka diversifikasi konsentris dapat mengurangi resiko yang berkaitan
dengan lini produk yang sempit.
•
Perusahaan di kuadran II perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini
dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak bisa bersaing
dengan efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan yang digunakan
perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan
daya saing perusahaan.
9 Karena perusahaan di kuadran II berada pada industri yang tumbuh cepat,
maka strategi intensif, biasanya merupakan pilihan pertama.
43
9 Jika perusahaan kekurangan kompetensi pembeda atau keunggulan
kompetitif,
integrasi
horisontal
sering
merupakan
alternatif
yang
dikehendaki.
9 Divestiture atau likuidasi (divestiture dapat menyediakan dana yang
diperlukan untuk mengakuisisi bisnis lain atau membeli kembali sahamsaham dari pasar saham) juga harus dipertimbangkan.
•
Perusahaan di kuadran III, bersaing dalam industri yang tumbuh lambat dan
mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaan-perusahaan tersebut harus
membuat perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari kemerosotan lebih
lanjut dan kemungkinan likuidasi. Penghematan biaya dan aset yang ekstensif
(rasionalisasi) harus dilakukan terlebih dahulu.
Strategi
alternatif adalah
mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang berbeda
(diversifikasi). jika semuanya gagal, pilihan terakhir adalah divestiture atau
likuidasi.
•
Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada
dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai
kekuatan untuk meluncurkan program-program diversifikasi ke bidang-bidang
pertumbuhan yang lebih menjanjikan; perusahaan di kuadran IV mempunyai ciri-ciri
tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan internal yang
terbatas dan sering menjalankan diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik,
atau diversifikasi horisontal dengan berhasil. Perusahaan di kuadran IV juga dapat
melakukan patungan.
44
Sumber : David (2004, p307)
Gambar 2.6 Matriks Strategi Besar
2.8.3 Tahap Pengambilan Keputusan (QSPM)
Analisis dan intuisi menyediakan dasar untuk membuat keputusan keputusan
perumusan strategi. Teknik mencocokkan yang telah di analisis mengungkapkan
strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan. Banyak di antara strategi ini
kemungkinan diusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpatisipasi di dalam
kegiatan analisis pencocokan dapat dibahas dan ditambahkan pada pilihan-pilihan
strategi alternatif yang dapat dijalankan kemudian dapat memberikan peringkat strategi
dalam skala 1 sampai 4 sehingga daftar prioritas dari strategi yang terbaik dapat
diperoleh.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) merupakan tahap 3 dari kerangka
analitis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi alternatif
45
yang paling baik. QSPM menggunakan masukan dari analisis tahap 1 dan hasil-hasil
pencocokan dari analisis tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif
yang dapat dijalankan, yaitu matriks EFE dan matriks EFI yang menyusun tahap 1,
digabungkan dengan matriks TOWS dan matriks IE yang menyusun tahap 2, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan dalam menyusun QSPM. QSPM adalah alat
yang membuat para perencana strategi dapat menilai secara objektif strategi alternatif
yang dapat dijalankan, didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan
internal yang telah di kenali terlebih dahulu. (David, 2004, p311)
Tabel 2.2 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Strategi-strategi alternatif
Strategi 1
Faktor kunci
Bobot
Faktor kunci eksternal
Ekonomi
Politik/hukum/pemerintahan
Sosial/budaya/demografis/lingkungan
Teknologi
kompetitif
Faktor kunci Internal
Manajemen
Pemasaran
Keuangan/Akuntansi
Produksi/operasi
Penelitian dan pengembangan
Sistem Informasi Manajemen
Sumber : David (2004, p308)
AS
TAS
Strategi 2
AS
TAS
46
2.9 Kerangka Pemikiran
Sumber : Penulis
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran
Download