UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK DARA

advertisement
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN TAPAK DARA (Catharantus
roseus L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH
MENCIT PUTIH JANTAN
Surya Dharma*, Detri Cory Fitri D**, Eka Fitrianda**
*Fakultas farmasi Universitas Andalas Padang
**Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
ABSTRACT
The research had been done to investigate the influence of ethanolic extract of
Catharantus roseus L on decreasing amount of total blood cholesterol on mice. The amount
of total blood cholesterol was optimided by giving high cholesterol diet (HCD), PTU tablet
and chicken bile for 30 days . The ethanolic extract of Catharantus roseus L was given daily
in dispersed form of Na CMC 0,5% with various doses of 30, 100,and 300 mg/kg WB of
mice. Amount of total blood cholesterol of mice was measured at the 10 th, 20 th, and 30 th
day by using enzimatical method with Spektrofotometer Microlab®. The result showed that
ethanolic extract of Catharantus roseus L leaves at three variety doses of 30, 100, and 300
mg/kg WB could decrease amount of total blood cholesterol of mice significantly (P<0,05).
Keywords : total cholesterol, Catharantus roseus, female albino mice
PENDAHULUAN
Tanaman tapak dara (Catharantus roseus L)
umumnya ditanam sebagai tanaman hias dan
merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh
di tempat terbuka atau terlindung pada
bermacam-macam iklim, ditemukan dari
dataran rendah sampai ketingggian 800 diatas
permukaan laut. Tanaman ini mengandung
flavonoid, saponin, tanin, dan berbagai
macam alkaloid seperti alkaloid vinblastin,
vinkristin, dan leurosidin.
Tapak dara
(Catharantus roseus L) adalah salah satu dari
sekian banyak tanaman yang telah
dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan penyakit
malaria, sembelit, diuretika, diabetes melitus,
hipertensi dan hiperkolesterol (Dalimartha,
2008; Depkes, 1995; Ganiswara, 1995;
Champe, 2010).
Kolesterol adalah salah satu lipid
plasma yang utama dibutuhkan tubuh karena
merupakan komponen struktural membran
sel dan bahan awal pembentukan asam
empedu serta hormon steroid. Senyawa ini
diperoleh tubuh dari kolesterol yang terdapat
dalam makanan dan dari biosintesis dalam
tubuh
terutama
di
hati.
Sumber
pembentukkan kolesterol adalah asetil-KoA
yang dapat berasal dari senyawa karbohidrat
(glukosa) dan lemak, terutama asam lemak
jenuh. Menurut Murray (1997), kolesterol
seperti halnya juga lipid plasma lainnya
ditranspor dalam bentuk lipoprotein,
terutama Low Density Lypoprotein (LDL),
dan Hight Density Lypoprotein (HDL).
LDL merupakan lipoprotein utama pembawa
kolesterol dalam plasma, mengandung ± 50%
kolesterol dan berfungsi mengangkut
kolesterol dari darah ke jaringan parifer.
Kadar LDL dapat meningkat bila pemasukan
kolesterol ke dalam tubuh tinggi, karena
sebagian besar kolesterol darah berada dalam
bentuk LDL,. sedangkan HDL adalah
lipoprotein yang mempunyai densitas lebih
tinggi dari LDL karena komponen proteinnya
lebih besar ± 50% dari pada trigliserida dan
311
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
kolesterolnya. HDL berperan sebagai
pembawa kolesterol dari jaringan perifer ke
hati untuk selanjutnya di buang ke dalam
empedu dan diekskresikan melalui feses.
HDL sering disebut sebagai faktor pelindung
dan homeostasis sirkulasi kolesterol dalam
tubuh
(Murray,1997,
Kamaludin,1993,Katzung,2010).
Apabila
terjadi peningkatkan kadar kolesterol darah
yang tidak diikuti oleh pengeluaran yang
seimbang maka akan terjadi penumpukan
senyawa ini pada dinding pembuluh darah,
dimana lama kelamaan akan menimbulkan
penyempitan pembuluh darah tersebut. Jika
hal ini terjadi pada pembuluh darah koroner,
maka akan mengganggu suplai darah ke otot
jantung yang dapat mengganggu fungsi
jantung. Gangguan fungsi jantung dapat
menimbulkan penyakit jantung koroner yang
merupakan penyebab kematian utama di
dunia, termasuk Indonesia (Rifdah, 2012,
Goodman, 2007, Guyton, 2007)
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas
penelitian ini dilakukan pengujian untuk
mengetahui
sejauh
mana
pengaruh
pemberian ekstrak etanol daun tapak dara
(Catharantus roseus L)
terhadap kadar
kolesterol total darah mencit putih jantan
dengan pemberian campuran makanan lemak
tinggi (MLT).
METODE PENELITIAN
Bahan-Bahan
Bahan yang digunakan adalah daun
tapak dara (Catharantus roseus L) segar,
etanol 96%, Natrium (Chlor Metyl Cellulose
(Na CMC), Makanan Lemak Tinggi (MLT),
cairan empedu ayam 2%, propil Tio Urasil
(PTU) 1%, dan larutan pereaksi kolesterol.
Alat-Alat
Alat yang digunakan adalah botol
maserasi, timbangan analitik, kandang
mencit, timbangan hewan, spektrofotometer
Mikrolab®, sentrifuge, tabung sentrifuge,
pipet mikro, gelas ukur, sonde, tisue, silet,
rotary evaporator, lumpang dan stamfer.
Prosedur penelitian
Pada penelitian ini digunakan dosis 30,
100, dan 300 mg/kg BB.
Sediaan uji dibuat dengan cara
disuspensikan ekstrak etanol daun tapak dara
dengan Na CMC 0.5 %.
Pemberian perlakuan pada hewan
percobaan
Hewan
percobaan
yang telah
dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing
– masing diperlakukan sebagai berikut:
Kelompok I
: Adalah kelompok kontrol
yang hanya diberikan makanan standar saja
(kontrol negatif)
Kelompok II : Diberikan makanan
Lemak Tinggi (MLT), cairan empedu, dan
PTU.
Kelompok III :
Diberikan MLT, cairan
empedu, dan PTU + ekstrak etanol daun
tapak dara dosis 30 mg/kgBB
Kelompok IV : Diberikan MLT, cairan
empedu, dan PTU + ekstrak dosis 100 mg/kg
BB
Kelompok V
: Diberikan MLT, cairan
empedu, dan PTU + ekstrak dosis 300 mg/kg
BB
Pemberian campuran MLT dan ekstrak
etanol daun tapak dara sekali sehari per oral
menggunakan sonde , selama 29 hari.
Pengukuran kadar kolesterol total darah
Metode pengukuran yang akan digunakan
adalah metoda enzimatis, dengan periode
pengukuran setiap 10 hari dengan cara
sebagai berikut :
Darah diambil dengan cara
memotong
pembuluh darah leher mencit dan ditampung
dalam tabung sentrifus sebanyak 2 ml. Darah
tersebut didiamkan selama ± 20 menit dan
disentrifus selama 15 menit pada kecepatan
3000 rpm diperoleh serum. Serum dipipet
312
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
sebanyak 10 µl dimasukkan dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan larutan
pereaksi kolesterol sebanyak 1000µl lalu
dicampurkan. Diukur kadarnya dengan
spektrofotometer viseble dengan panjang
gelombang 520 nm.
Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan
menggunakan ANOVA dua arah dan
dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Duncan.
HASIL DAN DISKUSI
Sebelum penelitian dilaksanakan,
sebelumnya
mencit
yang
digunakan
diaklimatisasi selama 7 hari. Proses ini
bertujuan untuk membiasakan mencit pada
kondisi
percobaan
dan
menentukan
kelayakan mencit yang digunakan. Dimana
mencit yang digunakan tidak mengalami
penurunan berat badan lebih dari 10% selama
aklimatisasi. Selama aklimatisasi maupun
pada saat perlakuan, mencit diberi makanan
standar dan minum yang cukup. Untuk
pengoptimalan kadar kolesterol total mencit
diberikan cairan empedu ayam 2% dan PTU
1% dan MLT
MLT yang digunakan merupakan
campuran lemak daging sapi dengan minyak
goreng dengan perbandingan 1 : 5 yang
terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol
darah secara signifikan setelah pemberian 10
hari. Perbandingan ini digunakan karena
menghasilkan MLT dengan konsistensi cair
dan stabil pada suhu kamar sehingga
memudahkan dalam pemberiannya secara per
oral menggunakan sonde pada mencit
percobaan
Dari hasil penelitian diperoleh kadar
kolsterol mencit yang cukup beragam tiap
kelompok dengan standar deviasi yang
beragam pula. Hal ini kemungkinan
disebabkan perbedaan kondisi fisik dan
fisiologis tiap individu mencit selama
penelitian. Penurunan kadar kolesterol tiap
perlakuan tidak dapat diamati langsung tiap
minggunya karena menggunakan mencit
yang berbeda tiap minggunya. Tetapi
penurunan kadar kolesterol diamati dengan
perbandingan terhadap kontrol positif.
Pada
pengamatan
hari
ke-10
kelompok kontrol positif kadar kolesterol
totalnya lebih tinggi dari pada kelompok
kontrol negatif dan pada kelompok yang
diberikan ekstrak etanol daun tapak dara
dengan dosis 30, 100 dan 300 mg/kg BB
mengalami penurunan kadar kolesterol total
jika di bandingkan dengan kontrol positif
dengan penurunan persentase secara berturutturut adalah 1,29 %, 6,58 % dan 8,73 %
Dimana pada dosis 300 mg/kg BB
merupakan persentase yang tinggi dalam
penurunan kadar kolesterol total jika
dibandingkan dengan kelompok dosis
lainnya.
Pada
pengamatan
hari
ke-20
kelompok kontrol negatif menunjukan kadar
kolesterol total rata-ratanya adalah 112,6
mg/dl, kemudian mengalami peningkatan
pada kelompok kontrol positif dan pada
kelompok yang diberikan ekstrak etanol
daun tapak dara dengan dosis 30, 100 dan
300 mg/kg BB mengalami penurunan kadar
kolesterol total jika di bandingkan dengan
kontrol positif .
Pada
pengamatan
hari
ke-30
kelompok kontrol negatif menunjukan kadar
kolesterol total rata-ratanya adalah 115
mg/dl, kemudian mengalami peningkatan
pada kelompok kontrol positif yang kadar
kolesterol total rata-ratanya adalah 189,2
mg/dl pada kelompok yang diberikan
ekstrak etanol daun tapak dara dengan dosis
30, 100 dan 300 mg/kg BB mengalami
penurunan kadar kolesterol total jika di
bandingkan dengan kontrol positif.
Semua data kadar kolesterol total
yang diperoleh, kemudian dilakukan uji
analisa varian (ANOVA) dua arah dengan
SPSS 17.0 for Windows. Hasil analisa
menunjukan bahwa faktor perlakuan dosis
313
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
memberikan pengaruh yang signifikan
(p<0,05) terhadap kadar kolesterol total
darah mencit putih jantan. Faktor waktu
pengukuran (lamanya pemberian sediaan)
juga memperlihatkan hasil yang signifikan
(p< 0,05) terhadap kadar kolesterol total
darah mencit putih jantan. Dari analisa
statistik ini juga dapat dilihat bahwa tidak
ada ketergantungan faktor hubungan antara
dosis dengan lama pemberian (variabel saling
bebas, p<0,05). Setelah dilanjutkan dengan
uji Duncan’s Multiple Range Tests (DMRT),
memperlihatkan pengaruh kadar kolesterol
total pada dosis 100 mg/kg BB tidak berbeda
nyata dengan dosis 300 mg/kg BB, bisa jadi
dikarenakan pemberian makan lemak tinggi
setiap hari membuat kemampuan ekstrak
etanol daun tapak dara tidak mampu lagi
untuk menurunkan kadar kolesterol dan
terjadinya efek toleransi. ekstrak etanol daun
tapak dara pada dosis 100 dan 300 mg/kg BB
menunjukan penurunan kadar kolesterol total
rata-rata yang baik dan yang memberikan
efek penurunan kadar kolesterol total ratarata yang optimal adalah pada hari ke-20.
Secara keseluruhan dapat dilihat
bahwa semakin besar dosis yang digunakan
maka kadar kolesterol total darah mencit
rata-ratanya semakin kecil pula jika di
bandingkan dengan
kontrol positif.
Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh
daun tapak dara ini diduga mirip resin
pengikat garam empedu. Dimana resin
mengikat asam empedu dalam saluran cerna
dan kemudian dikeluarkan melalui feses.
Penurunan asam empedu ini akan
meningkatkan produksinya dihati yang mana
bahan bakunya (prekusornya) adalah
kolesterol sehingga akan meningkatkan
pengambilan terhadap kolesterol dalam darah
(kadar kolesterol darah akan berkurang)
(Ganiswara, 1995).
Dari
hasil
penelitian
bahwa
pemberian ekstrak etanol daun tapak dara
dapat menurunkan kadar kolesterol total
darah mencit putih jantan. Sehingga
kecenderungan pengendapan kolesterol LDL
dalam pembuluh darah dapat dicegah dan
kemungkinan terjadinya atherosklerosis
dapat dihindari.
200
Kadar kolesterol total (mg/dl)
180
160
140
Kontrol negatif
120
Kontrol positif
100
Dosis 30 mg/kg BB
80
Dosis 100 mg/kg BB
60
Dosis 300 mg/kg BB
40
20
0
Hari ke 10
Hari ke 20
Hari ke 30
Gambar 1. Diagram batang kadar kolesterol total darah mencit putih jantan setelah
pemberian ekstrak etanol daun Catharanthus roseus L pada berbagai dosis.
314
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan
mengenai pengaruh ekstrak etanol daun tapak
dara terhadap kadar kolesterol total darah
mencit putih jantan, maka dapat disimpulkan:
1. Pemberian ekstrak etanol daun tapak
dara dengan variasi dosis 30, 100, dan
300 mg/kg BB dapat menurunkan kadar
2.
kolesterol total darah mencit putih jantan
dengan signifikan (P < 0,05).
Efek maksimal penurunan kadar
kolesterol darah mencit diperlihatkan
pada pemberian dosis 100 dan 300
mg/kg BB pada pengamatan hari ke-20.
DAFTAR PUSTAKA
Champe, P.C, Harley, R.A.Harey, Denise
R.Ferrier, 2010, Biokimia Ulasan
Bergambar, Edisi III, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Dalimartha, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya,
Jakarta.
Departemen kesehatan Republik Indonesia,
1995, Materia Medika Indonesia,
(Jilid VI), Depkes RI, Jakarta.
Ganiswara, S.G, 1995, Farmakologi dan
terapi, edisi 4, Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Goodman dan Gilman, 2007, Dasar
Farmakologi Terapi, Volume I,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta.
Guyton and Hall, 2007, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi Ke-9, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Kamaludin, M. Totong., 1993, Cermin Dunia
Kedokteran, Farmakoogi Obat Anti
Hiperlipidemia,
Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, Palembang.
Katzung, B. G., 2010, Farmakoogi Dasar
dan Klinik, Edisi 10, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga,
Salemba Medika, Jakarta.
Murray, R.K, D.K Granner, P.A. Mayes and
V.W.Rodwell. 1997, Biokima Harper,
edisi ke-24, Diterjemahkan oleh
A.Hartono.
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Rifdah, S, 2012, Pahami Waspadai Cegah
dan musnahkan kolesterol, Cable
Book, Klaten.
315
Download