BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan sejenis. Berbagai usaha dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi seperti penggabungan badan usaha, perluasan usaha, serta penambahan lini produk. Untuk kepentingan usaha tersebut perusahaan membutuhkan sumber daya bagi pembiayaan-pembiayaan beroperasinya perusahaan yang berupa dana. Dengan potensinya yang semakin besar untuk memobilisasi dana, pasar modal memiliki arti yang strategis bagi pembangunan perekonomian nasional. Dimana pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi negara yang bersangkutan. Manfaat pasar modal bagi pembangunan nasional secara langsung menurut Ary Suta (2000 : 380) adalah : 1. memperbaiki struktur permodalan perusahaan 2. meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana 3. menunjang terciptanya perekonomian yang sehat 4. meningkatkan penerimaan negara, dan 5. dapat mengurangi utang luar negeri swasta Pasar modal atau capital market merupakan salah satu sumber dana ekstern yang utama bagi perusahaan. Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan dengan kepentingan yang saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten atau perusahaan yang membutuhkan dana di pihak lain. Sehingga pasar modal dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penawaran dan permintaan terhadap dana. Untuk itulah banyak pemodal (investor) yang menanamkan modalnya pasar modal dengan harapan akan memperoleh keuntungan dari modal yang di investasikan. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Di pasar modal pengumuman stock split menyebabkan reaksi pada harga saham. Stock split umumnya dilakukan setelah terjadinya kenaikan harga saham perusahaan dan stock split sendiri menyebabkan reaksi positif terhadap harga saham selama tanggal pengumuman stock split. Perusahaan yang melakukan split pada sahamnya akan menarik investor dengan semakin rendahnya harga saham sehingga akan menyebakan bertambahnya jumlah pemegang saham setelah pengumuman split (post split). Bahwa di sekitar pengumuman split menunjukan adanya perilaku harga saham yang abnormal, diyakini bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan karena adanya pengumuman dividen yang meningkat. Stock split akan memberikan manfaat baik bagi investor maupun emiten, pihak yang mendukung stock split menganggap bahwa harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjual belikan dan menarik investor kecil untuk melakukan investasi sehingga akan menunjukan likuiditas pasar. Pihak yang menetang stock split beranggapan bahwa tingkat harga yang rendah dari hasil stock split bukan jaminan bahwa pasar akan bereaksi karena adanya ketidakpastian bisnis, dan aktivitas stock split juga akan meningkatkan biaya pelanggan (servicing cost) bagi pemegang saham. (Disarikan dari Retno Millasih : 2000) Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Wang Sutrisno, et al (2000) mengenai stock split yang terjadi di Indonesia pada periode Juli 1995 sampai Juli 1997 yang dinilai bahwa pada periode tersebut tercatat hanya terdapat 15 emiten yang listing (terdaftar di pasar modal) di BEJ dan yang melakukan stock split pada periode tersebut. Dan hasil penelitian yang di dapat adalah bahwa stock split hanya mempengaruhi harga, volume perdagangan, dan persentase spread (selisih antara harga jual dan harga beli yang mencerminkan kekuatan permintaan dan penawaran dari suatu saham tertentu), tetapi tidak mempengaruhi varians dan abnormal return baik di tinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio. Dimana hanya harga saham, volume perdagangan dan persentase spread juga dapat mempengaruhi tingkat likuiditas saham. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Sebaliknya, pada saat krisis moneter tahun 1998 Indonesia mengalami kesulitan khususnya dalam bidang perekonomian dimana terjadi lonjakan kurs mata uang yang sangat signifikan sampai tahun 1998 sehingga menimbulkan dampak yang buruk terhadap kegiatan pasar khususnya perdagangan saham di bursa. Akan tetapi pasca krisis moneter tersebut setelah tahun 2000 sampai dengan sekarang bisa dikatakan bahwa perekonomian Indonesia berangsur membaik, khususnya sangat berpengaruh terhadap transaksi perdagangan saham di bursa efek. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat banyak perusahaan listing di BEJ yang melakukan aktivitas stock split guna mempertahankan likuiditas saham perusahaan dan menghindari terjadinya delisting (tidak terdaftar di pasar modal). Dimana kegiatan ini membuktikan bahwa dengan adanya kenaikan harga saham memicu perusahaan untuk melakukan stock split dengan tujuan menarik investor untuk membeli saham perusahaan sehingga apabila saham tersebut laku di pasaran, maka tidak menutup kemungkinan perdagangan saham tersebut juga akan meningkatkan likuiditas saham perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Farial (Kompas. 3 Desember 2005) dalam tajuk “ Pasar Keuangan Indonesia Bereaksi Positif “, dia mengemukakan bahwa pasar bergerak berdasarkan persepsi. Jika persepsi negatif, investor akan keluar dari Indonesia. Dan selama pemerintah Indonesia dapat menjaga persepsi positif pasar, aliran modal masuk akan berlanjut ke pasar saham, pasar uang, maupun sektor riil. Dalam penelitian ini peneliti melihat beberapa emiten melakukan aktivitas stock split antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2006, dimana aktivitas stock split tersebut dilakukan adalah untuk meningkatkan laba perusahaan, menarik investor untuk melakukan investasi sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham dan juga untuk menghindari emiten dikenakan delisting. Di Bursa Efek Jakarta perusahaan yang melakukan pengumuman stock split setiap tahun cukup banyak, terlepas dari motivasi perusahaan melakukan stock split, apabila pengumuman stock split menyebabkan pasar bereaksi baik PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com positif maupun negatif maka berarti pengumuman stock split memiliki pengaruh terhadap tingkat likuiditas. Dalam membahas reaksi pasar yang ditimbulkan oleh pengumuman stock split tidak terlepas dari keadaan yang mengidentifikasikan adanya reaksi pasar tersebut. Indikator-indikator yang biasanya digunakan dalam melihat reaksi pasar adalah perubahan harga dan perubahan volume perdagangan (Bandi : 2000). Dari berbagai studi empiris yang dilakukan oleh para peneliti bidang keuangan dinyatakan bahwa stock split mempengaruhi pasar dalam bentuk keuntungan bagi pemegang saham, tingkat likuiditas, dan perubahan risiko saham. Meningkatnya volume perdagangan saham merupakan salah satu cara yang harus dilakukan agar kinerja saham perusahaan tetap aktif dan secara tidak langsung dapat meningkatkan likuiditas tersebut. Karena likuiditas saham dapat diukur dari volume perdagangan sahamnya ada beberapa cara meningkatkan volume perdagangan saham antara lain dengan melakukan stock split, pembagian saham bonus, pembagian dividen, right issue, partial/company listing. Dalam penelitian ini, penulis beranggapan bahwa indikator likuiditas saham dapat dilihat dari volume perdagangan dan dilihat juga dari Bid_Ask Spread nya, periode penelitian di mulai pada tahun 2003-2006 dimana pada periode tersebut terdapat beberapa emiten yang melakukan aktivitas stock split. Selain itu, pengambilan periode waktu penelitian yang belum lama berlalu dengan harapan hasil penelitian ini lebih up-to-date. Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam skripsi yang penulis beri judul : “Analisis Manfaat Setelah Pengumuman Stock Split Untuk Mengidentifikasikan Likuiditas Saham”. (Survei pada 45 saham unggulan di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2006) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : “ Apakah stock PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com split mempunyai pengaruh yang signifikan atau nyata terhadap likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta “. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh setelah pengumuman stock split terhadap likuiditas saham perusahaan. Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai dasar dilakukannya penelitian ini adalah : “ Untuk mengetahui stock split mempunyai pengaruh yang signifikan atau nyata terhadap likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta “. 1.4 Pembatasan Masalah Penulis melakukan beberapa pembatasan dalam penelitian ini untuk mencegah terlalu luasnya cakupan penelitian sehingga tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembatasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini akan menguji mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas saham dengan melihat pada Trading Volume Activity dan BidAsk Spread setelah stock split. 2. Periode penelitian dimulai dari tahun 2003 sampai dengan 2006, dikarenakan penulis menganggap periode ini merupakan periode dimana terdapat beberapa emiten yang melakukan aktivitas stock split di Bursa Efek Jakarta dan periode penelitian belum lama berlalu dengan harapan hasil penelitian yang lebih up-to-date. 3. Penelitian ini akan dilakukan terhadap 45 saham unggulan yang terdaftar sebagai anggota LQ (LiQuid-45), dengan kriteria emiten yang melakukan aktivitas stock split selama periode penelitian, karena perusahaan tersebut di anggap memiliki kemampuan finansial perusahaan yang konsisten. Karena LQ-45 merupakan daftar saham yang memiliki likuiditas tertinggi dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi : 1. Penulis Penelitian ini harapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai pengaruh pengumuman stock split terhadap likuiditas saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. 2. Perusahaan Memberikan gambaran mengenai keadaan likuiditas suatu saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta setelah stock split yang terjadi pada periode tertentu yang dapat dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan, khususnya untuk meningkatkan likuiditas saham. 3. Bagi investor Sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi terutama dalam jual beli saham suatu perusahaan. 4. Bagi pihak lainnya Sebagai tambahan literatur mengenai pengaruh stock split terhadap likuiditas saham untuk penelitian selanjutnya. 1.6 Kerangka Pemikiran Peranan pasar modal dalam perekonomian Indonesia akan semakin penting mengingat kebutuhan dana yang diperlukan untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang semakin besar. Dengan kata lain pasar modal di bentuk untuk alasan ekonomi dan keuangan dimana alasan ekonominya adalah untuk mempertemukan antara orang yang mempunyai uang dengan perusahaan yang memerlukan dana untuk melakukan proses produksi dan alasan keuangan adalah pertemuan antara pihak yang mempunyai dana dan pihak yang membutuhkan dana akan membuat pihak yang mempunyai dana bebas memilih tanpa harus terlibat langsung dalam pengelolaan perusahaan. Pihak yang PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com mempunyai dana (investor) hanya akan menginvestasikan dananya pada perusahaan yang dianggap menguntungkan, dimana semakin besar atau tinggi risiko yang akan dihadapi maka tingkat keuntungan yang diharapkan akan semakin tinggi pula. Salah satu investasi yang menarik namun memiliki risiko relatif tinggi adalah investasi saham dalam bentuk saham yang biasanya dilakukan di pasar modal. Modal dalam suatu perusahaan berbentuk Perusahaan Terbatas (PT) terdiri dari modal saham, laba, dan cadangan. Saham merupakan surat tanda kepemilikan suatu perusahaan dan saham itu sendiri merupakan bagian dari sekuritas. Adapun sekuritas adalah secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Darmadji dan Fachruddin (2001 : 123) mengemukakan bahwa pengertian corporate action umumnya mengacu pada right issue, stock split, saham bonus, dan pembagian dividen baik dalam bentuk dividen saham (stock dividend) maupun dividen tunai (cash dividend). Namun disamping jenis-jenis corporate action di atas terdapat jenis corporate action lainnya antara lain Innitial Public Offering (IPO) dan Additional Listing. Stock split termasuk dalam Additonal Listing atau pendaftaran saham tambahan di Bursa Efek Jakarta. Setelah surat pendaftaran untuk melakukan listing disetujui oleh BAPEPAM, issuer (perusahaan penerbit saham) dan under writer (penjamin emisi efek atau agen-agen penjual lainnya yang di tunjuk) kemudian mengatur sebuah penawaran umum. Proses stock split dilakukan dengan cara menukarkan saham dengan nominal lama yang di miliki emiten dengan saham baru dengan nominal baru. Penukaran ini dapat dilakukan di Biro Administrasi Efek yang ditujukan oleh emiten. Tanggal-tanggal penting yang harus di perhatikan dalam rangka stock split (pemecahan saham) : 1. Tanggal mulai permohonan penggantian satuan kumulatif saham lama untuk stock split. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 2. Periode suspensi. 3. Tanggal mulai penyerahan saham baru hasil stock split. 4. Tanggal mulai perdagangan saham dimulai penggantian. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan kebijakan yang berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk di investasikan kembali dalam perusahaan. Jenis kebijakan dividen yang harus digunakan antara lain adalah dividen saham (stock dividend) dan pemecahan saham (stock split). Dividen saham dibayar dalam bentuk saham tambahan, bukan dalam bentuk kas dan hanya berupa pemindahan dari pos laba ditahan ke pos modal. Sebaliknya jumlah saham yang biasa beredar akan bertambah. Darmadji dan Fachruddin (2001 : 131) menyatakan : “stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pemecahan yang lebih kecil. Misalnya dari Rp 1000 per lembar saham menjadi Rp 500 per saham atau dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham. Pengumuman stock split biasanya diikuti dengan meningkatnya perdagangan saham dan kenaikan harga saham. Aktivitas ini merupakan akibat dari tingkah laku normal spekulan yang selalu mencari berita atau informasi yang menjanjikan”. Karena pemecahan saham hanya mengubah nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dan jumlah saham yang beredar, kejadian ini tidak dicatat dalam ayat jurnal. Walaupun akun-akun tidak terpengaruh, namun rincian mengenai pemecahan saham biasanya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan menurut Warren (2005 : 17). Stock split dipengaruhi oleh waktu, rasio, atau pemecahan harga nominal. Menurut Bambang Riyanto (2001 : 275) stock split adalah pemecahan saham menjadi dua lembar atau lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional. Misalnya perusahaan akan mengadakan stock split (two-to-one-stock split) artinya dua lembar saham baru akan ditukar dengan satu lembar saham lama. Tujuan utama dari stock split adalah untuk dapat menempatkan sahamnya dalam trading range yang lebih populer. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Tingkat ditransaksikan likuiditas saham merupakan kemampuan saham untuk setiap saat pemilk saham dapat mendatangi pialangnya dan menjual sahamnya. Likuiditas saham menjadi lebih penting bagi investor karena dapat menetukan kemudahan pencairan investasi dan bentuk saham suatu perusahaan menjadi uang. Likuiditas saham dalam lingkup pasar sekunder ditentukan oleh jumlah pemegang saham yang ada. Semakin banyak jumlah pemegang saham maka transaksi dan volume perdagangan akan meningkat sesuai dengan proporsinya. Likuiditas saham dapat ditentukan dengan dua indikator, dalam hal ini yaitu berdasarkan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity/TVA) dan Bid_Ask Spread yang masing-masing rumusnya adalah : saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TVAi,t = saham perusahaan i yang beredar pada waktu t Sumber : Foster, George : Financial Statement Analysis (1986: 375) RABt = (HAt − HBt ) x100% 1 / 2(HAt + HBt ) Sumber : Abdul Halim : Jurnal Riset Akuntansi Keuangan Indonesia (2000 : 73) Jadi, semakin kecil persentase dari volume perdagangan saham menunjukan bahwa likuiditas turun dan sebaliknya terjadi peningkatan likuiditas dapat muncul akibat semakin besarnya kepemilikan saham dan jumlah transaksi yang dapat dilihat dari volume perdagangan saham. Sedangkan dalam Bid-Ask Spread semakin besar persentase spread menunjukan bahwa likuiditas menurun dan sebaliknya penurunan terhadap spread menunjukan bahwa likuiditas meningkat. Ini terjadi akibat investor yang ingin menjual tidak mau bila harga permintaan jauh di bawah harga penawaran. Dimana dengan meningkatnya volume perdagangan setelah stock split dan penurunan dalam spread dapat PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com memberikan dampak positif baik itu dilihat dari tingkat likuiditas saham maupun dari keberadaan emiten tersebut dalam Bursa Efek. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang dapat penulis ajukan adalah : “stock split mempunyai pengaruh positif terhadap likuiditas saham”. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Gambar 1.1 BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Pasar Modal Emiten Corporate Action Cash Dividend Stock Dividend Stock Split Right Issue Jumlah saham yang lebih banyak Harga saham lebih murah Peningkatan jumlah transaksi saham Likuiditas saham Trading Volume Activity Bid-Ask Spread Hipotesis : Stock split mempunyai pengaruh positif terhadap likuiditas saham PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan survey. Menurut Moh. Nazir (2003 : 54) metode deskriptif merupakan metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat dan hubungan antara fenomena yang di selidiki. 1.8 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Pojok Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang berada di Universitas Widyatama, adapun lamanya penelitian dimulai dari bulan Juli sampai Oktober 2007. PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com