Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TARI EBLEG SINGAMATARAM DI KELURAHAN PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN ABSTRAK Oleh: 1. Dete Hudini Santika A, 11209244002, [email protected] 2. Dr. Kuswarsantyo 3. Yuli Sectio Rini, M.Hum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sejarah asal-usul tari Ebleg Singamataram, (2) persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram dan (3) upaya masyarakat dalam melestarikan tari Ebleg Singamataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian ini adalah warga masyarakat Panjer, pendukung tari, penonton. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, pemaparan data dan penarikan kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen berupa tanggapan positif dan negatif sebagai berikut: (1) Ebleg Singamataram adalah serangkaian seni tari dan musik karawitan yang rutin dipentaskan setiap hari Jumat Kliwon. Tari tersebut merupakan gambaran sejarah perang pasukan Mataram melawan Belanda. (2) Ebleg Singamataram perlu dilestarikan sebagai ciri khas Kabupaten Kebumen. (3) Pendukung tari menganggap muda-mudilah yang harus melestarikan warisan kesenian Ebleg Singamataram. (4) Warga pendatang Kelurahan Panjer menganggap tari Ebleg Singamataram musyrik dan syirik. (5) Sebagian besar masyarakat hanya mengikuti dan menyesuaikan dengan kebudayaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang. Usaha ketua kelompok melestarikan dengan mempromosikan tari Ebleg Singamataram melalui media audiovisual. Kata kunci: Persepsi, Ebleg Singamataram, Kebumen 2 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 PUBLIC PERSEPTIONS IN DANCE EBLEG SINGAMATARAM AT PANJER DISTRICT KEBUMEN KEBUMEN REGENCY ABSTRACT BY: 1. Dete Hudini Santika A, 11209244002, [email protected] 2. Dr. Kuswarsantyo 3. Yuli Sectio Rini, M.Hum This research aims to understand: (1) history the origin of dance Ebleg Singamataram, (2) public perseptions in dance Ebleg Singamataram and (3) community efforts to preserve dance Ebleg Singamataram. The research is descriptive qualitative research. The research is done at Panjer Kebumen district Kebumen Regency. The subject of study are the residents of community Panjer, supporters of dance, the audience. Data collection is done through observation, interviews and documentation. To test the validity of data using triangulation sources and data analysis technique that is used the reduction of data, exposure data withdrawal conclusion. This research result indicates that public perseptions in dance Ebleg Singamataram at Panjer in Kebumen district Kebumen Regency of positive and negative comments as follows: (1) Ebleg Singamataram is a series of the dance and music karawitan routine staged every Friday kliwon. Dance was palimpsests troops war forces Mataram against Netherlands. (2) Ebleg Singamataram needs to be preserved as typical Kebumen Regency. (3) Supporters consider youth dance should preserve the artistic heritage Ebleg Singamataram. (4) migrants village Panjer considers dance Ebleg Singamataram polytheists and shirk. (5) The majority of the community follow and comply with the culture existing since the days of ancentors. The head of the group preserve business with promoting dance Ebleg Singamataram through the audiovisual. Keyword: Perseptions, Ebleg Singamataram, Kebumen Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |3 Tari Ebeg merupakan tari rakyat PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang berkembang di daerah multikultural karena kaya akan budaya Banyumas, namun di Kebumen ebeg nusantara. Budaya nusantara adalah lebih dikenal dengan sebutan ebleg. karya cipta manusia Indonesia yang Tarian ini merupakan varian kuda berupa kegiatan berolah ekspresi kepang yang juga digunakan sebagai kreatif yang bertujuan untuk properti tari dan kerasukkan roh halus secara (trance) sebagai puncak tarian. Tari memenuhi kebutuhan berkelompok maupun individu Ebleg Singamataram memiliki (Sugianto, 2005: 133). Setiap daerah keunikan dibanding dengan ebleg lain mempunyai kesenian tradisional yang yang ada di Kebumen. Keunikannya merupakan bagian dari kebudayaan nampak pada kepala barongan yang dan mencerminkan kekhasan daerah terbalut kulit macan. Biasanya kepala masing-masing. kebudayaan barongan ebleg di Kebumen hanya kesenian dicat berwarna merah. Barongan ini kesenian merupakan simbol sosok Sultan Agung biasanya Dari menghasilkan tradisional, merupakan karena salah satu unsur Hanyakrakusuma yang terkenal kebudayaan yang penting. Kesenian dengan julukan Singa Mataram. memiliki beberapa bentuk dan macam Kaum yang salah satunya adalah tari. Tari Kelurahan Panjer menganggap Ebleg merupakan bentuk Singamataram itu kuno. Adapun kaum kreatifitas yang diciptakan manusia pendukung beranggapan bahwa muda- yang harus dikembangkan dan dijaga mudilah kelestariannya. gerak kesenian ini. Tari Ebleg Singamataram ekspresif yang menggunakan media tidak pernah diadakan latihan secara tubuh manusia yang disusun selaras rutin. Penari baru langsung mengikuti dengan iringan musik. pementasan dengan mengikuti dan salah Tari satu adalah muda-mudinya yang akan masyarakat meneruskan menirukan penari seniornya. Sebagai 4 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 generasi penerus, yang yang terjadi. Metode penelitian ini menjadi penari Ebleg Singamataram dikembangkan berdasarkan hasil berasal dari keturunan penari-penari penelitian di lapangan. Laporan sebelumnya. Beberapa keturunan dari hasil penelitian berisi kutipan data penari Ebleg Singamataram tidak mau untuk memberi gambaran penyajian melanjutkan dengan alasan kuno dan laporan (Moleong, 2010: 11). Agar memalukan. penelitian berkualitas data yang siapakah anak-anak Dengan penerus Singamataram demikian kesenian jika tidak Ebleg ada dikumpulkan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi masyarakat di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen terhadap tari Ebleg Singamataram. Dari penelitian tersebut akan diungkap keberterimaan masyarakat terhadap tari Ebleg Singmataram. jelas dan lengkap. keikutsertaan muda-mudi. Faktor di ataslah yang menarik bagi peneliti harus Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen terhadap tari Ebleg Singamataram. Untuk mengetahui persepsi masyarakat, peneliti melakukan pengamatan di lingkungan Kelurahan Panjer, wawancara mendalam kepada penukung tari Ebleg Singamataram METODE PENELITIAN dan pengambilan video tari Ebleg A. Jenis Penelitian Singamataram. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengumpulkan kata-kata dari hasil wawancara, observasi, dan gambar yang diperoleh. Dari data yang diperoleh peneliti mendeskripsikan tentang kegiatan dan fenomena B. Setting Penelitian Tempat penelitian ini berada di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Lokasi penelitian terletak tidak jauh dari pusat keramain kota Kebumen. Observasi Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |5 penelitian dilakukan pada bulan D. Subjek Penelitian Februari 2015. Hal ini dilakukan Subjek penelitian ini adalah: untuk menggali informasi dasar (1) yang mendukung proses pembuatan penimbul atau pawang (4) penonton proposal (5) penelitian. Waktu penari (2) pimpinan pengrawit (3) organisasi (6) penelitian dimulai pada tanggal 1 pendukung Ebleg Singamataram Mei (7) warga masyarakat Kelurahan 2015 Kegiatan sampai Juli wawancara 2015. mendalam dilakukan pada tanggal 14 Mei 2015 yang bertempat di rumah Bambang Priyambodo selaku penanggung jawab kelompok Ebleg Singamataram dan tanggal 4 Juni 2015 yang bertempat di rumah Ravie Ananda kelompok Ebleg selaku ketua Singamataram. Pengambilan video dilakukan pada saat pementasan rutin Jumat Kliwon pada tanggal 5 Juni 2015. Objek penelitian ini adalah kesenian E. Data Penelitian Data karena penelitian adanya memberikan diperoleh seseorang informasi yang melalui berbagai sumber, baik sumber yang diperoleh melalui wawancara dengan yang mengetahui tentang tari Ebleg Singamataram, arsip video, dan foto maupun data-data yang berupa dokumen yang dimiliki oleh lembaga yang berkaitan dengan penelitian. Selain data-data C. Objek Penelitian kelompok Panjer. tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten tersebut didukung juga oleh datadata berupa catatan yang diperoleh selama dilakukannya observasi. F. Teknik Pengumpulan Data Kebumen. Objek penelitian ini Pengumpulan data penelitian Ebleg ini menggunakan teknik observasi, lebih fokus Singamataram. pada tari wawancara, dan dokumentasi. 6 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 1. Observasi 3. Dokumentasi Observasi adalah pengumpulan data teknik Pendokumentasian dengan cara dengan menggali dokumen yang ada pada melakukan pengamatan langsung setting penelitian. dan sistematis untuk memperoleh menurut Sugiyono data. catatan Dalam penelitian ini, peristiwa Dokumen (2013: yang 82) sudah informasi yang diperoleh melalui berlalu. Dokumen bisa berbentuk observasi adalah tentang persepsi data tertulis, gambar maupun video. awal kelurahan Alat bantu yang digunakan berupa Kebumen, kamera. masyarakat Panjer, di Kecamatan Kabupaten Kebumen terhadap tari G. Uji Keabsahan Data Ebleg Singamataram. Secara teknis Pemeriksaan keabsahan data peneliti melakukan pengamatan di dilakukan Kelurahan Triangulasi Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. 2. Wawancara Mendalam teknik pengumpulan data triangulasi. adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan Wawancara merupakan salah satu dengan suatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding data dengan melakukan pertemuan dua (Moleong, 2010: 330). Triangulasi orang untuk bertukar informasi dan yang digunakan dalam penelitian tanya jawab kepada narasumber. ini adalah triangulasi sumber yaitu Untuk mendapatkan data yang rinci, membandingkan dan jelas, dan valid peneliti mencatat informasi diperoleh yang dokumentasi, disampaikan narasumber. yang mengecek observasi dari dan Narasumber dalam penelitian ini wawancara mendalam tentang tari adalah Ebleg warga pendukung masyarakat dalam dan Singamataram. Hal ini kelompok dilakukan untuk mencocokkan data kesenian tari Ebleg Singamataram maka lebih dari satu sumber. Data maupun pihak yang terkait. yang diperoleh dari banyak sumber Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |7 kemudian dipadukan, sehingga data dengan topik penelitian persepsi dapat masyarakat terhadap tari Ebleg dipertanggungjawabkan. Pengecekan data mewawancarai dengan penari, cara pemusik, Singamataram Panjer di Kelurahan Kecamatan Kebumen tokoh masyarakat dan orang-orang Kabupaten Kebumen. Kemudian yang ahli dalam bidang seni. peneliti memilih dan merangkum hasil H. Teknik Analisis Data wawancara tentang tanggapan masyarakat terhadap Tujuan utama dari analisis Ebleg tari Singamataram. data adalah menemukan penjelasan Dengan demikian data yang mengenai hubungan. Karena hal ini direduksi memberikan gambaran sesuai dengan tujuan penelitian yang lebih jelas. kualitatif yang mendeskripsikan dan Langkah menyampaikan peristiwa yang kualitatif analisis adalah data peneliti diteliti. Poses analisis data dimulai mengumpulkan dari mengumpulkan data, kemudian wawancara, mendeskripsikan informasi secara dokumentasi dengan mencatat selektif. Data penelitian dianalisis semua hasil survey di lapangan. secara deskriptif kualitatif dengan Kemudian data diseleksi dan tahap-tahap sebagai berikut: dikelompokkan sesuai dengan 1. Reduksi Data jenis datanya seperti sejarah, Reduksi data adalah data observasi, hasil dan tanggapan masyarakat dan upaya pemilihan informasi data kasar yang berdasarkan catatan-catatan di berikutnya lapangan. Proses ini dilakukan terhadap data yang relevan yang peneliti untuk menfokuskan pada digunakan untuk menjawab hal-hal pokok dan penting agar pertanyaan yang diajukan. diperoleh data yang relevan dilakukan. peneliti Tahap fokus 8 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 Langkah akhir adalah melakukan HASIL penyederhanaan ke pembahasan. PEMBAHASAN 2. Pemaparan Data PENELITIAN DAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Pemaparan data atau Kabupaten Kebumen dikatakan penyajian data merupakan tahap sebagai penyeleksian data yang disusun kebudayaan yaitu dan sudah diklarifikasi kemudian kebudayaan Bagelen dipaparkan Purworejo dan kebudayaan Pemaparan data disajikan dalam Banyumas. Ini menjadikan bentuk uraian singkat secara Kebumen menyeluruh persepsi macam kesenian. Salah satunya masyarakat terhadap tari Ebleg merupakan Ebleg Singamataram. Singamataram Kesenian Ebleg Singamataram lahir secara transparan. tentang di Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, dan Kabupaten Kebumen. Panjer, 3. Penarikan Kesimpulan daerah transisi antara atau memiliki berkembang di Kecamatan dua berbagai Kelurahan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Setelah melalui tahap-tahap Pada zaman dahulu, penyeleksian dan penyusunan dikenal hasil wawancara, dapat ditarik Kadipaten Panjer. kesimpulan. Kesimpulan hasil dengan Dari 11.335 Kebumen nama daerah jiwa jumlah penelitian masyarakat Kelurahan penduduk Kelurahan Panjer, 72 Panjer orang merupakan anggota kesenian ada yang memiliki persepsi positif ada pula yang Ebleg memiliki persepsi negatif merupakan asli penduduk Panjer, 7 terhadap tari Ebleg orang anggota berasal dari luar Singamataram. Singamataram yang Kelurahan Panjer. Ini tercatat oleh Ravie Ananda kelompok. selaku Sebanyak 72 ketua orang anggotanya termasuk para penari Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |9 yang telah pensiun karena usianya kesenian yang semakin tua. Tercatat ada 12 Sarjana Strata 1. generasi penerus baru yang masih bersekolah, termasuk 43 anggota anggota TNI aktif Kodim Kebumen, dan 17 anggota senior yang telah pensiun sebagai penari. Latar belakang ini yang merupakan B. Kehidupan Kesenian Kabupaten Kebumen memiliki karakteristik kebudayaan yang unik karena wilayah Kebumen adalah wilayah jepitan anatara dua pekerjaan kebudayaan yaitu Banyumas dan sebagian anggota kesenian Ebleg Bagelen. Berbagai macam kesenian Singamataram pelajar, yang menjadi ciri khas daerah petani, tukang becak, dan pekerja Kebumen yaitu ebleg, cepetan, bangunan. Selain sibuk dengan menthiet, pekerjaan mereka, para pemusik lengger, rebana, kethoprak dan selalu meluangkan waktunya untuk wayang berlatih karena kesenian di Kebumen masih perlu pekerjaan mereka tidak terikat oleh dikembangkan lagi untuk menarik waktu. Dikarenakan tari ebleg tidak minat masyarakat. Dengan peran pernah mengadakan latihan, namun pemerintah sebagai para kesenian, diharapkan adalah karawitan, penari juga ikut belajar jamjaneng, kulit. jemblung, Berbagai jenis pelindung agar nemainkan alat musik tradisional kelompok-kelompok kesenian di Jawa sebagai Kebumen antusias mengikuti event pengiring ini. Pendukung kesenian kesenian dan terus melestarikan Ebleg agar yang digunakan Singamataram mayoritas tetap eksis. Berdasarkan merupakan lulusan SMA sederajat. sumber Beberapa masih Kabupaten Kebumen tercatat 325 pendidikan Sekolah Sekolah Menengah menempuh Dasar dan Pertama. Tercatat hanya 5 orang saja anggota Dinas Kebudayaan grup kesenian yang terdaftar dan 10 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 memiliki SK yang berasal dari kesenian ini lebih eksis dengan Dinas Kebudayaan. nama Ebleg Singamataram. C. Sejarah Ebleg Singamataram Jauh sebelum kesenian kuda lumping ada, nenek moyang kita sudah ebleg. mengenal Ebleg adalah kesenian tradisional asli dari Kabupaten Panjer yang telah ada sejak jaman Sultan Hanyakrakusuma. Agung Panjer adalah nama Kabupaten Kebumen di masa lampau yang Kabupaten Panjer saat itu menjadi lumbung pangan Mataram saat memerangi Belanda. Kekalahan Mataram pun diakibatkan habisnya stok pangan karena lumbung pangan terbesar di daerah Panjer dibakar oleh Belanda. Saat Sultan Agung Hanyakrakusuma perang memimpin melawan Belanda tahun 1600an, ebleg muncul di daerah tersebut. Pada zaman dahulu Ebleg Singamataram lebih dikenal dengan nama sendratari Cakrakusuman, perang Yudha namun sejak perubahan pertama kali properti tari yaitu ebleg anyaman yang bambu tebuat karena dari lapuk, Ebleg adalah kesenian tradisional berbentuk sendratari asli dari Kabupaten Kebumen yang mengandung unsur mistis, filosofi indeologi nusantara, moral, sejarah, dan patriotisme. Kuda lumping adalah suatu kesenian tari tradisional kuda kepang dan hasil pengembangan dari kesenian Ebleg yang cenderung menonjolkan unsur mistis yang ekstrim. Sesaji yang digunakan bukan merupakan konsumsi manusia seperti pecahan kaca, paku, dan silet. D. Bentuk Penyajian Secara rinci ada tiga hal yang sangat melekat pada penari Ebleg Singamataram, yaitu: 1) busana, 2) properti, 3) gerak, dan 4) iringan. Busana atau kostum digunakan untuk menarik penonton Ebleg perhatian terhadap para Singamataram penampilan. dari Kostum para penari segi yang dikenakan para penari dari jaman dahulu hingga sekarang tidak Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |11 banyak mengalami karena kelompok sangat perubahan, kesenian ini mempertahankan keasliannya. Para penari kuda dilengkapi dengan kostum yang menggambarkan seorang prajurit perang, sedangkan penari barongan dan penimbul hanya menggunakan kostum hitam-hitam. Warna merah yang dikenakan para penari kuda memili arti keberanian, sedangkan warna hitam yang dikenakan penari barong dan penimbul F. Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram Mengenai masyarakat Ebleg Ebleg tari Singamataram, dari kalangan memiliki pandangan yang berbeda-beda, baik itu dari kalangan atas, menengah dan bawah. Berikut beberapa persepsi masyarakat berdasarkan status sosial masyarakat: Panjer E. Eksistensi Ebleg Singamataram kesenian nenek moyang. Menurut melambangkan kekuatan. Eksistensi kepedulian terhadap kebudayaan Siti (60) “Keberadaan selaku Lurah mengemukakan tari Ebleg di tengah Singamataram tidak hanya ada di Singamataram dalam daerah Kecamatan Kebumen modernisasi zaman adalah sebuah saja. kebajikan. Kesenian ini pernah di Pesan-pesan nenek pentaskan di dan moyang untuk kita disampaikan Belanda. Ebleg Singamataram melalui tari Ebleg Singamataram. rutin dipentaskan setiap tahunnya di Jaman siki bocah enom senengane alun-alun untuk njoget kaya wong Barat. Mending memperingati HUT TNI dan acara sih njoget sing ana nang lingkunane tahunan Yamaha Mataram Sakti. dewek.” Anggota TNI Kodim Kebumen juga sekaligus pendukung tari Ebleg Suriname Kebumen mempelajari Singamataram, tari sebagai Ebleg bentuk Sebagai Singamataram anggota Ludimin TNI (50) berpendapat “Ini merupakan sejarah 12 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 yang harus kita pahami dan kita belakang, harus di depan biar lebih teruskan kepada anak cucu. jelas.” Minimal anak cucu saya mengetahui sejarah yang ada di lingkungan sekitar mereka tinggal. Kalau cuma baca buku kan kurang paham, lebih baik kita juga nonton tari Ebleg Singamataram biar tahu gambaran nenek moyang kita saat perang melawan Belanda. Syukursyukur anak cucu saya bisa ikut ngebleg.” Menurut salah satu pedagang di lapangan Kebonraja, Joko (38) “Jangan sampai kesenian ini ditinggalkan masyarakat. Jika kesenian ini hilang, jati diri daerah kita juga ikut hilang mbak. Ebleg Singamataram ini beda sama eblegebleg yang lain.” tuturnya kepada saya selaku peneliti. Ridwan (15) yang mengaku tidak pernah absen setiap bulannya, mengatakan kepada saya selaku peneliti bahwa, “Kalau saja saya bisa ikut serta dalam kesenian Ebleg Singamataram mbak. Setiap ada pementasan saya tidak pernah absen untuk menonton kesenian ini. Nggak mau juga kalau nonton di Anis Kampus (19) mahasiswi Kebumen UNS menurutnya pertunjukkan ini adalah musyrik, seperti yang dikatakannya “Tradisi sih tradisi, tapi jangan syirik gitu dong. Masih percaya aja sama roh nenek moyang.” Obrolan dengan Bani (14), menurutnya “Di tengah kota kok ya masih ada tontonan aneh seperti ini mbak.” Ketika ditanya kembali mengapa menonton, Bani menjawab karena penasaran. Menurut Fawaz (26) sebagai warga pendatang menurutnya, “Ini kesenian memang peninggalan nenek moyang, tapi tolong hilangkan saja unsur mistisnya karena tidak masuk akal dan menurut Islam itu juga syirik.” Pendapat Abdullah (43) tidak jauh beda dengan pendapat Anis, tari Ebleg Singamataram adalah musyrik, “Barongan kok di pujapuja”. Keberadaan Singamataram tari ini Ebleg memancing Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |13 persepsi masyarakat. Kebumen. Sebagian besar masyarakat bisa berupa pendapat masyarakat Kelurahan Panjer yang positif atau negatif. Persepsi Kecamatan Kebumen hanya ikut positif masyarakat menandakan menyesuaikan dengan kebudayaan bahwa masyarakat mendukung yang sudah ada sejak zaman nenek dengan keberadaan tari Ebleg moyang, yang terpenting justru beberapa jangan sampai kebudayaan yang persepsi positif diatas menurut Siti, sudah ada menjadi hilang. Keikut Ludimin, Joko dan Ridwan. Ini sertaan merupakan bentuk dukungan dan pementasan usaha dalam Singamataram Ebleg satu upaya melestarikan kesenian Singamataram, Persepsi seperti masyarakat melestarikan tari Singamataram. Persepsi negatif para TNI AD Ebleg tari merupakan KESIMPULAN DAN SARAN yaitu, Anis, Bani, Fawaz, dan A. Kesimpulan Persepsi salah Ebleg Singamataram. muncul dari beberapa warga Panjer Abdullah. dalam Persepsi masyarakat terhadap negatif Ebleg Singamataram masyarakat merupakan kurang atau tari tidak mendukungnya masyarakat Kelurahan terhadap tari Ebleg Singamataram, Kebumen Kabupaten Kebumen bisa namun hal ini bukan penghalang berupa untuk tetap melestarikan tari Ebleg negatif. Menurut penduduk asli Singamataram. Panjer, Semakin banyak orang berusaha melestarikan kebudayaan asli Kebumen, dapat dikatakan semakin maju pula pola pikir warga masyarakat Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Panjer Kecamatan tanggapan positif kesenian Singamataram di sangat dan Ebleg perlu dilestarikan. Beberapat pendapat negatif muncul dari warga pendatang yang menganggap Ebleg Singamataram musyrik dan syirik. Para pelaku tari Ebleg 14 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 Singamataram sebagai generasi hajatan. Selain itu, usaha Ravie penerus menganggap tari Ebleg Ananda selaku ketua kelompok Singamataram merupakan tari asli mempromosikan Kebumen yang wajib dilestraikan Singamataram karena sebagai ciri khas Kabupaten audiovisual. Kebumen. Persepsi tokoh masyarakat terhadap tari Ebleg Ebleg tari melalui media B. Saran Perlu adanya regenerasi Singamataram menganggap muda- penabuh musik tradisional Jawa mudi lah yang harus melestarikan yang digunakan sebagai iringan tari Ebleg Ebleg Singamataram. Sebaiknya Singamataram. Persepsi masyarakat masyarakat Kebumen lebih simpati berdasarkan status sosial, sebagain terhadap kebudayaan asli Kebumen besar masyarakat hanya mengikuti yang menjadi ciri khas Kebumen. dan Bagi warisan kesenian menyesuaikan kebudayaan masyarakat yang sudah ada sejak zaman nenek Kelurahan moyang. Kebumen agar tetap melestarikan Masyarakat Kelurahan Panjer Panjer khususnya Kecamatan tari Ebleg Singamataram. Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen telah melakukan berbagai upaya dalam melestarikan tari Ebleg Singamataram. Salah satu upaya yang dilakukan masyarakat adalah mengadakan pementasan tari Ebleg Singamataram secara rutin, yaitu setiap hari Jumat Kliwon pada siang hari di Lapangan Kebonraja. Tari Ebleg Singamataram juga sering ditanggap pada acara DAFTAR PUSTAKA Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Pusaka Herawati, Nanik. 2009. Kesenian Tradisional Jawa. Klaten: PT Saka Mitra Kompetensi Persepsi Masyarakat Terhadap Tari Ebleg Singamataram di Kelurahan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen (Dete Hudini S.A) |15 Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Rineka Cipta 2009. Ilmu Jakarta: Kusmayati, Hermin, dkk. 2002. Seni Pertunjukan. Jakarta: Buku Antar Bangsa untuk Groties International, Inc. Kusnadi. 2002. Penunjang Pembelajaran Seni Tari. Surakarta: Tiga Serangkai Mandiri Meri, La. 1986. Elemen-Elemen Dasar Komposisi Tari. Terjemahan Dr Soedarsono. Yogyakarta: Laligo Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga Sanderson, Stephen. 2000. Makro Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Soedarsono. 1976. Tari-Tarian Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: ASTI __________. 1977. Tari-Tarian Indonesia. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Sugiyanto, dkk. 2005. Kesenian untuk SMP kelas VIII Jilid 2. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Supardjan, dkk. 1982. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan SUMBER INTERNET Ananda, Ravie. 2013. “Sejarah Kelahiran Sendratari Perang Cakrakusuman Ebleg Singamataram”, http://Kebumen2013.com/s ejarah-kelahiransendratari-perangcakrakusuman-eblegsinga-mataram-panjer/ di uduh pada tanggal 21 April 2015. Dewi, Ratna. 2010. “Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual”, Lukmancoroners.blogspot. 16 Jurnal Pendidikan Seni Tari Edisi September Tahun 2015 com/2010/05/persepsi-danpembuatankeputusan.htnl?m=1 di unduh pada tanggal 21 April 2015. Supriyanto, Ondo. 2007. “Kesetiaan Mulyanto”, http://ondosupriyanto.blog spot.com/2007/07/kesetiaa n-mulyanto.html di unduh pada tanggal 30 Juli 2015.