Mengenal Lebih Jauh Tentang Thalassemia Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk hidup sehat. Banyak cara dilakukan untuk mendapatkan kesehatan. Mulai dari mengkonsumsi makanan yang berkwalitas ditambah olahraga teratur. Walaupun usaha untuk mendapatkan tubuh yang sehat telah dilakukan, tentu saja tidak semua orang beruntung bisa mendapatkan kesehatan itu. Berbagai jenis penyakit bisa menyerang, mulai dari yang ringan hingga berat, walaupun kesehatan telah dijaga dengan serius. Salah satu penyakit yang tidak bisa dianggap enteng ketika seseorang terserang adalah penyakit yang dikenal dengan nama thalassemia. Penyakit ini merupakan penyakit turunan, maka kecil kemungkinan bagi anak-anak dengan orang tua pengidap thalassemia untuk tidak mengidapnya juga. Apa itu Thalassemia ? Thalassemia adalah penyakit genetik (turunan) yang menyerang sel darah merah sehingga sel darah merah menjadi mudah rusak dan rapuh. Indonesia sendiri, tidak kurang dari 1.000 anak kecil menderita penyakit ini. Adapun penyebab timbulnya penyakit thalassemia adalah rusaknya gen hemoglobin yaitu komponen terpenting dari sel darah merah. Hemoglobin sangat dibutuhkan karena berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Intinya sel darah merah penderita akan mengecil, tak mampu mengangkut oksigen, dan sangat mudah pecah. Thalassemia dibagi menjadi 2 yaitu thalassemia mayor, yang berarti menunjukan gejala penyakit biasanya sudah muncul sejak usia anak-anak, dan thalassemia trait atau minor yang ditujukan bagi orang-orang sehat, namun dapat meneruskan thalassemia mayor kepada anak-anaknya. Gejala utama adalah anemia (kurang darah merah) disertai komplikasi lain sistem produksi dan distribusi sel darah. Selama ini belum ada terapi definitif selain transfusi darah, harapan untuk masa depan adalah terapi genetik yaitu memasukkan kembali gen normal untuk hemoglobin ini. Karena umurnya pendek maka produksi dan yang mati tidak seimbang, akibatnya penderita mengalami kekurangan sel darah merah. Untuk mempertahankan kondisi yang normal penderita sangat membutuhkan tambahan darah atau yang disebut tranfusi. Dari tranfusi ini timbul pula masalah-masalah lain. Misalnya infeksi, keracunan zat besi (dari hasil sel darah merah yang rusak). Saat ini pengobatan thalassemia mayor di Indonesia masih berupa transfusi darah, biasanya sekali dalam empat minggu. Anak-anak yang menjalani transfusi biasanya tumbuh normal dan hidup bahagia. Namun, untuk hidup lama mereka perlu suntikan desferal hampir setiap hari. Soalnya, transfusi darah membuat zat besi menumpuk di dalam tubuh, dan desferal berfungsi membantu mengeluarkan zat besi dari tubuh melalui air seni. Dengan cara ini penderita thalasemia mayor bisa hidup normal dan sehat. Thalassemia, khususnya thalassemia mayor identik dengan kematian karena penumpukan zat besi yang mengganggu organ jantung, dan penderita juga memiliki keunikan khusus, yaitu badannya agak lambat berkembang. Rahasia Tuhan tidak ada yang tahu. Hanya secara medis, penderita talasemia mayor umumnya akan berakhir dengan kematian. Mereka bisa bertahan 1020 tahun. Pasrah bukan solusi yang tepat untuk tidak berobat dan tetap semangat dalam menjalani hidup bagi penderita thalassemia, tapi percaya diri dan optimis untuk melakukan hal yang berguna dan menciptakan prestasi, itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Terlebih bagi kita yang ingin turut membantu dan menolong penderita thalassemia, selain memberikan semangat untuk kelangsungan hidup, donor darahpun sangat diperlukan apabila sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan banyaknya penderita thalassemia di Indonesia terbentuklah POPTI (Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalassemia Indonesia) guna mempererat tali silaturahmi diantara sesama keluarga penderita Thalassemia. Adapun tujuan dari POPTI ini adalah membantu meringankan beban para penderita dan mencegah semakin meningkatnya penderita Thalassaemia. Tingkatkanlah pola hidup sehat sejak dini.(RM02/10)