BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Promosi 2.1.1 Definisi Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah kegiatan atau aktifitas untuk menyampaikan kegunaan suatu produk dan mempengaruhi konsumen sasaran untuk membeli. Menurut Stanton yang dikutip oleh Saladin (2006), promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. 9 Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan sebagai suatu komunikasi informasi dan arus informasi (persuasi satu arah) yang dibuat untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan, sehingga dapat mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran sehingga mendorong terciptanya penjualan. 2.1.2 Tujuan Promosi Adapun tujuan promosi menurut Basu Swastha dan Irawan (2008), yaitu: a. Modifikasi Tingkah Laku Yaitu orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. b. Memberitahu Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahaptahap awal karena sebagian orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa faedahnya. Promosi ini dapat membantu konsumen dalam pengambilan keputusan untuk membeli. c. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Oleh karena itu hendaknya cara membujuk lebih halus dan tidak terkesan memaksakan konsumen, dan sebaiknya promosi diarahkan 10 untuk mendorong pembelian yang lebih mengutamakan kesan positif sehingga dapat memberikan pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. d. Mengingatkan Promosi ini dilakukan untuk mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Sehingga perusahaan paling tidak dapat mempertahankan pembeli yang ada. 2.1.3 Pelaksanaan Rencana Promosi Menurut Swastha dan Irawan (2008) pelaksanaan rencana promosi melibatkan beberapa tahap, yaitu: a. Menentukan Tujuan Dalam kegiatan promosi menentukan tujuan merupakan kegiatan awal. Tidak mungkin merencanakan program promosi tanpa manajer mengetahui tentang tujuan atau apa yang hendak dicapainya. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dahulu. b. Mengidentifikasikan Pasar yang dituju Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam kampanye promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis atau psikografis. Pembahasan ini dapat dilakukan melalui riset pasar, pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia 11 membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan. Untuk produk baru, tes pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui pembeli-pembeli potensial. c. Menyusun Anggaran Setelah manajer menentukan tujuan promosinya dan mengidentifikasikan segmen pasar yang bersangkutan, maka saatnya menyusun anggaran promosi. Hal ini bukanlah tugas yang sederhana dan mudah. Manajer utama sering ikut mengambil bagian dalam keputusan tentang promosi sebagai bagian dari marketing mix. Pentingnya promosi sangat ditentukan oleh faktor-faktor seperti tindakan pesaing dan jenis produk. d. Memilih Berita Tahap selanjutnya adalah memperiapkan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif. e. Menentukan Promotional Mix Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda pada masingmasing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya. 12 Fungsi personal selling dapat menjelaskan lebih terang tentang berita periklanan yang menyatakan penawaran produk atau jasa sesuai dengan keinginan pembeli. Hal ini mudah dilakukan karena penjual dan pembeli dapat berinteraksi secara langsung. Sedangkan promosi penjualan dapat dilakukan misalnya dengan menawarkan “potongan khusus” kepada calon pembeli jika mereka membeli sekarang. f. Memilih Media Mix Dalam memilih media mix untuk melakukan periklanan dalam pemasaran, perusahaan harus mengetahui bahwa jenis media yang berbeda akan cenderung ditujukan pada kelompok yang berbeda. g. Mengukur Efektifitas Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda. Tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. h. Mengendalikan dan Memodifikasikan Kampanye Promosi Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan diadakan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang terpenting, perusahaan harus memperhatikan kesalahankesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang. 13 2.2 Bauran Promosi (Promotional Mix) 2.2.1 Definisi Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bauran promosi (bauran komunikasi pemasaran) adalah paduan spesifik periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan sarana pemasaran langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan. Menurut Swastha dan Irawan (2008) promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. 2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Bauran Promosi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan kombinasi terbaik dari variabel-variabel bauran promosi (Swastha dan Irawan, 2008). Faktor-faktor tersebut adalah: a. Jumlah Dana Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi promotional mix. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber dana lebih terbatas. Dari variabel-variabel promotional mix yang ada, pada umumnya personal selling merupakan kegiatan yang 14 memerlukan dana paling besar dalam penggunaannya dibandingkan dengan yang lain. b. Sifat Pasar Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi promotional mix ini meliputi: 1) Luas pasar secara geografis Perusahaan yang hanya memiliki pasar lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau internasional. Bagi perusahaan yang mempunyai pasar lokal mungkin sudah cukup menggunakan personal selling saja, tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional paling tidak harus menggunakan periklanan. 2) Konsentrasi pasar Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap: jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbeda-beda, dan konsentrasi secara nasional. Perusahaan yang hanya memusatkan penjualannya pada satu kelompok pembeli saja, maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan perusahaan yang menjual pada semua kelompok pembeli. 3) Macam Pembeli Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh obyek atau sasaran dalam kampanye penjualannya, apakah pembeli industri, konsumen rumah tangga, atau pembeli lainnya. Sering perantara pedagang 15 ikut menentukan atau ambil bagian dalam pelaksanaan program promosi penjualan. c. Jenis Produk Faktor lain yang mempengaruhi strategi promosi perusahaan adalah jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri. Dalam mempromosikan barang konsumsi juga macam-macam, apakah barang konvinien, shopping, atau barang spesial. Personal Selling sangat penting di dalam pemasaran barang industri dan kurang begitu penting di dalam pemasaran barang konsumsi. Sedangkan periklanan dianggap sangat penting di dalam pemasaran barang konsumsi dan kurang penting di dalam pemasaran barang industri. Kegiatan promosi yang lain, yaitu promosi dan publisitas dianggap mempunya proporsi yang sama pentingnya dalam pemasaran baik barang industri maupun barang konsumsi. d. Tahap-tahap dalam Siklus Kehidupan Barang Siklus kehidupan barang dimulai dengan tahap perkenalan sampai dengan tahap kemunduran atau penurunan. Strategi yang akan diambil untuk mempromosikan barang dipengaruhi oleh tahap-tahap dalam siklus kehidupan barang tersebut. 1) Tahap Perkenalan Perusahaan harus berusaha mendorong untuk meningkatkan permintaan primer/ primary demand (permintaan untuk satu macam produk) lebih dulu, dan bukannya permintaan selektif/ selective demand (permintaan untuk produk dengan merk tertentu). Jadi perusahaan harus menjual kepada pembeli 16 dengan mempromosikan produk tersebut secara umum sebelum mempromosikan suatu merk tertentu. Pada saat mempromosikan produk baru atau pada saat memasuki daerah pemasaran yang baru, kegiatan personal selling dapat lebih ditonjolkan daripada kegiatan yang lain. 2) Tahap Pertumbuhan, kedewasaan, dan kejenuhan, perusahaan dapat menitikberatkan periklanan dalam kegiatan promosinya. 3) Tahap Kemunduran/ Penurunan Perusahaan harus sudah membuat produk baru atau produk yang lebih baik. Ini disebabkan karena produk yang lama penjualannya sudah tidak menentu dan tingkat labanya semakin menurun, bahkan usaha-usaha promosinya sudah tidak menguntungkan lagi. 2.2.3 Strategi Bauran Promosi Menurut Kotler dan Armstrong (2008) pemasar dapat memilih dari dua strategi bauran promosi dasar, yaitu: a. Strategi Dorong (push strategy) Adalah strategi promosi yang memerlukan penggunaan wiraniaga dan promosi perdagangan untuk mendorong produk melalui saluran. Produsen mempromosikan produk kepada anggota saluran dan membujuk mereka membawa produk itu serta mempromosikannya kepada konsumen akhir. b. Strategi Tarik (pull strategy) Adalah strategi promosi yang memerlukan pembelanjaan yang banyak untuk iklan dan promosi konsumen guna membujuk konsumen akhir membeli 17 produk. Jika strategi tarik itu efektif, selanjutnya konsumen akan meminta produk dari anggota saluran, yang kemudian meminta produk dari produsen. 2.2.4 a. Variabel Bauran Promosi Periklanan (Advertising) 1) Pengertian Menurut Kotler dan Amstrong (2008), Periklanan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu. 2) Tujuan Periklanan Menurut Kotler (2008), tujuan periklanan (advertising objective) adalah tugas komunikasi tertentu yang dicapai dengan pemirsa sasaran tertentu selama periode waktu tertentu. Terdapat empat tujuan iklan menurut Kotler (2007): a) Iklan Informatif, dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. b) Iklan Persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. c) Iklan Pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. d) Iklan Penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 18 3) Menyeleksi Media Iklan Menurut Kotler dan Armstrong (2008) media iklan adalah wahana yang digunakan untuk menghantarkan pesan iklan kepada pemirsa yang dituju. Langkah-langkah utama dalam seleksi media iklan adalah: a) Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak. Untuk menyeleksi media, pengiklan harus memutuskan jangkauan dan frekuensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan iklan. Jangkauan adalah ukuran persentase orang dalam pasar sasaran yang terpapar kampanye iklan selama periode waktu tertentu (Kotler, 2008). Frekuensi adalah ukuran jumlah waktu rata-rata orang di pasar sasaran terpapar pesan (Kotler, 2008) tetapi pengiklan ingin melakukan lebih dari sekedar menjangkau jumlah konsumen tertentu dalam waktu tertentu. Pengiklan juga harus memutuskan dampak media yang diinginkan – nilai kualitatif paparan pesan melalui medium tertentu. b) Memilih jenis media utama. Perencana media harus mengetahui jangkauan, frekuensi, dan dampak dari masing-masing tipe media utama. Jenis media utama adalah televisi, surat kabar, surat langsung, majalah, radio, luar ruang dan internet. Masing-masing media memiliki kelebihan dan keterbatasan (Kotler dan Armstrong, 2008), antara lain: 19 Tabel 2.1 Profiles of Major Media Types Media Kelebihan Keterbatasan Televisi Liputan pemasaran massal yang baik; biaya rendah per paparan; menggabungkan pandangan, suara, gerak, dan gerakan; menarik terhadap indera. Biaya absolut tinggi; kerumunan tinggi; paparan hanya sekilas; selektivitas pemirsa kurang. Surat Kabar Fleksibilitas; ketepatan waktu; liputan pasar lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat kepercayaan tinggi. Umur pendek; kualitas reproduksi buruk; sedikit pembaca selain pembelinya. Surat Langsung Selektivitas pemirsa tinggi; fleksibilitas; tidak ada kompetisi iklan dalam media yang sama; memungkinkan personalisasi. Biaya per paparan relatif tinggi; citra "surat sampah". Majalah Selektivitas geografis dan demografis tinggi; kredibilitas dan prestise; reprouksi kualitas tinggi; umur panjang dan banyak pembaca selain pembelinya. Jangka waktu pembelian iklan lama; biaya tinggi; tidak ada jaminan posisi. Radio Penerimaan lokal baik; selektivitas geografis dan demografis tinggi; biaya rendah. Audio saja; paparan hanya sekilas; perhatian rendah; (media "separuh terdengar"); pemirsa terfragmentasi. Luar Ruang Fleksibillitas; pengulangan paparan tinggi; biaya rendah; kompetisi pesan rendah; selektivitas posisi baik. Selektivitas pemirsa kecil; keterbatasan kreatif. Internet Selektivitas tinggi; biaya rendah; segera; kemampuan interaktif. Pemirsa tercakup secara demografis; dampak relatif rendah; pemirsa mengendalikan paparan. Sumber: Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran (2008) c) Menyeleksi wahana media tertentu. Perencana media harus memilih wahana media terbaik, yaitu media yang lebih spesifik di dalam masing-masing jenis media umum dengan mempertimbangkan biaya produksi iklan untuk media berbeda. Perencana media juga harus menyeimbangkan biaya media dengan beberapa faktor 20 efektivitas media (kualitas pemirsa, keterlibatan pemirsa dan kualitas editorial). d) Memutuskan penetapan waktu media. Pengiklan juga harus memutuskan cara penjadwalan iklan selama satu tahun dengan memilih pola iklan yang diinginkan (kontinuitas atau pulsing). 4) Jenis Periklanan Berdasarkan tujuannya, baik ditujukan kepada pembeli akhir atau ditujukan kepada penyalur, periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan (Swastha dan Irawan, 2008) yaitu: a) Pull Demand Advertising Disebut juga consumer advertising yaitu periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya proodusen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. b) Push Demand Advertising Disebut juga trade adverstising yaitu periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli/ pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri. 21 b. Promosi Penjualan (Sales Promotion) 1) Pengertian Menurut Kotler dan Armstrong (2008), Promosi Penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. 2) Manfaat Promosi Penjualan Terdapat tiga manfaat promosi penjualan menurut Kotler (2007), yaitu: a) Komunikasi Promosi penjualan mendapat perhatian dan mungkin akan mengarahkan konsumen ke produk itu. b) Insentif Promosi penjualan menggabungkan suatu konsensi, dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. c) Ajakan Promosi penjualan merupakan ajakan yang jelas untuk terlibat dalam transaksi tersebut sekarang. 3) Sarana Promosi Penjualan Utama Sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah sebagai berikut: a) Alat Promosi Konsumen (consumer promotion tools) Adalah sarana promosi penjualan yang digunakan untuk mendorong pembelian pelanggan jangka pendek atau meningkatkan hubungan jangka 22 panjang pelanggan. Meliputi sampel produk, kupon, pengembalian tunai, harga khusus, premi, barang khusus iklan, penghargaan dukungan, pajangan dan demonstrasi di titik pembelian, dan kontes, undian serta permainan. b) Alat Promosi Dagang (trade promotion tools) Adalah alat promosi penjualan yang digunakan untuk membujuk penjual perantara agar menjual sebuah merek, memberikan ruang rak, mempromosikan merek itu dalam iklan, dan menawarkan merek kepada konsumen. Meliputi diskon, barang-barang hadiah, barang khusus iklan secara gratis yang mencantumkan nama perusahaan. c) Alat Promosi Bisnis (business promotion tools) Adalah promosi penjualan yang digunakan untuk menghasilkan arahan bisnis, mendorong pembelian, menghargai pelanggan, dan memotivasi wiraniaga. Perusahaan biasanya mengikuti konvensi, pameran dagang dan kontes penjualan. 4) Faktor Pertumbuhan Cepat Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Armstrong (2008) beberapa faktor berkontribusi terhadap pertumbuhan cepat promosi penjualan terutama dalam pasar konsumen. Faktorfaktor tersebut antara lain: a. Di dalam perusahaan, manajer produk menghadapi tekanan yang lebih besar untuk meningkatkan penjualan terkini mereka, dan promosi dipandang sebagai alat penjualan jangka pendek yang efektif. 23 b. Secara eksternal, perusahaan menghadapi semakin banyak persaingan dan merek pesaing tidak terlalu terdiferensiasi. Semakin banyak pesaing yang menggunakan promosi penjualan untuk membantu mendiferensiasikan penawaran mereka. c. Efisiensi iklan menurun karena peningkatan biaya kepadatan media, dan batasan hukum. d. Konsumen menjadi lebih berorientasi pada kesepakatan, dan pengecer yang lebih besar menuntut lebih banyak kesepakatan dari produsen. c. Hubungan Masyarakat (Public Relation) 1) Pengertian Menurut Kotler dan Armstrong (2008), hubungan masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan berbagai yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik dan menangani atau menghadapi rumor, cerita, dan kejadian yang tidak menyenangkan. 2) Ciri-ciri Hubungan Mayarakat Daya tarik hubungan masyarakat didasarkan pada tiga ciri khusus (Kotler, 2002) yaitu: a) Kredibilitas yang tinggi Cerita dan gambar mengenai beritanya lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan. 24 b) Kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya. Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. c) Dramatisasi Hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. 3) Fungsi Hubungan Masyarakat Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Departemen Hubungan Masyarakat dapat melaksanakan satu atau semua fungsi berikut: 1. Hubungan pers atau agen pers Yaitu menciptakan dan menempatkan informasi berharga di media berita untuk menarik perhatian pada seseorang, produk, atau jasa. 2. Publisitas produk Yaitu mempublikasikan produk tertentu. 3. Kegiatan masyarakat Yaitu membangun dan mempertahankan hubungan nasional dan komunitas lokal. 4. Melobi Yaitu membangun dan mempertahankan hubungan dengan pembuat peraturan dan pejabat pemerintah untuk mempengaruhi undang-undang dan peraturan. 25 5. Hubungan investor Yaitu mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam komunitas keuangan. 6. Pengembangan Yaitu hubungan masyarakat dengan donor atau anggota organisasi nirlaba untuk mendapatkan dukungan finansial atau sukarela. 4) Sarana Utama Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat menggunakan beberapa sarana (Kotler dan Armstrong, 2008), yaitu: a) Berita Professional hubungan masyarakat menemukan atau menciptakan berita menyenangkan tentang perusahaan dan produknya atau orang-orangnya. Berita dapat terjadi secara alami atau orang humas dapat menyarankan acara/ kegiatan yang akan menciptakan berita. b) Pidato Eksekutif perusahaan harus semakin memahami pertanyaan dari media atau berbicara di asosiasi dagang atau rapat penjualan, dan acara ini dapat membangun atau menjatuhkan citra perusahaan. c) Acara Khusus Meliputi konferensi pers, wisata pers, pembukaan perdana, dan tampilan kembang api sampai pertunjukkan sinar laser, pelepasan balon udara, 26 presentasi multimedia, acara dengan artis, atau program edukasi yang dirancang untuk menjangkau dan menarik minat masyarakat sasaran. d) Bahan tertulis Meliputi laporan tahunan, brosur, artikel, dan bulletin perusahaan serta majalah. e) Bahan audiovisual Meliputi film, program slide-and-sound, DVD, dan video online yang semakin banyak digunakan sebagai sarana komunikasi. f) Bahan identitas perusahaan Meliputi lambang, alat tulis, brosur, tanda, kartu bisnis, gedung, seragam, mobil yang semuanya menjadi sarana pemasaran jika sarana tersebut atraktif, berbeda dan mudah diingat. g) Kegiatan pelayanan masyarakat Perusahaan dapat meningkatkan citranya di mata masyarakat dengan menyumbangkan uang dan waktu untuk kegiatan pelayanan masyarakat. d. Penjualan Personal (Personal Selling) 1) Pengertian Personal Selling Personal Selling menurut Kotler dan Armstrong (2008) adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 27 2) Fungsi Personal Selling Fungsi penting penjualan personal menurut Saladin (2006), yaitu: a) Meningkatkan posisi persediaan barang (increased stock position). b) Menciptakan kegairahan pedagang terhadap suatu produk baru. c) Mendapatkan lebih banyak pedagang yang mengambil produk. 3) Ciri-ciri Personal selling Personal selling ini memiliki tiga ciri khusus (Kotler, 2002), yaitu: a) Konfrontasi personal Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat mengobservasi reaksi dari pihak lain yang lebih dekat. b) Mempererat Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan. Wiraniaga biasanya sudah benar-benar mengetahui minat pelanggan yang terbaik. c) Tanggapan Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. 4) Proses Personal selling Menurut Kotler dan Irawan (2008) proses penjualan (selling process) terdiri dari beberapa tahap yang harus dikuasai wiraniaga, yaitu: 28 a) Memilih prospek Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga mengidentifikasi pelanggan potensial yang berkualitas. b) Prapendekatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga belajar sebanyak mungkin tentang pelanggan prospektif sebelum melakukan kujungan penjualan. c) Pendekatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga bertemu dengan pelanggan untuk pertama kalinya. d) Presentasi Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniga menceritakan “kisah produk” kepada pembeli, menekankan manfaat produk bagi pelanggan. e) Mengatasi keberatan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga mencari, mengklarifikasi, dan mengatasi keberatan pelanggan untuk membeli. f) Penutupan Langkah dalam proses penjualan dimana wiraniaga meminta pelanggan mengajukan pesanan. g) Tindak Lanjut Langkah terakhir dalam proses penjualan dimana wiraniaga menindaklanjuti setelah penjualan untuk memastikan kepuasan palanggan dan mengulangi bisnis. 29 e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) 1) Pengertian Menurut Kotler dan Armstrong (2008) Pemasaran Langsung adalah hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara hati-hati untuk meraih respon segera dan mencapai hubungan pelanggan yang abadi. 2) Manfaat Pemasaran Langsung Terdapat dua manfaat pemasaran langsung menurut Kotler dan Armstrong (2008) yaitu: a) Manfaat bagi Pembeli − Pemasaran langsung bersifat menyenangkan, mudah dan pribadi. − Memberikan akses siap kepada pembeli terhadap kekayaan produk. − Memberikan akses kepada pembeli pada kekayaan informasi komparatif tentang perusahaan, produk, dan pesaing. − Pemasaran langsung bersifat interaktif dan segera, pembeli dapat berinteraksi dengan penjual melalui telepon atau di situs Web penjual. − Memberikan ukuran kendali yang lebih besar kepada konsumen. b) Manfaat bagi Penjual − Dapat berinteraksi dengan pelanggan melalui telepon atau online. − Dapat mempelajari lebih banyak tentang kebutuhan pelanggan. − Dapat menghantarkan produk dan jasa kepada selera pelanggan tertentu. − Biaya rendah, peningkatan efisiensi serta penanganan saluran dan fungsi logistik yang lebih cepat. 30 − Fleksibilitas yang lebih besar − Memberikan akses kepada penjual untuk meraih pembeli yang tidak dapat mereka jangkau melalui saluran lain. 3) Bentuk Pemasaran Langsung Bentuk utama pemasaran langsung menurut Kotler dan Armstrong (2008) dibagi menjadi tujuh, yaitu meliputi: a) Pemasaran Pengeposan Langsung (Direct-mail Marketing) Yaitu pemasaran langsung dengan mengirimkan penawaran, pengumuman, pengingat, atau barang lain kepada seseorang di alamat tertentu. b) Pemasaran Katalog (Catalog Marketing) Yaitu pemasaran langsung melalui media cetak, video, atau catalog elektronik yang dikirimkan kepada pelanggan terpilih, tersedia di toko-toko, atau dihadirkan secara online. c) Pemasaran Telepon (Telephone Marketing) Menggunakan telepon untuk menjual secara langsung kepada pelanggan. d) Pemasaran Televisi Respons-Langsung (Direct-response Television Marketing) Yaitu pemasaran langsung melalui televisi, termasuk iklan televise respon langsung (atau infokomersial) dan saluran belanja rumah. e) Pemasaran Kios Ketika konsumen semakin nyaman dengan computer dan teknologi digital, banyak perusahaan menempatkan informasi dan memesan mesin yang disebut 31 kios (bertentangan dengan mesin vending, yang mengeluarkan produk sebenarnya) di toko, bandara, dan lokasi lain. f) Teknologi Baru Pemasaran Langsung Digital Dengan kekayaan teknologi digital baru, pemasar langsung dapat menjangkau dan berinteraksi dengan pelanggan di semua tempat, setiap saat, tentang semua hal. Contohnya pemasaran telepon seluler, podcasts, vodcasts dan TV interaktif (ITV) g) Pemasaran Online (Online Marketing) Yaitu usaha perusahaan untuk memasarkan produk dan pelayanan seta membangun hubungan pelanggan melalui internet. 2.3 Keterkaitan Bauran Promosi dengan Jumlah Pelanggan Menurut Nulman (2002), pelanggan adalah orang yang menjadi terbiasa membeli dari perusahaan. Tanpa pembelian berulang, seseorang tidak dapat dikatakan sebagai pelanggan ia hanyalah pembeli. Pelanggan yang sejati selalu “berkembang”. Sedangkan menurut Forde (2002), pelanggan dapat didefinisikan sebagai mereka yang telah melakukan pembelian barang dan jasa. Tujuan pokok dari promosi adalah untuk meningkatkan permintaan bagi produk. Menurut Swastha dan Irawan (2008), permintaan dapat ditingkatkan dengan cara menaikkan jumlah pelanggan dan atau menaikkan tingkat penggunaan barang diantara pelanggan yang ada. Pada umumnya, semakin besar usaha-usaha yang dikeluarkan dalam bauran promosi akan meningkatkan volume penjualan dan tentunya jumlah pelanggan pun bertambah. Sebagai contoh, 32 semakin banyak iklan, sales promotion, personal selling dan public relation yang dilakukan suatu perusahaan, maka akan semakin besar jumlah pelanggan produk tersebut. Sesuai dengan teori dari Bearden, Ingram dan Laforge (2002), bahwa promosi bertujuan meningkatkan image produk, menciptakan goodwill, memperluas konsumen dan meningkatkan penjualan. Tentu saja ada beberapa batasan yang perlu diketahui. Faktor-faktor pembatas tersebut menurut Swastha dan Irawan (2008) yaitu: • Adanya saingan yang dapat menghambat kemajuan perusahaan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya. • Efektivitas keputusan-keputusan bauran promosi, dibandingkan dengan perusahaan saingan dapat meningkatkan jumlah pelanggannya. Bauran promosi yang beragam membuka peluang bagi perusahaan untuk memperkenalkan produk, menarik pelanggan untuk membeli dan meningkatkan penjualan. Perusahaan harus memperhatikan bauran promosi yang tepat guna sesuai dengan konsumen yang mereka tuju untuk mendapakan hasil yang optimal (Kotler, 2008). Bagaimanapun, persentase yang lebih besar dari jumlah pelanggan suatu perusahaan akan produk yang digunakannya akan bertambah dengan adanya usaha bauran promosi yang lebih besar. 33