perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan informasi yang dapat dipakai untuk
pengambilan keputusan, mulai dari investor atau calon investor sampai
manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan akan memberikan
informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya
akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan (Hanafi dan
Halim, 2004:69).
Lebih lanjut menurut Munawir (2004:2) Laporan keuangan adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut.
Sedangkan menurut Subramanyam dan Wild (2010:78) Laporan keuangan
merupakan produk proses pelaporan keuangan yang diatur standard dan aturan
akuntansi, insentif manajer, serta mekanisme pelaksanaan dan pengawasan
perusahaan
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Perhitungan Rugi
Laba serta Laporan Perubahan Modal, di mana Neraca menunjukkan/
menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modaldari suatu perusahaan pada
tanggal tertentu, sedangkan Perhitungan (laporan) Rugi Laba memperlihatkan
commit to user
8
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu, dan Laporan Perubahan Modal menunjukkan sumber dan
penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan (Munawir, 2004:5).
2. Sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004:6) Laporan Keuangan dipersiapkan atau dibuat
dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress
Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan.
Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil
dari suatu kombinasi antara:
a. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact),
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting
convention and postulate),
c. Pendapat pribadi (personal judgment).
3. Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan umum pelaporan keuangan adalah memberi informasi yang
bermanfaat bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa
yang akan datang (potensial) untuk membuat keputusan investasi, pemberian
kredit, dan keputusan lainnya yang serupa yang rasional (Hanafi dan Halim,
2003:31).
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan kumpulan proses analisis yang
merupakan bagian dari analisis bisnis. Proses terpisah ini memiliki kesamaan
dalam hal penggunaan informasi laporan keuangan, dalam berbagai tingkatan,
untuk kepentingan analis (Subramanyam dan Wild, 2010:17).
Di pihak yang lain analisis laporan keuangan berarti melakukan
penelaahan
atau
mempelajari
hubungan-hubungan
dan
tendensi
atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta
perkembangan
perusahaan
yang
bersangkutan
(Palikhatun
dan
Nugrahaningsih, 2007:6).
Sehingga dapat disimpulkan analisis laporan keuangan merupakan sebuah
proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menelaah suatu hal atau komponen
pada posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2003:6-8) ada beberapa tujuan analisis
keuangan, yaitu :
a. Investasi Pada Saham
Sertifikat
saham
merupakan
bukti
kepemilikan
suatu
perusahaan.Investor bisa membeli, menahan dan kemudian menjual saham
tersebut.Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan
tersebut dan berhak atas laba perusahaan.Jadi investor memerlukan data
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
laporan keuangan perusahaan dan perlu diadakan analisis terhadap laporan
keuangan supaya mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan dari
tahun ke tahun untuk memudahkan dalam mengambil keputusan.
b. Pemberian Kredit
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan
beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok (supplier)
Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan
mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan akan berusaha
menganalisis
profitabilitas
perusahaan
pemasok,
kondisi
keuangan,
kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi kegiatan operasi
sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh
tempo.
d. Kesehatan Pelanggan (Customer)
Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada
pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan,
terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya
kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, beserta kecilnya usaha
pelanggan dan lain-lain.
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan perlu menganalisis keuangan
perusahaan dalam kaitannya mencari informasi bahwa perusahaan atau
perusahaan mempunyai keberlangsungan (going concern) yang stabil
sehingga memungkinkan bagi karyawan untuk bekerja dengan baik dan
mendapatkan reward yang sesuai.
f. Pemerintah
Pemerintah
bisa
menganalisis
keuangan
perusahaan
untuk
menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat
keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
g. Pihak Internal
Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan
memerlukan informasi mengenai keuangan perusahaan untuk menentukan
sejauh mana perkembangan perusahaan. Bagi pihak manajemen, informasi
keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, dan
untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi.
h. Analisis Pesaing
Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk
menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing.
i. Penilaian Kerusakan
Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran dan
perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan
bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13
digilib.uns.ac.id
yang dialami oleh perusahaan.Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan
besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.
C. Metode Dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisis (alat-alat) analisis digunakan untuk
menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan
sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos tersebut apabila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya.Tujuan dari
setiap metode dan teknis analisis adalah untk menyederhanakan data sehingga
data lebih mudah dimengerti (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:9). Metode
analisis yang sering digunakan yaitu:
1. Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah metode analisis yang hanya membandingkan
laporan keuangan satu perusahaan. Perbandingan laporan keuangan ini
dibandingkan dengan laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya (Prastowo
dan Juliaty, 2005:171)
2. Analisis Horisontal
Analisa horisontal merupakan analisa yang membandingkan laporan
keuangan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain atau dengan rata-rata
industri sejenis. Analisis ini dilakukan bertujuan untuk melihat kemampuan
suatu perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis
(Prastowo dan Juliaty, 2005:165).
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis keuangan adalah
sebagai berikut:
a. Common-Size Analysis
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap
rekening dalam Laporan Laba/Rugi dan Neraca menjadi proporsi dari total
penjualan (untuk Laporan Laba/Rugi) atau dari total aktiva (untuk
Neraca).Analisis common size dihitung dengan menghitung persentase
setiap item dalam Neraca terhadap total aktiva (dalam common size Neraca),
atau menghitung pesentase setiap item Laporan Laba/Rugi terhadap total
penjualan.Cara semacam ini memudahkan pembacaan data-data keuagan
untuk beberapa periode/ untuk mencari trend-trend terntentu (Palikhatun
dan Nugrahaningsih, 2007:9).
b. Comparative Analysis
Comparative Analysis adalah cara menganalisis laporan keuangan
dengan menggunakan dua cara. Kedua cara tersebut adalah analisis timeseries dan analisis cross-section. Analisis time-series adalah analisis yang
dilakukan dengan membandingkan data keuangan suatu perusahaan pada
periode sekarang dengan data-data keuangan pada periode masa lalu.
Analisis cross-section adalah cara analisis keuangan dengan jalan
membandingakan data keuangan perusahaan dengan data perusahaan lain
atau
rata-rata
perkembangan
industri.
perusahaan
Nugrahaningsih, 2007:10)
Analisis
ini
dari
tahun
commit to user
bertujuan
ke
tahun
untuk
mengetahui
(Palikhatun
dan
perpustakaan.uns.ac.id
15
digilib.uns.ac.id
c. Ratio Analysis
Ratio Analysis merupakan cara menganalisis laporan keuangan
dengan cara menggabungkan atau mengkombinasikan antara akun-akun
yang tertera dalam laporan keuangan. Tujuan dari penggabungan ini adalah
untuk mengkombinasikan antar akun yang dapat mempengaruhi kinerja
suatu perusahaan. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus
menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi kinerja keuangan
perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui risiko yang akan
dihadapi mereka. Pada dasarnya analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam
lima macam kategori, meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio solvabilitas dan rasio pasar. Kelima rasio tersebut ingin
melihat prospek perusahaan pada masa yang akan datang (Palikhatun dan
Nugrahaningsih, 2007:10).
D. Analisis Rasio
Analisis rasio yang merupakan analisis kombinasi antar akun dalam
laporan keuangan dibedakan menjadi beberapa jenis rasio. Rasio tersebut antara
lain:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang
lancarnya. Walaupun sekilas hanya mengukur kemampuan pembayaran hutang
jangka pendek, namun apabila rasio ini selalu jelek maka dalam lamacommit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kelamaan akan mempengaruhi rasio solvabilitas perusahaan (Hanafi dan
Halim, 2003:77).
Rasio ini dibedakan menjadi:
a. Rasio Lancar
Dengan rasio lancar, sebuah perusahaan dapat melihat bagaimana
aktiva lancar yang dimiliki dapat menutup hutang lancar yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur likuiditas
perusahaan, akan tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan rasio lancar
yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih atau
persediaan yang tidak terjual,yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk
membayar hutang. (Prastowo dan Juliaty, 2005:85).
Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus berikut :
asio Lancar
ktiva Lancar
Hutang Lancar
b. Rasio Cepat
Rasio cepat atau yang disebut dengan quick ratio merupakan cara
analis untuk mendapatkan kepastian yang lebih jelas tentang kemampuan
suatu perusahaan dalam membayar hutang lancarnya dengan menggunakan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Karena persediaan barang
dianggap memerlukan waktu yang relatif lama untuk dapat direalisasi
menjadi kas (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:22-23).
Rumus perhitungan Rasio cepat (quick ratio)
ktiva Lancar Persediaan
asio epat commit to user
HutangLancar
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Rasio Kas
Rasio kas adalah membandingkan total kas dengan setara kas dan
investasi jangka pendek dengan total hutang lancar. Dalam menghitung
rasio ini, baik persediaan maupun piutang dikeluarkan dari aktiva
lancar.Dalam rasio ini kas dan setara kas serta investasi jangka pendek
digunakan karena kedua jenis aktiva lancar tersebut merupakan jenis aktiva
lancar yang paling likuidatau mudah (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:
23).
Rumus perhitungan rasio kas
Rasio Kas =
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Hutang Lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas
penggunaan aset dengan melihat tingkat efektivitas aset.Rasio ini melihat pada
beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva
tersebut pada kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam
pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif. Rasio menunjukkan keefektifan sebuah
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. (Hanafi dan Halim,
2003: 78). Rasio aktivitas terdiri dari:
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Rasio Perputaran Piutang
Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk
melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama rata-rata
piutang berarti semakin besar dana yang tetanam pada piutang. Semakin
tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang
diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih menjadi uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya
jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang dagang membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar (Hanafi
dan Halim, 2003: 78-79).
Rumus dari rasio perputaran piutang:
Perputaran Piutang =
Penjualan
Piutang
365
Rata-rata umur Piutang= Perputaran Piutang
b. Rasio Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang
berputar selama satu periode tertentu, tingkat perputaran persediaan ini
dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan ratarata. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manajemen persediaan.Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah
mengindikasikan
mis-manajemen
seperti
kurangnya
pengendalian
persediaan yang efektif (Hanafi dan Halim, 2003).
Rumus rasio perputaran persediaan sebagai berikut:
Perputaran Persediaan =
Harga Pokok Penjualan
Persediaan
365
Rata-rata umur Persediaan = Perputaran Persediaan
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan
penjualan
berdasarkan
aktiva
tetap
yang
dimiliki
perusahaan.Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan
menggunakan aktiva tetapnya.Semakin tinggi rasio ini berarti semakin
efektif penggunaan aktiva tetap tersebut (Hanafi dan Halim, 2003: 81).
Rumus dari rasio perputaran aktiva tetap adalah:
Perputaran Aktiva Tetap=
Penjualan
ktiva tetap
d. Perputaran Total aktiva
Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini
menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.Rasio yang tinggi biasanya
menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus
membuat
manajemen
mengevaluasi
strategi,
pemasarannya,
pengeluaran modalnya / investasi (Hanafi dan Halim, 2003: 81).
Rasio perputaran Total aktiva dihitung dengan rumus sebagai berikut:
commit to user
Penjualan
Perputaran Total Aktiva= Total ktiva
dan
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan
modal saham yang tertentu (Hanafi dan Halim, 2003:83).
Rasio Profitabilits terdiri dari:
a. Rasio Profit Margin
Rasio profit marginakan memperlihatkan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba melalui penjualan yang dihaslikan. Rasio ini juga akan
memperlihatkan sejauh
mana pihak manajemen perusahaan dapat
meminimalisir biaya pokok penjualan yang merupakan beban utama
penjualan maksimal dan mendongkrak perolehan laba perusahaan. Profit
margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.Profit margin yang rendah
menandakan penjualan yang terlalu rendah pada tingkat biaya tertentu, atau
biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan yang tertentu atau
kombinasi kedua hal tersebut (Hanafi dan Halim 2009: 168-171).
Rasio profit margin bisa dihitung sebagai berikut:
Profit Margin =
Laba Bersih
Penjualan
b. Return On Asset (ROA)
Rasio
ini
dapat
memperlihatkan
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan total aset yang dimiliki oleh
perusahaan. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan efesiensi manajemen aset
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang baik, sedangkan nilai rasio yang rendah menunjukkan manajemen
asset yang kurang baik. ROA juga sering disebut ROI / Return On
Invesment(Hanafi dan Halim, 2009: 159-171).
Rasio Return On Asset dapat dihitung dengan rumus:
Laba Bersih
Return on asset =Total
ktiva
c. Return On Equity
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham yang dimiliki.Meskipun rasio ini mengukur laba
dari sudut pandang pemegang saham, rasio ini tidak memperhitungkan
dividen maupun capital gain untuk pemegang saham, karena dividen
merupakan laba atas saham yang ditanamkan (Hanafi dan Halim, 2009: 179196).
Rasio return on equity bisa dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih
Return on equity =Modal Saham
4. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya.Rasio solvabilitas menunjukkan besarnya aktiva
perusahaan yang didanai dengan kewajiban panjang perusahaan. Perusahaan
yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar
dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 2003: 81). Rasio solvabilitas
dapat dihitung dengan berbagai cara, yaitu:
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
Rasio ini sering disebut juga dengan leverage ratio. Rasio ini
menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi
berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan yang tinggi, sedangkan
rasio yang rendah menunjukkan penggunaan leverage yang rendah (Hanafi
dan Halim, 2009: 210-211).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset =
Total Hutang
Total set
b. Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio)
Rasio TIE atau Time Interst Earned Ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang dengan laba sebelum
bunga pajak atau menghitung seberapa besar laba sebelum bunga pajak yang
tersedia untuk menutup beban tetap bunga.Hasil rasio yang tinggi
menunjukkan kondisi perusahaan yang masih aman karena laba yang
mereka
hasilkan
sebelum
dikurangi
pajak
mampu
menutup
beban.Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan perhatian dari manajemen
karena semakin kecil kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga
(Hanafi dan Halim, 2003: 82).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
TIE =
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Bunga
commit to user
BIT
Download