Kajian Lingkungan Hidup Strategis Andhyka Muttaqin Contoh 6 Pulau Besar Indonesia 44% tertentas dan 56% tetap tertinggal Dari 16 DT, 7 diperkirakan terentas Dari 34 DT, 22 diperkirakan terentas Maluku/Papua Dari 28 DT, 1 diperkirakan terentas Sulawesi Dari 9 DT, 3 diperkirakan terentas 65% tertentas dan 35% tetap tertinggal Kalimantan Dari 48 DT, 33 diperkirakan terentas Jawa Sumetera 33% tertentas dan 67% tetap tertinggal 4% tertentas dan 96% tetap tertinggal NTT / NTB 69% tertentas dan 31% tetap tertinggal 4% tertentas dan 96% tetap tertinggal Dari 50 DT, 2 diperkirakan terentas Kepemilikan Tambang di Indonesia Latar Belakang Keterbatasan kapasitas pembangunan - Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, - Lahan Pertanian v.s lahan pemukiman - Industri dan teknologi modern, - Kebutuhan pangan, air dan udara meningkat, - dsb, Tekanan Pembangunan Kapasitas terbatas - Sumber daya Air berkurang, Jumlah lahan kritis bertambah, Lahan pertanian berkurang, Perubahan iklim yang extrem, Daya dukung dan daya tampung lingkungan telah diambang batas. Selama ini pertimbangan lingkungan tidak diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan... MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Kecenderu ngan kritikal Degradasi Lingkungan Hidup dan deplesi Sumber Daya Alam (SDA) Meningkatnya disparitas pendapatan Jumlah dan pertumbuhan populasi Perkiraan kecenderungan Pola dan volume ekonomi Peran Pemerintah Kecenderung an tertinggi (ultimate trend) Sistem nilai, keinginan/hasrat, dan aspirasi Meingkatnya kemiskinan dan marjinalisasi Pilihan teknologi Kualitas Lingkungan Hidup Struktur kekuatan (politik) Kebutuhan kehidupan Pengetahuan dan Pemahaman Proses ekologis jangka panjang Dikotomi baru: Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi Berkelanjutan? Dimanakah posisi kita saat ini? Menuju arah keberlanjutan yang mana? Jadi mau kemanakah kita? Apakah akan tercipta keseimbangan ataukah kebencanaan Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming Pembangunan Berkelanjutan Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan Pembangunan Lingkungan Hidup OUTPUT: Peningkatan Kesejahteraan • Pro growth (Pertumbuhan) • Pro-poor (Kemiskinan) • Sustainability (Berkelanjutan) Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan dan peran Kelembagaan (Formal dan Informal) sebagai “Pendorong/Driver” Institusi (Formal dan Informal) Lingkungan Hidup Sosial Sumber: Partidario, 2000 Ekonomi MENGAPA PERLU Kajian Lingkungan Hidup Strategis/KLHS? Meningkatkan manfaat pembangunan. Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya. Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan. Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan. APA Itu KLHS? DEFINISI SEA is a systematic process for evaluating the environmental consequences of proposed policy, plan, or program initiatives in order to ensure they are fully included and appropriately addressed at the earliest appropriate stage of decision-making on par with economic and social considerations (Sadler dan Verheem, 1996). SEA: (Strategic Environmental Assessment) KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi terhadap lingkungan hidup dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau program (KRP) dalam rangka memastikan adanya pertimbangan LH yang tepat dan dilaksanakan pada tahapan sedini/seawal mungkin dari proses pengambilan keputusan KRP selain pertimbangan ekonomi dan sosial PRINSIP-PRINSIP Sesuai tujuan (fit for purpose) Bersifat obyektif (objective led) Dijiwai oleh semangat keberlanjutan (sustainability led) Komprehensif (comprehensive scope) Relevan untuk keputusan (decision relevant) Integratif (integrative) Partisipatif (participative) Efektif biaya (cost-effectiveness) KARAKTERISTIK Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG : ◊ Nasional provinsi kabupaten/kota ◊ Kebijakan rencana program instrumen PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga menjawab distorsi pemahaman OTDA Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik. Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK. Atribut AMDAL KLHS Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cenderung pro-aktif Fokus analisis Identifikasi, prakiraan & evaluasi dampak lingkungan Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan Dampak kumulatif Amat terbatas Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif Titik berat telaahan Mengendalikan dan meminimumkan Memelihara keseimbangan alam, dampak negatif pembangunan berkelanjutan Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif Kedalaman Sempit, dalam dan rinci Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi & kerangka umum Deskripsi proses Proses dideskripsikan dgn jelas, mempunyai awal dan akhir Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif & kontinyu Fokus pengendalian dampak Menangani simptom kerusakan lingkungan Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan, BEDA DENGAN AMDAL [lanjutan] AMDAL PEMRAKARSA Pemerintah/swasta INSTITUSI PENILAI Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian & persetujuan AMDAL KLHS Pemerintah Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian & persetujuan KLHS Kajian Lingkungan dalam konteks Tahap Pengambilan Keputusan Kebijakan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Perencanaan Program Analisa Dampak Lingkungan Proyek- Proyek Proses Penapisan KLHS Tanpa proses Penapisan Proses Penapisan Perilaku Dampak Lingkungan ● Karakter Kebijakan, Rencana & Program Kemungkinan potensi dampak penting ● Dampak kumulatif ● Resiko terhadap keberlanjutan ekosistem ● Kemungkinan ancaman terhadap keberlanjutan pembangunan ● Kemungkinan kerusakan sumber daya alam Daftar Uji, Matrik Ya Wajib KLHS Keputusan Tidak Tidak Wajib Manfaat KLHS Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan keputusan, Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui pengkajian sistematis dan cermat atas opsi pembangunan yang tersedia, Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis pada jenjang pengambilan keputusan yang lebih tinggi, Mencegah kesalahan investasi dengan berkat teridentifikasinya peluang pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak dini Tata pengaturan (governance) yang lebih baik berkat keterlibatan para pihak (stakeholders) dalam proses pengambilan keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan, Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif dampak lingkungan. Manfaat KLHS Dua manfaat utama KLHS: Mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL Mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan lebih efektif Prinsip, Nilai Dasar & Mutu KLHS Nilai dasar (diperoleh dari hasil pilot project KLS) Keterkaitan (interdependency) Keberlanjutan (sustainable) Keadilan sosial dan ekonomi (socio- economic just) Macam Aplikasi KLHS 7 Macam Aplikasi KLHS di Indonesia KLHS Tata Ruang KLHS Rencana Pembangunan Nasional (RPJPN, RPJMN) KLHS Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD, RPJMD) KLHS Regional (Daerah Aliran Sungai, Kawasan Ekonomi Khusus) KLHS Program Pengembangan Kota KLHS Sektor KLHS Pengelolaan Sumber Daya Alam (Nasional, Provinsi, Kabupaten, Pulau) Rekomendasi Kebijakan KLHS Tata Ruang KLHS Sektor KLHS Rencana Pembanguna n KLHS Regional KLHS Kebijakan Pengelolaan SDA Pedoman Teknis KLHS Perlu ditetapkan peraturan perundangan ttg KLHS Peraturan Pemerintah tentang KLHS Rekomendasi Kebijakan Peran KLHS dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan (Tidak Standar KLHS) Standar KLHS KRP KLHS Contoh Simplifikasi Model Kajian Integrasi Pembangunan dan LH (KLHS) Sistem Ekonomi Sistem Lingkungan Hidup Naiknya permukaan air laut Kejadian ekstrim (bencana) Ketersediaan SD Air, udara dan tanah berkualitas Perubahan pada emisi dan tutupan lahan Tekanan Ekonomi Perubahan pada pola produksi dan konsumsi KEBIJAKAN Mitigasi Adaptasi Kerentanan Tekanan LH Dampak pd Ekonomi Dampak pd LH Perubahan Iklim dan Variasinya Perubahan pada SD Air, Tanah, Permodalan, Ketenagkerjaan, dan produktifitas Struktur Model Dinamika Pembangunan Daerah Penduduk Pembangunan rumah Pembuatan bata Pengadaan kayu konstruksi Pengadaan kayu bakar untuk pembuatan batu Pengadaan kayu konstruksi Dinamika Pembangunan Daerah Pengadaan pasir Pengadaan batu pondasi Pembangunan jalan Lahan Lahan permukiman Lahan ekonomi Lahan pertanian Lahan terbuka Ekonomi Ek. pertanian Ek. industri Ek. non-industri GO GREEN