Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri EFEKTIVITAS PEMBERIAN GAME SOCIAL UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM HUBUNGAN TEMAN SEBAYA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH : ANERIKA NOVEMBRIANINIS NPM: 11.1.01.01.0034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri EFEKTIVITAS PEMBERIAN GAME SOCIAL UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM HUBUNGAN TEMAN SEBAYA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNGANOM NGANJUK TAHUN AJARAN 2014/2015 Anerika Novembrianinis 11.1.01.01.0034 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Program StudiBimbingandanKonseling [email protected] Dr. Sri Panca Setyawati, M.Pd dan Dr.Atrup, M.Pd,.M.M UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling simki.unpkediri.ac.id || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri I. LATAR BELAKANG Pendidikan pendidikan.Sekolah merupakan suatu merupakan salah lembaga formal dimana seseorang satu upaya yang dilakukan untuk dapat mendapat pendidikan, pengajaran, dan mengembagkan secara meningkat nilai- ketrampilan hidup dalam berhubungan nilai dengan orang lain. positif, akhlak, moral, dan pengetahuan, serta ketrampilan yang dimiliki oleh peserta didik dan dapat menunjang kelangsungan hidup setiap individu. Pendidikan sebagai suatu proses, selalu mengalami perubahan baik dari sistem pendidikan, program kurikulum, strategi belajar mengajar, sarana prasarana pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik baik dari bidang akademik, pribadi, maupun sosial. membentuk kemampuan watak dipercaya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik harapan dengan temannya. dapat mencapai Dengan tujuan pembelajaran, serta menjadikan peserta didik mencapai perkembangan yang optimal. Dalam kegiatan tersebut diharapkan peserta didik juga dapat Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan Sekolah adalah suatu lembaga yang serta dan peradaban menyesuaikan diri denganperkembangan pendidikan yang sedang berjalan.Selain dapat bangsa yang bermanfaat dalam rangka menyesuaikan diri dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan perkembangan pendidikan, peserta bertujuan untuk berkembangnya potensi didik peserta didik agar menjadi manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan yang beriman dan bertaqwa kepada sekolah, salah satunya yaitu dengan Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak teman sebayanya. Salah satu tugas mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan perkembangan yang harus dipenuhi menjadi warga negara yang demokratis oleh peserta didik pada masa sekolah serta bertanggung jawab. adalah diharapkan belajar juga bergaul dapat dengan kelompok teman sebaya (Harvigust dan Salah satu tempat penyelenggara pendidikan menjadi adalah kebutuhan sekolah.Sekolah mendasar bagi semua orang apalagi di zaman yang semakin mengedepankan Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling Munandar dalam Susanti dkk: 2010). Pada masa ini, hubungan teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan anak (Monks dalam Susanti dkk: 2010). Teman sebaya adalah anaksimki.unpkediri.ac.id || 5|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri anak yang kematangannya tingkat usia dan kurang lebih sama (Santrock: 2002). Interaksi dalam penting bagi sosial peserta didik memperoleh mempertahankan dan hubungan teman sebaya.Saat berinteraksi dengan teman sebaya, dapat berlangsung secara efektif, memiliki rasa positif, yaitu memandang sangat perkembangan mendukung komunikasi sehingga peserta didik diri dan orang lain secara positif serta menghargai menganggap orang dirinya lain, setara dan dengan pihak yang diajak berkomunikasi. Hasil penelitian dari Hartup (dalam belajar Safaria, 2005) menegaskan bahwa anak dan dengan hubungan sebaya yang buruk perasaannya secara efektif kepada orang memiliki peluang yang lebih besar lain, dibutuhkan untuk mengalami gangguan neurotik ketrampilan untuk mendukung dalam dan psikotik, gangguan tingkah laku, memperoleh kenakalan, gangguan dalam perilaku mengkomunikasikan maka hubungan dari dan pikiran itu mempertahankan teman sebaya, serta seksual, serta penyesuaian diri di masa ketrampilan berkomunikasi yang baik dewasa.Sebaliknya dengan orang lain, hal seperti ini hubungan sebaya yang positif lebih disebut dengan kemampuan komunikasi matang dan mampu menyesuaikan diri interpersonal.Kemampuan Komunikasi di masa dewasanya.Hasil penelitian interpersonal untuk tersebut menegaskan bahwa pentingnya melakukan suatu proses pengiriman kemampuan komunikasi interpersonal pesan dari seseorang kepada orang lain bagi anak.Maka dari itu di sekolah juga atau verbal dibutuhkan komunikasi interpersonal maupun non verbal yang di tanggapi yang baik agar dapat menyesuaikan diri oleh orang lain dan merupakan interaksi dengan lingkungan sekolah, terutama antara pribadi-pribadi yang terlibat pada hubungan teman sebaya dan agar secara utuh dan langsung satu sama lain dapat mencapai perkembangan yang dalam menyampaikan dan menerima lebih optimal. beberapa adalah orang, sikap baik pesan secara nyata yang dapat diukur berdasarkan ciri-ciri bersedia membuka diri untuk mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, dapat berempati, artinya mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling anak dengan Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang belum sepenuhnya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.Hal ini terlihat dari perilaku peserta didik yang pasif di simki.unpkediri.ac.id || 6|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri dalam kelas ketika diberikan waktu alternatif penyelesaian dari masalah diskusi dan menjawab soal secara lisan, tersebut, dan dapat membantu dalam tidak mau bersikap terbuka ketika perkembangan melakukan komunikasi dan tidak mau optimal. menerima saran dan kritik dari judul penelitian "Efektifitas Pemberian yang rendah juga mengalami kesulitan Game bergaul dengan teman-temannya. Hal akan kecenderungan Social Komunikasi mempengaruhi Untuk Meningkatkan Interpersonal Dalam Hubungan Teman Sebaya Peserta Didik perkembangan individu. Masih banyak terdapat yang penulis mengajukan skripsi dengan kemampuan komunikasi interpersonal tentu didik Melihat dari fenomenadi atas maka temannya.Peserta didik yang memiliki ini peserta Kelas X UPTD SMAN 1 Tanjunganom bahwa Tahun Ajaran 2014/2015". pendidikan belum sepenuhnya dapat II. membantu perkembangan peserta didik secara optimal. Maka Adapun pendekatan penelitian yang dari itu peserta didik membutuhkan kemampuan interpersonal yang tinggi agar mampu dan terampil bergaul METODE dengan teman sebayanya. Kecerdasan interpersonal ini tidak dibawa anak sejak lahir, namun diperoleh melalui digunakan dalam menggunakan penelitian pendekatan ini adalah kualitatif eksperimen.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan SSD (Single Subject Desain).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan design penelitiannya A-B-A. proses belajar yang berkesinambungan. Metode Anak membutuhkan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Selanjutnya usaha yang perlu observasi t dan dokumen terkait penelitian. dilakukan dalam rangka meningkatkan komunikasi interpersonal peserta didik III. HASIL DAN KESIMPULAN dalam membangun hubungan teman sebaya adalah mengoptimalisasikan berbagai layanan Bimbingan dan Konseling konseling sangatlah penting untuk dapat peserta didik hasil pengamatan atau observasi diatas, kedua subjek mengalami kepada peserta didik.Layanan Bimbingan dan membantu Berdasarkan dengan mencari Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Baselin e (A1) Interven si (B) Baseline (A2) simki.unpkediri.ac.id || 7|| sesi 1sesi 2sesi 3 sesi 1sesi 2sesi 3 sesi 1sesi 2sesi 3 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri perubahan dalam kemampuan berkomunikasi interpersonal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu: kemampuan interpersonal. 2) Estimasi kecenderungan arah pada baseline (A1) sebelum diberi Grafik Peserta didik A 1) berkomunikasi perlakuan mendatar Peserta didik A atau hanya tidak ada perubahan sedangkan pada 1) Dilihat dari grafik analisis intervensi (B) kecenderungan visual dalam kondisi Peserta arahnya didik A pada fase baseline tersebut menunjukkan bahwa (A1) grafik lebih rendah dari kemampuan fase intervensi (B) dan fase interpersonal peserta didik A baseline (A2). Dimana pada meningkat dan menunjukkan fase perubahan yang positif. , pada baseline (A1) kemampuan skor komunikasi fase meningkat. Hal komunikasi baseline (A2) interpersonal peserta didik A kecenderungan arahnya juga adalah meningkat meningkat. 4, dan setelah diberikan intervensi dengan 3) Kecenderungan stabilitas cara memberikan game sosial pada Baseline (A1) stabil selama sebab 3 hari, kemampuan skor komunikasi persentasenya mencapai 100% sedangkan interpersonal peserta didik A pada intervensi meningkat dengan 5 – 7, stabilitasnya kemudian peneliti melakukan (variabel) dengan persentase pengamatan atau observasi 33,3% dan pada baseline (A2) pada fase baseline (A2) skor stabilitasnya juga tidak stabil kemampuan komunikasi (variable) dengan persentase interpersonal meningkat 66,6%. (B) tidak stabil Kecenderungan dengan 7 – 8. Berdasarkan stabilitas ini memakai hal tersebut dapat diketahui pedoman jika persentase bahwa stabilitas sebesar 85% - 90% peserta menunjukkan yang positif didik A peningkatan dalam maka stabil (Sunanto, Juang dkk.2005: 113). Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling dikatakan Semakin sedikit simki.unpkediri.ac.id || 8|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri (A2) semakin baik. memiliki Dari penjelasan diatas, maka tidak stabil dapat bahwa menunjukkan perubahan yang stabilitas signifikan dalam kemampuan berkomunikasi berkomunikasi interpersonal interpersonal peserta didikA ke arah yang positif. Untuk sebelum menentukan level stabilitas disimpulkan kecenderungan kemampuan stabil diberi atau intervensi tidak perubahan, dan ada setelah memberikan soaial, peserta pada 8 stabilitas yang artinya kecenderungan stabilitas. game didik level 7 dan rentang ini telah dihitung diberikan intervensi dengan cara rentangnya – prosentase stabilitasnya maka 6) Level perubahan peserta didik A A dalam kemampuan mengalami peningkatan berkomunikasi interpersonal dalam kemampuan adalah positif (+). berkomunikasi interpersonal. 2. Peserta didik B 4) Jejak data pada baseline (A1) mendatar atau dikatakan tidak ada pada perubahan saat sedangkan intervensi kecenderungan (B) arah meningkat dan pada saat baseline (A2) kecenderungan arah juga meningkat. 5) Level stabilitasnya pada baseline (A1) lebih stabil dibanding intervensi (B)dan baseline (A2) .Pada baseline (A1) datanya stabil yaitu dengan level dan rentang 4 sedangkan pada intervensi (B) dengan rentang 5 – 7 memiliki level stabilitas yang tidak stabil, pada baseline Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Baseli ne (A1) Interven si (B) sesi sesi sesi 1 2 3 sesi sesi sesi 1 2 3 Baseline (A2) sesi sesi sesi 1 2 3 1) Dilihat dari grafik analisis visual dalam kondisi Peserta didik B pada fase baseline (A1) grafik lebih rendah dari fase intervensi (B) dan fase baseline (A2). Dimana pada fase baseline kemampuan (A1) skor komunikasi interpersonal peserta didik A simki.unpkediri.ac.id || 9|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri adalah 2 – 3 , dan setelah fase diberikan intervensi dengan kecenderungan arahnya juga cara memberikan game sosial meningkat. selama 3 hari kemampuan , skor komunikasi baseline (A2) 3) Kecenderungan stabilitas pada Baseline (A1) interpersonal peserta didik B stabil meningkat dengan 4 – 5, mencapai 66,6% sedangkan kemudian peneliti melakukan pada pengamatan atau observasi stabilitasnya pada fase baseline (A2) skor (variabel) dengan persentase kemampuan komunikasi 66,6% dan pada baseline (A2) interpersonal juga meningkat stabilitasnya juga tidak stabil dengan 6 – 7. Berdasarkan (variable) dengan persentase hal 66,6%. tersebut dapat sebab tidak persentasenya intervensi (B) tidak stabil Kecenderungan diketahuibahwa peserta didik stabilitas ini memakai B menunjukkan peningkatan pedoman jika persentase yang stabilitas sebesar 85% - 90% positif kemampuan dalam berkomunikasi interpersonal. maka dikatakan stabil (Sunanto, Juang dkk.2005: 2) Estimasi kecenderungan arah 113). Semakin sedikit pada baseline (A1) menurun prosentase stabilitasnya maka kemudian semakin baik. sedangkan meningkat, pada intervensi Dari penjelasan diatas, maka (B) kecenderungan arahnya dapat meningkat kecenderungan atau ada disimpulkan bahwa stabilitas perubahan yang positif, dan kemampuan pada interpersonal peserta didikB fase baseline (A2) berkomunikasi kecenderungan arahnya juga sebelum meningkat. kecenderungan menunjukkan kemampuan Hal tersebut bahwa komunikasi diberi intervensi stabilitasnya menurun kemudian meningkat dan setelah interpersonal peserta didik B diberikan intervensi dengan meningkat dan menunjukkan cara perubahan yang positif. , pada soaial, Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling memberikan peserta game didik B simki.unpkediri.ac.id || 10|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri mengalami peningkatan 1. Analisis antar kondisi dalam kemampuan a. Peserta didik A berkomunikasi interpersonal. 4) Jejak data pada baseline (A1) 1) Perubahan arah kecenderungan pada kemampuan mendatar atau dikatakan tidak komunikasi ada peserta didik A menuju pada pada perubahan saat sedangkan intervensi kecenderungan (B) arah perubahan grafikyang baseline (A2) kecenderungan naik. 5) Level stabilitasnya yang positif karena dapat dilihat pada meningkat dan pada saat arahnya juga meningkat. interpersonal arah 2) Perubahan trendnya kecenderungan pada stabilitas pada baseline (A1) baseline (A1) lebih stabil tidak stabil sedangkan pada dibanding intervensi (B) dan intervensi (B) tidak baseline (A2) .Pada baseline dan pada baseline (A2) tidak (A1) datanya variabel atau stabil,ini dapat dilihat pada tidak stabil yaitu dengan level analisis dan rentang 2 – 3 sedangkan dimana persentase pada intervensi (B) dengan baseline (A1) rentang 4 – 5 memiliki level sedangkan pada intervensi stabilitas yang tidak stabil, (B) stabilitasnya sangat tidak pada baseline (A2) rentangnya stabil (variabel) yaitu 33,3% 6 – 7 memiliki level stabilitas dan pada baseline (A2) juga tidak stabil tidak stabil (variabel) yaitu yang artinya dalam stabil kondisi pada 100 % menunjukkan perubahan yang 66,6%. signifikan yang stabilitas ini semakin tidak positif. Untuk menentukan stabil semakin baik, karena level stabilitas dan rentang ini semakin data stabil berarti telah tidak ke arah dihitung pada kecenderungan stabilitas. 6) Level perubahan peserta didik B dalam kemampuan Kecenderungan menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa saat diberikan intervensi berkomunikasi interpersonal dengan game sosial untuk adalah positif (+). meningkatkan Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling kemampuan simki.unpkediri.ac.id || 11|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri komunikasi interpersonal juga tidak stabil Ini dapat data stabil meningkat, maka dilihat pada analisis dalam game sosial berpengaruh atau kondisi efektif untuk meningkatkan pada baseline (A1)66,6 % kemampua sedangkan komunikasi interpersonal persentase pada intervensi (B) stabilitasnya tidak stabil 3) Perubahan level pada peserta didik A adalah positif sangat (variabel) yaitu 66,6% dan pada baseline (A2) juga tidak 4) Sedangkan pada pesentase overlap juga dimana stabil (variabel) yaitu 66,6%. baik Kecenderungan stabilitas ini yaitu 0%. Semakin kecil semakin tidak stabil semakin persentase overlap semakin baik, karena semakin data baik stabil pengaruh terhadap intervensi target behavior (Sunanto,Juang: 116). Hal ini berarti tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. menunjukkan bahwa game Hal ini menunjukkan bahwa sosial saat efektif meningkatkan komunikasi untuk kemapuan interpersonal peserta didik. arah pada komunikasi kecenderungan kemampuan interpersonal yang meningkatkan kemampuan sosial berpengaruh atau efektif untuk meningkatkan kemampua komunikasi interpersonal positif karena dapat dilihat pada grafik yang arah trendnya naik ke atas. 2) Perubahan dengan game sosial untuk stabil meningkat, maka game peserta didik B menuju pada perubahan intervensi komunikasi interpersonal data b. Peserta didik B 1) Perubahan diberikan 3) Perubahan level pada peserta didik B adalah positif 4) Sedangkan pada pesentase kecenderungan overlap juga sangat baik yaitu stabilitas pada baseline (A1) 0%. Semakin kecil persentase tidak stabil sedangkan pada overlap intervensi (B) tidak pengaruh intervensi terhadap dan pada baseline stabil (A2) Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling target semakin baik behavior simki.unpkediri.ac.id || 12|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri (Sunanto,Juang: 116).Hal ini Kualitatif, Alfabeta. menunjukkan bahwa game sosial efektif meningkatkan untuk komunikasi interpersonal peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Aminudin Djoni. 2012. Efektivitas Bimbingan Teman Sebaya dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa. Disertasi: PPB FIP UPI. Panduan Penulisan Katya Tulis Ilmiah Universitas Nusantara PGRI Kediri. 2014. Kediri: UNP Permana A.R. 2013. Efetifitas Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Bercerita Untuk Mengembangkan Karakter Siawa. Skripsi. Bandung: UPI Restiningtyas F. 3014. Keefektifan Metode Bermain Peran TV Host Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa Berkepribadian Introvet. Skripsi. Kediri: UNP Santrock. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Anerika Novembrianinis | 11.1.01.01.0034 FKIP – Bimbingan dan Konseling dan R&D. Bandung: Sujarw o& Eliasa E.I. 2011. 55 Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramita Publishing. Sunanto, Juang. 2005. Desain Penelitian Single Subjek. Universitas Pendidikan Indonesia Susanti F.2010. Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kompetensi Interpersonal dengan Teman Sebaya pada Siswa SD. Jurnal Psikologi Unclip, 8 (2): 145 Setiawan B.2014. Penerapan Teknik onseling Behavioral Untu Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam Mentaati Peraturan Tata Tertib Sekolah. Skripsi. Kediri: UNP Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wicaksono G. 2013. Penerapan Teknik Bermain Peran Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas X Multimedia SMK IKIP Surabaya. Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 1 (1): 62-67 simki.unpkediri.ac.id || 13||