Laporan arus kas itu s

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Laporan Arus Kas
1.
Pengertian Laporan Arus Kas
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu
sendirididefinisikan sebagai berikut :“Laporan arus kas (statement of cash
flow) adalah laporan keuangan yangmelaporkan jumlah kas yang diterima
dan dibayar oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan
arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan
danpengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan
investasi”.
Pengertian Arus Kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
(2002;2.2) adalah: “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan
setara kas”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus
kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu
perusahaan dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan
kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas
perusahaan selama suatu periode tertentu.
Pengertian Arus Kas menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian
dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Keuangan I Edisi keempat”
menyatakan sebagai berikut : “Arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk
suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan
penggunaan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta
menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut”.
(2002:61).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan
arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan
arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan dalam suatu periode tertentu.
8
2.
Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan
keuangan sebagai dasar untuk kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus
kas tersebut. Bersama dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas
memberikan
informasi
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
mengevaluasi perubahan dalam asset neto entitas,stuktur keuangan entitas
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan entitas untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dimasa yang akan dating
sebagai bentuk penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
(IAI ,2013 : 53).
Menurut IAI 2012 Laporan arus kas berguna untuk :
a.
Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam asset bersih dan stuktur keuangan
perusahaan
b.
Memberikan informasi kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan
keadaan dan peluang usaha
c.
Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas yang memungkinkan
para pemakai
mengembangkan model
untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan (future cash flows) berbagai perusahaan
d.
Memprediksi besarnya arus kas operasi masa mendatang.
9
e.
Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama
f.
Member indikator jumlah, waktu dan kepastiaan arus kas masa depan
g.
Meneliti kecermatan transaksi arus kas masa depan yang telah dibuat
sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan
arus kas bersih serta dampak perubahan harga saham.
3.
Penyajian Laporan Arus Kas
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari
laporan keuangan tahunannya.Untuk menentukan dan menyajikan arus kas
yang berasal dari aktivitas operasi dapat digunakan salah satu dari dua
metode, yaitu metode langsung (Direct Method) dan metode tidak
langsung (Indirect Method). (Prastowo dan Juliaty 2002:31).
a. Metode langsung
Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya terdiri
atas arus kas opersai yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
penerimaan kas dan pengeluaran kas.Dengan metode ini, kelompok
utama
penerimaan
kas
bruto
dan
pengeluaran
kas
bruto
diungkapkan.Metode langsung pada dasarnya merupakan laporan labarugi berbasis tunai atau kas yang menunjukkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas secara ringkas.
Pada metode langsung, rekening penghasilan dan biaya yang
dilaporkan dengan basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan
10
biaya dengan basis kas.Arus kas operasi ini dihitung dari jumlah
pendapatan (Penghasilan) dan beban (biaya), disesuaikan dengan
perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan.
b. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini, untuk menentukan dan menyajikan jumlah arus
kas bersih yang sama dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan
menyesuaikan laba bersih berbasis akrual dengan perubahan aktiva
atau utang lancar yang berkaitan. Metode ini tidak menentukan
kategori utama dari arus kas operasi seperti halnya pada metode
langsung. Penyesuaian yang dilakukan pada metode ini dimaksudkan
untuk mengeluarkan :
1) Pengaruh transaksi bukan kas, seperti depresiasi, amortisasi,
penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan atau kerugian
valuta asing yang belum direalisir.
2) Pengaruh diferel arus kas masa lalu (misalnya perubahan saldo
persediaan) dan akrual dan arus kas yang diharapkan di masa
depan (misalnya perubahan piutang atau hutang.
3) Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan
dengan arus kas investasi dan pendanaan, seperti laba atau rugi
penjualan aktiva tetap.
4.
Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (cash flows) mengklasifikasikan setiap penerimaan
dan pengeluaran ke dalam kategori aktivitas-aktivitas operasi. Menurut
11
Sofyan Syafri Harahap dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan
arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode
dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
a.
Aktivitas-aktivitas Operasi
Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang untuk
dijual serta penyediaan jasa.Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi biasanya
menunjukan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke dalam
penentuan laba bersih.Termasuk dalam kategori sebagai arus kas masuk
(cash inflow) adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa
yang dibelinya, pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman sedangkan
dalam kategori arus kas keluar (cash out flows) adalah pembayaran untuk
gaji barang dan jasa dan beban operasi.
b. Aktivitas-aktivitas Investasi
Aktivitas ini biasanya mencakup transaksi-transaksi :
1) pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman dan
2) perolehan dan penjualan
a) surat berharga yang tidak setara kas dan
b) aktiva-aktiva
produktif
yang
diharapkan
menghasilkan
pendapatan selama beberapa periode.
12
c.
Aktivitas-aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau pengembalian sumber
daya dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi
mereka, serta perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran
kembali jumlah yang dipinjam, atau pelunasan kewajiban. Contoh arus kas
masuk dari aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi penerbitan wesel,
obligasi, hipotik, pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya. Serta
penerbitan saham biasa dan saham preferen.
B.
Laba
1.
Pengertian Laba
Menurut
Soemarso
(2004:245)
Laba
adalah
selisih
lebih
pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh
pendapatan tersebut selama periode tertentu. Pengertian laba menurut
Zaky Baridwan (2004 : 29)Kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal
dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan
usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi
badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan
(revenue) atau investasi oleh pemilik.Sedangkan menurut Henry
Simamora (2002 : 45)Laba adalah perbandingan antara pendapatan
dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah
laba bersih.
13
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal
dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan
akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba
di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila
pendapatan lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan
mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan
mendapatkan rugi.
2.
Jenis-Jenis Laba
Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2001 : 219) mengemukakan
jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu :
a. Laba kotor
Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan
dengan hargapokok penjualan.
b. Laba dari operasi
Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban
biaya
c. Laba bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi
dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain
dikurangi oleh beban lain-lain.
14
3.
Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Anis dan Imam (2003 : 216) mengutarakan bahwa tujuan
pelaporan laba adalah sebagai berikut :
a.
Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.
b.
Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen.
c.
Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.
d.
Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara.
e.
Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.
f.
Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
g.
Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran.
h.
Sebagai dasar pembagian deviden.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya
laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator
efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk
pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan
sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk
para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
15
C.
Harga Saham
1.
Pengertian Harga Saham
Menurut R. Agus Sartono (2001:41)dalam bukunya “Manajemen
Keuangan Teori dan aplikasi menyatakan bahwa harga saham adalah
sebesar nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang diharapkan akan
diterima.Sedangkan menurut Saragih (2005:1) harga saham adalah harga
yang terbentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar
belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan.Adapun menurut
Ridwan S. Sundjaja harga saham didefinisikan pula sebagai nilai per lembar
yang tercantum dalam akta pendirian.
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga saham
pada dasarnya merupakan bukti pernyertaan modal dari investor kepada
emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor
memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan.
2.
Jenis-Jenis Nilai Saham
Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam
penetapan harga saham, salah satu diantaranya adalah menurut apa yang
dipaparkan oleh Eduardus Tandelilin (2001 : 183)dalam bukunya “Analisis
Investasi dan Manajemen Portofolio” berbagai jenis nilai saham yaitu :
a.
Nilai Nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan
pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran
16
perusahaan yang mempunyai saham tersebut.Jadi nilai nominal sudah
ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan.
b.
Nilai Buku
Nilai buku menunjukan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai
buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang
dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi
dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku sering kali lebih
tinggi daripada nilai nominalnya.
c.
Nilai Intrinsik
Nilai Intrinsik merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan
perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk
menghimpun laba dimasa yang akan datang.
d.
Nilai Pasar
Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar
saham biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan
pembelian ketika mereka memperdagangkan saham.”
3.
Proses Terbentuknya Harga Saham
Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
a.
Demand to Buy Schedule
Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham.
Biasanya mereka akan memakai jasa para broker atau pialang saham.
17
Investor dapat memilih saham mana yang akan dibeli dan bisa
menetapkan standar harga bagi investor itu sendiri.
b.
Supply to sell schedule
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut
dapat menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan
dilepas ke pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para
investor.
c.
Interaction of Schedule
Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik
temu yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya
perusahaan yang mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal
untuk sahamnya. Saham tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk
diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan berubah
karena permintaan dari para investor. Ekspektasi harga yang dimiliki
oleh buyer akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang pada
awalnya telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan
harga yang ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer,
maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal.
4.
Penilaian Harga Saham
Menurut Suad Husna (2001:345) Terdapat dua model dan teknik
analisis dalam penilaian harga saham yaitu :
18
a.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa
yang
akan
fundamental.
datang
dengan
informasi
mengestimate
fundamental
nilai
faktor-faktor
diantaranya
:kemampuan
manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran,
perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan,
kemampuan
terhadap
perekonomian
nasional,
kebijaksanaan
pemerintah, hak-hak yang diterima investormempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang, danmenerapkan hubungan variabelvariabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
b.
Analisis teknikal
Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi
pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi
pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut
adalah bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan
bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu
yang lalu, dankarenanya perubahan harga saham akan mempunyai
pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. ”
D.
Penelitian Terdahulu
1.
Penelitian San Susanto (2006)
Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
relevansi informasi laba dan aliran kas terhadap harga saham.Penelitian ini
19
memiliki variabel yaitu informasi laba, aliran kas, harga saham dan siklus hidup
perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu pada tahap start-up, aliran kas
investasi (CFIPS) berpengaruh negatif terhadap harga saham sedangkan laba
(EPS), aliran kas operasi (CFOPS) dan aliran kas pendanaan berpengaruh
positif terhadap harga saham.
2.
Meythi (2006)
Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk menguji dan menemukan bukti
empiris mengenai pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan
persistensi laba sebagai variabel intervening. Variabel – variabel penelitian ini
yaitu arus kas operasi, harga saham, dan persistensi laba.Hasil dari penelitian
ini yaitu arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham dan
persistensi laba, persistensi laba juga tidak berpengaruh terhadap harga saham.
3.
Agung Taufik Hidayat (2008)
Variabel – variabel penelitian ini adalah komponen arus kas, laba
akuntansi, dan harga saham.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya arus
kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,672, nilai t hit sebesar 5,269,
dan prob. signifikan sebesar 0,000 dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham.
4.
Triyono dan Jogiyanto
Penelitian Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total
arus kas ke dalam tiga komponen arus kas mempunyai hubungan yang
signifikan dengan harga saham. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa
informasi arus kas akan memberikan hubungan yang signifikan dengan
20
harga saham apabila dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus
kas.
5.
Ninna Daniati (2006)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kandungan
informasi komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan
pendanaan), laba kotor dan size perusahaan terhadap tingkat return saham yang
diharapkan (expected return) oleh investor. Penelitian ini memiliki variabel
yaitu komponen laporan arus kas, laba kotor, size perusahaan, dan expected
return. Hasil penelitian ini yaitu arus kas investasi, laba kotor dan size
perusahaan memiliki pengaruh signifikansi yang lebih kecil terhadap expected
return masing-masing sebesar 0,036, 0,004 dan 0,034 dapat disimpulkan bahwa
arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan berpengaruh
terhadap expected return.
6.
Penelitian Rahmat Febrianto (2005)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti secara empirik
angka laba mana, dari tiga angka laba, yang sesungguhnya direaksi oleh
investor. Penelitian ini memiliki variabel yaitu laba kotor, laba operasi,
laba bersih, dan return abnormal. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R2
sesuaian (Adjusted R2) berkisar antara 0,7 persen hingga 7,3 persen untuk laba
kotor. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R 2 sesuaian (Adjusted R2) berkisar
antara -0,3 persen hingga 2,6 persen untuk laba operasi. Hasil dari penelitian
ini yaitu nilai R2 sesuaian (Adjusted R2) berkisar antara -0,1 persen hingga 2,1
persen untuk laba bersih, dapat disimpulkan bahwa angka laba kotor lebih
21
mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba
dengan harga saham.
E.
Kerangka Penelitian
Investor pada umumnya selalu bersifat risk a verter (menghindari
resiko)
dan seorang yang rasional. Dengan demikian investor dalam mengambil
keputusan investasi (menjual atau membeli saham) akan mendasarkan pada
informasi baik yang bersifat fundamental maupun teknikal. Salah satu faktor
fundamental yang paling sering digunakan adalah informasi arus kas dan
laba karena dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Arus kas dan laba dapat juga dipakai sebagai sinyal peringatan
awal terhadap kemunduran kondisi keuangan yaitu dengan membandingkan
dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi
yang penting bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila
perusahaan memiliki laba yang cukup tinggi dan informasi arus kas yang
memadai maka kondisi perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan
baik, sehingga akan ada respon baik juga dari investor.pengaruh dari
masing-masing variabel tersebut terhadap harga saham dapat digambarkan
dalam model seperti ditunjukan dalam gambar berikut :
22
Arus Kas Operasi(X1)
Arus Kas Investasi (X2)
Harga Saham (Y)
Arus Kas Pendanaan (X3)
Laba Bersih (X4)
2.1 Gambar
Kerangka Pemikiran
F.
Hipotesis
1.
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap harga Saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue activities).
Hasil penelitian Agung Taufik Hidayat menunjukkan bahwa hanya arus
kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,672, nilai t hit sebesar 5,269,
dan prob. signifikan sebesar 0,000 dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian
Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total arus kas ke
dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan
arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga
saham. Penelitian ini meberikan gambaran bahwa informasi arus kas akan
memberikan hubungan yang signifikan dengan harga saham apabila
dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus kas.
23
Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H1
:
2.
Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap harga Saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk
dalam
setara
kas,
mencakup
aktivitas
meminjamkan
uang
dan
mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi
aktiva jangka panjang produktif.
Hasil penelitian Ninna Daniati ini yaitu arus kas investasi, laba kotor dan
size perusahaan memiliki pengaruh signifikansi yang lebih kecil terhadap
expected return masing-masing sebesar 0,036, 0,004 dan 0,034 dapat
disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor, dan size
perusahaan berpengaruh terhadap expected return.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2
:
Arus Kas Investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3.
Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas
pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan.
Penelitian Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total
arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas
24
investasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan
dengan harga saham. Penelitian ini meberikan gambaran bahwa informasi
arus kas akan memberikan hubungan yang signifikan dengan harga saham
apabila dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus kas.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Arus Kas Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
H3
:
4.
Pengaruh Laba bersih Terhadap Harga Saham
Menurut Lukman Syamsudin (2004:63) mengatakan bahwa Para
pemegang saham menaruh perhatian pada tingkat keuntungan masa yang
akan datang. Menurut Eduardus Tandelilin (2001 :236) menyatakan bahwa
Besarnya tingkat pengembalian perusahan dapat dilihat melalui besar
kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat
pengembalian investasi (ROI) perusahaan akan tinggi sehingga para investor
akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut
akan mengalami kenaikan.
Penelitian San Susanto (2006) memiliki variabel yaitu informasi laba,
aliran kas, harga saham dan siklus hidup perusahaan. Hasil dari penelitian
ini yaitu pada tahap start-up, aliran kas investasi (CFIPS) berpengaruh
negatif terhadap harga saham sedangkan laba (EPS), aliran kas operasi
(CFOPS) dan aliran kas pendanaan berpengaruh positif terhadap harga
saham. Penelitian Ball dan Brown Menguji hubungan antara laba akuntansi
25
dengan harga saham menyimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan laba
perusahaan berhubungan dengan kenaikan dan penurunan harga saham.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan
atau laba mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Apabila tingkat
Return On Investment (ROI) yang dihasilkan tinggi maka harga saham pun
akan tinggi atau mengalami kenaikan.
Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H4
: Laba Bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
26
Download