BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendirididefinisikan sebagai berikut :“Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yangmelaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”. Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan danpengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”. Pengertian Arus Kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002;2.2) adalah: “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu. Pengertian Arus Kas menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Keuangan I Edisi keempat” menyatakan sebagai berikut : “Arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut”. (2002:61). Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan dalam suatu periode tertentu. 8 2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas entitas berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Bersama dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset neto entitas,stuktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan entitas untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dimasa yang akan dating sebagai bentuk penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. (IAI ,2013 : 53). Menurut IAI 2012 Laporan arus kas berguna untuk : a. Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih dan stuktur keuangan perusahaan b. Memberikan informasi kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang usaha c. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas yang memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) berbagai perusahaan d. Memprediksi besarnya arus kas operasi masa mendatang. 9 e. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama f. Member indikator jumlah, waktu dan kepastiaan arus kas masa depan g. Meneliti kecermatan transaksi arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga saham. 3. Penyajian Laporan Arus Kas Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan tahunannya.Untuk menentukan dan menyajikan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi dapat digunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung (Direct Method) dan metode tidak langsung (Indirect Method). (Prastowo dan Juliaty 2002:31). a. Metode langsung Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya terdiri atas arus kas opersai yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas.Dengan metode ini, kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.Metode langsung pada dasarnya merupakan laporan labarugi berbasis tunai atau kas yang menunjukkan penerimaan kas dan pengeluaran kas secara ringkas. Pada metode langsung, rekening penghasilan dan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan 10 biaya dengan basis kas.Arus kas operasi ini dihitung dari jumlah pendapatan (Penghasilan) dan beban (biaya), disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan. b. Metode Tidak Langsung Dengan metode ini, untuk menentukan dan menyajikan jumlah arus kas bersih yang sama dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan laba bersih berbasis akrual dengan perubahan aktiva atau utang lancar yang berkaitan. Metode ini tidak menentukan kategori utama dari arus kas operasi seperti halnya pada metode langsung. Penyesuaian yang dilakukan pada metode ini dimaksudkan untuk mengeluarkan : 1) Pengaruh transaksi bukan kas, seperti depresiasi, amortisasi, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan atau kerugian valuta asing yang belum direalisir. 2) Pengaruh diferel arus kas masa lalu (misalnya perubahan saldo persediaan) dan akrual dan arus kas yang diharapkan di masa depan (misalnya perubahan piutang atau hutang. 3) Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan, seperti laba atau rugi penjualan aktiva tetap. 4. Klasifikasi Laporan Arus Kas Laporan arus kas (cash flows) mengklasifikasikan setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam kategori aktivitas-aktivitas operasi. Menurut 11 Sofyan Syafri Harahap dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu : a. Aktivitas-aktivitas Operasi Aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang untuk dijual serta penyediaan jasa.Arus kas diaktivitas-aktivitas operasi biasanya menunjukan dampak dari transaksi-transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih.Termasuk dalam kategori sebagai arus kas masuk (cash inflow) adalah penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa yang dibelinya, pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman sedangkan dalam kategori arus kas keluar (cash out flows) adalah pembayaran untuk gaji barang dan jasa dan beban operasi. b. Aktivitas-aktivitas Investasi Aktivitas ini biasanya mencakup transaksi-transaksi : 1) pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman dan 2) perolehan dan penjualan a) surat berharga yang tidak setara kas dan b) aktiva-aktiva produktif yang diharapkan menghasilkan pendapatan selama beberapa periode. 12 c. Aktivitas-aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi perolehan atau pengembalian sumber daya dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi mereka, serta perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam, atau pelunasan kewajiban. Contoh arus kas masuk dari aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi penerbitan wesel, obligasi, hipotik, pinjaman-pinjaman jangka pendek lainnya. Serta penerbitan saham biasa dan saham preferen. B. Laba 1. Pengertian Laba Menurut Soemarso (2004:245) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Pengertian laba menurut Zaky Baridwan (2004 : 29)Kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.Sedangkan menurut Henry Simamora (2002 : 45)Laba adalah perbandingan antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih. 13 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan mendapatkan rugi. 2. Jenis-Jenis Laba Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2001 : 219) mengemukakan jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba, yaitu : a. Laba kotor Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan dengan hargapokok penjualan. b. Laba dari operasi Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban biaya c. Laba bersih Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain. 14 3. Tujuan Pelaporan Laba Menurut Anis dan Imam (2003 : 216) mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut : a. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya. b. Sebagai dasar pengukuran prestasi manajemen. c. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak. d. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara. e. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus. f. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. g. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran. h. Sebagai dasar pembagian deviden. Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan. 15 C. Harga Saham 1. Pengertian Harga Saham Menurut R. Agus Sartono (2001:41)dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori dan aplikasi menyatakan bahwa harga saham adalah sebesar nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang diharapkan akan diterima.Sedangkan menurut Saragih (2005:1) harga saham adalah harga yang terbentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan.Adapun menurut Ridwan S. Sundjaja harga saham didefinisikan pula sebagai nilai per lembar yang tercantum dalam akta pendirian. Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga saham pada dasarnya merupakan bukti pernyertaan modal dari investor kepada emiten yang menunjang bukti kepemilikan suatu perusahaan dan investor memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva yang dimiliki perusahaan. 2. Jenis-Jenis Nilai Saham Terdapat beberapa jenis nilai saham yang dapat mempengaruhi dalam penetapan harga saham, salah satu diantaranya adalah menurut apa yang dipaparkan oleh Eduardus Tandelilin (2001 : 183)dalam bukunya “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio” berbagai jenis nilai saham yaitu : a. Nilai Nominal Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran 16 perusahaan yang mempunyai saham tersebut.Jadi nilai nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan. b. Nilai Buku Nilai buku menunjukan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku sering kali lebih tinggi daripada nilai nominalnya. c. Nilai Intrinsik Nilai Intrinsik merupakan nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. d. Nilai Pasar Nilai Pasar adalah harga saham biasa yang terjadi dipasar selembar saham biasa adalah harga yang dibentuk oleh penjualan dan pembelian ketika mereka memperdagangkan saham.” 3. Proses Terbentuknya Harga Saham Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : a. Demand to Buy Schedule Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham. Biasanya mereka akan memakai jasa para broker atau pialang saham. 17 Investor dapat memilih saham mana yang akan dibeli dan bisa menetapkan standar harga bagi investor itu sendiri. b. Supply to sell schedule Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor. c. Interaction of Schedule Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya perusahaan yang mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk diperdagangkan. Saat di pasaran, harga saham tersebut akan berubah karena permintaan dari para investor. Ekspektasi harga yang dimiliki oleh buyer akan mempengaruhi pergerakan harga saham yang pada awalnya telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi pertemuan harga yang ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer, maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal. 4. Penilaian Harga Saham Menurut Suad Husna (2001:345) Terdapat dua model dan teknik analisis dalam penilaian harga saham yaitu : 18 a. Analisis Fundamental Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan fundamental. datang dengan informasi mengestimate fundamental nilai faktor-faktor diantaranya :kemampuan manajemen perusahaan, prospek perusahaan, prospek pemasaran, perkembangan teknologi, kemampuan menghasilkan keuntungan, kemampuan terhadap perekonomian nasional, kebijaksanaan pemerintah, hak-hak yang diterima investormempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, danmenerapkan hubungan variabelvariabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. b. Analisis teknikal Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dankarenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. ” D. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian San Susanto (2006) Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai relevansi informasi laba dan aliran kas terhadap harga saham.Penelitian ini 19 memiliki variabel yaitu informasi laba, aliran kas, harga saham dan siklus hidup perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu pada tahap start-up, aliran kas investasi (CFIPS) berpengaruh negatif terhadap harga saham sedangkan laba (EPS), aliran kas operasi (CFOPS) dan aliran kas pendanaan berpengaruh positif terhadap harga saham. 2. Meythi (2006) Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk menguji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Variabel – variabel penelitian ini yaitu arus kas operasi, harga saham, dan persistensi laba.Hasil dari penelitian ini yaitu arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham dan persistensi laba, persistensi laba juga tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Agung Taufik Hidayat (2008) Variabel – variabel penelitian ini adalah komponen arus kas, laba akuntansi, dan harga saham.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,672, nilai t hit sebesar 5,269, dan prob. signifikan sebesar 0,000 dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. 4. Triyono dan Jogiyanto Penelitian Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa informasi arus kas akan memberikan hubungan yang signifikan dengan 20 harga saham apabila dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus kas. 5. Ninna Daniati (2006) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas (arus kas operasi, investasi, dan pendanaan), laba kotor dan size perusahaan terhadap tingkat return saham yang diharapkan (expected return) oleh investor. Penelitian ini memiliki variabel yaitu komponen laporan arus kas, laba kotor, size perusahaan, dan expected return. Hasil penelitian ini yaitu arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikansi yang lebih kecil terhadap expected return masing-masing sebesar 0,036, 0,004 dan 0,034 dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan berpengaruh terhadap expected return. 6. Penelitian Rahmat Febrianto (2005) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti secara empirik angka laba mana, dari tiga angka laba, yang sesungguhnya direaksi oleh investor. Penelitian ini memiliki variabel yaitu laba kotor, laba operasi, laba bersih, dan return abnormal. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R2 sesuaian (Adjusted R2) berkisar antara 0,7 persen hingga 7,3 persen untuk laba kotor. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R 2 sesuaian (Adjusted R2) berkisar antara -0,3 persen hingga 2,6 persen untuk laba operasi. Hasil dari penelitian ini yaitu nilai R2 sesuaian (Adjusted R2) berkisar antara -0,1 persen hingga 2,1 persen untuk laba bersih, dapat disimpulkan bahwa angka laba kotor lebih 21 mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. E. Kerangka Penelitian Investor pada umumnya selalu bersifat risk a verter (menghindari resiko) dan seorang yang rasional. Dengan demikian investor dalam mengambil keputusan investasi (menjual atau membeli saham) akan mendasarkan pada informasi baik yang bersifat fundamental maupun teknikal. Salah satu faktor fundamental yang paling sering digunakan adalah informasi arus kas dan laba karena dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Arus kas dan laba dapat juga dipakai sebagai sinyal peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan yaitu dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan yang berisi kandungan-kandungan informasi yang penting bagi keputusan investasi seorang investor dimana apabila perusahaan memiliki laba yang cukup tinggi dan informasi arus kas yang memadai maka kondisi perusahaan tersebut secara finansial dapat dikatakan baik, sehingga akan ada respon baik juga dari investor.pengaruh dari masing-masing variabel tersebut terhadap harga saham dapat digambarkan dalam model seperti ditunjukan dalam gambar berikut : 22 Arus Kas Operasi(X1) Arus Kas Investasi (X2) Harga Saham (Y) Arus Kas Pendanaan (X3) Laba Bersih (X4) 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran F. Hipotesis 1. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap harga Saham Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Hasil penelitian Agung Taufik Hidayat menunjukkan bahwa hanya arus kas operasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Variabel arus kas operasi diperoleh nilai sebesar 0,672, nilai t hit sebesar 5,269, dan prob. signifikan sebesar 0,000 dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Penelitian ini meberikan gambaran bahwa informasi arus kas akan memberikan hubungan yang signifikan dengan harga saham apabila dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus kas. 23 Berdasarkan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Arus Kas Operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H1 : 2. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap harga Saham Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual investasi aktiva jangka panjang produktif. Hasil penelitian Ninna Daniati ini yaitu arus kas investasi, laba kotor dan size perusahaan memiliki pengaruh signifikansi yang lebih kecil terhadap expected return masing-masing sebesar 0,036, 0,004 dan 0,034 dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan berpengaruh terhadap expected return. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H2 : Arus Kas Investasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan. Penelitian Triyono dan Jogiyanto menyatakan bahwa pemisahan total arus kas ke dalam tiga komponen arus kas yaitu arus kas operasi, arus kas 24 investasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham. Penelitian ini meberikan gambaran bahwa informasi arus kas akan memberikan hubungan yang signifikan dengan harga saham apabila dilakukan pemisahan atas komponen-komponen arus kas. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Arus Kas Pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. H3 : 4. Pengaruh Laba bersih Terhadap Harga Saham Menurut Lukman Syamsudin (2004:63) mengatakan bahwa Para pemegang saham menaruh perhatian pada tingkat keuntungan masa yang akan datang. Menurut Eduardus Tandelilin (2001 :236) menyatakan bahwa Besarnya tingkat pengembalian perusahan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi (ROI) perusahaan akan tinggi sehingga para investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut akan mengalami kenaikan. Penelitian San Susanto (2006) memiliki variabel yaitu informasi laba, aliran kas, harga saham dan siklus hidup perusahaan. Hasil dari penelitian ini yaitu pada tahap start-up, aliran kas investasi (CFIPS) berpengaruh negatif terhadap harga saham sedangkan laba (EPS), aliran kas operasi (CFOPS) dan aliran kas pendanaan berpengaruh positif terhadap harga saham. Penelitian Ball dan Brown Menguji hubungan antara laba akuntansi 25 dengan harga saham menyimpulkan bahwa kenaikan atau penurunan laba perusahaan berhubungan dengan kenaikan dan penurunan harga saham. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan atau laba mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Apabila tingkat Return On Investment (ROI) yang dihasilkan tinggi maka harga saham pun akan tinggi atau mengalami kenaikan. Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H4 : Laba Bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 26