ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2015 Oleh: Iqsyadina Fikriya 011411223004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2015 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran Unair Oleh: Iqsyadina Fikriya 011411223004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI ii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 2015 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran Unair Oleh: Iqsyadina Fikriya 011411223004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI iii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI iv HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI Skripsi dengan judul “Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indiktor Inflamasi di Rumah Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015” Telah diuji tanggal : 2 Agustus 2016 Panitia penguji Skripsi : Ketua : Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K) NIP. 19770814 200501 2 001 Anggota Penguji : 1. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes NIP. 19700129 199702 2 002 : 2. Ashon Sa’adi, dr., SpOG (K) NIP. 19671224 199703 1 003 SKRIPSI v HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul “Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indiktor Inflamasi di Rumah Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015” Telah diuji tanggal : 2 Agustus 2016 Panitia penguji Skripsi : Ketua : Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K) NIP. 19770814 200501 2 001 Anggota Penguji : 1. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes NIP. 19700129 199702 2 002 : 2. Ashon Sa’adi, dr., SpOG (K) NIP. 19671224 199703 1 003 SKRIPSI vI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA MOTTO Whoever submit his/her whole self to Allah while he/she is a doer of good- then he/she has grasped indeed the most trustworthy hand-hold (buhul); And to Allah return all matters for decision. Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan. (Q.S. Luqman_31 : ayat 22) SKRIPSI vii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah serta bimbingan-Nya dapat diselesaikannya skripsi dengan judul “Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indikator Inflamasi di Rumah Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015” Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada : 1. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program studi pendidikan bidan. 2. Baksono Winardi, dr., Sp .OG (K) selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan dorongan kepada saya untuk menyelesaikan program studi pendidikan bidan. 3. Ashon Sa’adi, dr., Sp. OG (K) selaku dosen pembimbing I penelitian skripsi yang telah memberikan bimbingan dan sarannya selama proses pengerjaan skripsi ini. 4. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes. selaku dosen pembimbing II penelitian skripsi yang telah memberikan bimbingan dan sarannya selama proses pengerjaan skripsi ini. 5. Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K) selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik. SKRIPSI viii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6. Ketua Komite Etik Rumah Sakit Universitas Airlangga yang telah menyatakan penelitian ini layak etik 7. Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 8. Koordinator serta staf Rekam Medik Rumah Sakit Universitas Airlangga yang telah membantu dalam pelaksanaan pengambilan sampel penelitian. 9. Dosen serta staf sekretariat Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas kedokteran Universitas Airlangga yang telah banyak membantu. 10. Bapak Drs. Abd. Syakur, Ibu Binti Mubaiyah, Iqsyahiro Kresna Arsela, M. Iqsyarifal Fakhri dan segenap keluarga serta calon keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat dan material dalam proses pengerjaan penelitian. 11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bidan Alih Jenis dan Reguler yang juga memberikan semangat, bantuan serta teman berdiskusi. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, tetapi saya berharap dapat bermanfaat bagi pembaca. Surabaya, Juli 2016 Penulis SKRIPSI ix HITUNG LEUKOSIT PADA... . IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN Ketuban Pecah Dini (KPD) yang dikenal dengan istilah Premature Rupture of Membrane (PROM) merupakan salah satu komplikasi kehamilan yaitu pecah selaput ketuban secara spontan sebelum awitan persalinan. Sejak akhir kehamilan terjadi aliran sel-sel imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu proses inflamasi. Efek ini terjadi akibat dari toleransi ibu terhadap antigen jaringan asing dari janin yang bersifat semialogenik. Mediator proinflamsi menyebabkan terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit. Leukosit yang tinggi dapat mengaibatkan serangkaian proses biokimia yang dapat mengakibatkan degradasi kolagen sehingga menurunkan kekuatan selaput ketuban. Pada pemeriksaan rutin, hitung leukosit dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk skrining pada ibu hamil trimester ketiga kaitannya dengan akibat yang timbul karena proses inflamasi yang secara fisiologis terjadi pada akhir kehamilan. Leukosit berperan dalam pengaktifan sitokin yang menyebabkan rangsangan produksi hormon prostaglandin dan matriks metalloproteinase (MMP) dan merangsang kontraksi. Peningkatan MMP dapat menyebabkan peningkatan degenarasi kolagen khorioamnion yang berakibat pecahnya selaput ketuban dan struktur serviks yang berakibat terjadinya KPD Masalah. KPD merupakan salah satu komplikasi kehamilan dan persalinan yang memerlukan perhatian, karena prevalensinya yang cukup besar. Sekitar 10% perempuan hamil akan mengalami KPD. Di Indonesia, KPD terjadi pada sekitar 6,46-15,6% pada kehamilan aterm. Ketuban pecah dini berkaitan erat dengan peningkatan kadar leukosit kaitannya dalam proses inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan jumlah hitung leukosit melalui hasil pemeriksaan DL pada ibu hamil dengan dan tanpa KPD serta menunjukkan titik potong optimal peningkatan hitung leukosit pada ibu hamil dengan KPD Metode.dilakukan penelitian observasional potong lintang yang bersifat komparatif dengan pemilihan sampel total pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini selama tahun 2015 di RS Unair. Hitung leukosit dianalisis dengan uji t tidak berpasangan kemudian dilanjutkan dengan uji sensitifitas dan uji spesifisitas. Hasil. Didapatkan hasil bahwa rerata hitung leukosit pada kelompok ibu hamil dengan KPD (rerata 13,19. 103 /µl, SB 3,87) lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan kelompok ibu hamil tidak-KPD (rerata 8,30 . 103 /µl, SB 1,45) serta hitung leukosit dengan cut-off point ≥ 9,53 . 103 /µl memiliki sensitifitas 76,6%, spesifisitas 76,6% dengan ROC 0,88. Kesimpulan. rerata hitung leukosit pada kelompok ibu hamil dengan KPD lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan kelompok ibu hamil tidak-KPD . Hitung leukosit dengan cutt-off point ≥ 9,53 . 103 /µl dapat membedakan peningktan hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan tidak ketuban pecah dini dengan sensitifitas dan spesifisitas tertinggi (sensitifitas 76,6%, spesifisitas 76,6% dengan ROC 0,88) Kata kunci: hitung leukosit, KPD, titik potong SKRIPSI x HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ABSTRACT Background : Premature Rupture of Membrane (PROM) is a complication of pregnancy that spontaneous rupture of the membranes before the onset of labor. PROM is one of the complications of pregnancy and childbirth that require attention, because the prevalence is sizable. Approximately 10% of pregnant women will experience KPD. In Indonesia, KPD occurred at about 6.46 to 15.6% in term pregnancies. Premature rupture of membranes is closely related to increased levels of leukocytes relation to the inflammatory process. Objectives : the objective of this study is to analyze the the difference of leukocyte count through the DL test results in pregnant women with and without PROM and shows the optimal cut-off point of leukocyte count in pregnant women with PROM Methods : This study is a diagnostic test using comparative design. This research used the medical records of patients with PROM and non-PROM at Airlangga University Hospital in period of January to Desember 2015. Descriptive analysis and bivariate analysis using Independent T-test was done on some specific variables. The limit of significances was p <0.05 with 95% confidence interval. This research analyze the cuf-off point of leukocytes count with the best sensitivity, specificity. Result : The results of Independent T-test showed there is significant difference of leukocytes count between PROM and non-PROM. The limit of leukocytes count between PROM and non-PROM in Airlangga University Hospital is on cut off point ≥ 9,53 . 103 /µl with sensitivity 76,6%, specificity 76,6%, ROC 0,88. Conclusion : The leukocytes count at a certain value can be used as the important supporting diagnosis to compare PROM from non-PROM in aterm pregnancy, so that it will be easier to determine the therapy. SKRIPSI xi HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI Halaman SKRIPSI SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM .......................................................................................... PRASYARAT GELAR .................................................................................... SURAT PERNYATAAN................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................ LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. MOTTO ........................................................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ RINGKASAN .................................................................................................. ABSTRACT ..................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ........................................ i ii iii iv v vi vii viii x xi xii xiv xv xvi xvii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................ 1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................. 1 3 3 3 4 4 4 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Leukosit ......................................................................... 2.1.1 Definisi Leukosit................................................................ 2.1.2 Klasifikasi Leukosit ........................................................... 2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium Leukosit ................................. 2.1.4 Masalah Klinis Hasil Penghitungan Leukosit .................... 2.2 Konsep Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini ......................... 2.2.1 Definisi Kehamilan ............................................................ 2.2.2 Definisi Ketuban Pecah Dini ............................................. 2.2.3 Etiologi Ketuban Pecah Dini ............................................. 2.2.4 Patofosiologi Ketuban Pecah Dini ..................................... 2.2.5 Pengaruh Ketuban Pecah Dini .......................................... 2.3 Peningkatan Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini 2.3.1 Mekanisme Inflamasi dalam Kehamilan ........................... 2.3.2 Perubahan Sistem Hematologi dan Urinaria ...................... 2.3.3 Peran Leukosit Dalam Kehamilan dan ketuban Pecah Dini 6 6 6 8 10 12 12 14 14 16 17 19 19 20 21 xii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual.................................................................... 24 3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 25 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 4.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 4.2.1 Populasi .............................................................................. 4.2.2 Sampel ............................................................................... 4.2.3 Besar Sampel ..................................................................... 4.2.4 Tehnik Pengambilan Sampel ............................................. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .............................. 4.4.1 Variabel Penelitian ............................................................. 4.4.2 Definisi Operasional Variabel ........................................... 4.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data .................................... 4.5.1 Instrumen ........................................................................... 4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 4.6 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 4.6.1 Pengolahan Data ................................................................ 4.6.2 Analisis Data ...................................................................... 4.7 Kerangka Operasional .................................................................. 4.8 Ethical Clearance ......................................................................... 4.8.1 Anonimity ( Tanpa Nama) ................................................. 4.8.2 Confidentiality (Kerahasiaan) ............................................ 4.9 Keterbatasan ................................................................................ 26 27 27 27 27 28 28 29 29 29 30 30 31 31 31 32 34 35 35 35 35 BAB 5 HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 36 5.2 Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 37 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan .................................................................................... 44 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan..................................................................................... 51 7.2 Saran......... ...................................................................................... 51 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53 LAMPIRAN ...................................................................................... 56 SKRIPSI xiii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel 2.1 Data Normal Nilai Hitung Leukosit ............................................... 9 2.2 Nilai Hitung Jenis Leukosit ............................................................ 9 4.1 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 29 5.1 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan golongan umur .......... 37 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan status paritas .............. 38 5.3 Perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuaban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini ........................................ 39 Tabel 5.4 Tabel 2x2 Hasil Penelitian Diagnostik ............................................ 41 SKRIPSI xiv HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Lokasi Potensial Infeksi Bakteri ke dalam Uterus ....................... 15 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 24 Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 26 Gambar 4.2 Kerangka Operasional .................................................................. 34 Gambar 5.1 Receiver Operating Characteristik Curve .................................... 40 Gambar 5.2 Kurva sensitifitas dan spesifisitas hitung leukosit ....................... 40 Gambar 5.3 Diagram peningkatan hitung leukosit di RSUA tahun 2015....... 42 Gambar 5.4 Grafik peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD berdasarkan lamanya pecah ketuban di RSUA tahun 2015 ....................................................... 43 SKRIPSI xv HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 SKRIPSI Jadwal Kegiatan Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bidan FK UNAIR Tahun Ajaran 2015/2016 ...................................... 56 Berita Acara Perbaikan ................................................................. 57 Surat Permohonan Ijin Penelitian. ............................................ 61 Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian di RSUA .............. 62 Surat Keterangan Lolos Kaji Etik RSUA ................................. 63 Lembar Pengolahan Data Penelitian ........................................ 64 Pengujian Statistik dengan SPSS ........................................... ..... 71 Lembar Konsultasi ....................................................................... 78 xvi HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG Daftar Singkatan AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu AUC : Area Under the Curve CI : Confidence Interval CRP : C-Reactive Protein DL : Darah Lengkap IK : Interval Kepercayaan IL-1 : Iterleukin 1 IL-6 : Iterleukin 6 IL-8 : Iterleukin 8 ISK : Infeksi Saluran Kemih KPD : Ketuban Pecah Dini LP : Lag Period MMP : Matriks Metalloproteinase P : Probabilitas PG : Prostaglandin PGE2 : Prostaglandin E2 PGF2α : Prostaglandin F2α POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia pPROM : Preterm Prematur Rupture of Membran SKRIPSI PROM : Prematur Rupture of Membran ROC : Receiver Operating Charakteristik RS : Rumah Sakit RSUA : Rumah Sakit Universitas Airlangga SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDP : Sel darah Putih TIMP : Tissue Inhibitor of Metalloproteinases TNFα : Tumor Necrosis α UL : Urin Lengkap xvii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA VCAM : Vascular Cell Adhesion Molecule WBC : White Blood Cell WHO : World Health Organization Daftar Lambang SKRIPSI % : persentase / : per µl : mikro liter ≥ : lebih atau sama dengan dari < : kurang dari N : jumlah xviii HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu komplikasi kehamilan dan persalinan yang memerlukan perhatian, karena prevalensinya yang cukup besar. Sekitar 10% perempuan hamil akan mengalami KPD (Jazayeri, 2015). Di Indonesia, KPD terjadi pada sekitar 6,46-15,6% pada kehamilan aterm (POGI, 2014). Berdasarkan data SDKI tahun 2012 prevalensi ketuban pecah dini adalah 15% dari jumlah persalinan. (Badan Pusat Statistik, 2013). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2013 kasus kematian ibu sebanyak 49 kasus akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Rumah Sakit Universitas Airlangga merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan di kota Surabaya yang berperan aktif dalam penanganan komplikasi maternal neonatal dengan melakukan pemeriksaan laboratorium, termasuk pemeriksaan hematologi. Ketuban Pecah Dini yang dikenal dengan istilah Premature Rupture of Membrane (PROM) merupakan salah satu komplikasi kehamilan yaitu pecah selaput ketuban secara spontan sebelum awitan persalinan (Kennedy, 2014). Sejak akhir kehamilan terjadi aliran sel-sel imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu proses inflamasi. Efek ini terjadi akibat dari toleransi ibu terhadap antigen jaringan asing dari janin yang bersifat semialogenik. Mediator proinflamsi menyebabkan 1 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2 terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit (Cunningham et al, 2014). Rentang hitung leukosit selama kehamilan secara fisiologis lebih tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil (Kee, 2008). Di Korea Selatan penelitian menunjukkan berdasarkan histologis khorioamnitis semakin rendah usia kehamilan, maka semakin tinggi kadar serum C-Reactive protein dan leukositnya (Kim, et al., 2016). Leukosit yang tinggi dapat mengaibatkan serangkaian proses biokimia yang dapat mengakibatkan degradasi kolagen sehingga menurunkan kekuatan selaput ketuban. Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Kang dan kawan-kawan meneliti bahwa kepadatan sel selaput ketuban menurun pada ibu dengan ketuban pecah dini (Kang, et al. 2015). Pada umumnya hitung leukosit sering digunakan sebagai indikatator adanya infeksi. Namun dalam pemeriksaan rutin, hitung leukosit dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk skrining pada ibu hamil trimester ketiga kaitannya dengan akibat yang timbul karena proses inflamasi yang secara fisiologis terjadi pada akhir kehamilan. Leukosit berperan dalam pengaktifan sitokin yang menyebabkan rangsangan produksi hormon prostaglandin dan matriks metalloproteinase (MMP) dan merangsang kontraksi. Menurut penelitian yang dilakukan di China tahun 2015 bahwa wanita yang mengalami KPD memiliki kadar sitokin lebih tinggi dan menigkat bergantung dengan lamanya fase KPD (Wang, et al., 2016). SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3 Peningkatan MMP dapat menyebabkan peningkatan degenarasi kolagen khorioamnion yang berakibat pecahnya selaput ketuban dan struktur serviks yang berakibat penipisan serviks. Hormon prostaglandin berperan dalam kontraksi uterus sehingga akan mengakibatkan proses inpartu. Namun bila pecahnya selaput ketuban tidak diikuti dengan tanda persalinan maka disebut dengan ketuban pecah dini. Penelitian sebelumnya tenang ketuban pecah dini dilakukan oleh Lee bahwa peningkatan hormon prostaglandin dapat menjadi kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini (Lee, et al., 2009). Berdasarkan penelitian oleh beberapa para ahli ini menunjukkan bahwa ketuban pecah dini berkaitan erat dengan peningkatan kadar leukosit kaitannya dalam proses inflamasi. Dengan melihat fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan total hitung leukosit pada darah ibu hamil dengan usia kehamilan yang aterm dengan pemeriksaan hitung darah lengkap pada kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini dibandingkan dengan kehamilan yang tidak mengalami komplikasi ketuban pecah dini 1.2 Rumusan Masalah “ Adakah perbedaan hitung leukosit darah antara kehamilan aterm dengan ketuban pecah dini dan kehamilan aterm tanpa ketuban pecah dini?” SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan adanya perbedaan hitung leukosit dilihat dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap (DL) pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami ketuban pecah dini. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Menganalisis perbedaan jumlah hitung leukosit melalui hasil pemeriksaan darah lengkap pada ibu hamil dengan KPD bila dibandingkan dengan ibu hamil tanpa KPD 2) Menunjukkan titik potong optimal (cut-off point) peningkatan hitung leukosit pada ibu hamil dengan KPD bila dibandingkan dengan ibu hamil tanpa KPD 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitiaan ini bermanfaat untuk mengetahui peranan leukosit dan hubungannya dengan proses inflamasi selama kehamilan dan kejadian ketuban pecah dini. 1.4.2 Manfaat Praktis 1) Menambah wawasan mahasiswa mengenai proses perubahan hematologi terutama hitung leukosit terhadap kejadian ketuban pecah SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5 dini dalam kaitannya dengan proses inflamasi selama kehamilan trimester ketiga. 2) Bagi tenaga medis, dapat dijadikan sebagai informasi tentang peningkatan leukosit yang dapat beresiko terhadap kejadian ketuban pecah dini sehingga dapat dijadikan indikator pencegahan kejadian ketuban pecah dini 3) Bagi pihak rumah sakit, dapat dijadikan bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan optimal, serta meningkatkan mutu pelayanan di dalam ruang lingkup pelayanan maternal perinatal terkait dengan pengelolaan peningkatan total hitung leukosit pada ketuban pecah dini. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Leukosit 2.1.1 Definisi Leukosit Leukosit atau sel darah putih ( white blood cell, WBC, lekocyte) merupakan salah satu sel yang membentuk darah. Leukosit merupakan bagian dari sitem pertahanan tubuh, sel ini memeberikan respon yang cepat pada benda asing yang masuk dengan cara bergerak ke arah sisi organ yang mengalami gangguan (Cunningham et al, 2014) 2.1.2 Klasifikasi Leukosit Leukosit merupakan kelompok dari beberapa jenis sel. Leukosit dibedakan menjadi: Granulosit (Leukosit granuler/ polimorfonuclear) dan Agranulosit (Leukosit nongranuler/ mononuclear) 1) Granulosit Paling banyak terdapat dalam darah, sekitar 75%. Terdapat butir spesifik yang mengikat zat warna dan sitoplasma. (1) Sel neutrofil Jumlahnya paling banyak sekitar 60-70% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 dalam darah normal. (Subowo, 2009). Neutrofil merupakan garis terdepan pertahanan tubuh selama infeksi akut karena mempunyai kemampuan fagositosis. Neutrofil berespon lebih cepat terhadap inflamasi dan sisi cidera jaringan dibanding dengan jenis leukosit yang lain. 6 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7 Neutrofil yang belum matang disebut dengan batang dan dapat bermultiplikasi dengan cepat selama infeksi akut, sedangkan yang sudah matang disebut segmen (Kee, 2008) (2) Sel eosinofil Jumlah sel eosinofil sebanyak 1-3% dari seluruh leukosit atau 150-450 buah per mm3 darah. Sel eosinofil berkaitan dengan peristiwa alergi dan sering ditemukan dalam jaringan yang mengalami reaksi alergi atau radang kronis. Hitung jenis eosinofil meningkat selama alergi disebabkan oleh parasitik. (Kee, 2008; Subowo, 2009). (3) Sel basofil Jumlah sel basofil sekitar 0,5% sehingga sangat sulit ditemukan pada sediaan apus. Ukurannya 10-12 µm. Sitoplasmanya mengandung bahan-bahan diantaranya histamin yang berperan dalam proses alergi atau anafilaksis (Subowo, 2009). Hitung basofil meningkat pada masa penyembuhan. Pada peningkatan steroid, hitung basofil akan menurun (Kee, 2008) 2) Agranulosit (1) Limfosit Jumlah limfosit sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 2030% dari seluruh leukosit. Limfosit dapat berperan dalam sistem imunologik, dikenal dengan nama sel imunokompeten dan dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T (Subowo, 2009). SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8 Peningkatan jumlah limfosit (limfositosis) terjadi pada infeksi krinis dan virus (Kee, 2008). (2) Monosit Berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Monosit memiliki diameter terbesar yaitu 12-15µm. Monosit adalah pertahanan baris kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Sel ini lebih kuat daripada neutrofil dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih besar. (Kee, 2008). Monosit mampu bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan pengikat dan monosit berubah menjadi makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Selain berfungsi sebagai fagositosis sel makrofag dapat berperan menyampaikan antigen kepada limfosit untuk bekerja sama dalam sistem imun (Subowo, 2009). 2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium Leukosit Salah satu pemeriksaan yang dapat menunjukkan adanya infeksi dan inflamasi adalah dengan pemeriksaan darah rutin dan urin rutin, dengan menghitung jumlah Sel Darah Putih (SDP) atau White Blood Cell (WBC) (Gomez et al., 2010). 1) Pemeriksaan Darah Hitung dan hitung jenis leukosit termasuk dalam uji hematologi atau Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count). Hitung leukosit cenderung lebih rendah di pagi hari daripada siang hari. Steroid dapat menurunkan hasil eosinofil dan limfosit. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9 Tabel 2.1 Data Normal Nilai Hitung leukosit Keadaan subyek Nilai Normal Leukosit ( /mm3) Bayi baru lahir 9.000 30.000 Balita usia 2 tahun 6.000 17.000 Anak usia 10 tahun 4.500 13.500 Wanita 4.300 9.100 Ibu hamil 5.000 16.000 Ibu bersalin 9.000 30.000 Ibu postpartum 25.000 30.000 Sumber: (Kee, 2008; Gomez, 2010) Hitung jenis leukosit terdiri atas 5 jenis leukosit yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, monosit. Hitung jenis leukosit dinyatakan dalam milimeter kubik atau mikro liter (mm3, µl). Hitung jenis leukosit memberi informasi yang lebih spesifik tentang infeksi dan proses penyakit. Tabel 2.2 menunjukkan prosentase hitung jenis leukosit dalam leukosit. Tabel 2.2 Nilai Hitung Jenis Leukosit Jenis Leukosit Prosentase hitung jenis Neutrofil 50,0 – 70,0 % Eosinofil 1,0 – 3,0% Basofil 0,4 – 1,0 % Limfosit 25,0 – 35,0 % Monosit 4,0 – 6,0 % Sumber: (Kee, 2008) 2) Pemeriksaan Urin Jumlah leukosit dalam urin dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik sedimen urin yang merupakan rangkaian dari pemeriksaan urin atau urinalisis. Adanya leukosit di dalam sedimen urin dapat ditemukan terdapat dalam urin wanita yang sedang mengalami menstruasi atau berasal dari saluran kemih. Dalam keadaan normal SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10 jumlah leukosit hanya 0-5 per lapangan penglihatan kecil dan pada wanita dapat pula karena kontaminasi dari genetalia (Kee, 2008). 2.1.4 Masalah Klinis Hasil Penghitungan Leukosit Peningkatan leukosit dalam darah disebut dengan leukositosis dan penurunan leukosit disebut leukopenia (Kee, 2008; Subowo, 2009). Pada umumnya, leukosit adalah indikator adanya infeksi di dalam tubuh, sehingga peningkatan kadar leukosit di dalam darah dapat dijadikan gambaran adanya infeksi (Gomez et al., 2010). Peningkatan kadar leukosit dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Kadar leukosit akan meningkat pada keadaan berikut ini: (1) Infeksi akut (2) Nekrosis jaringan (3) Leukemia (4) Penyakit kolagen (5) Anemia hemolitik dan sel sabit (6) Stres (pembedahan/trauma, perdarahan demam, kekacauan emosional yang berlangsung lama) (7) Aktifitas fisik berlebihan, kelelahan. (8) Kehamilan, persalinan dan nifas (9) Menstruasi (10) Obat (merkuri, epinefrin, kortikosteroid SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11 Penurunan kadar leukosit dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini (1) Penyakit hematopoetik (2) Infeksi virus (3) Malaria (4) Agranulositosis (5) Alkoholisme (6) Sistem lupus eritematosus (7) Artritis reumatoid Terdapat leukosit dalam jumlah banyak di urin desebut piuria. Keadaan ini sering dijumpai pada kasus infeksi saluran kemih atau kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan flour albus dan pada ibu KPD dengan tanda-tanda infeksi. Tampilan urin yang terdapat leukosit biasanya berwarna keruh dan berkabut. Masalah klinis yang mungkin terjadi adalah infeksi saluran kemih (ISK), demam, latihan fisik berlebihan, lupus nefritis, penyakit ginjal dan bahkan tumor. Bila leukosit terdeteksi dalam urin maka harus dilakukan pemeriksaan kultur urin (Kee, 2008). SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 12 2.2 Konsep Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini 2.2.1 Definisi Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu (Saifuddin, 2011). Status reproduksi merupakan determinan antara yang menyebabkan terjadinya komplikasi pada maternal maupun perinatal. Gravida dan umur merupakan bagian dari status reproduksi yang menjadi determinan antara yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi ibu dan anak (Saifuddin, 2009) 1) Umur ibu Umur atau usia adalah lawan waktu hidup sejak dilahirkan atau diadakan. Umur ibu merupakan salah satu indikator untuk menentukan apakah kehamilan ibu dalam faktor resiko kehamilan atau tidak. Umur yang beresiko untuk melangsungkan kehamilan adalah umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Umur sehat untuk reproduksi adalah umur ibu dari 20 tahun sampai 35 tahun. Umur antara 20-35 tahun merupakan umur dengan kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya di umur tersebut ibu hamil memiliki risiko yang rendah untuk ibu dan janin (Affandi,2012). Kehamilan ibu pada umur kurang dari 20 tahun sangat beresiko terhadap diri ibu dan janin karena alat reproduksi yang belum matang SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13 untuk proses kehamilan sehingga dapat menyebabkan terjadinya komplikasi persalinan yang dapat merugika kesehatan ibu maupun janin (Manuaba,2012). Umur ibu lebih dari 35 tahun beresiko terhadap kesehatan ibu dan janin serta pada umur ini kehamilan akan berpotensi mengalami kegawatdaruratan obstetri atau APGO (Ada Potensi Gawat Obstetri) (Saifuddin,2009). Kesehatan ibu dengan umur lebih dari 35 tahun tidak seoptimal pada ibu hamil dengan umur 20-35 tahun karena pada umur lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu akan menurun dan mudah terserang penyakit serta organ reproduksi juga mengalami penuaan sehingga jalan lahir menjadi kaku dan terjadi perubahan pada jaringan organ reproduksi dalam (Rochjati, 2011) 2) Status paritas Penentuan graviditas/paritas yang pertama adalah menggunakan sistem gravida/para 2-digit, maka gravida menunjukkan berapa kali seorang wanita pernah hamil. Bila saat ini hamil, kehamilan masuk hitungan dan menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya tetap dihitung sebagai satu kali kehamilan. Jika janil lahir mati namun sudah melewati usia viabilitas maka hal tersebut masuk hitungan paritas. Penghitungan paritas klasik menggunakan sistem 4-digit yaitu digi pertama: jumlah kehamilan cukup bulan yang dilahirkan setelah melewati usia viabilitas(>37 minggu). Digit kedua: jumlah kelahiran kurang bulan (<37 minggu). Digit ketiga: jumlah kehamilan yang berakhir dengan aborsi spontan atau diinduksi sebelum janin viabel (kehamilan <20 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14 minggu atau BB janin <500gr). Digit keempat: jumlah anak yang saat ini hidup. Ada beberapa istilah terkait dalam paritas, antara lain: nulipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan janin viabel, primipara adalah wanita yang pernah melahirkan satu kali (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengan 28 janin viabel, multipara adalah wanita yang perbah melahirkan dua kali atau lebih (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengna janin viabel. Dan grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan sampai lima anak atau lebih. 2.2.2 Definisi Ketuban Pecah Dini Ketuban Pecah Dini (KPD) dikenal dengan istilah Premature/Spontaneus/Early Rupture of Membrane (PROM) adalah pecah selaput ketuban secara spontan sebelum adanya tanda persalinan atau dimulainya tanda inpartu pada usia kehamilan lebih dari 37 minggu (Kemenkes RI, 2013; Kennedy, 2014; Jazayeri, 2015). KPD adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Mochtar, 2012). Ketuban yang pecah sebelum terdapat tanda persalinan, dan setelah ditunggu 1 jam belum ada tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2010). 2.2.3 Etiologi Ketuban Pecah Dini Pada dasarnya mekanisme yang mengawali ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti, ketuban pecah dini merupakan sindroma yang dapat berhubungan dengan berbagai faktor. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15 Ketuban pecah dini memiliki hubugan dengan hal-hal berikut : (1) Hipermortilitas rahim yang telah lama terjadi sebelum ketuban pecah, biasanya karena penyakit seperti pielonefritis, sistitis, servisitis, dan vaginitis (2) Kelainan selaput ketuban (selaput ketuban terlalu tipis) (3) Solusio plasenta (4) Kekurangan tembaga dan asam askorbik sebagai komponen kolagen yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal (5) Infeksi (amnionotis atau khorioamnitis) (6) Ketuban pecah dini afrisial, dimana dilakukan amniotomi terlalu dini ( Saifuddin, 2011; Jazayeri, 2015) Gambar 2.1 Lokasi potensial infeksi bakteri ke dalam uterus Sumber: (Jazayer, 2015) Faktor predisposisi lain yang mempengaruhi seperti: (1) Multipara (2) Malposisi (letak sungsang, letak lintang) (3) Disproporsi sefalopelvik, kesempitan panggul, (4) Servik inkompeten (5) Ketegangan rahim berlebihan SKRIPSI (Manuaba, 2010; Mochtar, 2012) HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16 2.2.4 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini Secara fisiologis, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus, peregangan berulang dan pada daerah tertentu mengalami perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda, ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina (Saifuddin, 2011). Menurut Manuaba (2010) mekanisme KPD adalah bila selaput ketuban tidak lagi kuat karena kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi, dan bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban bertambah lemah dan mudah pecah. Pada kehamilan aterm, perubahan yang terjadi secara fisiologis dan pengaruh dari kontraksi seringkali menyebabkan melemahnya kekuatan selaput ketuban sehingga terjadi ketuban pecah dini (Kennedy, 2014). Pecanya selaput ketuban berhubungan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Perubahan struktur, jumlah, dan katabolisme kolagen mengakibatkan aktivitas kolagen berubah sehingga selaput ketuban pecah. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimulasi infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17 mediator seperti prostaglandin, sitokin, dan protein hormon yang merangsang aktivitas “matrix degrading enzym” (Saifuddin, 2011). Degradasi kolagen dimediasi oleh Matriks Metaloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protase. Mendekati waktu persalinan keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraselular dan membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah dini (Saifuddin, 2011). Ketuban pecah dini berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Periode laten atau lag period (LP) adalah jarak antara pecahnya ketuban dengan permulaan persalinan. Periode laten akan semakin memanjang pada usia kehamilan yang semakin muda. Sedangkan lamanya persalinan akan lebih pendek dalam keadaan usia kehamilan yang semakin muda (Mochtar, 2012) 2.2.5 Pengaruh Ketuban Pecah Dini Resiko pada ibu dan janin akibat KPD meningkat seiring dengan durasi atau lamanya waktu sebelum persalinan dan frekuensi periksa dalam (Kennedy, 2014). Semakin lama periode laten maka semakin besar resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia gestasinya. Dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatkan insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal (Saifuddin, 2011) SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18 Terbukanya jalan lahir akibat KPD dapat menyebabkan infeksi ascendens, selain itu juga dapa dijumpai infeksi puerperalis, peritonitis, septikemia, serta dry-labour (Mochtar, 2012) Resiko terhadap neonatal dapat berupa (1) Infeksi neonatus (2) Placental abrupton (3) Gawat janin (4) Fetal restriction deformities (5) Pulmonary hypoplasia (6) Kematian janin/ neonatus. (Jazayeri, 2015) Infeksi intrauterin terjadi bahkan sebelum ibu merasakan tanda gejala infeksi, sehingga hal ini menigkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal (Mochtar, 2012). Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu dapat terjadi korioamnitis, pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya korioamnitis terjadi sebelum ada tanda infeksi pada bayi (Saifuddin, 2011) SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19 2.3 Peningkatan Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini 2.3.1 Mekanisme Inflamasi dalam Kehamilan Dalam bukunya, Chunningham (2014) menyatakan bahwa: “Pregnancy is thought to be associated with suppression of various humoral and cell-mediated immunological functions to accommodate the “foreign” semiallogeneic fetal graft. In reality, pregnancy is both a proinflammatory and antiinflammatory condition, depending upon the stage of gestation.” Kalimat tersebut menjelaskan bahwa kehamilan berhubungan dengan penekanan berbagai hormon dan dan fungsi imunologis karena respon ibu hamil dalam menampung jaringan semiallogenik yaitu janin. Kehamilan mencakup 2 kondisi yaitu proinflamatory dan antiinflamatory bergantung pada tiap tahapan kehamilan. Mor (2011) membagi fase imunlogis kehamilan menjadi 3 fase. 1) Awal kehamilan berkaitan dengan proses proinflamasi. Selama proses implantasi dan pembentukan plasenta, blastokis harus menerobos ke lapisan rongga epitelium rahim untuk menetap di jaringan endometrium. Tropoblas menggantikan endotelium untuk otot polos pada pembuluh darah untuk mempertahankan peredaran darah pada plasenta. Aktifitas ini mengakibatkan perlunya aktifitas inflamasi dalam regenerasi sel epitelium rahim. 2) Pertengahan kehamilan berkaitan dengan proses antiinflamasi. Selama periode ini janin tumbuh dan berkembang dengan cepat. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20 3) Akhir kehamilan dan persalian ditandai dengan aliran sel-sel imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu terjadinya proses inflamasi (Cunningham et al, 2014) 2.3.2 Perubahan Sistem Hematologi dan Urinaria Perubahan hematologi pada saat kehamilan adalah meningkatnya volume darah, rata-rata peningkatan darah pada kehamilan aterm adalah 45-50%. Peningkatan terjadi secara fisiologis untuk mengganti aliran darah ekstra ke uterus, memenuhi kebutuhan metabolisme fetus, dan meningkatkan perfusi pada organ lain. Ekstra volume darah juga sebagai persiapan untuk menkompensaasi kehilangan darah dalam persalinan (Leveno, 2009; Aprillia, 2010) Jumlah sel darah putih yang lebih dari 15.000/mm3 merupakan indikasi adanya infeksi pada wanita hamil (Jazayeri, 2015). Peningkatan kadar leukosit pada wanita hamil sering terjadi karena adanya infeksi selama kehamilan sebagai respon terhadap agen infeksius (Sutedjo, 2008). Selain karena infeksi, secara fisologis wanita hamil mengalami peningkatan leukosit akibat toleransi ibu terhadap antigen jaringan asing dari janin yang bersifat semialogenik (Cunningham, 2008). Hitung leukosit cukup bervariasi selama kehamilan hingga mendekati 15.000 /mm3. Selama persalinan dan awal masa nifas leukosit meningkat hingga mencapai 25.000 /mm3 atau bahkan lebih sampai 30.000 /mm3. Namun nilai rata-ratanya 14.000 – 16.000 /mm3. Penyebab dari peningkatan Jumlah limfosit dan monosit berperan penting dalam SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21 persalinan faktor pembekuan darah meningkatkan kadar beberapa koagulan seperti fibrinogen (Aprillia, 2010; Cunningham et al, 2014). Selama kehamilan, masing-masing ginjal memanjang1-1,5 cm dan ureter berdilatasi sampai tepi atas tulang pelvis. Hal ini menyebabkan meningkatnya kejadian statis urin yang menyebabkan infeksi dan tes fungsi renal sulit diinterpretasi (Aprillia, 2010). Sedimen leukosit dianggap normal bila ditemukan 0-5/ daya penglihatan rendah (Kee, 2008) 2.3.3 Peran Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini Respon tubuh terhadap patogen melibatkan berbagai komponen sistem imun dan sitokin, baik yang bersifat pro inflamsi maupun antiinflamasi. Pada inflamasi atau jaringan yang meradang, prostaglandin berperan dalam menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskular. Mediator inflamsi yang dilepas menyebabkan terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit diantaranya makrofag, netrofil, dan limfosit. Molekul aktif seperti prostagalandin (PG) terlibat dalam proses persalinan. Pada persalinan normal Prostaglandin dihasilkan oleh desisua, dan konsentrasinya meningkat sejak kehamilan 15 minggu. Prostaglandin akan menyebabkan kontraksi uterus dan memicu persalinan. Sitokin tertentu seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6) tumor necrosis factor alpha (TNF-α) menstimulasi sintesa PG dari plasenta dan khorioamnion. Pada kehamilan normal, mediator pada intraamnion meningkat secara fisiologis sampai batas ambang terjadi pada titik kelahiran, menyebabkan dilatasi serviks dan persalinan (Manuaba, 2010) SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22 Infeksi menyebabkan proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. Invasi bakteri ke dalam koriodesidua akan melepaskan produk-produknya, seperti: endotoksin dan eksotoksin serta mengaktifkan sistem monositmakrofag pada maternal yang kemudian melepaskan sejumlah sitokin seperti TNF-, IL-1, IL-6, dan IL-8. Respon tubuh setelah invasi mikroba merupakan hasil interaksi kompleks antara microbial signal, leukosit, mediator humoral dan endotel vaskuler. Sitokin pada reaksi inflamasi memberi respon. Proses inflamasi akibat agen infeksius ini akan mecetuskan mediator-mediaor inflamasi seperti histamin, sitokin, leukotrien, dan prostaglandin. Selama demam, pirogen endogen (interleukin-1) dilepaskan dari leukosit dan bekerja langsung pada pusat termoregulator dalam hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Efek ini berhubungan dengan peningkatan prostaglandin otak (yang bersifat pirogenik). Reaksi peradangan/ inflamasi ini terjadi dengan perantara sel darah putih untuk melakukan proses fagositosis pada bakteri. Sitokin, endotoksin dan eksotoksin menstimulasi biosintesis PGF2-dan PGE2 di desidua atau amnion dan melepaskannya. Sitokin dapat berfungsi sebagai endokrin, parakin, autokrin. Sitokin berperan penting dalam mekanisme sistem imun dalam pertumbuhan plasenta dan pemeliharaan kehamilan. Puncak dari sintesis ini adalah pelepasan metaloprotease dan unsur-unsur bioaktif lainnya. Prostaglandin menstimulasi kontraksi uterus meningkatan matriks metaloprotease (MMP) pada selaput korioamnion sehingga menyebabkan SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23 degradasi kolagen yang berakibat pada melemahnya membran kolagen yang dalam hal ini berakibat pada penurunan kekuatan khorioamnion sampai dengan pecahnya selaput ketuban dan penurunan kolagen pada serviks merubah jaringan kolagen pada serviks menjadi lebih lunak (Cunningham et al, 2014). SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kehamilan aterm Infeksi Stress Estrogen ↓ Nekrosis Jaringan Oksitosin ↑ Aktifitas berat Peningkatan leukosit Progesteron ↓ Gangguan Hemaologi Proses inflamasi Sitokin ↑ Histamin ↑ Leukotrien ↑ Prostaglandin ↑ Kontraksi uterus ↑ MMP↑ Degradasi kolagen Kekuatan membran khorioamnion ↓ Penipisan serviks Ketuban Pecah Dini Pembukaan serviks Persalinan : Diteliti : Tidak diteliti Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 24 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25 Gambar 3.1 menjelaskan bahwa peningkatan leukosit dapat terjadi kerana beberapa hal, diantaranya kehamilan, infeksi, stress, nekrosis jaringan, aktifitas berat, dan ganggua sistem hematologi. Peningkatan Leukosit merupakan merupakan hal yang terjadi secara fisiologis dalam proses kehamilan dan persalinan. Peningkatan leukosit mengakibatkan proses inflamasi atau peningkatan suhu tubuh oleh pusat termoregulasi dalam hipotalamus. Masa akhir kehamilan merupakan fase proinflamsi akibat proses biokimia berbagai hormon dan aktivitas rahim yang mengakibatkan meningkatkan produksi sitokin yang merupakan merupakan salah satu mediator inflamasi. Sitokin diproduksi oleh sel darah putih, proses inflamasi menyebabkan sitokin menstimulasi biosintesis prostaglandin di desidua dan amnion. Prostaglandin menstimulasi kontraksi dan meningkatkan kadar enzim Matriks Metaloprotase (MMP) pada membran khorioamnion. Peningkatan kadar MMP menyebabkan degradasi kolagen meningkat pada membran khorioamnion dan penipisan jaringan serviks. Degradasi kolagen berakibat pada melemahnya kekuatan khorioamnion sampai dengan pecahnya selaput ketuban. Pecahnya selaput ketuban tanpa diikuti dengan tanda gejala persalinan disebut dengan Ketuban Pecah Dini (KPD). 3.2 Hipotesis Penelitian Terdapat perbedaan hitung leukosit darah antara kehamilan aterm dengan ketuban pecah dini dan kehamilan aterm tanpa ketuban pecah dini. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang telah dilaksanakan merupakan penelitian comparatif yang bersifat analitik observasional, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis (Notoatmodjo, 2010). Peneliti mempelajari dinamika korelasi antara hitung leukosit dengan kejadian ketuban pecah dini dengan cara pendekatan observasi/ pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dengan membandingkan hitung leukosit pada ibu hamil aterm dengan dan tanpa ketuban pecah dini. Populasi Eksklusi Inklusi Sampel Ibu hamil dengan KPD Ibu hamil tanpa KPD Hitung Leukosit Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Perbedaan Rerata Hitung Leukosit pada Kehamilan Dengan dan Tanpa Ketuban Pecah Dini 26 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan aterm yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Universitas Airlangga yang menjalani pemeriksaan laboratorium hematologi dan tercatat dalam rekam medik mulai dari bulan Januari – Desember 2015. 4.2.2 Sampel Dalam penilitian ini terdapat 2 kelompok sampel, yaitu ibu hamil aterm dengan KPD dan ibu hamil aterm TIDAK KPD yang tercatat dalam rekam medik pada bulan Januari - Desember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini. Kriteria inklusi Ibu Hamil dengan KPD 1) Ibu hamil usia kehamilan aterm usia kehamilan >37 – 42 minggu dengan diagnosis ketuban pecah dini 2) Menjalani pemeriksaan laboratirium DL 3) Mendapat persetujuan pihak Rumah Sakit untuk dilakukan pengkajian pada rekam medis pasien Kriteria inklusi Ibu Hamil TIDAK KPD 1) Ibu hamil usia kehamilan aterm usia kehamilan >37 – 42 minggu 2) Selaput ketuban utuh 3) Menjalani pemeriksaan laboratirium DL 4) Mendapat persetujuan pihak Rumah Sakit untuk dilakukan pengkajian pada rekam medis pasien SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28 Kriteria eksklusi KPD dan Tidak KPD 1) Terdapat tanda-tanda infeksi 2) Terdapat tanda gejala inpartu 3) Mengalami komplikasi kehamilan lain seperti obesitas, DM, Hipertensi, PE dan Gemelli 4) Rekam medis yang tidak lengkap 4.2.3 Besar Sampel Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sesuai dengan jumlah ibu hamil dengan KPD dan ibu hamil tanpa KPD di Rumah Sakit Universitas Airlangga yang tercatat dalam rekam medik mulai dari bulan Januari - Desember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari seluruh jumlah kehamilan dengan ketuban pecah dini yang dirawat di Rumah Sakit Universitas Airlangga sebanyak 87 ibu hamil, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 47 ibu hamil. Sedangkan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini sebanyak 47 ibu hamil. 4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini memakai dua tehnik pengambilan sampel. Kelompok sampel ibu hamil dengan KPD diambil dengan menggunakan tehnik total sampling yaitu seluruh ibu hamil dengan KPD yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi di RS Universitas Airlangga sedangkan untuk sampel ibu hamil tanpa KPD akan digunakan tehnik quota sampling, yang jumlah kuotanya menyesuaikan atau disamakan dengan kelompok sampel kehamilan dengan KPD agar kedua kelompok memiliki besar sampel yang sama. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya pada bulan April-Juni tahun 2016 dengan menganalisi data rekam medis pasien pada bulan Januari-Desember tahun 2015 4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional, 4.4.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kejadian KPD dalam kehamilan, sedangkan variabel terikatnya adalah hitung leukosit darah 4.4.2 Definisi Operasional Variabel Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel SKRIPSI Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel Bebas: Kejadian KPD dalam kehamilan Perbedaan diagnosa antara kehamilan dengan ketuban pecah dini dan kehamilan yang tidak mengalami ketuban pecah dini Kategori jenis kejadian KPD dalam kehamilan: 1. KPD (Hamil aterm dengan KPD) 2. TIDAK KPD (Hamil aterm tanpa KPD) Nominal Lembar pengumpul data Variabel Terikat: Hitung leukosit darah Hhitung leukosit pada ibu hamil dengan pemeriksaan laoratorium hematologi DL Tertulis jumlah hitung leukosit pada hasil pemeriksaan DL Interval HITUNG LEUKOSIT PADA... Skala Instrumen Lembar pengumpul data IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30 Karakteristik: Umur Ibu Hamil Umur saat melahirkan anak terakhir yang dilihat berdasarkan umur ibu yang tercatat di rekam medik Kategori umur ibu hamil dalam data register: 1. <20 (umur ibu hamil yang kurang dari 20 tahun) 2. 20-35 (umur ibu hamil antara 2035 tahun) Ordinal Lem bar pengumpul data 3. >35 (umur ibu hamil yang lebih dari 35 tahun Status Paritas Jumlah kehamilan ibu saat ini yang tercatat di rekam medik Kategori status gravida ibu hamil dalam rekam medik: 1. Primi Gravida (kehamilan ini merupakan kehamilan pertama) 2. Multi Gravida (kehamilan ini merupakan kehamilan Nominal Lembar pengumpul data 4.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 4.5.1 Instrumen Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah format lembar pengumpulan data atau lembar rekam medik pasien, yang disusun sesuai dengan kebutuhan penelitian dengan menggunakan data SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 31 sekunder pasien ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil yang tidak mengalami ketuban pecah dini dengan melihat rekam medik 4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengumpulkan data yang berisi jumlah ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini yaitu dengan melihat catatan register pada Ruang Bersalin di RSUA pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2015 2) Mengumpulkan data yang berisi jumlah ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini yaitu dengan melihat catatan register pada Poli Obstetri dan Ginekologi di RSUA pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2015 3) Melakukan pengambilan sampel penelitian menggunakan lembar rekam medis pada di Ruang Rekam Medis dengan dengan menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan menghindari kriteria ekslusi 4) Mengidentifikasi jenis kehamilan berdasarkan komplikasi yang dialami ibu, yaitu kehamilan dengan ketuban pecah dini dan kehamilan yang tidak mengalami ketuban pecah dini. 5) Mengumpulkan data dengan menggunakan lembaran pengumpulan data dan melakukan pengkodean 6) Mengidentifikasi hasil jumlah hitung leukosit berdasarkan pemeriksaan laboratorium darah lengkap 7) Melakukan pengolahan data dan analisis data SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 32 4.6 Pengolahan dan Analisis Data 4.6.1 Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Editing yang dilakukan untuk mengoreksi data atau menyunting data yang diperoleh atau dikumpulkan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa terhadap kelengkapan dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan penelitian. 2) Coding. Setelah data dikoreksi atau disunting, selanjutnya dilakukan coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka dengan menentukan code yang digunakan, untuk membedakan masing-masing subyek penelitian. Pengkodean yang dilakukan adalah membedakan subyek penelitian kelompok KPD adalah kelompok ibu hamil dengan komplikasi ketuban pecah dini, sedangkan kelompok TIDAK KPD adalah ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. 3) Entry. Setelah melakukan editing dan coding, data kemudian dimasukkan ke dalam master tabel sehingga data mudah dijumlah dan disusun untuk disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 4) Cleaning. Setelah melakukan entry data, data perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33 4.6.2 Analisis Data Pada penelitian ini, data penelitian dianalisis dengan metode analitik observasional untuk melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena atau faktor resiko yang dalam hal ini adalah total hitung leukosit pada ibu hamil aterm dengan faktor efek yaitu kejadian ketuban pecah dini. 1) Analisis Univariat Digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik subyek penelitian dengan menghitung distribusi dan persentase. Menjelaskan karakteristik ibu hamil sebagai subyek penelitian meliputi umur ibu, status paritas, serta lamanya pecah ketuban subyek penelitian baik ibu hamil dengan KPD maupun ibu hamil TIDAK KPD. 2) Analsis Bivariat Analisis data menggunakan komparasi yaitu dengan membandingkan perbedaan dua kelompok sampel. Data penelitian berdistribusi normal. Uji hipotesis yang digunakan adalah t-test independent karena variabel bebas berskala nominal (2 nilai yaitu ibu hamil dengan KPD dan ibu hamil tanpa KPD) dengan variabel tergantung berskala numerik (hitung leukosit darah). Interval kepercayaan (Confidence Interval) sebesar 95% dan p (signifikan < 0,05) Analisis ini menggunakan bantuan SPSS 23. Hasil analisis dilanjut dengan uji sensitifitas dan uji spesifisitas dengan metode Receiver Operating Characteristik (ROC) untuk mengetahui cut-off point peningkatan hitung leukosit. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34 4.7 Kerangka Operasional Kerangka kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi Populasi kasus: seluruh ibu hamil aterm RS Universitas Airlangga Surabaya pada bulan Januari-Desember 2015 dengan melihat data dari Rekam Medik Kehamilan dengan KPD tehnik total sampling di Ruang Bersalin RSUA Kehamilan non KPD tehnik quota sampling di Poli Obgyn RSUA Mengidentifikasi Hitung Leukosit berdasarkan hasil pemeriksaan Darah Lengkap Mengidentifikasi Hitung Leukosit berdasarkan hasil pemeriksaan Darah Lengkap Pengambilan data studi dokumentasi data sekunder menggunakan lembar pengumpulan data Pengolahan data dengan langkah-langkah editing, coding, entry, dan cleaning Analisa data dengan menggunakan uji t-test independent Analisa peningkatan hitung leukosit dengan menentukan cut-off point hitung leukosit Penyajian data hasil penelitian Laporan penelitian Gambar 4.2 Kerangka Operasional SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35 4.8 Ethical Clearence Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan proposal ke bagian penelitian dan pengembangan Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya untuk pengajuan sidang etik yang diselenggarakan oleh komite etik RS Unair untuk mendapatkan izin melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin, penelitan ini menekankan etika penelitian, antara lain: 4.8.1 Anonimity (tanpa nama) Peneliti tidak akan mencantumkan identitas atau nama pasien pada lembar pengumpul data. Peneliti hanya akan menggunakan kode untuk mengklasifikasikan subyek penelitian. 4.8.2 Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi klien dijamin oleh peneliti dan tidak akan disebarluaskan dikalangan umum. Semua informasi yang telah dikumpulkan, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. 4.9 Keterbatasan Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu terbatas dari apa yang tertulis di rekam medik. Sedangkan apa yang tertulis di rekam medik terkadang tidak lengkap dan tidak cukup mewakili diagnosis serta untuk melengkapi data tidak memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 5 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) atau biasa disebut Rumah Sakit Unair merupakan salah satu Rumah Sakit pendidikan di Indonesia di wilayah Jawa Timur yang memajukan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Rumah Sakit Unair telah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sejak tahun 2013 dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Kota Surabaya yang saat ini masih tergolong dalam Rumah Sakit Tipe C. Rumah Sakit Unair berlokasi di Kampus C Universitas Airlangga Mulyorejo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Informasi lengkap mengenai Rumah Sakit Unair dapat diakses melaui website: rumahsakit.unair.ac.id, nomer telepon 031-5916287 atau melalui email [email protected]. 5.1.2 Subyek Penelitian Jumlah pasien bersalin pada bulan Januari – Desember tahun 2015 di Rumah Sakit Unair adalah 829 ibu bersalin dengan berbagai diagnosa baik dengan persalinan normal maupun komplikasi lain, salah satunya adalah ketuban pecah dini. Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Unair adalah 87 ibu hamil dengan 22 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini prematur dengan usia SKRIPSI 36 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37 kehamilan <37 minggu, dan 65 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini pada usia kehamilan aterm atau 37 - 42 minggu. Karena beberapa alasan seperti rekam medis yang tidak lengkap, tidak dilakukan pemeriksaan darah sebelum masuk fase inpartu dan ibu mengalami tanda-tanda infeksi, sehingga harus dijadikan ekslusi sebanyak 18 ibu hamil. Besar sampel pada penelitian ini adalah 47 ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan 47 ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. 5.2 Analisis Hasil Penelitian 5.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian Subyek Penelitian pada penelitian ini sebanyak 94 ibu hamil terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 47 ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan 47 ibu hamil dengan kehamilan normal tanpa ketuban pecah dini. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016 hasil yang didapat adalah sebagai berikut: 1) Umur ibu bersalin Tabel 5.1 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan golongan umur di RSUA tahun 2015 Umur Ibu <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Total KPD N % 1 1,1 42 44,7 4 4,3 47 50,0 TIDAK KPD N % 4 4,3 35 37,2 8 8,5 47 50,0 TOTAL N % 5 5,3 77 81,9 12 12,8 94 100,0 Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 38 Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil sebagai subyek penelitian berada pada usia reproduksi sehat yaitu umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 77 ibu hamil atau sebesar 81,9% dari seluruh subyek penelitian 2) Status Paritas Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan status paritas di RSUA tahun 2015 Status Paritas KPD TIDAK KPD TOTAL N % N % N % Primigravida 21 44,6 16 34,0 37 39,4 Multigravida 26 55,4 31 66,0 57 60,6 Total 47 100,0 47 100,0 94 100,0 Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang menjadi subyek penelitian adalah multi gravida sebesar 60,6% dari seluruh subyek penelitian. Multigravida pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini sebesar 55,4% sedangkan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini sebesar 66,0%. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39 5.2.2 Hasil Analisis Perbandingan Rerata Hitung Leukosit pada Ibu Hamil Dengan dan Tanpa Ketuban Pecah Dini Tabel 5.3 Perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini Kejadian Ketuban Pecah Dini N Rerata ± Perbedaan Rerata Simpangan Baku (IK95%) KPD 47 13,19 ( 3,87) TIDAK KPD 47 4,89 (3,68 – 6,09) p < 0,001 8,30 (1,45) Uji T tidak berpasangan Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah leukosit ibu hamil dengan KPD lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil tanpa KPD dengan perbedaan rerata sebesar 4,89. .103/µl Nilai Interval Kepercayaan(IK) 95% adalah antara 3,68 sampai 6,09. Hasil uji statistik Independent T-test, didapatkan nilai sig 0,000 karena nilai p lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna jumlah hitung leukosit ibu hamil antara ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40 Gambar 5.1 Receiver Operating Charakteristik Curve Gambar 5.1 merupakan kurva Receiver Operating Charakteristik (ROC) yang menunjukkan bahwa hitung leukosit memiliki nilai diagnostik yang baik karena kurva jauh dari garis 50% dan mendekati 100%. Nilai dari Area Under the Curve (AUC) yang didapat dari metode ROC adalah sebesar 88,2% (95%IK 81,3% 95,0%), p < 0,001. Secara statistik nilai AUC sebesar 88,2% tergolong kuat. Gambar 5.3 Kurva sensitifitas dan spesifisitas hitung leukosit T i i SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41 Cut off point/ titik potong optimal berdasarkan kurva sensitifitas dan spesifisitas berada pada titik ke 45. Bernilai ≥ 9,53103/µl Tabel 5.4 Tabel 2 X 2 Hasil Penelitian Diagnostik Cut-off point Kejadian KPD Total ≥ 9,53 < 9,53 KPD 36 11 47 TIDAK KPD 11 36 47 47 47 Tabel 5.4 menunjukkan terdapat 11 ibu hamil KPD yang memiliki hitung leukosit lebih rendah dari nilai cut-off point, serta terdapat 11 ibu hamil TIDAK KPD yang memiliki hitung leukosit lebih tinggi dari nilai cut-off point. Jumlah subyek yang memiliki nilai hitung leukosit diatas maupun dibawah cut-off point berdasarkan kejadian KPD sehingga dapat diketahui beberapa parameter diagnostik diantaranya: Sensitivitas = a : (a+c) = 36 : 47 = 0,76 Spesifisitas = d : (b+d) = 36 : 47 = 0,76 Nilai Sensitivitas dan spesifisitas dari titik potong ≥ 9,53103/µl adalah masing-masing 76% SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42 Gambar 5.3 Diagram peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD berdasarkan lamanya pecah ketuban di RSUA tahun 2015 25 20 15 10 5 0 -1500 TIDAK KPD-500 -1000 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 lamanya pecah ketuban (menit) Σ hitung leukosit Linear (Σ hitung leukosit) cut-off point Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015 Diagram pencar di atas menunjukkan pola pencar data dan garis regresi dari bagian kiri naik ke arah kanan. Hal ini menunjukkan ada korelasi positif lemah. Sebagian besar hasil hitung leukosit ibu hamil dengan KPD berada pada nilai di atas garis cut-off point. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43 Gambar 5.1 Grafik peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD rerata hitung leukosit berdasarkan lamanya pecah ketuban di RSUA tahun 2015 20 15 16,6 11,5 Hitung Leukosit 10 5 Linear (Hitung Leukosit) 0 <12 jam ≥ 12 jam Lamanya pecah ketuban Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015 Hitung leukosit dilihat dari lamanya pecah ketuban ≥ 12 jam lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini <12 jam. Terdapat perbedaan rerata sebesar 5,10 .103/µl SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 6 PEMBAHASAN Menurut hasil penelitian Di Rumah Sakit Unair bulan Januari-Desember tahun 2015 prevalensi ketuban pecah dini adalah 10,4%, dan 7,8% diantaranya adalah KPD pada ibu dengan kehamilan aterm. Persentase ini sesuai bila dibandingkan dengan prevalensi KPD menurut Jazayeri (2015) bahwa 10% wanita hamil akan mengalami KPD. Berdasarkan data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2014 KPD terjadi sekitar 6,46-15,6% pada kehamilan aterm. Hal ini menunjukkan kejadian KPD masih memerlukan perhatian karena prevalensinya yang cukup besar. 6.1 Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian ini meliputi umur, status paritas dan lamanya pecah ketuban. Ditribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan golongan umur di RSUA tahun 2015 pada tabel 5.1 menunjukkan secara umum persebaran berdasarkan usia ibu hamil adalah sama antara kehamilan dengan ketuban pecah dini dan kehamilan tanpa ketuban pecah dini yaitu sebagian besar subyek penelitian berada pada umur 20-35 tahun. Umur ibu hamil tidak secara langsung berpengaruh pada kejadian ketuban pecah dini. Namun menurut Affandi (2012) dalam usia reproduksi sehat yaitu umur 20-35 tahun, ibu dan anak memiliki risiko paling rendah untuk menjalani kehamilannya. Penelitian di Denpasar oleh Sudiarta (2014) juga SKRIPSI 44 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45 menunjukkan tidak adanya perbedaan disribusi umur pada ibu hamil dengan dan tanpa ketuban pecah dini. Menurut kejadian ketuban pecah dini, 55,4% ibu yang mengalami ketuban pecah dini adalah multigravida, artinya sebagian besar subyek penelitian memiliki faktor redisposisi terjadinya ketuban pecah dini. Multigravida merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini (Mochtar, 2012). Penelitian yang dilakukan Aisyah (2012) menunjukkan bahwa 80% ibu bersalin multipara mengalami ketuban pecah dini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pawestri (2010) ada hubungan yang sangat rendah antara paritas dan usia ibu dengan ketuban pecah dini. 6.2 Perbandingan Rerata Hitung Leukosit pada Ibu Hamil Dengan dan Tanpa Ketuban Pecah Dini Tabel 5.4 menunjukkan perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rerata hitung leukosit yang bermakna antara kelompok ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. Dimana hitung leukosit ibu hamil dengan ketuban pecah dini lebih tinggi dari pada ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. Hasil penelitian ini sesuai menurut penelitian yang dilakukan di China tahun 2016 bahwa wanita yang mengalami ketuban pecah dini memiliki kadar sitokin yang lebih tinggi (Wang, et al, 2016). SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46 Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee bahwa peningkatan hormon prostagandin yang dalam hal ini di produksi oleh leukosit dapat menjadi kemungkinan terjadinya ketuban pecah dini (Lee, et al., 2009). Ditinjau dari fase imunologis dalam kehamilan, tahap akhir kehamilan dan persalinan merupakan fase dimana ibu hamil akan mengalami kondisi proinflammatory ditandai dengan aliran-aliran sel imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu terjadinya proses inflamasi yang dapat dilihat salah satunya dengan pemeriksaan leukosit (Chunninham, et. al., 2014). Peningkatan jumlah hitung leukosit merupakan salah satu bukti adanya proses inflamasi dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga pemeriksaan terhadap leukosit dijadikan sebagai variabel inflamasi dan sebagai pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada ibu hamil baik dengan ketuban pecah dini maupun ibu hamil dengan kehamilan normal untuk mendeteksi terjadinya proses inflamasi akibat proses kehamilan (Kosim, 2009). Hal ini sesuai oleh penelitian yang dilakukan oleh Kang dan kawan-kawan di Korea Selatan pada tahun 2015 bahwa kepadatan sel selaput ketuban menurun pada ibu dengan ketuban pecah dini (Kang, et al, 2015) Dalam kondisi normal, peningkatan jumlah leukosit bermanfaat untuk meredam infeksi dan mempertahankan homeostasis organ vital, namun apabila kondisi reaksi yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan dalam hal ini adalah membran khorionamnion dan dapat timbul nekrosis (Kosim, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Farida Maharani tahun 2012 tentang peningkatan kadar leukosit pada SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47 kejadian persalinan prematur menunjukkan bahwa peningkatan leukosit hubungannya dengan proses inflamasi dapat memicu terjadinya persalinan prematur dikarenakan penurunan kekuatan jaringan dalam mempertahankan kehamilan (Maharani, 2012). Untuk memprediksi terjadinya ketuban pecah dini bedasarkan peningktan hitung leukosit perlu ditetapkan titik poting optimal/ cutt-off point hitung leukosit. Dengan sensitifitas dan spesifitas 76,6% didapatkan cut-off point hitung leukosit adalah ≥ 9,53 . 103/µl. Nilai AUC sebesar 88,2% artinya apabila hitung leukosit digunakan untuk mendiagnosa ada tidaknya peningkatan leukosit pada 100 orang ibu hamil dengan KPD maka kesimpulan yang tepat akan diperoleh pada 88 orang ibu hamil. Nilai p < 0,05 yang diperoleh pada output menggunakan program SPSS artinya nilai AUC hitung leukosit berbeda bermakna dengan nilai AUC 50%. Hal ini berarti pasien yang memiliki hitung leukosit ≥ 9,53 akan didiagnosa sebagai pasien yang telah mengalami peningkatan leukosit dan beresiko mengalami ketuban pecah dini. Data cut-off point untuk membedakan penigkatan hitung leukosit pada ketuban pecah dini pada populasi di indonesia belum ditemukan hasil penelitiannya, demikian juga data penelitian di luar negeri yang spesifik untuk cut-off point peningkatan leukosit antara ibu hamil dengan dan tanpa ketuban pecah dini belum ditemukan hasil laporannya. Dalam penelitian ini juga ditemukan nilai ekstrim yaitu hitung leukosit yang tidak dalam batas cut-off point sebesar 23% dari subyek penelitian. Hal ini dikarenakan kemungkinan terdapat fakor SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48 lain yang dapat menyebabkan peningkatan serta penurunan hitung leukosit selain faktor inflamasi yang terjadi selama akhir kehamilan. Lamanya ketuban pecah hingga waktu pemeriksaan darah dipengaruhi oleh durasi pasien ketuban pecah dini untuk sampai di Rumah Sakit Universitas Airlangga baik karena rujukan atau mandiri. Hasil analisis korelasi menggunakan diagram pencar (scatter) pada penelitian ini menunjukkan adanya kecenderungan korelasi positif lemah. Peningkatan hitung leukosit berhubugan langsung dengan lamanya pecah ketuban namun kemungkinan terdapat faktor lain yang berpengaruh pada hitung leukosit seperti terapi yang sudah didapat oleh pasien, aktifitas fisik, stress/ trauma, nekrosis jaringan, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit kolagen, leukimia, serta kemungkinan infeksi dalam rahim yang belum menunjukkan gejala secara klinis (Gomez, et al. 2010) Lamanya ketuban pecah dalam kasus ini juga berhubungan dengan lamanya lag period pasien KPD karena tidak segera terjadi proses persalinan. Lamanya pecah ketuban dapat mempengaruhi jumlah hitung leukosit darah seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Wang dan kawan-kawan (2016) bahwa wanita yang mengalami ketuban pecah dini memiliki kadar sitokin lebih tinggi dan meningkat bergantung lamanya fase ketuban pecah dini. Sitokin merupakan mediator inflamasi yang dihasilkan oleh leukosit. Dilihat dari rerata hitung leukosit berdasarkan lamanya peah ketuban dalam penelitian ini menunjukkan rerata hitung leukosit pada KPD ≥12 jam adalah 16,6 . 103/µl yang menunjukkan bahwa pasien telah mengalami leukositosis yang merupakan indikator terjadinya infeksi. Hal ini menunjukkan perlu SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49 adanya pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa komplikasi lain yang mungkin terjadi pada kasus KPD ≥12 jam. Infeksi awitan dini pada neonatal dapat terjadi bahkan sebelum ibu mengalami gejala klinis seperti febris, sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu waspada untuk memantau kesejahteraan janin pada ibu KPD ≥12 jam serta perlu adanya tindakan untuk segera melahirkan janin dalam rahim. Penelitian Hendrarto (2011) menunjukkan KPD ≥12 jam lebih beresiko mengalami infeksi awitan dini pada neonatal dibandingkan dengan KPD <12 jam. Kejadian khorioamnitis pada ketuban pecah dini dilaporkan kurang dari 10% namun akan meningkat sampai 40% setelah 24 jam selaput ketuban pecah. (Jazayeri, 2015) Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya strategi penanganan yang tepat pada kasus ketuban pecah dini agar tidak terjadi komplikasi kehamilan lain pada ibu dan janin. Hasil analisis dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui peranan leukosit dan hubungannya dengan proses inflamasi selama kehamilan dan keadian ketuban pecah dini. Sealin itu penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mahasiwa dan tenaga kesehatan mengenai proses perubahan hematologi terutama hitung leukosit terhadap kejadian ketuban pecah dini dan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan kaitannya dengan deteksi dini pada kasus ketuban pecah dini. Peningkatan leukosit sering dihubungkan dengan kejadian infeksi, karena leukosit juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dalam menahan reaksi infeksi. Dalam tata laksana ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini tdak boleh dilakukan pemeriksaan dalam dan mempunyai batasan waktu untuk periode partus kala SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50 I yaitu periode mulai pembukaan mulut rahim sampai terjadi pembukaan lengkap. Kejadian infeksi sering kali sulit untuk dideteksi melalui pemeriksaan fisik pada ibu dikarenakan kejadian infeksi neonatorum dapat terjadi bahkan sebelum ibu dengan ketuban pecah dini belum menunjukkan gejala adanya infeksi (Jazayeri, 2015) Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan maupun hambatan yang terjadi di luar kendali peneliti. Penelitian ini mengambil data yang diambil dari sumber rekam medis sehingga penelitian ini memiliki kelemahan bias informasi karena peneliti hanya dapat melakukan penelitian mengenai data yang terdapat pada rekam medik saja. Terdapat pemeriksaan lain yang dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian seperti pemeriksaan urinalisis dan swab vagina yang tidak terkaji karena pemeriksaan yang tidak ada dalam protab Rumah Sakit. Terdapat catatan rekam medik yang tidak lengkap dan terdapat terdapat beberapa pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan alasan yang tidak dapat diketahui seluruhnya, sehingga data rekam medis pasien tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian. Selain itu terdapat beberapa rekam medik yang tidak dapat ditemukan oleh petugas ruang rekam medis. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisi data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 7.1.1 Terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dibandingkan dengan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini, rerata hitung leukosit ibu hamil dengan ketuban pecah dini lebih tinggi secara bermakna dibanding dengan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. 7.1.2 Hitung leukosit dengan cutt-off point ≥ 9,53. 103 /µl dapat membedakan peningkatan hitung leukosit antara ibu hamil sebagai indikator inflamasi dengan ketuban pecah dini dan tanpa ketuban pecah dini dengan sensitifitas dan spesifisitas tertinggi (ROC 0,88) 7.2 Saran 7.2.1 Bagi Institusi Kesehatan 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan pemeriksaan rutin atau skrining pada ibu hamil dengan melakukan pemeriksaan hematologis untuk mendeteksi kelainan yang timbul sehingga dapat mencegah komplikasi yang terjadi akibat peningkatan leukosit yang berlebih. SKRIPSI 51 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan rujukan segera pada kasus peningkatan leukosit pada ketuban pecah dini sebagai bentuk upaya dalam mengurangi resiko morbiditas pada ibu hamil dan janin 3) Diharapkan untuk lebih mewaspadai peningkatan leukosit yang dapat terjadi pada ibu hamil terutama pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat sebelum terjadi komplikasi lain. 4) Menambahkan prosedur pemeriksaan dengan menambahkan pemeriksaan Urin Lengkap pada setiap ibu hamil dan bersalin untuk skrining awal dalam mengetahui penigkatan hitung leukosit. 5) Mengurangi penundaan pemeriksaan dan penanganan pasien untuk menghindari kondisi ibu hamil dan janin yang lebih buruk 7.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian dengan mengurangi kelemahan dan keterbatasan penelitian dan diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan melihat cut off point lamanya waktu ketuban pecah yang berpengaruh terhadap peningkatan hitung leukosit sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk mengkontrol jumlah hitung leukosit sehingga tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR PUSTAKA Affandi, Brian. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Aprillia, Yessie. 2010. Hipnostetri:Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil & Melahirkan. Jakarta: Gagas Media. Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung: Refika Aditama. Cappelletti, Monica, Bella, S.D., Ferrazi, Enricco, Mavelio, Domenico, & Divanovic, Senad. 2016. „Inflamation and Preterm Birth’. Journal of Leukocyte Biology vol 99, pp. 67-75. Cunningham, et al. 2014. 24th Edition Williams Obstetric. Amerika Serikat: McGraw-Hill Education. Damayanti, I.P., Maita, Liva, Triana Ani, &Afni, Rita. 2014. Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Koprehensif pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish Dharma, K. Kusuma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media. Fraser, Diane M. 2011. Buku Ajar Bidan Myles, Ed. 14. Jakarta: EGC. Gomez, LN, Guilbert, LJ, & Olson, DM. 2010. Invasion of The Leukocytes into The Fetal-Maternal Interface during Pregnancy. Journal of Leukocyte Biology vol 88, pp 625-630 Hendrarto, Toto Wisnu. Leukositosis pada Ibu Sebagai Salah Satu Faktor Risiko Infeksi Neonatal Awitan Dini: Telaah Klinis di RSAB Harapan Kita. Unit Perawatan Intensif Neonatal, Rumah Sakit Anak dan Bunda “Harapan Kita” Jakarta: Sari Pediatri, Vol 13, No.1 Juni 2011. pp 33-40 Jazayeri, Allahyar. 2015. Premature Rupture of Membrans. Amerika: Medscape Reference: Drugs, Diseases & Procedures. Retrived : March 18, 2016 Kang, YD, Park, JW, Kim, JS & Lee, JH. 2015. Tight Junction Complex Profiles in Patients with Preterm Premature Rupture of Membran.Gynecology & Obstetrics volume 5 issue 3: OMICS Publishing Grup. Vol 5, Issue 3, from http://dx.doi.org/10.4172/2161-0932.1000281 50 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51 Kee, J. L. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta: EGC. Kennedy, Betsy B. 2014. Modul Manajemen Intrapartum. Jakarta: EGC Kim, Su Ah, Park, Kyo Hoon & Lee, Seung Mi. 2016. Non-Invasive Prediction of Histologic Chorioamnionitis in Women with Preterm Premature Rupture of Membranes. CrossMark, Yonsei Medical Journal. Vol 57, issue 2 pp 461468. From http://dx.doi.org/10.3349/ymj.2016.57.2.461 Kunze, M, Klar M, Morfeld CA, et al. 2016 .Cytokines in Noninvasively obtained Amniotic Fluid as Predictor of Fetal Inflamamatory Response Syndrome. American Journal of Obstetric and Gynecology. Elsevier Inc. Retrived: January 29 2016 Lee, S. E., Romero, R, Kim CJ, Shim, SS & Yoon BH. 2009. Funisitis in Term Pregnancy is Associated with Microbial Invasion of The Amniotic Cavity and Intra-Amniotic Inflammation. The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. Vol 19, issue 11 pp 693-697. Retrived February 16, 2016 from http://dx.doi.org/10.1080/14767050600927353 Leveno, Kanreth, J. et al. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta: EGC Maharani, Farida. 2012. Hubungan Penigkatan Kadar Leukosit dengan Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Dr. Moewardi. Universitas Muhammadiyah Surakarta Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Ed. 2.Jakarta: EGC. Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisologi, Obstetri Patologi edisi 3. Jakarta: EGC. Norman,JN, Bollapragade, S, Yuan, M, & Nelson SM. 2007. Inflamtory Pathways in the Mechanism of Parturition. Biomed Central Pregnancy and Childbirth. 7 suppl 1:S7. From http://www.biomedcentral.com.147-2393/7/S1/S7 Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. POGI, 2014. Usulan PNPK Ketuban Pecah Dini. Retrieve. March 14, 2016 fromhttp://pogi.or.id/pblish/download/pnpk-dan-ppk/ Rochjati. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Pengenalan Faktor Risiko. Surabaya: Airlangga University Press Romero, Roberto. 2016. A Role for Inflammasome in Spontaneous Labor in Term. American Journal of Reproductive Immunology. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52 Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Subowo. 2009. Histologi Umum. Jakarta: Sagung Seto. Sudiarta, I Gede, 2014. Bakteriuri Asimtomatis Meningkatkan Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini. Denpasar. Universitas Udayana Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sutedjo, A. Y. 2008. Buku Saku Mengenal Penyakit melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books. Suwardewa, Tjokorda G.A. 2014. Mekanisme Inflamasi dan Infeksi Pada Persalinan. E-Journal Obstetri & Gynecology Udayana Vol 2 no 4. Wang, Y, Wang, LH, Chen, J, & Sun JX,. 2016. Clinical and Prognostic Value of Combined Measurement of Cytokines and Vascular Cell Adhesion Molecule-1 in Premature Rupture of Membranes. International Journal of Gynecology and Obstetrics. Vol 132 pp 85-88 from: http://dx.doi.org/10.1016/j.ijgo.201506.059 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 56 Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan Kegiatan JADWAL KEGIATAN PENELITIAN/SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR TH AJARAN 2016-2017 1. PERSIAPAN a. Pengajuan lingkup peminatan skripsi b. Penyerahan formulir permohonan penyusunan skripsi c. Pembekalan pra skripsi d. Proses pembimbingan dan penyusunan usulan penelitian e. Penyerahan usulan penelitian ke penguji f. Ujian usulan penelitian g. Revisi usulan penelitian 2. PELAKSANAAN a. Penelitian dan penyusunan skripsi dan artikel b. Penyerahan artikel dan skripsi ke penguji c. Seminar hasil 3. TAHAP AKHIR a. Revisi skripsi dan pembuatan artikel b. Penyerahan skripsi SKRIPSI Agust-15 S e p t - 1 5 O k t - 1 5 N o p - 1 5 D e s - 1 5 J a n - 1 6 F e b - 1 6 M a r t - 1 6 Ap rl - 1 6 M e i - 1 6 J u n i - 1 6 Juli-16 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57 Lampiran 2 : Berita Acara Perbaikan SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 58 BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 59 BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60 BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61 Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62 Lampiran 4 : Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian di RSUA SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63 Lampiran 5 : Surat Keterangan Lolos Kaji Etik RSUA SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64 Lampiran 6: Lembar Pengolahan Data Penelitian LEMBAR PENGUMPUL DATA PERBEDAAN TOTAL HITUNG LEUKOSIT PADA IBU HAMIL DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA BULAN JANUARI-DESEMBER 2015 NO KODE No RM Nama Umur (tahun) 1. KPD 287xx Ny. H 26 2. KPD 278xx Ny. N H 38 3. KPD 154xx Ny. I P 26 4. KPD 288xx Ny. S M 34 5. KPD 308xx Ny. A R 38 6. KPD 313xx Ny. P I 24 SKRIPSI Diagnosa GIIP1001 40/41mgg THIU letkep KPP+BSC Tanggal/Jam Lama Ketuban Pecah Pecah (menit) 03-12-15 03.40 GIVP3003 38/39mgg THIU letsu+KPP+ BSC 12-11-15 11.00 GIP0000 38/39 mgg THIU letkep KPP 02-11-15 03.00 GIVP2012 40/41mgg THIU letkep KPP+ROJ 07-12.15 16.55 GIP0000 39/40 mgg THIU letkep KPP 15-12-15 15.00 GIP0000 40mgg THIU letkep KPP 23-12-15 13.30 HITUNG LEUKOSIT PADA... 320 65 75 155 155 193 Tanggal/Jam Lab DL 03-12-15 09.00 13-11-15 12.15 02-11-15 09.30 07-12-15 18.00 16-12-15 07.24 23-12-15 19.00 Total Hitung Leukosit 11.22 14.79 9.07 12.53 17.93 18.15 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65 7. KPD 276xx Ny. A S 30 8. KPD 273xx Ny. I.K. 30 9. KPD 245xx Ny. Y 21 10. KPD 205xx Ny. S 38 11. KPD 208xx Ny. F C 29 12. KPD 246xx Ny. L 31 13. KPD 118xx Ny. E M 23 14. KPD 241xx Ny. V J 23 15. KPD 250xx Ny. S 24 16. KPD 226xx Ny. F 22 SKRIPSI GIIP1001 39/40mgg THIU letkep KPP 02-11-15 03.30 GIP0000 37/38mgg THIU letkep KPP 09-10-15 13.00 GIP0000 40/41mgg THIU letkep KPP 30-08-15 05.00 GIIIP1101 39/40mgg THIU letkep KPP U>35 08-07-15 20.30 GIIP1001 40/41mgg THIU letkep BSC+KPP 04-07-15 07.30 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +KPP 22-08-15 21.00 GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP 04-07-15 00.30 GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP 17-08-15 15.00 GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP 30-08-15 09.00 GIP0000 39/40 mgg THIU letkep + KPP 20-07-15 06.30 HITUNG LEUKOSIT PADA... 194 205 221 260 265 290 290 291 292 298 02-11-15 10.00 10-10-15 20.00 30-08-15 07.35 09-07-15 1.21 04-07-15 09.30 23-08-15 1.25 04-07-15 23.00 18-08-15 10.18 31-08-15 09.55 20-07-15 09.43 7.69 7.93 9.12 14.38 13.44 7.26 14.19 18.58 15.14 8.59 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66 17. KPD 254xx Ny. R M 26 18. KPD 098xx Ny. A W 26 19. KPD 147xx Ny. S N 23 20. KPD 122xx Ny. S H 32 21. KPD 2014066xx Ny. WY 27 22. KPD 110xx 23. KPD 192xx 24. KPD 233xx 25. KPD 194xx 26. KPD 173xx SKRIPSI Ny. A Ny. S Ny. K Ny. M Ny. T 26 24 24 34 31 GIP0000 37/38mgg THIU letkep +KPP 05-09-15 17.30 GIIIP2002 mgg THIU letkep +KPP+BSC 30-01-15 02.30 GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP 30-01-15 14.30 GIIP0100 39/40mgg THIU letkep +KPP 21-02-15 12.00 GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP 05-01-15 02.30 GIIP0010 39/40mgg THIU letkep +KPP 26-07-15 03.00 GIIP0010 37/38mgg THIU letkep +KPP 29-06-15 11.00 GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP 30-07-15 03.00 GIIIP1102 37/38mgg THIU letkep +KPP 06-05-15 14.00 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +KPP+BSC HITUNG LEUKOSIT PADA... 31-03-15 02.00 322 330 334 365 390 390 470 505 506 517 06-09-15 1.55 31-01-15 00.57 30-01-15 19.22 22-02-15 03.00 05-01-15 07.20 26-07-15 07.50 29-06-15 12.15 31-07-15 19.08 06-05-15 23.00 31-03-15 04.35 10.39 13.60 14.40 18.32 9.29 8.50 8.18 19.80 12.28 20.81 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67 27. KPD 2013043xx 28. KPD 216xx 29. KPD 169xx 30. KPD 178xx 31. KPD 143xx 32. KPD 188xx 33. KPD 116xx 34. KPD 180xx 35. KPD 130xx 36. KPD 162xx SKRIPSI Ny. S Ny. S K Ny. S Ny. A Ny. Y Ny. H Ny. A Y Ny. R Ny. L Ny. O 25 28 32 32 24 24 19 41 33 32 GIP0000 37/38mgg THIU letkep +KPP 25-01-15 21.00 GIIP1001 37/38mgg THIU letkep +KPP+BSC 25-06-15 21.00 GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP 18-03-15 13.00 GIIP1000 39/40mgg THIU letkep +KPP+BSC 04-04-15 05.00 GIIP1001 39/40mgg THIU letkep +KPP 22-02-15 22.00 GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP 23-04-15 18.00 GIIP0I00 38/39mgg THIU letkep +KPP 11-05-15 04.00 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +KPP+BSC GIIP1001 37/38mgg THIU letkep +KPP 21-05-15 07.05 23-02-15 15.30 GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP 18-06-15 19.30 HITUNG LEUKOSIT PADA... 540 540 590 620 651 900 930 984 1018 1110 26-01-15 06.00 26-06-15 13.58 19-03-15 07.30 04-04-15 09.58 23-02-15 19.55 24-04-15 09.30 11-05-15 11.50 21-05-15 10.19 24-02-15 18.03 18-06-15 05.20 19.70 15.38 12.58 7.52 13.58 19.51 16.49 11.69 20.70 13.90 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68 37. KPD 146xx 38. KPD 206xx 39. KPD 214xx 40. KPD 128xx 41. KPD 205xx 42. KPD 271xx 43. KPD 271xx 44. KPD 237xx 45. KPD 2014053xx 46. KPD 262xx SKRIPSI Ny. S R Ny. N H Ny. F Ny. S Ny. E Ny. J Ny.WM Ny. E S Ny. D Y Ny. A 21 36 28 26 26 27 32 35 25 24 GIIP1001 39/40mgg THIU letkep +KPP 27-01-15 05.30 GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP 02-06-15 00.00 GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP 28-06-15 18.00 GIVP2012 39/40mgg THIU letkep +KPP 29-01-15 05.00 GIIIP2002 37/38mgg THIU letkep +KPP+BSC 30-05-15 01.00 GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP 01-11-15 03.30 GIIIP2002 41/42mgg THIU letkep +KPP 05-10-15 04.30 GIIIP2020 37/38mgg THIU letkep+KPP+ROJ+ U>35th GIIP1001 37/38mgg THIU letkep +KPP+BSC+AT<2th GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP 06-08-15 04.00 08-08-15 19.30 24-09-15 15.30 HITUNG LEUKOSIT PADA... 1144 1158 1200 1315 1347 1350 1495 1515 1593 1860 27-01-15 11.44 02-06-15 10.20 29-06-15 13.04 29-01-15 11.05 30-05-15 05.20 01-11-15 14.21 05-10-15 13.07 06-08-15 12.26 08-08-15 22.55 24-09-15 19.11 13.56 11.77 17.34 8.88 12.00 11.03 13.22 12.30 12.40 10.64 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. SKRIPSI KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD 296xx Ny. N 31 GIIP1001 40/41mgg THIU +KPP+letsu 21-11-15 10.30 116xx Ny. A Y 19 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep Ketuban Utuh 180xx Ny. R 41 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +BSC Ketuban Utuh 219xx Ny. I H 36 GIIP1001 40/41mgg THIU letkep + U >35 Ketuban Utuh 156xx Ny. E S. 22 GIP0000 39/40 mgg THIU letkep+ BSC Ketuban Utuh 196xx Ny. E 23 GIP0000 38/39 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 238xx Ny. N U 25 GIP0000 40/41 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 150xx Ny. L L 20 GIP1001 37/38 mgg THIU letkep +BSC Ketuban Utuh 22 GIP0000 38/39mgg THIU letsu Ketuban Utuh 27 GIIP1001 38/39 mgg THIU letsu Ketuban Utuh 162xx 202xx Ny. O F. P. Ny. L A HITUNG LEUKOSIT PADA... 2408 - 21-11-15 15.52 07-05-15 16.20 - 06-05-15 07.20 - 24-07-15 10.59 - 23-02-15 11.17 - 03-09-15 19.30 - 03-09-15 12.06 - 20-03-15 11.30 - 10-03-15 11.42 - 26-05-15 9.01 10.26 6.49 11.40 11.10 09.13 6.28 6.80 5.54 8.34 6.90 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. SKRIPSI TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD 214xx Ny. F 26 GIP0000 38/39 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 213xx Ny. Y K 27 GIP0000 40/41 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 253xx 095xx Ny. Y A. S. Ny. E P. L. 23 GIP0000 37/38 mgg THIU letkep +lilitan tali pusat Ketuban Utuh 25 GIP0000 38/39 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 202xx Ny. N W 31 GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 146xx Ny. S 35 GIIIP2002 38/39 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 216xx Ny. S 22 GIIP1001 39/40 mgg THIU letkep +BSC Ketuban Utuh 208xx Ny. F 23 GIIIP2002 38/39 mgg THIU letkep +AT<2th Ketuban Utuh 207xx Ny. A Y 38 GIVP2012 37/38mgg THIU letkep + U>35th Ketuban Utuh 163xx Ny. I 31 GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep +CPD+BSC HITUNG LEUKOSIT PADA... Ketuban Utuh - 15-06-15 9.14 - 13-07-15 8.17 - 04-09-15 08.01 - 28-05-15 15.43 - 28-05-15 10.34 - 29-01-15 11.22 - 23-06-15 9.41 - 10-06-15 10.58 - 11-06-15 7.49 - 06-03-15 11.47 9.83 10.13 9.70 7.11 10.73 7.64 10.17 8.26 8.04 6.81 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. SKRIPSI TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD 252xx Ny. A B 24 GIP0000 37/38mgg THIU letkep Ketuban Utuh 211xx Ny. T I 22 GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 131xx Ny. S 36 GIIP1001 39/40 mgg THIU+LETSU+U>35th Ketuban Utuh 29 GIIP1001 41/42 mgg THIU letkep Ketuban Utuh 2014057xx Ny. L R 198xx Ny. D 32 GIIIP1011 38/39 mgg THIU letkep + U>35th Ketuban Utuh 201xx Ny. R D 30 GIIP1001 37/38 mgg THIU + Letsu Ketuban Utuh 225xx Ny. R 35 GIIIP2002 38/39 mgg THIU +BSC+Letli Ketuban Utuh 221xx Ny. F 31 GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep +BSC Ketuban Utuh 253xx Ny. F 27 GIIP1001 38/39 mgg THIU letkep + BSC Ketuban Utuh 134xx Ny. P 24 GIP0000 37/38mgg THIU letkep Ketuban Utuh HITUNG LEUKOSIT PADA... - 26-01-15 9.03 - 15-06-15 8.59 - 14-01-15 10.53 - 19-08-15 8.50 - 10-06-15 7.50 - 21-05-15 12.57 - 22-07-15 9.45 - 07-07-15 7.54 - 07-09-15 7.54 - 05-02-15 11.29 6.22 8.93 8.54 7.67 9.49 9.57 8.04 9.76 8.18 6.67 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. SKRIPSI TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD 122xx Ny. L 27 123xx Ny. S N A 36 2012000xx Ny. L H 211xx 161xx Ny. T I Ny. A N K 29 GIIP1001 39/40mgg THIU letkep GVP4004 40/41mgg THIU+Letsu+U>35th+ pro MOW GIVP1021 39/40 mgg THIU letkep +BSC+AT<2th+ROJ Ketuban Utuh Ketuban Utuh Ketuban Utuh 22 GIIP1001 40/41mgg THIU letkep Ketuban Utuh 26 GIIP1001 41/42mgg THIU letkep +BSC Ketuban Utuh 225xx Ny. R I 36 GIIP1001 40/41mgg THIU letkep + U>35th Ketuban Utuh 127xx Ny. M R 32 GIIP1001 37/38mgg THIU letkep+BSC Ketuban Utuh 238xx Ny. N U 26 GIP0000 40/41mgg THIU letkep Ketuban Utuh 191xx Ny. M A 38 220xx Ny. S E 28 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep+BSC+Plasenta previa GIIP1001 39/40mgg THIU letkep+ BSC HITUNG LEUKOSIT PADA... Ketuban Utuh Ketuban Utuh - 18-03-15 11.17 - 02-01-15 10.53 - 31-07-15 12.40 - 27-07-15 11.26 - 02-03-15 17.00 - 29-07-15 08.19 - 01-01-15 13.01 - 18-08-15 13.28 - 02-05-15 21.21 - 07-07-15 8.10 8.87 7.15 6.13 9.19 9.68 7.67 7.05 10.03 6.59 9.27 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 73 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD TIDAK KPD GIIP1001 40/41mgg THIU 122xx Ny. L M 27 225xx Ny. R J 17 GIP0000 39/40mgg THIU letkep Ketuban Utuh 2013032xx Ny. I W 33 GIIP1001 38/39mgg THIU letli+BSC Ketuban Utuh letkep+BSC+AT<2th Ketuban Utuh 160xx Ny. RT 30 GIIP1001 38/39mgg THIU letkep+BSC Ketuban Utuh 171xx Ny. L A 19 GIP0000 40/41mgg THIU letkep Ketuban Utuh 141xx Ny. S S. 33 GIIIP2002 40/41mgg THIU letkep Ketuban Utuh 218xx Ny. L C 22 GIP0000 39/40mgg THIU letkep Ketuban Utuh 140xx Ny. M N 19 GIP0000 39/40mgg THIU letkep Ketuban Utuh - 01-04-15 14.48 - 10-08-15 7.17 - 15-05-15 19.47 - 10-08-15 15.34 - 30-03-15 22.03 - 16-01-15 18.22 - 02-09-15 9.18 - 22-02-15 03.21 8.76 7.87 7.12 8.82 9.11 9.04 6.34 8.15 SUMBER: Data Sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Lampiran 7 : Pengujian Statistik dengan SPSS Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N KEJADIAN KPD * UMUR IBU HAMIL KEJADIAN KPD * STATUS PARITAS Missing Percent N Total Percent N Percent 94 100,0% 0 0,0% 94 100,0% 94 100,0% 0 0,0% 94 100,0% KEJADIAN KPD * UMUR IBU HAMIL Crosstabulation Count UMUR IBU HAMIL <20 tahun KEJADIAN KPD 20-35 tahun >35 tahun Total KPD 1 42 4 47 TIDAK KPD 4 35 8 47 5 77 12 94 Total KEJADIAN KPD * STATUS PARITAS Crosstabulation Count STATUS PARITAS PRIMI KEJADIAN KPD Total SKRIPSI MULTI Total KPD 21 26 47 TIDAK KPD 16 31 47 37 57 94 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA Normalitas Case Processing Summary hitung leukosit darah Cases Missing N Percent 0 0,0% 0 0,0% Valid N Percent 47 100,0% 47 100,0% KEJADIAN KPD KPD TIDAK KPD N Total Percent 47 100,0% 47 100,0% Descriptives hitung leukosit darah KEJADIAN KPD KPD Mean 95% Confidence Interval for Mean Statistic 13,1921 Lower Bound 12,0565 Upper Bound 14,3277 5% Trimmed Mean 13,0997 Median 12,5800 Variance 14,959 Std. Deviation 3,86769 Minimum 7,26 Maximum 20,81 Range 13,55 Interquartile Range TIDAK KPD Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean 5,12 ,367 -,789 8,3045 Lower Bound 7,8790 Upper Bound 8,7299 5% Trimmed Mean 8,2791 Median 8,2600 Variance Std. Deviation 1,44907 5,54 Maximum 11,40 Range 5,86 Interquartile Range 2,44 Skewness Kurtosis SKRIPSI Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. * ,081 47 ,200 * ,106 47 ,200 HITUNG LEUKOSIT PADA... ,347 ,681 ,21137 2,100 Minimum KEJADIAN KPD hitung leukosit darah KPD TIDAK KPD *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Std. Error ,56416 ,103 -,817 Statistic ,952 ,976 Shapiro-Wilk df 47 47 ,347 ,681 Sig. ,053 ,439 IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA T-Test Group Statistics kejadian ketuban pecah dini dalam kehamilan hitung leukosit darah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean KPD 47 13,1921 3,86769 ,56416 TIDAK KPD 47 8,3045 1,44907 ,21137 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F hitung leukosit darah SKRIPSI Equal variances assumed Equal variances not assumed Sig. 30,896 t ,000 8,113 Sig. (2tailed) df t-test for Equality of Means Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 92 ,000 4,88766 ,60246 3,69113 6,08419 8,113 58,665 ,000 4,88766 ,60246 3,68200 6,09332 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ROC Curve Case Processing Summary KEJADIAN KPD Valid N (listwise) a Positive 47 Negative 47 Larger values of the test result variable(s) indicate stronger evidence for a positive actual state. a. The positive actual state is KPD. Area Under the Curve Test Result Variable(s): hitung leukosit darah Asymptotic 95% Confidence Interval a b Area Std. Error Asymptotic Sig. Lower Bound Upper Bound ,882 ,035 ,000 ,813 ,950 The test result variable(s): hitung leukosit darah has at least one tie between the positive actual state group and the negative actual state group. Statistics may be biased. a. Under the nonparametric assumption b. Null hypothesis: true area = 0.5 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 SKRIPSI Coordinates of the Curve Test Result Variable(s): Positive if Greater Than Sensitivity a or Equal To 4,5400 1,000 5,8350 1,000 6,1750 1,000 6,2500 1,000 6,3100 1,000 6,4150 1,000 6,5400 1,000 6,6300 1,000 6,7350 1,000 6,8050 1,000 6,8550 1,000 6,9750 1,000 7,0800 1,000 7,1150 1,000 7,1350 1,000 7,2050 1,000 7,3900 ,979 7,5800 ,957 7,6550 ,957 7,6800 ,957 7,7800 ,936 7,9000 ,936 7,9850 ,915 8,0950 ,915 8,1650 ,915 8,2200 ,894 8,3000 ,894 8,4200 ,894 8,5200 ,872 8,5650 ,872 8,6750 ,851 8,7900 ,851 8,8450 ,851 8,8750 ,851 8,9050 ,830 8,9850 ,830 9,0550 ,830 9,0900 ,809 9,1150 ,809 9,1250 ,787 9,1600 ,787 9,2300 ,787 9,2800 ,787 9,3900 ,766 9,5300 ,766 9,6250 ,766 9,6900 ,766 Specificity 0,000 0,021 0,043 0,064 0,085 0,106 0,128 0,149 0,170 0,191 0,213 0,234 0,255 0,277 0,298 0,319 0,319 0,319 0,340 0,383 0,383 0,404 0,404 0,447 0,468 0,489 0,511 0,532 0,532 0,553 0,553 0,574 0,596 0,617 0,617 0,638 0,660 0,660 0,681 0,681 0,702 0,723 0,745 0,745 0,766 0,787 0,809 HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 9,7300 ,766 0,830 9,7950 ,766 0,851 9,9300 ,766 0,872 10,0800 ,766 0,894 10,1500 ,766 0,915 10,2150 ,766 0,936 10,3250 ,745 0,936 10,5150 ,723 0,936 10,6850 ,702 0,936 10,8800 ,702 0,957 11,0650 ,681 0,957 11,1600 ,681 0,979 11,3100 ,660 0,979 11,5450 ,660 1,000 11,7300 ,638 1,000 11,8850 ,617 1,000 12,1400 ,596 1,000 12,2900 ,574 1,000 12,3500 ,553 1,000 12,4650 ,532 1,000 12,5550 ,511 1,000 12,9000 ,489 1,000 13,3300 ,468 1,000 13,5000 ,447 1,000 13,5700 ,426 1,000 13,5900 ,404 1,000 13,7500 ,383 1,000 14,0450 ,362 1,000 14,2850 ,340 1,000 14,3900 ,319 1,000 14,5950 ,298 1,000 14,9650 ,277 1,000 15,2600 ,255 1,000 15,9350 ,234 1,000 16,9150 ,213 1,000 17,6350 ,191 1,000 18,0400 ,170 1,000 18,2350 ,149 1,000 18,4500 ,128 1,000 19,0450 ,106 1,000 19,6050 ,085 1,000 19,7500 ,064 1,000 20,2500 ,043 1,000 20,7550 ,021 1,000 21,8100 0,000 1,000 The test result variable(s): hitung leukosit darah has at least one tie between the positive actual state group and the negative actual state group. a. The smallest cutoff value is the minimum observed test value minus 1, and the largest cutoff value is the maximum observed test value plus 1. All the other cutoff values are the averages of two consecutive ordered observed test values. SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71 Cu-off poin SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78 Lampiran 8: Lembar Konsultasi SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 81 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 83 SKRIPSI HITUNG LEUKOSIT PADA... IQSYADINA FIKRIYA