- UNAIR REPOSITORY

advertisement
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI
SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2015
Oleh:
Iqsyadina Fikriya
011411223004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI
SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2015
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam
Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran Unair
Oleh:
Iqsyadina Fikriya
011411223004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
ii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA KETUBAN PECAH DINI
SEBAGAI INDIKATOR INFLAMASI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2015
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam
Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran Unair
Oleh:
Iqsyadina Fikriya
011411223004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
iii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
iv
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Skripsi dengan judul “Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indiktor Inflamasi
di Rumah Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015”
Telah diuji tanggal : 2 Agustus 2016
Panitia penguji Skripsi :
Ketua
:
Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K)
NIP. 19770814 200501 2 001
Anggota Penguji
:
1. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes
NIP. 19700129 199702 2 002
:
2. Ashon Sa’adi, dr., SpOG (K)
NIP. 19671224 199703 1 003
SKRIPSI
v
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indiktor Inflamasi
di Rumah Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015”
Telah diuji tanggal : 2 Agustus 2016
Panitia penguji Skripsi :
Ketua
:
Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K)
NIP. 19770814 200501 2 001
Anggota Penguji
:
1. Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes
NIP. 19700129 199702 2 002
:
2. Ashon Sa’adi, dr., SpOG (K)
NIP. 19671224 199703 1 003
SKRIPSI
vI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
MOTTO
Whoever submit his/her whole self to Allah while he/she is a doer of good- then he/she has
grasped indeed the most trustworthy hand-hold (buhul); And to Allah return all matters for
decision.
Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh. Hanya
kepada Allah kesudahan segala urusan.
(Q.S. Luqman_31 : ayat 22)
SKRIPSI
vii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah serta bimbingan-Nya dapat diselesaikannya skripsi dengan judul
“Hitung Leukosit pada Ketuban Pecah Dini sebagai Indikator Inflamasi di Rumah
Sakit Universitas Airlangga Tahun 2015”
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya dengan hati yang tulus kepada :
1.
Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
program studi pendidikan bidan.
2.
Baksono Winardi, dr., Sp .OG (K) selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah
memberikan kesempatan dan dorongan kepada saya untuk menyelesaikan
program studi pendidikan bidan.
3.
Ashon Sa’adi, dr., Sp. OG (K) selaku dosen pembimbing I penelitian skripsi
yang telah memberikan bimbingan dan sarannya selama proses pengerjaan
skripsi ini.
4.
Dr. Pudji Lestari, dr., M. Kes. selaku dosen pembimbing II penelitian skripsi
yang telah memberikan bimbingan dan sarannya selama proses pengerjaan
skripsi ini.
5.
Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., Sp.OG (K) selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.
SKRIPSI
viii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.
Ketua Komite Etik Rumah Sakit Universitas Airlangga yang telah
menyatakan penelitian ini layak etik
7.
Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
8.
Koordinator serta staf Rekam Medik Rumah Sakit Universitas Airlangga
yang telah membantu dalam pelaksanaan pengambilan sampel penelitian.
9.
Dosen serta staf sekretariat Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas
kedokteran Universitas Airlangga yang telah banyak membantu.
10. Bapak Drs. Abd. Syakur, Ibu Binti Mubaiyah, Iqsyahiro Kresna Arsela,
M. Iqsyarifal Fakhri dan segenap keluarga serta calon keluarga yang selalu
memberikan dukungan, semangat dan material dalam proses pengerjaan
penelitian.
11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bidan Alih Jenis dan Reguler yang
juga memberikan semangat, bantuan serta teman berdiskusi.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, tetapi saya berharap dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya,
Juli 2016
Penulis
SKRIPSI
ix
HITUNG LEUKOSIT PADA...
.
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
Ketuban Pecah Dini (KPD) yang dikenal dengan istilah Premature
Rupture of Membrane (PROM) merupakan salah satu komplikasi kehamilan yaitu
pecah selaput ketuban secara spontan sebelum awitan persalinan. Sejak akhir
kehamilan terjadi aliran sel-sel imunologis ke dalam miometrium sehingga
memicu proses inflamasi. Efek ini terjadi akibat dari toleransi ibu terhadap
antigen jaringan asing dari janin yang bersifat semialogenik. Mediator proinflamsi
menyebabkan terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit. Leukosit
yang tinggi dapat mengaibatkan serangkaian proses biokimia yang dapat
mengakibatkan degradasi kolagen sehingga menurunkan kekuatan selaput
ketuban. Pada pemeriksaan rutin, hitung leukosit dapat dilakukan sebagai langkah
awal untuk skrining pada ibu hamil trimester ketiga kaitannya dengan akibat yang
timbul karena proses inflamasi yang secara fisiologis terjadi pada akhir
kehamilan. Leukosit berperan dalam pengaktifan sitokin yang menyebabkan
rangsangan produksi hormon prostaglandin dan matriks metalloproteinase (MMP)
dan merangsang kontraksi. Peningkatan MMP dapat menyebabkan peningkatan
degenarasi kolagen khorioamnion yang berakibat pecahnya selaput ketuban dan
struktur serviks yang berakibat terjadinya KPD
Masalah. KPD merupakan salah satu komplikasi kehamilan dan persalinan
yang memerlukan perhatian, karena prevalensinya yang cukup besar. Sekitar 10%
perempuan hamil akan mengalami KPD. Di Indonesia, KPD terjadi pada sekitar
6,46-15,6% pada kehamilan aterm. Ketuban pecah dini berkaitan erat dengan
peningkatan kadar leukosit kaitannya dalam proses inflamasi. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis perbedaan jumlah hitung leukosit melalui hasil
pemeriksaan DL pada ibu hamil dengan dan tanpa KPD serta menunjukkan titik
potong optimal peningkatan hitung leukosit pada ibu hamil dengan KPD
Metode.dilakukan penelitian observasional potong lintang yang bersifat
komparatif dengan pemilihan sampel total pada ibu hamil dengan ketuban pecah
dini selama tahun 2015 di RS Unair. Hitung leukosit dianalisis dengan uji t tidak
berpasangan kemudian dilanjutkan dengan uji sensitifitas dan uji spesifisitas.
Hasil. Didapatkan hasil bahwa rerata hitung leukosit pada kelompok ibu
hamil dengan KPD (rerata 13,19. 103 /µl, SB 3,87) lebih tinggi bermakna
dibandingkan dengan kelompok ibu hamil tidak-KPD (rerata 8,30 . 103 /µl, SB
1,45) serta hitung leukosit dengan cut-off point ≥ 9,53 . 103 /µl memiliki
sensitifitas 76,6%, spesifisitas 76,6% dengan ROC 0,88.
Kesimpulan. rerata hitung leukosit pada kelompok ibu hamil dengan KPD
lebih tinggi bermakna dibandingkan dengan kelompok ibu hamil tidak-KPD .
Hitung leukosit dengan cutt-off point ≥ 9,53 . 103 /µl dapat membedakan
peningktan hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan tidak
ketuban pecah dini dengan sensitifitas dan spesifisitas tertinggi (sensitifitas
76,6%, spesifisitas 76,6% dengan ROC 0,88)
Kata kunci: hitung leukosit, KPD, titik potong
SKRIPSI
x
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
Background : Premature Rupture of Membrane (PROM) is a complication of
pregnancy that spontaneous rupture of the membranes before the onset of
labor. PROM is one of the complications of pregnancy and childbirth that
require attention, because the prevalence is sizable. Approximately 10% of
pregnant women will experience KPD. In Indonesia, KPD occurred at about
6.46 to 15.6% in term pregnancies. Premature rupture of membranes is closely
related to increased levels of leukocytes relation to the inflammatory process.
Objectives : the objective of this study is to analyze the the difference of
leukocyte count through the DL test results in pregnant women with and
without PROM and shows the optimal cut-off point of leukocyte count in
pregnant women with PROM
Methods : This study is a diagnostic test using comparative design. This
research used the medical records of patients with PROM and non-PROM at
Airlangga University Hospital in period of January to Desember 2015.
Descriptive analysis and bivariate analysis using Independent T-test was done
on some specific variables. The limit of significances was p <0.05 with 95%
confidence interval. This research analyze the cuf-off point of leukocytes count
with the best sensitivity, specificity.
Result : The results of Independent T-test showed there is significant difference
of leukocytes count between PROM and non-PROM. The limit of leukocytes
count between PROM and non-PROM in Airlangga University Hospital is on
cut off point ≥ 9,53 . 103 /µl with sensitivity 76,6%, specificity 76,6%, ROC 0,88.
Conclusion : The leukocytes count at a certain value can be used as the
important supporting diagnosis to compare PROM from non-PROM in aterm
pregnancy, so that it will be easier to determine the therapy.
SKRIPSI
xi
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman
SKRIPSI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM ..........................................................................................
PRASYARAT GELAR ....................................................................................
SURAT PERNYATAAN.................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
MOTTO ...........................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................
RINGKASAN ..................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ........................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xii
xiv
xv
xvi
xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................
1
3
3
3
4
4
4
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Leukosit .........................................................................
2.1.1 Definisi Leukosit................................................................
2.1.2 Klasifikasi Leukosit ...........................................................
2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium Leukosit .................................
2.1.4 Masalah Klinis Hasil Penghitungan Leukosit ....................
2.2 Konsep Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini .........................
2.2.1 Definisi Kehamilan ............................................................
2.2.2 Definisi Ketuban Pecah Dini .............................................
2.2.3 Etiologi Ketuban Pecah Dini .............................................
2.2.4 Patofosiologi Ketuban Pecah Dini .....................................
2.2.5 Pengaruh Ketuban Pecah Dini ..........................................
2.3 Peningkatan Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini
2.3.1 Mekanisme Inflamasi dalam Kehamilan ...........................
2.3.2 Perubahan Sistem Hematologi dan Urinaria ......................
2.3.3 Peran Leukosit Dalam Kehamilan dan ketuban Pecah Dini
6
6
6
8
10
12
12
14
14
16
17
19
19
20
21
xii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual.................................................................... 24
3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 25
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................
4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................
4.2.1 Populasi ..............................................................................
4.2.2 Sampel ...............................................................................
4.2.3 Besar Sampel .....................................................................
4.2.4 Tehnik Pengambilan Sampel .............................................
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..............................
4.4.1 Variabel Penelitian .............................................................
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ...........................................
4.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ....................................
4.5.1 Instrumen ...........................................................................
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data ..............................................
4.6 Pengolahan dan Analisis Data ......................................................
4.6.1 Pengolahan Data ................................................................
4.6.2 Analisis Data ......................................................................
4.7 Kerangka Operasional ..................................................................
4.8 Ethical Clearance .........................................................................
4.8.1 Anonimity ( Tanpa Nama) .................................................
4.8.2 Confidentiality (Kerahasiaan) ............................................
4.9 Keterbatasan ................................................................................
26
27
27
27
27
28
28
29
29
29
30
30
31
31
31
32
34
35
35
35
35
BAB 5 HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 36
5.2 Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 37
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan .................................................................................... 44
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan..................................................................................... 51
7.2 Saran......... ...................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN
...................................................................................... 56
SKRIPSI
xiii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.1 Data Normal Nilai Hitung Leukosit ............................................... 9
2.2 Nilai Hitung Jenis Leukosit ............................................................ 9
4.1 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 29
5.1 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan golongan umur .......... 37
5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan status paritas .............. 38
5.3 Perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu hamil dengan ketuaban pecah dini
dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini ........................................ 39
Tabel 5.4 Tabel 2x2 Hasil Penelitian Diagnostik ............................................ 41
SKRIPSI
xiv
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Potensial Infeksi Bakteri ke dalam Uterus ....................... 15
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................. 24
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 26
Gambar 4.2 Kerangka Operasional .................................................................. 34
Gambar 5.1 Receiver Operating Characteristik Curve .................................... 40
Gambar 5.2 Kurva sensitifitas dan spesifisitas hitung leukosit ....................... 40
Gambar 5.3 Diagram peningkatan hitung leukosit di RSUA tahun 2015....... 42
Gambar 5.4 Grafik peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD berdasarkan lamanya pecah
ketuban di RSUA tahun 2015 ....................................................... 43
SKRIPSI
xv
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
SKRIPSI
Jadwal Kegiatan Penelitian Mahasiswa Prodi Pendidikan Bidan
FK UNAIR Tahun Ajaran 2015/2016 ...................................... 56
Berita Acara Perbaikan ................................................................. 57
Surat Permohonan Ijin Penelitian. ............................................ 61
Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian di RSUA .............. 62
Surat Keterangan Lolos Kaji Etik RSUA ................................. 63
Lembar Pengolahan Data Penelitian ........................................ 64
Pengujian Statistik dengan SPSS ........................................... ..... 71
Lembar Konsultasi ....................................................................... 78
xvi
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
Daftar Singkatan
AKB
: Angka Kematian Bayi
AKI
: Angka Kematian Ibu
AUC
: Area Under the Curve
CI
: Confidence Interval
CRP
: C-Reactive Protein
DL
: Darah Lengkap
IK
: Interval Kepercayaan
IL-1
: Iterleukin 1
IL-6
: Iterleukin 6
IL-8
: Iterleukin 8
ISK
: Infeksi Saluran Kemih
KPD
: Ketuban Pecah Dini
LP
: Lag Period
MMP
: Matriks Metalloproteinase
P
: Probabilitas
PG
: Prostaglandin
PGE2
: Prostaglandin E2
PGF2α
: Prostaglandin F2α
POGI
: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
pPROM : Preterm Prematur Rupture of Membran
SKRIPSI
PROM
: Prematur Rupture of Membran
ROC
: Receiver Operating Charakteristik
RS
: Rumah Sakit
RSUA
: Rumah Sakit Universitas Airlangga
SDKI
: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SDP
: Sel darah Putih
TIMP
: Tissue Inhibitor of Metalloproteinases
TNFα
: Tumor Necrosis α
UL
: Urin Lengkap
xvii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
VCAM
: Vascular Cell Adhesion Molecule
WBC
: White Blood Cell
WHO
: World Health Organization
Daftar Lambang
SKRIPSI
%
: persentase
/
: per
µl
: mikro liter
≥
: lebih atau sama dengan dari
<
: kurang dari
N
: jumlah
xviii
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu komplikasi
kehamilan
dan
persalinan
yang
memerlukan
perhatian,
karena
prevalensinya yang cukup besar. Sekitar 10% perempuan hamil akan
mengalami KPD (Jazayeri, 2015). Di Indonesia, KPD terjadi pada sekitar
6,46-15,6% pada kehamilan aterm (POGI, 2014). Berdasarkan data SDKI
tahun 2012 prevalensi ketuban pecah dini adalah 15% dari jumlah
persalinan. (Badan Pusat Statistik, 2013). Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kota Surabaya tahun 2013 kasus kematian ibu sebanyak 49
kasus akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Rumah Sakit
Universitas Airlangga merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan di kota
Surabaya yang berperan aktif dalam penanganan komplikasi maternal
neonatal
dengan
melakukan
pemeriksaan
laboratorium,
termasuk
pemeriksaan hematologi.
Ketuban Pecah Dini yang dikenal dengan istilah
Premature
Rupture of Membrane (PROM) merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yaitu pecah selaput ketuban secara spontan sebelum awitan
persalinan (Kennedy, 2014). Sejak akhir kehamilan
terjadi aliran sel-sel
imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu proses inflamasi. Efek
ini terjadi akibat dari toleransi ibu terhadap
antigen jaringan asing dari
janin yang bersifat semialogenik. Mediator proinflamsi menyebabkan
1
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit (Cunningham et al,
2014).
Rentang hitung leukosit selama kehamilan secara fisiologis lebih
tinggi bila dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil (Kee, 2008). Di
Korea
Selatan
penelitian
menunjukkan
berdasarkan
histologis
khorioamnitis semakin rendah usia kehamilan, maka semakin tinggi kadar
serum C-Reactive protein dan leukositnya (Kim, et al., 2016). Leukosit
yang tinggi dapat mengaibatkan serangkaian proses biokimia yang dapat
mengakibatkan degradasi kolagen sehingga menurunkan kekuatan selaput
ketuban. Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh
kontraksi uterus dan peregangan berulang. Kang dan kawan-kawan
meneliti bahwa kepadatan sel selaput ketuban menurun pada ibu dengan
ketuban pecah dini (Kang, et al. 2015).
Pada umumnya hitung leukosit sering digunakan sebagai
indikatator adanya infeksi. Namun dalam pemeriksaan rutin,
hitung
leukosit dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk skrining pada ibu
hamil trimester ketiga kaitannya dengan akibat yang timbul karena proses
inflamasi yang secara fisiologis terjadi pada akhir kehamilan. Leukosit
berperan dalam pengaktifan sitokin yang menyebabkan rangsangan
produksi hormon prostaglandin dan matriks metalloproteinase (MMP) dan
merangsang kontraksi.
Menurut penelitian yang dilakukan di China tahun 2015 bahwa
wanita yang mengalami KPD memiliki kadar sitokin lebih tinggi dan
menigkat bergantung dengan lamanya fase KPD (Wang, et al., 2016).
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
Peningkatan MMP dapat menyebabkan peningkatan degenarasi kolagen
khorioamnion yang berakibat pecahnya selaput ketuban dan struktur
serviks yang berakibat penipisan serviks. Hormon prostaglandin berperan
dalam kontraksi uterus sehingga akan mengakibatkan proses inpartu.
Namun bila pecahnya selaput ketuban tidak diikuti dengan tanda
persalinan maka disebut dengan ketuban pecah dini. Penelitian
sebelumnya tenang ketuban pecah dini dilakukan oleh Lee bahwa
peningkatan hormon prostaglandin dapat menjadi kemungkinan terjadinya
ketuban pecah dini (Lee, et al., 2009).
Berdasarkan penelitian oleh beberapa para ahli ini menunjukkan
bahwa ketuban pecah dini berkaitan erat dengan peningkatan kadar
leukosit kaitannya dalam proses inflamasi. Dengan melihat fenomena
tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui perbedaan total hitung leukosit
pada darah ibu hamil dengan usia kehamilan yang aterm dengan
pemeriksaan hitung darah lengkap pada kehamilan dengan komplikasi
ketuban pecah dini dibandingkan dengan kehamilan yang tidak mengalami
komplikasi ketuban pecah dini
1.2 Rumusan Masalah
“ Adakah perbedaan hitung leukosit darah antara kehamilan aterm
dengan ketuban pecah dini dan kehamilan aterm tanpa ketuban pecah
dini?”
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Membuktikan adanya perbedaan hitung leukosit dilihat dari
pemeriksaan laboratorium darah lengkap (DL) pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini bila dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
mengalami ketuban pecah dini.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Menganalisis perbedaan jumlah hitung leukosit melalui hasil pemeriksaan
darah lengkap pada ibu hamil dengan KPD bila dibandingkan dengan ibu
hamil tanpa KPD
2) Menunjukkan titik potong optimal (cut-off point) peningkatan hitung
leukosit pada ibu hamil dengan KPD bila dibandingkan dengan ibu hamil
tanpa KPD
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitiaan ini bermanfaat untuk mengetahui peranan leukosit dan
hubungannya dengan proses inflamasi selama kehamilan dan kejadian
ketuban pecah dini.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Menambah
wawasan
mahasiswa
mengenai
proses
perubahan
hematologi terutama hitung leukosit terhadap kejadian ketuban pecah
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
dini dalam kaitannya dengan proses inflamasi selama kehamilan
trimester ketiga.
2) Bagi tenaga medis, dapat dijadikan sebagai informasi tentang
peningkatan leukosit yang dapat beresiko terhadap kejadian ketuban
pecah dini sehingga dapat dijadikan indikator pencegahan kejadian
ketuban pecah dini
3) Bagi pihak rumah sakit, dapat dijadikan bahan evaluasi dalam
memberikan pelayanan optimal, serta meningkatkan mutu pelayanan di
dalam ruang lingkup pelayanan maternal perinatal terkait dengan
pengelolaan peningkatan total hitung leukosit pada ketuban pecah dini.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Leukosit
2.1.1 Definisi Leukosit
Leukosit atau sel darah putih ( white blood cell, WBC, lekocyte)
merupakan salah satu sel yang membentuk darah. Leukosit merupakan
bagian dari sitem pertahanan tubuh, sel ini memeberikan respon yang
cepat pada benda asing yang masuk dengan cara bergerak ke arah sisi
organ yang mengalami gangguan (Cunningham et al, 2014)
2.1.2 Klasifikasi Leukosit
Leukosit merupakan kelompok dari beberapa jenis sel. Leukosit
dibedakan menjadi: Granulosit (Leukosit granuler/ polimorfonuclear) dan
Agranulosit (Leukosit nongranuler/ mononuclear)
1) Granulosit
Paling banyak terdapat dalam darah, sekitar 75%. Terdapat
butir spesifik yang mengikat zat warna dan sitoplasma.
(1) Sel neutrofil
Jumlahnya paling banyak sekitar 60-70% dari jumlah
seluruh leukosit atau 3000-6000 per mm3 dalam darah normal.
(Subowo, 2009). Neutrofil merupakan garis terdepan pertahanan
tubuh selama infeksi akut karena mempunyai kemampuan
fagositosis. Neutrofil berespon lebih cepat terhadap inflamasi dan
sisi cidera jaringan dibanding dengan jenis leukosit yang lain.
6
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
Neutrofil yang belum matang disebut dengan batang dan dapat
bermultiplikasi dengan cepat selama infeksi akut, sedangkan yang
sudah matang disebut segmen (Kee, 2008)
(2) Sel eosinofil
Jumlah sel eosinofil sebanyak 1-3% dari seluruh leukosit
atau 150-450 buah per mm3 darah. Sel eosinofil berkaitan dengan
peristiwa alergi dan sering ditemukan dalam jaringan yang
mengalami reaksi alergi atau radang kronis. Hitung jenis eosinofil
meningkat selama alergi disebabkan oleh parasitik. (Kee, 2008;
Subowo, 2009).
(3) Sel basofil
Jumlah sel basofil sekitar 0,5% sehingga sangat sulit
ditemukan
pada
sediaan
apus.
Ukurannya
10-12
µm.
Sitoplasmanya mengandung bahan-bahan diantaranya histamin
yang berperan dalam proses alergi atau anafilaksis (Subowo,
2009). Hitung basofil meningkat pada masa penyembuhan. Pada
peningkatan steroid, hitung basofil akan menurun (Kee, 2008)
2) Agranulosit
(1) Limfosit
Jumlah limfosit sekitar 1000-3000 per mm3 darah atau 2030% dari seluruh leukosit. Limfosit dapat berperan dalam sistem
imunologik, dikenal dengan nama sel imunokompeten dan
dibedakan menjadi limfosit B dan limfosit T (Subowo, 2009).
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
Peningkatan jumlah limfosit (limfositosis) terjadi pada infeksi
krinis dan virus (Kee, 2008).
(2) Monosit
Berjumlah sekitar 3-8% dari seluruh leukosit. Monosit
memiliki diameter terbesar yaitu 12-15µm. Monosit adalah
pertahanan baris kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing.
Sel ini lebih kuat daripada neutrofil dan dapat mengonsumsi
partikel debris yang lebih besar. (Kee, 2008). Monosit mampu
bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke dalam jaringan
pengikat dan monosit berubah menjadi makrofag atau sel-sel lain
yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik. Selain berfungsi
sebagai fagositosis sel makrofag dapat berperan menyampaikan
antigen kepada limfosit untuk bekerja sama dalam sistem imun
(Subowo, 2009).
2.1.3 Pemeriksaan Laboratorium Leukosit
Salah satu pemeriksaan yang dapat menunjukkan adanya infeksi dan
inflamasi adalah dengan pemeriksaan darah rutin dan urin rutin, dengan
menghitung jumlah Sel Darah Putih (SDP) atau White Blood Cell (WBC)
(Gomez et al., 2010).
1) Pemeriksaan Darah
Hitung dan hitung jenis leukosit termasuk dalam uji hematologi
atau Hitung Darah Lengkap (Complete Blood Count). Hitung leukosit
cenderung lebih rendah di pagi hari daripada siang hari. Steroid dapat
menurunkan hasil eosinofil dan limfosit.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
Tabel 2.1 Data Normal Nilai Hitung leukosit
Keadaan subyek
Nilai Normal Leukosit ( /mm3)
Bayi baru lahir
9.000  30.000
Balita usia 2 tahun
6.000  17.000
Anak usia 10 tahun
4.500  13.500
Wanita
4.300  9.100
Ibu hamil
5.000  16.000
Ibu bersalin
9.000  30.000
Ibu postpartum
25.000  30.000
Sumber: (Kee, 2008; Gomez, 2010)
Hitung jenis leukosit terdiri atas 5 jenis leukosit yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit, monosit. Hitung jenis leukosit dinyatakan
dalam milimeter kubik atau mikro liter (mm3, µl). Hitung jenis leukosit
memberi informasi yang lebih spesifik tentang infeksi dan proses
penyakit. Tabel 2.2 menunjukkan prosentase hitung jenis leukosit dalam
leukosit.
Tabel 2.2 Nilai Hitung Jenis Leukosit
Jenis Leukosit Prosentase hitung jenis
Neutrofil
50,0 – 70,0 %
Eosinofil
1,0 – 3,0%
Basofil
0,4 – 1,0 %
Limfosit
25,0 – 35,0 %
Monosit
4,0 – 6,0 %
Sumber: (Kee, 2008)
2) Pemeriksaan Urin
Jumlah leukosit dalam urin dapat diketahui dengan pemeriksaan
mikroskopik sedimen urin yang merupakan rangkaian dari pemeriksaan
urin atau urinalisis. Adanya leukosit di dalam sedimen urin dapat
ditemukan terdapat dalam urin wanita yang sedang mengalami
menstruasi atau berasal dari saluran kemih. Dalam keadaan normal
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
jumlah leukosit hanya 0-5 per lapangan penglihatan kecil dan pada
wanita dapat pula karena kontaminasi dari genetalia (Kee, 2008).
2.1.4 Masalah Klinis Hasil Penghitungan Leukosit
Peningkatan leukosit dalam darah disebut dengan leukositosis dan
penurunan leukosit disebut leukopenia (Kee, 2008; Subowo, 2009).
Pada umumnya, leukosit adalah indikator adanya infeksi di dalam
tubuh, sehingga peningkatan kadar leukosit di dalam darah dapat
dijadikan gambaran adanya infeksi (Gomez et al., 2010). Peningkatan
kadar leukosit dapat terjadi secara fisiologis dan patologis.
Kadar leukosit akan meningkat pada keadaan berikut ini:
(1) Infeksi akut
(2) Nekrosis jaringan
(3) Leukemia
(4) Penyakit kolagen
(5) Anemia hemolitik dan sel sabit
(6) Stres
(pembedahan/trauma,
perdarahan
demam,
kekacauan
emosional yang berlangsung lama)
(7) Aktifitas fisik berlebihan, kelelahan.
(8) Kehamilan, persalinan dan nifas
(9) Menstruasi
(10) Obat (merkuri, epinefrin, kortikosteroid
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Penurunan kadar leukosit dapat disebabkan oleh beberapa hal
berikut ini
(1) Penyakit hematopoetik
(2) Infeksi virus
(3) Malaria
(4) Agranulositosis
(5) Alkoholisme
(6) Sistem lupus eritematosus
(7) Artritis reumatoid
Terdapat leukosit dalam jumlah banyak di urin desebut piuria.
Keadaan ini sering dijumpai pada kasus infeksi saluran kemih atau
kontaminasi dengan sekret vagina pada penderita dengan flour albus
dan pada ibu KPD dengan tanda-tanda infeksi. Tampilan urin yang
terdapat leukosit biasanya berwarna keruh dan berkabut. Masalah klinis
yang mungkin terjadi adalah infeksi saluran kemih (ISK), demam,
latihan fisik berlebihan, lupus nefritis, penyakit ginjal dan bahkan
tumor. Bila leukosit terdeteksi dalam urin maka harus dilakukan
pemeriksaan kultur urin (Kee, 2008).
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
2.2 Konsep Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini
2.2.1 Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu (Saifuddin, 2011).
Status
reproduksi
merupakan
determinan
antara
yang
menyebabkan terjadinya komplikasi pada maternal maupun perinatal.
Gravida dan umur merupakan bagian dari status reproduksi yang menjadi
determinan antara yang berpengaruh terhadap terjadinya komplikasi ibu
dan anak (Saifuddin, 2009)
1) Umur ibu
Umur atau usia adalah lawan waktu hidup sejak dilahirkan atau
diadakan. Umur ibu merupakan salah satu indikator untuk menentukan
apakah kehamilan ibu dalam faktor resiko kehamilan atau tidak. Umur
yang beresiko untuk melangsungkan kehamilan adalah umur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Umur sehat untuk reproduksi adalah
umur ibu dari 20 tahun sampai 35 tahun. Umur antara 20-35 tahun
merupakan umur dengan kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya di umur
tersebut ibu hamil memiliki risiko yang rendah untuk ibu dan janin
(Affandi,2012).
Kehamilan ibu pada umur kurang dari 20 tahun sangat beresiko
terhadap diri ibu dan janin karena alat reproduksi yang belum matang
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
untuk proses kehamilan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi persalinan yang dapat merugika kesehatan ibu maupun janin
(Manuaba,2012). Umur ibu lebih dari 35 tahun beresiko terhadap
kesehatan ibu dan janin serta pada umur ini kehamilan akan berpotensi
mengalami kegawatdaruratan obstetri atau APGO (Ada Potensi Gawat
Obstetri) (Saifuddin,2009). Kesehatan ibu dengan umur lebih dari 35
tahun tidak seoptimal pada ibu hamil dengan umur 20-35 tahun karena
pada umur lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu akan menurun dan mudah
terserang penyakit serta organ reproduksi juga mengalami penuaan
sehingga jalan lahir menjadi kaku dan terjadi perubahan pada jaringan
organ reproduksi dalam (Rochjati, 2011)
2) Status paritas
Penentuan graviditas/paritas yang pertama adalah menggunakan
sistem gravida/para 2-digit, maka gravida menunjukkan berapa kali
seorang wanita pernah hamil. Bila saat ini hamil, kehamilan masuk
hitungan dan menunjukkan jumlah kehamilan yang berakhir dengan
kelahiran janin viabel. Jika seorang wanita hamil kembar, kehamilannya
tetap dihitung sebagai satu kali kehamilan. Jika janil lahir mati namun
sudah melewati usia viabilitas maka hal tersebut masuk hitungan paritas.
Penghitungan paritas klasik menggunakan sistem 4-digit yaitu digi
pertama: jumlah kehamilan cukup bulan yang dilahirkan setelah melewati
usia viabilitas(>37 minggu). Digit kedua: jumlah kelahiran kurang bulan
(<37 minggu). Digit ketiga: jumlah kehamilan yang berakhir dengan
aborsi spontan atau diinduksi sebelum janin viabel (kehamilan <20
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
minggu atau BB janin <500gr). Digit keempat: jumlah anak yang saat ini
hidup.
Ada beberapa istilah terkait dalam paritas, antara lain: nulipara adalah
wanita yang belum pernah melahirkan janin viabel, primipara adalah wanita
yang pernah melahirkan satu kali (tanpa mempertimbangkan jumlah janin)
dengan 28 janin viabel, multipara adalah wanita yang perbah melahirkan dua
kali atau lebih (tanpa mempertimbangkan jumlah janin) dengna janin viabel.
Dan grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan sampai lima anak
atau lebih.
2.2.2 Definisi Ketuban Pecah Dini
Ketuban
Pecah
Dini
(KPD)
dikenal
dengan
istilah
Premature/Spontaneus/Early Rupture of Membrane (PROM) adalah pecah
selaput ketuban secara spontan sebelum adanya tanda persalinan atau
dimulainya tanda inpartu pada usia kehamilan lebih dari 37 minggu
(Kemenkes RI, 2013; Kennedy, 2014; Jazayeri, 2015).
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5
cm (Mochtar, 2012). Ketuban yang pecah sebelum terdapat tanda
persalinan, dan setelah ditunggu 1 jam belum ada tanda-tanda persalinan
(Manuaba, 2010).
2.2.3 Etiologi Ketuban Pecah Dini
Pada dasarnya mekanisme yang mengawali ketuban pecah dini
belum diketahui secara pasti, ketuban pecah dini merupakan sindroma
yang dapat berhubungan dengan berbagai faktor.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Ketuban pecah dini memiliki hubugan dengan hal-hal berikut :
(1) Hipermortilitas rahim yang telah lama terjadi sebelum ketuban pecah,
biasanya karena penyakit seperti pielonefritis, sistitis, servisitis, dan
vaginitis
(2) Kelainan selaput ketuban (selaput ketuban terlalu tipis)
(3) Solusio plasenta
(4) Kekurangan tembaga dan asam askorbik sebagai komponen kolagen
yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal
(5) Infeksi (amnionotis atau khorioamnitis)
(6) Ketuban pecah dini afrisial, dimana dilakukan amniotomi terlalu dini
( Saifuddin, 2011; Jazayeri, 2015)
Gambar 2.1 Lokasi potensial infeksi bakteri ke dalam uterus
Sumber: (Jazayer, 2015)
Faktor predisposisi lain yang mempengaruhi seperti:
(1) Multipara
(2) Malposisi (letak sungsang, letak lintang)
(3) Disproporsi sefalopelvik, kesempitan panggul,
(4) Servik inkompeten
(5) Ketegangan rahim berlebihan
SKRIPSI
(Manuaba, 2010; Mochtar, 2012)
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
2.2.4 Patofisiologi Ketuban Pecah Dini
Secara fisiologis, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan
secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus, peregangan berulang dan
pada daerah tertentu mengalami perubahan biokimia yang menyebabkan
selaput ketuban inferior rapuh. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada
hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan
janin. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda, ketuban pecah
dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor
eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina (Saifuddin, 2011).
Menurut Manuaba (2010) mekanisme KPD adalah bila selaput
ketuban tidak lagi kuat karena kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi,
dan bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban bertambah lemah
dan mudah pecah. Pada kehamilan aterm, perubahan yang terjadi secara
fisiologis
dan
pengaruh
dari
kontraksi
seringkali
menyebabkan
melemahnya kekuatan selaput ketuban sehingga terjadi ketuban pecah dini
(Kennedy, 2014).
Pecanya selaput ketuban berhubungan dengan perubahan proses
biokimia yang terjadi dalam kolagen matriks ekstra selular amnion,
korion, dan apoptosis membran janin. Perubahan struktur, jumlah, dan
katabolisme kolagen mengakibatkan aktivitas kolagen berubah sehingga
selaput ketuban pecah. Membran janin dan desidua bereaksi terhadap
stimulasi infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan memproduksi
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
mediator seperti prostaglandin, sitokin, dan protein hormon yang
merangsang aktivitas “matrix degrading enzym” (Saifuddin, 2011).
Degradasi kolagen dimediasi oleh Matriks Metaloproteinase
(MMP) yang dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor
protase. Mendekati waktu persalinan keseimbangan antara MMP dan
TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraselular
dan membran janin. Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat
menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis dimana terdapat
peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah dini (Saifuddin,
2011). Ketuban pecah dini berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. Periode laten atau lag period (LP) adalah jarak antara pecahnya
ketuban dengan permulaan persalinan. Periode laten akan semakin
memanjang pada usia kehamilan yang semakin muda. Sedangkan lamanya
persalinan akan lebih pendek dalam keadaan usia kehamilan yang semakin
muda (Mochtar, 2012)
2.2.5 Pengaruh Ketuban Pecah Dini
Resiko pada ibu dan janin akibat KPD meningkat seiring dengan
durasi atau lamanya waktu sebelum persalinan dan frekuensi periksa
dalam (Kennedy, 2014). Semakin lama periode laten maka semakin besar
resiko morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Komplikasi yang timbul
akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia gestasinya. Dapat terjadi
infeksi maternal maupun neonatal persalinan prematur, hipoksia karena
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatkan insiden seksio
sesarea, atau gagalnya persalinan normal (Saifuddin, 2011)
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
Terbukanya jalan lahir akibat KPD dapat menyebabkan infeksi
ascendens, selain itu juga dapa dijumpai infeksi puerperalis, peritonitis,
septikemia, serta dry-labour (Mochtar, 2012) Resiko terhadap neonatal
dapat berupa
(1) Infeksi neonatus
(2) Placental abrupton
(3) Gawat janin
(4) Fetal restriction deformities
(5) Pulmonary hypoplasia
(6) Kematian janin/ neonatus. (Jazayeri, 2015)
Infeksi intrauterin terjadi bahkan sebelum ibu merasakan tanda
gejala infeksi, sehingga hal ini menigkatkan morbiditas dan mortalitas
perinatal (Mochtar, 2012). Risiko infeksi ibu dan anak meningkat pada
ketuban pecah dini. Pada ibu dapat terjadi korioamnitis, pada bayi dapat
terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Umumnya korioamnitis terjadi
sebelum ada tanda infeksi pada bayi (Saifuddin, 2011)
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
2.3 Peningkatan Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini
2.3.1
Mekanisme Inflamasi dalam Kehamilan
Dalam bukunya, Chunningham (2014) menyatakan bahwa:
“Pregnancy is thought to be associated with suppression of various
humoral and cell-mediated immunological functions to accommodate the
“foreign” semiallogeneic fetal graft. In reality, pregnancy is both a
proinflammatory and antiinflammatory condition, depending upon the
stage of gestation.”
Kalimat tersebut menjelaskan bahwa kehamilan berhubungan
dengan penekanan berbagai hormon dan dan fungsi imunologis karena
respon ibu hamil dalam menampung jaringan semiallogenik yaitu janin.
Kehamilan mencakup 2 kondisi yaitu proinflamatory dan antiinflamatory
bergantung pada tiap tahapan kehamilan. Mor (2011) membagi fase
imunlogis kehamilan menjadi 3 fase.
1) Awal kehamilan berkaitan dengan proses proinflamasi. Selama proses
implantasi dan pembentukan plasenta, blastokis harus menerobos ke
lapisan
rongga
epitelium
rahim
untuk
menetap
di
jaringan
endometrium. Tropoblas menggantikan endotelium untuk otot polos
pada pembuluh darah untuk mempertahankan peredaran darah pada
plasenta. Aktifitas ini mengakibatkan perlunya aktifitas inflamasi
dalam regenerasi sel epitelium rahim.
2) Pertengahan kehamilan berkaitan dengan proses antiinflamasi. Selama
periode ini janin tumbuh dan berkembang dengan cepat.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
3) Akhir kehamilan dan persalian ditandai dengan aliran sel-sel
imunologis ke dalam miometrium sehingga memicu terjadinya proses
inflamasi (Cunningham et al, 2014)
2.3.2
Perubahan Sistem Hematologi dan Urinaria
Perubahan hematologi pada saat kehamilan adalah meningkatnya
volume darah, rata-rata peningkatan darah pada kehamilan aterm adalah
45-50%. Peningkatan terjadi secara fisiologis untuk mengganti aliran
darah ekstra ke uterus, memenuhi kebutuhan metabolisme fetus, dan
meningkatkan perfusi pada organ lain. Ekstra volume darah juga sebagai
persiapan untuk menkompensaasi kehilangan darah dalam persalinan
(Leveno, 2009; Aprillia, 2010)
Jumlah sel darah putih yang lebih dari 15.000/mm3 merupakan
indikasi adanya infeksi pada wanita hamil (Jazayeri, 2015). Peningkatan
kadar leukosit pada wanita hamil sering terjadi karena adanya infeksi
selama kehamilan sebagai respon terhadap agen infeksius (Sutedjo, 2008).
Selain karena infeksi, secara fisologis wanita hamil mengalami
peningkatan leukosit akibat toleransi ibu terhadap antigen jaringan asing
dari janin yang bersifat semialogenik (Cunningham, 2008).
Hitung leukosit cukup bervariasi selama kehamilan hingga
mendekati 15.000 /mm3. Selama persalinan dan awal masa nifas leukosit
meningkat hingga mencapai 25.000 /mm3 atau bahkan lebih sampai
30.000 /mm3. Namun nilai rata-ratanya 14.000 – 16.000 /mm3. Penyebab
dari peningkatan Jumlah limfosit dan monosit berperan penting dalam
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
persalinan faktor pembekuan darah meningkatkan kadar beberapa
koagulan seperti fibrinogen (Aprillia, 2010; Cunningham et al, 2014).
Selama kehamilan, masing-masing ginjal memanjang1-1,5 cm dan
ureter berdilatasi sampai tepi atas tulang pelvis. Hal ini menyebabkan
meningkatnya kejadian statis urin yang menyebabkan infeksi dan tes
fungsi renal sulit diinterpretasi (Aprillia, 2010). Sedimen leukosit
dianggap normal bila ditemukan 0-5/ daya penglihatan rendah (Kee, 2008)
2.3.3
Peran Leukosit dalam Kehamilan dan Ketuban Pecah Dini
Respon tubuh terhadap patogen melibatkan berbagai komponen
sistem imun dan sitokin, baik yang bersifat pro inflamsi maupun
antiinflamasi. Pada inflamasi atau jaringan yang meradang, prostaglandin
berperan
dalam
menyebabkan
vasodilatasi
dan
meningkatkan
permeabilitas vaskular. Mediator inflamsi yang dilepas menyebabkan
terjadinya reaksi peradangan dengan perantara leukosit diantaranya
makrofag, netrofil, dan limfosit.
Molekul aktif seperti prostagalandin (PG) terlibat dalam proses
persalinan. Pada persalinan normal Prostaglandin dihasilkan oleh desisua,
dan konsentrasinya meningkat sejak kehamilan 15 minggu. Prostaglandin
akan menyebabkan kontraksi uterus dan memicu persalinan. Sitokin
tertentu seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6) tumor necrosis
factor alpha (TNF-α) menstimulasi sintesa PG dari plasenta dan
khorioamnion. Pada kehamilan normal, mediator pada intraamnion
meningkat secara fisiologis sampai batas ambang terjadi pada titik
kelahiran, menyebabkan dilatasi serviks dan persalinan (Manuaba, 2010)
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
Infeksi menyebabkan proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. Invasi
bakteri ke dalam koriodesidua akan melepaskan produk-produknya,
seperti: endotoksin dan eksotoksin serta mengaktifkan sistem monositmakrofag pada maternal yang kemudian melepaskan sejumlah sitokin
seperti TNF-, IL-1, IL-6, dan IL-8. Respon tubuh setelah invasi mikroba
merupakan hasil interaksi kompleks antara microbial signal, leukosit,
mediator humoral dan endotel vaskuler. Sitokin pada reaksi inflamasi
memberi respon. Proses inflamasi akibat agen infeksius ini akan
mecetuskan
mediator-mediaor
inflamasi
seperti
histamin,
sitokin,
leukotrien, dan prostaglandin.
Selama demam, pirogen endogen (interleukin-1) dilepaskan dari
leukosit dan bekerja langsung pada pusat termoregulator dalam
hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh. Efek ini berhubungan
dengan peningkatan prostaglandin otak (yang bersifat pirogenik). Reaksi
peradangan/ inflamasi ini terjadi dengan perantara sel darah putih untuk
melakukan proses fagositosis pada bakteri. Sitokin, endotoksin dan
eksotoksin menstimulasi biosintesis PGF2-dan PGE2 di desidua atau
amnion dan melepaskannya. Sitokin dapat berfungsi sebagai endokrin,
parakin, autokrin. Sitokin berperan penting dalam mekanisme sistem imun
dalam pertumbuhan plasenta dan pemeliharaan kehamilan. Puncak dari
sintesis ini adalah pelepasan metaloprotease dan unsur-unsur bioaktif
lainnya. Prostaglandin menstimulasi kontraksi uterus meningkatan matriks
metaloprotease (MMP) pada selaput korioamnion sehingga menyebabkan
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
degradasi kolagen yang berakibat pada melemahnya membran kolagen
yang dalam hal ini berakibat pada penurunan kekuatan khorioamnion
sampai dengan pecahnya selaput ketuban dan penurunan kolagen pada
serviks merubah jaringan kolagen pada serviks menjadi lebih lunak
(Cunningham et al, 2014).
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Kehamilan
aterm
Infeksi
Stress
Estrogen ↓
Nekrosis Jaringan
Oksitosin ↑
Aktifitas berat
Peningkatan
leukosit
Progesteron ↓
Gangguan Hemaologi
Proses inflamasi
Sitokin ↑
Histamin ↑
Leukotrien ↑
Prostaglandin ↑
Kontraksi
uterus ↑
MMP↑
Degradasi
kolagen
Kekuatan membran
khorioamnion ↓
Penipisan
serviks
Ketuban Pecah
Dini
Pembukaan
serviks
Persalinan
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
24
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa peningkatan leukosit dapat terjadi
kerana beberapa hal, diantaranya kehamilan, infeksi, stress, nekrosis
jaringan, aktifitas berat, dan ganggua sistem hematologi. Peningkatan
Leukosit merupakan merupakan hal yang terjadi secara fisiologis dalam
proses kehamilan dan persalinan. Peningkatan leukosit mengakibatkan
proses inflamasi atau peningkatan suhu tubuh oleh pusat termoregulasi
dalam hipotalamus. Masa akhir kehamilan merupakan fase proinflamsi
akibat proses biokimia berbagai hormon dan aktivitas rahim yang
mengakibatkan
meningkatkan
produksi
sitokin
yang
merupakan
merupakan salah satu mediator inflamasi.
Sitokin diproduksi oleh sel darah putih, proses inflamasi
menyebabkan sitokin menstimulasi biosintesis prostaglandin di desidua
dan amnion. Prostaglandin menstimulasi kontraksi dan meningkatkan
kadar enzim Matriks Metaloprotase (MMP) pada membran khorioamnion.
Peningkatan kadar MMP menyebabkan degradasi kolagen meningkat pada
membran khorioamnion dan penipisan jaringan serviks. Degradasi kolagen
berakibat pada melemahnya kekuatan khorioamnion sampai dengan
pecahnya selaput ketuban. Pecahnya selaput ketuban tanpa diikuti dengan
tanda gejala persalinan disebut dengan Ketuban Pecah Dini (KPD).
3.2
Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan hitung leukosit darah antara kehamilan aterm
dengan ketuban pecah dini dan kehamilan aterm tanpa ketuban pecah dini.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang telah dilaksanakan merupakan penelitian
comparatif yang bersifat analitik observasional, yaitu penelitian yang
menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian hipotesis
(Notoatmodjo, 2010). Peneliti mempelajari dinamika korelasi antara hitung
leukosit dengan kejadian ketuban pecah dini dengan cara pendekatan observasi/
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dengan membandingkan hitung
leukosit pada ibu hamil aterm dengan dan tanpa ketuban pecah dini.
Populasi
Eksklusi
Inklusi
Sampel
Ibu hamil dengan
KPD
Ibu hamil tanpa
KPD
Hitung Leukosit
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Perbedaan Rerata Hitung Leukosit pada
Kehamilan Dengan dan Tanpa Ketuban Pecah Dini
26
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia
kehamilan aterm yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit
Universitas Airlangga yang menjalani pemeriksaan laboratorium hematologi
dan tercatat dalam rekam medik mulai dari bulan Januari – Desember 2015.
4.2.2 Sampel
Dalam penilitian ini terdapat 2 kelompok sampel, yaitu ibu hamil
aterm dengan KPD dan ibu hamil aterm TIDAK KPD yang tercatat dalam
rekam medik pada bulan Januari - Desember 2015 yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini.
Kriteria inklusi Ibu Hamil dengan KPD
1) Ibu hamil usia kehamilan aterm usia kehamilan >37 – 42 minggu dengan
diagnosis ketuban pecah dini
2) Menjalani pemeriksaan laboratirium DL
3) Mendapat persetujuan pihak Rumah Sakit untuk dilakukan pengkajian
pada rekam medis pasien
Kriteria inklusi Ibu Hamil TIDAK KPD
1) Ibu hamil usia kehamilan aterm usia kehamilan >37 – 42 minggu
2) Selaput ketuban utuh
3) Menjalani pemeriksaan laboratirium DL
4) Mendapat persetujuan pihak Rumah Sakit untuk dilakukan pengkajian
pada rekam medis pasien
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Kriteria eksklusi KPD dan Tidak KPD
1) Terdapat tanda-tanda infeksi
2) Terdapat tanda gejala inpartu
3) Mengalami komplikasi kehamilan lain seperti obesitas, DM, Hipertensi,
PE dan Gemelli
4) Rekam medis yang tidak lengkap
4.2.3 Besar Sampel
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sesuai
dengan jumlah ibu hamil dengan KPD dan ibu hamil tanpa KPD di Rumah
Sakit Universitas Airlangga yang tercatat dalam rekam medik mulai dari
bulan Januari - Desember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari seluruh jumlah kehamilan dengan ketuban pecah dini yang dirawat di
Rumah Sakit Universitas Airlangga sebanyak 87 ibu hamil, dan yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 47 ibu hamil.
Sedangkan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini sebanyak 47 ibu hamil.
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini memakai dua tehnik pengambilan sampel. Kelompok
sampel ibu hamil dengan KPD diambil dengan menggunakan tehnik total
sampling yaitu seluruh ibu hamil dengan KPD yang memenuhi kriteria
eksklusi dan inklusi di RS Universitas Airlangga sedangkan untuk sampel ibu
hamil tanpa KPD akan digunakan tehnik quota sampling, yang jumlah
kuotanya menyesuaikan atau disamakan dengan kelompok sampel kehamilan
dengan KPD agar kedua kelompok memiliki besar sampel yang sama.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
pada bulan April-Juni tahun 2016 dengan menganalisi data rekam medis
pasien pada bulan Januari-Desember tahun 2015
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional,
4.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (bebas)
dan variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
kejadian KPD dalam kehamilan, sedangkan variabel terikatnya adalah hitung
leukosit darah
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
SKRIPSI
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Variabel Bebas:
Kejadian KPD
dalam
kehamilan
Perbedaan diagnosa
antara kehamilan dengan
ketuban pecah dini dan
kehamilan yang tidak
mengalami ketuban
pecah dini
Kategori jenis
kejadian KPD
dalam kehamilan:
1. KPD (Hamil
aterm dengan
KPD)
2. TIDAK KPD
(Hamil aterm
tanpa KPD)
Nominal Lembar
pengumpul
data
Variabel
Terikat:
Hitung leukosit
darah
Hhitung leukosit pada
ibu hamil dengan
pemeriksaan laoratorium
hematologi DL
Tertulis jumlah
hitung leukosit
pada hasil
pemeriksaan DL
Interval
HITUNG LEUKOSIT PADA...
Skala
Instrumen
Lembar
pengumpul
data
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
Karakteristik:
Umur Ibu
Hamil
Umur saat melahirkan
anak terakhir yang
dilihat berdasarkan umur
ibu yang tercatat di
rekam medik
Kategori umur ibu
hamil dalam data
register:
1. <20 (umur ibu
hamil yang
kurang dari 20
tahun)
2. 20-35 (umur ibu
hamil antara 2035 tahun)
Ordinal
Lem
bar
pengumpul
data
3. >35 (umur ibu
hamil yang
lebih dari 35
tahun
Status Paritas
Jumlah kehamilan ibu
saat ini yang tercatat di
rekam medik
Kategori status
gravida ibu hamil
dalam rekam
medik:
1. Primi Gravida
(kehamilan ini
merupakan
kehamilan
pertama)
2. Multi Gravida
(kehamilan ini
merupakan
kehamilan
Nominal Lembar
pengumpul
data
4.5 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
4.5.1 Instrumen
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah format lembar pengumpulan data atau lembar rekam medik pasien,
yang disusun sesuai dengan kebutuhan penelitian dengan menggunakan data
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
sekunder pasien ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil yang
tidak mengalami ketuban pecah dini dengan melihat rekam medik
4.5.2 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data yang berisi jumlah ibu hamil yang mengalami
ketuban pecah dini yaitu dengan melihat catatan register pada Ruang
Bersalin di RSUA pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember
tahun 2015
2) Mengumpulkan data yang berisi jumlah ibu hamil yang mengalami
ketuban pecah dini yaitu dengan melihat catatan register pada Poli
Obstetri dan Ginekologi di RSUA pada bulan Januari sampai dengan
bulan Desember tahun 2015
3) Melakukan pengambilan sampel penelitian menggunakan lembar
rekam medis pada di Ruang Rekam Medis dengan dengan
menyesuaikan dengan kriteria inklusi dan menghindari kriteria ekslusi
4) Mengidentifikasi jenis kehamilan berdasarkan komplikasi yang
dialami ibu, yaitu kehamilan dengan ketuban pecah dini dan
kehamilan yang tidak mengalami ketuban pecah dini.
5) Mengumpulkan data dengan menggunakan lembaran pengumpulan
data dan melakukan pengkodean
6) Mengidentifikasi
hasil
jumlah
hitung
leukosit
berdasarkan
pemeriksaan laboratorium darah lengkap
7) Melakukan pengolahan data dan analisis data
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
4.6 Pengolahan dan Analisis Data
4.6.1 Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Editing yang dilakukan untuk mengoreksi data atau menyunting data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa
terhadap kelengkapan dan penyesuaian data yang diperoleh dengan
kebutuhan penelitian.
2) Coding. Setelah data dikoreksi atau disunting, selanjutnya dilakukan
coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka dengan menentukan code yang digunakan, untuk
membedakan masing-masing subyek penelitian. Pengkodean yang
dilakukan adalah membedakan subyek penelitian kelompok KPD
adalah kelompok ibu hamil dengan komplikasi ketuban pecah dini,
sedangkan kelompok TIDAK KPD adalah ibu hamil tanpa ketuban
pecah dini.
3) Entry. Setelah melakukan editing dan coding, data kemudian
dimasukkan ke dalam master tabel sehingga data mudah dijumlah dan
disusun untuk disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4) Cleaning. Setelah melakukan entry data, data perlu diperiksa kembali
untuk
melihat
kemungkinan
adanya
kesalahan
kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
4.6.2 Analisis Data
Pada penelitian ini, data penelitian dianalisis dengan metode analitik
observasional untuk melakukan analisis dinamika kolerasi antara fenomena
atau faktor resiko yang dalam hal ini adalah total hitung leukosit pada ibu
hamil aterm dengan faktor efek yaitu kejadian ketuban pecah dini.
1) Analisis Univariat
Digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik subyek penelitian
dengan
menghitung
distribusi
dan
persentase.
Menjelaskan
karakteristik ibu hamil sebagai subyek penelitian meliputi umur ibu,
status paritas, serta lamanya pecah ketuban subyek penelitian baik ibu
hamil dengan KPD maupun ibu hamil TIDAK KPD.
2) Analsis Bivariat
Analisis data menggunakan komparasi yaitu dengan membandingkan
perbedaan dua kelompok sampel. Data penelitian berdistribusi normal.
Uji hipotesis yang digunakan adalah t-test independent karena variabel
bebas berskala nominal (2 nilai yaitu ibu hamil dengan KPD dan ibu
hamil tanpa KPD) dengan variabel tergantung berskala numerik
(hitung leukosit darah). Interval kepercayaan (Confidence Interval)
sebesar 95% dan p (signifikan < 0,05) Analisis ini menggunakan
bantuan SPSS 23. Hasil analisis dilanjut dengan uji sensitifitas dan uji
spesifisitas dengan metode Receiver Operating Characteristik (ROC)
untuk mengetahui cut-off point peningkatan hitung leukosit.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
4.7 Kerangka Operasional
Kerangka kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Populasi
Populasi kasus: seluruh ibu hamil aterm RS Universitas Airlangga Surabaya
pada bulan Januari-Desember 2015 dengan melihat data dari Rekam Medik
Kehamilan dengan KPD
tehnik total sampling di
Ruang Bersalin RSUA
Kehamilan non KPD
tehnik quota sampling di
Poli Obgyn RSUA
Mengidentifikasi Hitung
Leukosit berdasarkan hasil
pemeriksaan Darah Lengkap
Mengidentifikasi Hitung
Leukosit berdasarkan hasil
pemeriksaan Darah Lengkap
Pengambilan data studi dokumentasi data sekunder
menggunakan lembar pengumpulan data
Pengolahan data dengan langkah-langkah editing,
coding, entry, dan cleaning
Analisa data dengan menggunakan uji t-test independent
Analisa peningkatan hitung leukosit dengan menentukan
cut-off point hitung leukosit
Penyajian data hasil penelitian
Laporan penelitian
Gambar 4.2 Kerangka Operasional
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35
4.8 Ethical Clearence
Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan proposal ke bagian
penelitian dan pengembangan Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
untuk pengajuan sidang etik yang diselenggarakan oleh komite etik RS Unair
untuk mendapatkan izin melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin,
penelitan ini menekankan etika penelitian, antara lain:
4.8.1 Anonimity (tanpa nama)
Peneliti tidak akan mencantumkan identitas atau nama pasien pada
lembar pengumpul data. Peneliti hanya akan menggunakan kode untuk
mengklasifikasikan subyek penelitian.
4.8.2
Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi klien dijamin oleh peneliti dan tidak akan
disebarluaskan dikalangan umum. Semua informasi yang telah dikumpulkan,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4.9 Keterbatasan
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu terbatas dari apa yang
tertulis di rekam medik. Sedangkan apa yang tertulis di rekam medik terkadang
tidak lengkap dan tidak cukup mewakili diagnosis serta untuk melengkapi data
tidak memungkinkan dilakukan wawancara secara langsung.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Rumah Sakit Universitas
Airlangga (RSUA) atau biasa disebut Rumah Sakit Unair merupakan salah
satu Rumah Sakit pendidikan di Indonesia di wilayah Jawa Timur yang
memajukan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan. Rumah
Sakit Unair telah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
sejak tahun 2013 dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Kota
Surabaya yang saat ini masih tergolong dalam Rumah Sakit Tipe C.
Rumah Sakit Unair berlokasi di Kampus C Universitas Airlangga
Mulyorejo, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Informasi lengkap
mengenai
Rumah
Sakit
Unair
dapat
diakses
melaui
website:
rumahsakit.unair.ac.id, nomer telepon 031-5916287 atau melalui email
[email protected].
5.1.2
Subyek Penelitian
Jumlah pasien bersalin pada bulan Januari – Desember tahun 2015
di Rumah Sakit Unair adalah 829 ibu bersalin dengan berbagai diagnosa
baik dengan persalinan normal maupun komplikasi lain, salah satunya
adalah ketuban pecah dini. Ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini
sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Unair adalah 87 ibu hamil dengan
22 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini prematur dengan usia
SKRIPSI
36
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
kehamilan <37 minggu, dan 65 ibu hamil mengalami ketuban pecah dini
pada usia kehamilan aterm atau 37 - 42 minggu.
Karena beberapa alasan seperti rekam medis yang tidak lengkap,
tidak dilakukan pemeriksaan darah sebelum masuk fase inpartu dan ibu
mengalami tanda-tanda infeksi, sehingga harus dijadikan ekslusi sebanyak
18 ibu hamil. Besar sampel pada penelitian ini adalah 47 ibu hamil dengan
ketuban pecah dini dan 47 ibu hamil tanpa ketuban pecah dini.
5.2 Analisis Hasil Penelitian
5.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek Penelitian pada penelitian ini sebanyak 94 ibu hamil
terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 47 ibu hamil dengan ketuban pecah dini
dan 47 ibu hamil dengan kehamilan normal tanpa ketuban pecah dini.
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2016 hasil yang
didapat adalah sebagai berikut:
1) Umur ibu bersalin
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan golongan
umur di RSUA tahun 2015
Umur Ibu
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
Total
KPD
N
%
1
1,1
42 44,7
4
4,3
47 50,0
TIDAK KPD
N
%
4
4,3
35
37,2
8
8,5
47
50,0
TOTAL
N
%
5
5,3
77
81,9
12
12,8
94 100,0
Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
sebagai subyek penelitian berada pada usia reproduksi sehat yaitu
umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 77 ibu hamil atau sebesar 81,9%
dari seluruh subyek penelitian
2) Status Paritas
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan status paritas
di RSUA tahun 2015
Status Paritas
KPD
TIDAK KPD
TOTAL
N
%
N
%
N
%
Primigravida
21
44,6
16
34,0
37
39,4
Multigravida
26
55,4
31
66,0
57
60,6
Total
47
100,0
47
100,0
94
100,0
Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang
menjadi subyek penelitian adalah multi gravida sebesar 60,6% dari
seluruh subyek penelitian. Multigravida pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini sebesar 55,4% sedangkan ibu hamil tanpa ketuban
pecah dini sebesar 66,0%.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
5.2.2 Hasil Analisis Perbandingan Rerata Hitung Leukosit pada Ibu Hamil
Dengan dan Tanpa Ketuban Pecah Dini
Tabel 5.3 Perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini
Kejadian Ketuban
Pecah Dini
N
Rerata ±
Perbedaan Rerata
Simpangan Baku
(IK95%)
KPD
47 13,19 ( 3,87)
TIDAK KPD
47
4,89 (3,68 – 6,09)
p
< 0,001
8,30 (1,45)
Uji T tidak berpasangan
Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa rata-rata
jumlah leukosit ibu hamil dengan KPD lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu hamil tanpa KPD dengan perbedaan rerata sebesar 4,89.
.103/µl Nilai Interval Kepercayaan(IK) 95% adalah antara 3,68 sampai
6,09. Hasil uji statistik Independent T-test, didapatkan nilai sig 0,000
karena nilai p lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna jumlah hitung
leukosit ibu hamil antara ibu hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu
hamil tanpa ketuban pecah dini.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
Gambar 5.1 Receiver Operating Charakteristik Curve
Gambar
5.1
merupakan
kurva
Receiver
Operating
Charakteristik (ROC) yang menunjukkan bahwa hitung leukosit
memiliki nilai diagnostik yang baik karena kurva jauh dari garis 50%
dan mendekati 100%. Nilai dari Area Under the Curve (AUC) yang
didapat dari metode ROC adalah sebesar 88,2% (95%IK 81,3% 95,0%), p < 0,001. Secara statistik nilai AUC sebesar 88,2% tergolong
kuat.
Gambar 5.3 Kurva sensitifitas dan spesifisitas hitung leukosit
T
i
i
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
Cut off point/ titik potong optimal berdasarkan kurva
sensitifitas dan spesifisitas berada pada titik ke 45. Bernilai ≥
9,53103/µl
Tabel 5.4 Tabel 2 X 2 Hasil Penelitian Diagnostik
Cut-off point
Kejadian
KPD
Total
≥ 9,53
< 9,53
KPD
36
11
47
TIDAK
KPD
11
36
47
47
47
Tabel 5.4 menunjukkan terdapat 11 ibu hamil KPD yang memiliki
hitung leukosit lebih rendah dari nilai cut-off point, serta terdapat
11 ibu hamil TIDAK KPD yang memiliki hitung leukosit lebih
tinggi dari nilai cut-off point. Jumlah subyek yang memiliki nilai
hitung leukosit diatas maupun dibawah cut-off point berdasarkan
kejadian KPD sehingga dapat diketahui beberapa parameter
diagnostik diantaranya:
Sensitivitas
= a : (a+c) = 36 : 47 = 0,76
Spesifisitas
= d : (b+d) = 36 : 47 = 0,76
Nilai Sensitivitas dan spesifisitas dari titik potong ≥ 9,53103/µl
adalah masing-masing 76%
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
Gambar 5.3 Diagram peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD
berdasarkan lamanya pecah ketuban di RSUA tahun 2015
25
20
15
10
5
0
-1500
TIDAK KPD-500
-1000
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
lamanya pecah ketuban (menit)
Σ hitung leukosit
Linear (Σ hitung leukosit)
cut-off point
Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015
Diagram pencar di atas menunjukkan pola pencar data dan
garis regresi dari bagian kiri naik ke arah kanan. Hal ini
menunjukkan ada korelasi positif lemah. Sebagian besar hasil
hitung leukosit ibu hamil dengan KPD berada pada nilai di atas
garis cut-off point.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
Gambar 5.1 Grafik peningkatan rerata hitung leukosit pada KPD
rerata hitung leukosit
berdasarkan lamanya pecah ketuban di RSUA tahun 2015
20
15
16,6
11,5
Hitung Leukosit
10
5
Linear (Hitung
Leukosit)
0
<12 jam
≥ 12 jam
Lamanya pecah ketuban
Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015
Hitung leukosit dilihat dari lamanya pecah ketuban ≥ 12
jam lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar leukosit pada ibu
hamil dengan ketuban pecah dini <12 jam. Terdapat perbedaan
rerata sebesar 5,10 .103/µl
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 6
PEMBAHASAN
Menurut hasil penelitian Di Rumah Sakit Unair bulan Januari-Desember
tahun 2015 prevalensi ketuban pecah dini adalah 10,4%, dan 7,8% diantaranya
adalah KPD pada ibu dengan kehamilan aterm. Persentase ini sesuai bila
dibandingkan dengan prevalensi KPD menurut Jazayeri (2015) bahwa 10%
wanita hamil akan mengalami KPD. Berdasarkan data Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2014 KPD terjadi sekitar 6,46-15,6% pada
kehamilan aterm. Hal ini menunjukkan kejadian KPD masih memerlukan
perhatian karena prevalensinya yang cukup besar.
6.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian ini meliputi umur, status paritas
dan lamanya pecah ketuban. Ditribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan
golongan umur di RSUA tahun 2015 pada tabel 5.1 menunjukkan secara
umum persebaran berdasarkan usia ibu hamil adalah sama antara
kehamilan dengan ketuban pecah dini dan kehamilan tanpa ketuban pecah
dini yaitu sebagian besar subyek penelitian berada pada umur 20-35 tahun.
Umur ibu hamil tidak secara langsung berpengaruh pada kejadian ketuban
pecah dini. Namun menurut Affandi (2012) dalam usia reproduksi sehat
yaitu umur 20-35 tahun, ibu dan anak memiliki risiko paling rendah untuk
menjalani kehamilannya. Penelitian di Denpasar oleh Sudiarta (2014) juga
SKRIPSI
44
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
menunjukkan tidak adanya perbedaan disribusi umur pada ibu hamil dengan
dan tanpa ketuban pecah dini.
Menurut kejadian ketuban pecah dini, 55,4% ibu yang mengalami
ketuban pecah dini adalah multigravida, artinya sebagian besar subyek
penelitian memiliki faktor redisposisi terjadinya ketuban pecah dini.
Multigravida
merupakan
salah
satu
faktor
predisposisi
yang
mempengaruhi kejadian ketuban pecah dini (Mochtar, 2012). Penelitian
yang dilakukan Aisyah (2012) menunjukkan bahwa 80% ibu bersalin
multipara mengalami ketuban pecah dini. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Pawestri (2010) ada hubungan yang sangat rendah antara
paritas dan usia ibu dengan ketuban pecah dini.
6.2 Perbandingan Rerata Hitung Leukosit pada Ibu Hamil Dengan dan
Tanpa Ketuban Pecah Dini
Tabel 5.4 menunjukkan perbandingan rerata hitung leukosit pada ibu
hamil dengan ketuban pecah dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rerata hitung
leukosit yang bermakna antara kelompok ibu hamil dengan ketuban pecah
dini dan ibu hamil tanpa ketuban pecah dini. Dimana hitung leukosit ibu
hamil dengan ketuban pecah dini lebih tinggi dari pada ibu hamil tanpa
ketuban pecah dini. Hasil penelitian ini sesuai menurut penelitian yang
dilakukan di China tahun 2016 bahwa wanita yang mengalami ketuban pecah
dini memiliki kadar sitokin yang lebih tinggi (Wang, et al, 2016).
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lee bahwa peningkatan hormon prostagandin yang dalam hal
ini di produksi oleh leukosit dapat menjadi kemungkinan terjadinya ketuban
pecah dini (Lee, et al., 2009). Ditinjau dari fase imunologis dalam kehamilan,
tahap akhir kehamilan dan persalinan merupakan fase dimana ibu hamil akan
mengalami kondisi proinflammatory ditandai dengan aliran-aliran sel
imunologis
ke dalam miometrium sehingga memicu terjadinya proses
inflamasi yang dapat dilihat salah satunya dengan pemeriksaan leukosit
(Chunninham, et. al., 2014).
Peningkatan jumlah hitung leukosit merupakan salah satu bukti
adanya proses inflamasi dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan sehingga
pemeriksaan terhadap leukosit dijadikan sebagai variabel inflamasi dan
sebagai pemeriksaan penunjang yang penting dilakukan pada ibu hamil baik
dengan ketuban pecah dini maupun ibu hamil dengan kehamilan normal
untuk mendeteksi terjadinya proses inflamasi akibat proses kehamilan
(Kosim, 2009). Hal ini sesuai oleh penelitian yang dilakukan oleh Kang dan
kawan-kawan di Korea Selatan pada tahun 2015 bahwa kepadatan sel selaput
ketuban menurun pada ibu dengan ketuban pecah dini (Kang, et al, 2015)
Dalam kondisi normal, peningkatan jumlah leukosit bermanfaat untuk
meredam infeksi dan mempertahankan homeostasis organ vital, namun
apabila kondisi reaksi yang berlebihan akan mengakibatkan terjadinya
kerusakan jaringan dalam hal ini adalah membran khorionamnion dan dapat
timbul nekrosis (Kosim, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Farida Maharani tahun 2012 tentang peningkatan kadar leukosit pada
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
kejadian persalinan prematur menunjukkan bahwa peningkatan leukosit
hubungannya dengan proses inflamasi dapat memicu terjadinya persalinan
prematur dikarenakan penurunan kekuatan jaringan dalam mempertahankan
kehamilan (Maharani, 2012).
Untuk memprediksi terjadinya ketuban pecah dini bedasarkan
peningktan hitung leukosit perlu ditetapkan titik poting optimal/ cutt-off point
hitung leukosit. Dengan sensitifitas dan spesifitas 76,6% didapatkan cut-off
point hitung leukosit adalah
≥ 9,53 . 103/µl. Nilai AUC sebesar 88,2%
artinya apabila hitung leukosit digunakan untuk mendiagnosa ada tidaknya
peningkatan leukosit pada 100 orang ibu hamil dengan KPD maka
kesimpulan yang tepat akan diperoleh pada 88 orang ibu hamil. Nilai p < 0,05
yang diperoleh pada output menggunakan program SPSS artinya nilai AUC
hitung leukosit berbeda bermakna dengan nilai AUC 50%.
Hal ini berarti pasien yang memiliki hitung leukosit ≥ 9,53 akan
didiagnosa sebagai pasien yang telah mengalami peningkatan leukosit dan
beresiko mengalami ketuban pecah dini. Data cut-off point untuk
membedakan penigkatan hitung leukosit pada ketuban pecah dini pada
populasi di indonesia belum ditemukan hasil penelitiannya, demikian juga
data penelitian di luar negeri yang spesifik untuk cut-off point peningkatan
leukosit antara ibu hamil dengan dan tanpa ketuban pecah dini belum
ditemukan hasil laporannya. Dalam penelitian ini juga ditemukan nilai
ekstrim yaitu hitung leukosit yang tidak dalam batas cut-off point sebesar
23% dari subyek penelitian. Hal ini dikarenakan kemungkinan terdapat fakor
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
lain yang dapat menyebabkan peningkatan serta penurunan hitung leukosit
selain faktor inflamasi yang terjadi selama akhir kehamilan.
Lamanya ketuban pecah hingga waktu pemeriksaan darah dipengaruhi
oleh durasi pasien ketuban pecah dini untuk sampai di Rumah Sakit
Universitas Airlangga baik karena rujukan atau mandiri. Hasil analisis
korelasi menggunakan diagram pencar (scatter) pada penelitian ini
menunjukkan adanya kecenderungan korelasi positif lemah. Peningkatan
hitung leukosit berhubugan langsung dengan lamanya pecah ketuban namun
kemungkinan terdapat faktor lain yang berpengaruh pada hitung leukosit
seperti terapi yang sudah didapat oleh pasien, aktifitas fisik, stress/ trauma,
nekrosis jaringan, anemia hemolitik dan sel sabit, penyakit kolagen, leukimia,
serta kemungkinan infeksi dalam rahim yang belum menunjukkan gejala
secara klinis (Gomez, et al. 2010)
Lamanya ketuban pecah dalam kasus ini juga berhubungan dengan
lamanya lag period pasien KPD karena tidak segera terjadi proses persalinan.
Lamanya pecah ketuban dapat mempengaruhi jumlah hitung leukosit darah
seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Wang dan kawan-kawan (2016)
bahwa wanita yang mengalami ketuban pecah dini memiliki kadar sitokin
lebih tinggi dan meningkat bergantung lamanya fase ketuban pecah dini.
Sitokin merupakan mediator inflamasi yang dihasilkan oleh leukosit. Dilihat
dari rerata hitung leukosit berdasarkan lamanya peah ketuban dalam
penelitian ini menunjukkan rerata hitung leukosit pada KPD ≥12 jam adalah
16,6 . 103/µl yang menunjukkan bahwa pasien telah mengalami leukositosis
yang merupakan indikator terjadinya infeksi. Hal ini menunjukkan perlu
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
adanya pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa komplikasi lain
yang mungkin terjadi pada kasus KPD ≥12 jam. Infeksi awitan dini pada
neonatal dapat terjadi bahkan sebelum ibu mengalami gejala klinis seperti
febris, sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu waspada untuk memantau
kesejahteraan janin pada ibu KPD ≥12 jam serta perlu adanya tindakan untuk
segera melahirkan janin dalam rahim.
Penelitian Hendrarto (2011) menunjukkan KPD ≥12 jam lebih
beresiko mengalami infeksi awitan dini pada neonatal dibandingkan dengan
KPD <12 jam. Kejadian khorioamnitis pada ketuban pecah dini dilaporkan
kurang dari 10% namun akan meningkat sampai 40% setelah 24 jam selaput
ketuban pecah. (Jazayeri, 2015) Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya
strategi penanganan yang tepat pada kasus ketuban pecah dini agar tidak
terjadi komplikasi kehamilan lain pada ibu dan janin.
Hasil analisis dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui
peranan leukosit dan hubungannya dengan proses inflamasi selama kehamilan
dan keadian ketuban pecah dini. Sealin itu penelitian ini dapat digunakan
untuk menambah wawasan mahasiwa dan tenaga kesehatan mengenai proses
perubahan hematologi terutama hitung leukosit terhadap kejadian ketuban
pecah dini dan sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan kaitannya
dengan deteksi dini pada kasus ketuban pecah dini. Peningkatan leukosit
sering dihubungkan dengan kejadian infeksi, karena leukosit juga berperan
dalam sistem kekebalan tubuh dalam menahan reaksi infeksi. Dalam tata
laksana ibu hamil yang mengalami ketuban pecah dini tdak boleh dilakukan
pemeriksaan dalam dan mempunyai batasan waktu untuk periode partus kala
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
I yaitu periode mulai pembukaan mulut rahim sampai terjadi pembukaan
lengkap. Kejadian infeksi sering kali sulit untuk dideteksi melalui
pemeriksaan fisik pada ibu dikarenakan kejadian infeksi neonatorum dapat
terjadi bahkan sebelum ibu dengan ketuban pecah dini belum menunjukkan
gejala adanya infeksi (Jazayeri, 2015)
Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan maupun hambatan yang
terjadi di luar kendali peneliti. Penelitian ini mengambil data yang
diambil dari sumber rekam medis sehingga penelitian ini memiliki kelemahan
bias informasi karena peneliti hanya dapat melakukan penelitian mengenai
data yang terdapat pada rekam medik saja. Terdapat pemeriksaan lain yang
dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian seperti pemeriksaan urinalisis dan
swab vagina yang tidak terkaji karena pemeriksaan yang tidak ada dalam
protab Rumah Sakit. Terdapat catatan rekam medik yang tidak lengkap dan
terdapat terdapat beberapa pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan alasan yang tidak dapat diketahui seluruhnya, sehingga
data rekam medis pasien tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian.
Selain itu terdapat beberapa rekam medik yang tidak dapat ditemukan oleh
petugas ruang rekam medis.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisi data, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
7.1.1 Terdapat perbedaan yang bermakna pada jumlah hitung leukosit pada
ibu hamil dengan ketuban pecah dini dibandingkan dengan ibu hamil
tanpa ketuban pecah dini, rerata hitung leukosit ibu hamil dengan
ketuban pecah dini lebih tinggi secara bermakna dibanding dengan ibu
hamil tanpa ketuban pecah dini.
7.1.2 Hitung leukosit dengan cutt-off point ≥ 9,53. 103 /µl dapat
membedakan peningkatan hitung leukosit antara ibu hamil sebagai
indikator inflamasi dengan ketuban pecah dini dan tanpa ketuban
pecah dini dengan sensitifitas dan spesifisitas tertinggi (ROC 0,88)
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Institusi Kesehatan
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
dijadikan pertimbangan dalam melakukan pemeriksaan rutin atau
skrining
pada
ibu
hamil
dengan
melakukan
pemeriksaan
hematologis untuk mendeteksi kelainan yang timbul sehingga dapat
mencegah komplikasi yang terjadi akibat peningkatan leukosit
yang berlebih.
SKRIPSI
51
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
dijadikan pertimbangan dalam melakukan rujukan segera pada
kasus peningkatan leukosit pada ketuban pecah dini sebagai bentuk
upaya dalam mengurangi resiko morbiditas pada ibu hamil dan
janin
3) Diharapkan untuk lebih mewaspadai peningkatan leukosit yang
dapat terjadi pada ibu hamil terutama pada ibu hamil dengan
ketuban pecah dini sehingga dapat memberikan penanganan yang
tepat sebelum terjadi komplikasi lain.
4) Menambahkan prosedur pemeriksaan dengan menambahkan
pemeriksaan Urin Lengkap pada setiap ibu hamil dan bersalin
untuk skrining awal dalam mengetahui penigkatan hitung leukosit.
5) Mengurangi penundaan pemeriksaan dan penanganan pasien untuk
menghindari kondisi ibu hamil dan janin yang lebih buruk
7.2.1 Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti
selanjutnya
diharapkan
dapat
menyempurnakan
penelitian dengan mengurangi kelemahan dan keterbatasan penelitian
dan diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan melihat
cut off point lamanya waktu ketuban pecah yang berpengaruh terhadap
peningkatan hitung leukosit sehingga dapat dilakukan penanganan yang
tepat untuk mengkontrol jumlah hitung leukosit sehingga tidak terjadi
komplikasi pada ibu dan janin.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Brian. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Aprillia, Yessie. 2010. Hipnostetri:Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta: Gagas Media.
Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung: Refika Aditama.
Cappelletti, Monica, Bella, S.D., Ferrazi, Enricco, Mavelio, Domenico, &
Divanovic, Senad. 2016. „Inflamation and Preterm Birth’. Journal of
Leukocyte Biology vol 99, pp. 67-75.
Cunningham, et al. 2014. 24th Edition Williams Obstetric. Amerika Serikat:
McGraw-Hill Education.
Damayanti, I.P., Maita, Liva, Triana Ani, &Afni, Rita. 2014. Buku Ajar: Asuhan
Kebidanan Koprehensif pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish
Dharma, K. Kusuma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.
Fraser, Diane M. 2011. Buku Ajar Bidan Myles, Ed. 14. Jakarta: EGC.
Gomez, LN, Guilbert, LJ, & Olson, DM. 2010. Invasion of The Leukocytes into
The Fetal-Maternal Interface during Pregnancy. Journal of Leukocyte
Biology vol 88, pp 625-630
Hendrarto, Toto Wisnu. Leukositosis pada Ibu Sebagai Salah Satu Faktor Risiko
Infeksi Neonatal Awitan Dini: Telaah Klinis di RSAB Harapan Kita. Unit
Perawatan Intensif Neonatal, Rumah Sakit Anak dan Bunda “Harapan Kita”
Jakarta: Sari Pediatri, Vol 13, No.1 Juni 2011. pp 33-40
Jazayeri, Allahyar. 2015. Premature Rupture of Membrans. Amerika: Medscape
Reference: Drugs, Diseases & Procedures. Retrived : March 18, 2016
Kang, YD, Park, JW, Kim, JS & Lee, JH. 2015. Tight Junction Complex Profiles
in Patients with Preterm Premature Rupture of Membran.Gynecology &
Obstetrics volume 5 issue 3: OMICS Publishing Grup. Vol 5, Issue 3, from
http://dx.doi.org/10.4172/2161-0932.1000281
50
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
Kee, J. L. 2008. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta:
EGC.
Kennedy, Betsy B. 2014. Modul Manajemen Intrapartum. Jakarta: EGC
Kim, Su Ah, Park, Kyo Hoon & Lee, Seung Mi. 2016. Non-Invasive Prediction of
Histologic Chorioamnionitis in Women with Preterm Premature Rupture of
Membranes. CrossMark, Yonsei Medical Journal. Vol 57, issue 2 pp 461468. From http://dx.doi.org/10.3349/ymj.2016.57.2.461
Kunze, M, Klar M, Morfeld CA, et al. 2016 .Cytokines in Noninvasively obtained
Amniotic Fluid as Predictor of Fetal Inflamamatory Response Syndrome.
American Journal of Obstetric and Gynecology. Elsevier Inc. Retrived:
January 29 2016
Lee, S. E., Romero, R, Kim CJ, Shim, SS & Yoon BH. 2009. Funisitis in Term
Pregnancy is Associated with Microbial Invasion of The Amniotic Cavity
and Intra-Amniotic Inflammation. The Journal of Maternal-Fetal &
Neonatal Medicine. Vol 19, issue 11 pp 693-697. Retrived February 16,
2016 from http://dx.doi.org/10.1080/14767050600927353
Leveno, Kanreth, J. et al. 2009. Obstetri Williams Panduan Ringkas Edisi 21.
Jakarta: EGC
Maharani, Farida. 2012. Hubungan Penigkatan Kadar Leukosit dengan Kejadian
Persalinan Prematur di RSUD Dr. Moewardi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan Ed. 2.Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisologi, Obstetri Patologi
edisi 3. Jakarta: EGC.
Norman,JN, Bollapragade, S, Yuan, M, & Nelson SM. 2007. Inflamtory Pathways
in the Mechanism of Parturition. Biomed Central Pregnancy and Childbirth.
7 suppl 1:S7. From http://www.biomedcentral.com.147-2393/7/S1/S7
Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
POGI, 2014. Usulan PNPK Ketuban Pecah Dini. Retrieve. March 14, 2016
fromhttp://pogi.or.id/pblish/download/pnpk-dan-ppk/
Rochjati. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Pengenalan Faktor Risiko.
Surabaya: Airlangga University Press
Romero, Roberto. 2016. A Role for Inflammasome in Spontaneous Labor in Term.
American Journal of Reproductive Immunology.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Subowo. 2009. Histologi Umum. Jakarta: Sagung Seto.
Sudiarta, I Gede, 2014. Bakteriuri Asimtomatis Meningkatkan Risiko Terjadinya
Ketuban Pecah Dini. Denpasar. Universitas Udayana
Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutedjo, A. Y. 2008. Buku Saku Mengenal Penyakit melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta: Amara Books.
Suwardewa, Tjokorda G.A. 2014. Mekanisme Inflamasi dan Infeksi Pada
Persalinan. E-Journal Obstetri & Gynecology Udayana Vol 2 no 4.
Wang, Y, Wang, LH, Chen, J, & Sun JX,. 2016. Clinical and Prognostic Value of
Combined Measurement of Cytokines and Vascular Cell Adhesion
Molecule-1 in Premature Rupture of Membranes. International Journal of
Gynecology
and
Obstetrics.
Vol
132
pp
85-88
from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijgo.201506.059
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan
Kegiatan
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN/SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR TH AJARAN 2016-2017
1. PERSIAPAN
a. Pengajuan
lingkup
peminatan skripsi
b. Penyerahan
formulir
permohonan
penyusunan skripsi
c. Pembekalan pra skripsi
d. Proses pembimbingan
dan penyusunan usulan
penelitian
e. Penyerahan
usulan
penelitian ke penguji
f. Ujian usulan penelitian
g. Revisi usulan penelitian
2. PELAKSANAAN
a. Penelitian dan penyusunan skripsi dan artikel
b. Penyerahan artikel dan
skripsi ke penguji
c. Seminar hasil
3. TAHAP AKHIR
a. Revisi
skripsi
dan
pembuatan artikel
b. Penyerahan skripsi
SKRIPSI
Agust-15 S e p t - 1 5 O k t - 1 5 N o p - 1 5 D e s - 1 5 J a n - 1 6 F e b - 1 6 M a r t - 1 6 Ap rl - 1 6 M e i - 1 6 J u n i - 1 6
Juli-16
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
Lampiran 2 : Berita Acara Perbaikan
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
Lampiran 3 : Surat Permohonan Ijin Penelitian.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
Lampiran 4 : Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian di RSUA
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
Lampiran 5 : Surat Keterangan Lolos Kaji Etik RSUA
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
Lampiran 6: Lembar Pengolahan Data Penelitian
LEMBAR PENGUMPUL DATA
PERBEDAAN TOTAL HITUNG LEUKOSIT PADA IBU HAMIL DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS AIRLANGGA BULAN JANUARI-DESEMBER 2015
NO
KODE
No RM
Nama
Umur
(tahun)
1.
KPD
287xx
Ny. H
26
2.
KPD
278xx
Ny. N H
38
3.
KPD
154xx
Ny. I P
26
4.
KPD
288xx
Ny. S M
34
5.
KPD
308xx
Ny. A R
38
6.
KPD
313xx
Ny. P I
24
SKRIPSI
Diagnosa
GIIP1001 40/41mgg THIU letkep KPP+BSC
Tanggal/Jam
Lama
Ketuban
Pecah
Pecah
(menit)
03-12-15
03.40
GIVP3003 38/39mgg THIU letsu+KPP+ BSC
12-11-15
11.00
GIP0000 38/39 mgg THIU letkep KPP
02-11-15
03.00
GIVP2012 40/41mgg THIU letkep KPP+ROJ
07-12.15
16.55
GIP0000 39/40 mgg THIU letkep KPP
15-12-15
15.00
GIP0000 40mgg THIU letkep KPP
23-12-15
13.30
HITUNG LEUKOSIT PADA...
320
65
75
155
155
193
Tanggal/Jam
Lab DL
03-12-15
09.00
13-11-15
12.15
02-11-15
09.30
07-12-15
18.00
16-12-15
07.24
23-12-15
19.00
Total
Hitung
Leukosit
11.22
14.79
9.07
12.53
17.93
18.15
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
7.
KPD
276xx
Ny. A S
30
8.
KPD
273xx
Ny. I.K.
30
9.
KPD
245xx
Ny. Y
21
10.
KPD
205xx
Ny. S
38
11.
KPD
208xx
Ny. F C
29
12.
KPD
246xx
Ny. L
31
13.
KPD
118xx
Ny. E M
23
14.
KPD
241xx
Ny. V J
23
15.
KPD
250xx
Ny. S
24
16.
KPD
226xx
Ny. F
22
SKRIPSI
GIIP1001 39/40mgg THIU letkep KPP
02-11-15
03.30
GIP0000 37/38mgg THIU letkep KPP
09-10-15
13.00
GIP0000 40/41mgg THIU letkep KPP
30-08-15
05.00
GIIIP1101 39/40mgg THIU letkep KPP U>35
08-07-15
20.30
GIIP1001 40/41mgg THIU letkep BSC+KPP
04-07-15
07.30
GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +KPP
22-08-15
21.00
GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP
04-07-15
00.30
GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP
17-08-15
15.00
GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP
30-08-15
09.00
GIP0000 39/40 mgg THIU letkep + KPP
20-07-15
06.30
HITUNG LEUKOSIT PADA...
194
205
221
260
265
290
290
291
292
298
02-11-15
10.00
10-10-15
20.00
30-08-15
07.35
09-07-15
1.21
04-07-15
09.30
23-08-15
1.25
04-07-15
23.00
18-08-15
10.18
31-08-15
09.55
20-07-15
09.43
7.69
7.93
9.12
14.38
13.44
7.26
14.19
18.58
15.14
8.59
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
17.
KPD
254xx
Ny. R M
26
18.
KPD
098xx
Ny. A W
26
19.
KPD
147xx
Ny. S N
23
20.
KPD
122xx
Ny. S H
32
21.
KPD
2014066xx Ny. WY
27
22.
KPD
110xx
23.
KPD
192xx
24.
KPD
233xx
25.
KPD
194xx
26.
KPD
173xx
SKRIPSI
Ny. A
Ny. S
Ny. K
Ny. M
Ny. T
26
24
24
34
31
GIP0000 37/38mgg THIU letkep +KPP
05-09-15
17.30
GIIIP2002 mgg THIU letkep +KPP+BSC
30-01-15
02.30
GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP
30-01-15
14.30
GIIP0100 39/40mgg THIU letkep +KPP
21-02-15
12.00
GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP
05-01-15
02.30
GIIP0010 39/40mgg THIU letkep +KPP
26-07-15
03.00
GIIP0010 37/38mgg THIU letkep +KPP
29-06-15
11.00
GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP
30-07-15
03.00
GIIIP1102 37/38mgg THIU letkep +KPP
06-05-15
14.00
GIIP1001
38/39mgg
THIU
letkep
+KPP+BSC
HITUNG LEUKOSIT PADA...
31-03-15
02.00
322
330
334
365
390
390
470
505
506
517
06-09-15
1.55
31-01-15
00.57
30-01-15
19.22
22-02-15
03.00
05-01-15
07.20
26-07-15
07.50
29-06-15
12.15
31-07-15
19.08
06-05-15
23.00
31-03-15
04.35
10.39
13.60
14.40
18.32
9.29
8.50
8.18
19.80
12.28
20.81
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
27.
KPD
2013043xx
28.
KPD
216xx
29.
KPD
169xx
30.
KPD
178xx
31.
KPD
143xx
32.
KPD
188xx
33.
KPD
116xx
34.
KPD
180xx
35.
KPD
130xx
36.
KPD
162xx
SKRIPSI
Ny. S
Ny. S K
Ny. S
Ny. A
Ny. Y
Ny. H
Ny. A Y
Ny. R
Ny. L
Ny. O
25
28
32
32
24
24
19
41
33
32
GIP0000 37/38mgg THIU letkep +KPP
25-01-15
21.00
GIIP1001
37/38mgg
THIU
letkep
+KPP+BSC
25-06-15
21.00
GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP
18-03-15
13.00
GIIP1000
39/40mgg
THIU
letkep
+KPP+BSC
04-04-15
05.00
GIIP1001 39/40mgg THIU letkep +KPP
22-02-15
22.00
GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP
23-04-15
18.00
GIIP0I00 38/39mgg THIU letkep +KPP
11-05-15
04.00
GIIP1001
38/39mgg
THIU
letkep
+KPP+BSC
GIIP1001 37/38mgg THIU letkep +KPP
21-05-15
07.05
23-02-15
15.30
GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP
18-06-15
19.30
HITUNG LEUKOSIT PADA...
540
540
590
620
651
900
930
984
1018
1110
26-01-15
06.00
26-06-15
13.58
19-03-15
07.30
04-04-15
09.58
23-02-15
19.55
24-04-15
09.30
11-05-15
11.50
21-05-15
10.19
24-02-15
18.03
18-06-15
05.20
19.70
15.38
12.58
7.52
13.58
19.51
16.49
11.69
20.70
13.90
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
37.
KPD
146xx
38.
KPD
206xx
39.
KPD
214xx
40.
KPD
128xx
41.
KPD
205xx
42.
KPD
271xx
43.
KPD
271xx
44.
KPD
237xx
45.
KPD
2014053xx
46.
KPD
262xx
SKRIPSI
Ny. S R
Ny. N H
Ny. F
Ny. S
Ny. E
Ny. J
Ny.WM
Ny. E S
Ny. D Y
Ny. A
21
36
28
26
26
27
32
35
25
24
GIIP1001 39/40mgg THIU letkep +KPP
27-01-15
05.30
GIP0000 40/41mgg THIU letkep +KPP
02-06-15
00.00
GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP
28-06-15
18.00
GIVP2012 39/40mgg THIU letkep +KPP
29-01-15
05.00
GIIIP2002
37/38mgg
THIU
letkep
+KPP+BSC
30-05-15
01.00
GIP0000 39/40mgg THIU letkep +KPP
01-11-15
03.30
GIIIP2002 41/42mgg THIU letkep +KPP
05-10-15
04.30
GIIIP2020
37/38mgg
THIU
letkep+KPP+ROJ+ U>35th
GIIP1001 37/38mgg THIU letkep
+KPP+BSC+AT<2th
GIP0000 38/39mgg THIU letkep +KPP
06-08-15
04.00
08-08-15
19.30
24-09-15
15.30
HITUNG LEUKOSIT PADA...
1144
1158
1200
1315
1347
1350
1495
1515
1593
1860
27-01-15
11.44
02-06-15
10.20
29-06-15
13.04
29-01-15
11.05
30-05-15
05.20
01-11-15
14.21
05-10-15
13.07
06-08-15
12.26
08-08-15
22.55
24-09-15
19.11
13.56
11.77
17.34
8.88
12.00
11.03
13.22
12.30
12.40
10.64
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
SKRIPSI
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
296xx
Ny. N
31
GIIP1001 40/41mgg THIU +KPP+letsu
21-11-15
10.30
116xx
Ny. A Y
19
GIIP1001 38/39mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
180xx
Ny. R
41
GIIP1001 38/39mgg THIU letkep +BSC
Ketuban Utuh
219xx
Ny. I H
36
GIIP1001 40/41mgg THIU letkep + U >35
Ketuban Utuh
156xx
Ny. E S.
22
GIP0000 39/40 mgg THIU letkep+ BSC
Ketuban Utuh
196xx
Ny. E
23
GIP0000 38/39 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
238xx
Ny. N U
25
GIP0000 40/41 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
150xx
Ny. L L
20
GIP1001 37/38 mgg THIU letkep +BSC
Ketuban Utuh
22
GIP0000 38/39mgg THIU letsu
Ketuban Utuh
27
GIIP1001 38/39 mgg THIU letsu
Ketuban Utuh
162xx
202xx
Ny. O F.
P.
Ny. L A
HITUNG LEUKOSIT PADA...
2408
-
21-11-15
15.52
07-05-15
16.20
-
06-05-15
07.20
-
24-07-15
10.59
-
23-02-15
11.17
-
03-09-15
19.30
-
03-09-15
12.06
-
20-03-15
11.30
-
10-03-15
11.42
-
26-05-15
9.01
10.26
6.49
11.40
11.10
09.13
6.28
6.80
5.54
8.34
6.90
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
SKRIPSI
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
214xx
Ny. F
26
GIP0000 38/39 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
213xx
Ny. Y K
27
GIP0000 40/41 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
253xx
095xx
Ny. Y A.
S.
Ny. E P.
L.
23
GIP0000 37/38 mgg THIU letkep +lilitan tali
pusat
Ketuban Utuh
25
GIP0000 38/39 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
202xx
Ny. N W
31
GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
146xx
Ny. S
35
GIIIP2002 38/39 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
216xx
Ny. S
22
GIIP1001 39/40 mgg THIU letkep +BSC
Ketuban Utuh
208xx
Ny. F
23
GIIIP2002 38/39 mgg THIU letkep +AT<2th
Ketuban Utuh
207xx
Ny. A Y
38
GIVP2012 37/38mgg THIU letkep + U>35th
Ketuban Utuh
163xx
Ny. I
31
GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep
+CPD+BSC
HITUNG LEUKOSIT PADA...
Ketuban Utuh
-
15-06-15
9.14
-
13-07-15
8.17
-
04-09-15
08.01
-
28-05-15
15.43
-
28-05-15
10.34
-
29-01-15
11.22
-
23-06-15
9.41
-
10-06-15
10.58
-
11-06-15
7.49
-
06-03-15
11.47
9.83
10.13
9.70
7.11
10.73
7.64
10.17
8.26
8.04
6.81
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
SKRIPSI
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
252xx
Ny. A B
24
GIP0000 37/38mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
211xx
Ny. T I
22
GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
131xx
Ny. S
36
GIIP1001 39/40 mgg THIU+LETSU+U>35th Ketuban Utuh
29
GIIP1001 41/42 mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
2014057xx Ny. L R
198xx
Ny. D
32
GIIIP1011 38/39 mgg THIU letkep + U>35th
Ketuban Utuh
201xx
Ny. R D
30
GIIP1001 37/38 mgg THIU + Letsu
Ketuban Utuh
225xx
Ny. R
35
GIIIP2002 38/39 mgg THIU +BSC+Letli
Ketuban Utuh
221xx
Ny. F
31
GIIP1001 37/38 mgg THIU letkep +BSC
Ketuban Utuh
253xx
Ny. F
27
GIIP1001 38/39 mgg THIU letkep + BSC
Ketuban Utuh
134xx
Ny. P
24
GIP0000 37/38mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
HITUNG LEUKOSIT PADA...
-
26-01-15
9.03
-
15-06-15
8.59
-
14-01-15
10.53
-
19-08-15
8.50
-
10-06-15
7.50
-
21-05-15
12.57
-
22-07-15
9.45
-
07-07-15
7.54
-
07-09-15
7.54
-
05-02-15
11.29
6.22
8.93
8.54
7.67
9.49
9.57
8.04
9.76
8.18
6.67
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
SKRIPSI
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
122xx
Ny. L
27
123xx
Ny. S N A
36
2012000xx Ny. L H
211xx
161xx
Ny. T I
Ny. A N
K
29
GIIP1001 39/40mgg THIU letkep
GVP4004 40/41mgg THIU+Letsu+U>35th+
pro MOW
GIVP1021 39/40 mgg THIU letkep
+BSC+AT<2th+ROJ
Ketuban Utuh
Ketuban Utuh
Ketuban Utuh
22
GIIP1001 40/41mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
26
GIIP1001 41/42mgg THIU letkep +BSC
Ketuban Utuh
225xx
Ny. R I
36
GIIP1001 40/41mgg THIU letkep + U>35th
Ketuban Utuh
127xx
Ny. M R
32
GIIP1001 37/38mgg THIU letkep+BSC
Ketuban Utuh
238xx
Ny. N U
26
GIP0000 40/41mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
191xx
Ny. M A
38
220xx
Ny. S E
28
GIIP1001 38/39mgg THIU
letkep+BSC+Plasenta previa
GIIP1001 39/40mgg THIU letkep+ BSC
HITUNG LEUKOSIT PADA...
Ketuban Utuh
Ketuban Utuh
-
18-03-15
11.17
-
02-01-15
10.53
-
31-07-15
12.40
-
27-07-15
11.26
-
02-03-15
17.00
-
29-07-15
08.19
-
01-01-15
13.01
-
18-08-15
13.28
-
02-05-15
21.21
-
07-07-15
8.10
8.87
7.15
6.13
9.19
9.68
7.67
7.05
10.03
6.59
9.27
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
TIDAK
KPD
GIIP1001 40/41mgg THIU
122xx
Ny. L M
27
225xx
Ny. R J
17
GIP0000 39/40mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
2013032xx Ny. I W
33
GIIP1001 38/39mgg THIU letli+BSC
Ketuban Utuh
letkep+BSC+AT<2th
Ketuban Utuh
160xx
Ny. RT
30
GIIP1001 38/39mgg THIU letkep+BSC
Ketuban Utuh
171xx
Ny. L A
19
GIP0000 40/41mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
141xx
Ny. S S.
33
GIIIP2002 40/41mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
218xx
Ny. L C
22
GIP0000 39/40mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
140xx
Ny. M N
19
GIP0000 39/40mgg THIU letkep
Ketuban Utuh
-
01-04-15
14.48
-
10-08-15
7.17
-
15-05-15
19.47
-
10-08-15
15.34
-
30-03-15
22.03
-
16-01-15
18.22
-
02-09-15
9.18
-
22-02-15
03.21
8.76
7.87
7.12
8.82
9.11
9.04
6.34
8.15
SUMBER: Data Sekunder Rumah Sakit Universitas Airlangga tahun 2015
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7 : Pengujian Statistik dengan SPSS
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
KEJADIAN KPD * UMUR IBU
HAMIL
KEJADIAN KPD * STATUS
PARITAS
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
94
100,0%
0
0,0%
94
100,0%
94
100,0%
0
0,0%
94
100,0%
KEJADIAN KPD * UMUR IBU HAMIL Crosstabulation
Count
UMUR IBU HAMIL
<20 tahun
KEJADIAN KPD
20-35 tahun
>35 tahun
Total
KPD
1
42
4
47
TIDAK KPD
4
35
8
47
5
77
12
94
Total
KEJADIAN KPD * STATUS PARITAS Crosstabulation
Count
STATUS PARITAS
PRIMI
KEJADIAN KPD
Total
SKRIPSI
MULTI
Total
KPD
21
26
47
TIDAK KPD
16
31
47
37
57
94
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Normalitas
Case Processing Summary
hitung leukosit darah
Cases
Missing
N
Percent
0
0,0%
0
0,0%
Valid
N
Percent
47
100,0%
47
100,0%
KEJADIAN KPD
KPD
TIDAK KPD
N
Total
Percent
47
100,0%
47
100,0%
Descriptives
hitung leukosit darah
KEJADIAN KPD
KPD
Mean
95% Confidence Interval for
Mean
Statistic
13,1921
Lower Bound
12,0565
Upper Bound
14,3277
5% Trimmed Mean
13,0997
Median
12,5800
Variance
14,959
Std. Deviation
3,86769
Minimum
7,26
Maximum
20,81
Range
13,55
Interquartile Range
TIDAK KPD
Skewness
Kurtosis
Mean
95% Confidence Interval for
Mean
5,12
,367
-,789
8,3045
Lower Bound
7,8790
Upper Bound
8,7299
5% Trimmed Mean
8,2791
Median
8,2600
Variance
Std. Deviation
1,44907
5,54
Maximum
11,40
Range
5,86
Interquartile Range
2,44
Skewness
Kurtosis
SKRIPSI
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Sig.
*
,081
47
,200
*
,106
47
,200
HITUNG LEUKOSIT PADA...
,347
,681
,21137
2,100
Minimum
KEJADIAN KPD
hitung leukosit darah
KPD
TIDAK KPD
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Std. Error
,56416
,103
-,817
Statistic
,952
,976
Shapiro-Wilk
df
47
47
,347
,681
Sig.
,053
,439
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
T-Test
Group Statistics
kejadian ketuban pecah dini
dalam kehamilan
hitung leukosit darah
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
KPD
47
13,1921
3,86769
,56416
TIDAK KPD
47
8,3045
1,44907
,21137
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
F
hitung leukosit
darah
SKRIPSI
Equal variances
assumed
Equal variances not
assumed
Sig.
30,896
t
,000 8,113
Sig. (2tailed)
df
t-test for Equality of Means
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower
Upper
92
,000
4,88766
,60246
3,69113
6,08419
8,113 58,665
,000
4,88766
,60246
3,68200
6,09332
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ROC Curve
Case Processing Summary
KEJADIAN KPD
Valid N (listwise)
a
Positive
47
Negative
47
Larger values of the test result
variable(s) indicate stronger evidence for
a positive actual state.
a. The positive actual state is KPD.
Area Under the Curve
Test Result Variable(s): hitung leukosit darah
Asymptotic 95% Confidence Interval
a
b
Area
Std. Error
Asymptotic Sig.
Lower Bound
Upper Bound
,882
,035
,000
,813
,950
The test result variable(s): hitung leukosit darah has at least one tie between the positive
actual state group and the negative actual state group. Statistics may be biased.
a. Under the nonparametric assumption
b. Null hypothesis: true area = 0.5
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
SKRIPSI
Coordinates of the Curve
Test Result Variable(s):
Positive if Greater Than
Sensitivity
a
or Equal To
4,5400
1,000
5,8350
1,000
6,1750
1,000
6,2500
1,000
6,3100
1,000
6,4150
1,000
6,5400
1,000
6,6300
1,000
6,7350
1,000
6,8050
1,000
6,8550
1,000
6,9750
1,000
7,0800
1,000
7,1150
1,000
7,1350
1,000
7,2050
1,000
7,3900
,979
7,5800
,957
7,6550
,957
7,6800
,957
7,7800
,936
7,9000
,936
7,9850
,915
8,0950
,915
8,1650
,915
8,2200
,894
8,3000
,894
8,4200
,894
8,5200
,872
8,5650
,872
8,6750
,851
8,7900
,851
8,8450
,851
8,8750
,851
8,9050
,830
8,9850
,830
9,0550
,830
9,0900
,809
9,1150
,809
9,1250
,787
9,1600
,787
9,2300
,787
9,2800
,787
9,3900
,766
9,5300
,766
9,6250
,766
9,6900
,766
Specificity
0,000
0,021
0,043
0,064
0,085
0,106
0,128
0,149
0,170
0,191
0,213
0,234
0,255
0,277
0,298
0,319
0,319
0,319
0,340
0,383
0,383
0,404
0,404
0,447
0,468
0,489
0,511
0,532
0,532
0,553
0,553
0,574
0,596
0,617
0,617
0,638
0,660
0,660
0,681
0,681
0,702
0,723
0,745
0,745
0,766
0,787
0,809
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
9,7300
,766
0,830
9,7950
,766
0,851
9,9300
,766
0,872
10,0800
,766
0,894
10,1500
,766
0,915
10,2150
,766
0,936
10,3250
,745
0,936
10,5150
,723
0,936
10,6850
,702
0,936
10,8800
,702
0,957
11,0650
,681
0,957
11,1600
,681
0,979
11,3100
,660
0,979
11,5450
,660
1,000
11,7300
,638
1,000
11,8850
,617
1,000
12,1400
,596
1,000
12,2900
,574
1,000
12,3500
,553
1,000
12,4650
,532
1,000
12,5550
,511
1,000
12,9000
,489
1,000
13,3300
,468
1,000
13,5000
,447
1,000
13,5700
,426
1,000
13,5900
,404
1,000
13,7500
,383
1,000
14,0450
,362
1,000
14,2850
,340
1,000
14,3900
,319
1,000
14,5950
,298
1,000
14,9650
,277
1,000
15,2600
,255
1,000
15,9350
,234
1,000
16,9150
,213
1,000
17,6350
,191
1,000
18,0400
,170
1,000
18,2350
,149
1,000
18,4500
,128
1,000
19,0450
,106
1,000
19,6050
,085
1,000
19,7500
,064
1,000
20,2500
,043
1,000
20,7550
,021
1,000
21,8100
0,000
1,000
The test result variable(s): hitung leukosit darah has at least one
tie between the positive actual state group and the negative
actual state group.
a. The smallest cutoff value is the minimum observed test value
minus 1, and the largest cutoff value is the maximum observed
test value plus 1. All the other cutoff values are the averages of
two consecutive ordered observed test values.
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
Cu-off poin
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
Lampiran 8: Lembar Konsultasi
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
SKRIPSI
HITUNG LEUKOSIT PADA...
IQSYADINA FIKRIYA
Download